22
FUNDAMENTAL OF NURSING SEMUA TENTANG KEPERAWATAN, PENGETAHUAN TENTANG DASAR-DASAR ILMU KEPERAWATAN, IMPROVE TTG SKILL ILMU KEPERAWATAN SUNDAY, NOVEMBER 9, 2008 LATIHAN BATUK EFEKTIF TEORI / KONSEP A. Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Adapun cara latihan batuk efektif yaitu dengan : anjurkan klien menarik nafas selama 3x kemudian anjurkan klien batuk secara menghentak. Batuk secara terkekeh-tekeh dapat menyebabkan seseorang kehilangan banyak energi dan sulit untuk mengeluarkan dahak. Untuk mengantisipasi hal tersebut kita dapat menggunakan teknik batuk efektif. B. Latihan batuk efektif Berfungsi mengeluarkan sekresi ( Stari, 1992 ). LATIHAN BATUK Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan ini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau mulai di usia balita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara memuntahkannya.

Fundamental of Nursing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fundamental of Nursing

FUNDAMENTAL OF NURSING

S E M U A T E N T A N G K E P E R A W A T A N , P E N G E T A H U A N T E N T A N G D A S A R - D A S A R I L M U K E P E R A W A T A N , I M P R O V E T T G S K I L L

I L M U K E P E R A W A T A N

S U N D A Y , N O V E M B E R 9 , 2 0 0 8

LATIHAN BATUK EFEKTIFTEORI / KONSEP

A. Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,

dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah

lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal.

Adapun cara latihan batuk efektif yaitu dengan : anjurkan klien menarik

nafas selama 3x kemudian anjurkan klien batuk secara menghentak.

Batuk secara terkekeh-tekeh dapat menyebabkan seseorang kehilangan

banyak energi dan sulit untuk mengeluarkan dahak. Untuk

mengantisipasi hal tersebut kita dapat menggunakan teknik batuk

efektif.

B. Latihan batuk efektif

Berfungsi mengeluarkan sekresi ( Stari, 1992 ).

LATIHAN BATUK 

Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di

saluran pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan

batuk. Namun latihan ini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah

bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau mulai di usia balita.

Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan.

Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara memuntahkannya.

Latihan Batuk merupakan cara yang paling efektif untuk membersihkan

Page 2: Fundamental of Nursing

laring, trakea, bronkioli dari sekret dan benda asing.

Adapun latihan batuk yang bisa dilakukan adalah:

Anak duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik napas dalam-

dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat dan

batuk.

Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

- Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.

- Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)- Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak

hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan.

Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.

- Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan

menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah

operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.

Batuk mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur

dan sering menyebabkan ketidak nyamanan pada tenggorakan dan

dinding dada.

Sebagian besar orang mencari pertolongan medis untuk batuk akur

supaya mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi

penyakit yang serius.

Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau kimia pada nervus

afferent pada percabangan bronkus.

Page 3: Fundamental of Nursing

Batuk efektif tergantung pada intaknya busur refleks afferent-

efferent, ekspirasi yang adekuat dan kekuatan dinding otot dada

dan normalnya produksi dan bersihan mukosiliar

Point penting

Umur

Durasi batuk

Dyspneu (saat istirahat atau aktivitas)

Gejala konstitusional

Riwayat merokok

Tanda vital (denyut jantung, respirasi, temperatur tubuh)

Pemeriksaan thorax

Radiologi thorax saat batuk yang tidak bisa dijelaskan terjadi lebih dari

3-6 minggu

Temuan Klinis

Gejala

Membedakan batuk akut (<> 3 minggu) merupakah langkah awal dalam

mengevaluasi.

Pada individu dewasa yang sehat, sebagaian besar sindrom batuk

diakibatkan oleh infeksi saluran respirasi oleh virus.

Batuk post infeksi yang berlangsung 3 – 8 minggu di sebut sebagai batuk

sub akut untuk membaedakan dari batuk akut dan kronik.

Gejala klinik tambahan seperti demam, kongesti nasal dan radang

tenggorokan dapat membantu dalam mendiagnosis.

Dyspneu ( saat istirahat atau aktivitas) mencerminkan kondisi yang

serius dan memerlukan evaluasi lebih lanjut termasuk penilaian

oksigenasi (pulse oksimetri atau pengukuran gas darah arteri), aliran

udara (peak flow atau spirometri) dan penyakit parenkim paru ( radiologi

thorax).

Waktu dan karakter batuk tidak bermanfaat untuk menentukan penyebab

batuk akut ataupun persisten, meskipun varian batuk asma sebaiknya

Page 4: Fundamental of Nursing

dipertimbangkan pada orang dewasa dengan batuk nokturna prominent.

Penyebab tidak umum batuk akut dicurigai pada orang dengan penyakit

jantung (gagal jantung kongestif) atau hay fever (rhinitis alergi) dan

orang dengan faktor resiko lingkungan (misalnya petani).

Batuk yang disebabkan oleh infeksi saluran respirasi akut membaik

dalam 3 minggu pada 90% pasien.

Infeksi pertusis dicurigai pada orang dewasa yang sebelumnya di

imunisasi dengan batuk persisten atau berat sekitar 2 – 3 minggu.

Saat tidak ditemukan terapi dengan obat ACE inhibitor, infeksi saluran

respirasi akut dan radiologi thorax abnormal, sampai 90% kasus batuk

persisten disebabkan oleh postnasal drip, asma atau gastroesophageal

reflux disease (GERD).

Riwayat kongesti nasal atau sinus, wheezing atau rasa terbakar pada

jantung (heartburn) sebaiknya cepat dievaluasi dan terapi. Kondisi

tersebut sering menyebabkan batuk persisten pada keadaan batuk tanpa

gejala lain yang terlihat.

Karsinoma bronkogenik dicurigai saat batuk disertai penurunan berat

badan yang tidak diketahui sebabnya, demam dengan keringat malam

terutama pada orang dengan riwayat merokok dan terpapar.

Batuk persisten yang disertai sekresi mukus yang banyak dicurigai

bronkitis kronik pada perokok atau bronkiektasis pada pasien dengan

riwayat pneumonia rekurent atau terjadi komplikasi, radiologi thorax

dapat membantu.

Dyspneu pada istirahat atau aktifitas umumnya tidak terdapat pada

pasien dengan batuk persisten. Dyspneu memerlukan penilaian lebih

lanjut terhadap bukti lebih lanjut penyakit paru kronik atau gagal

jantung kongestif.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat secara langsung sebagai alat diagnostik untuk

batuk akut dan persisten. Pneumonia dicurigai saat batuk akut disertai

dengan tanda vital yang abnormal (takikardi, takipneu, demam) atau

Page 5: Fundamental of Nursing

ditemukan konsolidasi ruang udara (ronki, penurunan suara nafas,

fremitus, egophny).

Meskipun sputum yang purulen berhubungan dengan infeksi bakteri

pada pasien penyakit paru (misalnya Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK), cystik fibrosis), pada pneumonia merupakan prediktor yang jelek

pada pasien dewasa sehat.

Terapi antibiotika pada orang dewasa dengan sputum yang purulen tidak

menunjukan manfaat. Wheezing dan ronki sering ditemukan pada orang

dewasa dengan bronkitis akut dan pada sebagian besar kasus tidak

mencerminkan asma yang beronset pada dewasa.

Pemeriksaan fisik pada orang dewasa dengan batuk persisten

kemungkinan dapat menunjukan bukti sinusitis kronik, syndrom post

nasal drip atau asma.

Tanda dada dan jantung dapat membedakan PPOK dan GJK (Gagal

Jantung Kongestif). Pada pasien batuk yang disertai dyspneu, test match

normal (mampu membedakan match 25 cm jauhnya) dan tinggi laringeal

maksimum 4 cm (diukur dari sternal notch ke kartilago cricoid pada

akhir ekspirasi) menurunkan kemungkinan PPOK. Sama juga, tekanan

vena jugularis dan reflux hepatojugular negatif menurunkan

kemungkinan GJK biventrikular.

Diagnosis Banding

Batuk akut

Batuk akut dapat merupakan tanda infeksi saluran respirasi akut, asma,

rhinitis alergi dan gagal jantung kongestif.

Batuk persisten

Penyebab batuk persisten termasuk infeksi pertusis, syndrom post nasal

drip (atau sundrom batuk jalan nafas atas), asma (termasuk batuk varian

asma), GERD, bronkitis kronik, bronkiektasis, tuberkulosis atau infeksi

kronik lainnya, penyakit paru interstitial dan karsinoma bronkogenik.

Batuk persisten dapat juga psikogenik.

Page 6: Fundamental of Nursing

Pemeriksaan Diagnostik

Batuk akut

Radiolograpi thorax dipertimbangkan pada orang dewasa dengan batuk

yang akut yang menunjukan tanda vital yang abnormal atau pada

pemeriksaan thorax curiga pneumonia.

Batuk persisten

Radiography thorax indiksai jika telah disingkirkan kemungkinan pasien

menjalani terapi dengan ACE inhibitor dan batuk post infeksi dengan

anamnesis.

Pemeriksaan terhadap infeksi pertusis dilakukan dengan

menggunakan polymerase chain reaction pada swab nasopharingeal

atau spesimen hidung. Saat radiologinya normal, pertimbangkan

kemungkinan postnasal drip, asma dan GERD.

Terdapatnya gejala-gejala umum tersebut sebaiknya dievaluasi lebih

lanjut atau diberikan terapi empirik.

Akan tetapi, terapi empirik direkomendasikan untuk postnasal drip, asma

atau GERD selama 2-4 minggu meskipun penyakit-penyakit tersebut yang

bukan menyebabkan batuknya.

Sekitar 25% kasus batuk persisten disebabkan berbagai macam

penyebab.

Spirometri dapat membatu obstruksi saluran nafas pada pasien dengan

batuk persisten dan wheezing dan yang tidak respon terhadap

pengobatan asma.

Ketika terapi empirik untuk sindrom postnasal drip, asma dan GERD

tidak membantu, evaluasi lebih lanjut diperlukan melalui pH

manometri, endoskopi, barium swallow, CT scan sinus atau

thorax.

Terapi

Batuk Akut

Dalam memberikan terapi batuk akut sebaiknya berdasarkan penyebab

penyakitnya, batuknya sendiri dan faktor-faktor tambahan yang membuat

batuk kambuh.

Ketika diagnosa influenza ditegakkan, terapi dengan amantadine,

Page 7: Fundamental of Nursing

rimantadine, oseltamivir atau zanamivir efektif ( 1 hari atau kurang)

ketida dimulai 30-48 jam dari onset penyakit.

Pada infeksi Chlamydia atau Mycoplasma, antibiotik seperti ertiromysin,

250 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau doksisiklin 100 mg oral 2

kali sehari selama 7 hari.

Pada pasien dengan bronkitis akut, terapi dengan inhalasi beta 2 -agonis

dapat mengurangi keparahan dan durasi batuk pada beberapa pasien.

Bukti menunjukan pemberian dextromethorphan bermanfaat dalam

meringankan batuk pada orang dewasa dengan infeksi saluran respirasi

akut.

Terapi postnasal drip (dengan antihistamin, dekongestan, atau

kortikosteroid nasal) atau GERD (dengan H2 blocker atau proton-pump

inhibittor) yang disertai dengan batuk akut dapat menolong.

Terdapat bukti bahwa vitamin C dan echinacea tidak efektif dalam

mengurangi keparahan batuk akut, tetapi terdapat bukti juga bahwa

vitamin C (sedikitnya 1 gram sehari) bermanfaat dalam mencegah flu

pada orang dengan stress fisik (misal: setelah marathon) atau malnutrisi.

Batuk Persisten

Saat dicurigai infeksi pertusis, terapi dengan antibiotika makrolid tepat

untuk mengurangi penyebaran dan transmisi organisme.

Jika infeksi pertusis berlangsung 7-10 hari, terapi antibiotika tidak

mengurangi durasi batuk yang dapat berlangsung selama 6 bulan.

Tidak ada bukti yang merekomendasikan berapa lama terapi batuk

persisten dilanjutkan untuk postnasal drip, asma atau GERD.

Gejala yang kambuh lagi memerlukan evaluasi lebih lanjut.

Pasien dengan batuk persisten tanpa sebab yang jelas dikonsultasikan

dengan otolaryngologist; terapinya dengan lidokain nebulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Call SA et al. Does this patient have influenza? JAMA. 2005 Feb

23;293(8):987–97. [PMID: 15728170]

Haque RA et al. Chronic idiopathic cough: a discrete clinical entity?

Chest. 2005 May;127(5):1710–3. [PMID: 15888850]

Page 8: Fundamental of Nursing

Hewlett EL et al. Clinical practice. Pertussis—not just for kids. N Engl J

Med. 2005 Mar 24;352(12):1215–22. [PMID: 15788498]

Lin DA et al. Asthma or not? The value of flow volume loops in evaluating

airflow obstruction. Allergy Asthma Proc. 2003 Mar–Apr;24(2):107–10.

[PMID: 12776443]

Metlay JP et al. Testing strategies in the initial management of patients

with community-acquired pneumonia. Ann Intern Med. 2003 Jan

21;138(2):109–18. [PMID: 12529093]

Pratter MR et al. An empiric integrative approach to the management of

cough: ACCP evidence-based clinical practice guidelines. Chest. 2006

Jan;129(1 Suppl):222S–231S. [PMID: 16428715]

Schroeder K et al. Over-the-counter medications for acute cough in

children and adults in ambulatory settings. Cochrane Database Syst Rev.

2004;(4):CD001831. [PMID: 15495019]

Wenzel RP et al. Acute bronchitis. N Engl J Med. 2006 Nov

16;355(20):2125–30. [PMID: 17108344]

(Downloaded from medicine and linux)

POSTED BY SUDIRYO SUWARNO KAMSRI  AT 11:12 PM  

N O C O M M E N T S :

Post a Comment

Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Page 9: Fundamental of Nursing

F O L L O W E R S

B L O G A R C H I V E

▼  2008 (4)

o ▼  November (4)

LATIHAN BATUK EFEKTIF

TINDAKAN POSTURAL DRAINAGE

TERAPI OKSIGEN

TINDAKAN SUCTIONING

A B O U T M E

SUDIRYO SUWARNO KAMSRI

SUDIRYO SUWARNO KAMSRI Kudus, Ngemplak Undaan Kudus

Jawa Tengah Indonesia Education : Akper Depkes Semarang

1996 Jl. Tirto Agung pedalangan Banyumanik Semarang telp.

0062-024- working: 1.RS Roemani Muhammadiyah Semarang

1997-2000 2.Mubarak Al-Kabeer State of Kuwait 2000-now

(2009)

VIEW MY COMPLETE PROFILE

 

BATUK EFEKTIF

Pengertian

Batuk efektif : merupakan suatu metode batuk dengan

benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak

mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara

maksimal.

Page 10: Fundamental of Nursing

Tujuan:

Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk

efektif yang menekankan inspirasi maksimal yang dimulai

dari ekspirasi , yang bertujuan :

a) Merangsang terbukanya system kolateral.

b) Meningkatkan distribusi ventilasi.

c) Meningkatkan volume paru, Memfasilitasi pembersihan

saluran napas

( Jenkins, 1996 )

Batuk Yang tidak efektif menyebabkan :

1) Kolaps saluran nafas

2) Ruptur dinding alveoli

3) Pneumothoraks

Indikasi

Dilakukan pada pasien seperti :

COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection,

pasien bedrest atau post operasi

I. Latihan Pernafasan

Tujuan latihan pernafasan adalah untuk:

1.Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi

air trapping

Page 11: Fundamental of Nursing

2.Memperbaiki fungsi diafragma

3.Memperbaiki mobilitas sangkar toraks

4.Memperbaiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki

pertukaran gas tanpa meningkatkan kerja pernapasan.

5.Mengatur dan mengkoordinir kecepatan pernapasan

sehingga bernapas lebih efektif dan mengurangi kerja

pernapasan

A. Pernafasan Diafragma

•Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen

di rumah.

•Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk,

tidur miring ke kiri atau ke kanan, mendatar atau setengah

duduk.

Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut

bagian tengah, tangan yang lain di atas dada.

Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang

rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan

bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi.

•Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi

pelan-pelan melalui mulut (pursed lips breathing), selama

inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan

protrusi (pengembangan) perut.

Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi

untuk memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan

Page 12: Fundamental of Nursing

ekspansi sangkar toraks bagian bawah.

Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi

otot perut untuk menggerakkan diafragma lebih tinggi.

Beban seberat 0,5 – 1 kg dapat diletakkan di atas dinding

perut untuk membantu aktivitas ini

B. Pursed lips breathing

•menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik

melalui hidung (bukan menarik napas dalam) dengan mulut

tertutup

•kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan

melalui mulut dengan posisi seperti bersiul

•PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen

selama ekspirasi

•Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui

hidung

•Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi

peningkatan tekanan pada rongga mulut, kemudian tekanan

ini akan diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga

dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil

pada waktu ekspirasi

C. Lower Side Rib Breathing

Page 13: Fundamental of Nursing

•Letakkan kedua tangan di bagian bawah kedua rusuk

•Tarik nafas dalam dan pelan, sehingga tangan terasa maju

kedepan

•Keluarkan nafas secara pelan melalui mulut(pursed lips

breathing) sehingga tangan terasa kembali pada posisi

semula.Istirahat

D. Lower Back and Ribs Breathing

•Duduk di kursi, Letakkan kedua tangan di punggung, tahan

dan luruskan punggung

•Tariklah nafas dalam dan pelan sehingga rongga rusuk

belakang mengembang

•Tahan kedua tangan, keluarkan nafas secara pelan

E. Segmental Breathing

•Letakkan tangan pada kedua bagian rusuk bawah

•Tarik nafas dalam dan pelan, konsentrasikan kepada bagian

kanan rusuk dan tangan mengembang

•Pastikan/usahakan bagian rongga rusuk/tangan kanan

mengembang lebih besar dibandingkan dengan bagian kiri

•Tahan tangan, keluarkan nafas secara perlahan dan rasakan

rongga rusuk/kanan yang mengembang kembali seperti

semula Ulangi, dan lakukan sebaliknya untuk bagian kiri

sama seperti tehnik diatas

Page 14: Fundamental of Nursing

KEGUNAAN LATIHAN NAFAS

•Latihan Nafas Dalam Untuk mengurangi Rasa Nyeri

Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi

Latihan Nafas Dalam Untuk Mengurangi Rasa Nyeri

•Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk

(semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh

tegang.

• Letakkan tangan diatas perut

•Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan

hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat.

• Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara

perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit

melalui mulut.

• Lakukan hal ini berulang kali (kurang lebih 15 kali)

• Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.

Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi

Cara latihan napas dalam pasca operasi :

•Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dapat

berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan.

•Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk pada bagian

yang terdapat luka operasi dengan kedua tangan

•Bernafaslah dengan normal

•Bernafaslah dengan dalam melalui hidung, Rasakan

Page 15: Fundamental of Nursing

lambung menekan keluar ketika bernafas

•Lipatkan bibir seperti meniup lilin

•Kemudian tiupkan perlahan melalui mulut, rasakan dada

menurun ketika mengeluarkan nafas

•Istirahat untuk beberapa saat

•Ulangi tindakan diatas beberapa kali

II. Latihan Batuk/Batuk Efektif

•Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat

digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti

COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis. Postsurgical

Deep Coughing

Huff Coughing

•Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik

Batuk huff, keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan

saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas

secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secara

perlahan selama 3 – 4 detik.

•Tarik nafas dengan mengangkat diafragma Lakukan secara

pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi.Setelah

menarik nafas secara perlahan, tahan nafas selama 3 detik,

Ini untuk mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan

batuk huff secara efektif

Page 16: Fundamental of Nursing

•Angkat dagu agak keatas, dan gunakan otot perut untuk

melakukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan

saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi

Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu

epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mucus.

•Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali.

•Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke

belakang tenggorokkan

•Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahak

Postsurgical Deep Coughing

Step 1 :

•Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dapat

berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan.

•Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka

operasi dengan kedua tangan

•Bernafaslah dengan normal

Step 2 :

•Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung.

•Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut,

Ulangi untuk yang kedua kalinya.

•Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam

melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh

mungkin.

Page 17: Fundamental of Nursing

Step 3 :

•Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk

mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin

ketika batuk.

•Relax dan bernafas seperti biasa

•Ulangi tindakan diatas seperti yang diarahkan.

PENGKAJIAN SISTEM PERNAFASAN

A. KELUHAN UTAMA :

•Batuk (Cough)

•Peningkatan Produksi Sputum

•Dyspnea

•Hemoptysis

•Chest Pain

B. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

•Riwayat merokok

•Pengobatan saat ini dan masa lalu

•Alergi

•Tempat tinggal

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

•Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa

•Kelainan alergis, seperti asthma bronchial

Page 18: Fundamental of Nursing

Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

a. Inspeksi

Kelainan pada bentuk dada :

•Barrel Chest

•Funnel Chest (Pectus Excavatum)

•Pigeon Chest (Pectus Carinatum)

•Kyphoscoliosis

b. Palpasi

c. Perkusi

Suara perkusi normal :Resonan (Sonor) :

•bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru

normal

•Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru

•Tympany : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi

udara

Suara Perkusi Abnormal :

a.Hiperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan

dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal

berisi udara.

b.Flatness : sangat dullness dan oleh karena itu nadanya

lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi daerah paha,

dimana areanya seluruhnya berisi jaringan.

Page 19: Fundamental of Nursing

d. Auskultasi

•Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup

mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan

(abnormal).

Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika

melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih

Suara nafas normal :

a) Bronchial

b) Bronchovesikular

c) Vesikular

d) Wheezing

e) Ronchi

f) Pleural friction rub

g) Crackles

. Fine crackles

. Coarse crackles

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Proses Ventilasi

1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif

Proses Difusi

2. Kerusakan pertukaran gas

Page 20: Fundamental of Nursing

Proses Transprtasi Gas

3. Pola nafas tidak efektif

Lain-lain

4. Intoleran Aktifitas

5. Penurunan Curah Jantung

6. Risiko terhadap aspirasi

PERENCANAAN

1.INTERVENSI UMUM

•Posisi

•Kontrol lingkungan

•Aktivitas dan Istirahat

•Oral hygiene

2. TERAPI RESPIRASI

a.Memfasilitasi Batuk Efektif dan Nafas Dalam

b.Fisioterapi Dada/Chest Physiotherapy

c.Oksigen

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan

evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan

kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.