6
Gambut: Batuan sedimen organic yang dapat terbakar, berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup udara (di bawah air), tidak padat, kandungan air lebih dari 75% (berat) dan kandungan mineral lebih kecil dari 50% dalam kondisi kering. Batubara: Batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya. Faktor-faktor penting dalam pembentukan gambut: - Evolusi tumbuhan - Iklim - Geografi dan posisi serta struktur geologi daerah Moor: Lapisan gambut dengan ketebalan minimum 30 cm. - Niedermoor/Lowmoor - Hochmoor/Highmoor - Verlandungmoor

Gambut45

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dgfdgdfgdgfg

Citation preview

Page 1: Gambut45

Gambut:

Batuan sedimen organic yang dapat terbakar, berasal dari

tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang

terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup udara (di bawah air),

tidak padat, kandungan air lebih dari 75% (berat) dan

kandungan mineral lebih kecil dari 50% dalam kondisi kering.

Batubara:

Batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar berasal dari

tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak

pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang

mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya.

Faktor-faktor penting dalam pembentukan gambut:

- Evolusi tumbuhan

- Iklim

- Geografi dan posisi serta struktur geologi daerah

Moor:

Lapisan gambut dengan ketebalan minimum 30 cm.

- Niedermoor/Lowmoor

- Hochmoor/Highmoor

- Verlandungmoor

Page 2: Gambut45

Faktor-faktor fasies pada pembentukan gambut:

Fasies batubara diekspresikan melalui komposisi maseral, kandungan

Page 3: Gambut45

Mineral, komposisi kimia (S, N, H/C, Vitrinit) dan tekstur.

Faktor-faktor fasies yang menentukan karakteristik primer batubara:

• Tipe pengendapan (authochtonous, allochtonous)

• Rumpun tumbuhan pembentuk

• Lingkungan pengendapan (telmatic, limnic, brackish-marine/payau, Ca-rich)

• Nutrien supply (eutrophic, oligotrophic)

• PH, Aktivitas bakteri, persediaan sulfur

• Temperatur gambut

• Potensial redok (aerobic, anaerobic)

Tipe Pengendapan batubara:

• Autochtonous: Tempat batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya proses pembatubaraan dan sama pula dengan tempat dimana tumbuhan berkembang (hidup). Istilah autochtonous dikenal juga dengan istilah “Insitu”.

• Allochtonous: Endapan batubara yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari tempat lain. Tempat terbentuknya batubara berbeda dengan tempat tumbuhan semula berkembang kemudian mati. Istilah ini disebut juga “Drift”

Rumpun tumbuhan pembentuk batubara:

Berdasarkan rumpun tumbuhan pembentuk dikenal empat tipe rawa:

1. Rawa daerah terbuka dengan tumbuhan air (in part submerged). Tumbuhan di daerah in terendam air dan jenis tumbuhannya bermacam-macam.

2. Open reed swamps, daerah ini hanya ditumbuhi oleh jenis rumput-rumputan yang membutuhkan air banyak.

3. Forest swamps, yakni rawa dengan tumbuhan kayu.

4. Moss swamps, yakni rawa dengan tumbuhan lumut-lumutan.

Lingkungan Pengendapan:

Lingkungan pengendapan batubara dibagi atas empat bagian:

1. Telmatis/terrestrial: Lingkungan pengendapan ini menghasilkan gambut yang tidak terganggu dan tumbuhannya tumbuh di situ (forest peat, reed peat dan high moor moss peat).

Page 4: Gambut45

2. Limnis/subaquatik/lingkungan bawah air, terendapkan di rawa danau. Batubara yang terendapkan pada lingkutan telmatis dan limnis sulit dibedakan karena pada forest swamp biasanya ada bagian yang berbeda di bawah air (feed swamp).

3. Payau/Marine: Batubara pada lingkungan ini memiliki ciri khas, yaitu kaya abu, sulfur dan nitrogen serta mengandung fosil laut.

4. Ca-rich: Batubara yang terendapkan pada lingkungan ini kaya akan Kalsium (Ca), mempunyai ciri yang sama dengan batubara yang terendapkan pada lingkungan marine.

Persediaan Bahan Makanan:

Dibedakan dari ketersediaan banyak-sedikitnya nutrisi (bahan makanan) pada cekungan (rawa) batubara:

1. Rawa Eutrophic: Rawa yang kaya akan bahan makanan (menerima air dari air tanah yang banyak mengandung bahan makanan terlarut.

2. Rawa Mesotropic: Rawa transisi antara eutrophic dan oligotriphic

3. Rawa Oligotropic: Rawa yang miskin akan bahan makanan (hanya mengandalkan air hujan).

pH, Aktivitas bakteri dan sulfur:

- Keasaman gambut mempengaruhi keberadaan bakteri dan mempengaruhi pengawetan/struktur sisa tumbuhan.

- Bakteri hidup dengan baik pada kondisi 7 – 7,5 (kondisi netral)

- Low moor/nieder moor peat memiliki pH antara 3,8 - 6,5

- High moor/hoch moor peat memiliki pH antara 3,3 - 4,6

- Bakteri sulfur mengambil S dari sulphates untuk membentuk pirit dan markasit.

Temperatur:

Temperatur permukaan gambut memegang peranan penting untuk proses dekomposisi primer. Pada iklim hangat dan basah membuat bakteri hidup lebih baik sehingga proses-proses kimia akibat bakteri bisa berjalan dengan baik. Temperatur tertinggi untuk bakteri penghancur sellulosa pada gambut adalah 35-40°C.

Potensial Redox:

- Proses penggambutan terjadi di permukaan kalau oksigen terbatas.

Mempelajari genesa batubara dari komposisi maseral:

- Maseral pada batubara analog dengan mineral pada batuan atau bagian terkecil dari batubara yang bisa teramati dengan mikroskop.

Page 5: Gambut45

- Dengan mikroskop sinar pantul maseral dapat diidentifikasi berdasarkan reflektifitasnya dan morfologinya.

- Maseral dengan sifat optis dan susunan kimia yang sama dimasukkan dalam satu grup maseral (Stach, 1982).

- Groundwater index (GWI) adalah perbandingan antara maseral huminit yang tergelifikasi dengan kuat ditambang mineral matter terhadap maseral huminit yang tergelifikasi rendah.

- Vegetation index (VI) adalah suatu pengukuran/penentuan tipe vegetasi terhadap maseral dari afinitas hutan dengan afinitas herbacous (jenis rumput) dan afinitas marginal aqutic (tumbuhan air)

- Dalam penentuan facies lingkungan pengendapan batubara, Diessel (1986) meng

- gunakan dua parameter, Tissue preservation index (TPI) dan Gelification index (GI).

- Harga TPI ditentukan dari perbandingan antara maseral-maseral yang terawetkan

- (telinit, telocolinit, fusinit dan semifusinit) dengan maseral-maseral yang struktur

- nya tidak terawetkan dengan baik (desmocollinit, makrinit, dan inertodetrinit.

- Pengrusakan struktur sel oleh organisma akan sangat mudah terjadi pada tanaman

- yang banyak mengandung sellulosa (tumbuhan perdu dan angiospermae), namun

- tanaman yang banyak mengandung lignin akan sukar dihancurkan.

- peningkatan harga TPI menunjukkan peningkatan prosentase kehadiran tumbuh-

- tumbuhan kayu.

- Gelification index (GI) merupakan suatu perbandingan maseral yang terbentuk karena

- proses gelifikasi (vitrinit dan makrinit) terhadap maseral yang terbentuk karena proses

- oksidasi (fusinit, semifusinit dan inertodetrinit). Kondisi yang baik untuk terbentuk

- vitrinit dan makrinit adalah jika gambut selalu dalam kondisi basah dan supplai

- oksigen terbatas, yakni jika muka air tanah berada atau sedikit di atas permukaan

- gambut.