119
GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK AUTISME Oleh: NENENG HASANAH NIM : 103070029008 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKUL T AS PSIKOLOGI UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/2007 M

GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK AUTISME

Oleh:

NENENG HASANAH

NIM : 103070029008

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

FAKUL T AS PSIKOLOGI UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H/2007 M

Page 2: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK AUTISIVIE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

NENENG HASANAH '

NIM: 10307002900afffWs,·,;,.,.

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I,

Dra. Agustvawati, M. Phil, sne

NIP. 132121898

Pembimbing II

Yufi Adriani, M.Si, Psi.

NIP.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H/2007 M

Page 3: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul GAMBAR/\N SIKAP ORANG TUA YANG

MEMPUNYAI ANAK AUTISME telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

rada tanggal 12 November 2007. Skripsi ini telah cli terima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 12 November 2007

Sidang Munaqasyah

Penguji I,

Dra. N_E2tt Hmtati._M.Si NIP. 150 5 938

Pembimbing I,

Dra. Agustyawati, M.Phil;Sne NIP. 132 121 898

Anggota:

Penguji II

Dra. Aaustyawati. M.Phil,Sne f\llP. 1:l2 121 898

Pembimbing II

~~~· . ~lriani, M.Si, Psi.

Page 4: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

MOTTO:

<Bifa saya 6eifiRjr ak,an gaga( Saya pasti gagal

<Bifa saya 6eifiRjr align menang Saya pasti menang

'l(flrya sederfiana ini d'ipersem6afi~n ternntuf(,: <Bapaf(,tfan mama serta ~~!(, aan ad'if(, terdnta.

Page 5: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

ABSTRAK

(C) NENENG HASANAH

(A) Fakultas Psikologi (B) September 2007

(D) GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYA1 ANAK AUTISME

(D) 95 Hal + 7 Lampiran (F) Sikap didefinisikan kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara

tertentu terhadap hal-hal tertentu yang.sikap ini dapat bersifat negatif mau pun positif. Sikap terbentuk melalui proses pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh faktor emosi.

Dengan memiliki anak autisme yang mengalarni gangguan dan keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan interaksi sosial membuat orang tua mendapat ejekan dari orang lain, sehingga mengakibatkan orang tua bersikap negatif terhadap apa yang dialaminya. Fenomena yang terjadi membuat penulis tertarik untuk mengambil penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap orang tua terhadap anak autisme. Sikap yang direalisasisikan adalah kognisi, afeksi dan konatif. Siki:ip yang dilihat dari bagaimana subjek dengan lingkungan, kE~luarga dan kerabat.

Dalam penelitian ini, penulis mengunakan pendekatan kualitatif ugar mendapatkan hasil penelitian yang mendalam, dengan mengunakan teknik wawancara sebagai metode utama dan observasi sebagai metode penunjang. Sampel yang digunakan sebanyak tiga orang, yaitu orang tua yang mempunyai anak autisme. Orang tua pada penelitian ini penulis memilih lbu sebagai responden dengan alasan untuk mendapatkan data yang lebih terpercaya mengenai kondisi anak. Penelitian dilakukan ditempat yang berbeda, anak autisme yang tidak bersekolah, di sekolah luar biasa dan bersekolah regular.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa sikap yang terjadi pada orang tua yang tidak bersekolah dan sekolah luar biasa adalah awalnya orang tua bersikap negatif terhadap kondisi anak namun seiring berjalannya waktu orang tua dapat bersikap positif terhadap kondisi anak. Sedangkan yang bersekolah regular bersikap positif saat mendengar hasil diagnosa dokter dan subjek mampu memberikan

Page 6: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

p@ng@rti~m 1u:ip;;id:;i ornng l:Jin y:;ing mi;imgnagng ~mrn m~ml'.1'1lr~~tikM1 penderita dengan tidak wajar, walaupun terkadang orang mengejeknya. Dari hasil penelitian yang diperoleh, mencakup persepsi subjek terhadap autisme dan sikap yang ditimbulkan, penulis menyarankan agar para orang tua jangan bersikap negatif jika mendengar hasil diagnosa dokter, bersikaplah positif demi kemajuan anak kelak dan buang jauh-jauh rasa malu yang dihadapi, yakinkan diri bahwa dengan memberikan pengertian kepada orang lain, minimal orang lain tahu akan kondisi anak. Dengan hasil ini dapat dijadikan referensi di dalam kehidupan orang tua yang mempunyai anak autisme.

(G) Daftar Bacaan : 23 Buku, 4 Website

Page 7: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

7. SR, RH dan EK yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi

responden, serta Kepala Sekolah SLB Budi Daya Cijantung dan

SON Gedong 03 Pagi Condet yang mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian.

8. Bapak (Yamin) dan mama (Minah) yang telah memberikan motivasi

dan doa untuk keberhasilan penulis, kakakku (Kak Titi) dan adikku

(lndah, dayink) terima kasih atas dorongan kalian, serta AA dan

Nana yang membantu penulis dalam mencari responden.

9. Untuk teman-teman Psikologi angkatan 2003 terutama kelas A,

Memey, lta, Y2n, Leni, lcha, Thea-Cha, Dani, lyoez, Ramdan, dan

teman-teman yang tidak bisa disebut satu persatu. Teman KKL,

Lucky, lkah, lntan C, lryn serta anak-anak panti. Sohibku, Q -cool,

Vtha-Chu, lntan, Ai, Bowo, Kamal, Adit dan Ira sweety yang selalu

mendorong, membantu dan mendengarkan keluh kesah penulis,

terutama Dian lmut yang telah memberikan judul. Sahabatku

Risma, Q'ray, O'O, Ida, lbah, Abe, lndie, Mantok, B'Sur, lsmet,

Breonk, anak-anak Cafe dan Qatar? makasih ya atas doanya.

10. Spesial thank you to 1-Poel yang selalu memba.ntu penulis dalam

meluangkan waktunya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan untuk karena itu kritikan dan saran dari pembaca

sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini, dan hanya kepada

Allahlah akhirnya penulis berserah diri.

Jakarta, September 2007

Penulis

Page 8: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Halaman Judul

Halaman Persetujuan

Halaman Pengesahan

DAFTAR ISi

ii

iii

Motto ........................................................................................... 1v

Abstrak

Kata Pengantar

v

vii

ix Daftar lsi

Daftar Ta be I . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . .. . . . . . . . . .. . . .. . . xii

Daftar Gambar xiii

BABI

BAB II

PENDAHULUAN

I. I. Latar belakang masalah

1.2. ldentifikasi masalah

l.3. Pembatasan dan perumusan masalah

1-11

1

8

Ll.1. Pembatasan masalah . . . . . . . . . . . . . 8

1.3.2. Perumusan masalah

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

1.4.2. Manfaat penelitian

1.5. Sistematika penulisan .............................. .

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Autisme

2.1.1. Definisi Autisme

9

9

9

10

12-39

12

2.1.2. Manifestasi Klinis Autisme ... . . . . . . .. . . 14

2.1.3. Penyebab Autisme . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . 20

Page 9: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BAB Ill

2.1.4. Pengelompokkan Autisme ............. 23

2.2. Sikap

2.2.1. Definisi Sil<ap

2.2.2. Ciri-ciri Sil<ap

2.2.3. Struktur Sikap

2.2.4. Proses pembentukan dan perubahan

24

25

27

S~p ................................................ ~

2.2.5. Faktor-fai<tor yang mempengaruhi

Sil<ap .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. . . 29

2.2.6. Fungsi Sil<ap ................................ 32

2.3. Sikap orang tua terhadap l<ondisi anal<

Autisme .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .... .. .. .. ..... .... .. .. . 33

2.4. Kerangl<a berfikir .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. ... 38

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan penelitian

3.1.2. Metode penelitian

3.2. Pengambilan sampel

3.2.1. Populasi dan sampel

3.2.2. Teknik pengambilan sampel

3.3. Pengumpulan data

3.3.1. Metode dan Instrument

40-51

40

41

42

43

43

3.3.2. lnstrumen penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . 47

3.4. Prosedur penelitian

3.4.1. Tahap persiapan penelitian 47

3.4.2. Tahap pelaksanaan penelitian ......... 48

3.4.3. Tahap pengolahan data .. . .. . .. .. .. . .. .. 49

Page 10: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BABIV

BABV

3.5. Teknik analisa data ... ... .. . ... ... ... ... ... ...... .... 49

3.6. Etika penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 50

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

4.1. Gambaran umum subjek penelitian

52-86

52

4.2. Gamba ran dan Analisis kasus . . . . . . . . . .. . . 53

4.2.1. Kasus I . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . .. .. . . 53

4.2.2. Kasus II . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 62

4.2.3. Kasus Ill

4.3. Analisis antar kasus

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Diskusi

5.3. Saran

71

83

8-93

87

89

91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

Page 11: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Gambaran umum subjek

Tabel 4.1.1. Data Orang Tua (lbu) .. .... .... .... .... .. .. .... .. .... 52

Tabel 4.1.2. Data Anak .... .. ...... .... .. .... ...... ...... 53

2. Tabel 4.3. Perbandingan lintas kasus .. .. .. .... .. .... .. .. .... ...... .. .. 85

Page 12: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

DAFTAR GAMBAR

1. Skema 2.4. Kerangka Berfikir . .. .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. . .. . .. .. 38

Page 13: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang masalah

Anak adafah karunia, kehadirannya disambut dengan suka cita dan penuh

harapan. Setiap orang tua menginginkan anaknya berkembang

sempurna, tetapi sefalu saja ada keadaan di mana anak memperlihatkan

gejala masalah perkembangan sejak usia dini. Salah satu contohnya

adalah ketika Tuhan menitipkan karunia-Nya yang tidak sempurna yaitu

individu autisme kepada beberapa hamba-Nya.

Sejak beberapa tahun terakhir ini masalah autisme memang mulai

merebak di Indonesia, ini terlihat dengan mulai beredarnya informasi

mengenai autisme, dibukanya pusat-pusat terapi, terbentuknya yayasan­

yayasan yang bergerak di bidang autisme sampai seminar-seminar

nasional yang membicarakan masalah ini dengan pakar-pakar darl dalam

maupun luar negeri.

lstifah autisme sudah cukup popular di kalangan masyarakat, karena

banyaknya media massa dan efektronik yang mencoba untuk

mengupasnya secara mendalam. Muncul juga banyak keprihatinan atas

Page 14: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

2

persentasinya di Indonesia namun tetap sukar untuk menentukan angka

yang pasti. Dari kepustakaan sebelum tahun 1990-an disebutkan ada

sekitar dua sampai lima kasus per sepuluh ribu kelahiran. Kemudian

tahun 1990-an meningkat menjadi lima belas sampai dua puluh kasus per

sepuluh ribu kelahiran. Data terakhir tahun 2001 dari CDC (Centers for

Disease Control and Prevention) menunjukkan peningkatan yang _:auh

lebih banyak lagi, yaitu sekitar enam puluh kasus per sepuluh ribu

kelahiran atau satu di antara dua ratus lima puluh penduduk.

(www.suarapembaruan.com)

Menurut data Yayasan Autisme Indonesia, sekarang ini diseluruh

Indonesia terdapat dua belas klinik dan rumah sakit yang menangani

autisme, serta seratus tiga puluh dua tempat terapi dan sekolah khusus

autisme. (www.kompas.com)

Pemakaian istilah autisme kepada penderita diperkenalkan pertama kali

oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard (Kaniner, Autistic

Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943 berdasarkan

pengamatan terhadap sepuluh penderita yang menunjukkan gejala

kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang

tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh. Autisme bukan satu

Page 15: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) di mana terjadi

penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan

kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autisme s;eperti hidup dalam

dunianya sendiri. Autisme tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu

kumpulan gejala kelainan perilaku dan perkembangan. Dengan kata lain,

pada anak autisme terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan

(gangguan pervasif). Autisme dapat terjadi pada semua kelompok

masyarakat kaya, miskin, di desa, di kota, berpendidikan maupun tidak

serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia.

3

Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang

peranan penting pada terjadinya autisme. Bayi kembar satu telur akan

mengalami gangguan autisme yang mirip dengan saudara kembamya.

Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga yang mengalami

gangguan yang sama. Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo,

herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan; keracunan rnakanan, dan

sebagainya yang terjadi pada kehamilan yang dapat menghambat

pertumbuhan sel otak dan yang terjadi dapat menyebabkan fungsi otak

bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi

dan interaksi. Akhir-akhir ini dari penelitian terungkap juga hubungan

antara gangguan pencernaan dan gejala autisme. Temyata lebih dari

enam puluh persen penyandang autisrne ini rnempunyai sistern

Page 16: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

4

pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi

(casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna dengan sempurna.

Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam amino

tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino yang

seharusnya di buang lewat urine. Ternyata pada penyandang autisme,

peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk ke dalam aliran darah,

masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu

casomorphin dan gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak

dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya

adalah fungsi kognitif, reseptif, atensi dan perilaku. (Dil<dasmen

Depdiknas)

Mengingat sifat gangguannya yang kompleks dan mengenai hampir

seluruh aspek perkembangan anak, gangguan autisme~ tidak dapat

dipandang sebagai hal yang ringan. Gangguan autisme membutuhkan

kesabaran yang luar biasa dalam pola pengasuhan dan perawatan yang

khusus. Perilaku agresif, merusak dan menyakiti diri s<~ndiri merupakan

perilaku yang paling berat untuk dihadapi. Semuanya terlihat seperti di

luar kontrol anak. Walaupun anak terlihat Jelah dan cape, tetapi otaknya

meminta tubuh anak untuk terus berlari dan berlari sampai batas

energinya habis dan pada akhirnya anak tidur kelelahan. Betapa beratnya

masalah yang sedang dihadapi oleh orang tua dari anak dengan

Page 17: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

5

gangguan autisme. Keadaan berat ini di perparah ka1ena sebagai orang

tua mengharapkan anaknya sehat, cerdas dan normal seperti anak-anak

lainnya. Memiliki gambaran yang ideal dan bermimpi tentang kesuksesan

yang akan diperoleh anaknya kelak di masa depannya. Dihadapkan oleh

kenyataan pahit yang mengejutkan dan rnembuyarkan impian pada anak

tercinta, maka pada saat itu muncullah kekecewaan yang mendalam dan

sulit untuk digambarkan. Kebanyakan orang tua mengalamai Shock

bercarnpur perasaan sedih, khawatir, cemas, takut, dan marah ketika

pertama kali mendengar diagnosa bahwa anaknya mengalami gangguan

autisme. Reaksi emosional yang dimunculkan oleh para orang tua

tersebut adalah hal yang wajar dan alamiah. Setiap orang tua yang

mendengar hasil diagnosa bahwa anaknya menderita autisme akan

menunjukkan reaksi emosional yang kuat. Memang hal ini adalah

persoalan yang sangat sulit dihadapi para orang tua, dan mereka dipaksa

untuk berhadapan dengan keadaan tersebut, serta dipaksa untuk

menerima kenyataaan yang menekan ini.

Perasaan tak percaya bahwa anaknya mengalami autisme kadang­

kadang menyebabkan orang tua mencari dokter lain untuk menyangkal

diagnosa dokter sebelumnya, bahkan sampai beberapa kali berganti

dokter. Dan pada akhirnya, setelah dihadapkan pada fakta yang objektif

dari berbagai sumber, rnaka kebanyakan orang tua pun dengan amat

Page 18: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

6

terpukul dan terpaksa menerima kenyataan pahit yang menimpa anaknya.

Tentu saja, hal ini sangat memukul perasaan orang tua. Bagaimana tidak,

anak yang sangat dicintainya harus menderita suatu !Jangguan autisme.

Belum lagi ketika mengetahui harapan-harapan keluarga besar, kakek dan

neneknya yang mengharapkan cucu yang sehat dan cerdas tidak

terpenuhi, orang tua pun semakin tertekan. Jelas ini bukan perasaan

yang mengenakan bagi orang tua dengan anak yang menderita autisme.

Hal ini juga dapat mempengaruhi sikap orang tua dalam berinteraksi

dengan orang lain. Sewaktu berada dalam lingkungan dan situasi sosial

selalu saja ada mekanisme mental yang mengevakuasi, membentuk

pandangan, mewarnai perasaan, dan ikut menentukan kecenderungan

perilaku terhadap manusia atau sesuatu yang kita haclapi, bahkan

terhadap diri kita sendiri. Sikap yang diartikan sebagai kesiapan,

kesediaan dan kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek

tertentu dan berubah sejalan dengan perkembangan individu atau dengan

kata lain sikap merupakan hasil belajar individu melalui interaksi sosial.

(Sarlito W. S, 1996)

Yang berarti bahwa sikap dapat dibentuk dan diubah rnelalui pendidikan.

Sikap positif dapat berubah menjadi negatif jika tidak rnendapatkan

pembinaan dan sebaliknya sikap negatif dapat berubah menjadi positif jika

mendapat pembinaan yang baik. Disini jelas terlihat sesungguhnya tanpa

Page 19: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

7

disadari orang tua telah mengawali kelemahannya dengan menumbuhkan

kecenderungan untuk berpikir negatif didalam menilai diri dan

lingkungannya. Selanjutnya, mulai mengembangkan sikap negatif itu

didalam menjalankan kehidupannya.

Dengan orang tua merasa malu kepada khalayak ramai dan tidak ingin

anaknya yang menderita autisme diketahui banyak orang, perasa;:.in malu

pun akan muncul ketika orang tua berhadapan dengan lingkungan sosial,

dengan adanya perasaan minder bahwa orang tua memiliki anak :1ang

mengalami gangguan autisme. Seperti seorang lbu rnenuturkan, "Kadang

saya merasa dan berfikir semua orang mencemooh saya, memandang

aneh anak saya, saya jadi ragu-ragu untuk keluar rumah bersama anak

saya, saya seperti menjadi orang tua yang tidak berharga, karena tidak

mampu melahirkan anak normal .... " (Triantoro Safaria, 2005)

Ketidaknormalan serta kekurangan dengan kecacatan fisik yang

dimilikinya merupakan suatu hal yang dapat menjadikan orang tua

berfikiran negatif, untuk mengajak anaknya berinteraksi dengan

lingkungan. Namun demikian terdapat juga orang tua yang berfikiran

positif meskipun anaknya memiliki fisik yang tidak normal. Berdasarkan

asumsi-asumsi tersebut penulis tertarik untuk meneliti " Gambaran Sikap

Orang Tua Yang Mempunyai Anak Autisme ".

Page 20: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

1.2. ldentifikasi masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka ada beberapa permasalahan

yang dapat diidentifikasi di antaranya:

1. Bagaimanakah sikap orang tua yang rnempunyai anak autisme?

2. Apakah orang tua yang mempunyai anak autisme dalam bersikap

cenderung melakukan tindakan setelah mengetahui anaknya

menderita autisme?

3. Apakah lingkungan mempengaruhi sikap orang tua yang mempunyai

anak autisme dalam bersikap?

1.3. Pembatasan dan perumusan masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah penelitian adalah

sebagai berikut:

1.3.1. Pembatasan masalah

1.3.1.1. Sikap yang di maksud ialah bagaimana kecenderungan orang tua

(lbu) yang mempunyai anak autisme dalam bersikap. Di mana

sikap tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Dalam sikap

positif, orang tua {lbu) cenderung menerima keadaan anak dan

selanjutnya melakukan tindakan terapi, menyekolahkan, dan

melakukan tindakan apa saja untuk kemandirian anaknya.

8

Page 21: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Sedangkan sikap negatif orang tua (lbu) menolak keadaan anak

dan bersikap seperti tidak menghiraukan anak.

1.3.2. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka perumusan masalah

penelitian adalah " Bagaimana Gambaran Sikap Orang Tua yang

Mempunyai Anak Autisme ".

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

1.4.1. Tujuan penelitian

Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui "Bagaimana Gambaran Sikap

Orang Tua yang Mempunyai Anak Autisme".

1.4.2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berrnanfaat dalam

melengkapi kajian ilmu pengetahuan khususnya bidang psikolgi klinis,

pendidikan dan perkembangan.

b. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan

untuk penelitian selanjutnya, serta dijadikan bahan pertimbangan dan

9

Page 22: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

pemahaman bagi orang tua yang mempunyai anak autisme dalam

bersikap.

1.5. Sistematika penulisan

Adapun inti dari keseluruhan penulisan sebagai berikut:

BAB 1 Berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latarbelakang masa:ah,

ldentifikasi masalah, Pembatasan dan perumusan masalnh,

Tujuan dan manfaat penelitian, Sistematika penulisan.

BAB 2 Berisi tentang Kajian Pustaka yang terdiri dari Definisi autisme,

Manifestasi klinis autisme, Penyebab autisme, Pengelompokkan

autisme, Definisi sikap, Ciri-ciri sikap, Struktur sikap, Proses

pembentukan dan perubahan sikap, Faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap, Fungsi sikap, Sikap orang tua terhadap

kondisi anak autisme, Kerangka berfikir dan Hipotesa.

10

BAB 3 Berisi Metedologi Peneliti yang terdiri dari Jenis penelitian,

Pendekatan penelitian, Metode penelitian, Pengambilan sampel,

Populasi dan sampel, Teknik pengambilan sampel, Pengumpulan

data, Metode dan instrumen, Instrument penelitian, Prosedur

penelitian, Tahap persiapan penelitian, Tahap pelaksanaan

penelitian, Tahap pengolahan data, Teknik analisis data dan Etika

penelitian.

Page 23: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BAB 4 Berisi Hasil Penelitian yang terdiri dari Gambaran umum subjek

penelitian, Gambaran dan analisis kasus, Analisis antar kasus.

BAB 5 Berisi Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Diskusi dan Saran­

saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

11

Page 24: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

2.1. Autisme

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

2.1.1. Definisi Autisme

Kata autisme berasal dari bahasa Yunani "auto" bera1ii sendiri yang

ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala "Hidup dalam

dunianya sendiri ". (autism.blogsome.com)

Autisme adalah gangguan dalam perkembangan neurobiologis yang berat

atau luas, terjadi pada anak dalam tiga tahun pertama kehidupan.

Masalah ini bisa di mulai sejak janin berusia enam bulan (trimester II)

dalam kandungan, dan dapat terus berlanjut semasa hidupnya jikc' tidak

dilakukan intenvensi secara dini, intensif, optimal, dan komprehen:;if

(menyeluruh). Jika tidak ditangani, penyandang autisme akan ber;iantung

terus hidupnya pada orang lain atau tidak bisa hidup normal, bahkan

untuk dirinya sendiri. (www.suarapembaruan.com)

Autisme adalah suatu keadaan di mana seorang anak berbuat semuanya

sendiri baik cara berfikir maupun berperilaku. (Faisal Yatim, 2003)

Page 25: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Autisme adalah gangguan pada otak yang berakibat pada kemampuan

seorang anak untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain.

(Dowshen, dkk, 2004).

Caplin mengungkapkan autisme sebagai berikut (Kartini Karton, 2006):

a. Cara berfikir yang dikendalikan oleh hubungan personal atau oleh

diri sendiri.

b. Menggapai dunia berdasarkan penglihatan, harapan sendiri dan

menolak realitas.

c. Keasyikan ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri.

Dalam PPDGJ Ill (pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa

Ill) autisme dikategorikan dalam gangguan perkembangan pervasif yang

ditandai oleh adanya kelainan fungsi dalam tiga bidang interaksi sosial,

komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang.

(Rusdi Maslim, 2001)

13

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks

menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.

Gejalanya mulai tampal< sebelum anak berusia tiga tahun. Bahkan pada

autisme infantil gejalanya sudah ada sejak lahir. Diperkirakan tujuh puluh

lima persen sampai delapan puluh persen penyandang autisme ini

mempunyai retardasi mental, sedangkan dua puluh persen dari mereka

Page 26: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

14

mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu.

(www.unj.ac.id)

2.1.2. Manifestasi Klinis Autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasive pada anak yang

ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang:

(autism.blogsome.com)

a. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal meliputi

kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali

tidak dapat berbicara. Menggunakan kata-kata tanpa

menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan.

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat

berkomunikasi dalam waktu singkat. Kata-kata yang tidak dapat di

mengerti orang lain ("bahasa planet"). Tidak mengerti atau tidak

menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. Ekolalia (meniru

atau membeo), meniru kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya.

Bicaranya monoton seperti robot. Bicara tidak digunakan untuk

komunikasi dan imik datar.

b. Gangguan dalam bidang interaksi sosial meliputi gangguan

menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak menoleh

bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang

atau menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan

Page 27: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan

sesuatu untuknya. Tidak berbagi kesenangan alengan orang lain.

Saat bermain bila didekati malah menjauh.

15

c. Gangguan dalam bermain di antaranya adalai1 bermain sangat

monoton dan aneh misalnya menderetkan sabun menjadi satu

deretan yang panjang, memutar bola pada mainan mobil clan

mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada

kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau

guling, terus dipegang dibawa ke mana saja dia pergi. Bila senang

satu mainan tidak mau mainan lainnya. Tidak menyukai boneka,

tetapi lebih menyukai benda yang kurang menarik seperti botol,

gelang karet, baterai atau benda lainnya. Tidak spontan, reflek

dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tiolak dapat meniru

tindakan temannya dan tidak dapat memulai pennainan yang

bersifat pura pura. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas

angin yang berputar atau angin yang bergerak. Perilaku yang

ritualistik sering terjadi sulit mengubah rutinitas sehari-hari,

misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila

berpergian harus melalui rute yang sama.

d. Gangguan perilaku dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak

yang senang kerapian harus menempatkan barang tertentu pada

tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masul<

Page 28: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

16

dalam rumah yang baru pertama kali ia datang, ia akan membuka

semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah,

mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya I

•eperti boruog te,baog). ta joga •e,iog meoyakiti di,; •eodi'i /

seperti memukul kepala atau membenturkan kepala di dinding.

Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam),

duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Marah tanpa

alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada

satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan

akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya

sendiri. Gangguan kognitif tidur, gangguan makan dan gangguan

perilaku lainnya.

e. Gangguan perasaan dan emosi dapat dilihat dari perilaku tertawa-

tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Sering

mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak

mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Bahkan bisa menjadi

agresif dan merusak. Tidak dapat berbagi perasaan (empat1)

dengan anak lain.

f. Gangguan dalam persepsi sensoris meliputi perasaan sensitif

terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa

(lidah) dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau

mencium . .mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara

Page 29: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

keras, menutup telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya.

Merasakan tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu. Tidak

menyukai rabaan atau pelukan. Bila digendong sering merosot

atau melepaskan diri dari pelukan.

" DSM-IV Diagnostic criteria for autistic disorder (Kaplan, 1996).

17

A. A total of six (or more) items from (1 ), (2), and (3), with at least two from (1), and one each from (2) and (3):

(1) Qualitative impairment in social interaction, as manifested by at least two of the following:

(a) Marked impairment in the use of multiple nonverbal behaviors such as eye-to-eye gaze, facial expression, body postures, and gestures to regulate social interaction. (b) Failure to develop peer relationship appropriate to developmental level.

(c) A lack of spontaneous seeking to share enjoyment, interests, or achievements with other people (e.g., by a lack of showing, bringing, or pointing out objects of interest). (d) Lack of social or emotional reciprocity.

(2) Qualitative impairments in communication as manifested by at least one of the following:

(a) Delay in, or total lack of, the development ()r spoken language (not accompanied by an attempt to compensate through alternative modes of communication sucn as gesture or mime).

(b) In individuals with ad equate speech, marked impairme.1t in the ability to initiate or sustain a conversation with othe1 s.

(c) Stereotyped and repetitive use of language or idiosyncratic language. ·

(d) Lack of varied, spontaneous make-believe play or social imitative play appropriate to developmental level.

(3) Restricted repetitive and stereotyped patterns or behavior, interests, and activities, as manifested by at least one of the following:

(a) Encompassing preoccupation with one or more stereotyped and restricted patterns of interest that is abnormal either in intensity or focus.

Page 30: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

(b) Apparently inflexible adherence to specific, nonfunctional routines or rituals.

18

(c) Stereotyped and repetitive motor mannerisms (e.g., hand or finger flapping or twisting or complex whole-body movements).

(d) Persistent preoccupation with parts of objects. B. Delays or abnormal functioning in at least one of the following

areas, with onset prior to age 3 years: (1) social interaction, (2) language as used in social communication, or (3) symbolic or imaginative play.

C. The disturbance is not better accounted for by Rett's disorder."

DSM-IV kriteria diagnosa untuk anak penyandang autisme (dalam Kaplan,

1996):

A. Dari jumlah total enam (atau lebih) item dari satu, dua dan tiga, dengan

paling sedikit dua dari satu, dan satu dari setiap dua dan tiga:

1. Adanya kerusakkan kualitatif dalam interaksi sosial, yang

ditunjukkan paling sedikit dua, sebagai berikut:

a) Ditandai dengan kerusakkan dalam menggunakan perilaku non

verbal berkali-kali seperti pandangan mata, ekspresi wajah,

postur badan dan sikap untuk mengatur interaksi sosial.

b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya

secara wajar pada tahap perkembangan.

c) Kurangnya spontanitas untuk mencoba mernbagi kegembiraan,

perhatian dan prestasi dengan orang lain (contoh kurang

menunjukkan, membawa, atau memperlihatkan minat).

Page 31: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

19

d) Kurangnya timbal balik sosial atau emosional.

2. Kerusakan kualitatif komunikasi yang ditunjukkan paling sedikit satu

dari hal dibawah ini:

a) Tertunda, atau kurangnya perkembangan bicara (tidak diikuti

dengan sebuah percobaan yang menggantikan kerugian melalui

cara alternatif atau komunikasi seperti sikap atau mimik).

b) Secara individual dengan persamaan pernbicaraan, ditandai

kerusakan dalam kemampuan untuk memulai sebuah

percakapan dengan orang lain.

c) Stereotip dan pengulangan dalam mengunakan bahasa yang

aneh.

d) Kurangnya variasi, spontanitas bermain khayalan atau imitasi

sosial yang wajar untuk tahap perkembangan.

3. Pengulangan larangan dan pola stereotip atau perilaku, minat dan

aktifitas yang ditunjukkan paling sedikit satu dari hal di bawah ini:

a) Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih stereotip dan pola

pelarangan dari minat yang tidak normal dari keduanya dalam

intensitas atau fokus.

b) Terbukti tidak dapat diubah ketaatannya secara spesifik,

rutinitas atau ritual yang bukan fungsional.

Page 32: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

c) Stereotip dan pengulangan gerakan perlakuan (contoh, tepuk

tangan, memutar tangan atau jari atau pergerakan seluruh

badan secara kompleks).

d) Menetap keasyikan dengan bagian objek.

20

8. Tertundanya fungsi yang tidak normal paling sedikit satu dari hal yang

di bawah ini, dengan permulaan lebih dan diutamakan untuk usia tiga

tahun.

a) lnteraksi sosial.

b) Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial.

c) Bermain simbol atau imajinasi.

C. Mengganggap kekacauan dengan gangguan penyandang Rett's tidak

lebih baik.

2.1.3. Penyebab Autisme

Menurut Agus Suryana (2004), selama puluhan tahun penyebab aLCtisme

tetap misteri. Baru dalam kurun waktu sepuluh tahun ini diketahui terjadi

kelainan pada struktur sel otak yakni gangguan pertumbuhan sel otak

pada saat kehamilan trimester pertama. Penelitian membuktikan bahwa

tidak ada faktor psikologis yang menyebabkan seorang anak di

kategorikan sebagai autisme.

Page 33: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

21

Ada pula ahli yang berpendapat autisme muncul karena penyandangnya

mengalami pengecilan bagian otak cerebellum. Pada tahun 1998, muncul

lagi pendapat yang melihat autisme lebih disebabkan metabolisme.

Selain itu ada pendapat bahwa autisme muncul akibat keracunan logam

berat. Perdebatan terakhir tentang penyebab autisme' masih berkisar

kemungkinan penyebab autisme adalah vaksinasi anak.

Saat ini, para peneliti dan orang tua yang mempunyai anak autisme boleh

merasa lega mengingat perhatian dari negara besar dunia mengenai

kelainan autisme menjadi serius. Sebelumnya, kelainan autisme hanya

dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yan!J otoriter terhadap

anaknya.

Disamping itu, kemajuan teknologi memungkinkan untuk malakukan

penelitian mengenai penyebab autisme secara genetik dan metabolik.

Pada bulan Mei, 2000 para peneliti di Amerika menemukan adanya

tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi

tersebut berkembang menjadi anak autisme. Temuan ini mungkin dapat

menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autisme sehingga

dapat dilakukan tindakan pencegahannya.

Page 34: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

22

Penyebab masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa peneliti melihat

karena suatu masalah fisik yang mempengaruhi bagian-bagian dari otak

yang memproses bahasa dan informasi yang berhubungan dengan panca

indera. Mungkin juga ada ketidakseimbangan dari zat-zat kimia. Ada juga

yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik.

Menurut Dr. Melly Budiman (seperti yang dikutip Agus Suryana, 2004)

penyebab autisme adalah adanya gangguan pada perkembangan

susunan saraf pusat yang mengakibatkan fungsi otak terganggu. Autisme

bisa terjadi pada siapa saja. Perbandingan antara laki-laki dan

perempuan diperkirakan tiga berbanding satu. Seorang ibu yang cermat

memantau perkembangan anaknya mudah melihat beberapa keganjilan

sebelum anak mencapai usia satu tahun. Dan yang paling menonjol

sangat kurangnya kontak dengan mata.

Sedangkan menurut dr. Faisal Yatim, pendapat yang menjadi kosensus

bersama para ahli belakangan ini mengakui bahwa autisme diakibatkan

terjadi kelainan fungsi luhur didalam otak, kelainan fungsi ini bisa

disebabkan oleh: Trauma sewaktu bayi dalam kandun9an, misalnya

karena keracunan kehamilan, infeksi virus rubella, virus cytomegalo;

Kejadian segera setelah lahir, seperti kekurangan oksi9en (anoksi);

Keadaan selama kehamilan seperti pembentukan otak yang kecil,

Page 35: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

misalnya vermis otak kecil yang lebih kecil atau terjadi pengerutan

jaringan otak; Kemungkinan terjadi kelainan metabolisme seperti pada

Addison, di mana bertambahnya pigmen tubuh dan kemunduran mental.

(dalam Agus Suryana, 2004)

2.1.4. Pengelompokan Autisme

Menurut Faisal Yatim autisme dapat dikelompokan rnenjadi 3 yaitu :

1. Autisme persepsi

Autisme persepsi dianggap sebagai autisme asli dan disebut juga

autisme internal (endogenous) karena kelainan sudah timbul sebelum

lahir.

2. Autisme reaktif

23

Pada autisme reaktif, penderita membuat gerakan-gerakan tertentu

berulang-ulang dan kadang-kadang dise1tai kejang-kejang. Autisme ini

biasa mulai terlihat pada anak-anak usia lebih besar (enam sampai tujuh

tahun) sebelum anak memasuki tahap berfikir logis. Tetapi bisa juga

terjadi sejak usia minggu-minggu pertama.

3. Autisme yang timbul kemudian

Kelainan dikenal setelah anal< agak besar tentu akan sulit memberikan

pelatihan dan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah

melekat, ditambah beberapa pengalaman baru dan mungkin di perberat

dengan kelainan jaringan otak yang terjadi setelah lahir.

Page 36: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

2.2. Sikap

2.2.1. Definisi Sikap

Sikap dalam bahasa inggris disebut attitude yaitu suatu cara berreaksi

terhadap suatu kecenderungan untuk berreaksi dengan cara tertentu

terhadap suatu perasaan atau situasi yang dihadapi.

(M. Ngalim Purwanto, 1992)

Menurut Secord dan Bacman, sikap sebagai keteraturan tertentu dalam

hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan

(konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

(dalam Saifuddin Az.war, 2003)

24

Sikap menurut Sarlito W. S (1996), didefinisikan sebagai kesiapan pada

seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu yang

bersifat positif atau negatif.

Menurut pandangan Thurstone, sikap sebagai suatu tingkatan afeksi, baik

afeksi yang positif maupun negatif. Dalam hubungannya dengan objek­

objek afeksi, yang pm,itif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif

yaitu afeksi yang tidak menyenangkan. (dalam Bimo Walgito, 2002)

Page 37: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Menurut Brino, sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif

menetap untuk berreaksi dengan cara baik atau burul< terhadap orang

atau barang tertentu. (dalam Muhibbin Syah, 2002)

25

Selain itu Zimbardo dan Ebbesen mendefinisikan sikap sebagai sesuatu

predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau

objek yang berisi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif.

(dalam H. Abu Ahmadi, 2002)

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi sikap adalah

perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan seseorang

terhadap objek. (Hasan Alwi, dkk, 2000).

Menurut Chaplin (2006), definisi sikap (attitude) adalah satu predisposisi

atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus

untuk bertingkah laku atau untuk merespon dengan satu cara terte:ntu

terhadap pribadi lain, atau persoalan tertentu.

2.2.2. Ciri-ciri sikap

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1996), Untuk membedakan sikap dari

aspek-aspek psikis yang lain (seperti motif, kebiasaan, pengetahuan dan

lain-lain) perlu dikemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut:

Page 38: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

26

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap

yang tanpa objek. Objek ini berupa benda, orang, kelompok orang,

nilai- nilai sosial, pandangan hid up, hukum, lembaga masyarakat dan

sebagainya.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk

melalui pengalaman-pengalaman.

c. Karena sikap dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah sesuai

dengan keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan

pada saat-saat yang berbeda-beda.

d. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan. lnilah

yang membedakannya.

e. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.

f. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat bermacam­

macam sesuai dengan banyaknya objek yang dapat menjadi

perhatian orang yang bersangkutan.

Disamping itu, menurut Gerungan (2004) sikap mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkeri1bangan individu dalam berhubungan dengan

objeknya.

b. Sikap dapat berubah-ubah, karena sikap dapat dipelajari.

Page 39: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

c. Sikap dapat berdiri sendiri, namun senantiasa mengandung relasi

tertentu terhadap suatu objek.

d. Sikap tidak hanya dapat berkenan dengan satu objek saja, tetapi

juga berkenan dengan sederetan objek-objek yang serupa.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

2.2.3. Struktur sikap

27

Menurut Saifuddin AzJNar (2003), struktur sikap terdiri atas tiga komponen

yang saling menunjang yaitu:

a. Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa

yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap, apa yang

dipercayai seseorang itu merupakan stereotipe atau sesuatu yang

telah terpolakan dalam fikirannya. Apabila terpolakan dalam pikiran

bermakna negatif maka membawa arti yang tidak baik.

b. Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif

seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini

disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

merupakan perasaan individu terhadap objek sikap penerimaan dan

menyangkut masalah emosi.

c. Komponen perilaku atau konatif dalam struktur sikap menunjukan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku, bertindak atau

berreaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara te1tentu terhadap objek

Page 40: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

28

yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa

kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan

kepercayaan dan perasaan yang membentuk sikap individu yang

menunjukan bahwa komponen konatif meliputi bentuk perilaku yang

tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi

pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pemyataan atau perkataan

yang diucapkan oleh seseorang.

Ketiga komponen itu merupakan dasar seseorang berreaksi atau

merespon terhadap hal-hal tertentu, walaupun belum tentu berakhir pada

tindakan nyata atau perilaku, karena sikap di sini merupakan predisposisi

untuk berperilaku.

2.2.4. Proses pembentukan dan perubahan sikap

Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam cara antara

lain: (Sarlito W. S, 1996)

a. Adopsi, kejadian dan peistiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus

menerus, lama kelamaan secara bertahap di serap kedalam diri

individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya

pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal

Page 41: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

29

yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas

dari jenisnya. Terhadap objek dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

c. lntegrasi, pembentukan sikap terjadi secara bertahap, di mulai

dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal

tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.

d. Trauma, trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan,

yang meningggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang

bersangkutan.

2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Menurut Saifuddin Amo/ar (2003), dalam interaksi sosialnya individu

berreaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya. Di antaranya ada berbagai faktor yang

mempengaruhi sikap antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman dengan objek sikap akan memberikan kesempatan

kepada individu untuk memiliki pengetahuan dan tanggapan serta

penghayatan atas objek tersebut. Pengetahuan dan tanggapan

inilah yang kemudian menjadi salah satu unsur clalam komponen

sikap seseorang. Apakah penghayatan tersebut akan membentuk

sikap positif atau negatif akan tergantung pula pada berbagai faktor

lainnya.

Page 42: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

30

b. Kebudayaan

Kebudayaan masyarakat di mana seseorang hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan sikap

orang yang bersangkutan. Dengan nilai-nilai da11 norma-normanya

kebudayaan telah memberikan arah bagi sikap sesuai terhadap

berbagai masalah dalam kehidupan.

c. Orang lain yang dianggap penting

Seseorang yang dianggap penting, yang istimewa, yang tak ingin

dikecewakan, yang dibutuhkan persetujuannya, •~kan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Di

antaranya orang biasanya dianggap penting bagi individu adalah

orang tua, orang yang status sosialnya lebih til1Q!~i. teman sebaya,

teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami dan lain-lai11.

d. Media massa

lnformasi yang disampaikan oleh media massa, terselip pula pesan­

pesan sugestif yang dapat membentuk opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai suatu hal memberikan Jandasan kognitif

bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Sementara itu pesan­

pesan sugestif yang menyertainya, apabila cukup kuat, maka akan

memberi dasar efektif dalam menilai hal tersebut.

Page 43: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

31

e. lnstitusi atau Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap karena keduanya adalah yang meletakkan

dasar pengertian konsep moral dalam diri individu. Konsep-konsep

moral menentukan sistem kepercayaan seseorang tentang segala

sesuatu. Hal ini merupakan unsur komponen kognitif yang sangat

penting dalam sikap seseorang.

f. Emosi

Kadang-kadang suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari

oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan cliri. Salah satu

bentuk sikap yang didasari emosi ini adalah prasangka.

Sedangkan menurut Sarlito W. S (1996), Pembentukan sikap tidal< terjadi

begitu saja, melainkan terbentuk melalui suatu proses tertentu, melalui

kontak sosial terus-menerus antara individu dengan individu lain di

sekitarnya. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya

sikap adalah:

a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang

yang bersangkutan sendiri. Pilihan ini kecenderungan dalam diri

yang menyusun sikap positif terhadap satu hal clan membentuk

sikap negatif terhadap hal lainnya.

Page 44: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

32

b. Faktor ekstern, sela.in faktor-faktor yang terdapat dalam diri sendiri,

maka pembentukan sikap juga ditentukan pula oleh faktor-faktor

dari luar, seperti: sifat objek yang dijadikan sasaran sikap,

kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap, sifat orang-

orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut, media

komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap, dan

situasi pada saat sikap itu dibentuk.

2.2.6. Fungsi sikap

Sikap mempunyai fungsi yang penting dalam kehidupan. Menurut H. Abu

Ahmadi (2002), fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu:

a. Sikap berfungsi sebagai alat penyesuaian diri. Di mana sikap

adalah suatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang

mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.

b. Sikap berfungsi sebagai alat pengukuran tingkah laku.

c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.

d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadiain.

Oleh karena fungsi-fungsi sikap yang sedemikian penting ini maka sikap

yang sudah berkembang dalam diri seseorang, menjadi bagian dalam

kehidupan sehari-hari, akan cenderung mempertahankan dan sulit sekali

dirubah, mengubah sikap berarti mengadakan pj:'Hi9i:rst1aian-penyasuaian __ _ f - --

! ··; "~-Iii /l

Page 45: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

33

baru terhadap objek atau suatu situasi yang dihadapi, memiliki respon­

respon (baru) yang tepat, memberi arti baru kepada objek yang dihadapi.

Hal ini merepotkan ketidakseimbangan yang cukup mengganggu diri

orang yang bersangkutan.

2.3. Sikap orang tua terhadap kondisi anak autisme

Salah satu syarat terbentuknya suatu keluarga adalah adanya unsur

orang tua dalam keluarga tersebut. Orang tua adalah figur utama dalam

keluarga pada umumnya, orang tua diartikan sebagai ayah atau lbu,

namun dapat juga diartikan sebagai individu dewasa yang memikul

tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa

awal kehidupannya berada di tengah-tengah ayah dan ibunya, dan dari

merekalah anak mulai mengenal pendidikannya dan juga orang tua

dianggap mampu mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak.

Suatu kebahagiaan dalam keluarga takala diberikan kesempatan untuk

mendapatkan keturunan yang baik dan sehat jasmani clan rohani, namun

tidak sedikit pula orang tua yang mendapat keturunan atau anak dengan

gangguan-gangguan tertentu, seperti Autisme. Orang tua dalam hal ini

harus ekstra memberikan perhatian, dan pemahaman yang baik sehingga

terjalin hubungan yang baik antara anak , orang tua dan lingkungan.

Orang tua mempunyai peran penting dalam melakukan pengawasan,

Page 46: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

34

bimbingan serta asuhan terhadap anak autisme. Peranan dan bantuan

orang tua sangat bermanfaat didalam penyesuaian anak autisme terhadap

lingkungannya yang mana tercermin d"rdalam pola pengasuhan.

Semua orang tua menghendaki anak-anaknya terlahir dengan keadaan

yang ideal seperti yang mereka bayangkan, sehingga mereka al<an

memiliki tuntutan sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu, orang tua

sering kali mengamati dan membandingkan kondisi anaknya dengan anak

yang lain. Pada sebagian orang tua yang segera menyadari kenyataan

yang ada akan lebih baik, namun tidak semua orang tua mau menerima

dan menyadarinya. lni memang sebuah cobaan berat dan tidak mudah

untuk dapat hidup secara tenang dan damai bagi orang tua ketika

mengetahui anaknya menderita autisme. Ketika pertama kali orang tua

mengetahui anaknya autisme, orang tua memunculkan beragam reaksi

emosional. Beberapa reaksi emosional yang sering climunculkan antara

lain: (Triantoro Safaria, 2005) shock, penyangkalan (merasa tidak

percaya), sedih, perasaan terlalu melindungi atau kecemasan, perasaan

menolak keadaan, perasaan tidak mampu dan malu, perasan marah,

perasaan bersalah serta berdosa, perasaan setahap demi setahap, dan

perjuangan belum berakhir. Dan berbagai macam reaksi negatif sudah

pasti menyelimuti perasaan orang tua sepanjang waktu bahkan setiap

detiknya. Gejolak emosi-emosi yang negatif ini tentu saja membawa

Page 47: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

35

banyak dampak negatif, baik secara fisik maupun secara psikis.

Walaupun setiap orang tua dapat melalui serangkaian proses untuk dapat

menerima dan menyadari kondisi anaknya dengan segala

keterbatasannya.

Rentang waktu dalam proses yang dilalui orang tua beragam, tentunya

semakin cepat tahapan-tahapan dapat mereka lalui dan akhirnya

menerima sebagai kenyataan akan membantu anak rnenjadi lebih optimal,

pula dalam penatalaksanaan. Dalam keadaan ini biasanya dikehendaki

oleh anak al<an dapat tumbuh dan kembali normal sama seperti anak

lainnya. Semal<in besar penolakan pada kondisi yang ada, semakin lama

proses ini dapat diatasi oleh orang tua. Sebagai pasangan orang tua

sering kali reaksi yang terjadi antara penolakan yang lebih panjang atas

kondisi yang ada. Pasangan orang tua yang memilil<i tahapan proses

lebih cepat biasanya akan lebih segera pula dalam mimgolah anak lebih

optimal. Hal ini di karenakan sikap orang tua yang dapat menerima

kenyataan. Sikap yang didefinisil<an sebagai kesiapan pada seseorang

untul< bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu yang bersifat

positif atau negatif (Sarlito W. S, 1996). Sikap positif, l<ecenderungan

tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu,

sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu ..

Page 48: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap penting sekali. Sikap yang

menjadi penggerak (motivator) tingkah laku dan mempengaruhi semua

nilai manusia. Efisiensinya barulah berhasil, kalau seseorang didorong

oleh sikapnya untuk memulai, meneruskan dan menyelesaikan suatu

pekerjaan bukannya malah menghindari tugasnya yang tak

menyenangkan. Demikian pula sikap terhadap orang lain akan

menentukan nilai sosialnya.

36

Sikap orang tua terhadap anak autisme merupakan suatu pembelcijaran.

Pola hubungan orang tua dan anak dalam kehidupan seseorang aapat

tumbuh dan berkembang secara optimal. Banyak faktor yang ikut

menentukan gambaran apa yang akan dipelajari untuk sikap orang tua

yang mempunyai anak autisme, dan juga meliputi hal··hal yang dianggap

normal oleh orang sebagian. Berkaitan dengan gambaran sikap orang tua

yang mempunyai anak autisme, merupakan salah satu faktor atau sumber

sikap orang tua terhadap anaknya, terutama yang hidup dengan

gangguan-gangguan tertentu seperti Autisme.

Page 49: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

37

Para orang tua akan mempunyai banyak ide tentang bagaimana anak­

anak dapat diberikan bantuan yang lebih baik dalam perkembangannya,

dan hal ini bisa terjadi dengan baik apabila ada hubungan kerja sama

yang baik antara sekolah dengan orang tua melalui diskusi atau bantuan

nyata. Para orang tua diberi kesempatan untuk selalu mengikuti

perkembangan anaknya di sekolah. Selain dari pada itu sekolah juga

selalu mendorong dan menambah pengertian orang tua dengan anaknya,

dengan harapan agar hubungan antara orang tua dan anak selalu baik

dan berarti bagi keduanya.

Dari sini jelaslah adanya hubungan timbal balik antara orang tua

menerima kondisi anaknya yang menderita autime dengan sikap orang

tua terhadap kondisi anak yang menderita autisme, yang mempunyai

implikasi pada memperpanjang atau memperpendek masa kesembuhan

anak. Dalam arti bahwa jika orang tua dapat menerima anaknya

menderita autisme, dengan sikap positif maka mungkin orang tua akan

membantu anaknya agar dapat sembuh dengan memberikan perhatian,

terapi dan lain sebagainya agar anaknya dapat kembali normal, namun

sebaliknya jika orang tua menangapinya dengan negatif maka mungkin

anak akan diperlakukan orang tua dijauhkan dari lingkungan.

Page 50: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

2.4. Kerangka Berfikir

Sikap positif

Sikap orang tua

Kondisi anak autisme

Direalisasikan dengan 3 komponen yaitu I kognitif, afektif dan konatif

[ Sikap negatif

Menerima Menolak

Skema 2.4. Kerangka berfikir

Secara garis besar, kerangka berfikir di atas berguna untuk

menggambarkan atau mengilustrasikan suatu rumusan masalah dengan

38

subjek penelitian yaitu orang tua yang mempunyai anak autisme. Autisme

adalah gangguan perkembangan pervasive pada anal< yang ditandai

dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang komunikasi,

interaksi sosial, dalam bermain, perilaku, persepsi sensori, perasaan dan

emosi. (autisme.blogsome.com)

Page 51: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Menurut Gerungan (2004), pembentukan sikap tidal< terjadi dengan

sendirinya. Pembentukan sikap disertai dengan adanya kecenderungan

untuk berkehendak yang biasanya terjadi dalam interaksi manusia dan

berkaitan dengan objek tertentu.

39

Pentingnya sikap orang tua terhadap kondisi anak autisme merup&kan

suatu pembelajaran, dengan orang tua berani dan segera menyadari

kenyataaan yang ada akan lebih baik. Semakin cepat orang tua melalui

tahapan-tahapan untuk dapat menerima dan menyadari kondisi anaknya

akan membantu anak menjadi lebih optimal dan semakin besar penolakan

pada kondisi yang ada, semakin lama proses ini dapat diatasi oleh orang

tua. Sebagai pasangan orang tua sering kali reaksi yang terjadi adalah

antara penerimaan dan penolakan, penolakan lebih panjang atas kondisi

yang ada dibanding penerimaan kondisi anal< dengan segala

keterbatasannya.

Page 52: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Dalam bab ini penulis mengunakan pendekatan kualitatif dengan alasan

karena pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang berusaha

memahami gejala tingkah laku manusia dan sebagai pendekatan umum

yang menghasilkan dan mengelola data yang sifatnya deskriftif seperti

observasi terstruktur dan tidak terstruktur. lnteraksi komunikatif sebagai

alat pengumpulan data, terutama wawancara mendalam dan pedoman

wawancara instrumen utama. (Sudarwan Danim,2002)

Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J Moleong, 2004) mengatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif menghasilkan data deskritif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, pendekatan

ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi

individu atau subjek penelitian dipandang sebagai bagian dari suatu

keutuhan. Selanjutnya pendekatan ini juga dikenal dengan inkuiri

naturalistik atau alamiah. Dengan dasar penelitian l<ualitatif di atas maka

untuk mengetahui gambaran sikap orang tua yang mempunyai anak

Page 53: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

autisme diperlukan data-data deskriptif yang diperoleh melalui observasi

dan wawancara.

3.1.2. Metode Penelitian

41

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus yang

merupakan bagian dari penelitian kualitatif, di mana data atau hasilnya

tidak diperoleh, dan disajikan dengan menggunakan angka-angka atau

data statistik, melainkan menghasilkan dan mengolah data yang bersifat

deskriptif dengan harapan dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh

tentang subjek terhadap keadaaan yang dialaminya, oleh karena itu maka

diperlukan data yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan

hasil yang maksimal.

Pengunaan studi kasus ini di pilih karena seperti yang dikemukak<in

Sudarwan Danim, 2002 studi kasus (case Study) atau penelitian lapangan

(field study) di maksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar

belakang keadaan dan posisi saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial

tertentu yang bersifat apa adanya (given).

Secara umum, studi kasus merupakan metode yang dapat digunakan

untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan fokus

penelitiannya terletak pada fenomena masa kini didalam konteks

kehidupan nyata.

Page 54: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

3.2. Pengambilan sampel

3.2.1. Populasi dan sampel

42

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak

autisme. Penelitian ini difokuskan dengan jumlah subjek sangat

tergantung pada apa yang ingin diketahui oleh penulis, dan sampel dalam

penelitian ini di pilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan.

Karena keterbatasan waktu serta kesulitan penulis memperoleh kasus dan

responden untuk mengetahui gambaran sikap orang tua yang mempunyai

anak autisme secara lebih mendalam, maka dalam penelitian ini

ditetapkan jumlah subjek sebanyak tiga orang yang mi~miliki karakteristik

sebagai berikut:

a. Subjek penelitian adalah orang tua kandung yang anaknya telah di

diagnosa autisme dan belum menikah.

b. Orang tua yang di maksud adalah seorang lbu, dengan alasan

untuk mendapatkan data yang lebih terpercaya mengenai keadaan

anak.

c. Subjek bertempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya, hal ini agar

memudahkan penulis melakukan koordinasi.

d. Pendidikan orang tua penderita minimal SD, atau dapat membaca

dan menulis. Kriteria ini di maksudkan agar dapat mengerti

Page 55: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

43

maksud pertanyaan yang diajukan dan dapat memberikan jawaban

yang jelas.

3.2.2. Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sctmpel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling (sample bertujuan) di mana sample dipilih bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi clidasarkan atas adanya

tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2002), maksud sampling dalam

penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak rnungkin informasi

dari berbagai macam sumber (Lexy J Moleong, 2004), dengan demikian

tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan

yang nantinya dikembangkan kedalam generalisasi tetapi merinci

kekhususan yang ada kedalam ramuan konteks yang unik. Selain itu

dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling lebih

mernudahkan penulis dalam menentukan karakteristik batasan-batasan

yang harus dimiliki oleh si subjek.

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Metode dan lnstrumen

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penulis dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 2002). Penulis

mengunakan metode penelitian deskriptif studi kasus, di mana buHi dan

Page 56: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

44

data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam sumber yaitu

dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung observasi

partisipan, dan perangkat-perangkat fisik (Robert K Yiin, 2002). Dalam

penelitian ini metode pengumpulan data yang akan di!iunakan untuk

memperoleh data yang berhubungan dengan objek penelitian adalah

metode wawancara, sebagai metode utama dan observasi sebagai

metode penunjang untuk melengkapi data yang terkurnpul melalui metode

wawancara.

wawancara

Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan penulis untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisain

melalui bercakap-cakap dan berhadapain muka dengan orang yang dapat

memberikan keterangan pada si penulis (Mardalis, 2006).

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

Wawancara secara garis besar dapat dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Wawancara terstruktur

Pertanyaan-pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola

pertanyaan yang dikemukakan.

Page 57: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

b. Wawancara tak terstruktur

Pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab secara bebas oleh

responden tanpa terikat pada pola-pola tertentu.

c. Campuran

45

Bentuk ini merupakan campuran antara wawancara terstruktur dan

tak terstruktur.

Dari ketiga bentuk wawancara di alas dapat digunakan dalam

pengambilan data penelitian dan dilakukan sesuai dengan keperluan,

situasi dan kondisi subjek penelitian. Hal tersebut untuk menjaga

perasaan subjek penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

pada orang tua (lbu) yang mempunyai anak autisme, untuk mengetahui

bagaimana sikap orang tua yang mempunyai anak autisme. Dalam

melakukan wawancara ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar

tidak terjadi kesalahan dalam proses wawancara di antaranya adalah

penggunaaan pedoman wawancara, agar wawancara dapat berjalan

dengan baik dan menggunakan rapport yaitu suatu situasi di mana telah

terjadi hubungan psikologis antara interviewer dan inte1wee dan terjalin

hubungan yang baik sehingga tidak ada rasa curiga dari responden.

Selain itu diharapkan interviewer memiliki sikap netral, adil dan ramah.

Page 58: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

46

observasi

lstilah observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka

mengumpulkan data dalam suatu penelitian yang merupakan hasil

perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya

sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang di

sengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala­

gejala psikis dengan jalan mengamati, mencatat dan mempertimbangkan

hubungan antara aspek dan fenomena tersebut (Mardalis, 2006). Tujuan

observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna

kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang

diamati tersebut.

Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang hal-hal yang

karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh responden secara terbuka

dalam wawancara, instrument yang digunakan pada observasi ini adalah

lembar observasi yang dibuat dalam bentuk catatan lapangan yang

berfungsi untuk mencatat hal-hal penting yang relevan dengan

permasalahan penelitian yang tidak didapatkan dalam wawancara ..

Catalan ini berisi kondisi fisik subjek, penampilan subjek, sikap subjek

selama proses wawancara dilakukan, ekspresi verbal dan non verbal,

hambatan yang muncul dan kejadian-kejadian penting yang mungkin

Page 59: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

47

terjadi selama proses wawancara berlangsung. Proses observasi ini

dilakukan penulis bersama dengan wawancara yang sudah direncanakan.

3.3.2. lnstrumen Penelitian

Adapun instrumen pengumulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, pedoman observasi dan tape recorder.

Pedoman wawancara diperlukan sebagai panduan dalam melaksanakan

wawancara yang dirancang sesuai dengan tujuan penelitian dan landasan

teoritis sehingga jalannya wawancara lebih terarah deingan apa yang ingin

di teliti. Alat perekam dan observasi sederhana sebagai instrument

penunjang, hal-hal yang dicatat dalam lembar observasi antara lain

suasana lingkungan di sekitar subjek, sikap subjek terhadap

pewawancara, sikap subjek sebelum wawancara dan sebagainya.

3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. Tahap persiapan penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian harus dipersiapkan segala sesuatu

yang berhubungan dengan keperluan j:Jenelitian di antaranya:

a. Menyusun instrument pengumpulan data berupa pedoman wawancara

dan pedoman observasi yang digunakan sebagai acuan dalam

melakukan wawancara.

Page 60: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

48

b. Memilih lapangan penelitian atau lokasi penelitian yang akan dijadikan

sumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Membuat surat izin penelitian.

d. Membuat lembar kesedian sebagai subjek penelitian.

e. Menyiapkan perlengkapan penelitian, seperti pensil, ballpoint, kertas,

buku catatan, al.at perekam atau tape recorder dan segala sesuatunya

yang berkaitan dengan penelitian.

3.4.2. Tahap pelaksanaan penelitian

Dibawah ini penulis memberikan beberapa tahapan dalam pelaksanaan

penelitian:

a. Menentukan sampel penelitian dan melakukan konfirmasi dengan

pihak yang bersangkutan.

b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan subjek untuk dijadikan responden penelitian.

c. Melaksanakan pengambilan data dengan menggunakan dan

merealisasikan konsep-konsep dalam pedoman wawancara dan

observasi.

d. Menyortir hasil wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan.

e. Melakukan analisa data dan interprestasi data.

f. Membuat kesimpulan

Page 61: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

3.4.3. Tahap Pengolahan Data

a. Membaca dan memberikan kode pada data-data yang telah di

transkrip secara verbatim.

49

b. Menginterprestasikan dan membahas hasil analisis berdasarkan teori.

3.5. Teknik analisa Data

Tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah tahap analisa data,

menurut Patton (dalam Lexy J Moleong, 2004) analisa data adalah proses

mengatur, urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola,

kategori dan satuan uraian dasar. Dengan pendekatan kualitatifteknik

analisa data yang digunakan adalah non statistik, yaitu dengan cara

mendeskripsikan atau interprestasikan hasil yang telal1 didapat da.1

langkah-langkah dalam analisa data adalah sebagai berikut:

Organisasi data

Analisa data dimulai dengan mengorganisasikan data dengan organisasi

data yang sistematis memungkinkan penulis untuk memperoleh data yang

baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data

dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian. (Highlen dan

Finley, 1986 dalam Kristi Poerwandari, 2001)

Page 62: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

50

Koding dan analisis

Analisis seperti yang dikemukakan oleh Jorgensen yaitu langkah penting

sebelum analisis adalah memberikan kode atau koding, di maksudkan

untuk dapat mengorganisasikan dan mensistematisasi data secara

lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambar tentang

topik yang dipelajari dengan menyusun transkrip secara verbatim

kemudian dilakukan penomoran. (Jorgensen, 198!~ dalam Kristi

Poerwandari, 2001)

Tahap lnterprestasi

lnterpretasi yang di maksudkan di sini adalah mengac:u pada upaya

memahami data secara mendalam.

3.6. Etika Penelitian

Etika merupakan hal yang paling penting dalam penelitian, hal ini di

karenakan mengunakan manusia sebagai subjek penelitiannya. Etika

merupakan suatu kumpulan kaidah atau norma yang digunakan oleh

suatu kelompok masyarakat untuk mengatur kehidupan bermasyarakat

anggotanya. Jadi etika bersifat normatif dan kontekstual. Dalam etika

penelitian hal terpenting di antaranya adalah penulis harus menjunjung

tinggi nilai-nilai ilmiah yang berlaku. Masalah etika yang harus

diperhatikan adalah adanya persetujuan subjek untuk diteliti dengan tanpa

Page 63: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

paksaan, kerahasian subjek dan informasi yang diberikan, penulis harus

melindungi subjek dari kemungkinan adanya ketidaknyamanan atau

bahaya, baik secara fisik atau secara psikologis dan penulis harus

memberikan kesempatan kepada subjek untuk mengetahui hasil dari

penelitian apabila dia menginginkan.

51

Page 64: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BAB4

PRESENTASI DAN ANALISJ\ DATA

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hasil pengolahan data, yang

didapat dari Japangan penelitian. Adapun hasil penelitian dapat dijabarkan

dalam bentuk gambaran umum subjek, gambaran dan analisa kasus, dan

analisa perbandingan kasus.

4.1. Gambaran umum subjek penelitian

Subjek yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 3 orang Jbu yang telah

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Nama-nama subjek

dalam penelitian ini sengaja di samarkan untuk menjaga kerahasiaan

subjek penelitian dan sesuai dengan etika penelitian.

Pada tabel 4.1 dibawah ini akan diuraikan gambaran umum subjek.

Gambaran umum subjek

Tabel 4.1.1. Data Orang Tua (lbu)

No Keterangan Subyek 1 Subyek 2

01. Nam a SR RH

02. Jenis Kelamin Perempuan Perempuan

03. Usia 37 Tahun 47 Tahun

Subyek3

EK

Perempuan

35 Tahun

Page 65: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

04. Suku Sunda Batak Padang

Kristen 05. Agama Islam Islam

Protestan

Pendidikan 06. SMA SMA S1

terakhir

lbu rumah lbu rumah lbu rumah 07. Pekerjaan

tangga tangga tangga

Tabel 4.1.2. Data Anak

No. Nam a Jenis Kelamin Usia Sekolah

01. M Laki-laki 7 Tahun Tidak bersekolah

02. J Laki-laki 15 Tahun 2 SLTP SLB/C

03. A Laki-laki

4.2. Gambaran dan Analisis kasus

4.2.1. Kasus I

A. Data Pribadi

a) Anak

8 Tahun 2SD

53

M adalah anak kedua dari pasangan lbu SR dan Bapak A. Usia M

sekarang ini adalah tujuh tahun. Di usianya yang ke tujuh tahun ini, M

Page 66: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

54

tidak mengikuti jenjang pendidikan dan terapi. la bertempat tinggal di

daerah Pekayon Jakarta Timur.

b) Orang Tua

SR adalah lbu rumah tangga berusia tiga puluh tujuh tahun, memiliki

kulit berwarna putih, tinggi seratus lima puluh tiga dengan berat badan

lima puluh kilogram, berrambut pendek dan berwajah kecil. SR adalah

anak ke dua dari dua bersaudara, pendidikan terakhir SMA. Saal ini

pekerjaannya adalah sebagai lbu rumah tangga dan hanya mengurusi

keluarga dan kedua orang anaknya. Salah satunya adalah M, anak

laki-laki yang lahir pada tahun 2000 dan menyandang autisme.

B. Pelaksanaan dan Observasi saat wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan di tempat yang telah di sepakati

sebelumnya yaitu kediaman SR, yang terletak di daerah Pekayon. Pada

saat pertemuan pertama, SR pernah menanyakan tujuan wawancara

tersebut, namun setelah penulis jelaskan SR pun tidak merasa keberatan

untuk diwawancara.

Pada pertemuan kedua, SR tidak merasa canggung. SR merespon

penulis dengan baik, ramah dan langsung mempersilakan penulis untuk

masuk, di sebuah ruangan yang kurang lebih berukuran dua kali tiga. Di

Page 67: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

55

dalamnya terdapat dua buah bangku yang berbentuk persegi panjang,

satu bangku berukuran sedang dan satu buah bangku berukuran kecil,

dengan satu buah meja pendek. SR mempersilakan penulis untuk duduk,

kemudian kami berbincang-bincang dan wawancara pun berjalan seiring

berjalannya waktu. Kondisi pada saat jalannya wawancara cukup haik

dan tenang.

Proses wawancara dilakukan pada hari senin, 30 Juli 2007 yang

berlangsung dari pukul 18.30 sampai 21.00 WJB. Kemudian penulis

meminta SR mengisi data responden dan menandatangani Jembar

persetujuan responden. Pada saat wawancara SR menggenakan baju

setelan atas bawah berwarna hijau dengan kembang-kembang putih.

Selama wawancara SR menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan

jawaban yang cukup terbuka terutama dalam mengungkapkan

perasaannya. SR suka sekali menggerakan tangan, menggaruk kepala,

memainkan kaki dan posisi duduk yang selalu berubah-ubah. Pandangan

mata tidak fokus dan cenderung mengarah ke televisi, namun cara

bicaranya cukup sopan dengan nada suara halus. Jarak antara SR

dengan penulis cukup dekat, di mana SR berada di sebelah kiri penulis

yang hanya dibatasi dengan batasan bangku.

Page 68: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

56

C. Persepsi SR terhadap Autisme

M adalah anak laki-laki berusia tujuh tahun, memiliki tinggi kurang lebih

seratus centimeter dengan berat dua puluh kilogram, berkulit hitam,

rambut lurus pendek dan berwajah lonjong.

M terdeteksi menderita autisme pada usia dua tahun. Ketika itu, SR lbu M

melihat M suka bermain sendiri dan tidak suka bermain dengan anak yang

lain, terkadang M juga tertawa dan menangis sendiri. Keanehan itu

membuat SR suka sekali membandingkan M, jika di televisi terdapat

tayangan tentang kondisi anak, yang tidak seperti anak normal.

Kemiripan dengan kondisi M, membuat SR tahu bahwa M menderita

autisme. Menurut SR kondisi M sebelumnya, M suka sekali berlari-larian,

namun sekarang ini kondisi tersebut sudah jarang dilakukan oleh M.

" Ya, kan waktu umur dua tahun, Jain dengan anak yang Jain, main sendiri, jadi main sendiri, biar pun gabung dengan anak yang Jain, tapi dia tetap main sendiri. Ya ... pokoknya main sendiri, suka ketawa sendiri, (sedih) nangis, kebanyakan sitertawa sendiri. Anak autisme itu eh ... engga ada rasa malu kan? Anak tidak ada rasa malu, saya suka membandingkannya di tv, oh .... anak autisme itu kaya gitu, sama kaya anak saya. Ada juga yang ngasih tahu saya, kadang juga hiperaktif, kalo du/u suka sekali /ari-lari sekarang si mendingan hanya tertawa-tawa saja ".

Sewaktu mendengar M di diagnosa autisme oleh dokter, SR mengaku

sedih, pasrah dan terbebani dengan apa yang terjadi didalam

kehidupannya. Menurut SR, ia hanya ingin memberikan pendidikan yang

Page 69: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

57

terbaik untuk M, agar M bisa mandiri dan dapat menja1~a dirinya. Apa

yang SR dapat berikan untuk M, ia akan memberikan semampunya.

"Sa ya bawa ke dokter, dokter mendiagnosa autisme, saya disuruh melakukan tes, waktu tes pendengaran dia diberi musik tapi diam saja. Perasan saya sedihlah, ya ... tapi kita pasrah saja semampu orang tua mengasih pendidikan saja. Saya ingin dia bisa mandiri. Bisa menjaga dirinya. Pokoknya bisa mandiri, nanti kalo dia agak besar, kan jadi dia bisa mandiri. Gimana pun ya ... pasti terbebani tapi lama-kelamaan si harus pasrah juga dan berusaha juga ". (raut wajah berubah dan mata berkaca-kaca)

SR mengaku segala cara sudah SR lakukan untuk kesembuhan M, dari

tukang urut, pengobatan alternative maupun tradisional. Faktor ekonomi

keluarga yang tidak mendukung membuat SR tidak rnelakukan

pengobatan dan terapi. Bagi SR biaya untuk terapi dan dokter terlalu

mahal, sedangkan terapi harus dilakukan berkali-kali, clan akhirnya SR

mengambil keputusan untuk tidak melakukan pengobatan atau pun terapi.

"Pernah saya ketukang urut, pengobatan alternative, tradisional. Ya .... pokoknya saya udah cobalah, jika orang bilang bawa kesini, ya ... saya coba saja. Anak saya itu su/it berkomunikasinya pemah saya melakukan terapi tapi saya tidak melakukannya lagi. ya ... karena faktor ekonomilah. Buat makan sehari-hari aja dah sulit, be/um lagi bayar hutang tiap bulannya, biaya untuk terapi dan dokter kan tidak cukup dua ratus ribu, itu pun tidak cukup sekali, mesti berkali-kali terapi ".

Keinginan SR adalah menterapi M agar bisa mandiri. Awalnya SR telah

membawa M untuk terapi dan berobat kemana-mana, namun pada

Page 70: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

58

akhirnya biaya terapi yang mahal dan suami yang tidak perduli, membuat

SR tidak sanggup membiayai pengobatan M.

" Ya saya si pengennya si diterapi biar anak bisa mandiri dan mengerti tapi biayanya yang terlalu maha/ berat buat saya. Ya ... bapaknya juga cuwek aja, ya ... udahlah ... saya si udah berusaha kemana saja. Ya .. . hasilnya seperti ini, sudahlah. Sa ya pemah membawa ke altematif ya ... gitu deh ... ya kita kan berusaha biar ada perubahan tapi hasilnya seperti itu ya ... udahlah ". (memegang-megang kepa/a)

SR mengaku tidak melarang M untuk mengkonsumsi rnakanan yang

seharusnya tidak boleh dikonsurnsi oleh anak yang menderita autisme.

SR akan memberikan makanan apa saja yang ingin di makan oleh M, baik

itu makanan yang dilarang atau tidak.

"Ya ... saya ma ... apa yang saya makan, ya ... anak saya makan, habis kasihan ka/o dia mau kita engga kasih ".

D. Sikap yang ditimbulkan

SR mengaku bahwa ia termasuk orang yang percaya diri dan optimis.

Kemana pun SR pergi ia selalu mengajak M, bahkan jika bertemu dengan

temannya, SR akan menegurnya. Namun ketika ada orang yang

memperhatikan M dengan tidak wajar, SR mengaku sedih. Bagi SR, ia

tidak pernah memikirkan diri sendiri yang ada dipikirannya adalah anal<.

Terutama M, anak yang menderita autisme.

Page 71: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

59

"/ya/ah percaya diri saja (sambil senyum tersipu-·sipu) gimanalah percaya dirilah, ya ... optimis namanyajuga sama anak. Dengan lingkungan biasa/ah, ya ... emanglah sedikit tapi namanya anak diperhatikan orang lain jadi sedih. ( anak yang mfmderita autisme menangis, dipangil, diangkat dipangku, dicium) Kemana-mana saya selalu mengajaknya ke/uar, kemana saja pasti saya bawa. Jika bertemu dengan teman, menegurlah (sambil tertawa dan mengelus­e/us anaknya) Saya tidak memikirkan diri saya, yang pasti anakjuga dipikirin, apa Jagi anak udah mulai sekolah (anak nomor satu) be/ajar mandiri buat dia ".

Ketika orang tua dan keluarga SR tahu bahwa M menderita autisme,

mereka bisa menerimanya dengan memberikan dukungan berupa

nasehat pada SR untuk sabar, sedangkan mereka sendiri sebenarnya

tidak tahu apa yang diderita oleh M.

" Orang tua menerima, ma/ah mangasih nasehat pokoknya harus sabar, kata orang tua saya, keluarga juga mengakui dan mendukung cuma saudara tidak tahu penyakitnya apa, cuma orang awam, di /ingkungan ya ... sebagian tahu ya ... apa penyakitnya tergantunglah ".

Dalam pengendalian emosi terhadap M, SR mengaku ia termasuk orang

yang sabar, namun menurut SR kesabaran itu pun ada batasnya, jika

emosi SR tidak terkontrol, SR tidak dapat menahannya, ia pernah

mencubit M.

"Kadang-kadang ada juga emosinya kalo kita engga terkontrol,

kalo kita kontrol ya ... tahan emosinya (tertawa-tawa hem .... hem .. .)

tergantung anaknya kalo dia sulit sekali di bi/angin uh ... bikin saya

Page 72: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

kesa/. Bisa di bilang saya sabar tapi kadang-kadang ya ... keluar

juga emosinya namanya juga manusia. Kala memukul tidak

· pemah, tapi kalo cubit pemah habis gemes ":

60

SR mengaku kurangnya dukungan dari lingkungan, namun menurut SR itu

tidak menjadi masalah, selama lingkungan, keluarga dan kerabat tidak

melakukan penolakan bagi M.

"Dukungan engga ya, namanya tetangga paling mereka hanya sebatas tahu yang penting keluarga menerima itu saja, selama ini si lingkungan, keluarga, kerabat baik-baik saja tidak ada penolakan ".

Menurut SR, tidak ada anak yang mau main dengan M. Hal itu membuat

SR membiarl<an anaknya bermain didalam rumah, walaupun sebenarnya

SR tidak menjauhkan M dari lingkungan.

" Engga biasa saja, tidak menjauhkan dari lingkungan, ya ... kalo dia /agi main engga ada yang mau main sama dia, Jadi saya sedih, ya ... saya biarkan saja dia main di rumah ".

SR mengaku pergaulanya di lingl<ungan normal. Menurut SR, dengan

bergaul, SR akan mendapatkan info. Dalam bergaul SR tidak pernah

mengurusi urusan orang lain. Baginya setiap orang memiliki urusan

masing-masing.

" Biasa saja, saya kalo bergaul itu kapan aja, kalo di rumah sudah rapih. Dengan bergau/ ya ... bisa bikin ... , ya ... minimal, kita tahu

Page 73: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

info/ah. Di lingkungan pergaulan ya ... biasa aja, mereka-mereka saya-saya ".

61

SR tidak memiliki hambatan dalam berkomunikasi dengan lingkungan atau

pun keluarga, bahkan terkadang SR suka membahas permasalahan M

dengan saudaranya yang lain.

"Komunikasi dengan lingkungan biasa saja, ya ... tergantung. Keluarga juga. (gerak-gerakin tangan) ya ... kalo kita main atau ketemu cuma kadang-l<adang l<ita suka bahas anal< saya. Ya ... tapi l<afo anal< saya autisme biarpun dah l<enal l<aya engga kenal. Ya ... l<alo ngasih solusi si sul<a ".

SR berpendapat bahwa kerjasama antara keluarga dibutuhkan dalam

mendidik dan merawat M.

"Kerjasama, yang pasti l<erjasama dibutuhkan apalagi untuk anak saya, sampai sekarang kerjasama saya dan l<eluarga masin/ah ".

E. Analisis kasus I

Hasil penelitian menggambarkan bahwa gambaran sikap orang tua M

yaitu SR, termasuk individu yang bersikap negatif saat mengetahui M

menderita autisme. Sikap yang ditimbulkan di karenal<an awamnya

pengetahuan SR terhadap autisme. Namun kondisi tersebut tidak

berlangsung lama secara bertahap SR pun dapat bersikap

Page 74: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

62

positif terhadap kondisi M. di mana SR dapat menerima kondisi M. atas

kerja sama dan dukungan yang diberikan keluarga, dengan berpositif

thinking terhadap diri, lingkungan dan situasi. Akan tetapi biaya terapi

yang mahal dan keadaan ekonomi yang kurang mendukung membuat SR

tidak melakukan apa pun untuk M, M hanya dibiarkan tinggal di rumah dan

hanya diberikan pendidikan sehari-hari agar M bisa rnandiri untuk

kelangsungan hidupnya.

4.2.2. Kasus II

A. Data Pribadi

a) Anak

J merupakan anak ke empat dari pasangan lbu RH dan Bapak ET.

Dari kelima saudaranya, J adalah anak laki-laki satu-satunya

dikeluarga, tiga kakak perempuan dan satu adik perempuan. Kini

usianya menjelang enam belas tahun. Saat ini .J tinggal dengan kedua

orang tuanya di daerah Kelurahan Makasar Jakarta Timur dan J masih

duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat pertama di SLB Budi Daya

Cijantung kelas dua.

b) Orang Tua

RH adalah lbu rumah tangga berusia empat puluh tujuh tahun, anak

pertama dari tujuh bersaudara ini berpendidikan terakhir SMA. Sehari-

Page 75: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

63

hari RH hanya mengurusi keluarga dan kelima orang anaknya. Salah

satunya adalah J penyandang autisme. Kesibukan yang biasa RH

lakukan adalah arisan dan pesta.

B. Pelaksanaan dan observasi saat wawancara

Pelaksaaan wawancara diadakan di tempat yang telah ditentukan oleh

pihak sekolah yaitu di SLB Budi Daya pada hari Jumat, 3 Agustus 2007

tepatnya ruang guru yang berukuran kurang lebih enam kali empat meter

dengan kondisi didalam ruangan terdiri dari beberapa bangku, meja

berbentuk rite! U, dua lemari buku dan satu buah televisi. Keadaan cuaca

di luar cukup panas, namun di ruang guru tidak panas. Tidak ada

kehadiran pihak lain pada saat kami melakukan wawancara karena pada

waktu itu guru-guru sedang mengajar dan murid-murid belajar.

Proses wawancara berlangsung dari pukul 12.30 sampai 16.00 WIB.

Pada saat wawancara RH mengenakan t-shirt berwarna abu-abu dengan

celana panjang kulot hitam, memiliki tinggi seratus enam puluh centimeter

dan berat enam puluh kilogram, berkulit hitam dengan rambut pendek

sebahu, berwajah bulat, membawa tas berwarna hitam dan mengenakan

sepatu sandal tinggi. Selama berjalannya wawancara, RH sering

menggerakkan tangan dan mengaruk kepalanya. Jarak antara penulis

Page 76: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

64

dengan RH cukup dekat, di mana posisi duduk RH sebelah kanan penulis

dan cara bicara sopan walaupun dengan nada keras.

RH menyambut penulis dengan ramah dan langsung mempersilakan

penulis untuk melakukan wawancara. Penulis pun m1~mulai dengan

meminta responden untuk mengisi data responden d~in menandatangani

lembar persetujuan responden, wawancara berlangsung dengan santai

walaupun, awalnya RH tidak pernah melihat kearah penulis dan

cenderung menghadap kearah jendela. Akan tetapi setelah bebempa

pertanyaan, RH mulai berani melihat kearah penulis dan wawancara pun

berjalan lancar sampai selesai.

C. Persepsi RH terhadap Autisme

Autisme J terdeteksi ketika J berusia dua tahun, RH melihat ada keanehan

pada J yang belum bisa berbicara pada usia tersebut, sedangkan

kakaknya di usia dua tahun sudah bisa berbicara. RH memutuskan untuk

membawa J ke dokter dan dokter mendiagnosa J menderita autisme. RH

tidak percaya begitu saja, RH pergi kedokter yang lain, dokter tersebut

juga mengatakan J autisme, namun RH tetap tidak yakin dengan hasil

diagnosa dokter-dokter tersebut, sampai akhirnya RH mengajak J ke

psikolog dan hasilnya tetap sama, J menderita autisme.

Page 77: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

65

" Ya ... awalnya si waktu umur dua tahun, tidak bisa bicara. Sedangkan kakaknya sudah bisa bicara, ya ... saya bawa ke dokter katanya anak saya menderita autisme. Saya kurang yakin begitu saja mba, saja bawa lagi anak saya itu ke dokter yang berbeda hasilnya sama, (memegang-megang kepala dan tangan di wajah) ya .. karena saya be/um yakin juga saya bawa /agi ke psikolog ya ... hasilnya sama anak saya menderita autisme ".

RH mengaku kaget ketika dokter mendiagnosa J autisme. RH merasa

terbebani dengan apa yang menimpa J. Menurut RH, ketika mengandung

J, pola makan J baik, begitu juga dengan proses melahirkan, tidak

memiliki masalah dan RH pun merawat J dengan baik.

"Sa ya kaget dong mba, ya ... biar gi mana juga apa .. ya ... gi mana ya ... kasihan gitu, dia tidak mandiri, agak bebanlah saya. Merasa terbebani, biar gi mana tidak bisa diajak kompromi, komunikasi kurang bagus, ya ... gi mana lagi, ya ... mba, (tangan diangkat) sedangkan proses kelahiran normal. Sewaktu masih bayi terlihat baik-baik saja dan saya pun merawatnya dengan baik, po/a makan saya waktu hamil juga baik, dia juga waktu bayi saya beri makan yang baik, ya ... saya engga tahu deh mba, saya anggap itu ujian ".

Terapi pernah dilakukan oleh RH, namun terapi itu terhenti semenjak J

masuk SLB, bagi RH biaya terapi terlalu mahal. Yang terpenting bagi RH

J bisa mandiri.

"Dokter menyarankan saya untuk melakukan terapi bagi anak saya, saya pun menterapi anak saya, terapi berl>icara itu kan yang sedang dibutuhkan bagi anak saya, komunikasi itulah yang penting, sekarang ini saya tidak pemah me/akukan terapl semenjak J masuk SLB, biaya terapinya terlalu mahal, yang penting1 J bisa mendiri itu saja ".

Page 78: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

66

RH mengaku kemandirian J terlihat, ketika J sudah bisa memilih pakaian

yang akan digunakannya atau ingin dipakainya ke sekolah atau pergi.

Pakaian itu harus berpasangan-pasangan, jika bukan pasangannya J

tidak mau memakainya. Untuk mandi J sudah bisa menentukan kapan

waktunya J mandi. Menurut RH, di saat adzan maghrib untuk sore hari

dan di pagi hari, di saat Ayahnya ingin pergi bekerja tetapi terkadang J

suka mandi bersama Ayahnya.

" Sekarang ini si dia sudah bisa memakai baju sendin dia tahu kapan waktu nya mandi kalo mau pergi saja dia sampai ganti baju yang rapi dan kalo pakai baju itu, dia tuh ... mba sudah punya pasangan-pasangan bajunya jika baju atau celana itu bukan pasangannya dia engga mau, harus dengan pasangannya. Kala mandi ni, pagi biasanya saat Ayahnya mau b1~kerja tapi kadang­kadang suka mandi bareng sama Ayahnya apalagi kalo mandi sore dia ngerti banget kalo adzan magrib dia langsung pergi ke kamar mandi mungkin bagi dia itu tandanya kalo adzan sudah saatnya dia mandi, jika ada yang pake itu kamar mandi dia ngedor-ngedor pintu itu, jadi sekarang mba ka/o mau magrib tidak boleh ada yang pake kamar mandi ".

Menurut RH, pola makan J dijaga, namun J terkadang sulit dila1·ann. Jika

RH membuat kue, maka RH akan membuatkan kue khusus untuk J. RH

mengaku jika J makan makanan yang dipantang dan J memakannya, raut

wajah J akan terlihat aneh dan RH mengaku kerepotan.

"Masalah makan mba, saya jika buat kue saya juga bikinin buat dia, ya ... beda mba tahu sendiri kan mba, anak autisme banyak pantangan-pantangannya ada makan-makan tertentu yang tidak boleh di makan tapi terkadang juga dia jajan-jajanan yang tidak

Page 79: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

67

boleh di makan ya ... gi mana ya ... mba namanyajuga anak-anak kalo di/a rang dia makin jadi dan penasaran. Biasanya kalo dia makan-makanan yang tidak boleh dia makan clan J memakanya biasanya itu mba dia tuh kumat, itu mba seperti apa ... ya ... mukanya itu Joi gitu deh mba, ya ... biasanya kalo seperti itu saya, saya juga kan yang repot ".

Dalam pengendalian emosi, RH mengaku sulit mengemdalikan emosinya,

di saat RH lelah dan J membuatnya kesal, akan tetapi menurut RH, ia

termasuk orang yang sabar. Biasanya di saat RH sedang marah, mulut

yang berbicara, tangan atau anggota tubuh lainnya tidak melakukan

gerakan (memukul) dan RH berfikir Tuhan tidak adil kepadanya. (kenapa

Tuhan seperti itu kepada saya)

" Ya, kadang marah kalo dah kerja cape J bikin kesa/ di kerasin makin keras uh ... saya kesa/ banget ya ... saya ma ..... si ..... karena merasa lemah sedih kenapa Tuhan seperti itu kepada saya itu saja. Bisa di bilang saya termasuk yang sabar tapi kalo dah dongko/ huh ... Sa ya tidal< pemah memukul, hanya mu/ut saja yang berbicara "

D. Sikap yang ditimbulkan

RH mengaku ia termasuk orang yang percaya diri dan optimis. Namun

semenjak J autisme RH mengaku kurang bebas, terganggu dan menjadi

bahan ejekan orang lain.

"Saya termasuk orang yang percaya diri, (berbicara sambi/ tertawa) ya ..... gi mana si .... agak-agak eh .... eh ... tidak kaya anak­anak normal, ya ... kalo menurut saya, saya si optimis ya ... kitakan

Page 80: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

jadi ... ini/ah jadi ... engga bebas, tidak bisa bebas terganggu, bahan olokan, ejekan ".

68

Sepengakuan RH, RH dan suami suka mengajak J jalan-jalan, terutama

Ayah J, setiap weekend ia suka sekali mengajak J jalan-jalan. Namun bila

ada acara keluarga atau acara apa pun, J tidak pernah diajak selalu di

tinggal di rumah dan mereka bergantian menjaga J. Vl/alaupun bertemu

dengan teman di saat RH mengajak J, RH mengaku tetap menyapa

temannya tersebut.

"Kato ketemu teman saya menyapa dan sating sering saja, kalo ada yang kurangnya. Saya suka mengajakja/an anak saya ya ... terutama kalo jalan-jalan terutama kalo sabtu diajak jalan-ja/an sama Ayahnya. Kato acara keluarga jauh tidak pemah saya ajak soalnya ya ... mba tahu sendiri anak saya itu tidak bisa diamjadi kalo ada acara arisan atau pesta kita tuh gantian harus ada yang jagain J di rumah. Oulu waktu J masih kecil si membiarkan J main di luar namun semenjak J besaran, dia di rumah saja paling jika dia ingin pergi ya ... perginya dengan saya ".

RH mengaku dipikirannya hanya J, RH tidak pernah memikirkan dirinya

sendiri. Menurut RH, J termasuk orang yang sensitif dan suka akan

musik.

"Saya tidak pemah memikirkan diri saya sendir.i, yang saya pikirkan ya ... anak saya terutamalah, biar anak saya kaya gitu di akan tetap anak saya apalagi kalo dia /agi nonton tv dia selalu sendiri tidak pemah mau ditemanin, kalo lagi ada film yang orang tuanya kasar sama anaknya, dia marah dan nangis mba, ya ... biasanya mba, kalo dia seperti itu, saya diamkan saja. Dia suka sekali musik mba, kalo dia dah suka lagu tersebut, biasanya dia tidak ganti-ganti /agu itu, minta di puterin terus. Dia tuh suka lagu

Page 81: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

apa ya mba, saya tahu lagunya tapi kurang tahu siapa yang nyanyi".

RH mengaku orang tua dan keluarga menerima keadaan J, sedangkan

lingkungan bagi RH ia tidak mau tahu, selama ia dengan tetangga baik-

baik saja.

69

" Orang tua ya ... gi mana /ah .. . terimalah, mudah-mudahan dapat bisa mandiri. Keluarga ya ... mereka si sampai sekarang baik-baik saja. Kala lingkungan saya yang pasti ..... lagi pula J sekarang ini pas sudah besaran di da/am rumah aja, kasihan. Pemah mba waktu J pulang sekolah di tanya sama tetangga, J dari mana dia tidak pemah jawab mungkin tetangga jadi bosen kali jadi pada cuwek aja sekarang ".

RH mengaku tidak menjauhkan diri dari lingkungan, walaupun terkadang

RH menjauhkan diri dari lingkungan. Menurut RH, lingkungan kurang

mendukung dengan kehadiran J, sewaktu J masih lcec:il, J suka bermain di

luar rumah, akan tetapi ketika J menjelang dewasa, ,I lebih sering di dalam

rumah. RH tidak perduli dengan lingkungan, selama keluarga dan kerabat

menerima dan suka memberi saran kepada RH.

"Di bi/ang menjauhkan dari lingkungan bisa ya, bisa tidak (tangan di dagu). Oulu si waktu keci/ saya masih membiarkannya main keluar tapi pas sudah agak besaran tidak kayanya si lingkungan kurang mendukung dengan kehadiran anal< saya. Selama ini saya si be/um terbuka sama /ingkungan, situasi lingkungan si biasa saja, bisa di bilang saya si masa bodo dengan lingkungan, kayanya engga ada penolakan terhadap anal< saya, keluarga menerima saja kerabat juga, yang dekat dengan saya menerima ma/ah terkadang memberi saran kepada saya ".

Page 82: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

70

RH mengaku pergaulannya di luar rumah di saat arisan atau pesta. Bagi

RH dengan bergaul akan mengurangi kesedihannya. Terutama di saat

RH merasa sedih dengan apa yang terjadi dida!am kehidupannya.

"Pergaulan saya di /uar, biasa saja kalo pulang arisan, ke pesta itu saja umpamanya merasa sedih saya suka bergau/ dengan teman­teman saya ke arisan atau kepesta ".

RH mengaku lingkungan, keluarga maupun teman bersikap normal,

komunikasi dan kerjasama RH lakukan selalu bergantian dengan suami,

bagi RH komunikasi dan kerjasama itu penting untuk kelangsungan hidup

J.

"Di lingkungan, ke/uarga maupun teman ya ... biasa saja. Komunikasi juga kerja sama ya ... kerja sama selama ini di saat ada undangan kita bergantian pergi. Kerja sama itu penting untuk mendukung kelangsungan anak saya, kerjasama se/ama ini mu/us­mulus saja ".

E. Analisis kasus II

Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa sikap orang tua J yaitu RH, di

saat mengetahui hasil diagnosa yang menyatakan bahwa J menderita

autisme, RH dapat dikatakan bersikap negatif, RH memunculkan suatu

reaksi di mana RH merasa terkejut dengan hasil yang diberikan dan selalu

menyangkal atau tidak percaya dengan hasil diagnosa tersebut. Perasan

terbebani pun muncul terhadap kondisi J, yang membuat RH lelah dengan

apa yang menimpah hidupnya. Namun pada akhirnya RH dengan hati

Page 83: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

71

lapang walaupun berat untuk menerima kenyataan bahwa anaknya

mengalami gangguan autisme. RH bersikap positif, RH dapat menerima

kondisi J, atas kerja sama dan dukungan yang diberikan keluarga. RH

pun melakukan tindakan yang seharusnya yaitu menterapi anak. Akan

tetapi biaya terapi yang mahal membuat RH tidak melakukan terapi, RH

lebih memiliki menyekolahkan anaknya di sekolah lua1- biasa. Bagi RH ia

hanya ingin melihat J bisa mandiri untuk kelangsungan hidupnya.

4.2.3. Kasus Ill

A. Data Pribadi

a) Anak

A merupakan anak pertama dan anak laki-laki satu·-satunya dari

pasangan lbu EK dan Bapak E. Sekarang ini A berusia delapan tahun

dan duduk di kelas dua SON Gedong 03 Pagi. Bertempat tinggal di

daerah Cipinang Jakarta Timur.

b) Orang Tua

EK adalah anak kedua dari dua bersaudara, seorang lbu rumah

tangga yang berusia tiga puluh lima tahun dan berpendidikan terakhir

S1. Sebelum EK memutuskan untuk menjadi lbu rumah tangga, EK

pernah bekerja disalah satu perusahaan di Jakarta. Namun karena

terlalu menyita waktu dan tidak bisa memberikan perhatian Jebih

terhadap A, akhirnya EK memutuskan untuk berhent.i bekerja dan

Page 84: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

72

menjadi lbu rumah tangga. Sedangkan untuk mengisi waktu luangnya,

EK mengajar tari di suatu sanggar tari di Jakarta. l<egiatan mengajar

tari bagi EK cukup untuk membantu pengobatan A, tidal< terlalu

menyita waktu dan dapat mengajak A ketempat sanggar.

B. Pelaksanaan dan observasi saat wawancara

Pelaksaaan wawancara diadakan ditempat yang telah ditentukan oleh

pihak sekolah yaitu di SON Gedong 03 Pagi, tepatnya di ruang lnkluisi

yang berukuran kurang lebih enam kali enam meter dengan konclisi

didalam ruangan terdiri dari satu buah bangku panjan~1, beberapa kursi,

meja berbentuk persegi panjang, tiga lemari besar, tiga lemari kecil,

keyboard, dan delapan unit komputer. Keadaan cuaca di luar cukup cerah

dan didalam ruangan cukup sejuk. Adanya kehadiran pihak lain pada saat

kami melakukan wawancara namun tidak menganggu karena jaraknya

cukup jauh dari tempat duduk kami.

Proses wawancara berlangsung dari pukul 08.00 sampai 11.00 WIS, pada

hari senin, 13 Agustus 2007. EK berbadan sedang memiliki kulit kuning

langsat dengan tinggi seratus enam puluh tiga centimeter dan berat Hrna

puluh delapan kilogram. Pada saat wawancara EK mengenakan baju

berlengan panjang putih dengan motif bordir coklat bercelana panjang

kulot coklat, rambut pendek lurus sebahu, berwajah oval, mempunyai

Page 85: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

73

lesung pipit, membawa tas berwarna hitam dan harves hitam dengan

mengenakan sepatu hitam. Kondisi EK pada saat wawancara dalam

keadaan kurang sehat, ia sedang batuk. Jarak antara penulis dengan EK

cukup dekat, di mana posisi duduk EK sebelah kiri penulis dan cara bicara

cukup sopan dengan nada suara halus.

EK menyambut penulis dengan ramah dan langsung rnempersilakan

penulis untuk melakukan wawancara. Penulis pun memulai wawancara

dengan meminta kepada responden untuk mengisi data responden dan

menandatangani lembar persetujuan responden. Wavvancara

berlangsung seiring berjalannya waktu, dan selama wawancara

berlangsung, EK sering menggerakan tangan dan jari-jarinya, dan

cenderung melihat kearah penulis, namun sesekali EK melihat kearah

jendela. Pada saat diawal wawancara, wawancara berjalan lancar,

walaupun A penderita autisme, selalu menghampiri EK. Namun saat

diakhir wawancara, A datang kembali menghampiri EK, dengan membawa

temannya dan terjadi kebisingan yang menyebabkan suara responden

tidak terlalu jelas.

C. Persepsi EK terhadap Autisme

A adalah anak laki-laki berusia delapan tahun, berbadan sedang memiliki

tinggi seratus sepuluh centimeter dengan berat badan dua puluh kilogram,

Page 86: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

74

berambut lurus pendek, berkulit putih, berwajah oval clan mempunyai

isung pipit diwajahnya. A merupakan anak yang sensitif dan panikan.

Saa! ini A tinggal dengan kedua orang tua dan neneknya.

Menurut EK, asal mulanya A terdiagnosa autisme, sewaktu A berusia satu

tahun setengah atau satu tahun enam bulan. EK melihat ada keanehan

pada A yang tidak perduli terhadap lingkungan sekitar dan belum juga

bisa berbicara. EK pun memutuskan untuk membawa Ake dokter.

Segala tes pun sudah dicoba, namun hasilnya membuktikan bahwa A

tidak menderita autisme. Keanehan yang terjadi pada A membuat EK

tidak yakin begitu saja dengan hasil tersebut, EK mernutuskan untuk

membawa Ake dokter anak dan remaja, dan dokter rnendiagnosa A

autisme.

"Pertama waktu umur satu tahun setengah, A cuwek aja tidak perduli dengan yang ada di sekitamya tidak seperti anak biasanya. Sa ya bawa ke dokter di Cipto, kemudian saya disuruh untuk menjalankan tes-tes temyata hasilnya nihil kemudian dilanjutkan tes lagi dan hasilnya pun nihil (tangan bergerak-gerak) lalu saya bawa kedokter bagian anak dan remaja, dokter tersebut pun mendiagnosa anak saya menderita autisme ".

Sewaktu pertama kali mendengar A di diagnosa autisrne. EK mengaku

sedikit sedih, namun tetap menerima kondisi A. dengan berdoa dan

mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk A.

Page 87: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

75

"Perasaan saya saat saya tahu anak saya menderita autisme agak sedih, ya ... saya terima saja, saya hanya berdoa dan mencari tahu apa saja yang dapat saya /akukan untuk anak saya ".

Menurut EK, autisme yang di derita oleh A adalah karena faktor turunan

dari keluarga, EK maupun suami didalam keluarga ada yang mempunyai

gangguan autisme dan EK tidak merasa terbebani dengan apa yar.g

terjadi, EK hanya mengambil hikmahnya.

"Jika di bilang terbebani ya ... engga juga karena sudah turunan dari keluarga saya maupun suami ada yang autisme, autisme dari gen kan, saya hanya ambil hikmahnya saja ".

Menurut pengakuan EK, saran yang diberikan dokter untuk menterapi A,

ia lakukan guna mempermudah A dalam berkomunikasi. Yang awalnya A

hanya melakukan satu terapi yaitu terapi wicara, sekarang ini menjadi dua

terapi yaitu wicara dan sensori.

" Dokter menyuruh saya untuk menterapi anak saya. Saya pun melakukannya, dengan mencari-cari tahu terapi apa yang harus saya /akukan untuk anak saya. Anak saya kan sulit untuk bersosialisasi dan berkomunikasi. Da/am berkomunikasikan diperlukan berbicara, jadi saya memilih untuk te•rapi wicara terlebih dahu/u sampai sekarang, dan sekarang terapinya saya tambah dengan terapi sensori ".

EK mengaku terapi untuk A, ia lakukan empat sampai lima kali dalam

sebulan, namun jika A sedang ujian, terapi bisa dilakukan dua kali

seminggu.

Page 88: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

76

"Terapi biasanya saya /akukan empat sampai lima kali dalam sebu/an tapi kalo dia lagi ujian saya bisa terapi dua kali seminggu habis dia terkadang tidak pemah mengisi soal-soa/ yang diberikan jadi saya bawa saja ketempat terapi dan saya /:ianya beranggapan ini ujian dari Allah buat keluarga saya ".

EK mengaku ia memutuskan berhenti bekerja untuk k1~pentingan anaknya

dan mengajar tari merupakan suatu hal yang dapat mi~ngisi waktu

luangnya. Menurut EK, apa yang menimpah hidupnya, ia hanya berfikiran

positif dan beranggapan ini ujian dari Allah.

" Saya selalu betfikir positif dengan apa yang manimpa saya apalagi ini anak satu-satunya, saya akan memperjuangkan, bagi saya ini ujian dari Allah itu saja. Sampai saya berhenti kerjaan demi anak saya itu habis waktu saya masih b1~kerja anak saya butuh perhatian yang /ebih. Ya ... saya memutuskan untuk berhenti saja. Untungnya saya punya kebisa~m saya sel<arang ini mengajar sanggar tari, kalo saya ngajar tari A kan bisa diajak ".

D. Sikap yang ditimbulkan

EK mengatakan bahwa ia termasuk orang yang percaya diri, bahkan

karena kepercayaan diri EK yang berlebihan, sampai EK tidak

mempercayai adanya gangguan autisme, dan membuat dokter

menyarankan EK untuk ke psikolog.

"Bisa di bilang saya percaya diri ma/ah saya pemah bertanya sama doktemya kenapa saya betfikir asal mu/a autisme du/u tidak penah ada yang namanya autisme kenapa sekarang ada dokter? ma/ah

Page 89: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

dokter suruh saya ke psikolog katanya saya lebih membutuhkan. Saya sampai di bilang seperti itu ".

Menurut EK, dengan percaya diri, ia optimis mengikuti seminar dan

perkumpulan autisme. EK mengaku ia tahu informasi tentang seminar

dari dokter atau temannya.

77

"Saya si optimis terhadap diri saya. ( tangan bergerak-gerak) Saya selalu ikut seminar-seminar tentang autisme sampai terkadang saya ikut perkumpulan autisme biasanya saya tahu dari dokter atau teman-teman saya dan teman-teman sependeritaan (sama-sama mempunyai anak autisme)".

Ketika EK mengetahui A menderita autisme, EK mengaku aktualisasinya

dengan lingkungan tidak berubah, ia memberikan pen1~ertian pada

lingkungan bahwa A menderita autisme.

"Aktua/isaasi dengan lingkungan biasa saja ma/ah lingkungan saya beri pengertian ka/o anak aya itu autisme, pemah anak say11 di bilang gila "A gila orang gila "A sampai tanya ke saya, mama A memang orang gila ya saya bilang aja engga, A engga gila masa kalo A gila sekolah, anak saya sampai bertanya kaya gitu mba sama saya, kan anak saya itu suka berbicara yang engga jelas bahasa inggris bukan, bahasa apa pun juga engga je/as ya ... biasa lebih di kenal membeo. Ya, gitu kan mba mungkin itu membuat A di bilang gila. Anak saya kan orangnya sensitive mungkin karena pemah trauma kali ya ... waktu itu dia pemah dilempari sesuatu ke tubuhnya jadi dia jarang main dengan sepantaranya dia /ebih suka main dengan orang yang /ebih dewasa dari dia. Mungkin dengan orang dewasa dia /ebih merasa dapat perhatian kali ya ".

Page 90: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

78

EK mengaku apa pun akan ia lakukan jika itu bisa membahagiakan dan

keinginan A, walaupun ia hanya mengajak A pergi be~jalan-jalan.

"Saya suka mengajak anak saya pergi apa/agi keinginan A, waktu itu dia ingin naik bus way ya ... saya ajak naik bus way. Ya ... apa/agi yang dapat saya /akukan untuk kebahagiaannya ".

Menurut EK, apabila EK bertemu dengan temannya, EK akan

mengenalkan A kepada temannya itu, dan memberikan pengertian

kepada temannya itu, bahwa A sulit berkomunikasi dan bersosialisasi.

Menurut EK, dengan memberi pengertian orang akan lebih paham dengan

kondisi A.

" Kalo saya bertemu dengan teman ngapain saya ngumpetin anak saya, ma/ah saya mengenalinya ke orang tersebut, menyapa dan memberi pengertian kepada orang itu kalo anak saya autisme tidak bisa bersosia/isasi dengan baik dan komunikasinya juga tidak terla/u baik, mungkin dengan begitu mereka lebih paham dan mengerti dengan kondisi anak saya ".

EK mengaku tidak memikirkan dirinya sendiri, EK justru memikirkan A.

Keluarga yang berbeda pendapat dan .suami yang tidak perduli, membuat

EK stress, namun EK mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

"Sa ya justru tidak pemah memikirkan diri saya sendiri yang saya pikirkan justru anak saya, apa yang harus saya /akukan, terapi apa yang baik buat dia apa/agi orang tua dan me1tua yang selalu mendukung saya tapi saya juga ingin merasakan ketjasama dengan mereka. Mereka hanya bisa merongrong saya untuk selalu

Page 91: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

79

mencari pengobatan buat anak saya. Yang satu ngomong kaya gini yang satu ngomong gitu, apalagi jika saya l'idak mengajari A be/ajar saya disuruh mengajarinya jika dia tidak bisa-bisa saya ajak keterapi ma/ah saya dimarahi katanya jangan ditekan biarin saja saya jadi binggung tapi terkadang saya biarin saja apalagi bapaknya suami saya dia agak cuwek sama anak saya pemah si dia nganterin terapi tapi ya ... gitu, saya jadi stmss mba, saya engga tahu harus bagaimana ya ... saya ambil hikmahnya saja ".

EK mengaku keluarga dan orang tua menerima dan mengakui

keberadaan A. Sedangkan kerabat, EK memberikan pengertian tentang

apa yang diderita A dan lingkungan menurut EK, ada yang menerima dan

tidak. Bagi EK, ia tidak perduli dengan lingkungan yang beranggapan

negatif terhadap A, yang terpenting A bisa bersosialisasi, dan EK dapat

memperhatikan A, di saat A sedang bermain.

" Orang tua dan ke/uarga mengakui dan menerima anak saya. Kalo lingkungan ada yang menerima ada yang tidak ya ... gitu /ah mba seperti yang tadi saya bilang lingkungan akan membantu anak saya, jadi ka/o ada yang berkata aneh-aneh saya masa bodo aja yang penting anak saya bisa bersosialisasi mau di bilang l<aya gini atau apa pun ya ... masa bodo. Kaya di sini mba (sekolah) ada orang tua yang bilang jangan main sama A, A jangan di temanin ya... saya ma diam saja cape kalo di /adenin memang teman dia saja (ekspresi wajah berubah muka merah) masih banyak yang lain. Saya ma mba melepas aria/< saya saja ke mana pun saya biarin cuma saya perhatikan dan /ihatin saja. Ka/o kerabat saya beri pengertian saja ".

EK mengaku tidak menjauhkan A dari lingkungan. EK membiarkan A

main dengan siapa pun. Namun A lebih suka bermain dengan orang yang

lebih besar darinya. Lingkungan yang kurang mendukung membuat EK

Page 92: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

80

tidak memperdulikan orang beranggapan apa pun tentang A. Dengan

memberi pengertian, EK merasa orang al<an paharn dengan l<ondisi yang

sedang dialami A. Seperti yang EK alami di sebuah angkot, di mana EK

harus memberikan pengertian kepada orang yang ada di sebelah EK,

yang melihat tingkah laku A berbeda dengan anak lain (anak normal).

"Semenjak anak saya di diagnosa autisme saya membiarkan main dengan siapa pun. Saya tidak pemah menjauhkan anak soya dari /ingkungan ma/ah saya melepasnya, ya ... hany,9 teman-teman bennainya saja yang suka mengatainya dan tidak mau berrrJain dengannya mungkin juga karena dia suka bem1ain sendiri jadi terkadang temanya cape sendiri. Jika A diajak bicara ia tidak pemah menjawab, sekali ngomong yang keluar bahasa planet. Baru di sekolah ini di bisa merasa enak. Pas masuk seko/ah ini di senang bangat mungkin dia merasa banyak orang yang lebJh besar dari dia ya ... maklumlah A suka sekali main dengan orang yang Jebih besar darinya. Pemah waktu itu kejadian di angkot dia menendang-nendang sampai sebe/ah saya binggung, saya beri pengertian saja sama orang itu anak saya itu a11tisme memang terkadang suka seperti itu bisa dibi/ang lingkungan ada yang mendukung dan tidak. Kala mendukung mereka paham dengan apa yang sedang diderita anak saya ya ... tidak masa bodo ma/ah menjauhkan anaknya dari anak saya ".

Semenjal< pernah memukul A, EK mengaku menyesal dan tidak ingin

mengulanginya lagi, walaupun ia sedang marah dan kesal dengan A, ia

lebih baik menghindar dari A. Menurut EK, kejadian te~rsebut membuat

mental A terganggu.

" Eh si A membuat saya tambah sewot saya puku/ saja pahanya, A jadi diam saja. Semenjak kejadian itu saya menyesa/ dan saya tidak mau mengulanginya Jagi, mental A jadi terganggu jadi kalo

Page 93: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

81

saya /agi kesal atau marah saya /ebih baik diam dan menjauh dari A, takutnya kejadian tersebut teru/ang lagi bagi saya itu yang pertama dan terakhir ya ... namanya anak autisme susah dibilangin jika dia suka dengan satu arah dia tidak mau ganti arah yang lain harus lewat arah tersebut. Diberi pengertian dulu baru dia mau ganti arah jika itu dia mau, jika tidak mau dia tetap ingin melewati arah itu tidak mau ganti arah lain ".

EK mengatakan bahwa ia termasuk orang yang sabar, seminar,

pengobatan dan tempat-tempat terapi telah ia jelajahi. Kesabarannya

dijaga untuk menjaga perasaan A yang sensitif dan di saat EK sedang

marah atau kesal dengan A, EK mengaku lebih baik menghindar dari A.

"Bisa di bilang saya termasuk orang yang sabar ke mana pun seminar, pengobatan atau tempat-tempat terapi buat anak autisme sudah saya lakoni buat anak saya. Ya ... tapi hisa di bilang sabar juga engga juga saya hanya berusaha menjaga perasaan anak saya, anak saya kan sensitive jadi kalo saya marah atau kesa/ saya menjauh saja dari dia ".

Menurut EK, bergaul itu dengan siapa saja, baik dengan teman

sependeritaan maupun teman tidak sependeritaan. EK mengaku jika ada

seminar atau tempat terapi yang bagus, EK dan teman-teman saling

berhubungan satu sama lainnya. Bagi EK pergaulan itu penting terutama

lingkungan untuk bersosialisasi.

"Saya bergau/ ya ... biasa saja, (tangan digerakan) bisa bertukar pikiran tentang anak saya mau pun apa pun. Saya berteman dengan sapa saja baik dia teman sependeritaan maupun tidak, saya masih suka berkumpu/ dengan teman-teman saya ya ... campur-campur, jika ada seminar atau tempat terapi yang bagus

Page 94: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

82

biasanya kami suka sms an itu bukan sesama penderita saja terkadang teman saya yang tahu kalo anak saya menderita autisme dan ada seminar di mana, mereka suka memberi tahu saya bagi saya pergau/an di mana pun penting terutama lingkungan untuk bersosialisasi ".

EK mengaku komunikasi dengan keluarga selama ini baik-baik saja,

apalagi sewaktu kakek A masih hidup, EK merasa terbantu dengan

kehadiran kakek A. Namun semenjak beliau wafat, EK harus berusaha

sendiri dalam merawat A.

"Komuniksasi dengan keluarga pun tetap /ancar dan kami suka sering bareng apa/agi anak saya dekat sekali dengan kakeknya sebelum beliau wafat. Dengan kakeknya dia suka sekali main ya ... namanya juga kakek dengan cucunya gi mana si mba .... Semenjak kakeknya meninggal si beban saya ma/ah ya be1tambah, biasanya A bisa main dengan kakeknya sekarang tidak, jadi saya saja yang ngurusin sendiri bagi saya ya ... sudah /ah ambil hikmahnya saja ".

EK mengaku kurangnya kerjasama dengan keluarga, pi~rbedaan

pendapat selalu terjadi di antara mereka. Menurut EK, ia memerlukan

kerjasama untuk merawat dan mendidik A.

"Bisa di bilang ke!jasama itu perlu tapi orang tua saya hanya bisanya merongrong saya untuk melakukan ini itu ".

E. Analisis kasus Ill

Hasil penelitian membuktikan bahwa gambaran sikap orang tua A yaitu

EK, termasuk individu yang dapat bersikap positif di saat mengetahui

Page 95: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

83

bahwa anaknya menderita autisme. Sikap positif EK, rnembuat EK

melakukan tindakan yang semestinya yaitu menterapi A, tidak

mendengarkan apa kata orang lain dan memberikan pengetian kepada

orang lain bahwa anaknya menderita autisme. Dengan EK dapat

menerima kondisi A, atas dukungan yang diberikan keluarga, membuat

sikap positif EK terhadap autisme bertambah walaupun EK merasa

kurangnya kerja sama antara keluarga dalam merawat dan mengurusi A.

Bagi EK ia hanya ingin melihat A bisa mandiri untuk l<elangsungan

hidupnya.

4.3. Analisis antar kasus

Analisis antar l<asus digunal<an untul< membandingl<an aspel<-aspek yang

dilihat antara responden dengan melal<ukan analisis terhadap tiap kasus.

Yang akan dilakukan selanjutnya adalah analisis banding lintas l<asus,

yang berfungsi untuk membandingkan kasus satu dengan kasus yang

lainnya, guna mengetahui sejauhmana persamaan, perbedaan yang

saling melengkapi dan kontradil<si kasus tersebut sehin9ga nantinya akan

terlihat perbedaan dan persamaannya.

Dari beberapa kasus di atas, antara satu subjek dengan yang lainnya

memiliki sikap yang berbeda terhadap kondisi anak rnereka yang terkena

autisme. Seperti pada kasus I, pada awalnya orang tua M bersikap

Page 96: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

negatif terhadap kondisi M dan dalam proses bersil<ap positif, orang tua

membutuhl<an waktu untul< dapat menerima anak mereka seutuhnya.

Sikap negatif itu tidak ditunjukkan dalam tindakan mereka kepada anal<

yang menderita autisme.

84

Pada kasus II, orang tua bersikap negatif saat mengetahui anak mereka

menderita autisme, orang tua J pun menyangkal atau tidak percaya yang

membuat orang tua mencari beberapa ahli, sehingga orang tua baru

menyadari faktah dan kenyataan yang ada dengan hasil diagnosa

tersebut. Pada akhirnya orang tua bersil<ap positif walaupun berat untuk

menerima l<enyataan anaknya mengalami gangguan autisme, dalam

kasus II ini proses bersikap positif orang tua membutuhkan waktu yang

lama untuk dapat menerima kondisi anak.

Kasus Ill, ini benar-benar sangat berbeda dengan dua kasus yang terjadi

dengan orang tua M dan J, karena dalam hal ini orang tua A benar-benar

bisa langsung bersikap positif di saat mengetahui analmya menderita

autisme dan berusaha secepat mungk.in mencarikan jalan yang terbail<

untul< anaknya yang menderita autisme.

Page 97: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Tabel 4.3. Perbandingan lintas kasus

3 komponen yang digunakan yaitu

Sikap kognitif, afeksi dan konatif

SR RH EK

Negatif ~ ~

Positif ~

--

Meskipun ketiga subjek memiliki sikap yang berbeda di saat mengetahui

hasil diagnosa dokter. Akan tetapi ketiga subjek dapat melalui

serangkaian proses untuk dapat menerima anaknya yang menderita

autisme, melakukan tindakan dini yaitu menterapi anak mereka

merupakan salah satu hal sikap orang tua dalam bertindak positif

terhadap kondisi anak.

Sikap menurut hasil penelitian

Sikap dapat dikatakan sebagai suatu respon yang hanya timbul apabila

individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya

reaksi individual, yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam

bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak

menyenangkan, yang kemudian menjadi potensi reaksi terhadap objek

sikap. Ternyata yang ditemukan di lapangan sesuai dengan kenyataan,

dalam bersikap orang dapat bersifat positif atau negatif. Di mana sikap

85

Page 98: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

86

positif, kecenderungan tindakan yaitu mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu sedangkan sikap negatif terdapat

kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak

menyukai objek tertentu. Namun sikap orang tua yang mempunyai anak

autisme ternyata awalnya mereka bersikap negatif tetapi seiring

berjalannya waktu mereka pun dapat bersikap positif terhadap kondisi

anak.

Page 99: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

BAB5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima ini penulis akan menyajikan diskusi-diskusi mengenai hasil

yang sudah diperoleh dari hasil penelitian, serta rekomendasi apabila ada

yang melakukan penelitian serupa agar pada penelitian selanjutnya

menjadi labih baik dan data yang diperoleh juga menjadi akurat.

Dari penjelasan yang diuraikan pada bab-bab terdahulu, penulis

menganalisis berbagai permasalahan yang dikemukakan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa:

1. Sikap orang tua yang mempunyai anak autisme ketika pertama kali

mengetahui anaknya menderita autisme adalah negatif.

2. Timbulnya perasaan sedih, penyangkalan, penolakan, marah dari diri

orang tua. Serta rasa malu yang secara tidak langsung timbul pada

diri orang tua yang memiliki anak autisme ketika berhadapan dengan

lingkungan sekitarnya.

Page 100: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

88

3. Ketiga subjek memiliki pola fikir yang sama dalam diri sendiri,

lingkungan, maupun situasi. Mereka tidak memikirkan diri mereka

sendiri, yang ada dipikiran mereka adalah anak dan keluarga. Situasi

yang kurang mendukung dan lingkungan yang tidak perduli terhadap

kondisi penderita membuat mereka tidak perduli deingan situasi.

4. Sikap positif orang tua M dan J setelah mengetahu1 anaknya menderita

autisme yaitu melakukan upaya yang terbaik untuk perkembangan

anak yang bisa dilihat dengan hilangnya rasa malu mempunyai anak

autisme. Tetapi tidak pada orang tua A karena orang tua A bersikap

positif sejak pertama kali mengetahui bahwa A menderita autisme.

5. Setelah mengetahui anaknya menderita autisme orang tua M, J dan A

memberikan perhatian yang lebih kepada anaknya yang menderita

autisme dengan merawat maupun menjaga anak di masa

pertumbuhan mereka. Orang tua A memberikan terapi untuk

mempermudah anaknya yang menderita autisme agar lebih bisa

berkomunikasi, bersosialisasi dan berinteraksi den~1an baik. Selain itu

orang tua A juga memasukan A ke sekolah reguler dengan maksud

agar lebih bisa berinteraksi dengan anak normal. Meskipun orang tua

M dan J tidak bisa memberikan terapi, di karena keterbatasan

keuangan yang dimiliki oleh orang tua M dan J, walaupun begitu

orang tua J pernah menterapi J akan tetapi J berhenti terapi dan orang

tua J memilih memasukkan anaknya ke sekolah luar biasa untuk

Page 101: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

89

kemajuan serta perkembangan dan menambah wawasan anak itu

sendiri. Sedangkan untuk orang tua M tidak mernasukan anaknya ke

sekolah mana pun di karenakan faktor ekonomi yang tidak

rnendukung.

5.2. Diskusi

Hasil penelitian yang telah dilakukan rnenggarnbarkan bahwa ketiga

subjek rnerniliki sikap yang berbeda di saat mengetahui anaknya

menderita autisme, yaitu bersikap positif atau negatif. Awalnya orang tua

bersikap negatif setelah mengetahui anaknya menderita autisme, namun

seiring berjalannya waktu sikap negatif pun berubah menjadi positif di

mana ketika ketiga subjek mengerti apa itu autisme. Pada saat ketiga

subjek sedang mengalami kesulitan bersikap positif, ketiga subjek harus

berani melawan rasa malu yang dihadapi. Secara bertahap, sedikit demi

sedikit akan menimbulkan sikap positif dengan seiring berjalannya waktu.

Sikap terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki

dan informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu. Satu pertiganya

merupakan faktor yang terkait yang berperan dalam pembentukan sikap.

Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda yang ada pada individu

masing-masing. Sikap di dalam kehidupan sela!u men!~alami perubahan

dan perkernbangan. Kecenderungan berreaksinya sikap, rnerupakan

Page 102: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

90

penentu yang penting dalam tingkah laku manusia. Reaksi sikap selalu

berhubungan dengan senang dan tidak senang dan keadaan yang serupa

itu berjalan menurut pola-pola tingkah laku yang khas dan berhubungan

dengan reaksi emosional yang bersangkutan. Oleh sebab itu tidaklah

mengherankan apabila kualitas sikap dari segi intensitasnya berbeda­

beda, kurangnya daya dari kekuatan stimulus, dan keadaan fisik dan jiwa

(emosi dan motivasi) individu tidak sama.

Dan dari hasil penelitian ditemukan, bahwasanya bersikap positif

sangatlah sulit butuh keyakinan yang besar terhadap diri sendiri maupun

terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sikap didefinisikan

kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal

tertentu yang sikap ini dapat bersifat negatif mau pun positif.

(Sarlito W. S, 1996)

Chaplin (2006), mendefinisi sikap (attitude) adalah satu predisposisi atau

kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung t13rus menerus untuk

bertingkah laku atau untuk merespon dengan satu cara tertentu terhadap

pribadi lain, atau persoalan tertentu.

Dalam bersikap terhadap kondisi anak yang dimiliki dari ketiga subjek

pada umumnya bail<, namun kondisi yang membuat subjek menjadi

Page 103: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

91

bersikap negatif. Hal ini dikarenakan awamnya masyarakat terhadap

autisme dan kurangnya subjek memberikan pengertian terhadap orang

lain tentang apa itu autisme, dengan begitu minimal orang lain dapat

menggerti dengan apa yang dialami subjek terhadap kondisi anak subjek.

Tidak mudah bagi orang tua untuk bersikap positif dengan keadaan anak

yang menderita autisme seperti yang terjadi pada orang tua M dan J.

Ketidaknormalan yang menimpa anak mereka membuat orang tua secara

tidak langsung malu dengan kondisi anak mereka, bin~1ung, cemas, dan

rasa khawatir yang sangat berlebihan di masa yang akan datang terhadap

masa depan anak itu sendiri karena ketidaknormalan yang dialami oleh

anak mereka.

Mengacu pada tujuan penelitian yang ingin melihat bagaimana sikap

orang tua yang anak menderita autisme ditemukan bahwa satu dar, tiga

orang tua yang anaknya menderita autisme bersikap positif setelah

mengetahui anaknya menderita autisme.

5.3. Saran

Berdasarkan uraian diskusi di atas, maka penulis menganjurkan saran­

saran untuk perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya, sebagai

berikut:

Page 104: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

1. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak tiga orang.

Pada penelitian selanjutnya jumlah sampel dapat ditambah agar

mendapatkan hasil yang lebih baik, serta dapat mewakili jumlah

sampel dan luas wilayah sampelnya.

2. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode ~;tudi

kasus sehingga penelitian ini tidak dapat dijadikan tolak ukur atau

digeneralisasikan terhadap sikap orang tua yang mempunyai anak

autisme.

3. Pada penelitian ini, penulis mengunakan wawancara sebagai

instrument dalam pengumpulan data, pada penelitian selanjutnya

dapat ditambah dengan instrument lain seperti kuesioner atau skala

sikap sebagai data penunjang sehingga didapat lebih valid dan

reliable.

92

4. Perlunya diadakan seminar-seminar tentang autisme, agar orang yang

awam tentang autisme menjadi menggerti apa itu autisme.

5. Dibuatnya perkumpulan dan pusat terapi autisme untuk orang-orang

yang mempunyai ekonomi lemah. ·

6. Keluarga atau orang tua hendaknya melakukan konsultasi dengan

dokter anak atau mencari informasi dari sumber-sumber yang dapat di

percaya berkaitan dengan gangguan yang diderita anaknya, agar

dapat memperoleh penanganan atau perawatan yang baik.

Page 105: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

7. Masyarakat hendaknya tidak mengolok-olok jika ada seseorang yang

mengalami ketidaknormalan seperti autisme, karena justru akan

memperberat keadaan baik itu keluarganya maupun anaknya.

8. Memberikan pengertian kepada orang lain akan membantu

menggurangi rasa malu terhadap kondisi anak penderita autisme.

9. Perbanyak pengetahuan tentang autisme dan malu terhadap kondisi

anak jangan dijadikan alasan untuk tidak bergaul dengan lingkungan.

93

10. Hendaknya jangan bersikap negatif saat menden9ar hasil dia9nosa

dokter karena akan merugikan diri dan anak, bersikaplah positif

dengan apa yang menimpah hidup dan orang tua harus lebih mengerti

dengan apa yang sedang diderita anaknya.

Page 106: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

. DAFT AR PUST AKA

Abd. Rachman Abror. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogaya: PT. Tiara Wacana

Agus Suryana. (2004). Terapi AutismeAnak Berbakat & Anak Hiperaktif. Jakarta : Progres.

Simo Walgito. (2002). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta : ANDI.

Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi. Kartini Kartono (terj. 2006). Jakarta: Raja Grafindo.

Dowshen, Steven A, dkk. (2004). Panduan Kesehatan Balita; Petunjuk Lengkap Untuk Orang Tua. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persacla.

Faisal Yatim. (2003). Autisme; Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Hasan Alwi, dkk. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Depdiknas.

Hasan, dkk, (1990). Kamus lstilah Psikologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

H. Abu Ahmadi. (2002). Psikologi Sosial:Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rinelrn Cipta.

Kaplan, Harold I, dan Sadock, B.J. (1996). Pocket Handbook of Clinical Psychiatry. Maryland : Williams & Wilkins.

Kristi Poerwandari, (2001 ). Pendekatan Kualitatif untuk Pem~litian Peri/aku Manusia. Depok : LPSP3 UL

Lexy J Moleong. (2004). Metode Penelitian Kua/itatif. Bandung : Remadja Karya CV.

Mardalis. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

M. Ngalim Purwanto. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.

Robert K. Yin, (2000). Studi Kasus. Jakarta: Raja Grafinclo.

Page 107: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Rudi Maslim. (2001 ). Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-111. Jakarta : Bagian llmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.

Saifuddin Azwar. (2003). Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sarlito Wirawan Sarwono. (1996). Pengantar Psiko/ogi Umum. Jakarta : PT. Bulan Bintang.

Sudarwan Danim. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pencfekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Triantoro Safaria. (2005). AUTISME : Pemahaman Baru untuk Hidup BermaknaBagi Orang Tua. Yogyakarta : Graha llmu.

W. A. Gerungan. (2004). Psikologi Sosia/. Bandung : Refika Aditama.

Website

http://autism.blogsome.com/2006/09/1 O/deteksi-dini-autis/

http://www.dikdasmen.depdiknas.go.id/html/plb/plb-kebijakan-sim_autis-2.htm

http://www.suarapembaruan.com/News/2003/05/11 /Kesehatai/kes01.htm

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0310/26/konsumen/644 796.htm

Page 108: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mengatakan kesediaannya

untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul " Gambaran

Sikap Orang Tua yang Mempunyai Anak Autisme ". Saya bersedia di

wawancara tanpa paksaan dari siapapun.

Lembar persetujuan responden

Nam a

Jenis Kelamin

Pekerjaan

Hubungan dengan Penderita

Ala mat

Jakarta, Agustus 2007

Page 109: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Data Responden

lnisial

Usia

Agama

Suku Bangsa

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Jumlah Anak

DATA RESPONDEN

Data Anak yang Menderita Autisme

lnisial

Usia

Agama

Suku Bangsa

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Page 110: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Subjek

Wawancara ke

Tempat

Tanggal

Jam

Catatan Lapangan

LEMBAR OBSERVASI

s/d

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca, dan kehadiran pihak lain

ditempat wawancara

2. Gambaran fisik penampilan subjek.

3. Perilaku subjek selama jalannya wawancara

4. Ringkasan awal dan akhir wawancara

5. Gangguan atau hambatan selama wawancara

6. Catatan khusus selama wawancara

Page 111: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

PEDOMAN WAWANCARA.

Blue Print wawancara

Komponen Sikap

Sikap

Kognitif Afeksi K.onatif

11, 12, 13, 14, 16, 15, 22, 23, 24, 25, 3·1, 32, 33, 34, 35,

17, 18, 19,20,21 26, 27,28, 29, 30 36,37, 38,39,40

I I

Page 112: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Nama (lnisial)

Jenis Kelamin

Usia

Agama

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Status Autisme

PEDOMAN WAWANCARA

1. Asal mulanya anak anda menderita autisme?

2. Apa yang membuat anda tahu bahwa anak anda menderita

autisme?

3. Waktu pertama kali anda tahu, anak anda menderita autisme apa

yang anda lakukan?

4. Siapa orang yang pertama kali anda beritahu, ketika anak anda

didiagnosa menderita autisme? ·

5. Bagaimana perasaan anda saat anda tahu anak anda didiagnosa

menderita autisme?

6. Apakah anda percaya begitu saja dengan hasil diagnosa dokter?

7. Apa anda merasa terbebani karena anak anda menderita autisme?

8. Apakah anda percaya diri?

Page 113: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

9. Bagaimana kepercayaan diri anda saat anda tahu anak anda

didiagnosa menderita autisme?

10. Apakah anda o;:itimis terhadap kepercayaan diri anda itu?

11. Bagaimana kemampuan diri ada dalam beraktualisasi dengan

lingkungan sekitar anda semenjak anak anda menderita autisme?

12. Apakah anda suka mengajak anak anda yang menderita autisme

pergi keluar rumah?

13. Jika anda bertemu dengan teman anda apakah anda akan

mengumpeti anal< anda?

14. Apakah anda hanya memikirkan diri sendiri pada saat anda tahu,

anal< anda menderita autisme?

15. Bagaimana pengakuan orang tua, keluarga, lingkungan dan

kerabat terhadap anal< anda yang menderita autisme?

16. Bagaimana tanggapan diri anda saat anda tahu anal< anda

didiagnosa autisme?

17. Apakah anda berpikir positifterhadap diri anda sendiri dengan apa

yang terjadi pada anal< anda?

18. Apa yang anda lakukan terhadap diri anda untuk bisa menerima

anak anda yang menderita autisme?

19. Apakah semenjak anda tahu anak anda menderita autisme anda

menjauhkannya dari lingkungan sekitar?

Page 114: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

20. Apakah lingkungan memberikan dukungan terhadap anal< anda

yang menderita autisme?

21. Bagaimana situasi sekitar tempat tinggal anda, semenjak mereka

tahu anak anda menderita autisme?

22. Apakah anda mau menerima anal< anda yang menderita autisme?

23. Bagaimana penerimaan keluarga, keluarga, lingkungan dan

kerabat terhadap anak anda yang menderita autisme?

24. Apakah dalam keluarga, lingkungan dan kerabat terjadi penolakan

terhadap anak anda yang menderita autisme?

25. Bagaimana tindakan anda setelah anda tahu anak anda menderita

autisme?

26. Apa yang membuat anda untuk melakul<an tindakan itu?

27. Bagaimana emosi anda saat anak anda yang menderita autisme

sulit untuk diajari?

28. Apakah emosi anda akan tidak terkontrol jika anda sedang

bersama anak anda yang menderita autisme?

29. Apakah emosi itu akan selalu tfmbul?

30. Kapan biasanya emosi anda itu akan datang la~ii?

31. Bagaimana pergaulan anda diluar?

32. Kapan biasanya anda bergaul dengan teman-teman anda?

33. Apakah bergaul mernbuat anda percaya diri?

Page 115: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

34. Bagaimana pergaulan anda semenjak anda dan lingkungan tahu

bahwa anak anda menderita autisme?

35. Bagaimana komunikasi keluarga semenjak anak anda didiagnosa

autisme?

36. Kapan biasanya anda berkomunikasi dengan keluarga

menyangkut anak anda yang autisme?

37. Bagaimana kerjasama keluarga dan lingkungan dalam

menghadapi anak anda yang menderita autisme?

38. Apakah kerjasama benar-benar dibutuhkan bagi si anak autisme?

39. Kapan biasanya kerjasama itu dibutuhkan?

40. Apakah kerja sama anda dan keluarga selama ini berjalan mulus

dalam menghadapi anak anda yang autisme?

Page 116: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

1) J.<;J:' AH. fEJYlEN AG AlVlA UNIVERSITAS ISLAM NEGEH.I (UIN) SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI

JI. Kcrta Mukti No.5 Circndc J:ilrnrta Sclatan 15419 Tclp. (021) 7433060 Fax. 74714714

Nomor Lamp. Hal

: Ft. 71/0T.01.7/1--SlJ NI/2007 Jakarta, 12 Juni 2007 ,.

: Izin Pcneli ti an

Kcpacla Yth. Kepala Yayasan Pendidikan Klrnsus Budi Daya SLB B & C di Jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami smnpaikan bahwa :

Nam a Tempat/Tgl Lahir Alamat

Neneng Hasanah Jakarta, 2 Februari 1984 Jl.Bulak Sari Gg Cengkeh No.5 Rt7/10 Pckayon Ps.Rcbo Jak-Tim

aclalah bcnar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif!-liclayatullah Jakarta

Semester Nomor Pokok Tahun Akadcmik Program

VIII (Delapan) 103070029008 2006/2007 Strata 1 (S-1)

Schubungan dcngm1 tugas pcnyelcsaian skripsi yang berjudul ·: "Gambaran Sikap Orang Tua yang Mcmpunyai Anak Autismc" mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di Jcmbaga yang Bapak/lbu/Saudara pirnpin. Oleh karena itu kami mohon kesediam1 Bapak/lbu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut clan memberikm1 bantummya.

Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sauclara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

A.n. Dekan . > 'Pembantu Dekan

:,.,'··.·.'':': ·' BidangcEJllemik \~/ '; !, _/ \,;;\,: ,1 <2 (0

Page 117: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

DEPARTEIVIEN AGAJ\1A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI

JI. Kcrla Mukli No.5 Circndc Jalrnrla Sela tau 15419 Tclp. (021) 7433060 J.i':ix. 74714714

---Nomor : Ft. 71/0T.01.7/.97 'f<l/Vlll/2007 Lamp. Hal : lzin I' encl itian

Kepadc1 Yth. Kcpala Sckolah SD Gcdong 03 l'agi di Jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :

: Neneng Hasanah : Jakarta, 2 Februari 1984

Jakarta, 7 Agustus 2007

Nam a Tempat/Tgl Lahir Alamat Jl.Bulak Sari Gg Cengkeh No.5 Rt7/10

Pekayon Ps.Rebo Jak-Tim

aclalah benar malrnsiswa Fakultas Psikologi U!N Syar.ifl-Iiclayatullah Jakarta

Semester Nomor Pokok Talmn Akademik Program

Vlll (Delapan) 103070029008 2006/2007 Strata 1 (S- I)

Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : "Gambaran Silrnp Orang Tua yang Mcmpunyai Anak Autismc" mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga yang Bapak/lbu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kesc:diaan Bapak/lbu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan membcrikan bantuannya.

Demikian atas perhatian clan bantuan BapakJ!bu/Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

A.n. Dekan Pembantu Dekan

u i~ , . Bida1fA1r1emik

:1 d (ii " ,1z " d

Page 118: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

Y/\YASAN,l'l~NDID!l<./\N BUDI DAYA l\;\Slll

SEI(OLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNA GRAI-IITA

"BUDI DA''iA" www.slb budidaya.nct

-J 1\ LAN RA YA BOGOR i<.M 24,5 Tl:OLP. 84000 I I C!J/\NTUNG - Ji\ !CARTA TIMUR

SURAT KETERANGAN NO: 012/SLB C/BD/8-07

Yang bertanda tangan clibawah ini Kcpala SLB C Budi Daya Cijantung, Kee. Pasar Rebo Jakarta Timur, menerangkan bahwa :

Namn NIM Jurusan Fakultas Univcrsitas

: NENENG HASAN/\H : 103070029008 : l'sikologi : Psikologi : Univ. Islam Ncgcri Syarifl-Iidayalullah Jakarta

Aclalah bcnar nama terscbut di atas tclah mclakukan penelitian untuk tugas akhir perkuliahan (skripsi) di SLB C Budi Daya Cijantung Jakarta Timur dengan judul " Gambaran Sikap Orang Tua yang Mcmpunyai Annk Autismc ".

Demikian Surat Kcterangan ini kami buat agar dapat digunakan sebagaimana mcstinya.

Page 119: GAMBARAN SIKAP ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24505/1/NENENG... · keterlambatan dalam bidang komunikasi, kognitif, bahasa, perilaku,dan

PEMERINT.11.H DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

SD~\\l GEDONG 03 PAGI JI. Raya Conde\ l<el. Gedong l<ec. Pas:1r Rebo Jakarta Timur ·

NSS: 101016404106 / NIS: 100210

No : 582/073.554/SD/G.OJ/lX/2007 Lamp Hal : Pcmberian Izin Pcnclitian

Assalainu Alaikurn Wr. Wb

Telp. (02.1) 8414345

Kcpacl11 \'th: !bu Dra. Zahrotun Nihayab,M.Si Pernbantu Dektrn Bidang Akudemik Fakultus Psikologi Univcrsitas Islam Ncgeri Syarif Hidayntullah

Mcmpcrhatikan surat no. FT.7 l/OT.01.7/2742/Vll/2007 yang ditujukt.n kcpada Kcpala SDN Gcdong 03 Pagi, Pasar Rcbo, Jakarta Timur, maka saya memberikan izin pcnclitian kepada mahasiswa :

Nam a NIM Semester Fakultas Jurusnn

: Neneng Hasanah : I 03070029008 : Vlll ( dclapan ) : Psikologi : Psikologi

Dcngan judul pcnclitian " Gambaran Sikap Orang Tua yang Mcmpunyai Anak Autisme ", tclah melakukan pcnclitian di SDN Gcdong 03 Pagi. Dcmikian sural ini di buat untuk clipergunakan dengan sebagaimana mcstinya.

Wassalamu Alaikum Yfr.Wb