Geo Mag z 0502062015

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    1/571

    ISSN: 2088-7906Badan Geologi - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

    VOL.5 | NO.2 | Juni 2015

    Baluran, TempatTinggi di Ujung

    Timur PulauJawa

    Delta Mahakamdan 125 Tahun

    Eksplorasi Migasdi Kaltim-Selat

    Makassar

    Luka-LikuMerangin

    Subroto,Dedikasi untuk

    Energi

    Energi

    Hari Depan

    Kita

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    2/57

    1

    ISSN: 2088-7906VOL.5 | NO.2 | JUNI 2015

    Upaya untuk mempertahankankeberlangsungan hajat hidup orangbanyak akan selalu bergantung padaketersediaan energi. Secara empiriskemajuan suatu Negara seringkalidikaitkan dengan sumber daya alam.Negara kaya SDA, khususnya sumberdaya energi memiliki peluang lebihbesar untuk menjadi negara maju.

    24 Delta Mahakam dan 125 Tahun Eksplorasi Migasdi Kaltim-Selat Makassar

    28 Migas Nonkonvensional dan ProspekPengembangannya

    34 Panas Bumi Dieng38 Energi Arus Laut Selat Bali dan Nusa Tenggara42 Gas Biogenik sebagai Energi Migas

    Nonkonvensional

    56 Kebijakan Energi Indonesia65 Lembar-lembar Baluran66 Ijen, Menyesap Pesona, Mewaspadai Bahaya70 Menimbang Ijen74 Menelusuri Struktur Semeru78 REE, Logam Kecil untuk Teknologi Canggih84 Gerakan Tanah di Pangalengan, 5 Mei 201588 Gunung Api dan Kepunahan Manusia Purba di

    Sangiran

    92 Mengenal Sesar Aktif

    18 Geologi dan Kerangka Energi Nasional 48 Subroto, Dedikasi untuk EnergiHidupnya didedikasikan untukpemertahanan energi Indonesia. Meskiberlatar belakang pendidikan militerdan ekonomi, hingga usianya sekarangmenginjak sembilan dasawarsa lebih,mantan menteri pertambangandan energi Subroto tetapmenaruh perhatian lebih terhadapperkembangan energi di tanah air.

    ARTIKEL PROFIL

    Foto sampul: Sesudut pemandangan di kawasan Dieng Foto: Deni Sugandi

    GEO MAGZMAJALAH GEOLOGI POPULER

    PENANGGUNG JAWAB: Kepala Badan Geologi, Sekretaris BadanGeologi | PEMIMPIN REDAKSI: Oman Abdurahman | WAKILPEMIMPIN REDAKSI: Priatna | ANGGOTA DEWAN REDAKSI: Hadianto, Joko Parwata, Igan S. Sutawidjaja, Oki Oktariadi,Sabtanto Joko Suprapto, Subandriyo, S.R. Sinung Baskoro,

    Wahyudin, Adjat Sudradjat, Nana Sulaksana, Mega F. Rosana, SR.Wittiri, Budi Brahmantyo, T. Bachtiar, Nia Kurnia Praja | EDITOR

    BAHASA: Wawan Setiawan, Bunyamin | FOTOGRAFER: Gunawan,Ronald Agusta, Deni Sugandi, Ayu Wulandari | DESAIN GRAFIS:

    Mohamad Masyhudi | ILUSTRATOR: Ayi R. Sacadipura, RoniPermadi | SEKRETARIAT: Sofyan Suwardi (Ivan), Rian Koswara,Atep Kurnia, Fera Damayanti, Ivan Ferdian, R Nukyferi, Fatmah

    Ughi, Nia Kurnia | KORESPONDEN: Suyono, Munib Ikhwatul Iman,Hanik Humaida, Heryadi Rachmat, Donny Hermana, Edi Suhanto,

    M Nizar Firmansyah

    58 Baluran, Tempat Tinggi di Ujung TimurPulau JawaSubuh di langit Baluran, bintang- gemintang menyinarkan simbol-simbolirama semesta. Taman nasional itubelum terang, tapi tidak terlalu gelap.Udara tak bertiup subuh itu, p ucuk- pucuk pohon diam tak bergerak walausedikit. Suara binatang terdengar riangbersahutan. Banyak suara binatang yang asing di telinga, tapi dalam sekianbanyak suara itu ada harmoni.

    LANGLANG BUMI

    98 Batu Mulia dari PurbalinggaDemam batu mulia meruyak.Kegemaran masyarakat untukmengumpulkan dan menggosok batuini mewabah ke pelosok negeri. Dimana-mana, orang membicarakanbatu mulia. Mulai dari trotoar hinggamal. Penggemarnya dari presiden,politisi, artis, hingga masyarakatumum. Laki-laki, perempuan, tua-muda,turut meramaikan demam ini.

    RESENSI BUKU

    Setiap artikel yang dikirim ke redaksi diketik spasi rangkap,maksimal 5.000 karakter, ditandatangani dan disertai identitas.Format digital dikirim ke alamat e-mail redaksi. Setiap artikel/ foto atau materi apa pun yang telah dimuat di Geomagz dapatdiumumkan/dialihwujudkan kembali dalam format digitalmaupun nondigital yang tetap merupakan bagian Geomagz .Redaksi berhak menyunting naskah yang masuk.

    SEKRETARIAT REDAKSI: Badan Geologi, Gedung D Lt. 4 | Sekretariat BadanGeologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung | Telp. 022-72227711, Fax. 022-7217321 | E-mail: [email protected], [email protected] |Website: www.geomagz.com

    100 Luka-Liku MeranginSungai Merangin. Inilah aktor utama dikawasan Geopark Nasional Merangin,

    Jambi, ikon baru yang dibanggakanmasyarakat Merangin dan Jambi padaumumnya. Airnya bersumber dariDanau Kerinci dan salah satu sumberair danau ini adalah Danau GunungTujuh di ketinggian 2000 m dpl.

    ESAI FOTO

    Mukaair tanah

    Lubangbor hinggalapisan serpih(50-100m dibawah mukaair tanah)

    Air dan uap airtekanan tinggidiledakkan sehinggamenimbulkan retakanpada lapisan serpih danmembebaskan gas yangkemudian disedot

    Begitu bormencapai lapisanserpih, dilakukanbor horizontal

    pisan reservoirmpat gas, minyak,n air tersimpan

    mumnya batu pasir

    Minyak di batuaninduk bermigrasike lapisan reservoir(reservoir rock )

    Batuan induk serpih(source rock )

    Lapisan penutupbatu lempung(cap rock )menahan migasagar terjebaktidak lolos kelapisan atas

    Bisamenimbulkangempa bumi

    MenaraBor Minyak

    MinyakDipompa

    Antiklinsebagaiperangkapmigas

    gas minyak air

    MenaraPengeboranGas Serpih

    iber bumi

    Konsep: Budi Brahmantyo | Gra s: Ayi Sacadipura.

    Antara MIGAS & GAS SERPIHDari Mana Asalnya & Bagaimana Cara Ekstraksinya

    nir

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    3/57

    GEOMAGZ | JUNI 2015 3

    SURAT

    Pada awal perkenalan denganGeomagz , lebih kurang dua tahunlalu, saya sudah dibuat kagum.Untuk media terbitan pemerintah,usaha yang dilakukan Badan Geologisangat layak diapresiasi. Hal lainnyakemampuan Geomagz dalammenyajikan informasi kegeologiandalam kemasan yang populer. Sebagaipembaca, saya seringkali dibuatterpana ketika membaca ulasantentang bentang alam, batuan,mineral, gunung api, dan lain-lain.Ketika mengulas bahaya kebumian,

    saya melihat Geomagz juga berusahatidak menakuti, tapi memberikanpenyadaran kepada pembacanya agarlebih waspada terhadap ancamanyang bisa menimbulkan bencana.

    Kekurangan Geomagz adalahketerbatasan akses untuk masyarakat.Karena bukan jenis media komersial,penyampaian informasi kegeologiankepada masyarakat belum optimal.Salah satu cara yang mungkin bisadicoba agar pembaca Geomagz lebihbervariasi adalah dengan membukagerai Geomagz di mal, bandara,dan lain-lain. Para peminatnyadisyaratkan untuk mengisi formulir

    atau memberikan kartu nama terlebihdulu. Semoga Geomagz bisa bertahanlama agar semakin banyak masyarakatyang tertarik untuk memahamitentang kebumian.

    Indra K.H.Auditor Keamanan Informasi, danPenggiat Komunitas PewartaLembang Tempo Doeloe - BaladJunghuhn

    Geomagz menjadi bacaan pilihankami di antara sederet diktat ataubuku yang terkait hukum. Kami

    merasa mendapatkan semacam oase,setelah menemukan dan menelusurisitus www.bgl.esdm.go.id/index.php/koleksi-geomagazine atau punlangsung ke situs geomagz.com.Dengan mengunduh edisi digitalnya,kami mendapatkan gambar-gambaralam yang dahsyat dari seanteroIndonesia. Namun, yang lebihpenting, kami bisa mendapatkanperspektif lain mengenai keberadaantanah air di tengah tatanan sejarahbumi yang terentang demikianpanjang itu.

    Dengan Geomagz ini juga kamimenjadi sadar bahwa geologi itu

    sesungguhnya multi segi. Geologi itutidak hanya melulu berurusan denganbatuan, melainkan juga dengan hal-ihwal lainnya yang terkait dengankehidupan ini. Pada edisi selanjutnya,kami mohon agar Dewan Redaksibisa lebih meluaskan lagi jangkauangeologi meliputi disiplin ilmu lainnyaagar wawasan menjadi terbuka lebar.

    Achyudi PangestuMahasiswa Jurusan Ilmu HukumFakultas Syariah dan Hukum, UINSunan Gunung Djati, Bandung.

    Majalah Geomagz volume 5 no. 1 (Maret 2015), mulai mengulas geologi bawah laut melaluiartikel Nodul polimetalik, perburuan masa depan di dasar laut. Artikel yang disajikansecara apik, runtun dan komplit ini membuka sudut pandang baru tentang kekayaan lautserta keunikan fenomena geologi yang membentuknya.

    Salah satu keunikan gejala geologi bawah laut yang nampaknya belum disajikan padaruntunan terbitan majalah ini, adalah fenomena lubang fumarola bawah laut di Teluk LhokPria Laot, Pulau Weh, NAD. Jika memungkinkan untuk diterbitkan, saya dan beberapateman yang meneliti gejala alam ini, telah menyiapkan tulisan popular mengenai hal itu,dengan harapan akan memberikan pengayaan tentang geologi bawah laut di sekitar kita.Selain itu, menurut beberapa ahli geologi, keunikan gejala alam ini memiliki kriteria yangpatut untuk diajukan sebagai kawasan cagar alam geologi bawah laut Indonesia.

    Subaktian LubisAnggota Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI)

    Jawaban: Terimakasih tawarannya, kami tunggu naskah tulisan tersebut.

    Pembaca dapatmengirimkan tanggapan,kritik, atau saran melalui

    surat elektronik kealamat: geomagz@bgl.

    esdm.go.id atau [email protected]

    EDITORIAL

    Untuk menjamin kemandirian energi dan ketahananenergi, sebagai p elaksanaan mandat Undang-undangtentang energi, Pemerintah menerbitkan PeraturanPemerintah Nomor 79 ahun 2014 (PP 79/2014) tentangKebijakan Energi Nasional (KEN). ujuan utama KENadalah terwujudnya pengelolaan sumber energi dan/atausumber daya energi untuk modal pembangunan gunasebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

    Eksplorasi migas dan energi baru terbarukan (EB )merupakan salah satu pilar dalam membangunketahanan energi. Pilar lainnya adalah hemat dalampenggunaan energi (konservasi energi). Badan Geologiterus meningkatkan kinerjanya dalam eksplorasi untukmendukung penguatan sisi hulu energi primer yangmeliputi energi konvensional (minyak bumi, gas bumi,batubara); energi non konvensional atau energi baru

    seperti shale gas, shale oil , dan coal-bed methane (CBM);dan energi baru terbarukan, yaitu panas bumi .

    Kembalinya Blok Mahakam ke pengelolaan oleh badanusaha milik kita (Pertamina), rencana pada 2017, boleh jadi menandai bangkitnya kembali industri migasIndonesia. Kita patut gembira, yakin, dan menyiapkandengan sungguh-sungguh upaya mengelola secaramandiri blok yang secara historis merupakan salahsatu penyumbang migas kita itu. Namun, pencarianlapangan migas besar seperti Blok Mahakam perluterus ditingkatkan di wilayah lainnya. Kawasan imurIndonesia (K I), berdasarkan survei awal, memberikanharapan untuk penemuan lapangan migas baru. Roadmap

    eksplorasi migas yang diluncurkan oleh Badan Geologipada akhir 2011, mencanangkan pergeseran wilayaheksplorasi, dari Kawasan Barat Indonesia (KBI) ke K I,tentu dengan tetap memperhatikan beberapa wilayahyang potensial di KBI.Selain sumber energi konvensional,seperti migas dan batubara, kita pun perlu melakukandiversikasi energi, yakni secara bertahap memperbesarperan EB sebagai sumber energi primer. Sebagaimanadiamanatkan oleh KEN (PP 79/2014), hingga tahun 2050,secara berangsur penggunaan minyak bumi ditargetkanmenurun hingga < 20%, batubara berkurang hingga 25%;dan penggunaan gas bumi dan EB naik masing-masingmenjadi 24% dan 31% dari total penggunaan sumberenergi primer Indonesia saat ini. Melihat angka-angka tersebut, untuk hari depan kitaharus berbenah. erkait batubara perlu peningkatan

    peman aatan batubara kalori rendah-sedang. Selainitu, peman aatan energi baru terbarukan, seperti panasbumi, harus terus ditingkatkan. Lebih jauh, peman aatansumber energi berdasarkan ketersediannya di setiapDaerah, harus dilaksanakan. Kesemuanya memerlukanperan bidang geologi yang handal dalam hal pencariansumber-sumber energi baru, termasuk kualitas data yangdisajikan yang diperlukan dalam rangka peman aatansumber energi tersebut.

    Tantangan atas bangsa kita dalam penyediaan energi kini semakin terasa. Betapa tidak,minyak bumi kita sebagai contoh, cadangannya di akhir tahun 2014 hanya sebesar3,6 miliar barel, dengan produksi per tahun sebesar 288 juta barel, yang apabilatidak ditemukan cadangan baru, hanya cukup untuk 13 tahun. Lifting -nya pun terus

    menurun, dari sekitar 900 barrel oil per day (bopd) di 2012 menjadi sekitar 789 bopd di2014. Akibatnya, impor minyak bumi kita pun terus naik yang semakin memberatkanAPBN. Sementara itu, diversifkasi dan penggunaan energi terbarukan seperti panasbumi, masih belum signifkan dibanding potensinya yang cukup besar.

    Hari Depan Energi Kita

    Oman Abdurahman

    Pemimpin Redaksi

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    4/57

    GEOMAGZ | JUNI 20154 5

    Terletak di selatan jalur Tariku - Taritatu - Sungai Sepik,Papua, puncak-puncak pegunungan yang tingginyalebih dari 5.000 m pada bentangan sepanjang 150 kmtertutup salju dan es. Puncak-puncak pegununganitu tersusun dari batuan karbonat Formasi Kais dariKelompok Batugamping New Guinea berumur Tersier.Bagian timur bentangan tersebut disebut KompleksJayawijaya, dengan salah satu puncaknya adalahCartenz (5.030 m). Sisi selatan pegunungan saljuini lebih tinggi dengan lereng terjal, sedangkan sisiutaranya lebih landai. Sebuah danau, Danau Larsonnamanya, terletak di kaki pegunungan Jayawijayapada ketinggian 4.883 m. Daerah ini merupakan pintugerbang menuju ke puncak Cartenz bagi para pendaki.

    Foto: Noer HoedaTeks: Deni Sugandi

    Lies in the south of Papuan rivers of Tariku Taritatu Sepik, mountain peaks of more than 5,000 metres heighton the landscape of 150 kilometres length, are coveredby snow and ice. The peaks are constituted of Tertiarycarbonate rocks of Kais Formation from New GuineaLimestone Group . The eastern part of them is calledJayawijaya Complex with Cartenz (5,030 metres) as oneof its peaks. The southern slope of this snowy mountain ishigher, whereas the northern slope is lower. A lake, whichis called Larson, is located on the foot of Jayawijaya atthe elevation of 4,883 metres. This region is a gateway formountain climbers to reach the peak of Cartenz.

    Menjulang Gamping

    di Ketinggian Papua

    Towering Limestone on

    Papuan Heights

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    5/57

    GEOMAGZ | JUNI 20156 7

    Pantai Lossa merupakan salah satu pantai berpanorama indah dipenghujung barat Pantai Mamuju, Kecamatan Tapalang Barat, KabupatenMamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Pantai ini memiliki ciri khas berupasingkapan batuan lava yang menghampar di sepanjang pantai. Salahsatu singkapannya terdapat hanya beberapa meter dari garis pantai.Masyarakat setempat menamakannya Batu Lotong yang berarti batuhitam. Batu Lotong merupakan batuan hasil dari lelehan lava berkomposisibasal andesit. Batuan ini merupakan anggota Batuan Gunung Api Adang,berumur Miosen Tengah Pliosen.

    Foto dan teks: Agustina Jafar.

    Penanda Pantai LossaBatu Hitam

    Lossa Beach is one of the beautiful beach in the western most of MamujuBeach in West Sulawesis district of Tapalang Barat. Its uniqueness is volcanicrock outcrops lying along the coastline. One of these outcrops is located just a few metres from the coastline. Local residents name it as Batu Lotong whichliterally means black rock. The rock is resulted from molten lava composed ofbasal-andesite. It is part of the rocks of Adang Volcano, which can be traced toMiddle Miocene to Pliocene period.

    The Black Rock of Lossa Beach

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    6/57

    GEOMAGZ | JUNI 20158 9

    Air terjun Tumpak Sewu, disebut juga Air TerjunCoban Sewu, terletak di Kecamatan Pronojiwo,Kabupaten Lumajang. Masyarakat menamakannyademikian, karena banyaknya air terjun yang hadir.Ada juga yang menyebutnya Niagara mini. Airterjun yang tingginya sekitar 100 meter ini berasaldari sungai besar yang mengaliri lereng GunungSemeru. Lerengnya menyerupai tapal kuda. Kawasan

    tempat air terjun ini ditemukan memiliki ciri khaskantung-kantung kars berikut gua dan travertin.Kars di sini membentuk formasi aneh, menyerupairibuan bulatan-bulatan sebesar bola tenis dan lebihkecil lagi, berwarna kuning-cokelat muda karenapengotoran. Lokasi geowisata ini berjarak sekitar 12km dari Kota Lumajang, dapat dicapai melalui lokasiGua Tetes. Kunjungan ke lokasi ini dianjurkan hanyapada musim kemarau.

    Foto: Bambang JanuarTeks: dr. R.K.T. Ko

    Tumpak SewuAir Terjun pada Kantung Kars

    The waterfalls of Tumpak Sewu, which are alsocalled Coban Sewu, are located in Pronojiwo District,Lumajang Residency. Locals name them in that waydue to a number of waterfalls (swu is a Javaneseword for thousand). Some describe them as small

    Niagara. These some 100-metres-waterfalls derive from a big river that ows along the slope of MountSemeru. The slope is like a horseshoe. The area wherethese waterfalls are found has its own characteristics,namely karst windows, cave, and travertine. Thekarst forms a strange formation, which looks likethousands of holes as small as tennis balls or evensmaller, coloured in light brown-yellow because ofcontamination. This geo-tourism destination is some12 kilometres from Lumajang, and can be reachedthrough Tetes Cave. Visitors are suggested to visit thesite in drought.

    Tumpak Sewu Waterfalls in KarstWindow

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    7/57

    GEOMAGZ | JUNI 20150 11

    Pemandangan miring ini terlihat dari balik kabinpesawat komersial, sekitar 5 km di atas TanjungSelor, yang akan menjadi ibu kota provinsi termuda,Kalimantan Utara. Terlihat citra delta Sungai Kayan,sungai terpanjang di utara Kalimantan bersamaanak-anak sungainya, Sungai Buta, Sungai Berasan,dan Sungai Salimbatu, mengular hingga muaranyayang berbentuk delta. Delta Kayan bersamadengan Delta Sesayap membentuk Delta Bulungan.Sebagian besar delta tersebut dimanfaatkan untuktambak udang dan ikan bandeng serta ladang-ladang. Di kawasan ini direncanakan perkotaan yangmenjadi bagian dari Kota Terpadu Mandiri, denganuji coba pembukaan lahan pangan seluas 30.000 Ha.Foto: Ermaula AseseangTeks: Deni Sugandi

    hingga Delta KayanMengular Sungai

    This oblique scenery was seen from the cabin of an

    aeroplane, some 5 kilometres above Selor Cape, whichwas going to be the capital city of the newest provincein North Kalimantan. We saw the image of the delta ofKayan River, the longest river in northern Kalimantanalong with its tributaries, i.e. Buta, Berasan, andSalimbatu, owing toward the delta-shaped estuary.Along with Sesayap Delta, Kayan Delta formedBulungan Delta. Local residents cultivate shpondsand farmlands in most of the deltas. It is in this regionthat local authorities are planning to build the so- called Autonomic-Integrated City and trying to clearsome 30,000 hectares of the land.

    River Flows to KayanDelta

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    8/57

    GEOMAGZ | JUNI 20152 13

    Ci Longkrang yang berhulu di lereng Gunung Ciremaimenerobos endapan lava andesitis tebal di Desa JaperArgapura, Kecamatan Maja, Majalengka, Jawa Barat.Sebagaimana halnya sungai-sungai yang berkembang dilereng gunung, erosi sungai menoreh batuan keras dengantajam secara vertikal. Morfologi rahong (istilah BahasaSunda untuk gorge dalam Bahasa Inggris) terbentuk melaluiproses geomor k ini. Selain itu dekat dengan lembahrahong ini, air terjun juga terbentuk setinggi kira-kira 10 myang disebut Curug Bunut atau Curug Ibun. Keberadaanrahong dan air terjun mencirikan sungai ini masihberkembang dalam tahap muda.

    Foto: Okka SupardanTeks: Budi Brahmantyo

    Rahong Ci LongkrangMajalengka

    Ci Longkrang that tipped in the upper slopes of Mount Ciremai ows down through thick andesitic lava at Japer Argapura,District of Maja, Majalengka, West Java. Like rivers growing onmountain slopes, river erosion incises vertically into hard rock.Gorges morphology (rahong in Sundanese) are formed throughthis geomorphic processes. Moreover next to this canyon,waterfalls are also formed as high as approximately 10 m highcalled Curug Bunut or Ibun. Geomorphologicaly, the existenceof gorges and waterfalls shows that this river is in its earlystage.

    Ci Longkrang Gorge,Majalengka

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    9/57

    GEOMAGZ | JUNI 20154 15

    Sebelum Gunung Kerinci muncul ke permukaan pada masa Kuarter,di sekitarnya terdapat tujuh gunung api aktif. Saat ketujuh gunungitu masih aktif, perlahan gunung-gunung itu bergeser menjauhizona subduksi sehingga akhirnya mati dan membentuk sebuahkaldera. Lama-kelamaan kaldera itu penuh terisi oleh air hujandengan genangan air sekitar 4,5 km x 3 km. Itulah Danau GunungTujuh. Batuannya terdiri atas basal dan andesit hasil letusanGunung Tujuh. Di hilir danau terdapat air terjun yang ketinggiannyapuluhan meter dan airnya bersumber dari danau tersebut. Banyakyang beranggapan bahwa Danau Gunung Tujuh merupakanmesin pendingin untuk Gunung Kerinci. Bila air danau i ni normal,Gunung Kerinci biasanya baik-baik saja (tidak aktif). Berada padaketinggian 1.996 m dpl dengan temperatur rata-rata 17 0C, sehinggasering ditutupi kabut, danau ini merupakan danau kaldera purbatertinggi di Indonesia.

    Foto dan teks: Oki Oktariadi

    Dikitari Tujuh GunungDanau Kaldera

    Prior to the emergence of Mount Kerinci in Quaternary Period, sevenactive volcanoes surrounded the site. When these volcanoes werestill active, they gently moved away from the subduction zone untilthey nally became expired, and formed a caldera. The caldera wasgradually lled with rainwater, forming a puddle of 4.5 X 3 kilometreswidth. That was Danau Gunung Tujuh, which literally means sevenmountain lake. It was composed of basalt and andesite rocks thatwere resulted from the eruption of Mount Tujuh. At its downstream awaterfall stood dozens of metres, pouring water from the lake. Manyassume that Gunung Tujuh Lake is a cooling machinery of MountKerinci. When the lake is in normal condition, Mount Kerinci is usually ne (inactive). Lies on the height of 1,996 metres above sea levelwith average temperature of 170C, so that it is covered by fog, it is thehighest ancient caldera in the country.

    The Caldera Lake Surrounded

    by Seven Volcanoes

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    10/57

    GEOMAGZ | JUNI 20156 17

    Masyarakat Kutai menyebutnya Gunung Gergaji.Morfologi khas kawasan kars ini terdapat di ujung timurkawasan kars Sangkurilang-Mangkalihat, KalimantanTimur. Dilihat dari Sungai Jelei, pada dinding tegakbatugamping menghadap barat, tampak tiga buah gua,yaitu Gua Karim, Gua Tewet, dan Gua Pindi. Di dalamnyaterawetkan gambar-gambar cadas prasejarah berupa

    lukisan tangan dan beberapa tur binatang. Inilahtinggalan budaya yang berumur sekitar 10.000 tahundari masyarakat Kutai zaman prasejarah.

    Foto dan teks: Deni Sugandi

    Gunung GergajiGerigi

    Local residents of Kutai call it Mount Gergaji gergajiis an Indonesian word for saw. The typical morphologyof karst region, it lies in the easternmost tip of EastKalimantans karst region of Sangkurilang - Mangkaliha.Seen from river Jelei, on a limestone upright wall facing tothe west, there are three rock caves, namely Cave Karim,Cave Tewet, and Cave Pindi. Inside these caves, prehistoriccave paintings on their walls are preserved, e.g. paintingsof human hands and wild features. These are 10,000 year- old cultural treasures of prehistoric society of Kutai.

    The Sawtheethof Gunung Gergaji

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    11/57

    GEOMAGZ | JUNI 20158 19ARTIKEL

    Salah satu kebijakan yang telah ditetapkan olehPemerintah Indonesia adalah Kebijakan Energi Nasional(KEN) yang merupakan tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 30 ahun 2007 tentang Energi Nasional(UU 30/2007), khususnya Pasal 11. KEN ditetapkanberdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 ahun 2014(PP 79/2014). Fokus utama dari KEN adalah kemandirianenergi dan ketahanan energi nasional. KEN selanjutnyaakan segera diikuti oleh Rencana Umum Energi Nasional(RUEN) yang saat ini sedang digodok.

    Dengan telah ditetapkannya KEN, Indonesia memilikikerangka energi nasional minimal sampai dengan tahun2050. Bidang geologi yang berkenaan dengan sisi huludari sumber daya energi tentu harus turut mensukseskanpenerapan KEN, terutama berkenaan dengan sumberenergi primer. Dalam kaitan ini, data dan i n ormasigeologi diperlukan baik pada tataran pengembangankebijakan seperti dalam penyusunan RUEN, maupunpada tataran aksi terkait ketahanan dan kemandirianenergi. ulisan singkat ini berupaya mengidentikasiperan atau masukan guna penerapan KEN lebih lanjut.

    Pokok-pokok KENUntuk mengatur ihwal energi, pemerintah Indonesiamenerbitkan KEN, yakni kebijakan pengelolaan energiyang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan

    berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirianenergi dan ketahanan energi nasional (Pasal 2, PP79/2014). Sedangkan Pasal 3 PP tentang KEN tersebutmenyatakan bahwa KEN terdiri atas kebijakan utamadan kebijakan pendukung. Hal ini selaras dengan arahkebijakan Presiden RI yang tertuang dalam Nawa Citabutir ke-7 yaitu: Mewujudkan kemandirian Ekonomidengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomidomestik.

    Kemandirian energi ialah terjaminnya ketersediaan energidengan meman aatkan semaksimal mungkin potensi darisumber dalam negeri. Adapun ketahanan energi adalahsuatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi dan aksesmasyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkaudalam jangka panjang dengan tetap memperhatikanperlindungan terhadap lingkungan hidup. Pengertianlainnya atas peristilahan yang digunakan dalam KENdapat dilihat Pasal 1 PP 79/2014 tentang KEN.

    Kebijakan utama dalam KEN meliputi ketersediaan energiuntuk kebutuhan nasional, prioritas pengembanganenergi, peman aatan sumber daya energi nasional, dancadangan energi nasional. Adapun kebijakan pendukungmeliputi konservasi energi, konservasi sumber dayaenergi, dan diversikasi energi; lingkungan hidupdan keselamatan; harga subsidi, dan insenti energi;in rastruktur dan akses masyarakat terhadap energi,dan industri energi; penelitian, pengembangan, danpenerapan teknologi energi; dan kelembagaan danpendanaan. Sedangkan masa berlaku dari KEN adalah2014 sampai dengan 2050 (Pasal 4 PP 79/2014).

    Secara umum, KEN memberikan arahan bahwa untukmencapai kemandirian dan ketahanan energi, pemerintahharus mewujudkan agar sumber daya energi tidakdijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi sebagaimodal pembangunan nasional. Arahan KEN selanjutnyaadalah perlunya mewujudkan: kemandirian pengelolaanenergi, ketersediaan energi dan terpenuhinya kebutuhansumber energi dalam negeri, pengelolaan sumber dayaenergi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan;peman aatan energi secara esien di semua sektor,akses untuk masyarakat terhadap energi secara adil danmerata, pengembangan kemampuan teknologi, industri

    energi, dan jasa energi dalam negeri agar mandiridan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia;terciptanya lapangan kerja; dan terjaganya kelestarian

    ungsi lingkungan hidup.

    Kebijakan selanjutnya dalam KEN diatur sebagaimanapada Bab III, Arah Kebijakan Energi Nasional, Pasal10 sampai dengan Pasal 27, PP 79/2014. Substansinyamulai dari ketersediaan energi, prioritas pengembanganenergi, peman aatan energi hingga ke kelembagaan danpendanaan. Beberapa kebijakan yang penting berkaitandengan segi hulu sektor energi yakni tempat bidanggeologi berperan penting adalah sebagaimana diatur padaPasal 10 hingga Pasal 18 dari PP 79/2014 tersebut. Pasal-pasal tersebut akan dibahas sepintas pada bagian akhirdari tulisan ini.

    dan Kerangka Energi NasionalGeologiOleh: Oman Abdurahman, Joko Parwata, dan Atep Kurnia

    Upaya untuk mempertahankan keberlangsungan hajat hidup orang banyak akanselalu bergantung pada ketersediaan energi. Secara empiris kemajuan suatu negaraseringkali dikaitkan dengan sumber daya alam. Negara kaya SDA, khususnya sumberdaya energi memiliki peluang lebih besar untuk menjadi negara maju. Tingkatkonsumsi dan ketahanan energi menjadi indikator kemakmuran suatu bangsa. Maka,kebijakan dan regulasi di bidang energi pun mesti ditetapkan dan diatur dengan baikoleh pemerintah untuk menjamin ketersediaan energi sepanjang waktu.

    PLTU Paiton Probolinggo. Foto: Deni Sugandi

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    12/57

    GEOMAGZ | JUNI 20150 21

    Sasaran sampai dengan 2050ujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam

    pengelolaan energi nasional untuk jangka panjang adalahterwujudnya pengelolaan sumber energi dan/atau sumberdaya energi untuk modal pembangunan guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hal itu dicapai dengan caramengoptimalkan peman aatan energi bagi pembangunanekonomi nasional, penciptaan nilai tambah di dalamnegeri dan penyerapan tenaga kerja. Untuk itu, KENmenetapkan beberapa sasaran.

    Sebagaimana dalam Pasal 7 PP 79/2014 tentang KEN,sasaran penyediaan dan peman aatan energi pri merdan energi nal nasional hingga 20150 adalah: a)terpenuhinya penyediaan energi primer pada tahun 2025sekitar 400 M OE ( million tonnes of oil equivalent ) danpada tahun 2050 sekitar 1.000 M OE; b) tercapainyapeman aatan energi primer per kapita pada tahun 2025sekitar 1,4 OE (tonnes of oil equivalent ) dan padatahun 2050 sekitar 3,2 OE; c) terpenuhinya penyediaankapasitas pembangkit Iistrik pada tahun 2025 sekitar 115GW (giga watt) dan pada tahun 2050 sekitar sekitar 430GW; dan d) tercapainya peman aatan listrik per kapitapada tahun 2025 sekitar 2.500 KWh (kilo watt hours) danpada tahun 2050 sekitar 7.000 KWh.

    Sasaran lainnya yang perlu dicapai, sebagaimana padaPasal 8 PP 79/2014 adalah: a) terwujudnya paradigmabaru bahwa sumber energi merupakan modalpembangunan nasional; b) tercapainya elastisitas energilebih kecil dari satu pada tahun 2025 yang diselaraskandengan target pertumbuhan ekonomi; c) tercapainyapenurunan intensitas energi nal sebesar 1% pertahun sampai dengan tahun 2025; d) tercapainya rasioelektrikasi sebesar 85% pada 2015 dan mendekatisebesar 100% pada 2020; e) tercapainya rasio penggunaangas rumah tangga pada 2015 sebesar 85%. Sasaran lainnyayang penting berkaitan dengan energi primer adalahtercapainya bauran energi primer yang optimal.

    Sasaran tentang pencapaian bauran energi primer yangoptimal lebih diperinci sebagaimana dalam butir , Pasal8 PP 79/2014. Peraturan itu menyatakan bahwa untukpencapaian bauran energi yang optimal ditandai dengan:i) peran energi baru dan energi terbarukan (EB ) palingsedikit 23% pada tahun 2025 dan paling sedikit 31% padatahun 2050, ii) peran minyak bumi kurang dari 25% pada2025 dan menjadi kurang dari 20% pada 2050, iii) peranbatubara minimal 30% pada 2025 dan minimal 25% pada2050, serta iv) peran gas bumi minimal 22% pada 2025dan minimal 24% pada 2050.

    Kondisi Energi PrimerSaat IniBagaimana kondisi energiIndonesia saat ini? Untukmenjawabnya marilah kitaikuti keterangan buku AnalisisData Strategis ESDM untukMendukung Kajian ReviewKebijakan Sektor Energi(Pusdatin ESDM, 2014). Daribuku yang disusun oleh LisaAmbasari dan kawan-kawanitu, kita bisa melihat kondisiminyak bumi, gas bumi,batubara, dan potensi energilainnya di Indonesia.

    Minyak bumi menempati36% dari total pasokan

    energi primer Indonesia.Sementara cadangannya terusmenurun. Pada akhir tahun2012, cadangan terbuktiIndonesia hanya 2,7 miliarbarel atau sekitar 0,15% daritotal cadangan dunia. ingkatproduksinya hanya sekitar 900ribu barel per hari (bph) tahun 2012, makin turun daripuncak produksi sebesar 1,67 juta barel per hari tahun1994. Diperkirakan dalam jangka panjang produksi iniakan turun hingga 750 ribu bph tahun 2018 dan 670 ribubph tahun 2035.

    Selanjutnya untuk gas bumi, sekitar 16% total suplaienergi primer berasal dari gas dan Indonesia pada tahun2012, merupakan penyuplai terbesar ke-4 LNG dunia.Sampai akhir tahun 2012, cadangan terbukti gas bumitercatat sebesar 103,35 trilion

    square cubic

    eet ( SCF) atau sekitar 1,5% dari cadangan total dunia.Berdasarkan data BGR Jerman, sumber daya cadangangas bumi Indonesia pada tahun 2013 mencapai sekitar17,7 trilion cubic meters ( CM). Dari sisi produksinya,pada 2013, Indonesia memproduksi 78,8 bilion cubicmeters (BCM), lebih tinggi 2,1% dari tahun 2012.Pada tahun 2035, produksi gas Indonesia diperkirakanmencapai 139 CM.

    erkait dengan minyak dan gas bumi (migas) ini, datayang diungkapkan di atas baru merupakan data potensimigas konvensional. Selain migas konvensional Indonesia juga memiliki potensi migas non konvensional, yaitu:

    shale oil and gas yang besar. Hasil kajianpendahuluan dari Badan Geologi

    pada tahun 2011 telahberhasil menghitungpotensi shale gas total

    di Indonesia sebesar574 cF (trillioncubic eet = 109 cubiceet). Sedangkan hasil

    kajian EIA/ARI dalampublikasinya tentang

    World Shale Gas and ShaleOil Resources Assessment

    pada tahun 2013 telahmengestimasi, bahwa potensishale gas Indonesia sebesar349 cF dan potensi shale oil sebesar 241,9 miliar barel.

    Kemudian, dalam satudasawarsa terakhir, Indonesia

    Mesin angguk Wonocolo. Foto: Deni Sugandi.

    Sumber: www.pibipop.com

    Blok Wonocolo Cepu. Foto: Deni Sugandi.

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    13/57

    GEOMAGZ | JUNI 20152 23

    merupakan negara pengekspor utama batubara didunia dan tahun 2012 menjadi pengekspor terbesarkhususnya terhadap negara-negara di kawasan Asia.Memang cadangan batubara Indonesia itu sangat besar.Berdasarkan data Badan Geologi, sampai dengan tahun2014, sumber daya batubara Indonesia mencapai sekitar124,8 miliar ton dengan jumlah cadangan mencapai 32,38miliar ton. Disamping itu terdapat sumber daya batubaratambang dalam sebesar 41,12 miliar ton. Jumlah produksibatubara di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 489 jutaton sehingga menyebabkan Indonesia berada di p osisike-4 produsen batubara setelah Cina, Amerika Serikat,dan India.

    Indonesia juga juga memiliki sumber daya gasmetan batubara (CBM) yang cukup menjanjikan.Dari hasil kegiatan eksplorasi Badan Geologi sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2014 telah berhasilmenginventarisasi sumber daya CBM sebesar 8,25 Bcuyang tersebar di cekungan-cekungan utama Sumatera

    engah, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan danKalimantan imur. Gas metan batubara ini hingga saat inibelum diman aatkan sebagai sumber energi.

    Sementara dari sisi energi baru dan terbarukan, terutamayang berbentuk panas bumi, Indonesia juga mempunyaipotensi energi yang sangat besar, bahkan terbesar didunia. Untuk panas bumi, Indonesia memiliki 320lokasi mani estasi dengan potensi energi sebesar 29,1GW dengan sebaran meliputi Pulau Sumatera memilikipotensi 12,8 GW, Pulau Jawa, Bali dan Nusa enggarasekitar 11,7 GW dan Pulau Sulawesi sekitar 3,2 GW.Sampai dengan tahun 2014, potensi panas bumi yangterman aatkan sebagai pembangkit energi listrik barumencapai 1,4 GW yang 1,1 GW di antaranya berasal dariPulau Jawa.

    Peran KegeologianSumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapatdiolah oleh manusia sehingga dapat digunakan bagipemenuhan kebutuhan energi. Dari segi pemakaian,sumber energi terdiri atas energi primer dan energisekunder atau energi nal. Energi primer adalah energiyang langsung diberikan oleh alam dalam wujud aslinyadan belum mengalami perubahan (konversi), antara lain:minyak bumi, gas bumi, batubara, tenaga air, panas bumidan uranium. Sementara energi sekunder adalah energiprimer yang telah mengalami proses lebih lanjut dalampeman aatanya, antara lain: Listrik, LPG, Gas bumi, BBM,Non-BBM, Briket Batubara.

    Salah satu sasaran dalam kerangka energi nasional yangpenting terkait kegeologian adalah sasaran penyediaandan peman aatan energi primer. Sebagaimana di dalamKEN, sasaran terkait energi primer nasional hingga 2015adalah terpenuhinya penyediaan energi primer padatahun 2025 sekitar 400 M OE dan pada tahun 2050sekitar 1.000 M OE; serta tercapainya peman aatanenergi primer per kapita p ada tahun 2025 sekitar 1,4 OEdan pada tahun 2050 sekitar 3,2 OE. Selain itu, bidanggeologi juga dapat berperan dalam pencapaian sasaranterpenuhinya penyediaan kapasitas pembangkit Iistrikpada tahun 2025 sekitar 115 GW dan pada tahun 2050sekitar sekitar 430 GW.

    Bidang geologi dan Badan Geologi sebagai institusiPemerintah yang tugasnya di bidang kegeologianberperan sangat penting, khususnya berkaitan denganpenyediaan energi primer di Indonesia. Badan Geologibertanggungjawab dalam penyediaan data dan in ormasisumber daya: minyak dan gas bumi, batubara, CBM,panas bumi, serta dalam manajemen dan alokasisumber daya dan cadangannya. Peran pemerintah

    dalam penyediaan data dan in ormasi geosains sangatpenting kaitannya dengan pengurangan risiko usahadi sisi hulu. Badan Geologi juga senantiasa mendorongterwujudnya pergeseran pengelolaan sumber daya alamyang lebih e ekti , dari paradigma lama yang bersi atekploitati menuju paradigma baru sumber daya untukkesinambungan pembangunan dan pertumbuhanekonomi yang lebih baik.

    Dalam bidang eksplorasi migas, diperlukan waktusetidaknya 12 tahun dari sejak eksplorasi sampaidengan tahap pengembangan produksi. S ehubungantren cadangan dan produksi terus menurun, diperlukanintensikasi dan ekstensikasi eksplorasi dengan konsep-konsep dan teknologi baru dalam rangka memperkuatcadangan migas nasional. Kegiatan eksplorasi migas diIndonesia khususnya di bagian barat dapat dikatakantelah sampai pada tahap mature (brown basin), namun

    rasio sukses masih tetap dijaga. Kawasan imur Indonesiamerupakan primadona dan menjadi target eksplorasiBadan Geologi saat ini dan ke depan. Masih minimnyadata geosains menjadi tantangan tersendiri. Hal initermasuk usaha-usaha eksplorasi yang lebih besar untukpotensi migas non konvensional yang saat ini belumdikembangkan di Indonesia.

    Dalam bidang eksplorasi batubara, untuk batubaratambang terbuka Indonesia relati sudah pada tahapmature, dengan cadangan 32,38 miliar ton diperkirakanmampu memasok kebutuhan batubara hingga 80 tahun.Yang menjadi tantangan energi batubara saat ini adalahpeningkatan nilai tambah dan peningkatan peman aatanbatubara kalori rendah. Produksi batubara saat initerkonsentrasi hampir 60% di Kalimantan, sedangkan

    bila melihat sumber daya, Sumatera memiliki sumberdaya lebih besar dibanding Kalimantan. Hal ini menjaditantangan bagi penelitian dan konsep pengembangan kedepannya. Peningkatan alokasi pasar domestik batubarasemakin mendapatkan tantangan.

    Berdasarkan data Road Map Industri Berbasis Mineral,setidaknya Indonesia akan memerlukan pasokanlistrik sebesar sebesar 5.324 Mwe dapat disetarakan25,70 juta ton batubara pertahun dan ini diharapkanbatubara sebagai komoditas utama bagi pengembanganpembangkit-pembangkit listrik untuk mendukungpembangunan smelter dan industri berbasis logam.Selain hal tersebut, Badan Geologi akan lebih okus untukkegiatan eksplorasi potensi batubara tambang dalam dan juga CBM yang memang saat ini belum dikembangkandengan optimal.

    erkait dengan pengembangan energi panas bumi,beberapa isu penting antara lain: pengembangan sumberdaya panas bumi di Indonesia imur kurang menarikbagi pengembang, peningkatan metode penyelidikanpanas bumi, peningkatan kualitas data wilayah kerja,kendala tumpang tindih dengan wilayah kehutanan danpeluang penerapan teknologi pembangkit binary untukpeman aatan potensi-potensi berskala kecil. Peningkataneksplorasi energi panas bumi khususnya di Kawasan

    imur Indonesia menjadi target utama, terutama untukmendukung peman aatan energi setempat.

    Penulis, Oman Abdurahman adalah Kepala Museum Geologi(sejak 22 Juni 2015) dan Pemimpin Redaksi Geomagz; JokoParwata adalah Kepala Subbagian Pengelolaan Informasi (sejak22 Juni 2015), dan Atep Kurnia adalah peminat ihwal literasitinggal di Bandung.Kawasan Timur Indonesia merupakan primadona dan menjadi target eksplorasi. Sumber: Badan Geologi, KESDM.

    Peta kebutuhan energi untuk industri berbasis mineral. Sumber: Roadmap Industri Berbasis Mineral

    IntracratonicsBusur belakangBusur tengahLandas/paparan benuaRetakanMendatarAntar gunungBusur depan

    Busur depanTepi lereng paparanRetakan mikrokontinenMendatarBusur tengah

    Landas/paparan benuaTepi pasif RetakanBusur muka/Depan kerak benuaBusur tengah

    dari Sundaland Transisi Menuju Sahulland

    Jabar Tembaga(520 Mw)

    KulonprogoBesi Baja(500 Mw)

    Sulsel Tembaga(264 Mw)

    Stainless steel (80 Mw)Ferronikel (1.040 Mw)

    SulT raFerronikel(1.000 Mw)Kalt im

    Tembaga(520 Mw)

    Kuala TanjungAluminium

    (600 Mw)

    KalselBesi Baja(80 Mw)

    KalbarAlumina

    (300 Mw)

    CilegonBesi Baja(500 Mw)

    Halmahera Timur

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    14/57

    GEOMAGZ | JUNI 20154 25ARTIKEL

    Perubahan (de ormasi) struktur yang terjadi baikbersamaan dengan sedimentasi delta atau setelahnyakemudian membentuk struktur-struktur yang dapatberperan sebagai perangkap migas. Penimbunan batuaninduk yang kaya zat organik selanjutnya menghasilkanminyak atau gas, yang segera bermigrasi memasukiperangkap dengan reservoir batupasir di dekatnya.Perangkap ini kemudian menyimpan migas dalamreservoa tersebut yang aman karena tersekat batuanpenyekat.

    Demikianlah proses sedimentasi, litikasi (pembentukanbatuan), de ormasi, generasi, migrasi dan pemerangkapanmigas dalam tubuh delta. Karena delta membawasemua elemen dan menjadi tempat proses sistem migas(reservoir, batuan induk, batuan penyekat, perangkap,generasi, migrasi, dan pemerangkapan migas), maka deltaadalah wilayah kaya migas. Demikian pula halnya denganDelta Mahakam dan delta-delta lainnya di wilayahCekungan Kutai, Kalimantan imur (Kaltim).

    Delta Mahakam dan Cekungan KutaiDelta Mahakam masa kini terbentuk di wilayah cekungansedimen bernama Cekungan Kutai, Kalimantan imuroleh Sungai Mahakam yang bermuara ke Selat Makassar.Berdasarkan penelitian, setiap tahunnya Sungai Mahakammengendapkan 62 juta ton sedimen ke Selat Makassar.

    ingginya pasokan sedimen dan tersedianya ruanganuntuk mengendapkannya membuat endapan deltasempurna terbentuk di muara Sungai Mahakam mulaidari garis pantai Kalimantan imur sampai paling jauhhampir 50 km masuk ke S elat Makassar. Kondisi sepertiini telah terjadi sejak lama sekali dalam waktu geologi,yaitu sejak 20 juta tahun yang lalu (Miosen Awal).

    Kejadian awal delta ini berhubungan denganpengangkatan regional di bagian tengah Kalimantan( inggian Kuching). inggian ini merupakan asalsedimen delta. Karena telah terjadi sejak lama, maka diKalimantan imur telah terdapat begitu banyak deltabaik yang berhubungan dengan Sungai Mahakam purbamaupun bukan. Semua delta ini termasuk ke dalamwilayah Cekungan Kutai.

    Semua delta yang pernah berkembang di Kalimantan

    imur mengarah ke Selat Makassar sesuai aliran sungai-sungainya. Selat Makassar sendiri telah terbentuk lebihlama lagi sebelumnya, yaitu sejak sekitar 50 juta tahunyang lalu (Eosen Awal). Semua delta yang telah terbentukdari dulu sampai sekarang itu membuat susunan geologiKalimantan imur dari 20 juta tahun yang lalu sampaisekarang didominasi oleh hasil proses sedimentasi deltadan de ormasi struktur yang berhubungan dengannya.

    Sesuai umur deltanya yang telah berlangsung sejak 20 juta tahun yang lalu, maka proses yang terlibat dalampembentukan migas di tumpukan tubuh-tubuh deltanyaitu juga telah terjadi selama itu. Namun, khusus generasi,migrasi, dan pemerangkapan migasnya telah terjadi sejak10 juta tahun yang lalu. Pemerangkapan dan generasimigas di delta-delta purba Kalimantan imur ini secara

    signikan dikontrol oleh de ormasi unik di Kalimantanimur yang terjadi pada kompleks delta ini yang disebut

    de ormasi Antiklinorium Samarinda. De ormasi initelah membentuk jalur-jalur antiklin sejajar berarahselatan barat daya-utara timur laut dari barat ke timur,dari daratan ke lepas pantai. Jalur-jalur antiklin ini telahmenjadi lokasi banyak lapangan migas di CekunganKutai, sementara beberapa sinklin di antaranya menjaditempat tterbentuknya migas dari batuan induk yang kayaorganik.

    Rombakan Delta di Laut Dalam SelatMakassarPada akhir tahun 1980-an sampai pertengahan 1990-anterjadi perkembangan konsep atau teori dalam geologiberupa stratigra seismik dan stratigra sekuens.Dalam konsep ini dan berdasarkan banyak penelitiansebelumnya diketahui bahwa sepanjang zaman geologimuka laut itu beruktuasi naik atau turun, sehingga siklus

    transgresi (muka laut naik) dan regresi (muka laut turun)terjadi bergantian. Dalam periode transgresi dan regresiitu terbentuk atau terendapkan urutan-urutan (sekuens)sedimen tertentu. E eknya pun terjadi pada delta,termasuk delta-delta di Cekungan Kutai, Kalimantan

    imur.

    Berkali-kali pada beberapa periode geologi tertentudelta-delta ini tersingkap saat muka laut rendah karenaregresi. Pada saat itu, terjadilah erosi atas tubuh delta-delta ini. Material rombakan hasil erosi ini kemudiandiendapkan ulang di hilir, yaitu di bagian luar p aparan,lereng, sampai dasar cekungan. Pengendapan di lerengdan dasar cekungan terjadi berupa sedimen turbidit dilaut dalam. Bahan-bahan rombakan ini ternyata masihmempertahankan si at endapan delta yang dierosinya,yaitu kaya akan endapan batupasir dan batuan berlimpahzat organik, namun berupa sedimen rombakan.

    Pengendapan kembali batuan-batuan ini terjadibersamaan dengan de ormasi secara tektonik gayaberatyang berhubungan dengan de ormasi turbidit. Batupasirdan batuan induk rombakan di laut dalam ini, bersamade ormasi strukturnya, ternyata dapat menggenerasikan(membentuka), menyimpan, dan memerangkap migasseperti di tubuh batuan asalnya, endapan delta. Maka arealaut dalam yang kaya akan bahan rombakan asal deltamenjadi area yang kaya migas.

    Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an konsep ini telahmenjadi dasar eksplorasi migas di laut dalam dan telahterbukti baik di berbagai wilayah seperti di laut dalam

    eluk Meksiko, A rika Barat Daya, dan Laut Utara.Konsep ini telah diterapkan di Selat Makassar sepanjangtahun 1990-an dan juga terbukti berhasil menemukanbanyak lokasi yang kaya akan migas.

    Sebenarnya, eksplorasi minyak di Cekungan KutaiKalimantan imur yang telah dilakukan oleh Belandasejak akhir abad ke-19 pada awalnya tidak mengenalendapan delta sebagai konsep eksplorasi. Hal inikarena pengetahuan tentang delta pada saat itu belum

    dan 125 Tahun Eksplorasi Migas

    di Kaltim-Selat Makassar

    Delta Mahakam

    Oleh: Awang H. Satyana

    Delta-delta purba adalah wilayah yang terkenal kaya akan migas. Alur-alur sungai padatubuh delta merupakan lokasi pengendapan pasir. Dataran di antara alur-alur sungaitersebut merupakan area yang sangat subur tempat vegetasi hutan pantai sepertibakau atau nipah tumbuh. Lalu, ketika delta sudah tidak aktif lagi karena perpindahanalur sungai utama, laut pun akan menggenanginya yang mengendapkan sedimenberbutir halus yang tebalnya dapat mencapai ribuan meter. Setelah jutaan tahunberturut-turut, terbentuklah reservoir batupasir, batuan induk kaya zat organik yangmatang oleh timbunan ribuan meter sedimen, dan batuan penyekat yang nantinya akanmenjadi penyekat perangkap minyak bumi dan gas bumi (migas) di dalam batupasir.

    ARTIKEL

    Salah satu rig pengeboran minyak Indonesia di lepas pantai. Sumber: Dok. Pusdatin, KESDM.

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    15/57

    GEOMAGZ | JUNI 20156 27

    Kali ini Pemerintah memperkenalkan sistem KontrakBagi Hasil (1968) dengan mengundang perusahaan-perusahaan minyak internasional untuk melakukaneksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi diKalimantan imur. Eksplorasi pun berjalan dengan cepatdan sangat intensi menggunakan konsep atau metodeatau teknologi yang semakin maju. Lapangan-lapanganbesar hingga raksasa, baik di tempat lama maupun masukke area baru, yaitu lepas pantai Kalimantan imur, punditemukan.

    Di daratan di wilayah Antiklinorium Samarindan, Huffcomenemukan lapangan-lapangan gas besar-raksasa sepertiBadak (1972), Nilam (1974), dan Mutiara (1981). Diwilayah lepas pantai, Union Oil dan Japex menemukanlapangan minyak raksasa Attaka (1970), kemudianKerindingan dan Melahin (1972), Sepinggan (1975) danYakin (1976). otal, di wilayah lepas pantai Kalimantan

    imur menemukan lapangan besar Bekapai (1972),lapangan minyak raksasa terbesar di Kalimantan imur,Handil (1974), kemudian ambora (1974), lapangan gassuperraksasa unu (1982), lapangan Sisi dan lapangan gasraksasa Peciko/NW Peciko (1991).

    Bila diikuti selama sekitar 100 tahun, sejak penemuanpertama oleh Louise dan Mathilde pada tahun 1897/1898sampai penemuan lapangan Peciko (1991), kita bisamelihat perkembangan konsep dan metode atau teknologiyang semakin maju. Demikian pula, area eksplorasi punsemakin berkembang keluar dari area klasik ke area baru,termasuk ke wilayah laut yang semakin dalam.

    Area Kalimantan imur pun menjadi tempat pembuktianmotto eksplorasi wilayah rontier (luar atau jauh),yaitu: go to extremes and you will nd hydrocarbons.Sejak tahun 1990-an, dengan berkembangnya konsepdan teknologi eksplorasi laut dalam, perairan laut

    dalam Kalimantan imur-Selat Makassar menjadiajang pembuktian ini. Sumur Perintis-1 (1993, MobilOil Makassar Straits) merupakan sumur pertama yangberhasil membuktikan bahwa reservoir dan batuan i nduklaut dalam berasal dari area delta di paparan. Dengankeberhasilan ini, maka eksplorasi laut dalam di S elatMakassar dimulai secara signikan, baik di lereng benua,maupun di dasar samudera/lantai cekungan. Unocalmerupakan perusahaan spesialis bidang eksplorasi areaini.

    Banyak sumur eksplorasi laut dalam dibor di seluruh areaCekungan Makassar Utara pada akhir tahun 1990-anhingga dan 2000-an. Eksplorasi itu berhasil menemukanlapangan-lapangan migas dengan reservoir laut dalamseperti West Seno, Ranggas, Bangka, Gendalo, Gada, danGula. Saat ini, lapangan West Seno telah memroduksikanminyak, sementara lapangan lainnya dalam tahappengembangan untuk pada saatnya nanti akandiproduksikan. Pekerjaan eksplorasi masih dilakukan

    berbagai perusahaan minyak di area ini sampai kini untukmenemukan lapangan migas baru.

    Kalimantan imur mulai dari daratan, pantai hinggapaparan, dan Selat Makassar dari Cekungan Kutai sampaiCekungan Makassar Utara adalah daerah yang secarageologi migas merupakan area yang sangat pentingsebagai penghasil migas Indonesia. Secara geosains, areaitu pun sangat penting. Dari sejarah eksplorasinya yangmerentang selama 125 tahun, area ini menunjukkankebenaran motto eksplorasi go to extremes and you willnd hydrocarbons. Eksplorasi di area ini telah berangkatdari daratan ke laut yang semakin dalam dan terusmenemukan hidrokarbon.

    Penulis adalah Staf Khusus Kepala SKK Migas

    berkembang. Namun, pada akhir 1960-an dan awal 1970-an ketika p emerintah Indonesia membuka sistem KontrakBagi Hasil yang dapat mendatangkan perusahaan-perusahaan minyak internasional, eksplorasi migas diKalimantan imur sepenuhnya menggunakan konsepdelta.

    Eksplorasi Kalimantan Timur-SelatMakassar (1890-2015)Eksplorasi migas di daratan Kalimantan imur sampailaut dalam Selat Makassar dimulai sejak akhir abadke-19 sampai saat ini, hampir 125 tahun. Hal inimenunjukkan kepada kita bahwa sukses itu perlu waktu,kecerdasan, konsistensi, keberanian, dan dukungannansial. Secara hukum korporasi, industri migas diKalimantan imur dimulai pada 30 Juni 1891, ketika duakonsesi pertambangan bernama Mathilde dan Louise, diBalikpapan dan sekitarnya, tercatat di dalam Undang-Undang Pertambangan Kolonial Belanda, diberikan

    kepada seorang pengusaha bernama J.H. Menten.Pada praktiknya, usaha eksplorasi pertama di Kalimantan

    imur dilakukan dengan cara memetakan rembesan-rembesan minyak yang terjadi. Dari pemetaan, diketahuibahwa rembesan minyak terjadi sepanjang jalur antaraBalikpapan sampai sebelah utara Samarinda. Wilayahini kemudian diketahui sebagai jalur-jalur antiklinsejajar yang terkenal sebagai Antiklinorium Samarinda.Pengeboran eksplorasi pertama dilakukan di Louise-1(1897) menemukan minyak, kemudian Mathilde-1(1898), juga menemukan minyak. Penemuan ini menjadipenemuan lapangan minyak pertama di Kalimantan

    imur. Kegiatan kemudian berjalan dengan cepat.Dua lapangan itu segera memroduksikan minyak,sampai hampir 40.000 barel setahun. Kilang minyak diBalikpapan pun segera didirikan dan mulai beroperasisejak tahun 1901.

    Sukses eksplorasi dan produksi di ujung selatanAntiklinorium Samarinda itu segera menyulut eksplorasidi sepanjang jalur-jalur antiklin lainnya ke sebelah utara.Penemuan lapangan-lapangan minyak lain pun terjadiselama 40 tahun berikutnya sampai Perang Dunia IIoleh berbagai perusahaan minyak Belanda. Mereka

    menemukan lapangan-lapangan seperti Samboja,Sanga-Sanga, Semberah, Sungai Nangka-Sambutan, danSangatta. Metode eksplorasi yang digunakan pun semakinmaju sesuai dengan perkembangan zaman, termasuksurvei seismik pertama yang dilakukan BPM di sepanjangAntiklinorium Samarinda pada 1939-1941, dari Sambojasampai Sangatta.

    Setelah Perang Dunia II dan dua puluh tahun s esudahnya,eksplorasi migas di Indonesia ditandai oleh periodepenghancuran lapangan-lapangan minyak oleh paraoperator perusahaan Belanda agar lapangan-lapanganini tidak bisa diman aatkan Jepang. Kemudian, setelehIndonesia merdeka, lapangan-lapangan ini direhabilitasioleh pemerintah Indonesia. Sejak saat itu, eksplorasikembali digiatkan di Kalimantan imur.

    gra f Kalimantan dan Sulawesiosen Akhir (8 jt.tyl)

    andWilson(1998)

    Daratan(pegunungan& rendahan)

    Fluvial & lakustrin(arah aliranpurba)

    Volkanik(tersingkap& tenggelam)

    Paparankarbonatlautdangkal

    Paparanklastiklautdangkal

    Klastiktepilaut (delta, pasang-surut,batubara)

    Deltabesar

    Serpih/napal bathial,karbonat

    Serpih & napal bathial

    Moss andWilson(1998)

    gra Kalimantan dansi pada Pliosen Awal

    (4 jt.tyl)

    lautdalam

    Lapangan-lapangan minyak (hijau) dan gas (merah)di Delta Mahakam-Laut Dalam Selat Makassar

    BATUPASIRDATARAN DELTA

    BATUPASIRMUKADELTA

    KARBONATTEPIPAPARAN

    BATULEMPUNG

    MARIN

    BATUPASIR

    TURBIDIT

    TB

    Penampang geologi (barat-timur) Delta Mahakam-Selat Makasardan beberapa lokasi lapangan migas.

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    16/57

    GEOMAGZ | JUNI 20158 29

    Indonesia menghadapi kendala dengan cadangan danproduksi minyak bumi yang terus mengalami penurunan,sedangkan peman aatan energi lainnya belum jugasignikan. Untuk itu, Pemerintah harus berperanlebih besar lagi dalam hal kebijakan dan insenti untukmeningkatkan diversikasi (pengakeneragaman) energi.Namun, upaya ini tentu saja memerlukan pemecahanberbagai sumbatan (the bottlenecking), investasi yangserius, dan memerlukan waktu paling tidak satu dekadeke depan.

    Di sisi lain, akhir-akhir ini ada enomena menarik yakniterjadi penurunan harga minyak mentah (crude oil)di pasar global. Secara hukum ekonomi dasar saja kitadengan mudah mengetahui, hal ini tentu i ni menandakanadanya pasokan yang lebih besar dari p eriodesebelumnya. ernyata meningkatnya pasokan minyakdi tingkat global ini disebabkan berlimpahnya produksimigas nonkonvensional utamanya di tiga negara besar,

    yaitu Amerika Serikat, Kanada dan Rusia. Ketiga negaraini beberapa tahun terakhir ini memang telah banyakmelakukan kegiatan eksplorasi untuk pengembanganmigas nonkonvensional. Seiring dengan menipisnyacadangan migas selama ini, maka potensi migasnonkonvensional sangat menjanjikan untuk di eksplorasidan dikembangkan. Bagaimana kondisinya di Indonesia?

    Hidrokarbon: Konvensional danNonkonvensionalHidrokarbon atau sering disebut minyak dan gas bumi(migas), secara klasikasi umum dalam geologi dapatdibedakan menjadi dua, yaitu migas konvensional danmigas nonkonvensional. Migas konvensional adalahminyak dan gas bumi yang telah bermigrasi dari batuaninduk (source rock) ke dalam batuan reservoir denganpermeabilitas sedang-tinggi dan terperangkap olehkondisi struktur ataupun stratigra. Pada umumnyamigas konvensional dapat diproduksi melalui teknologipengeboran vertikal biasa atau produksi primer (primaryoil recovery) dan atau teknologi produksi sekunder(secondary oil recovery). Minyak bumi dan gas bumiyang umumnya kita gunakan saat ini adalah migaskonvensional.

    Migas nonkovensional adalah minyak dan gas bumi yangterkandung dalam batuan induk itu sendiri maupunyang telah bermigrasi dan berkumpul pada batuanlainnya (reservoir) yang berdekatan, dengan karakteristikpermeabilitas rendah-sangat rendah. Untuk memproduksimigas nonkonvensional diperlukan teknologi tinggi danbiaya yang lebih besar, yaitu teknologi produksi tersier(tertiary oil recovery) dengan cara pemboran horisontal(horizontal drilling) kemudian pembuatan rekahandengan cara menembakkan uida campuran air danzat kimia dalam lapisan target (hydraulics fracturing) sehingga minyak dapat dialirkan melalui rekahan-rekahantersebut dan dipompa ke atas permukaan.

    ARTIKEL

    Migas NonkonvensionalOleh: Joko Parwata

    Pasokan energi di dunia termasuk Indonesia sampai kini sebagian besar masihditopang oleh hidrokarbon, khususnya minyak dan gas bumi (migas). Persentasepasokan hidrokarbon dalam bauran pemakaian energi di seluruh dunia pada 2012mencapai 52,7%, terdiri atas minyak bumi 31,4 % dan gas alam 21,3%. Sedangkan diIndonesia persentase migas dalam pemakaian bauran energi nasional mencapai 69,9%,bahkan dari minyak bumi saja mencapai 49,5%.

    Formasi serpih coklat ( brown shale ), Karbindo, Cekungan Sumatra Tengah. Foto: Tim Shale Gas PSG.

    Formasi Kelesa, Bukit Susah, Cekungan Sumatra Tengah.Foto: Tim Shale Gas PSG.

    Singkapan shale di Karbindo. Foto: Tim Shale Gas PSG.

    dan Prospek Pengembangannya

    Jadi, pada prinsipnya migas konvensional dannonkonvensional merupakan barang yang sama, yangmembedakannya hanya pada letak (posisi keterdapatan)dan teknologi penambangannya. Jadi jenis-jenis minyakdan gas nonkonvensional pada prinsipnya meliputi: shaleoil and gas (minyak serpih dan gas serpih), tight oil and gas, immature oil (oil shale/solid bitumen atau bitumenpadat), heavy oil bitumen (oil sand/tar sand), coal bedmethane (CBM atau gas metan batubara).

    Shale oil and gas adalah minyak mentah dan gas alamyang ditemukan terperangkap di dalam ormasi batuanserpih atau batuan induk. Shale oil and gas telahdiproduksi selama bertahun-tahun dari serpih yangmemiliki rekahan-rekahan alami. Ledakan shale oil and gas dalam beberapa tahun terakhir ini disebabkan telah

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    17/57

    GEOMAGZ | JUNI 20150 31

    Kerogen tipe I yaitu kerogen yang terbentuk di perairandangkal, berasal dari algae yang bersipat lipid, denganindeks H/C-nya > 1,5 dan O/C < 0,1, dan menghasikanminyak. Kerogen tipe II terbentuk di lingkungan sedminelaut, berasal dari algae dan protozoa, indeks H/C antara1,2 1,5 dan O/C antara 0,1-0,3, dan menghasilkanminyak dan gas. Kerogen tipe III, terbentuk di daratandan berasal dari tumbuhan daratan dengan indeksH/C < 1,0 dan O/C > 0,3,serta menghasilkan gas.Adapun Kerogen tipe IVadalah kerogen yang telahmengalami oksidasi sebelumterendapkan, sehinggakandungan karbon telahterurai sebelum terendapkan;dan tidak menghasilkanhidrokarbon

    Ketiga, kematangan(maturity) . Denganmengetahui tingkatkematangan suatubatuan induk maka dapatdiperkirakan kemampuanbatuan tersebut untukmenghasilkan minyakatau gas bumi. ingkatkematangan suatu batuandapat diketahui denganpemantulan vitrinit (% Ro),indeks alterasi termal ( AI)dan temperatur maksimumpada pirolisis ( max).

    Pada batuan induk inilah sebenarnya kandunganhidrokarbon lebih banyak daripada pada batuan reservoirpada umumnya. Oleh karenanya, upaya pencarian danpengembangan migas konvensional bisa diibaratkanseperti memetik buah di pohon yang lebat.

    Konsep eksplorasinya pun jadi berbeda antara eksplorasimigas konvensional dan nonkonvensional. Jika eksplorasimigas konvensional kita mencari sebaran batuan reservoir

    berhasil dikembangkannya teknologi modern dalamrekah hidrolik (fracking) untuk membuat rekahan buatanyang luas di sekitar sumur produksi. Shale oil and gastelah menjadi sumber energi yang semakin penting dariproduksi migas di Amerika Serikat, Kanada, dan Rusiasejak awal abad ini.

    Tight oil (sebagian menyebut sebagai shale oil atau lighttight oil, disingkat L O) adalah minyak bumi yang terdiridari minyak mentah light yang terkandung dalam ormasibatuan dengan permeabilitas yang rendah, seringnyaberupa serpih atau batu pasir yang ketat. KemudianImmature Oil (Oil Shale /Solid Bitumen) adalah setiapbatuan sedimen yang mengandung bahan bitumen padat(disebut kerogen) yang dapat diekstrak sebagai cairanminyak bumi seperti ketika batu dipanaskan dalam prosespirolisis.

    Heavy Oil Bitumen (Oil Sand/Tar Sand) merupakan pasirlepas atau batu pasir terkonsolidasi yang mengandungcampuran alami dari pasir, tanah liat, dan air, denganbentuk yang padat dan sangat kental jenuh denganminyak bumi secara teknis disebut sebagai aspal (ataubahasa sehari-hari tar karena penampilan yang sama, baudan warna). Coal Bed Methane (CBM) adalah metana(gas alam) terjebak dalam lapisan batubara bawah tanah.Untuk mengekstrak gas, setelah pengeboran ke jahitan,perlu untuk memompa sejumlah besar air dari lapisanbatubara untuk menurunkan tekanan. Hal ini sering jugadiperlukan untuk Frack jahitan untuk mengekstrak gas.

    Batuan Induk dan Keterdapatan MigasNonkonvensionalBatuan induk (source rock) sebagai sumber akumulasi

    hidrokarbon pada umumnya denisikan sebagaibatuan karbonat yang berasal dari zat-zat organik yangterendapkan oleh proses sedimentasi. Batuan induk inilahyang merupakan batuan sedimen yang sedang, akan danatau telah menghasilkan hidrokarbon ( issot and Welte,1984). Oleh karena itu, berbicara mengenai shale andtight hydrocarbons memang tidak dapat dilepaskan darikeberadaan batuan induk.

    Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yangdisebut batuan induk kaya kandungan unsur karbon(high TOC-Total Organic Carbon ). Peter dan Cassa (1994)membagi atas 5 jenis batuan induk, yaitu: Poor sourcerock 0 0,5 % OC; Fair source rock 0,5 1 % OC; Goodsource rock 1-2 % OC; Very good source rock 2-4% OC;dan Excellent >4 % OC. Adapun syarat-syarat sebagaibatuan induk, yaitu mengandung kadar organik yangtinggi dan mempunyai jenis kerogen yang berpotensi

    menghasilkan hidrokarbon dan telah mencapaikematangan tertentu sehingga dapat menghasilkanhidrokarbon.

    Untuk keperluan identikasi batuan induk, makaparameter yang dinilai dalam penginterpretasiannya adabeberapa hal. Pertama, kuantitas yang dapat diperolehdengan mengetahui persentase jumlah material organikdi dalam batuan sedimen. Semakin tinggi OC makabatuan induk tersebut semakin baik dalam menghasilkanhidrokarbon. Kedua, kualitas jenis kerogen. Kualitas/ jenis diketahui dengan indeks hidrogen yang dimilikioleh batuan induk. Dengan mengetahui besarnya makatipe kerogennya dapat diketahui sehingga produk yangdihasilkan pada puncak p ematangan dapat pula diketahui.Jenis kerogen meliputi Karogen ipe I hingga ipe IV. Formasi Sangkarewang, Cekungan Ombilin. Foto: Tim Shale Gas PSG.

    Ilustrasi tipe-tipe migas dan lokasi keterdapatannya. Sumber: www.neftex.com

    Ilustrasi eksplorasi dan eksploitasi migas layaknya mecari dan memanen buah. Sumber: Understanding Unconventional Oil.Canadian Society for Unconventional Resources (CSUR), 2013

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    18/57

    GEOMAGZ | JUNI 20152 33

    dan jebakan (trap) baik stratigra maupun struktur,sedangkan untuk migas konvensional justru mencarisebaran batuan induknya, bahkan kandungan minyak dangas semakin banyak di bagian sinklin (rendahannya).

    Indikasi dan Prospek MigasNonkonvensional di IndonesiaBeberapa penelitian menyatakan Indonesia memilikipotensi shale oil and gas. Hasil penelitian pendahuluandari Badan Geologi mengidentikasi pula sebaranbatuan pembawa bitumen padat (oil shale) . Potensibitumen padat hasil inventarisasi Badan Geologi sebesar11,5 miliar ton. Formasi serpih/batuan induk terdapatbaik pada umur ersier maupun Pra ersier. Beberapasingkapan yang diambil percontoh oleh Badan Geologimenunjukkan adanya keterdapatan shale oil and gas antara lain di Cekungan Ombilin, Cekungan Kabanjahedan Cekungan Kuansing.

    Kemudian, hasil kajian regional Badan Geologi padatahun 2011 yang didasarkan pada data sebaran ormasibatuan induk dan data geokimia pada cekungan-cekungan sedimen utama, telah berhasil menghitungpotensi shale gas total di Indonesia sebesar 574 cF(trillion cubic eet = 109 cubic eet).

    Sedangkan hasil kajian EIA/ARI dalam laporannyatentang World Shale Gas and Shale Oil Resources

    Assessment pada tahun 2013 mengungkapkan bahwapotensi shale oil and gas di Indonesia utamanyaterkandung dalam ormasi endapan laut dan sebagianpada ormasi batuan serpih non marine yang berupacoaly shale deposits. Potensi besar terdapat di CekunganSumatra engah, Cekungan Sumatra Selatan, CekunganKutai dan Cekungan arakan dengan endapan batuanserpih tebal yang umumnya merupakan endapanlakustrin. Cekungancekungan tersebut dan jugamerupakan cekungan-cekungan penghasil hidrokarbonkonvensional yang cukup besar. Kajian EIA/ARI iniberhasil mengestimasi potensi shale gas sebesar 46 cF

    dan potensi shale oil sebesar 7,9 milyar barel risked, yangsecara teknis dapat diproduksi; dan 303 cF shale gas dan234 milyar barel shale oil risked.

    Secara umum keberadaan shale oil and gas di Indonesiabagian barat berasosiasi dengan struktur geologi yangrelati sederhana, tetapi didominasi oleh endapan serpihnon-marine yang mempunyai si at lebih ketat. Sebarandi Indonesia bagian barat meliputi Cekungan Sumatra

    engah (Formasi Brown Shale), Cekungan SumatraSelatan (Formasi alang Akar), Cekungan Kutai (FormasiBalikpapan) dan Cekungan arakan (Formasi abul,Formasi Meliat dan Formasi Naintupo).

    Sedangkan Indonesia bagian timur didominasi olehendapan laut serta pantai (lebih brittle) , tetapi dengan

    struktur geologi yang lebih kompleks. Cekungan-cekungan di Sulawesi, Seram, Buru dan Papua dikenalkaya dengan endapan laut (marine deposites) dan batuaninduk berkualitas bagus, tetapi memiliki kendala tataantektonik yang kompleks. Beberapa cekungan yangpotensial antara lain: Cekungan Bintuni (Formasi Ai amdan Formasi ipuma), Cekungan omori (Formasi Lower

    omori), dan Cekungan Bula (Formasi Manusela)

    Hingga kini pemerintah Indonesia melalui KementerianEnergi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) barumemiliki wilayah kerja shale gas yang dioperasikan PPHE MNK Sumbagut. Kontrak kerja sama (KKS) shalegas pertama telah ditandatangani pada 15 Mei 2013di Forum IPA ke-37. Wilayah tersebut diperkirakanmengandung potensi shale gas sebesar 18,56 cF. Denganinvestasi sekitar USD 7,8 miliar, pihak Pertaminamenargetkan produksi perdana dapat diperoleh padatahun ke-7 setelah enam tahun tahap eksplorasi perdanakontrak wilayah kerja shale gas.

    Selanjutnya, pada 2014, pemerintah menawarkan 8wilayah kerja (WK) shale gas, terdiri dari 5 WK melaluitender langsung atau joint study dan 3 WK melaluitender reguler. Wilayah kerja yang ditawarkan melaluipenawaran langsung adalah MNK Sakakemang Deep,MNK Bengkalis Deep, MNK Jambi Deep, MNK BloraDeep dan MNK Palmerah Deep. Sedangkan wilayah kerja

    yang ditawarkan melalui tender regular adalah MNKShinta, MNK North arakan dan MNK Kutai.

    Di tingkat global, perkembangan shale oil and gas inisecara signikan telah membawa berbagai dampaksosial, politik dan ekonomi, termasuk di Indonesia.Pengembangan shale gas dan tight oil di AS telahmengubah pasar energi global. AS pun saat kini samasekali tidak perlu mengimpor LNG lagi. Namun, dalamkenyataannya banyak negara yang belum memproduksiminyak nonkonvensional termasuk Kawasan imur

    engah sebagai produsen utama migas di dunia.

    Indikasi serta prospek migas nonkonvensional diIndonesia sangat menjanjikan bila terus dikembangkan.Pengembangan ini sangat penting dilakukan demiterjaminnya ketersediaan dan ketahanan energi di tanahair kita, karena kalau terus saja bersandar pada migaskonvensional, tentu saja kita akan kewalahan. Dengandemikian, Indonesia harus mengembangkan ilmupengetahuan dan teknologi serta p endekatan konsep-konsep baru terhadap peta penyediaan energi di tanah air,termasuk untuk migas nonkonvensional ini.

    Penulis adalah Kepala Subbagian Pengelolaan Informasi,Sekretariat Badan Geologi, sejak 22 Juni 2015.

    Stratigra dan korelasi batuan induk beberapa cekungan migas utama di Indonesia. Sumber: EIA/ARI World Shale Gas and Shale OilResource Assessment, 2013.

    Ilustrasi keterdapatan gas nonkonvensional, yaitu: gas metana batubara ( coal bed methane ), gas ketat ( tight gas ), dan gasserpih ( shale gas ),berbanding dengan gas konvensional. Ilustrator: Roni Permadi, digambar ulang dari berbagai sumber.

    Jebakan Geologi

    Gas konvensionalGas serpih

    Gas metana batubara Gas ketat

    M igra s i ga s

    sepan jang wa k tu geo lo

    g i

    Ba tuan sum ber yang m

    a tang dengan

    s i sa ga s yang t ida k ber

    m igra s i

    Re ser vo ir b ia sa yang k

    e ta t

    Re ser vo ir permea be l b

    ia sa

    Sa luran Menda tar+ Re ka han

    Pen ye ka t a ta s

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    19/57

    GEOMAGZ | JUNI 20154 35

    Dataran tinggi di bagian tengah Pulau Jawa ini ini sejakzaman Belanda dikenal sebagai penghasil sul ur. MenurutSoetarjo Sigit dan kawan-kawan (1969), dari eksplorasipada tahun 1921 dan 1923 diketahui ada cadangan36 ribu ton material lumpur yang 41% di antaranyamengandung sul ur. Menurut hasil penelitian ahli Sovyetdan Indonesia, cadangan terbukti sul ur ini sebesar 52.763ton.

    Dalam perkembangannya, Dieng yang kini dikelola olehP . Geo Dipa Energi, ternyata menyimpan cadanganenergi listrik yang sangat besar sehingga berpeluang bisa

    Panas BumiDiengOleh: Priatna

    Sepanjang mata memandang, pipa-pipa besar meliuk-liuk turun atau melingkarsejajar, seolah mencari jalan. Ujung pandangan tertumpu pada kepulan asap putih yang senantiasa mengalun, menguar dari perut bumi, dan keluar dari cerobong. Pipa-pipa besar dan asap putih yang terus mengalun itu menjadi pemandangan yang khasdi dataran tinggi yang diberkati berbagai anugerah: Dataran Tinggi Dieng.

    Instalasi panas bumi PT Geo Dipa Energi, Dieng. Foto: Priatna.

    berswasembada energi. Selain panas bumi, Dieng jugamemiliki potensi wisata bumi (geowisata). Meskipunmasih terdapat beberapa masalah yang dihadapi, namunpotensi panas bumi Dieng berikut geowisatanya masihtetap tinggi.

    Sejarah Singkat PemanfaatanEksplorasi sul ur itu mendahului eksplorasi panas bumi,sebagaimana yang kita lihat dari pipa-pipa panjang danuaran asap itu. Eksplorasi panas bumi di Dieng dimulaioleh pemerintah Belanda pada 1928. Saat itu, dilakukanpemboran beberapa lubang sedalam 80 m, tetapi tidakdilanjutkan. Antara 1964-1965 UNESCO menetapkanDieng sebagai salah satu prospek panas bumi di Indonesiayang sangat bagus. Hal ini ditindaklanjuti oleh USGS,pada tahun 1970 USGS melakukan survei geosika dantahun 1973 melakukan pengeboran 6 sumur dangkal.

    Dua dasawarsa kemudian, pada 1994, Cali orniaEnergy International (CEI) menandatangani kontrak

    pembangunan pembangkit (4,150 MW), dan No.1 (60MW) selesai dibangun pada 1998. Meskipun 45 sumurpemboran mengkonrmasi adanya potensi panas bumisebesar 350 MW, pembangunan pembangkit No.2, 3, dan4 ditunda karena adanya dampak krisis moneter di Asia.

    Sejak Agustus 2001, pengelolaan panas bumi di Dataraninggi Dieng diupayakan oleh anak negeri, yaitu P .

    Geo Dipa Energi (disingkat: Geo Dipa). Perusahaan joint venture antara PLN dan Pertamina ini memperolehkepemilikan untuk mengusahakan panas bumi di Dataran

    inggi Dieng.

    Geo Dipa memiliki dua lokasi Kompleks PembangkitListrik enaga Panas Bumi (PL P). Pertama, PL P DiengUnit 1 yang berada di Kecamatan Batur, KabupatenBanjarnegara. Kedua, PL P Dieng Unit 2 yang terletak diKecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. otal arealnyaseluas 107.351,995 hektare. Adapun energi listrik yangdihasilkan pembangkit ini sebesar 60 MW yang setaradengan kebutuhan steam 400.000 kg/jam yang dipasokoleh 8 sumur produksi dari kemampuan maksimumproduksi steam sebesar 1.277 ton/jam atau setara dengan103,11 MW.

    Menurut petugas Geo Dipa, perusahaan ini kini memiliki47 sumur bor, yaitu 27 sumur berada di sebelah SelatanKawah Sikidang, dan 20 di s ebelah utara terletak dekatKawah Sileri. Dari jumlah itu, baru 8 sumur yangber ungsi sebagai sumur produksi, dan 2 sumur ber ungsisebagai sumur injeksi. Sumur lainnya masih memilikimasalah dengan endapan silika.

    Masalah Silika dan Peluang LainnyaMasalah lain yang harus dihadapi oleh para pengelolapanas bumi di Dataran inggi Dieng adalahmasalah silika. Selama ini unsur tersebut dianggapmenghambat kinerja pembangkit listrik di Dieng. Untukmenanganinya, banyak orang yang berupaya untukmemecahkan masalah tersebut.

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    20/57

    GEOMAGZ | JUNI 20156 37

    Menurut Calibugan, dkk. (2006), unsur silika yang terdiridari batuan kuarsa dan kristobalit, menjadi masalah seriusdalam pengoperasian pembangkit listrik bertenaga panasbumi di Dieng. Untuk menanganinya, harus mempelajariinteraksi antara uida dengan bebatuan reservoir. Darisitu, katanya, dapat ditentukan apakah silika itu terjadikarena proses interaksi di bawah permukan lapanganpanas bumi atau proses lainnya. Untuk menjawabnya,Calibugan dan kawan-kawan mendeduksinya dari analisismineralogi alterasi panas bumi Dieng.

    Hasilnya, berdasarkan temuan pada sumur pemboranDieng No. 4, Calibugan, dkk mengindikasikan bahwaalterasi panas bumi di lapangan panas bumi Diengdicirikan dengan adanya kalsit, adularia, pirit, epidot,silika, lempung, sul at (gipsum, anhidrit), dan zeolit.Berdasarkan pengumpulan mineral alterasinya, merekamenyimpulkan bahwa uida alterasinya bisa jadi pH-nyanetral.

    Adapun menurut kajian ohoku Electric Power Co.,Inc (2006), untuk mengoptimalkan kinerja pembangkitkarena adanya unsur silika yang menghambat kinerjaturbin pembangkit listrik, maka pembangkit listrikbertenaga panas bumi Dieng diharuskan menginjeksikan

    bahan-bahan kimia. Dalam hal ini, ohoku Electric PowerCo menginjeksikan air bersih untuk mencegah kehadiranunsur silika dalam pembangkit. Dengan demikian,peralatan untuk mencuci ( turbine washing equipment )bisa membersihkan keberadaan unsur silika.

    Persoalan selanjutnya adalah peman aatan mineralikutan. Dalam hal ini, menurut Mangara P. Pohan, dkk.(2008), di sana baru diman aatkan potensi panas buminyasaja. Adapun mineral lainnya atau potensi lainnya belumdiman aatkan.

    Dalam hal ini, mereka menemukan bahwapemercontohan yang dilakukan oleh Geo Dipa pada brinedan limbah padatan brine berupa slurry , diketahui brine mengandung mineral besi terlarut (Fe), mangan terlarut(Mn), seng, merkuri, timbal, arsen, sianida, dan slurry mengandung mineral di antaranya arsen, barium, boron,cadmium, kromium, tembaga, timbal, air raksa, selenium,perak, seng dan sili ka (P GDE, 2004). Penelitian yangpernah dilakukan, bahwa air kawah yang mengandungsul at dengan menambahkan batu kapur (CaCO 3) dapatmenghasilkan gipsum sintetis.

    Wahana WisataKeberadaan PL P Geo Dipa unit Dieng juga menjadiwahana berkembangnya wisata edukati dan geowisata.Hal tersebut, misalnya, mengemuka saat Kelompok Sadar(Pokdarwis) Wisata Dieng Pandawa bekerja sama denganGeo Dipa mengadakan pelatihan pemandu wisata bagiwarga Desa Dieng Kulon, Pawuhan, dan Karangtengah(Kabupaten Banjarnegara), Desa Sembungan dan Jojogan(Kabupaten Wonosobo), dan Desa Rejosari (KabupatenBatang).

    Dalam hal ini, pihak Geo Dipa Unit Dieng sangat terbukauntuk berbagai kunjungan wisata minat khusus ataumenerima siswa atau mahasiswa yang sedang melakukankerja praktek atau sedang menyelesaikan tugas akhir.Umumnya mendapat respons yang positi dari pihak GeoDipa.

    Selain itu, panas bumi di Dataran inggi Dieng jugadigunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

    sebagian warga Dieng. Misalnya di Dusun Bitingan, DesaKepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara,masyarakat meman aatkan panas bumi untuk keperluanrumah tangga. Mereka menggunakan panas bumi sebagaisumber air panas untuk keperluan mandi air hangatsetiap waktu tanpa memasak dengan kompor ataupunkayu bakar.

    Namun, masalah pun muncul. Misalnya, banyakwisatawan ke Dieng yang mempertanyakan keamananpipa-pipa panas bumi di sekitar objek wisata. Merekakhawatir pipa-pipa tersebut mengandung gas beracun

    Instalasi pembuangan uap panas bumi. Foto: Priatna.

    Silika yang mengendap dalam pipa. Foto: Priatna.

    Sumur eksplorasi PT Geo Dipa Energi, Dieng. Foto: Ronald Agusta.

    atau meledak. Pertanyaan tersebut yang menggiringGeo Dipa bekerja sama dengan Pokdarwis mengadakanpelatihan pemandu wisata, agar keterangan seputar bumiDieng menjadi jelas.

    Pertanyaan para wisatawan di atas sangat beralasan,mengingat pernah adanya pipa panas bumi yangmeledak. Pada Juli 2007, pipa brain water yangber ungsi mengalirkan air ke unit Dieng 9 dan 10 untukpendinginan pembangkit. Akibat ledakan tersebutpuluhan puluhan petani kentang yang berada di sekitarlokasi melepuh, akibat tersiram air mendidih dari pipa

    yang meledak. Sebelumnya, pada 1988 juga pernah terjadiledakan pipa yang menewaskan empat orang.

    Masalah lain adalah kejadian pencurian pipa p anasbumi (body side valve) tipe 31/8 3000 di Dusun Siterus,Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, padaMaret 2012. Meskipun pada akhirnya para pelakunyatertangkap, tetapi tetap saja kasus pencurian tersebut bisamengganggu aktivitas produksi panas bumi Dieng.

    Betapapun, potensi panas bumi Dieng sangat layakuntuk terus dikembangkan sebagai salah satu sumber

    penghasil listrik di Indonesia, mengingat begitu besarpotensi yang dikandung dataran tinggi itu. Namun,tentu saja dengan mengatasi terlebih dahulu masalah-masalah dasar yang bisa menghambat produksi listriknya,terutama masalah kandungan silika. Dan yang lebihpenting, membangkitkan kesadaran dan menerbitkankesepahaman di antara semua pihak yang berkepentinganterhadap sumber daya listrik terbarukan tersebut.

    Penulis, Kepala Subbagian Evaluasi dan Laporan, SekretariatBadan Geologi.

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    21/57

    GEOMAGZ | JUNI 20158 39

    Salah satu kendala dalam pasokan sumber listrikadalah status pengelolaan listrik khususnya energi baruterbarukan yang masih belum ditetapkan sebagai sebagaisebuah komoditas. Beberapa prakarsa telah diajukan.Salah satunya menetapkan bahwa pembangkit listrik yangmenggunakan sumber daya alam terbarukan seyogyanyadiperlakukan sebagai listrik in rastruktur dasar bagimasyarakat di wilayah terpencil, sedangkan pembangkitlistrik yang dibangun di pulau-pulau dan kota-kotabesar yang telah mapan dan berkualitas berbahan-bakartertentu, sebaiknya ditetapkan sebagai komoditas.

    Arus laut sebagai salah satu sumber energi terbarukankiranya patut dipertimbangkan. Sebagai sumberpembangkit energi, arus listrik dapat berperanterutama untuk daerah terpencil yang umumnya rasioelektrikasinya masih dibawah 60% seperti di Nusa

    enggara.

    Geologi Kepulauan Sunda KecilLangkah yang dilakukan p emerintah untukmengantisipasi kelangkaan/krisis energi adalah denganmelakukan diversikasi energi, yaitu penganekaragamanpenyediaan dan peman aatan berbagai sumber energibaru maupun terbarukan. Sementara, salah s atu sumberenergi yang cukup potensial untuk wilayah pesisir, daerahterpencil, dan pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau jaringan listrik nasional adalah sumber energi kelautan.

    Wilayah laut Indonesia yang melingkupi 2/3 wilayahIndonesia dengan garis pantai sepanjang 80,791 km,secara kualitati menyimpan potensi sumber energiterbarukan yang cukup prospekti terutama energi kinetikdari arus laut. Karena Indonesia merupakan negarakepulauan memiliki banyak pulau dan selat sehingga aruslaut akibat interaksi bumi-bulan-matahari mengalamipercepatan saat melewati selat-selat tersebut. Salahsatu daerah yag berpotensi arus laut sebagai sumberenergi adalah selat-selat di Kepulauan Sunda Kecil yangmemanjang dari Bali sampai ke imor merupakanperlintasan arus terpenting di bagian selatan Arus LintasIndonesia (Arlindo).

    Secara geologi pulau-pulau tersebut memiliki perbedaanproses pembentukan yang signikan. Bagian utarayaitu Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores dan Wetarterbentuk secara vulkanik; sedangkan pulau-pulaudi bagian selatan termasuk Sumba, imor dan Babar,terbentuk secara nonvulkanik, yaitu akibat pengangkatantumbukan Lempeng Benua Australia terhadap LempengBusur Banda. Selat-selat ini merupakan perlintasanarus terpenting di bagian selatan Arus Lintas Indonesia(Arlindo). Di selat-selat ini terjadi arus berkecepatanrelati kuat, bukan saja akibat Arlindo tetapi jugapengaruh bentuk geometrik dan pasang surut musiman(Gordon, 1995; Gordon et al. 1996; Susanto et al. 2000).Proses geologi tektonik dari Lempeng Benua Australiayang bergerak ke arah barat laut relati terhadap LempengBenua Eurasia juga tampak dari mor ologi dan bentukselat selat kecil di kawasan ini umumnya mengikuti pola

    struktur berarah sama, yaitu timur laut barat daya.

    Secara umum pola batimetri di selat-selat Bali sampaiNusa enggara mengikuti bentuk alur selat, mor ologidasar laut yang relati curam, terutama di bagian sisi kiridan kanan selat yang dekat garis pantai. Daerah-daerahtersebut umumnya berpola kontur yang sangat rapat,sejajar garis pantai dan semakin dalam ke bagian tengahselat membentuk mor ologi lembah yang curam. Polakontur ini dipengaruhi oleh adanya cekungan-cekungandasar laut di bagian tengah selat. Hal ini ditunjukkandengan pola kontur melingkar tertutup sehinggamembentuk mor ologi lembah.

    Mor ologi terjal di kedua sisi selat dengan lereng yangtererosi disebabkan oleh pergerakan secara periodikarus pasang surut dan arus global (Arlindo) yang sangatkuat melalui selat-selat tersebut. Sedangkan mor ologilembah memanjang selat menunjukkan bahwa tatanangeologi bawah dasar laut sangat berkaitan dengan

    periode aktivitas tektonik yang berkembang di daerahtersebut. Secara umum mor ologi dasar laut di selat-selat Bali sampai Nusa enggara sangat dipengaruhiaktivitas tektonik dan diduga merupakan alur cepat bagialiran massa air laut dari Laut Flores menuju Laut Sawu,terutama arus laut permukaan.

    Hasil Pemetaan dan KajianPerkembangan teknologi peman aatan energi kelautandi dunia saat ini sangat pesat. Hal ini antara laindipicu oleh meningkatnya tuntutan akan kebutuhanenergi listrik masyarakat kawasan pesisir dan semakinmaraknya isu pemanasan global yang mendorongpembatasan penggunaan bahan bakar hidrokarbon untukpembangkit listrik. Di Indonesia, kajian, pengembangandan pemetaan potensi energi laut telah dilakukan olehberbagai lembaga (litbang) dan swasta nasional sejaktahun 2000-an, namun masih secara parsial. Diperlukansuatu langkah sinergi untuk membuktikan bahwa energilaut dapat diandalkan dalam mendukung ketahananenergi nasional.

    Salah satu kelebihan karakter sik arus pasang surutadalah dapat terukur pada setiap lapisan kolom air,sehingga memberikan peluang lebih optimal dalam

    peman aatannya. Selain itu, turbin arus laut juga tidakmemerlukan perancangan untuk kondisi atmos er yangekstrem seperti turbin angin, karena keadaan di bawahair relati konstan, sehingga dapat diprediksi secaratepat karena kejadiannya merupakan enomena alamyang terjadi secara berkala. Sementara, kapasitas dayayang dihasilkan dapat dihitung dengan pendekatanmatematis. Ada pun teknologi ekstraksi energi arus lautdapat dilakukan dengan mengadaptasi prinsip teknologiekstraksi energi dari angin, yaitu dengan mengubahenergi kinetik dari arus laut menjadi energi rotasi yangmenghasilkan energi listrik.

    Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan(P3GL) sebagai lembaga yang berkaitan dengankelautan tidak terlepas dari upaya pengkajian potensi

    ARTIKEL

    Selat Bali dan Nusa TenggaraEnergi Arus LautOleh: Ai Yuningsih

    Kondisi kelistrikan di Indonesia saat ini masih belum merata. Rasio Elektrifkasisampai tahun 2013 dilaporkan mencapai sekitar 60-80%, tetapi di kawasan Indonesiabagian timur belum mencapai 45%. Tingkat penggunaan listrik bagi masyarakat,lazim dinyatakan dalam konsumsi listrik per kapita, juga tercatat masih belummemadai.

    Kekuatan gelombang laut. Foto: Ai Yuningsih.

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    22/57

    GEOMAGZ | JUNI 20150 41

    penelitian arus laut serta estimasi daya listri k yang telahdilaksanakan oleh PPPGL di perairan Bali dan Nusa

    enggara hingga 2012, sebagaimana pada tabel.

    abel di bawah mengungkapkan bahwa selat-selat diBali hingga Nusa enggara ternyata cukup potensialuntuk diman aatkan menjadi energi listrik. S ebab, secarateknis kecepatannya cukup untuk menggerakkan turbinpembangkit skala kecil hingga skala menengah dandapat menghasilkan listrik yang cukup optimal. Jikadikorelasikan dengan wilayah perairan lain di wilayahperairan Indonesia, maka banyak lokasi perairan selatyang mempunyai karakteristik arus seperti di selat-selat di

    Bali Nusa enggara.

    Namun, peman aatan energi arus laut sebagai p embangkitlistrik di Indonesia menghadapi beberapa kendala,terutama disebabkan oleh kapasitas nasional terhadappenguasaan teknologi energi laut masih terbatas. Di sisilain, turbin arus laut yang tersedia di pasaran sejauh ini

    disesuaikan dengan kondisi negara asal pembuatnya,yang karakteristik arus-laut dan pasang-surutnya sangatberbeda dengan karakteristik arus laut dan pasangsurut di Indonesia. Oleh karena itu, dalam upayameman aatkan energi arus laut yang lebih maksimal diIndonesia perlu dilakukan pengembangan perancanganprototipe turbin pembangkit yang cocok dengankarakteristik arus di Indonesia.

    Penulis bekerja di Pusat Penelitian dan Pengembangan GeologiKelautan.

    energi laut. Antara 2008-2012 misalnya, P3GLmelakukan penelitian potensi energi arus laut di selat-selat perairan Bali sampai Nusa enggara. Penelitianini meliputi pemetaan karakteristik dan potensi arusdengan mempertimbangkan kondisi hidrooseanogra,kondisi geomor ologi, dan karakteristik pesisir yangmemenuhi syarat untuk penempatan turbin pembangkitlistrik tenaga arus. Penelitian ini dilakukan untukmengetahui mor ologi, substrat dasar laut dan si at-si athidrooseanogra sehingga dapat diketahui nilai energikinetik arus laut yang dapat dikonversikan ke dalamenergi listrik dan re erensi lokasi yang memenuhi syaratyang dibutuhkan bagi sebuah PL AL (Pembangkit Listrik

    enaga Arus Laut).

    Pemilihan lokasi potensi ditetapkan melalui berbagaipertimbangan mengenai enomena massa air laut, dasarperairan, dan kondisi wilayah. Penelitian diawali denganstudi data sekunder untuk memahami kondisi daerahpenelitian sebagai acuan dalam kegiatan survei lapangan.

    Data sekunder meliputi data batimetri regional, geologiregional, arus regional dan data prediksi pasang surut daristasiun terdekat dengan lokasi penelitian.

    Kegiatan utama yang dilakukan dalam penelitian inimeliputi penentuan posisi dan p enggunaan sistemre erensi, pengukuran kedalaman, pengukuran arusdengan metoda transek dan stasioner, pengambilanpercontoh dan analisis sedimen, pengamatan pasut,pengukuran detail situasi dan karakteristik pantai. Hasilsurvei lapangan dilanjutkan ke tahap pengolahan datasehingga didapatkan in ormasi berupa konversi energiarus menjadi energi listrik serta data geomor ologi, yangkemudian akan dijadikan acuan dalam menentukanlokasi sumber energi arus laut dan kelayakan daerahpemasangan turbin arus laut.

    Berdasarkan hasil pemetaan potensi energi arus laut ini,diketahui bahwa selat-selat perairan di Bali hingga Nusa

    enggara merupakan daerah yang mempunyai kecepatanarus yang relati kuat. Selat-selat yang telah dipetakanadalah Selat oyapakeh tahun 2008, Selat Larantuka(2009), Selat Pantar (2010), Selat Molo (2011) dan SelatBoleng (2012).

    Dari hasil kajian diketahui bahwa besar kecilnyakecepatan arus di perairan selat sangat dipengaruhioleh beberapa aktor, di antaranya mor ologi dasar laut,posisi perairan, lebar perairan, dan kondisi pasang surut(tunggang air dan tipe pasang surut). Sementara sumberenergi arus pasang surut s angat bergantung kondisiperairan atau pola sirkulasi air yang laminer dengandurasi yang cukup. Dengan demikian, tidak semuaperairan memiliki potensi sumber energi, walaupunmemiliki aliran arus tetap. Karakter lain dari sumberenergi arus laut bersi at insitu, yaitu sumber dayanyatidak dapat dipindahkan.

    Kecepatan arus pasang surut di perairan pantai-pantai Indonesia umumnya sekitar

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    23/57

    GEOMAGZ | JUNI 20152 43

    Hasil penelitian yang dilakukan Puslitbang GeologiKelautan, Balitbang ESDM, Kementerian Energi danSumber Daya Mineral (PPPGL, KESDM, disingkat:PPPGL) sejak 1990-an, telah menemukan sumber-sumbergas biogenik yang cukup signikan yang terperangkappada lapisan sedimen laut dangkal berumur Holosen(

  • 7/23/2019 Geo Mag z 0502062015

    24/57

    GEOMAGZ | JUNI 20154 45

    gas metana (CH 4). Penelitian Andreassen, dkk tahun1995 menyebutkan indikasi kandungan gas hidratpada rekaman seismik reeksi, yaitu dicirikan olehadanya Bottom Simulating Reector (BSR) yang didugamerupakan sedimen pembawa gas dalam kondisiterkonsolidasi.

    Penelitian Gas BiogenikGas biogenik yang terdapat di bumi ini hampir mencapai20% dari seluruh sumber gas alam, tetapi keterdapatannyamenyebar pada kantong-kantong gas kecil den