Upload
andrikagustia123
View
277
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fisika statistik
Citation preview
Desman P. Gulo / Komputasi Numerik Kapasitas Panas Debye Kristal Monoatomik 363
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Komputasi Numerik Kapasitas Panas Debye Kristal Monoatomik
Desman P. Gulo dan Suryasatriya Trihandaru Program Studi Pendidikan Fisika dan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No.52–60 Salatiga 50711, Jawa Tengah-Indonesia, telp (0298) 321212
Abstrak – Salah satu karakteristik material zat padat dapat diperoleh dengan penentuan kapasitas panasnya. Kapasitas
panas berdasarkan konsep fisika klasik akan mengikuti hukum Dulong-Petit. Berdasarkan fisika modern ada dua model
kapasistas panas yaitu model Einstein dan model Debye. Makalah ini akan membahas tentang penurunan kapasitas
panas pada kristal monoatomik menggunakan model Debye. Model Debye yang biasa ditemukan dalam buku teks fisika
umumnya menggunakan relasi dispersi pada medium kontinyu. Jika relasi ini diterapkan pada model kristal monoatomik
maka tidak dapat diperoleh penyelesaian persamaan secara analitik. Perhitungan frekuensi Debye diperoleh dengan
penentuan akar persamaan menggunakan metode belah dua (bisection), sedangkan penyelesaian integral menggunakan
aturan trapesium. Makalah ini menyajikan hasil simulasi numerik penentuan kapasitas panas untuk logam aluminium.
Kata kunci: model Debye untuk kapasitas panas, kristal monoatomik, metode belah dua, aturan trapesium
Abstract – One of the solid state material characteristics is determined by its heat capacity. Heat capacity, according to
classical physics, will follows the law of Dulong-Petit. According to modern physics there are two noted models, Einstein
and Debye models. This paper will discuss the decrease of Debye model for heat capacity using monoatomic crystals.
Debye model which commonly found in the Physics text books is using dispersion relation for continuous medium. When
monoatomic crystals model is applied, the equation cannot be solved analytically. The calculation of Debye frequency is
solved using bisection method for finding roots, while the integral operation is solved using trapezoidal rule. This paper
presents the numerical simulation for aluminum metal.
Keywords: Debye model for heat capacity, monoatomic crystals, bisection method, trapezoidal rule
I. PENDAHULUAN
Salah satu sifat penting dari material sebuah benda
padat adalah panas. Sifat panas, perpindahan panas dan
perlakuan panas mempunyai dampak pada material benda
padat tersebut [1]. Sifat panas tersebut salah satunya
adalah kapasitas panas. Kapasitas panas merupakan
banyaknya panas ∆� yang diperlukan untuk menaikan
suhu ∆� suatu zat. Kapasitas panas di bagi menjadi dua
bagian, yakni kapasitas pada tekanan tetap (Cp) dan
kapasitas panas pada vulome tetap (Cv). Salah satu dasar
teori tentang kapasitas panas volume tetap adalah
kapasitas panas Debye yang diturunkan dari fungsi energi
sistem osilator harmonik kuantum dan rapat keadaan.
Pada persamaan model Debye dengan tinjauan kristal
monoatomik, penyelesaian integrasinya tidak dapat
diselesaikan secara analitik.
Dalam penelitian ini, dilakukan metode numerik untuk
memecahkan integrasi model Debye tersebut. Oleh sebab
itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mensimulasikan
profil kapasitas panas benda padat yang diasumsikan
terbentuk dari kristal monoatomik.
II. KAJIAN PUSTAKA
I. Kapasitas Panas
Sejumlah panas yang diperlukan per mol zat untuk
menaikkan suhunya disebut kapasitas kalor. Bila
kenaikan suhu zat ∆�, maka kapasitas panas adalah [2]:
T
QC T
v∆
∆= (1)
Jika proses penyerapan panas berlangsung pada
volume tetap Cv, maka panas yang diserap sama dengan
peningkatan energi dalam zat. ∆Q = ∆E, dengan E
merupakan energi dalam. Dalam hal ini persamaan
Kapasitas panas Cv menjadi:
dT
TdE
T
TEvC =
∆
∆= (2)
Kapasitas panas memiliki kapasitas spesifik Cv yang
besarnya pada suhu tinggi mendekati nilai 3R dengan R
menyatakan tetapan gas umum. Secara matematis dapat
ditulis [2]:
(3)
Menurut Dulong-Petit (1820), Cv hampir sama untuk
semua material yaitu 6 cal/mole K.
II. Kapasitas Panas Debye
Dalam model Einstein, atom-atom dianggap bergetar
secara terisolasi dari atom di sekitarnya. Anggapan ini
jelas tidak dapat diterapkan karena gerakan atom akan
saling berinteraksi dengan atom-atom lainnya. Hal ini
seperti pada kasus penjalaran gelombang mekanik dalam
zat padat. Oleh karena itu, rambatan gelombang
menyebabkan atom-atom akan bergerak kolektif.
Frekuensi � getaran atom bervariasi dari � � 0 sampai
dengan � � ��. Batas frekuensi �� disebut frekuensi
potong Debye. Menurut model Debye, energi total E
getaran atom pada kisi diberikan oleh [3]:
60,53 === RdT
dEC
v
v Kmolecal 0/
364 Desman P. Gulo / Komputasi Numerik Kapasitas Panas Debye Kristal Monoatomik
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
∫=D
dgE
ωωωωε
0
)()( (4)
)(ωε merupakan energi rata-rata osilator seperti pada
model Einstein sedangkan )(ωg adalah rapat keadaan.
Nilai energi rata-rata dapat di tulis [1]:
1/
1
2
1
−
+=Tk
e Bωωε
hh (5)
Pada suhu mendekati 0°K nilai ��
� �. Ini
merupakan tingkat energi minimum sistem. Selain itu
pada fungsi Debye, pada temperatur tinggi nilai vC
mendekati nilai yang diperoleh Einstein.
III. Kisi Monoatomik Satu-Dimensi
Pada vibrasi benda padat kontinu, persamaan dispersi
gelombang diberikan oleh [4,5] :
Kv.=ω (6) Dengan turunan v adalah kecepatan dan K adalah
vektor gelombang. Turunan pertamanya adalah :
vd
dK 1=
ω (7)
Pada dispersi gelombang satu dimensi, bilangan
gelombang pada sebuah batang dengan panjang L bernilai
diskrit. Keadaan tersebut bila di tuliskan dalam ruang-k
dimana ( )nLK /2π= dengan n=0, �1,�2,… ,
menyatakan ragam (moda) gelombang. Jika panjang
batang L lebih besar (L>>), maka jarak L/2π akan
mendekanti nol dan titik-titik dalam ruang – k semakin
berdekatan (ruang – k mendekati melar) [6] seperti
terlihat pada Gambar 1.
K
(a)
(b) Gambar 1. Ruang –k satu dimensi : (a) diskret dan (b) malar.
Berdasarkan Gambar 1 dapat didefinisikan jumlah
ragam gelombang elastik mempunyai bilangan
gelombang antara k dan k+dk (dalam interval dk) adalah :
dKL
L
dK
=
π
π
2
2 (8)
Jumlah ragam gelombang untuk setiap satuan volume
disebut rapat keadaan atau dKkg )( atau frekuensi sudut
ωω dg )( , sehingga persamaannya menjadi :
dKL
dKkgπ2
)( = (9)
Persamaan (9) jika dipandang dalam bentuk satu dimensi
maka rapat keadaan akan memenuhi :
dKkgdg )()( =ωω
)()()(
ωω
d
dKkgg = (10)
ωddK / pada persamaan (10) disubstitusikan kedalam
bentuk persamaan (7) menjadi :
v
kgg1
)()( =ω (11)
Karena gerak rambat gelombang bisa ke kiri dan ke
kanan, maka fungsi tersebut menjadi π/L , sehingga
persamaan (11) menjadi :
v
Lg
πω =)( (12)
Menurut model Debye dengan model medium kontinu
harga E memenuhi :
∫= ωπ
ωε dv
LE )( (13)
Pada vibrasi harmonik kristal atom monoatomik satu
dimensi, nilai frekuensi sudut � memenuhi persamaan :
2/1
)cos1(2
−
−= Ka
m
cω (14)
dengan c merupakan konstanta gaya antara bidang
tetangga terdekat, m adalah massa atom, dan a adalah
jarak antar bidang [2]. Persamaan (14) dapat juga ditulis
sebagai berikut :
2
sin2Ka
m
c=ω (15)
di mana mc /2 [7] dapat dinyatakan dengan 0ω
sehingga persamaan (15) dapat ditulis :
2sin0
Kaωω = (16)
Nilai 0ω yang diberikan secara umum adalah sekitar 1013
rad s-1
. Dalam kajian satu dimensi, sekarang harga )(ωg
yang diberikan adalah :
220
)(
ωωπω
−
=
a
Lg (17)
Nilai ω menurut Debye bernilai 0 sampai Dω yang
dapat diperoleh dari :
∫=D
dgNω
ωω0
)( (18)
atau
ωωωπ
d
a
LN ∫
−
=22
0
2 (19)
dengan nilai L=Na (dalam satu dimensi), sehingga
persamaan (19) menjadi :
ωωωπ
ω
dD
∫−
=0 22
0
121 (20)
k dkk +
dk
0+−
L
2π
Desman P. Gulo / Komputasi Numerik Kapasitas Panas Debye Kristal Monoatomik 365
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
Untuk mencari frekuensi Debye Dω dapat dihitung
dengan cara mencari akar persamaan berikut ini :
( ) ωωωπ
ωω
dfD
D ∫−
−=0 22
0
121 (21)
Pada persamaan Debye berdimensi satu dijabarkan
dalam persamaan (4) dengan mensubstitusikan semua
variabel fungsinya sehingga persamaan energi untuk
sebuah atom yang terbentuk adalah :
∫−
−+=
D
B
de
ETk
ω
ωω
ωωω
π 0 220
/
1
1
1
2
12h
h (22)
Persamaan (22) ini secara umum sulit untuk mencari
solusinya secara analitik kecuali hanya dapat diselesaikan
dengan integrasi numerik. Salah satunya adalah metode
integrasi numerik Trapesium.
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, langkah pertama yang dilakukan
adalah dengan mencari nilai frekuensi Debye ωD.
Frekuensi Debye pada persamaan (21) dapat diselesaikan
menggunakan integrasi numerik trapesium yakni dengan
cara mencari akar persamaannya. Mencari akar
persamaannya dapat diselesaikan dengan metoda belah
dua (bisection). Caranya diberikan pada algoritma
berikut:
a. Tentukan nilai TOLX dan TOLF
b. Tentukan nilai cm / sebagai parameter
c. Tentukan TOLXa =ω dan cmb /9999,0=ω
d. Hitung )( aa ff ω= dan )( bb ff ω=
e. Jika 0>× ba ff maka ada kesalahan
f. Hitung 2/)( bac ωωω +=
g. Hitung )( cc ff ω=
h. Jika 0<× cfaf maka cb ωω = dan cb ff = , selain
itu ca ωω = dan ca ff =
i. Kembali kelangkah f sampai dicapai kondisi
TOLFcf < atau TOLXc <ω tercapai.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan (20) merupakan persamaan yang digunakan
untuk mendapatkan besar frekuensi Debye ωD.
Persamaan tersebut diselesaikan dengan membuat pola
algoritma sehingga menghasilkan nilai frekuensi Debye
sebesar ωD ≈ ω0 atau tepatnya ωD = 0,99990ω0. Hasil
perhitungan frekuensi Debye ωD sebagai fungsi ω0 yang
menunjukan kurva linear dalam skala logaritmik
disajikan pada Gambar 2.
Grafik pada Gambar 2 menunjukan suhu logam
aluminium dari rendah sampai sebesar 4280K. Secara
teori, nilai Cv = ∂E/∂T akan bernilai maksimum sebesar
nilai konstanta Boltzman kB. Padahal kapasitas panas
pada suhu tinggi akan bernilai 3R. Dengan demikian
perhitungan numerik dapat dinormalisasikan dengan cara
membagi Cv dengan kB dan mengalikannya dengan 3R.
Hasil numerik dari data aluminium dapat dilihat pada
Gambar 3.
Grafik pada Gambar 3 menunjukan perubahan
kapasitas panas Debye selama terjadi perubahan suhu (T)
Debye logam aluminium. Referensi grafik pada Gambar
3 diambil dari grafik kapasitas panas Einstein dengan
mengubah :
BkBk
hvE
0ωθ
h== (22)
Gambar 2. Hasil perhitungan numerik frekuensi Debye ωD
sebagai fungsi ω0
Gambar 3. Grafik Kapasitas Panas Debye Cv terhadap suhu
(K) Debye jenis logam.
Dari persamaan (22) ini diperoleh grafik kapasitas
panas Debye terhadap perubahan suhu (T) dalam bentuk
satu dimensi dengan menggunakan fungsi persamaan
(21). Dari grafik pada Gambar 3 tersebut ternyata terlihat
titik-titik perubahan kapasitas panas (Cv) tidak segaris
dengan grafik normalisasi. Grafik pada Gambar 3
tersebut dapat segaris jika dikembangkan ke dalam model
tiga dimensi.
V. KESIMPULAN Persamaan Debye berdimensi satu yang tidak dapat
diselesaikan secara analitik, dapat diselesaikan dengan
integrasi numerik yakni integrasi numerik trapesium.
Untuk mencari akar-akar persamaannya bisa dengan
metode belah dua (bisection).
0 50 100 150 200 250 300 350 400 4500
1
2
3
4
5
6x 10
-21
Temperatur(K)
Tin
gk
at
En
erg
i (J
)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 4500
5
10
15
20
25
Temperatur(K)
Kap
asit
as
pa
nas
(J/K
)
366 Desman P. Gulo / Komputasi Numerik Kapasitas Panas Debye Kristal Monoatomik
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN : 0853-0823
PUSTAKA [1] P. L. Gareso, E. Juarlin, A. Limbong, FMIPA Universitas
Hasanuddin, Integrasi Numerik Kapasitas Panas Debye
Material Logam Menggunakan Metode Newton-Cotes,
vol.13, SIGMA, Juli 2010, pp 107-113
[2] MIT OpenCourseWare, Physical Chemistry II, 2008.
Website: http://ocw.mit.edu/terms, diakses tanggal 11
Februari 2014
[3] Darpublic, Sifat-sifat Termal. Website :
www.darpublic.com, diakses tanggal 23 Maret 2014
[4] Fisika FMIPA UNY, Sifat Thermal Kristal, 2012.
Website:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rita%2
0Prasetyowati,%20M.Si./SIFAT%20THERMAL%20KRI
STAL.pdf, di akses 1 April 2014
[5] N. Isma K., S. Dio, dkk, Fonon I : Getaran Kristal, UNJ,
2012, pp 2-9.
[6] Fisika Pendidikan UPI, Vibrasi Kristal. Website :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIK
A/195708071982112-WIENDARTUN/4.BAB_IV-
(VIBRASI_KRISTAL).pdf, diakses 18 Februari 2014
[7] A. H. Harker, Solid State Physics, In : A. S. Prasad, Ed.,
Phonon Heat Capacity Lecture 10, Phyics and
Astronomy, UCL.