25
Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian seseorang merupakan sesuatu yang kompleks dan unik. Kepribadian seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang bersifat genetik maupun faktor yang bersifat lingkungan atau pengalaman. Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi juga oleh komponen temperamen, karakter, motivasi, dan psike seseorang. Semua komponen tersebut akan menunjang terbentuknya suatu bentuk kepribadian yang matur. Bila terdapat gangguan adaptif pada salah satu komponen, maka dapat terjadi suatu gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan gangguan sudah umum terjadi dan bersifat kronik. Prevalensi gangguan kepribadian diperkirakan antara 10%-20% pada populasi umum dan manifestasi gangguan kepribadian biasanya baru terlihat setelah beberapa dekade kehidupan. Banyak kejadian kejahatan baik dengan kekerasan atau tidak dengan kekerasan berhubungan dengan adanya gangguan kepribadian pada individu-individu tersebut. Individu-individu ini biasanya mempunyai gangguan yang bersifat kronik pada kemampuan mereka untuk bekerja dan mencintai, cenderung kurang Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 1

Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skizoid

Citation preview

Page 1: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepribadian seseorang merupakan sesuatu yang kompleks dan unik. Kepribadian

seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Pembentukan kepribadian seseorang

dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang bersifat genetik maupun faktor yang bersifat

lingkungan atau pengalaman. Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi juga oleh

komponen temperamen, karakter, motivasi, dan psike seseorang. Semua komponen tersebut

akan menunjang terbentuknya suatu bentuk kepribadian yang matur.

Bila terdapat gangguan adaptif pada salah satu komponen, maka dapat terjadi suatu

gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian merupakan gangguan sudah umum terjadi dan

bersifat kronik. Prevalensi gangguan kepribadian diperkirakan antara 10%-20% pada

populasi umum dan manifestasi gangguan kepribadian biasanya baru terlihat setelah beberapa

dekade kehidupan. Banyak kejadian kejahatan baik dengan kekerasan atau tidak dengan

kekerasan berhubungan dengan adanya gangguan kepribadian pada individu-individu

tersebut. Individu-individu ini biasanya mempunyai gangguan yang bersifat kronik pada

kemampuan mereka untuk bekerja dan mencintai, cenderung kurang pendidikan,

ketergantungan dengan obat-obatan, tidak menikah, dan tidak bekerja, serta cenderung

mempunyai masalah dalam hubungan suami istri.

Oleh karena itu, dibutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan

menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami defenisi dari

kepribadian itu, bagaimana kepribadian itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori

tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik.

Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat

dihindari.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 1

Page 2: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kepribadian

Kata ‘kepribadian ́(personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona. Pada mulanya kata

persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman

romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah

menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu

dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku

berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya.

Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem

psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik / khas dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan

perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya;

kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan (Kaplan)

2.2. Pembentukan Kepribadian

Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat

membedakannya dalam dua golongan :

a) Pengalaman yang umum

Pengalaman yang umum yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan

tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam

masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan

kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan

tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,misalnya jabatan atau pekerjaan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 2

Page 3: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau

dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu

hidup. Hal ini disebabkan karena :

Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang tua,

saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua

atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-orang

yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula

pendiriannya. 

Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada dirinya

sendiri.

b) Pengalaman yang khusus

Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini

tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat.

Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-

beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut

secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur

kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam

kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri.2

Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang

harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang

lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja,

tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial,

karena remaja-remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh

sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya

dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai

remaja itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-

gangguan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar

remaja dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan

identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri.2

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 3

Page 4: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

2.3. Gangguan Kepribadian

2.3.1. Definisi

Menurut DSM-IV, definisi gangguan kepribadian, yaitu : “Merupakan suatu ciri

kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,menyimpang

secara jelas dari norma-norma budaya dan maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan

yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal

ini disebabkan pada usia ini masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan

kompleks.3”

Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat kepribadian yang

sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Akibatnya. dia akan

mengalami kerusakan berat dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya atau

dirinya terasa sangat menderita. Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian

biasanya alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah

lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga

egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian dapat menerima dengan

baik gejala-gejalanya. Umumnya orang dengan gangguan kepribadian menolak bantuan

secara psikiatrik.

2.3.2. Etiologi

Faktor Genetik 

Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan

kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk

gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik.

Selain itu menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan

temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan sikap sosial, kembar monozigotik

yang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang

dibesarkan bersama-sama.4

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 4

Page 5: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

Faktor  Temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan

dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara

temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.4

Faktor Biologis Hormon.

Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunjukkan peningkatan

kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone serta neurotransmitter. Penilaian sifat

kepribadian dan sistem dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi

mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadar serotonin

dengan obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan

dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi,

impulsivitas. Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektro ensefalogram

telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering

pada tipe antisosial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

Faktor Psikoanalitik 

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi

pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu

anak yang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras

kepala, kikir dan sangat teliti.

2.3.3. Klasifikasi

Menurut PPDGJ III, penggolongan gangguan kepribadian sebagai berikut :

F60-F69 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa

F60. Gangguan kepribadian khas

F60.0 Gangguan kepribadian paranoid

F60.1 Gangguan kepribadian skizoid

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 5

Page 6: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

F60.2 Gangguan kepribadian dissosial

F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil

F60.4 Gangguan kepribadian histrionik

F60.5 Gangguan kepribadian anankastik

F60.6 Gangguan kepribadian cemas

F60.7 Gangguan kepribadian dependen

F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya

F60.9 Gangguan kepribadian YTT

F61. Gangguan kepribadian campuran dan lainnya

F61.0 Gangguan kepribadian campuran

F61.1 Perubahan kepribadian yang bermasalah

F62 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak diakibatkan oleh kerusakan

atau penyakit otak

F62.0 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa

F62.1 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah menderita gangguan

jiwa

F62.8 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama lainnya

F62.9 Perubahan kepribadian yang berlangsung lama YTT

F63 Gangguan kebiasaan dan impuls

F63.0 Judi patologis

F63.1 Bakar patologis (piromania)

F63.2 Curi patologis (kleptomania)

F63.3 Trikotilomania

F63.8 Gangguan kebiasaan dan impuls lainnya

F63.9 Gangguan kebiasaan dan impuls YTT

F64 Gangguan identitas jenis kelamin

F64.0 Transseksualisme

F64.1 Transvestisme peran ganda

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 6

Page 7: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

F64.2 Gangguan identitas jenis kelamin masa kanak

F64.8 Gangguan identitas jenis kelamin lainnya

F64.9 Gangguan identitas jenis kelamin YTT

F65 Gangguan preferensi seksual

F65.0 Fetishisme

F65.1 Transvestisme fetishistik

F65.2 Ekshibisionisme

F65.3 Voyeurisme

F65.4 Pedofilia

F65.5 Sadomasokisme

F65.6 Gangguan preferensi seksual multipel

F65.8 Gangguan preferensi seksual lainnya

F65.9 Gangguan preferensi seksual YTT

F66 Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan

orientasi seksual

F66.0 Gangguan dan maturitas seksual

F66.1 Orientasi seksual egodistonik

F66.2 Gangguan jalinan seksual

F66.8 Gangguan perkembangan psikoseksual lainnya

F66.9 Gangguan perkembangan psikoseksual YTT

F68 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnya

F68.0 Elaborasi gejala fisik karena alasan psikologis

F68.1 Kesengajaan atau berpura-pura membuat gejala atau disabilitas, baik psikik

maupun psikologis (gangguan buatan)

F68.8 Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa lainnya YDT

F69. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa ytt

F60.0 Gangguan kepribadian paranoid

F60.1 Gangguan kepribadian skizoid

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 7

Page 8: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

F60.2 Gangguan kepribadian dissosial

F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil

F60.4 Gangguan kepribadian histrionik

F60.5 Gangguan kepribadian anankastik

F60.6 Gangguan kepribadian cemas

F60.7 Gangguan kepribadian dependen

F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya

F60.9 Gangguan kepribadian YTT

Berdasarkan DSM- IV gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :

Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.

Orang-orang dengan gangguan ini seringkali tampak aneh dan eksentrik.

Kelompok B teridiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histirionik, dan

narsistik. Orang-orang dengan gangguan ini seringkali tampak dramatik, emosional,

dan tidak menentu.

Kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif

kompulsif, serta satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak

ditentukan (contoh gangguan kepribadian pasif agresif dan gangguan kepribadian

depresif). Orang-orang dengan gangguan ini seringkali tampak cemas atau ketakutan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 8

Page 9: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

2.4. Gangguan kepribadian khas

Gangguan kepribadian khas adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakteriologis dan kecenderungan perilaku dari seseorang, biasanya meliputi beberapa

bidang dari kepribadian dan hampir selalu berhubungan dengan kesulitan pribadi dan sosial.

Pedoman diagnostik gangguan kepribadian khas :

Kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan kerusakan atau penyakit otak berat

(gross brain damage or disease) atau gangguan jiwa lain

Memenuhi kriteria berikut ini:

- Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat, biasanya meliputi beberapa

bidang fungsi, misalnya afek, kesiagaan, pengendalian impuls, cara memandang

dan berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang lain;

- Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang dan tidak terbatas

pada episode gangguan jiwa;

- Pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif (“mendalam”) dan maladaptif yang

jelas terhadap berbagai keadaan pribadi dan sosial yang luas;

- Manifestasi di atas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut

sampai usia dewasa;

- Gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi (personal distress) yang cukup

berarti, tetapi baru menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut;

- Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu, berkaitan secara bermakna dengan

masalah-masalah dalam pekerjaan dan kinerja sosial.

Untuk budaya yang berbeda, mungkin penting untuk mengembangkan seperangkat

kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial, peraturan dan kewajiban.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 9

Page 10: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

2.5. Gangguan kepribadian skizoid

2.5.1 Definisi

Menurut David & Neale, orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan

tidak adanya keinginan dan tidak menikmati hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman

dekat. Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan

terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang

kuat, tidak tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Mereka mungkin

menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan

orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat

sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar

ditoleransi oleh orang lain.

Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan mereka

mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu. Mampu menanamkan

sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika dan

astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat

mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada kemungkinan orang tersebut mampu menyusun,

mengembangkan dan memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif . (Kaplan & Saddock, 1997 :

250).

2.5.2. Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid belum jelas, namun gangguan kepribadian

skizoid mempengaruhi 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin juga belum diketahui.

Namun dari beberapa penelitian dikatakan bahwa rasio laki-laki dan perempuan yaitu 2:1.

Orang dengan gangguan tersebut cenderung tertarik ke arah pekerjaan soliter yang

melibatkan sedikit atau tidak ada kontak dengan orang lain. Lebih suka kerja malam hari,

sehingga mereka tidak perlu berurusan dengan banyak orang.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 10

Page 11: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

2.5.3. Gejala klinis

Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri

terhadap lingkungan sosial yang lama, rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar

sesama, sifat introversi, dan afek terbatas. Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin,

mengucilkan diri, menjauhkan diri, dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan

permasalahan dengan orang lain. Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri

dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan orang lain yang sangat kecil. Mereka adalah

yang terakhir menangkap perubahan gaya hidup popular.

Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat sendirian dan keberhasilan

pada pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain.

Kehidupan seksual mereka mungkin semata-mata hanya dalam fantasi dan mereka mungkin

menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu. Pria mungkin tidak menikah karena

mereka tidak mampu untuk mendapatkan keintiman, wanita secara pasif setuju untuk

menikah dengan seorang laki-laki yang agresif dan menginginkan pernikahan.

Biasanya orang dengan gangguan kepribadian skizoid mengungkapkan

ketidakmampuan seumur hidupnya untuk mengekspresikan kemarahan secara langsung.

Mereka mampu menanamkan sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan

manusia, seperti matematika, astronomi.

Walaupun orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak meresap ke dalam diri

sendiri dan terlibat mimpi di siang hari yang berlebihan, mereka tidak menunjukkan

kehilangan kapasitas untuk mengenali realitas. Tindakan agresif jarang termasuk dalam

kumpulan respon mereka. Sebagian besar ancaman, biasanya diatas dengan cara

kemahakuasaan khayalan dan kepasrahan. Mereka seringkali terlihat sebagai orang-orang

yang eksentrik, terisolasi, dan kesepian. Akan tetapi pada suatu waktu, orang-orang ini

mampu menyusun, mengembangkan, dan memberikan pada dunia suatu gagasan yang asli

dan kreatif.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 11

Page 12: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

2.5.4. Diagnosis

Pada pemeriksaan psikiatrik awal, orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid

mungkin tampak mudah sakit. Mereka jarang mentoleransi kontak mata. Pewawancara

mungkin menduga bahwa pasien tersebut ingin wawancara cepat berakhir. Afek mungkin

terbatas dan tidak sesuai. Mereka akan tampak sukar untuk bertindak terang-terangan. Usaha

mereka pada humor mungkin tampak remaja dan tidak jelas. Pembicaraan pasien adalah

bertujuan, tetapi mereka mungkin memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan dan

menghindari percakapan spontan.

Kriteria diagnostik untuk kepribadian skizoid berdasarkan DSM-IV :

A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi

yang terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal

dan ditemukan empat (atau lebih) gejala berikut :

Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari

keluarga.

Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.

Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual dengan

orang lain.

Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.

Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara

derajat pertama.

Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.

Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan

ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan pervasif , dan bukan

karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 12

Page 13: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

Diagnosis menurut PPDGJ III, untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari

deskripsi berikut:

a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan

b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)

c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau kemarahan

terhadap orang lain

d) Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman

e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain

(perhitungkan usia penderita)

f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri

g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan

h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya

satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu

i) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku

2.5.5. Perjalanan penyakit

Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak awal. Gangguan

kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu seumur hidup. Proporsi

pasien yang menjadi skizofrenia adalah tidak diketahui.

2.5.6. Terapi

Psikoterapi

Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi pasien gangguan

kepribadian paranoid. Tetapi, kecenderungan pasien skizoid ke arah introspeksi adalah

konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien skizoid mungin menjadi pasien yang

tekun. Saat kepercayan berkembang, pasien skizoid mungkin dengan keragu-raguan yang

kuat mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan dan ketakutan

ketergantungan yang tidak dapat ditangggung walaupun bersama dengan ahli terapi. Dalam

lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin diam untuk

jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien harus

dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka

akan ketenagan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 13

Page 14: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya dalam keberadaan mereka yang

terisolasi

Farmakologi terapi:

Farmakologi terapi dengan anti psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan telah

efektif pada beberapa pasien.

2.5.7. Diagnosis banding

Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dengan skizofrenia, gangguan waham, dan

gangguan mood dengan gejala psikotik. Gangguan kepribadian skizoid juga dibedakan

dengan gangguan autistik dan sindrom Asperger, dimana gangguan autistik dan sindrom

Asperger akan terjadi gangguan dalam interaksi sosial yang lebih berat dan adanya perilaku

dan minat yang stereotipik.

Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dengan gangguan kepribadian lainnya, yaitu:

- Skizotipal (adanya kepercayaan yang aneh atau berpikir magis, perilaku atau

penampakan aneh, afek tak wajar, persepsi panca indra yang luar biasa)

- Avoidance (adanya perasaan tegang dan takut yang menetap, menarik diri dari

lingkungan karena takut dikritik atau ditolak)

- Obsesif kompulsif (adanya kemampuan cukup untuk membangun suatu keakraban,

tetapi terkadang secara berlebihan mengisolasi diri karena perfeksionis dan sifat

pekerja keras / workalcoholic)

- Paranoid (adanya kecurigaan, pikiran referensi, dan merasa seperti diintai)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 14

Page 15: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

BAB III

PENUTUP

Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat

terjadi pada hampir semua keadaan menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan

maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan biasanya

terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Gangguan kepribadian ini bisa disebabkan oleh

faktor genetik, temperamental, biologis hormon dan psikoanalitik.

Menurut PPDGJ III gangguan kepribadian khas salah satunya yaitu gangguan kepribadian skizoid.

Prevalensi gangguan ini secara jelas belum diketahui, namun dikatakan bisa mempengaruhi 7,5% populasi

umum dan menurut suatu penelitian rasio laki-laki dan perempuan gangguan kepribadian skizoid yaitu 2:1.

Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri terhadap lingkungan sosial

yang lama, rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar sesama, sifat introversi, dan afek terbatas.

Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin, mengucilkan diri, menjauhkan diri, dan tidak ingin terlibat

dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan dengan orang lain. Gangguan kepribadian skizoid ini

berlangsung lama. Terapinya yaitu dengan psikoterapi dan farmakoterapi yaitu dengan anti

psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 15

Page 16: Gangguan Kepribadian Skizoid Final

Gangguan Kepribadian Skizoid Dian Wijayanti - Ellen Aristika G - Cynthia Loway

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.

2. Kaplan and Sadock’s. 2007. Comprehensive Textbook of Psychiatry, Sadock B,

Sadock VA(ed). Page : 2063-2103. Philadelphia: Lippincott Williams.

3. Frances, Allan. 1994. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4th ed.

Washington: American Psychiatric Association.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai

Periode 16 April 2012 – 19 Mei 2012 16