FTI-20406916 JURNAL

Embed Size (px)

Citation preview

  • RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL KONVEYOR PENGHITUNG BARANG

    MENGGUNAKAN PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) OMRON

    TIPE CPM1A 20 CDR

    UJANG SONJAYA/20406916

    Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin

    ABSTRAKSI

    Kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat, berkembang dan bervariasi, untuk

    memenuhi kebutuhan tersebut industri membutuhkan suatu alat yang dapat mengontrol dan

    mengendalikan proses permesinan secara otomatis dan dapat diaplikasikan di semua mesin

    industri sehingga menghasilkan produk dalam jumlah besar, presisi, dan dengan mutu yang

    baik yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan manusia. Berdasarkan Fenomena di

    atas industri yang bergerak di bidang rekayasa teknik kontrol menghasilkan sebuah alat

    yaitu PLC. PLC (Programmable Logic Controller) adalah suatu alat berbasis mikroprosesor

    yang dapat diprogram untuk mengontrol dan mengendalikan proses permesinan secara

    otomatis. PLC banyak digunakan sebagai sistem kontrol otomatis di setiap aspek industri

    mulai dari industri manufaktur, industri perakitan, industri elektronik, industri pengepakan

    dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem

    kontrol konveyor penghitung barang menggunakan PLC. sistem kontrol menggunakan PLC

    ini memiliki jalur masukan sebagai input yaitu 2 buah tombol untuk menyalakan dan

    mematikan kerja sistem, dan 2 buah sensor untuk mengontrol keberadaan barang diatas

    konveyor barang dan menghitungnnya kemudian dimasukan ke dalam kotak kemasan/box

    yang berada di atas konveyor box, dan jalur keluaran sebagai output yaitu 2 buah motor DC

    untuk menggerakan 2 buah konveyor tersebut. PLC yang digunakan sebagai sistem kontrol

    harus diprogram, bahasa pemrograman yang digunakan adalah diagram tangga dan kode

    mnemonik, diagram tangga dibuat menggunakan software syswin versi 3.4 melalui komputer,

    dan kode mnenonik dibuat menggunakan programming console. Setelah program dibuat

    kemudian disimulasikan menggunakan PLC Simulator untuk mengetahui apakah program

    tersebut benar atau tidak.

    Kata Kunci : Konveyor, PLC, Programming console, Syswin, PLC Simulator

    1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi otomasi industri

    pada saat ini sudah semakin pesat dan luas

    hal ini didorong oleh kebutuhan industri

    yang semakin berkembang dan bervariasi

    dari tahun ketahun, kemajuan ini dapat kita

    lihat dengan semakin banyak industri yang

    menggunakan sistem otomasi dalam

    menjalankan proses-proses produksinya,

    seperti pada industri perakitan mobil,

    industri manufactur, industri makanan,

    industri minuman, industri elektronik,

    industri kosmetik, dan lain sebagainya.

    Begitu pesat dan luas penggunaan

    sistem otomasi disetiap bidang industri,

    yang mana sistem otomasi tersebut tidak

    lepas dari penggunaan sistem kontrol

    konvensional yang terdiri dari beberapa

    komponen yaitu Relai, Kontaktor,

    magnetik kontaktor , namun sistem

    tersebut sudah semakin ditinggalkan

    karena memiliki banyak kelemahan dan

    digantikan oleh kehadiran PLC (

    Programmable Logic Controller ) yang

    memiliki banyak kelebihan.

    PLC (Programmable Logic Controller )

    merupakan sebuah alat yang digunakan

  • untuk menggantikan rangkaian sederetan

    relai yang dijumpai pada sistem kontrol

    proses konvensional, dirancang untuk

    mengontrol suatu proses permesinan

    secara otomatis. Jenis dan tipe PLC sangat

    banyak dan berpariasi sesuai dengan

    perusahaan yang mengeluarakan produk

    PLC tersebut.

    PLC banyak digunakn pada aplikasi-

    aplikasi industri, misalnya pada proses

    pengepakan, penanganan bahan, perakitan

    otomatis dan lain-lain. Dengan kata lain,

    hampir semua aplikasi yang memerlukan

    kontrol listrik atau elektronik

    membutuhkan PLC. Maka oleh karena itu

    penulis mencoba merancang, membuat

    dan meneliti sistem kontrol konveyor

    penghitung barang menggunakan PLC

    Omron tipe CPM1A 20 CDR

    2. LANDASAN TEORI 2.1. PLC (Programmable Logic

    Controller)

    2.1.1 Pengertian PLC

    PLC (Programmable Logic Controller)

    ialah rangkaian elektronik berbasis

    mikroprosesor yang beroperasi secara

    digital, menggunakan programmable

    memory untuk menyimpan instruksi yang

    berorientasi kepada pengguna, untuk

    melakukan fungsi khusus seperti logika,

    sequencing, timing, arithmetic, melalui

    input baik analog maupun discrete /

    digital, untuk berbagai proses

    permesinan[14]

    PLC merupakan sebuah alat yang

    digunakan untuk menggantikan rangkaian

    sederetan relai yang banyak dijumpai pada

    sistem kontrol konvensional, dirancang

    untuk mengontrol suatu proses

    permesinan[2]

    PLC jika dibandingkan dengan sistem

    kontrol konvensional memilki banyak

    kelebihan antara lain :

    1. Butuh waktu yang tidak lama untuk membangun, memelihara, memperbaiki

    dan Mengembangkan sistem kendali,

    pengembangan sistem yang mudah.

    2. Ketahanan PLC jauh lebih baik, Lebih murah.

    3. Mengkonsumsi daya lebih rendah, 4. Pendeteksian kesalahan yang mudah

    dan cepat,

    5. Pengkabelan lebih sedikit, 6. Perawatan yang mudah, 7. Tidak membutuhkan ruang kontrol

    yang besar,

    8. Tidak membutuhkan spare part yang banyak, dan lain-lain.

    2.1.2. Jenis-jenis PLC Berdasarkan jumlah input/output yang

    dimilikinya ini. secara umum PLC dapat

    dibagi menjadi tiga kelompok besar:

    1. PLC mikro. PLC dapat dikatagorikan mikro jika jumlah input/ output pada

    PLC ini kurang dari 32 terminal

    2. PLC mini. Katagori ukuran mini ini adalah jika PLC tersebut memiliki

    jumlah input/output antara 32 sampai

    128 terminal.

    3. PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack PLC dapat

    dikatagorikan sebagai PLC besar jika

    jumlah input/ output-nya lebih dari 128

    terminal.

    Fasilitas, kemampuan, dan fungsi yang

    tersedia pada setiap kategori tersebut pada

    umumnya berbeda satu dengan lainnya.

    Semakin sedikit jumlah input/output pada

    PLC tersebut maka jenis instruksi yang

    tersedia juga semakin terbatas.

    2.1.3. Komponen-komponen Utama

    PLC

    Komponen Utama atau perangkat keras

    penyusun PLC adalah (1) Catu Daya /

    Power Supply, (2) CPU (Central

    Processing Unit) yang didalamnya

    terdapat prosesor, dan memori, (3) Modul

    Masukan (Input Modul), dan Modul

    Keluaran (Output Modul), dan (4)

    Perangkat Pemrograman.

  • Gambar 2.1 Komponen-komponen

    utama PLC[3]

    A. Catu Daya (Power Supply). Catu daya listrik digunakan untuk

    memberikan pasokan daya keseluruh

    komponen-komponen PLC. Kebanyakan

    PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC

    atau 220 VAC, beberapa PLC catu

    dayanya terpisah (sebagai modul

    tersendiri), yang demikian biasanya

    merupakan PLC besar, sedangkan PLC

    medium atau kecil catu dayanya sudah

    menyatu.

    B. CPU ( Central Processing Unit ). CPU atau Unit Pengolahan Pusat,

    terdiri dari 3 komponen penyusun : (1)

    Prosesor, (2) Memori dan (3) Catu Daya (

    Power Supply )

    Gambar 2.2 Komponen utama

    penyusun CPU[5]

    Prosesor merupakan otak dari sebuah

    PLC , fungsi utama adalah mengatur tugas

    pada keseluruhan sistem PLC,

    mengerjakan berbagai operasi antara lain

    mengeksekusi program, menyimpan dan

    mengambil data dari memori, membaca

    nilai input dan mengatur nilai output,

    memeriksa kerusakan, melakukan operasi-

    operasi matematis, manipulasi data, tugas-

    tugas diagnostik, serta melakukan

    komunikasi dengan perangkat lain.

    Gambar 2.3 Sistem PLC

    [4]

    Memori adalah area dalam CPU PLC

    tempat data serta program disimpan dan

    dieksekusi oleh prosesor, pengetahuan

    tentang sistem memori pada PLC akan

    sangat membantu dalam memahami cara

    kerja PLC.

    Secara umum memori dapat dibagi dua

    kategori: Volatile ( mudah hilang ) dan

    Nonvolatile, program atau data pada

    memori volatile akan hilang jika catu daya

    PLC mati. Memori ini juga dikenal dengan

    nama RAM ( Random Acces Memory ).

    Dalam sebagian PLC memori jenis RAM

    masih digunakan untuk menyimpan

    program pengguna ( aplikasi ) dengan

    menggunakan baterai sebagai back up

    daya jika catu daya mati. Adapun sifat dari

    memori nonvolatile yaitu program atau

    data yang tersimpan di dalamnya tidak

    akan hilang walaupun catu daya PLC mati,

    yang termasuk kategori ini adalah :

    ROM (Read-Only Memory ) jenis memori ini dirancang untuk menyimpan

    data atau program secara permanen.

    Pada PLC, ROM digunakan untuk

    menyimpan sistem operasi dan bios

    PROM ( Programmable Read-Only Memory ) memori ini dapat diprogram

    ulang dengan menggunakan alat

    pemrograman khusus. digunakan untuk

    back up program.

    EPROM ( Erasable Programmable Read-Only Memory ) memori ini

    turunan dari jenis PROM yang dapat

    diprogram ulang setelah program yang

    sebelumnya dihapus dengan

    menggunakan Sinar Ultraviolet.

  • EEPROM ( Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory )

    adalah memori nonvolatile yang

    menyerupai RAM. Kebanyakan PLC

    menggunakan memori jenis ini untuk

    menyimpan program pengguna, alasan

    utama adalah kemudahan dalam

    mengubah program pada memori

    tersebut, yaitu hanya dengan

    menggunakan prangkat pemrograman

    PLC itu sendiri, misalnya Komputer

    atau unit miniprogramer. Salah satu

    kerugian memori jenis ini adalah

    keterbatasan dalam kemampuan hapus-

    tulisnya ( Erase/Write ) yaitu sekitar

    10.000 kali.

    C. Modul Masukan dan Modul Keluaran. Modul masukan dan keluaran adalah

    perantara antara PLC dengan perangkat

    keras masukan dan perangkat keras

    keluaran. Gambar 2.4 menunjukan posisi

    keduanya dalam sistem PLC. Modul

    masukan dan keluaran pada PLC mini

    umumnya sudah Built in di PLC.

    Tujuannya adalah melindungi CPU PLC

    dari sinyal yang tidak dikehendaki yang

    dapat merusak CPU itu sendiri. Modul

    masukan dan modul keluaran ini berfungsi

    untuk mengkonversi atau mengubah

    sinyal-sinyal masukan dari perangkat keras

    masukan ke sinyal-sinyal yang sesuai

    dengan tegangan kerja CPU PLC

    (misalnya masukan dari sensor dengan

    tegangan kerja 5 Volt DC harus

    dikonversikan menjadi tegangan 24 Volt

    DC agar sesuai dengan tegangan kerja

    CPU PLC). Hal ini dapat dilakukan

    dengan mudah yaitu dengan menggunakan

    opto-isolator sebagaimana ditunjukan pada

    gambar 2.5.

    Gambar 2.4 Rangkaian modul

    masukan[2]

    Dengan menggunakan opto-isolator

    maka tidak ada hubungan kabel sama

    sekali antara perangkat keras

    masukan/keluaran dengan unit CPU.

    Secara optic dipisahkan (perhatikan

    gambar 2.5) dengan kata lain, sinyal

    ditransmisikan melalui cahaya. Cara

    kerjanya sederhana, perangkat keras

    masukan akan memberikan sinyal untuk

    menghidupkan LED (dalam opto-isolator)

    akibatnya phototransistor akan menerima

    cahaya dan akan menghantarkan arus

    (ON), CPU akan melihatnya sebagai

    logika nol. Begitu juga sebaliknya, saat

    sinyal masukan tidak ada lagi maka LED

    akan mati dan phototransistor akan

    berhenti menghantar sinyal (OFF), CPU

    akan melihatnya sebagai logika satu.

    Perbedaan antara modul masukan dan

    modul keluaran adalah LED pada modul

    masukan dihidupkan oleh perangkat keras

    masukan sementara LED pada modul

    keluaran dihidupkan oleh CPU PLC.

    Gambar 2.5 Rangkaian modul

    keluaran[2]

    D. Perangkat Pemrograman (Programming Device).

    Programming Device adalah alat untuk

    memasukan (membuat atau mengedit)

    program ke dalam PLC. Ada 2 perangkat

    program yang biasa digunakan (1)

    Miniprogrammer atau Programming

    Console, dan (2) Komputer.

    D.1. Miniprogrammer atau Konsole.

    Miniprogrammer atau Programming

    Console (biasa disebut Konsol) adalah

    sebuah perangkat seukuran kalkulator saku

    yang berfungsi untuk memasukkan

    instruksi-instruksi program ke dalam PLC.

    Umumnya, instruksi-instruksi program

  • dimasukan dengan mengetikkan simbol-

    simbol diagram tangga dengan

    menggunakan kode mnemonik (Mnemonic

    Code).

    Sebagai contoh, untuk memprogram

    diagram tangga pada gambar dibawah ini

    dengan menggunakan PLC produksi

    OMRON maka diketikkan instruksi -

    instruksi pada Programming Console

    sebagai berikut:

    Gambar 2.6 Diagram tangga yang akan

    diketik pada konsol[5]

    Tabel 2.1 Contoh kode mnemonik dan

    pengalamatannya untuk gambar 2.7

    Kode Mnemonik Alamat

    LD 00000

    OR 00002

    AND 00001

    OUT 00100

    LD 00002

    OUT 00101

    Dalam hal ini, simbol-simbol LD, OR

    LD, AND OUT adalah kode mnemonik

    yang dapat berbeda, tergantung vendor

    pembuat PLC ( misalnya instruksi LD

    ekivalen dengan instruksi STR pada PLC

    produksi Allen Bradley ) sedangkan

    bilangan numeris 00000, 00002, 00100,

    dan 00100 adalah parameter yang berupa

    alamat-alamat terminal masukan dan

    terminal keluaran PLC tersebut

    Pada umumnya, miniprogrammer

    dirancang untuk kompatibel dengan dua

    atau lebih PLC dalam sebuah tipe. Selain

    digunakan untuk memasukkan program

    diagram ladder, beberapa jenis

    miniprogrammer juga dilengkapi fasilitas

    untuk monitoring klan tugas-tugas

    diagnostic

    Gambar 2.7 Miniprogrammer

    D.2. Komputer Pemrograman PLC dengan

    menggunakan miniprogrammer ini akan

    sangat melelahkan jika jumlah anak tangga

    pada diagram ladder yang akan diprogram

    berukuran relatif besar. Umumnya,

    penggunaan konsol ini biasa digunakan

    hanya untuk pengeditan program saja.

    Untuk memasukkan program secara

    keseluruhan pada PLC, dapat digunakan

    Komputer.

    Vendor-vendor PLC umumnya

    menyertakan perangkat lunak ( Software )

    untuk mengimplementasikan pemasukan

    program diagram tangga, pengeditan,

    dokumentasi dan monitoring ke dalam

    PLC.

    Gambar 2.8 Pemrograman PLC dengan

    menggunakan komputer.

    E. Perangkat Keras Masukan/Keluaran PLC.

    PLC harus dihubungkan dengan

    perangkat keras masukan sebagai

    pengendali dan perangkat keras keluaran

    sebagai sesuatu yang dikendalikan

    sementara PLC tersebut bekerja sebagai

    pemroses, seperti diperlihatkan pada

    gambar di bawah ini.

  • Gambar 2.9 Perangkat masukan dan

    perangkat keluaran PLC[3]

    E.1. Perangkat Keras Masukan (Input

    Device) Input Device merupakan bagian PLC

    yang berhubungan dengan perangkat luar

    yang memberikan masukan kepada CPU,

    perangkat masukan dapat berupa tombol,

    Switch, Saklar, Sensor atau perangkat ukur

    lain. Perangkat masukan memicu eksekusi

    logika/program pada PLC

    Gambar 2.10 Perangkat keras

    masukan PLC[5]

    Perangkat masukan PLC terbagi dua

    yaitu : Perangkat Masuka Diskrit (

    Discrete Input Device ) dan Perangkat

    Masukan Analog ( Analog Input Device ).

    Sebelum melangkah lebih jauh, penting

    untuk memahami istilah diskrit dan analog. Karena keduanya menentukan sinyal yang akan diterima atau dihasilkan

    oleh peralatan. Discrete input device

    menghasilkan sinyal 0 dan 1, sedang

    analog input device menghasilkan sinyal

    dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4, ). Demikian juga discrete output device

    diaktifkan oleh sinyal 0 dan 1, sedang

    analog output device dapat diaktifkan oleh

    sinyal dengan range tertentu (0, 1, 2, 3, 4,

    ) Diskrit yang pada dasarnya hanyalah

    sinyal-sinyal hidup/ mati, adapun analog yaitu sinyal-sinyal yang

    amplitudonya mempresentasikan

    magnitude kuantitas yang dideteksi. Sinyal

    analog yang sering dijumpai adalah sinyal

    arus 4-20 mA, tegangan 0-5 Volt

    Perangkat keras masukan yang termasuk

    discrete ( Discrete Input Device ) adalah:

    Selector switches, push buttons,

    thumbwheel switches

    Photoelectric eyes, limit switches,

    circuit breakers

    Proximity switches, level switches

    Motor starter contacts

    Relay contacts

    Fans, lights, horns, valves

    Perangkat keras masukan yang termasuk

    analog (Analog input device) adalah:

    Temperature sensors

    CO2 sensors

    Pressure sensors

    Humidity sensors

    Flow sensors

    Potentiometers.

    E.2. Perangkat Keras Keluaran (Output

    Device)

    Output Device Merupakan bagian PLC

    yang berhubungan dengan perangkat luar

    yang memberikan keluaran dari CPU,

    perangkat keluaran dapat berupa Motor

    AC/DC, lampu, katup dan lain-lain.

    Perangkat keluaran tersebut akan bekerja

    sesuai dengan perintah yang dimasukan

    kedalam PLC.

    Gambar 2.11 Perangkat keras

    keluaran[5]

    Perangkat keluaran PLC juga terbagi

    dua yaitu : Perangkat Keluaran Diskrit (

    Discrete Output Device ) dan Perangkat

    Keluaran Analog ( Analog Output Device

    ).

  • Perangkat keras keluaran yang

    termasuk discrete ( Discrete Output Device

    ) adalah:

    Alarms

    Control relays

    Fans, lights, horns, valves

    Motor starters, solenoids

    Perangkat keras keluaran yang

    termasuk analog ( Analog Output Device )

    adalah:

    Analog Valves

    Actuators

    Chart Recorders

    Electric Motor Drives

    Analog Meters

    Pressure Sensors

    Pemrograman PLC

    Berkaitan dengan pemrograman PLC,

    ada lima model atau metode yang telah

    distandardisasi penggunaannya oleh IEC

    (International Electrotechnical

    Commission) 1131-3 adalah sebagai

    berikut:

    List Instruksi (Instruction List) - Pemrograman dengan menggunakan

    instruksi-instruksi bahasa level rendah

    (Mnemonic), seperti LD, AND, OR dan

    lain sebagainya.

    Table 2.2 Contoh list instruksi

    ALAMAT INSTRUKSI OPERAN

    0 LD 00000

    1 AND NOT 00001

    2 OUT 00002

    3 END

    Diagram Tangga (Ladder Diagram) Pemrograman berbasis logika relai,

    cocok digunakan untuk persoalan-

    persoalan kontrol diskret yang

    input/output hanya memiliki dua

    kondisi on atau off seperti pada sistem

    kontrol konveyor, lift, dan motor-motor

    industri.

    Gambar 2.12 Diagram tangga

    Diagram Blok Fungsi ( Function Blok Diagram ) Pemrograman berbasis aliran

    data Secara grafis. Banyak digunakan

    untuk tujuan kontrol proses yang

    melibatkan Perhitungan-perhitungan

    kompleks dan akuisisi data analog.

    Gambar 2.13(a) Diagram tangga (b)

    Diagram blok fungsional

    ekivalennya[4]

    Diagram Fungsi Sekuensial (Sequential Function/Flow Charts) - Metode grafis

    untuk pemrograman terstruktur yang

    banyak melibatkan langkah-langkah

    rumit, seperti pada bidang robotika,

    perakitan kendaraan, Batch Control,

    dan lain sebagainya.

    Gambar 2.14 Diagram Fungsi

    Sekuensial[4]

    Teks Terstruktur (Structured Text) - Tidak seperti keempat metode

    sebelumnya, pernrograman ini

    menggunakan statemen-statemen yang

    umum dijumpai pada bahasa level

    tinggi (high level programming) seperti

  • If/Then, Do/While, Case, For/Next, dan

    lain sebagainya. Dalam aplikasinya,

    model ini cocok digunakan untuk

    perhitungan-perhitungan matematis

    yang kompleks, pemrosesan tabel, serta

    fungsi fungsi kontrol yang memerlukan

    algoritma khusus.

    Gambar 2.15 Teks Terstruktur

    Walaupun hampir semua vendor PLC

    telah mendukung kelima model

    pemrograman tersebut, tetapi secara de

    facto sampai saat ini yang sangat luas

    penggunaannya terutama di industri adalah

    diagram tangga. Alasan utamanya adalah

    diagram ini sangat mudah untuk dipahami

    para teknisi, di pabrik umumnya telah

    lebih dahulu familiar dengan jenis diagram

    tangga elektromekanis, yaitu diagram

    tangga dengan menggunakan simbol-

    simbol komponen elektromekanis dalam

    penggambaran logika kontrolnya.

    Konveyor

    Konveyor adalah salah satu jenis alat

    pengangkut atau pemindah yang berfungsi

    untuk mengangkut atau memindahkan

    bahan-bahan industri yang berbentuk

    padat, terdiri dari ban berbentuk bulat

    menyerupai sabuk (Belt) yang diputar oleh

    motor. Konveyor memiliki banyak jenis

    dibuat sesuai dengan kebutuhan industri

    seperti Belt Conveyor, Chain Conveyor,

    Screw Conveyor

    ( a ) Belt Conveyor ( b ) Chain

    Conveyor ( c ) Screw Conveyor

    Gambar 2.36 Jenis-jenis konveyor

    Dari banyak jenis konveyor maka

    dipilihlah Konveyor Sabuk (Belt

    Conveyor) karena lebih mudah dibuat dan

    lebih hemat. Komponen utama dari

    Konveyor Sabuk ini adalah : Roller, Sabuk

    (Belt), Rangka, Motor DC, Roda

    Gigi/Pulley.

    PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

    PROTOTIPE KONVEYOR

    PENGHITUNG BARANG

    3.1. Pembuatan Alat Penelitian Dalam proses perancangan, dan

    pembuatan prototipe konveyor penghitung

    barang berbasis PLC ini diperlukan

    beberapa alat dan bahan yang menunjang

    pembuatannya. Selain pembuatan

    perangkat keras (Hardware) yang

    berwujud konveyor beserta pengendalinya

    juga diperlukan pembuatan program

    (Software) yang akan dimasukkan ke

    dalam CPU PLC sebagai pengendali

    Prototipe konveyor tersebut, program yang

    akan digunakan adalah Program Diagram

    Tangga (Ladder Diagram Programming)

    dengan menggunakan software Sywin 3.4.

    yang akan dijelaskan pada bab 4.

    3.2. Diagram Alir Pembuatan Konveyor Perancangan dan pembuatan

    perangkat keras ini bertujuan untuk

    pembuktian dan aplikasi secara nyata dari

    proses sistem pengendali yang berbentuk

    sebuah prototipe, sehingga dapat dipahami

    dengan mudah dan jelas. Adapun langkah-

    langkah pembuatannya prototipe konveyor

    adalah sebagai berikut :

  • Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan

    prototipe konveyor

    3.3. Rangkaian Pengendali Konveyor Rangkaian pengendali yaitu rangkaian

    yang berfungsi sebagai pengendali

    konveyor yang juga merupakan bagian

    dari perangkat keras masukan ( input

    device ), rangkain pengendali terdiri dari :

    1. Catu Daya 2. Sensor Cahaya 3. Tombol Start dan Tombol Stop 4. PLC

    Gambar 3.9 Diagram alir

    pembuatan rangkaian pengendali

    konveyor

    3.3.1. Catu Daya (Power Suplly) Untuk menggerakan motor konveyor

    diperlukan tegangan listrik yang sesuai

    dengan tegangan input motor konveyor

    tersebut yaitu 12 Volt DC. Power supply

    berfungsi menyuplai tegangan pada motor

    DC tersebut.

    Rangkaian power supply yang

    digunakan terdiri dari sebuah tansformator

    step down dan 4 buah dioda (diode bridge)

    yang akan menghasilkan output berupa

    tegangan DC. tegangan keluaran yang

    dikeluarkan adalah +12 Volt DC dan +5

    Volt DC. Catu daya ini mensuplai 2 buah

    komponen Kelistrika yaitu :

    Motor DC untuk penggerak Konveyor yang memiliki tegangan input sebesar

    12 Volt DC ( sebanyak 3 buah ),

    Sensor Proximity yang memiliki tegangan input +5 Volt DC, ( sebanyak

    2 pasang ).

    Pemasangan Catu Daya ini ditujukan

    agar komponen-komponen elektrikal yang

    terdapat pada prototipe konveyor yaitu

    motor dc penggerak konveyor, dan 2 buah

    sensor tidak rusak ketika terjadi tegangan

    tidak konstan.

    Pada catu daya ini, tegangan AC dari

    jala-jala listrik terlebih dahulu akan

    diturunkan dengan menggunakan

    transformator stepdown untuk kebutuhan

    regulasi sekunder. Tegangan yang

    diturunkan tersebut selanjutnya akan

    disearahkan oleh sebuah rectifier

    (Penyearah) dan akan distabilkan

    tegangannya oleh sebuah filter yang

    nantinya akan diteruskan pada rangkaian

    konveyor penghitung barang.

    Gambar 3.10 Rangkaian catu daya

    pada konveyor penghitung barang

    3.3.2. Sensor Photodioda. Sensor yang digunakan dalam

    rangkaian ini adalah sensor photodiode.

    Sensor yang digunakan sebanyak 2 bauh

    sensor 1 untuk menedeteksi keberadaan

    box (selanjutnya disebut sensor box) dan

    Driver

    Relay

  • sensor 2 untuk mendeteksi (menghitung)

    barang (selanjutnya disebut sensor

    barang). Photodioda digunakan sebagai

    detektor cahaya dan LED (Light Emiting

    Dioda) yaitu dioda pemancar cahaya, yang

    digunakan sebagai sumber cahaya yang

    diletakkan pada suatu tempat dimana objek

    dapat dideteksi ketika memotong garis

    cahaya.

    Photodiode dipasang berhadapan sejajar

    dengan Led agar dapat menerima cahaya

    dari Led, dalam kondisi normal sensor

    menghasilkan logika Nol, dan ketika

    cahaya terhalangi oleh benda maka akan

    menghasilkan nilai logika 1.

    Prinsip kerja sensor dalam kondisi

    normal sensor tanpa dilewati benda adalah

    Nol, dalam artian keluaran dari sensor

    tidak menghasilkan tegangan sama sekali,

    cahaya yang diterima oleh sensor

    pothodioda diatur pada komparator agar

    menghasilkan logika 0 yang berupa

    tengangan sebesar 0 volt, dan jika

    pothodioda tidak mendapatkan cahaya (

    terhalangi oleh benda ) maka output sensor

    akan menghasilkan logika 1 yang berupa

    tegangan sebesar 4,5 volt, karena output

    tegangan dari rangkaian sensor hanya 4,5

    volt saja maka ditambahkan Driver relay,

    yang fungsinya sebagai saklar otomatis

    yang menghubungkan tegangan catu daya

    dari PLC omron ke Jalur masukan pada

    PLC Omron, agar logika 1 dan 0 dapat

    dibaca oleh PLC.

    Gambar 3.11 Driver sensor

    proximity berbasis photodiode

    3.3.3. Tombol Start dan stop. Jenis tombol yang digunakan adalah

    tombol jenis Pushbutton. Menggunakan 2

    buah tombol, yang pertama berfungsi

    sebagai tombol start, dan yang kedua

    berfungsi sebagai tombol stop.

    3.3.4. Programmable Logic Controlller (PLC)

    PLC digunakan untuk mengontrol,

    mekanisme kerja konveyor penghitung

    barang. PLC yang digunakan adalah PLC

    Omron CPM1A 20 CDR yang akan

    dijelaskan secara singkat pada subbab 3.6.

    3.4. Diagram Alir Pembuatan Prototipe Konveyor Penghitung Barang

    Setelah pembuatan konveyor sebagai

    suatu alat yang akan dikendalikan

    (output), dan rangkaian pengendali yaitu

    catu daya, dan sensor terpasang sebagai

    alat pengendali (input), setelah itu

    pemasangan PLC sebagai pemroses.. Agar

    lebih jelas perhatikanlah diagram alir

    Gambar 3.12 Diagram alir pembuatan

    prototipe konveyor penghitung barang

    Gambar 3.13. Prototipe konveyor

    penghitung barang

  • 3.5. Pengkabelan Setelah terpasang semua, maka kita

    hubungkan semua rangkaian tersebut satu

    dengan yang lainnya dengan cara

    pengkabelan yaitu:

    1. Menghubungkan catu daya dengan sensor, motor konveyor a, motor

    konveyor b, tombol start, tombol stop

    dan input daya PLC (catu daya

    memasok daya kesemua komponen

    tersebut sesuai dengan kebutuhannya

    melalui terminal negatip (-))

    2. Menghubungkan tombol start, tombol stop, sensor box dan sensor benda

    (sebagai input) dengan terminal input

    PLC (perhatikan gambar 3.18a

    dibawah)

    3. Menghubungkan motor konveyor a dan motor konveyor b (sebagai output)

    dengan terminal output PLC

    (perhatikan gambar 3.18b dibawah)

    PLC

    Omron

    CPM 1 A

    20 CDR

    IN 00000

    OUT 01001

    IN 00002

    IN 00001

    OUT 01000

    IN 00003

    DC out

    24 V

    +

    -

    AC

    in 220v

    CATU DAYA

    +5 V out

    Ground

    +12 V out

    Ground

    AC

    Ground

    220 V in

    DC in

    12 vR 1

    R 4

    R 3

    R 2

    In 1

    In 2

    In 3

    In 4

    in 24 v

    Out 1

    Out 2

    Out 3

    Out 4

    Rangkaian Sensor

    ( Komparator )

    Out sensor 1

    Out sensor 2

    Pothodiode LED

    Pothodiode LED

    Sensor 1

    Sensor 2

    DC

    In 5v LM

    339

    Tombol

    START

    Tombol

    STOP

    Motor 1

    ( Konveyor pembawa benda )

    M1 M2

    Motor 2

    ( Konveyor pembawa box )

    + +_ _

    In Sensor 1 In Sensor 2

    Gambar 3.14. Skema pengkabelan

    rangkaian keseluruhan

    Gambar 3.15. Pengkabelan PLC

    dengan perangkat luar

    PENGUJIAN DAN

    PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Komponen.

    Sebelum melakukan pengujian

    prototipe konveyor penghitung barang

    maka kita harus menguji setiap komponen

    dari alat-alat tersebut yaitu Catu daya,

    Sensor dan Motor penggerak untuk

    memastikan bahwa setiap komponen

    tersebut terhubung satu dengan yang lain

    dan bekerja dengan baik.

    Gambar 4.1 Prototipe konveyor

    penghitung barang

    4.1.1. Pengujian Catu Daya Dalam setiap rangkaian elektronik pasti

    membutuhkan sumber tegangan atau catu

    daya, dalam alat yang dibuat ini

    membutuhkan catu daya tegangan DC 5

    volt, dan 12 volt, Catu daya menggunakan

    jenis adaptor yang dibuat sendiri, adapun

    rangkain catu daya dapat dilihat pada

    gambar 4.1 dibawah ini :

    Gambar 4.2. Rangkaian catu daya.

    Adapun langkah-langkah dalam

    pengujian catu daya yaitu :

    a. Menghubungkan tegangan input 220 volt dari PLN,.

    b. Mengukur tegangan sebelum diode, Ground (titik 1) dan setelah rangkain

  • adaptor (titik 2 dan titik 3). Titik 1 ke

    titik 2=5 V, titik 1 ke titik 3 = 12 V

    c. Mencatat hasil pengujian.

    Tabel 4.1. Hasil pengujian catu daya.

    No Catu daya Masukan AC Keluaran DC

    1 5 volt 220 volt 5 v

    2 12 volt 220 volt 12 volt

    4.1.2. Pengujian Sensor Gambar rangkaian sensor berbasis

    Photodiode dan Led dan Driver relay

    dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini:

    Gambar 4.3. Rangkain sensor dan driver

    relay

    Langkah pengujian

    Cara pengujian sensor melewati

    beberapa tahapan, yaitu :

    - Menghubungkan catu daya 5 volt kebagian rangkaian driver sensor, dan

    catu daya 12 volt ke bagian driver

    relay.

    - Melakukan pengujian pada bagian sensor yang diinginkan untuk

    mendapatkan hasil yang diinginkan,

    dengan menggunakan multimeter

    digital untuk melihat apakah keluaran

    dari sensor tersebut benar atau tidak.

    - Mencatat hasil pengujian.

    Tabel 4.2 Hasil pengujian sensor

    No Sensor

    photodioda

    tanpa

    penghalang

    dengan

    penghalang

    1 sensor 1 0 1

    2 sensor 2 0 1

    4.1.3 Pengujian Motor Penggerak

    Motor penggerak DC digunakan

    sebagai penggerak belt konveyor untuk

    membawa box dan barang, proses

    pengujian dilakukan dengan memberikan

    catu daya 12 volt dari adaptor ke motor

    DC, motor akan berputar menggerakkan

    gear yang ada pada konveyor dan memutar

    belt konveyor.

    4.2. Perancangan Program. Dalam merancang program kendali

    PLC haruslah menempuh tahapan-tahapan

    yang sistemastis sebagai berikut:

    Gambar 4.4. Diagram alir

    perancangan program

    4.2.1. Menguraikan Urutan Kendali Urutan kendali konveyor penghitung

    barang sepereti diperlihatkan pada diagram

    alir dibawah ini.

    Gambar 4.5 Diagram alir konveyor

    penghitung barang

  • 4.2.2. Menentukan Bit Operan untuk Perangkat Masukan dan

    Keluaran.

    Untuk konveyor penghitung barang bit

    operennya adalah seperti table dibawah ini.

    Tabel Pengalamatan (Addressing)

    Perangkat Masukan

    Perangkat Masukan

    No Komponen Alamat

    Input Fungsi

    1 Tombol

    Start 00000

    Menghidupkan

    sistem

    2 Tombol

    Stop 00001

    Mematikan

    Sistem

    3 Sensor 1 00002

    Memberhentikan

    box dan

    menghidupkan

    motor konveyor

    barang

    4 Sensor 2 00003

    Menghitung

    barang dan

    menghidupkan

    motor konveyor

    box

    Tabel Pengalamatan (Addressing)

    Perangkat Keluaran

    OUTPUT

    No Komponen Alamat

    Output Fungsi

    1

    Motor

    Konveyor

    1

    01000

    Menggerakan

    Konveyor

    Box

    2

    Motor

    Konveyor

    2

    01001

    Menggerakan

    Konveyor

    Barang

    4.2.3 Membuat Program Kendali

    Program kendali PLC dibuat dengan

    diagram tangga menggunakan software

    syswin 3.4 melalui komputer dan kode

    mneumonik melalui programming console.

    Gambar 4.6 Diagram tanggga dan kode

    mnemonik konveyor penghitung barang

    4.2.4 Membuat Program Menggunakan

    Syswin 3.4

    Sebelum program dimasukkan kedalam

    PLC maka program dibuati menggunakan

    perangkat lunak SYSWIN 3.4 yang

    kemudian disimulasikan dengan

    menggunakan simulator PLC. Setelah

    program benar baru kemudian dimasukkan

    kedalam PLC,

    Gambar 4.7.Diagram alir pembuatan

    program menggunakan syswin 3.4

    tahapan dalam pembuatan program

    menggunakan software syswin 3.4 sebagai

    berikut:

  • a. jalankan program syswin 3.4 sehingga tampak seperti pada gambar dibawah

    ini

    Gambar 4.8 Tampilan awal dari

    program Syswin 3.4

    b. Memasukkan instruksi-instruksi yang telah dibuat kedalam diagram tangga

    sesuai dengan urutan proses dan kerja

    dari system keseluruhan,

    Gambar 4.9.Diagram tangga konveyor

    penghitung barang

    Penjelasan diagram tangga gambar 4.9

    Diagram tangga 1 ( Penghitungan)

    Main 1

    Diagram tangga Program ini digunakan

    untuk mengendalikan prototipe konveyor

    penghitung barang

    Network 1

    Memulai proses yaitu menyalakan semua

    komponen konveyor penghitung barang

    Gambar 4.10.Tampilan network 1

    Untuk menjalankan dan menghentikan

    kerja alat dibutuhkan 2 buah tombol, yaitu

    tombol Start dan tombol Stop, tombol Start

    diberikan operand IN 00000 pada PLC,

    sedangkan tombol Stop menggunakan

    operand IN 00001 pada PLC, pada saat

    tombol Start ditekan maka akan

    menghidupkan Start_Jalan pada operand

    20000 yang menyebabkan konveyor akan

    terus berjalan walau tombol Start dilepas.

    Network 2

    Diagram tangga untuk menjalankan

    konveyor benda

    Gambar 4.11. Tampilan network 2

    Setelah Out 20000 ( Start_Jalan) terkunci

    dalam kondisi ON maka akan

    menghidupkan Konveyor_Benda yaitu

    menghidupkan motor penggerak konveyor

    yang membawa benda.

    Network 3

    Diagram tangga untuk menghitung benda

    yang lewat ( pencacah benda)

  • Gambar 4.12. Tampilan network 3

    Counter atau pencacah digunakan untuk

    menghitung jumlah benda yang akan

    masuk kedalam box, penghitungan

    dilakukan sebanyak 5 kali, setelah

    mencapai nilai 5 maka akan mengaktifkan

    CNT 000, dan di reset oleh sensor

    pembawa box ( Sensor_Box).

    Network 4

    Diagram tangga untuk menjalankan

    konveyor box,

    Gambar 4.13. Tampilan network 4

    jaringan diagram tangga ini digunakan

    untuk menghentikan konveyor benda

    setelah counter / penghitung mencapai

    hitungan 5, dan sekaligus menghidupkan

    konveyor pembawa box.

    Network 5

    Mengakhiri program.

    Gambar 4.14. Tampilan network 5

    Perintah END pada program digunakan

    untuk mengakhiri program, agar program

    tersebut dapat bekerja dengan sempurna.

    4.2.5. Menguji Program dengan menggunakan simulator PLC

    Setelah seluruh program dibuat

    dengan menggunakan SYSWIN 3.4,

    sebelum dimasukan ke dalam PLC, maka

    program harus diuji coba dengan

    menggunakan Simulator PLC yaitu sebuah

    program yang berfungsi untuk

    membuktikan kebenaran dari sebuah

    program, apakah program itu sudah betul

    atau masih salah. Selain itu dapat

    menetukan operand-operand yang keliru.

    Gambar 4.15. Tampilan Simulator PLC

    v1.0 karya Tang Tung Yan

    Gambar 4.16. Tampilan PLC Simulator

    dengan program penghtiung barang

    4.3. Memasukkan program ke dalam PLC Menggunakan Konsol

    Program PLC yang telah dibuat

    dimasukkan kedalam PLC Omron dengan

    menggunakan console pemrograman,

    memasukkan program dengan

    menggunakan console dilakukan secara

    meanual, mengikuti urutan program yang

    telah dibuat.

    Proses memasukkan program

    dilakukan dengan beberapa cara dibawah

    ini :

    a. Memasang kabel konektor dari console pemrogram ke PLC, setelah terpasang

    kemudian menghidupkan PLC sehingga

    console mendapatkan catu daya dari

  • PLC. Kemudian membuka password

    pada PLC dengan cara menekan tombol

    dengan demikian password pada PLC akan

    terbuka dan tampilan pada layar console

    menjadi 00000.

    b. Memutar posisi kunci selector ke mode Program, mode program digunakan

    untuk membuat, mengedit program

    pada PLC.

    c. Mengecek keadaan PLC, apakah didalam memori PLC sudah terdapat

    program atau belum, Jika terdapat

    program didalam PLC maka program

    dalam memori PLC harus dihapus

    dengan cara:

    d. Memulai memasukkan program yang

    telah dibuat kedalam PLC, sesuai

    dengan urutannya, adapun program

    yang telah dibuat dapat dilihat pada

    gambar dibawah ini:

    Gambar 4.17. Program kode mnemonik

    keseluruhan.

    4.4. Pengujian Alat Pengujian alat keseluruhan

    dilakukan dengan beberapa tahapan

    diantaranya :

    a. setelah program selesai dimasukkan kedalam PLC kemudia putar kunci

    selector pada PLC ke mode RUN atau

    MONITOR, hal ini dilakukan agar

    program yang telah dimasukkan

    kedalam PLC dapat bekerja.

    b. Menghidupkan catu daya utama untuk menhidupkan komponen-komponen

    pada alat, seperti sensor dan penggerak

    mekanis.

    c. Meletakkan benda pada konveyor pembawa benda dan menaruh box pada

    konveyor pembawa box, dengan posisi

    tidak menyentuh sensor.

    d. Tekan tombol Start, maka konveyor box akan jalan menuju arah jatuh benda

    dari konveyor pembawa benda. Dan

    siklus akan bekerja secara otomatis, lalu

    tekan tombol Stop untuk menghentikan

    kerja dari alat.

    e. Mengecek rangkaian penghitung atau counter, caranya dengan menghidupkan

    alat kemudian Start, lalu lewatkan

    benda melewati Sensor benda ( S 1 ),

    sebanyak 5 kali, jika benar maka

    konveyor pembawa benda akan

    berhenti dan konveyor pembawa box

    akan berjalan.

    f. Jika terjadi kegagalan dalam proses pengujian maka perlu dilakukan

    pengecekan perangkat mekanik dan

    elektrik dari alat tersebut, jika tidak ada

    kesalahan maka pengecekan selanjutnya

    dilakukan pada bagian program, lalu

    memperbaiki bagian yang salah sampai

    alat dapat bekerja dengan normal.

    4.5. Analisa Kerja Alat Setelah seluruh langkah pengujian

    selesai kemudian menganalisa kerja dari

    alat dan program, prinsip kerja dari alat

    tersebut yaitu :

    a. pada saat tombol Start ditekan maka konveyor box akan bergerak membawa

    bok sampai box tersebut mencapai

    sensor box.

    b. Setelah sensor box aktif maka konveyor pembawa box akan berhenti, dan box

    akan berhenti tepat didepan benda

    keluar.

    c. Saat box berhenti maka konveyor pembawa benda akan aktif dan

    membawa benda menuju box

    penampung, benda akan melewati

    sensor benda atau sensor pendeteksi

  • benda, sensor benda akan menghitung

    banyaknya benda yang melewatinya,

    batas dari jumlah benda diatur pada

    program yaitu 5 buah , setelah benda

    yang lewat berjumlah 5 benda maka

    konveyor pembawa benda akan

    berhenti.

    d. Setelah konveyor pembawa benda berhenti maka konveyor pembawa box

    akan bergerak membawa box ketempat

    berikutnya, sampai box berikutnya

    berada pada posisi yang telah

    ditentukan.

    e. Alat akan bekerja seterusnya seperti itu sampai tombol Stop ditekan maka alat

    akan berhenti.

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Setiawan, Iwan. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol. Edisi Pertama. Yogyakarta. Andi. 2006

    2) Eko Putra, Agfianto. PLC Konsep, Pemrograman dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta. Gava Media. 2007

    3) Wicaksono, Handy. Programmable Logic Controller, Teori Pemrograman dan Aplokasinya Dalam Otomasi Sistem. Edisi Pertama. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2009

    4) Bolton, William. Programmable Logic Controller (PLC) Sebuah Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta. Erlangga. 2004

    5) Bryan, L.A. & E.A Bryan. Programmable Controller: Theory and Implementation. Second Edition. United States of America. Industrial Text Company. 1997

    6) Hackwort, Jhon R. & Frederic D. Hackwort Jr. Programmable Logic Controller: Programming Methodes and Applicattion.

    7) Omron. Syswin: Software Programming Tools for Omron Programmable Logic Controller Versi 3.4. Japan. Omron Corporation. 1996

    8) Omron. Sysmac CPM1A Programmable Controllers: Opreation Manual. Japan. Omron Corporation. 2007

    9) Irianto Tj, Tri.. Modul Pengenalan Dasar PLC (ProgrammableLogic Controllers) dan Dasar Pemrograman Syswin 3.2. 2005

    10) Jack, Hugh. Automating Manufacturing Systems with PLCs., Version 5.0, Boston, GNU Free Documentation License, 1993-2007

    11) Hadiyanto, Ahmad. Suyanto. Dkk. Pengoperasian Mesin Produksi dengan Kendali PLC., Departemen Pendidkan Nasional, 2005

    12) Nachbar, G. H. Rangkaian Elektronika Populer, terjemahan, , Jakarta, Elex media komputindo, 1988.

    13) Adi, Agung Nugroho . Mekatronika., Edisi Pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010 14) Tung Yan, Tang. Simulator PLC (Software), Malaysia., Johor., 1998