Upload
burnles-snaey
View
331
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
8/12/2019 Furnace Heater
1/8
Furnace Heater
Salah satu bentuk energi yang digunakan pada pengilangan minyak adalah energi panas. Energi panas in
diperlukan dalam proses dan didapatkan dari hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakarannya
memerlukan udara yang disupply dari luar, sebagian besar dari udara ini merupakan nitrogen, yang tidak turutterbakar, tetapi keluar dari ruang pembakaran bersama sama gas hasil pembakaran.
Sistim proses pembakaran yang menghasilkan panas dan selanjutnya mentransfer panas tersebut ke mediaservice terjadi didalam ruangan yang disebut Fired Heater atau Heater atau furnace. Pada semua Heater, oksigen
yg berasal dari udara diperoleh secara natural draft atau forced draft. Pemanasan langsung terhadap pipa pipa
yang berisi aliran minyak didalam Heater adalah merupakan faktor utama dalam suatu kilang minyak untuk
menunjang terjadinya proses distilasi atmospheric, distilasi vaccum, thermal cracking dan reforming, dan semuaproses temperatur tinggi. Beberapa tipe Heater digunakan untuk memanaskan minyak pada suhu sampai 1500oF (815
oC) dan tekanan sampai 1600 psi (105 kg/cm
2). Pembakaran didalam heater pada umumnya
menggunakan bahan bakar minyak atau gas hidrokarbon.
Perpindahan panas dalam suatu Heater terjadi dengan cara radiasi dan konveksi pada permukaan pipa pipanya.
Dengan cara radiasi, pada Heater kapasitas rendah dapat menyerap panas 5.000.000 BTU/jam. Dengan
pemakaian pemanas udara (air preheater) biasanya memperoleh effisiensi lebih tinggi, karena udara yangdiperlukan untuk pembakaran mempunyai suhu lebih tinggi. Dalam proses pembakaran, oksigen akan bereaksi
dengan hidrogen dan karbon, yang berbentuk molekul hidrokarbon. Produksi pembakaran ini dibuang melalui
cerobong (stack) setelah panas yang dihasilkan dimanfaatkan. Pada pembakaran sempurna, hidrogen danoksigen akan terbakar membentuk senyawa air (H2O), sedangkan karbon dengan oksigen akan terbakar
membentuk karbon dioksida (CO2). Nitrogen tidak terbakar pada proses ini dan keluar melalui stack bersama
sama H2O dan CO2 tadi. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, umumnya proses pembakaran
menggunakan kelebihan udara (excess air), maksudnya agar semua hidrokarbon dapat terbakar. Kelebihanudara ini biasanya berkisar antara 1525% atau sama dengan 35% oksigen. Ketentuan ini harus diperhatikan
untuk mendapatkan effisiensi maksimum, sebab kelebih an udara dan nitrogen akan menyerap sebagian panas
yg dihasilkan. Panas flue gas keluar stack harus dijaga pada temperatur tertentu untuk menghindari proses
korosi.
JENIS BAHAN BAKAR.BAHAN BAKAR CAIR: Biasanya adalah jenis minyak berat (heavy oil) yang didapatkan dari produk refineryitu sendiri. Oleh karena berupa minyak berat, maka sangat kental sehingga sebelum proses pembakaran
dilakukan bahan bakar cair tsb. Perlu dipanasi dan diatomisasi terlebih dahulu agar dapat bercampur secara baik
dengan oksigen dan terbakar sempurna. Untuk atomizing bahan bakar cair ini biasanya digunakan steam.Semburan steam dan panas dari steam akan mengkabutkan bahan bakar cair yang kental tsb. Dan dengan mudah
akan bercampur oksigen dari udara dan dibakar oleh api dari pilot. Kejelekan bahan bakar cair yaitu bila tidak
terbakar dengan sempurna, sisanya akan melekat pada dinding, lantai dan tube dalam bentuk jelaga, akan
menghambat proses heat transfer.
BAHAN BAKAR GAS: Berasal dari produk refinery atau dapat juga dari gas alam. BBG pada umumnya
dengan mudah dapat bercampur dengan udara sehingga mudah terbakar dengan sempurna. Selain itu BBGmempunyai density dan BTU yang tetap sehingga dapat memberikan panas yg tetap pada media proses. BBG
yg cukup baik adalah LPG, campuran butana dengan propana, tetapi relatip mahal.
BBG umumnya tidak menimbulkan nyala terang, sedangkan bahan bakar cair yg terbakar menimbulkan nyala beberapa tingkat lebih terang; tergantung desain dari burner yang berfungsi memperbaiki atomisasi
dan pencampuran udara yg digunakan. Serbuk batu bara yg dibakar dapat menghasilkan tingkat nyala api yg
lebih terang.
8/12/2019 Furnace Heater
2/8
Perbedaaan sifat pada bentuk nyala api atau panas yg dihasilkan dari pembakaran yg konvensional dari
beberapa macam bahan bakar membedakan beberapa macam bahan bakar minyak, gas atau batu baraPemanasan dari pembakaran gas yg tidak menimbulkan nyala api yg terang menghasilkan panas yg merata atau
tidak banyak menimbulkan variasi temperatur didalam heater.
Tidak ada nyala api yang terang meradiasi kearah pipa pipa dan dinding refractory, satu satunya sumber
panasnya adalah dari produk combustion sendiri yang diperkirakan menghasilkan temperatur yg merataPanas yg dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar, dipindahkan dengan 3 cara, yaitu:
- Radiation
- Convection- Conduction.
Radiasi:Adalah perpindahan panas cahaya api . Bila tube menerima panas dari nyala api burner, maka panas tsb
dinyatakan ditransfer dengan radiasi dan tubenya disebut radiation tube. Panas yang ditransfer didalam fire box
radiation section adalah sebesar 60% - 70%.
Konveksi:Panas yang ditransfer secara konveksi didapatkan dari panas yang dikandung oleh flue gas, yang dialirkan dari
fire box sebelum keluar dari stack. Persinggungan antara flue gas dan dinding tube akan menyebabkan
terjadinya perpindahan panas. Tube yang menerima panas secara konveksi ini disebut convection tube.
Konduksi:Perpindahan panas secara konduksi merupakan proses perpindahan panas antara tube dengan aliran fluida yang
ada didalamnya.
Pada umumnya Heater terdiri atas:- Benda benda penerima panas
- Bahan pemanas (sumber panas)
- Media yang akan diubah temperaturnya karena adanya penyerapan panas.
DESAIN & KONSTRUKSIPada dasarnya Heater terdiri dari ruang pembakaran, yaitu tempat berlangsungnya proses pembakaran bahan
bakar sebagai sumber kalor. Pada dinding atas, bawah dan samping dalam ruang pembakaran tsb. Ditempatkan
deretan pipa pipa (tube) dimana didalamnya mengalir minyak yg dipanasi. Minyak tsb menyerap kalor dg cararambatan panas (konduksi).
TYPE HEATER:- Large Box Type
- Separate Convection
- Down Convection
- Straightup- A-frame
- Circular
- Large isoflow
- Small isoflow
- Equiflux- Double upfired
- Radiant Wall.
8/12/2019 Furnace Heater
3/8
VERTICAL HEATER:
Terdiri dari cylindrical vertical steel box yang ditempatkan diatas pondasi. Bagian dalam dibuat tahan api
dengan concrete, bagian luarnya dibuat setinggi 7 ft dari lantai, untuk memberikan ruang bekerja bagi operator.
Bagian dalam cylindrical steel box dilapisi refractories. Pada Fire Box terdapat Radiant tube yang satu denganlainnya disambungkan dengan 180
oshort return bend pada bagian atas dan bawah tube, deretan tube disupport
dengan high alloy tube support. Burner dan castable muffle blocks terletak pada lantai heater. Snuffing atau
purge steam heater terpasang dibagian bawah heater. Saluran outlet pipa proses ke luar melalui bottom heaterdan inlet dari atap heater. Roof juga berfungsi sebagai support seksi konveksi yang biasanya dalam bentuk
horizontal tube. Daerah konveksi dan stack juga diinsulasi dengan concrete. (Lihat gambar 5, 6 dan 7) Pada
http://2.bp.blogspot.com/-XgpENrxdbOQ/TumijPuB9II/AAAAAAAAAL0/VHHFQdmKxNI/s1600/design%26konstruksi_Page_1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-vSZ1jsztpWc/TumifCz-zBI/AAAAAAAAALs/LpikIbK-3Vs/s1600/design%26konstruksi_Page_2.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-XgpENrxdbOQ/TumijPuB9II/AAAAAAAAAL0/VHHFQdmKxNI/s1600/design%26konstruksi_Page_1.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-vSZ1jsztpWc/TumifCz-zBI/AAAAAAAAALs/LpikIbK-3Vs/s1600/design%26konstruksi_Page_2.jpg8/12/2019 Furnace Heater
4/8
stack dipasang stack damper, termokople, sambungan pengambilan contoh flue gas dan draft gauge connection
yg gunanya utk mengukur tekanan didalam stack.
Tekanan didalam stack harus negatip, agar supaya Flue gas dapat keluar dengan baik. Vertical Heater banyak
digunakan karena ukurannya memang tidak terlalu besar. Dapat berupa single pass, dimana aliran fluida masuk
dari satu inlet, mengalir melalui fire box, turun naik pada vertical tube dan keluar melalui bottom. Dapat juga
berupa multi pass dengan beberapa inlet masuk ke seksi konveksi dan cross over ke seksi radiant denganbeberapa outlet ke bottom. Aliran proses masuk dari bagian atas heater dari seksi konveksi dan dipanasi mula
mula oleh flue gas sebelum keluar melalui stack, kemudian dialirkan keseksi radiasi dan dipanasi sesuai dengantemperatur yang diperlukan oleh proses kemudian keluar meninggalkan heater. Bentuk bahan bakar yangdigunakan dapat berupa gas maupun liquid. Convection section digunakan untuk memanfaatkan panas flue gas
sebelum dibuang keluar melalui stack. Baris pertama deretan tube diseksi konveksi disebut juga shock tube,
karena tubes ini langsung kena panas nyala api burner; bentuk tube nya dapat berupa extended tube, yaitustudded tube atau finned tube, tergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan.
Umumnya tube ini tersusun secara horizontal dan disupport oleh tube sheet pada masing masing ujung tube
sekeliling tube dibungkus oleh header box. Temperatur dari Convection section pada umumnya dibatasi tidaklebih dari 1450
oF atau 787
oC Temperatur stack dioperasikan diatas 260
oC agar tidak terbentuk kondensat
karena bila flue gas mengandung sulfur dan terjadi kondensat maka sifatnya akan korosip. Bila dilihat dari atas,
http://1.bp.blogspot.com/-4awC4JLmmxI/TumjAe3l5xI/AAAAAAAAAME/T3D7MR8PvTQ/s1600/21.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-PZWs9qi9XdE/Tumi58ZZPPI/AAAAAAAAAL8/vQHMtODDmyM/s1600/20.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-4awC4JLmmxI/TumjAe3l5xI/AAAAAAAAAME/T3D7MR8PvTQ/s1600/21.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-PZWs9qi9XdE/Tumi58ZZPPI/AAAAAAAAAL8/vQHMtODDmyM/s1600/20.jpg8/12/2019 Furnace Heater
5/8
potongan radiant section pada gambar, terlihat short radius bend, sambungan antara tube satu dengan lainnya
Inlet tube proses line langsung masuk atau melalui seksi konveksi dulu baru keseksi radiasi dan keluarb daribagian bottom heater. Dapat dilihat arah aliran yang turun naik dari satu tube ke tube yang lainnya sampa
keluar dari bottom heater. Dapat juga dilihat access door, bentuk simetris burner dan juga lokasi dari peep hole.
BOX TYPE HEATER:Lihat gambar 8 & 9: Bentuknya berupa box, sering juga disebut tipe Kabin, umumnya digunakan untuk Crude
Distilation Unit dan Vaccuum Unit. Tube pada daerah seksi radiasi tersusun horisontal sepanjang vertikal wall
burner terletak pada kedua sisi heater. Kadang kadang ditengah fire box juga terdapat center wall yang terbuatdari fire brick. Pada heater jenis ini sangat kecil kemugkinannya terjadi jilatan api (flame impingement) Tube
tube yang horisontal disupport dibagian bawahnya dan sewaktu tube berekspansi, akan ber-gerak diatas support
ini. Tube support akan menerima panas yang sangat tinggi, karena itu dibuat lah dari material yang tahantemperatur tinggi yaitu High Chrome content alloy dengan 25% Cr.
VISBREAKER CHARGE HEATER:Merupakan Box type, hanya saja burnernya terletak pada lantai heater. Biasanya terdiri dari satu pass.; tapi adajuga yang terdiri dari beberapa pass. Lihat gambar 10 & 11. Seksi radiasi terdiri dari Hip section dan Wall Tube
section. Shock tube ditempatkan dekat dengan breeching stack dan biasanya heater ini tidak mempunyai seksi
konveksi. Heater ini dilengkapi juga dengan snuffing steam, stack damper, draft gauge, temperatur indikator
dan thermocouple. Karena burner berada dibawah heater maka lantai heater didesain setinggi lebih kurang 7feet dari lantai dasar. Visbreaker biasanya dioperasikan untuk temperatur tinggi dan digunakan untuk thermally
crack heavy oil, biasanya temperatur operasi sekitar 930oF.
HIGH PRESSURE BOX HEATER:Lihat gambar 12 & 13. Digunakan sebagai Reformer charge heater dan Hydrocracking unit Reactor Charge
Heater, beroperasi pada tekanan dan temperatur tinggi yaitu 2200 psig dan 700oF. Tube tergantung pada atap
heater, vertikal ke lantai. Burner terletak dilantai heater, yang besar ditengah dan yang kecil dipinggir. Heater
jenis ini, insulating refractoriesnya menggunakan high duty fire brick
KOMPONEN UTAMA HEATER DAN PERALATANNYA.
Heater mempunyai komponen komponen yang merupakan perlengkapan dan peralatan yang membantumelaksanakan fungsinya agar menghasilkan kinerja yang baik.
Antara lain:
Instrumentasi:Untuk mengatur dan mengontrol kesempurnaan proses pembakaran, serta mengetahui temperatur minyak yang
dipanaskan, heater dilengkapi dengan instrumentasi, antara lain:
Temperatur:Umumnya pencatat temperatur dipasang pada heater untuk mencatat temperatur diruang pemba- karan
konveksi dan jalur gas pembakaran sebelum damper di stack. Temperatur ditempat tersebut perlu direcord terus.
Draft (tarikan):Untuk mengetahui beda tekanan didalam ruang pembakaran dengan atmosfer, perbedaan tersebut dapatmenyebabkan udara masuk kedalam ruang bakar, untuk kebutuhan pembakaran.
Sampling Connection:Untuk mengetahui kesempurnaan proses pembakaran, perlu diambil contoh gas hasil pembakaran dg jalan
melakukan analisa kandungan oksigen, Karbondioksida dan Karbon monoksida. Dari pem bacaan hasil analisa
tersebut dapat diketahui tentang kesempurnaan pembakaran yang berlang sung diruang bakar.
CEROBONG / STACK:
8/12/2019 Furnace Heater
6/8
Berfungsi untuk menyalurkan gas hasil pembakaran ke atmosfer. Tinggi cerobong ditentukan berdasarkan
perhitungan draft diruang pembakaran, keselamatan dan peraturan tentang polusi udara. Bahan yang dipakaibiasanya terbuat dari pelat baja karbon yang dibagian dalamnya dilapisi insulation refractory (Fire Brick atau
castable).
SOOT BLOWER:Fungsinya untuk menghilangkan atau meniup jelaga atau senyawa logam teroksidasi lainnya yang menempel
dipermukaan tube diruang konveksi. Dengan cara ini diharapkan jelaga terbuang melalui stack bersama dengan
gas buang, permukaan luar tube selalu bersih sehingga heat transfernya sempurna.
DINDING HEATER dan INSULATIONUmumnya dinding heater dibuat berlapis lapis, lapis terluar adalah pelat baja, lapis bagian dalam beruparefractory yang merupakan insulation, tahan panas maupun tahan api. Lapisan refractory bisa terbuat dari Fire
Brick atau castable. Dan dilekatkan kedinding dengan anchor.
TUBESRangkaian tube merupakan bagian yang paling penting dan paling mahal dari suatu heater. Umumnya terdir
atas deretan tubes yang dihubungkan secara seri satu sama lain dengan sambungan U.
Minyak yang dipanaskan mengalir didalam tubes, masuk keheater melalui seksi konveksi, dan terus menuju
ruang pembakaran pada seksi radiasi, kemudian keluar. Heater yang beroperasi pada temperatur tinggi denganmemanaskan minyak berat, mudah terbentuk cokes dibagian dalam tubes
Pada periode tertentu cokes ini harus dibersihkan, bila tidak akan menghambat heat transfer dan bisa
mengakibatkan overheating, bulging dan bahkan tube split. Cleaning bisa dengan cara SAD atau bilakonstruksinya memakai Plug type header dengan cara mechanical (turbine cleaning).
BURNER:Fungsi burner untuk melaksanakan pembakaran bahan bakar yang berfase gas dengan udara, yang keduanya
harus bercampur dengan baik (homogeen) pada jumlah tertentu; sehingga reaksi pembakaran terjadi dengan
baik. Bila bahan bakar berbentuk cair, maka terlebih dulu harus dikabutkan dan dipanaskan sehingga dapat
terjadi kontak permukaan maksimal dengan udara dan mudah terbakar.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih burner:Kemampuan menangani semua macam grade fuel (liquid)
Keamanan penyalaan dan kemudahan perawatan.Kemudahan dan kesinambungan pengaturan laju pengapian diantara laju minimum dan maksimum (turndown
ratio)
Pattern nyala api untuk semua bahan bakar dan laju pengapian dapat diperkirakan dengan baik.
Sesuai dengan bahan bakarnya, ada 3 jenis burner, yaitu : Burner untuk bahan bakar gas, burner untuk bahanbakar minyak dan untuk kombinasi (dual system)
PEEP HOLE (LUBANG PENGINTAI):
Terdapat pada dinding ruang pembakaran untuk mengamati keadaan diruang pembakaran, seperti : nyala api,
warna pipa pemanas, dan warna batu tahan api. Peep hole dilengkapi dengan penutup dari baja, dan harus selalutertutup setelah digunakan. Jumlah peep hole tergantung dari ukuran dan tipe heaternya, yang penting semua
titik bisa diamati dari peep hole ini.
EXPLOSION DOORS :Terletak pada dinding heater; fungsinya adalah apabila terjadi tekanan tinggi diruang pembakaran (akibat daripembakaran yang tidak normal), jendela ini akan membuka dengan sendirinya oleh tekanan tersebut.
KONEKSI STEAM:Heater dilengkapi dengan koneksi steam hampir pada seluruh bagian bagiannya yang berfungsi untuk
keselamatan. Steam untuk mencegah terjadinya kebakaran bila terjadi kebocoran di header box atau mematikan
8/12/2019 Furnace Heater
7/8
api bila sudah terjadi kebocoran ditempat tersebut. Snffing steam, yaitu koneksi steam diruang pembakaran
untuk purging sebelum memulai start-up. Maksudnya untuk menghilangkan gas agar tak terjadi explode saatpenyalaan api pertama kali.
PROSEDUR INSPEKSI dan MAINTENANCEInspeksi dan pemeliharaan diperlukan secara periodik untuk mengetahui kondisinya, terutama terhadap efekkorosi, erosi dan faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi life time heater.
Dari hasil pemeriksaan ini akan dapat ditentukan langkah langkah perbaikan sebelum kondisinya bertambah
buruk atau dapat ditentukan kapan suatu part dari heater harus diganti. Jika part tersebut tidak segera digantiatau dijadwalkan penggantiannya dapat memperpendek life time secara keseluruhan.
Inspeksi ini dapat pula sebagai bahan untuk mempersiapkan kebutuhan material, sehingga tepat pada waktunya
suatu perbaikan dan penggantian part dapat dilakukan dengan baik. Dan juga untuk memastikan bahwaperalatan dapat bekerja dengan aman sampai periode inspeksi yang akan datang.
Secara praktis inspeksi akan memberikan kenaikan operating cycle dan menurunkan emergency shutdown
Emergency shutdown akan membutuhkan biaya yang cukup besar karena loss production dan memerlukan
manpower untuk repair sehingga menurunkan effisiensi secara keseluruhan.
Beberapa penyebab kerusakan :Tipe proses
Sifat Charge StockKecepatan aliran
Tekanan
TemperaturProduk pembakaran.
Mechanical deterioration.
TIPE PROSES:Perbedaan proses operasi akan dapat memberikan bentuk kerusakan yang berbeda pula terhadap heater. Kondisi
operasi pada proses CDU, Vaccum Unit, Cracking, Reforming bentuk kerusakan yang ditimbulkan berbeda.
SIFAT SIFAT CHARGE STOCKKandungan bahan kimia yang korosip dari berbagai macam charge stock akan memberikan kerusakan yang
berbeda pula. Sulfur, asam chloride, solid material merupakan penyebab kerusakannya. Kandungan sulfur darsuatu charge stock adalah suatu faktor yang penting dalam memilih material yang akan digunakan. Beberapa
charge stock mempunyai tendensi untuk membentuk coke atau garam organik, yang tidak secara langsung dapat
merupakan penyebab kerusakan. Adanya coke yang menempel didinding tube heater akan menyebabkan
terhambatnya heat transfer, makin tebal cokenya maka diperlukan panas yang berlebih, lama kelamaan terjadioverheating, bulging dan split tube.
KECEPATAN ALIRANKecepatan aliran fluida didalam tube dapat menyebabkan terjadinya erosi dan biasanya terjadi akibat kombinasi
dari kecepatan dan tumbukan langsung dari partikel partikel feed. Jika kapasitas dari suatu heater dinaikkanakan menyebabkan kenaikan aliran didalam tubes yang akibatnya menyebabkan terjadinya erosi.
TEKANAN dan TEMPERATUR :Tekanan dan temperatur operasi yang sesuai dengan jenis material yang digunakan dan juga bila temperatur
operasi dibawah temperatur creep tidak akan menimbulkan kerusakan yang serius. Bila suatu materialdioperasikan diatas temperatur creep, seca perlahan lahan kekuatan material akan menurun dan pada suatu
waktu akan pecah. Kelebihan tekanan pada temperatur creep akan menyebabkan split tube.
Temperatur operasi dari suatu heater merupakan faktor yang menentukan didalam pemilihan jenis material yangdigunakan. Kerusakan yang disebabkan oleh temperatur adalah: sagging, bowing, burning, scalling, bulging dan
lain lain.
8/12/2019 Furnace Heater
8/8
PRODUK PEMBAKARAN:Korosi dapat juga disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar, tergantung jenis bahan bakar yang
digunakan. Terutama bila mengandung Sulfur, menghasilkan sulfida, pada temperatur tinggi tidak berbahaya
tetapi pada temperatur rendah dan ada uap air akan jadi sulfat dan akan menyerang metal. Jika bahan bakar
berkadar Vanadium yang tinggi, maka metal pada temperatur kritis, antara 1200oF1400
oF adanya vanadium
pentoxide akan melelehkan metalnya.
MECHANICAL DETERIORATION.Tube dan Fitting suatu heater kadang kadang harus diganti akibat dari mechanical deterioration yang berupa
bocoran pada tube rolls dan pengikisan. Bocoran rollan dapat disebabkan oleh prosedur atau kekurang telitian
dari pelaksanaan pengerollan ataupun akibat thermal upset pada waktu operasi.
FREKUENSI dan WAKTU INSPEKSI:Inspeksi terhadap heater diperlukan dengan tujuan untuk menilai kondisinya, memberikan garansi agar dapat
beroperasi dengan aman dan effisien. Inspeksi secara periodik akan memberikan kepastian terhadap operasi danmenentukan klapan inspeksi berikutnya perlu dilakukan.
Beberapa metode inspeksi yang dilakukan adalah:
Inspeksi secara visual.
Hammer TestPengukuran ketebalan tube
Hydrostatic test, dan lain lain.
INSPEKSI VISUAL:Sebelum inspeksi, terlebih dahulu dilakukan cleaning terhadap outside tube maupun inside tube.
Cleaning outside tube dapat dengan jalan menggunakan wire brush, sandblast, ditiup angin.Cleaning inside dapat dengan jalan SAD (Steam Air Decoking) atau juga Mechanical (Turbine Cleaning).
Kerusakan yang terjadi diluar tube, secara visual dapat berupa: sagging, bowing, bulging, pitting, scalling,
external corrosion, leaking roll.
Sedangkan kerusakan dibagian dalam tube dapat berupa: pitting, thinning, erosi, loosening of tube roll.
HAMMER TEST:Hammer test dilakukan terhadap permukaan tube, dengan membandingkan bunjinya dapat diketahui tube dalamkeadaan buntu atau tidak, sudah tipis atau masih baik / tebal.
PENGUKURAN TEBAL:Pengukuran tebal menggunakan alat ultra sonic. Dengan hasil pengukuran ketebalan ini bisa diketahui berapacorrosion ratenya, tinggal berapa lama lagi tube ini harus diganti.
HYDROSTATIC TEST:Hydrostatic test diperlukan terhadap semua coil heater, bila dilakukan penggantian tube atau pembongkaran
fitting fitting tube, test dilakukan dengan tekanan 1 tekanan operasi dengan koreksi temperatur operasi.
METALLURGICAL TEST:Metallurgical test dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan struktur metal, setelah diberi
paparan panas selama bertahun tahun. Dengan test ini dapat diketahui apakah tube telah mengalami
overheating.Bentuk perubahan struktur metal dapat berupa carburization, decarburization, Stress Corrosion Cracking,
Fatique, hydrogen attack.