9
GAGAL GINJAL KRONIK 1. Definisi Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada kedua kasus tersebut gagal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal kronik adalah penyimpangan, progresi, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimvbangan metabolic, cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan uremia. (Baughman Diane C, 2002) Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut (IPD Jilid II, 2001). 2. Etiologi Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari berbagai penyebab. Angka perkembangan

Gagal Ginjal Kronik by Wilda

Embed Size (px)

Citation preview

GAGAL GINJAL KRONIK1. Definisi Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada kedua kasus tersebut gagal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal kronik adalah penyimpangan, progresi, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimvbangan metabolic, cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan uremia. (Baughman Diane C, 2002)Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut (IPD Jilid II, 2001).

2. Etiologi Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari berbagai penyebab. Angka perkembangan penyakit ginjal kronik ini sangat bervariasi. Perjalanan ESRD (End State Renal Diseases) hingga tahap terminal dapat bervariasi dari 2-3 bulan hingga 30-40 tahun. Penyebab gagal ginjal kronik yang tersering dapat dibagi menjadi delapan kelas seperti yang tercantum pada tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Klasifikasi PenyakitPenyakit

1. Penyakit infeksi tubulointerstitial

2. Penyakit peradangan3. Penyakit vaskular hipertensif

4. Gangguan jaringan ikat

5. Gangguan kongenital dan herediter

6. Penyakit metabolik

7. Nefropati toksik

8. Nefropati obstruktifPielonefritis kronik atau refluks nefropatiGlomerulonefritisNefrosklerosis benignaNefrosklerosis malignaStenosis arteria renalisLupus Eritematosus SistemikPoliarteritis nodosaSklerosis sistemik progresifPenyakit ginjal polikistikAsidosis tubulus ginjalDiabetes melitusGoutHiperparatiroidismeAmiloidosisPenyalahgunaan analgesikNefropati timahTraktus urinarius bagian atas: batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal.Traktus urinarius bagian bawah: hipertrofi prostat, striktur uretra, anomali kongenital leher vesika urinaria dan uretra.

3. Patofisiologi Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth factors. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif, walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktifitas aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut. Aktivasi jangka panjang aksis renin-angiotensin-aldosteron, sebagian diperantarai oleh growth factor seperti transforming growth factor (TFG-). Beberapa hal yan juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas Penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hiperglikemia, dislipidemia. Terdapat variabiltas interindividual untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis glomerulus maupun tubulointerstitial. Pada stadium paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti, nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti, anemia, peningkatan tekanan darah gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, saluran pernafasan, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia. Gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius dan pasien sudah lebih memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau tranplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal.3

4. Pemeriksaan PenunjangKreatinin plasma akan meningkat seiring dengan laju filterasi glomerolus. Dimulai bila laju kurang dari 60 ml/m. Pada gagal gijal terminal, konsentrasi kreatinn dibawah 1 m mol/ lt. Konsentrasi ureum plama kurang dapat di percaya karena dapat menurun pada diet rendah protein dan meningkatkan diet tinggi protein, kekurangan garam dan keadaan katabolik. Biasanya konsenterasi ureum pada gagal ginjal terminal adalah 20 60 mmol/lt. Terdapat penurunan bikarbonat plasma (15-25 mmol/l), penurunan pH, dan peningkatan anion Gap. Konsenterasi natrium biasanya normal, namun dapat meningkatan atau menurunkan akibat masukan cairan inadekuat atau kelebihan. Hiperkalemia adalah tanda gagal ginjal yang berat, kecuali terdapat masukan berlebihan, asidosis tubular ginjal, atau hiperaldo steronisme.Terdapat peningkatan konsentrasi fosfat plasma dan peningkatan kalsium plasma, kemudian fosfatase alkali meningkat. Dapat ditemukan peningkatan parathormon pada hiperparatiroidisme.

5. Manifestasi Klinis Umum : fatig malaise, gagal tubuh, debil. Kulit : pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia. Kepala dan leher : fektor uremik, lidah kering dan berselaput. Mata : fundus hipertensif, mata merah. Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis uremik, penyakit vaskuler. Pernafasan : hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura. Gastrointestinal : anoreksia, nousea, giastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan oleh antibiotik. Kemih : nokturia, poliuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya. Reproduksi : penurunan libido, impotensi, amenore, galaktase. Saraf : letargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk, kebingungan, kejang, koma. Tulang : hiperparatiroidisme, difisiensi vit. D. Sendi : Gout, klasifikasi ekstra tulang. Hematologi : anemia, difisiensi imun, mudah mengalami pendarahan. Endokrin : multipel. Farmakologi : obat-obatan yang diekskresi oleh ginjal.6. DiagnosisBerdasarkan Anamnesa dapat ditentukan kecenderungan diagnosis, misalnya bila didapatkan riwayat nokturia, poliuria dan haus, disertai hipertensi dan riwayat penyakit ginjal, lebih mungkin dipikirkan kearah gagal ginjal kronik. Tanda-tanda uremia klasik dengan kulit pucat atrofi, dengan bekas garukan, dan leukonikia tidak terjadi seketika dan jarang ditemukan gagal ginjal akut. Namun pada banyak kasus, gambaran ini tidak ditemukan sehingga lenih banyak menganggap semua pasien adotemia menderita gagal ginjal akut sampai dapat dibuktikan sepenuhnya.

7. Penatalaksanaan Diet TKRPRGDiet Rendah Protein (20-40 gr/hr), dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksoa dan neusea dari unemia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala. Hindari masukan yang berlebihan dari K dan garam. Diuretik loop, selain obat anti hipertensi. Untuk mencegah hiperkalemi : drunetik hemat kalium, penghambat ACE dan obat anti inflamasi non steroid. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal.Hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang meningkat fosfat seperti aluminium (300-1800 mg) atau kalsium karbonat (500-3000 mg). Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjalBanyak obat-obat yang harus diturunkan dosisnya karena metabolik tosik dan dikeluarkan oleh ginjal. Misal : digoksin, aminoglikosoid, analgesik, opiat, amfosterisin, dan alapurinol. Persiapan dralisis dan program transplantasi.

Daftar pustaka

Arief Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua Penerbit Media Aesculapius FK UI Jakarta, 2001. H. M. Syarfuliah Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Balai Penerbit FK UI Jakarta, 1996. Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit, Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC