30
Gangguan Orientasi Realita By : Byba Melda Suhita, S.Kep. Ns,M.Kes

Gangguan Orientasi Realita

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Maternitas

Citation preview

Page 1: Gangguan Orientasi Realita

Gangguan Orientasi Realita

By : Byba Melda Suhita, S.Kep. Ns,M.Kes

Page 2: Gangguan Orientasi Realita

Gangguan Orientasi Realita

Gangguan Orientasi Realita adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons terhadap realita.

Klien tidak mampu membedakan rangsang internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan.

Klien tidak mampu memberi respon secara akurat, shg tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan

Page 3: Gangguan Orientasi Realita

Gangguan Orientasi Realita disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi kognitif dan fungsi pikir, fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial

Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu

Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yg tampak dari perilaku verbal maupun non verbal

Page 4: Gangguan Orientasi Realita

Oleh karena gg. Orientasi realita terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula “Respon Neurobiologik”

Gangguan orientasi realita umumnya ditemukan pada klien Skizofrenia dan psikotik lain.

Page 5: Gangguan Orientasi Realita

Rentang Respon Neurobiologik

Respon adaptif Respon maladaptif

*Pikiran logis *Kadang2 proses pikir *Gg.Proses pikir/ waham

*Persepsi akurat terganggu *Halusinasi*Emosi konsisten *Ilusi *Kesukaran emosi dgn pengalaman *Emosi berlebihan / *Perilaku tdk terorganisir*Perilaku cocok kurang *Isolasi sosial*Hub.sosial harmonis *Perilaku tidak biasa *Menarik Diri

Page 6: Gangguan Orientasi Realita

Faktor Predisposisi

Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan saraf pusat dapat menimbulkan gg.orientasi realita, seperti :

Hambatan perkembangan otak khususnya kortek frontal, temporal, dan limbik. Gejala yg mungkin timbul adalah hambatan belajar, berbicara, daya ingat dan mungkin muncul perilaku menarik diri atau PK

Page 7: Gangguan Orientasi Realita

Pertumbuhan dan perkembangan individu pranatal, perinatal, neonatus, dan kanak – kanak

Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respons psikologis dari klien

Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti kemiskinan, konflik sosial budaya, kehidupan yg terisolasi disertai stres yang menumpuk

Page 8: Gangguan Orientasi Realita

Faktor Presipitasi

Umumnya sebelum timbul gejala klien mengalami hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, pengangguran yang disertai perasaan tidak berguna, putus asa, tidak berdaya

Page 9: Gangguan Orientasi Realita

Gejala yang sering ditemukan

Penampilan diri tidak rapi, tidak serasi dan berubah dari biasanya

Pembicaraan tidak terorganisir

Aktivitas motorik meningkat / menurun, impulsif, katatonik, & beberapa gerakan yg abnormal / bizar

Alam perasaan : suasana emosi yg memanjang disertai perilaku apatis

Page 10: Gangguan Orientasi Realita

Interaksi selama wawancara : bermusuhan, mudah tersinggung, curiga yg terkait dengan waham klien. Perilaku tidak kooperatif, kontak mata tidak ada dan cenderung menarik diri atau saat interaksi klien bicara / tertawa sendiri

Persepsi : kemampuan mengidentifikasi & menginterpretasi stimulus sesuai dengan informasi yang diterima melalui panca indera.

“ Halusinasi “

Page 11: Gangguan Orientasi Realita

Halusinasi : Persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata.Halusinasi ada beberapa macam :

Halusinasi Pendengaran ( Auditoric ) 70 %Halusinasi Penglihatan ( Visual ) 20 %Halusinasi Penghidu ( Olfactory ) Halusinasi Pengecapan ( Gustatory )Halusinasi Perabaan ( Tactile )Halusinasi Cinesthetic

Page 12: Gangguan Orientasi Realita

Proses PikirSaat berkomunikasi kadang inkoheren, tidak berhubungan, berbelit dan tidak logis.Identifikasi respon verbal dan nonverbal klien dan validasi “penting” Isi Pikir Waham.Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.

Page 13: Gangguan Orientasi Realita

Waham agama

Waham Kebesaran

Waham Somatik

Waham Curiga

Waham Nihilistik

Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien

Page 14: Gangguan Orientasi Realita

Tingkat Kesadaran : Orientasi waktu, tempat dan orang

Daya ingat : mudah lupa, kurang mampu menjalankan peraturan yg telah disepakati.

Tingkat konsentrasi / perhatian : terganggunya kemampuan mengobservasi dan konsentrasi terhadap relitas eksternal.

Penilaian Tilik Diri : Ketidakmampuan mengambil keputusan termasuk tilik diri, penilaian terhadap lingkungan dan stimulus.

Page 15: Gangguan Orientasi Realita

HALUSINASIHALUSINASI

Fase – fase Halusinasi :

Fase I : Comforting ( Ansietas sedang, menyenangkan )

A. Karakteristik perilaku mendalam (ansietas,

kesepian, rasa bersalah, takut, berfokus pd pikiran senang ), mengenali pikiran dan

pengalaman sensori dalam kendali kesadaran. Non Psikotik

Page 16: Gangguan Orientasi Realita

B. Perilaku KlienTersenyum, tertawa, menggerakkan bibir tanpa suara, gerak mata cepat, respon

verbal lambat, diam dan asyik sendiri

Fase II : Condeming ( ansietas berat, menjijikkan )A. Karakteristik

Pengalaman sensori menjijikkan, menakutkan, mulai lepas kendali, mengambil jarak dengan sumber yg dipersepsikan, merasa dipermalukan, menarik diri. Psikotik Ringan

Page 17: Gangguan Orientasi Realita

B. Perilaku KlienMeningkat tanpa sistem otonom akibat ansietas ( TD, nadi, RR ), rentang

perhatian menyempit, asyik pada pengalaman sensori, hilang kemampuan

membedakan realitas

Fase III : Controlling ( ansietas Berat, pengalaman sensori berkuasa )

Page 18: Gangguan Orientasi Realita

A. KarakteristikBerhenti melawan / menyerah pada

halusinasi, isi halusinasi menarik, kesepian bila halusinasi berhenti. PsikotikB. Perilaku Klien

Kemauan dikendalikan / mengikuti halusinasi, kesukaran berhubungan dgn orang lain, rentang perhatian bbrp detik/menit, tanda fisik ansietas berat ( tremor, berkeringat, tidak

mampu memenuhi perintah )

Page 19: Gangguan Orientasi Realita

Fase IV : Conquering ( Panik )

A. Karakteristik

Pengalaman sensori menjadi mengancam, jika klien mengikuti perintah halusinasi.

Halusinasi berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik. Psikotik Berat

B. Perilaku Klien

Perilaku teror akibat panik, potensi suicide. Aktivitas fisik merefleksikan isi halusinasi

Page 20: Gangguan Orientasi Realita

seperti PK, agitasi, menarik diri, atau katatonik. Tidak mampu berespon

terhadap perintah yg komplek. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

Page 21: Gangguan Orientasi Realita

Mekanisme Koping pada Halusinasi

Regresi, menjadi malas beraktivitas sehari – hari

Proyeksi, mencoba menjelaskan gg. persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda

Menarik diri, sulit mempercayai orang lain Keluarga mengingkari masalah yg dialami

klien

Page 22: Gangguan Orientasi Realita

Validasi informasi tentang halusinasi :

Isi halusinasi

Waktu dan frekuensi halusinasi

Situasi pencetus halusinasi

Respon klien

Page 23: Gangguan Orientasi Realita

Masalah Keperawatan

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi Isolasi sosial : menarik diri Gangguan konsep diri : HDR

Page 24: Gangguan Orientasi Realita

Tindakan Keperawatan

Tujuan dari tindakan keperawatan pada klien dgn halusinasi :

Klien mengenali halusinasi yang dialaminya

Klien dapat mengontrol halusinasinya

Klien mengikuti program pengobatan secara optimal

Page 25: Gangguan Orientasi Realita

Membantu klien mengenal halusinasinyaDiskusi dgn klien tentang isi halusinasinya, waktu terjadi halusinasi, frekuensi, situasi yg menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien saat halusinasi munculMelatih klien mengontrol halusinasiAda 4 cara :

Menghardik halusinasiBercakap – cakap dengan orang lainMelakukan aktivitas yang terjadwalMenggunakan obat secara teratur

Page 26: Gangguan Orientasi Realita

Menghardik Halusinasi

Tahapan tindakan meliputi :Menjelaskan cara menghardik halusinasi

Memperagakan cara menghardik

Meminta pasien memperagakan ulang

Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku klien

Page 27: Gangguan Orientasi Realita

Bercakap – cakap dengan orang lain

Melakukan aktivitas terjadwal

Tahapan Intervensinya :Menjelaskan pentingnya aktivitas teratur untuk mengatasi halusinasinya

Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh klien

Melatih pasien melakukan aktivitas

Menyusun jadwal aktivitas sehari – hari sesuai dengan aktivitas yg telah dilatih

Page 28: Gangguan Orientasi Realita

Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan terhadap perilaku klien yang positif

Menggunakan Obat secara teraturJelaskan guna obatJelaskan akibat bila putus obatJelaskan cara mendapatkan obat / berobatJelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip lima benar ( benar : obat, pasien, cara, waktu dan dosis )

Page 29: Gangguan Orientasi Realita

Evaluasi

Sejauh mana klien / keluarga mampu :Mengontrol halusinasinya ?

Memanfaatkan obat secara teratur dan sesuai program ?

Berperan aktif merawat klien di RS dan persiapan pulang ?

Page 30: Gangguan Orientasi Realita

Make your day always beautiful