6

Click here to load reader

Fresh Concrete

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cor

Citation preview

FRESH CONCRETE ( BETON SEGAR )

FRESH CONCRETE ( BETON SEGAR )KELOMPOK 1:HANA MAULANA SIREGAR (09 0404 120)WAHYU AGRIVA TARIGAN (09 0404 146)DEWI TAMBUNAN (09 0404 150)ONZA TIRANDA (09 0404 171)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SUMATERA UTARA2014

Beton segar adalah gabungan antara semen agregat (halus dan kasar) dan air yang saling mengikatdan belum mengeras masih bersifat lunakdan dapat membentuk dengan mudah.

Sifat2 beton segar:Mudah dikerjakan (wokability)

Kemudahan pengerjaan (workability) merupakan tingkat kemudahan adukan beton untukdiaduk,diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpamengurangi homogenitas beton, dan beton tidak terurai (bleeding) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan yangdirencanakan.

Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan antara lain:

Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton. Makin banyak air yangdipakai makin mudah beton segar dikerjakan.Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan carapengerjaan adukan beton, karenadiikuti dengan bertambahnya air campuran untukmemperoleh nilai fas yang tetap.Gradasi campuran pasir dan kerikil. Apabila mengikuti gradasi campuran yang telah disarankanoleh peraturan, maka adukan beton akan mudahdikerjakan.Pemakaian butir-butir batuan yang bulat mempermudah cara pengerjaan beton.Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakaijuga berpengaruh terhadap tingkat kemudahan pengerjaan.Cara pemadatan adukan beton. Bila dilakukan dengan alat getar, maka diperlukan tingkat kelecakan (keenceran) yang berbeda.

Faktor utama yang mempengaruhi wokability adalah kandungan airdi dalam campuran, sedangkan faktor lainnya adalah gradasi agregat, bentuk, dan tekstur permukaan agregat, proporsi campuran serta kombinasi gradasi. Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan eratdengan tingkat kelecakan(keenceran) adukan beton. Untuk mengetahui tingkat kelecakanadukan beton biasanya dilakukan dengan percobaan slump. Makin besar nilai slump berartiadukan beton semakin encer dan ini berarti semakin mudah dikerjakan. Pada umumnya nilai slump berkisar antara 5 - 12,5 cm.

Pemisahan Kerikil (segregation)

Kecenderungan butir-butir kerikil memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation. Campuran beton yang kelebihan air dapatmenyebabkan segregasi, dimana terjadi pengendapanpartikel yang berat ke dasar beton segar dan partikel-partikel yang lebih ringan akan menuju kepermukaan beton segar. Hal-hal tersebut akan mengakibatkanbeberapa keadaan pada beton yaitu terdapat lubang-lubang udara, beton menjadi tidakhomogen dan permeabilitas serta keawetan berkurang.

Faktor yg mempengaruhi segregasi:

Ukuran partikel yang lebih besar dari 25 mmBerat jenis agregat kasar lebih besar daripada agregat halusKurangnya jumlah material halus dalam campuranBentuk buti yg tidak rata dan tidak bulatCampuran yg terlalu basah atau terlalu keringPemisahan Air (bleeding)

Kecenderungan campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang barusajadipadatkan disebut bleeding. Hal ini disebabkan ketidakmampuan bahan solid dalam campuran untuk menahan seluruh air campuran ketika bahan itu bergerak ke bawah. Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir halus pasir, yangpada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak sebagai selaput. Lapisan ini dikenalsebagai laitance. Bleeding biasanya terjadi pada campuran beton basah (kelebihan air) atau campuran adukan beton dengan nilai slump tinggi.

Campuran terlalu basah (W/C ratio terlalu tinggi) atau adanya penambahan air pada saat pengecoran.Rancangan campuran beton yang kurang baik sehingga tidak cukup material halus untuk menahan laju air kepermukaan beton.Adapun sifat-sifat beton segar adalah :

Workabilitas

Sifat ini merupakan ukuran daritingkat kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunanpembentuk beton. Taiji saji (1984) menguraikan bahwa sifat workabilitasbeton segar ditandai dengan enam karakter yaitu : konsistensi, plasticity (plastisitas), placeability (kemudahan dituang), flowability (keenceran), finishability (kemudahan dirapikan), dan pumpability (kemudahan dipompa). Sedang Newman dalam Murdock (1999) menuliskan bahwa sekurang-kurangnya tiga sifat yang terpisah dalam mendefinisikan sifat ini, yaitu:

Kompakbilitas, kemudahan beton dipadatkanMobilitas, kemudahan beton mengalir dalam cetakanStabilitas, kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen, koheren dan stabil selama dikerjakan atau dipadatkan.

Tingkat kompakbilitas campuran tergantung pada nilai faktor air semennya. Semakin kecil nilai faktor air semen, adukan beton semakin kental dan kaku sehingga makin sulit untukdipadatkan. Sebaliknya semakin besar nilai faktor air semen adukan beton semakin encer. Dan semakin sulit untuk mengikat agregat sehingga kekuatan beton yang dihasilkan semakin rendah. Pengamatan workabilitas beton di lapangan padaumumnya dilakukan dengan slump test.

Pengetesan ini merupakan petunjuk dari sifat mobilitas dan stabilitas beton. Neville (1981) menuliskan bahwa slump test bermanfaat untuk mengamati variasi keseragaman campuran. Pada beton biasa, pengujian slump dilakukan untuk mencatat konsistensi dalam satuan mmpenurunan benda uji beton segar selama pengujian.

Selain itu workabilitas dapat juga diamati dengan mengukur faktor kepadatan, yaitu rasio antara berat aktual beton dalam silinder dengan berat beton dalam kondisi padat pada silinder yang sama. Faktor kepadatan memberikan indikasi bahwa tingkat kemampuan beton tersebut dipadatkan.

Murdock (1986) membuat suatu hubungan antara tingkat workabilitas,nilai slump dan faktor kepadatan adukan sebagai berikut :

Pengukuran workabilitas pada mortar beton dilakukan dengan pemeriksaan meja getar (flow tabel) sesuai dengan ASTM C124-39. Hasil test ini menunjukkan konsistensi mortar dengan mengukur tingkat penyebaran campuran ketika menerima sentakan pada flow table selama 15 kali dalam 15 detik. Nilai fluiditas didefinisikan sebagai peningkatan diameter penyebaran mortar segar (D dalam cm) dikurangi diameter sebelumnya (10 cm), secara matematis rumus fluiditas adalah sebagaiberikut :Flow = D -10 x 100/10

Untuk mortar beton normal nilainya antara 0150%