Gabungan Magic Bab 8

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEGIS IMPLEMENTASI STRATEGI : MENGORGANISASI TINDAKAN

DISUSUN OLEH: SENO BUDHIARTO RONY HENDRA SIAGIAN ELVIERA NOOR KUSUMASTUTI 1203011040086 1203011040081 1203011040058

MAGISTER SAINS AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

IMPLEMENTASI STRATEGI : MENGORGANISASI TINDAKANImplementasi strategi adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis. Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program,anggran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi disusun, implementasi merupakan kunci sukses manajemen strategis. Untuk memulai proses implementasi, manajer strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan berikut :

Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun ? Apa yang harus dilakukan ? Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlukan ?

8.1 Siapa yang Akan Mengimplementasi Strategi ? Di sebagian besar perusahaan multi-industri yang besar, pelaksana strategi adalah setiap orang dalam organisasi. Para direktur fungsional (keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, atau operasi) atau para direktur divisi atau unit bisnis strategis (SBU) akan bekerja sama dengan para bawahan mereka untuk dapat mengimplementasi seluruh rencana yang telah dibuat dalam skala besar. Sedangkan para manajer pabrik, manajer proyek dan kepalakepala unit akan mengimplementasi rencana tersebut dengan lebih khusus terinci, dan dalam skala yang lebih kecil menurut pabrik, departemen, atau unit yang dipimpinnya. Oleh karena itu, setiap manajer operasional harus mampu mengawasi pelaksanaan rencana strategis sampai pada tingkat pengawasan lini pertama, dan untuk mendukung hal tersebut, setiap karyawan dalam berbagai cara harus dilibatkan dalam berbagai proses implementasi strategi yang ada, baik tingkat korporasi, unit bisnis, maupun fungsional. 8.2 Apa yang Harus Dilakukan ? Untuk dapat mendukung implementasi strategi yzng telah disusun, para manajer divisi dan wilayah fungsional harus bekerja sama dengan rekan manajer lainnya dalam mengembangkan program, anggran, dan prosedur yang diperlukan untuk hal tersebut.

Mengembangkan Program, Anggaran, dan Prosedur Tujuan program dibuat adalah untuk membuat strategi dapat dilaksanakan dalam tindakan (action-oriented).Sebagai contoh, misalkan perusahaan Ajax Continental yang memutuskan untuk melakukan integrasi vertical ke hilir sebagai pilihan strategi pertumbuhannya yang terbaik, sehingga perusahaan Ajax Continental membeli gerai eceran (retail outlet) yang ada (milik perusahaan John Surplus) daripada menciptakan sendiri gerai eceran yang diperlukan. Setelah semua program yang dibutuhkan disusun, saatnya untuk mulai membuat anggaran. Proses mendesain dan menyusun anggaran program, divisional maupun perusahaan, akan mengarahkan pihak manajemen untuk mengembangkan prosedur standar operasi (standard operating procedures/SOP). SOP berisi rincian berbagai aktivitas yang diperlukan dalam menyelesaikan sebuah program perusahaan. Mencapai Sinergi Divisi perusahaan dikatakan memperoleh sinergi bila tingkat ROI setiap divisi perusahaan lebih besar daripada ROI yang diperoleh divisi-divisi tersebut ketika terpisah sebagai unit bisnis yang mandiri. Igor Ansoff menyatakan bahwa ada empat jenis sinergi yang seringkali mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi :

Sinergi Pemasaran :dapat tercipta melalui kerjasama antara saluran distribusi, wiraniaga, dan atau gudang penyimpanan. Sebuah linni produk yang lengkap dari produk-produk yang terkait satu sama lain dapat pula menimbulkan sinergi yang meningkatkan produktivitas wiraniaga. Sinergi melalui periklanan dan promosi bersama dapat melipatgandakan keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang relative lebih kecil.

Sinergi Operasional :Sinergi dapat diperoleh melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas bersama atau melalui pembelian kebutuhan operasional bersama dalam jumlah besar yang berarti pembagian biaya overhead yang harus ditanggung.

Sinergi Investasi : sinergi investasi dapat tercipta melalui penggunaan bersama fasilitas produksi dalam pabrik, pembelian persediaan bahan baku bersama, penggunaan bersama peralatan dan mesin-mesin pengolahan.

Sinergi Manajemen : manajemen yang kompeten merupakan sesuatu yang langka, sehingga penambahan unit bisnis baru atau produk baru dapat mempertinggi keseluruhan kinerja jika pihak manajemen mampu menemukan bahwa masalah yang

sekarang ini dihadapi mempunyai kemiripan dengan masalah sebelumnya yang telah berhasil dipecahkan oleh unit usaha yang baru diakuisisi. Sinergi-sinergi tersebut tidak diperoleh begitu saja.Untuk dapat mencapainya, perusahaan tidak hanya harus mendorong berkembangnya budaya yang mendukung, tetapi juga harus mengembangkan implementasi program reorganisasi dan memadukan keseluruhan operasi perusahaan yang ada. 8.3 Bagaimana Strategi Diimplementasi? Mengorganisasi untuk Bertindak Proses manajemen stratregis secara keseluruhan mencakup beberapa jenis aktifitas krusial yang berorientasi pada tindakan untuk mengimplementasi strategi : pengoeganisasian, penyusunan staf, pengarahan, dan pengawasan. Dasar-dasar Pengorganisasian : Struktur Mekanistik dan Organik. Perubahan strategi perusahaan mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam struktur organisasi dan keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu. Strategi, struktur, dan lingkungan harus terpadu dalam satu kesatuan, atau jika tidak, kinerja perusahaan akan hancur. Penelitian yang dilakukan oleh T. Burns dan G.M Stalker menyimpulkan bahwa struktur mekanistik, dengan penekanan pada sentralisasi pengambilan keputusan dan prosedur dan peraturan birokasinya, akan cocok pada organisasi yang beroperasi pada kondisi lingkungan yang cenderung stabil. Di lain sisi, Burns dan Stalker menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang sukses dalam lingkungan yang terus-menerus berubah, seperti dalam industry elektronik dan pesawat luar angkasa, akan menggunakan struktur organik, dengan desentralisasi pengambilan keputusan dan prosedur yang lebih fleksibel. Struktur Mengikuti Strategi Alfred Chandler menyimpulkan bahwa berbagai perubahan yang terjadi dalam strategi perusahaan akan mengarahkan pada perubahan yang terjadi dalam strategi perusahaan akan mengarahkan pada perubahan dalam struktur organisasi. Alfred Chandler juga menyimpulkan bahwa organisasi berkembang dari satu jenis penyusunan struktur ke berbagai jenis lainnya ketika organisasi tersebut berkembang.Alfred Chandler mengatakan bahwa perubahan structural tersebut dapat terjadi karena inefisiensi yang ditimbulkan oleh struktur lama, yang karena digunakan terlalu lama ternyata menimbulkan kerugian bagi organisasi. Kemudian Chandler membuat suatu skema urutan proses berikut ini :

1. Diciptakan sebuah strategi baru. 2. Masalah-masalah baru tentang administrasi muncul. 3. Penurunan kinerja ekonomi. 4. Struktur baru yang lebih sesuai ditemukan. 5. Keuntungan kembali pada tingkatan sebelumnya. Tahap-tahap Perkembangan Perusahaan Satu dalil penting Chandler menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang berhasil cenderung mengikuti pola perkembangan structural ketika mereka bertumbuh dan berkembang. D.H Thain, B.R Scott dan R.V. Tuason, secara khusus menggambarkan tiga tahap structural yang berbeda satu sama lain. Tahap I : Struktur Sederhana Ditandai dengan keberadaan usahawan, orang yang mendirikan perusahaan untuk mewujudkan gagasannya (produk atau jasa).Usahawan cenderung mengambil semua keputusan sendiri, dan terlibat langsung dalam setiap tahap dan kegiatan perusahaan. Pada Tahap I, perusahaan memiliki sedikit struktur formal, yang memungkinkan usahawan mengawasi langsung berbagai aktifitas setiap karyawannya. Kekuatan terbesar perusahaan Tahap I adalah fleksibilitas dan sifat dinamis.Keinginan dan semangat besar wiraswastawan member energy organisasi dalam usahanya untuk bertumbuh.Sedangkan kelemahan terbesarnya adalah ketergantungan yang besar pada wiraswastawan dalam membentuk keseluruhan strategi dan prosedur rinci pelaksanaanya. Jika wiraswastawan gagal megelola dengan baik, maka perusahaan pun biasanya akan menggelepar sekarat. Tahap II : Struktur Fungsional Pada tahap II, sebuah tim manajer yang memiliki spesialisasi fungsional menggantikan tempat dan peranan wiraswastawan. Transisi menuju tahap ini membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan perusahaan, terutama berubah dari gaya manajemen wiraswastawan pada Tahap I. Sebab jika tidak ada perubahan sama sekali, maka penambahan anggota staf manajemen tidak akan memberikan keuntungan sama sekali untuk perusahaan. Kekuatan utama perusahaan yang berada pada Tahap II adalah konsentrasi dan spesialisasi dalam satu industry, yang di lain sisi juga merupakan kelemahan utamanya. Tahap III : Struktur Divisional (M-Form/Bentuk M)

Pada Tahap III, perusahaan memfokuskan perhatiannya pada pengelolaan berbagai lini produk di berbagai industry yang dimilikinya dan mendesentralisasi wewenang pengambilan keputusan. Pada tahap III ini kantor pusat berupaya untuk mengkoordinasi berbagai aktifitas operasi divisinya berdasarkan kinerja yang diraih tiap divisi-yaitu dengan system pelaporan dan pengawasan berorientasi hasil dan dengan menekankan pada teknik-teknik perencanaan perusahaan. Kekuatan utama perusahaan yang berada pada Tahap III adalah pemilikan sumber daya yang tidak terbatas.Sementara kelemahan utamanya terletak pada ukuran perusahaan yang terlalu besar dan kompleks yang cenderung membuat perusahaan menjadi lamban dan tidak fleksibel. Tabel 8.1 Faktor-faktor yang Membedakan Perusahaan perusahaan pada Tahap I,II, dan III No 1 Fungsi Pembentukan/ Membangun: Problemproblem utama Tahap I Bertahan hidup dan bertumbuh kembang dengan menghadapi masalah-masalah operasi jangka pendek Tahap II Bertumbuh,rasionali sasi dan ekspansi guna memperoleh sumber daya,memberi perhatian lebih pada masalah yang produk Tahap III Melepaskan kendali atas manajemen dan investasi dan pengawasan yang lebih luas, peningkatan dan diversifikasi sumber untuk mendiagnosis dan mengambil tindakan atas problem yang muncul pada tingkat 2 Tujuan/Sasaran Pribadi bersift subyektif Keuntungan dan secara fungsional berusaha memenuhi orientasi anggaran dan target kinerja yang telah ditetapkan divisi. ROI, keuntungn, laba per saham (earnings per share)

berhubungan dengan daya.Juga penting

3

Strategi

Implisit dan bersifat pribadi:mengeksploitasi dengan segera peluang yang muncul yang terlihat oleh pemilik sekaligus manajer

Berorientasi fungsional dan beroperasi terbatas pada satu produk saja;eksploitasi pada satu basis produk atau bidang jasa Satu unit,terbagibagi secara fungsional dalam khusus. Pengawasan tidak lagi dilakukan oleh satu orang;melakukan penilaian berdasarkan fungsi bila diperlukan;sistem pengawasan berstruktur mulai tumbuh

Bertumbuh dan melakukan diversifikasi produk;eksploitaasi kesempatankesempatan muncul dalam bisnis umum. Multiunit dengan kantor yang berisi staf umum dan terdesentralisasi Sistem formal yang kompleks disesuaikan dengan ukuran penilaian kinerja yang dapat diperbandingkan,m edia untuk menunjukkan problem dan kesempatan yang muncul dan menilai kemampuan manajemen dari para manajer divisi yang Perbandingan yang

4

Organisasi:Kara kteristikkarakteristik utama dalam struktur (a)Pengukuran dan Pengawasan

Satu unit, one man show

kelompok-kelompok operasi divisi yang Besifat pribadi,pengawasan bersifat subjektif berdasarkan system akuntansi sederhana dan observasi dan komunikasi harian

5

(b)Indikatorindikator kinerja kunci

Kinerja

bersifat Kriteria

pribadi,hubungan dengan bersifat

fungsional lebih pada aplikasi seperti laba,ROI,rasio harga terhadap deviden,penjualan,p saham

pemilik,beroperasi dengan dan internal seperti yang bersifat umum efisien,kemampuan untuk penjualan,kinerja memecahkan operasi masalah dibandingkan dengan anggaran,ukuran perusahaan,status

dalam usaha

kelompok angsa yang pasar,produktivitas, dominasi gan karyawan,perilaku karyawan,tanggung jawab sosial Ditetapkan berdasarkan tanggung jawab tiap yang proses dari berbagai luas variasi penghargaan bersama dan hukuman yang yang basis dan n khusus biasanya umum menyeluruh berbagai dengan pengecualian kasus-kasus individu tertentu. formal dan produk dipasar,pengemban

lain,hubungan pribadi dan lain-lain

6

Sistem penghargaan hukuman

Informal,bersifat pribadi,subyektif;digunak

Lebih terstruktur.biasanya

an untuk mempertahankan berdasarkan pengawasan dan membagi kebijakan sumber-sumber daya ke secara dalam kelompok bersifat kelompok- disepakati kecil pribadi

untuk sebagai lawan dari berbeda-beda dalam pada berdasarkan pribadi hubungan tertentu. opini sistematis.Kebijaka perusahaan berlaku dan pada kelas sedikit pada

memberikan insentif yang system karyawan-karyawan kunci

manajer dan pekerja

Kendala-kendala dalam Mengubah Tahapan. Pendiri perusahaan jarang merupakan orang yang menciptakan struktur baru yang sesuai dengan strategi baru yang sedang dikembangkan, karena itu proses transisi dari satu tahap ke tahap berikutnya sering merupakan suatu proses yang sulit dan menyakitkan. Tim manajemen

cenderung mempertahankan pengaruh para pendiri dalam keseluruhan organisasi,bahkan lama setelah para pendiri meninggal. Tabel 8.2 Kendala-kendala dalam Perkembangan Organisasi A) Kendala-kendala Internal Tahap I ke Tahap II Tahap II ke Tahap III Kecilnya ambisi dan semangat dari dalam Ketidaksediaan mengambil resiko yang diri wiraswastawan. ada.

Alasan-alasan yang bersifat pribadi dari Manajemen menolak untuk berubah dengan pemilik sekaligus manajer dalam berbagai alas an seperti usia tua,enggan mengambil resiko,hasrat untuk melindungi kekuasaan pribadi dan lain-lain. Rendahnya efisiensi operasi. Kurangnya jumlah dan kualitas sumberdaya Alasan-alasan manusia untuk operasi perusahaan. pribadi diantara para manajer untuk mempertahankan status quo. system pengawasan yang menghindari perubahan terhadap status quo.

Minimnya sumberdaya seperti daya pinjam Kurangnya lain-lain. Masalah produk dan

dana,pabrik dan perlengkapan,wiraniaga,dan berkaitan dengan penilaian investasi atas operasi-operasi yang didesentralisasi. kelemahan- Minimnya anggaran. kemampuan mengawasi

kelemahannya.

Minimnya kemampuan perencanaan dan Ketidakluwesan organisasi. pengorganisasian. Minimnya visi manajemen dalam melihat kesempatan ekspansi. Minimnya pengembangan

manajemen,seperti tidak cukupnya manajer yang tersedia untuk menangani ekspansi. Perputaran manajemen (turnover) dan

hilangnya manajer-manajer muda yang

menjanjikan. Minimnya kemampuam untuk merumuskan dan mengimplementasi strategi yang dapat membuat perusahaan sesuai dan cocok terhadap kondisi yang senantiasa berubah. Penolakan kekuasaan diversifikasi. untuk dan mendelegasikan wewenang unruk

B) Kendala-kendala Eksternal Kondisi Tahap I ke Tahap II ekonomi yang Tahap II ke Tahap III tidak Trend ekonomi,politik,teknologi dan kondisi social yang tidak menguntungkan. Minimnya akses kepada sumber-sumber keuangan dan manajemen. Sulitnya dana yang bias diperoleh atau minimnya underwriter yang bersedia Sikap konservatif yang berlebihan pada para akuntan,ahli hokum, banker investasi, dan lain-lain. Keterbatasan jumlah dan kualitas tenaga kerja. Keusangan teknologi produk. Minimnya pasar domestic yang diperlukan untuk mendukung perusahaan yang terdiversifikasi dengan luas. Mentalitas konservatif, sebagai contoh: budaya berpuas diri dengan kondisi status quo dan minimnya hasrat untuk bertumbuh membantu perusahaan untuk go public

menguntungkan. Minimnya pertumbuhan pasar.

dan berkembang. Daur Hidup Oraganisasi Daur hidup perusahaan menggambarkan bagaimana organisasi bertumbuh,berkembang, dan pada akhirnya menurun. Pendekatan daur hidup meruapakan salah satu dari beberapa teori perubahan organisasi, mulai dari teori ekologi populasi sampai pada teori keterbatasan sumber daya.Tahap-tahap Daur hidup perusahaan adalah Kelahiran (Tahap I), Pertumbuhan (Tahap II), Kedewasaan (Tahap III), Kemunduran (Tahap IV), dan Kematian (Tahap V). Tabel 8.3 Daur Hidup Organisasi. Isu dominan Strategi-strategi popular Tahap I Kelahiran Konsentrasi ceruk Tahap II Pertumbuhan Integrasi dan vertical Tahap III Kedewasaan Diversifiksi konsentris konglomerat Tahap IV Tahap V Kemunduran Kematian Strategi laba Likuidasi dan yang dengan berbagai Struktur digunakan yang Didominasi oleh usahawan Menekankan manajemen fungsional Desentralisasi laba investasi atau bidang. Pemecahan Perombakan struktur. diikuti atau kebangrutan

pada sebuah horizontal

penyusutan di .

memungkinkan

pada pusat-pusat structural

TEORI EKOLOGI POPULASI, TEORI KETERGANTUNGAN SUMBER DAYA DAN TEORI INSTITUSI Daur hidup organisasi adalah salah satu dari beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa organisasi berkembang dan berubah sepanjang waktu. Model daur hidup didasarkan pada asumsi bahwa manajer strategis dapat mengubah organisasi untuk beradaptasi lebih balk dengan lingkungannya. Tidak semua teori penthahan organisasi sepakat dengan pentingnya manajemen strategis dalam menjelaskan daya bertahan hidup organisasi.

Ekologi Populasi didasarkan pada konsep seleksi alam dalam biologi. Prinsip utamanya adalah bahwa menjadi organisme adalah pilihan yang paling balk untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang terus berubah; sementara yang lain mati. Para ahli organisasi membuat dua asumsi berikut ini:1.

Organisasi mempunyai kemampuan terbatas untuk beradaptasi dalam lingkungan Proses perubahan tersebut dikendalikan oleh alam.

yang terus berubah; dan2.

Dasar argumentasi mereka adalah dalarn sebuah industri, variasi berbagai organ isasi cenderung berkembang karena perbedaan strategi akan mengarahkan pula perbedaan struktur clan proses. Organisasi yang mampu menyesuaikan dengan balk terhadap kendala-kendala lingkungan akan berkembang denuan balk. sedanekan yang, lain cenderung akan gagal bila tidak mampu. Bagi organisasi yang mampu bertahan hidup. cenderung akan bertumbuh dan menjadi battian dominan dalam industri. Bila melihat alasan-alasan tersebut, tampak bahwa penganut teori ekologi populasi adalah para pesimistik terhadap kemampuan khusus organisasi untuk berubah dan beraciaptasi, dan hanya mempercayai bahwa perubahan nil strategi acialah hal yang hampir mustahil. Mereka akan berpendapat bahwa memulai organisasi baru adalah lebih mudah dibanding menyesuaikan kembali sebuah organisasi yang telah mapan dengan lingkungannya. Penganut teori ketergantungan sumber daya memfokuskan pada kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber-sumber daya penting dalam lingkungannya sebagai penentu daya tahan hidup organisasi. Bertumbuh dan bertahan hidup menjadi mudah ketika lingkungan kaya akan sumber daya (seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tersedia sepenuhnya). Masalah yang dihadapi organisasi mulai berkembang ketika sumber daya yang ada tidak tnencukupi. Dengan demikian, kelompok-kelompok khusus yang bertanug,ung jawab dan memegang kendali atas tersedianya sumber daya yang dibutuhkan mempunyai kekuasaan terhadap pengambilan keputusan organisasi. lintuk menjamin tersedianya sumber-sumber daya penting, organisasi harus berinteraksi dengan kelompok tersebut melalui hubungan kerja sama. Hanya organisasi yang dapat men_jaga kesinambungan akses terhadap sumber daya yang dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, tugas utama manajer strategis adalah manajemen sumber daya. Perubahan strategi dimungkinkan dan harus berfokus pada jaminan kesinam-bungan dkses kepada sumber daya, apakah sumber daya berasal dari pelanggan, kreditor, atau sumbangan.

Teori institusi menyatakan bahwa organisasi beradaptasi terhadap perubahan lingkungan melalui proses imitasi atau meniru organisasi lainnya yang lebih sukses. Teori tersebut berpendapat bahwa organisasi cenderung mencontoh organisasi lain dalam industri yang sama dan yang menghadapi pelanggan, pemasok, dan pemerintah yang sama pula. Manajer strategis melakukan hal tersebut karena menjiplak praktik dan kiat bisnis perusahaan yang sukses tidak hanya merupakan hal yang logis, tetapi juga karena lebih mudah dibandingkan dengan harus mengembangkan sebuah pendekatan yang baru dan belum teruji. (Perlu dicatat bahwa pendekatan paling baru dalam persaingan adalah melakukan benchmarking atau patok duga sebattai cara untuk mengimitasi produk perusahaan lain yang berhasil.) Dalam pendekatan teori tersebut, manajer strategis berusaha mendapatkan legitimasi (pengakuan) dari para stakeholder-nya ketika tnengadopsi praktik manajemen terbaru karena tidak ingin disalahkan karena tinclakan yang berbeda yang dilakukannya. Akibatnya, organisasi-organisasi yang berada dalam lingkungan yang sama cenderung terlihat dan berperilaku sama satu sama lainnya sepanjang waktu. Sehingga ketika salah satu mengalami kemunduran, organisasi yang lainnya punya peluang untuk mengalami hal yang sama. Berbeda dengan penganut teori ekologi populasi, para penganut teori ketergantungan sumber daya dan institusi meyakini bahwa organisasi memiliki kernampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dalam memperpanjang daur hidup produk. Namun demikian, kita memasukkan pemulihan di sini sebagai tahap yang terpisah karena tahap tersebut dapat terjadi di berbagai waktu selama tahap keclewasaan sebuah perusahaan (yaitu ketika sebuah strategi pertumbuhan barti diimplementasi) atau selama tahap kemunduran (ketika strategi yang sama sekali berbeda diadopsi). Sebagai contoh, Maytag Corporation mengawali fase pemulihan path tahun 1970-an di bawah kepemimpinan Daniel Krumm, meskipun perusahaan masih berada dalam tahap kedewasaan dalam perkembangannya. Sepeni ditunjukkan dalam "Sorotan Perusahaan: Maytag Corporation" pada halaman 319. transisi dari pertumbuhan agresif ke sedikit pasif dan kepuasan akan kedewasaan membuat perusahaan menjadi rentan terhaciap persaingan yang lebih ketat clan kemungkinan untuk diakuisisi. Unit Bisnis Strategis Pada tahun 1971, General Electric berhasil mengembangkan sebuah metode untuk

membentuk struktur bisnis perusahaan yang besar dan kompleks sebagai varian struktur divisional yang selama ini dikenal. Berdasarkan unit bisnis strategis (SBU - strategic business units), kelompok-kelompok organisasi disusun dari segmen-segmen pasar produk yang mempunyai ciri-ciri tersendiri dan mandiri, yang oleh perusahaan diidentifikasi dan diberi tanggung jawab dan wewenang tersendiri untuk mengelola wilayah fungsionalnya. SBU dapat beragam ukuran dan bentuknya, namun SBU harus memiliki: (I) misi khusus, (2) kemampuan mengidentifikasi para pesaing, (3) fokus pada pasar eksternal, (4) pengendalian terhadap fungsi-fungsi bisnisnya. Struktur Jaringan (Network/Cluster) Perkembangan terbaru dan paling radikal dalam desain organisasi adalah struktur jaringan yang disebut non-struktur karena eliminasi maya-nya (virtual elimination) terhadap fungsi-fungsi bisnis in-house. Struktur jaringan akan sangat bermanfaat ketika lingkungan perusahaan tidak stabil dan diperkirakan akan tetap berubah-ubah. Dalam kondisi seperti itu, dibutuhkan inovasi dan respon cepat yang kuat. Berdasarkan logika biaya transaksi ekonomi/transaction cost economics, perusahaan memasuki kontrak jangka panjang dengan pemasok dan aliansi strategis lainnya untuk mencapai jasa lain yang dapat disediakan oleh perusahaan bagi dirinya sendiri melalui integrasi vertikal. Teknologi elektronik dan sistem informasi yang canggih mengurangi biaya transaksi di pasar, sehingga yang tersisa adalah penyesuaian keputusan membeli atau membuatnya sendiri Saat ini fungsi-fungsi bisnis organisasi tidak lagi terpusat pada satu gedung atau di satu wilayah geografi, melainkan tersebar di berbagai penjuru dunia. Akibatnya, perusahaan hanya berupa sebuah kerangka dengan kantor pusat kecil yang bertindak sebagai "pialang/broker", yang secara elektronik terhubung kepada seluruh divisi yang ada, anak perusahaan, dan perusahaanperusahaan independen lainnya. Dalam bentuk aslinya, organisasi jaringan merupakan serangkaian perusahaan atau unit bisnis independen yang terhubung dengan komputer dalam satu sistem informasi yang mendesain, memproduksi, dan memasarkan produk atau jasa. Rekayasa Ulang (Reengineering) Rekayasa ulang merupakan suatu pendekatan baru dalam implementasi strategi dengan meningkatkan kemampuan operasi organisasi. Rekayasa ulang merupakan desain ulang yang radikal terhadap proses bisnis untuk mencapai keunggulan dalam biaya, layanan, atau waktu. Rekayasa ulang bukan jenis baru struktur organisasi, tetapi suatu pendekatan baru yang melibatkan (1) pengkajian ulang yang mendasar pada cara

bagaimana pekerjaan selama ini dijalankan. (2) reorganisasi struktural - memecah hierarki ke dalam tim kerja yang lintas fungsi. (3) sistem pengukuran dan informasi yang baru, (4) sistem nilai baru dengan penekanan lebih besar pada pelanggan. Rekayasa ulang merupakan suatu cara yang efektif untuk mengimplementasi perubahan strategi. Dipopulerkan oleh Michael Hammer, rekayasa ulang berusaha mendobrak peraturan dan proseciur yang selama ini dikembangkan dan mendarah daging dalam suatu organisasi selama bertahun-tahun sehingga menghalangi terjadinya perubahan. Kendala tersebut dapat berupa kombinasi kebijakan, peraturan dan prosedur yang tidak pernah benar-benar dipertanyakan sejak ditetapkan pertama kalinya Dalam melakukan rekayasa ulang. Hammer menyarankan prinsip-prinsip berikut:

Mengorganisir berdasarkan hasil bukan tugas: Mendesain pekerjaan seseorang atau pekerjaan sebuah departemen berdasarkan sasaran atau hasil yana Main dicapai, bukan berdasarkan satu tuttas atau serangkaian tugas. Memiliki sumber daya yang akan menggunakan keluaran dart proses untuk membentuk proses selanjutnya: Denaan bantuan sistem informasi yang berbasis komputer. berbaaai proses sekarang ini dapat direkayasa ulang sehingga orangorang yang membutuhkan hasil dari proses tersebut dapat mengolahnya sendiri. Memasukkan pekerjaan pemrosesan informasi ke dalam pekerjaan nil yang dapat menghasilkan informasi: Orang,-orang atau departemen yang menghasilkan informasi dapat jug,a memproses hasil yang diperolehnya daripada hanya mengirimkan data mentah ke bagian atau departemen lain dalam organisasi untuk menginterpretasikannya.

Membagi sumber daya berdasarkan wilayah geografis walaupun sumber daya tersebut tersentralisasi: Denttan adanya sistem informasi yamg modern, perusahaan-perusaltaan dapat menyediakan layanan yang fleksibel yang berdasarkan lokasi pennintaan, sementara menjaga surnber daya aktual tetap berada dalam lokasi sentral demi kepentingan koordinasi. Menghubungkan berbagai aktivitas yang paralel daripada mengintegrasi hasil aktivitas-aktivitas tersebut: Daripada memiliki berbagai unit yang menghasilkan berbagai aktivitas yang pada akhimya hams disatukan, lebih baik mem iliki sistem komunikasi yang memungkinkan unit-unit tersebut sementara bekerja dapat melakukan proses pengintegrasian.

Menaruh titik pengambilan keputusan pada tempat pekerjaan tersebut dilakukan, dan membangun pengendalian ke dalam prosesnya: Orang-orang yang bertanggung jawab melakukan pekerjaan tersebut harus mampu membuat keputusan sendiri dan melakukan pengawasan mandiri. Memberdayakan informasi semaksimal mungkin dari sumbernya: Daripada tiap unit mengembangkan pusat data dan aktivitas pemrosesan informasinya sendirisendiri, informasi tersebut dapat ditaruh dalam suatu jaringan sehingga seluruh unit dapat mengaksesnya.

Karakteristik Model Pekerjaan Model karakteristik pekerjaan (job characteristic model) merupakan pendekatan lebih lanjut dalam job enrichment yang didasarkan pada keyakinan bahwa tugas-tugas dapat digambarkan dalarn karakteristik sasaran yang pasti dan bahwa karakteristik-karakteristik tersebut mempengaruhi motivasi karyawan. Untuk dapat memotivasi karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan, beberapa hal berikut ini harus dilakukan: (1) pekerja harus merasa bertanggung jawab, merasa bahwa pekerjaan tersebut bernilai, dan menerima manfaat umpan balik dari kinerja yang dihasilkannya, dan (2) pekerjaan tersebut harus dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan penting karyawan. Model tersebut menyatakan bahwa manajer perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini dalam mendesain ulang pekerjaan.

Mengkombinasikan tugas-tugas yang ada untuk meningkatkan keanekaragaman tugas dan memampukan karyawan untuk mengidentifikasi apa yang sedang mereka kerjakan. Membentuk unit kerja alami untuk membuat karyawan lebih bertanggung jawab dan dapat diandalkan terhadap kinerja pekerjaannya. Membangun hubungan yang saling membutuhkan sehingga pekerja alcan mengetahui kinerja macam apa yang dibutuhkan dan mengapa dibutuhkan. Membagi beban kerja secara vertikal dengan memberikan pekerja wewenang dan tanggung jawab lebih atas aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan. Mernbuka saluran umpan balik dengan menyediakan informasi bagi pekerja seberapa baik mereka melaksanakan tugas yang diberikan.

HAL YANG PENTING UNTUK DIINGAT: 1. Suksesnya sebuah implementasi strategi mungkin tergantung pada ditemukannya satu atau lebih sinergi: sinergi pemasaran, operasi, investasi, dan manajemen.

2.

Perubahan dalam struktur organisasi membutuhkan perubahan dalam strategi yang signifikan. Ketika sebuah perusahaan bertumbuh dan berkembang, perusahaan tersebut cenderung bergerak dari struktur sederhana pada Tahap I ke struktur fungsional pada Tahap II, dan akhimya sampai pada struktur divisional pada Tahap III.

3.

Daur hidup organisasi adalah salah satu teori yang berusaha menjelaskan mengapa organisasi berkembang dan berubah sepanjang waktu. Teori daur hidup organisasi berguna dalam membantu menjelaskan mengapa perusahaan, yang telah berhasil melewati tahap kelahiran, pertumbuhan, dan kedewasaan, pada akhimya menurun dan mati.

4.

Dalam kondisi-kondisi (1 ) meningkatnya ketidakpastian lingkungan, (2) besamya penggunaan metode-metode teknologi produksi yang canggih. (3) meningkamya ukuran dan lingkup bisnis perusahaan, (4) lebih besamya penekanan pada keunggulan persaingan multi-industri, dan (5) berkembangnya manajer dan karyawan terdidik, memicu munculnya bentuk lebih lanjut struktur organisasi. Bentuk-bentuk tersebut meliputi strutur unit bisnis stategis (SBU), struktur matriks, dan struktur jaringan kerja.

5.

Rekayasa ulang merupakan pendekatan barn dalam implementasi strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan operasi perusahaan. Rekayasa ulang meliputi (1) pengkajian ulang yang fundamental terhadap cara-cara kerja yang dikerjakan selama ini, (2) reorganisasi struktural memecah birokrasi ke dalam tim-tim kerja lintas fungsi, (3) sistem pengukuran dan informasi yang baru, dan (4) sistem nilai barn dengan penekanan lebih besar pada pelanggan.

6.

Model karakteristik kerja di dalam desain pekerjaan menyediakan cara untuk mengkaji ulang bagaimana sebuah tugas dikerjalcan. Model ini menekankan pembentukan unit kerja alami yang membuamya sesuai dengan tim kerja lintas fungsi dalam konsep rekayasa ulang.