Geomorf Deskripsi Bentuklahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Deskripsi bentuklahan

Citation preview

  • Tugas ke: 4

    MORFOGRAFI

    (Deskripsi Bentuk Lahan)

    Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geomorfologi

    Oleh:

    Yara Regina

    270110130064

    Kelas D

    Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran

    Jatinangor

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah, serta

    inayahnya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas sebagaimana seperti biasanya

    termasuk juga dengan penulis, hingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

    Morfografi.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi, dan juga

    untuk menambah wawasan serta memperluas ilmu pengetahuan yang ada dan mengetahui

    deskripsi bentuk lahan secara kualitatif berdasarkan genesisnya.

    Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah

    membantu penyelesaian makalah ini .

    Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca serta memperluas wawasan

    mengenai kajian ilmu geomorfologi. Penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam

    penulisan makalah ini, segala bentuk kesalahan dalam penulisan makalah ini merupakan

    tanggung jawab penuh penulis.

    Bandung, 19 Maret 2014

    Yara Regina

    (270110130064)

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

    1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1

    1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

    1.4 Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

    2.1 Pengertian Morfografi ...................................................................................................... 3

    2.2 Klasifikasi Bentuk Lahan ................................................................................................. 3

    BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................... 12

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan

    adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar

    laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi,

    tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang

    juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-

    bentuk geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya

    maupun aman. Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.

    Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau

    landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan

    mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu

    lingkungan tertentu.Untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis

    yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut. maka dapat

    dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh karena itu, untuk

    menganalisisdan mengklasifikasi bentang lahan selalu mendasarka

    pada kerangkakerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka

    dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu

    adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia.

    Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis

    khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam

    ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan,

    Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh

    batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi. Pada makalah ini akan

    dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan bentang lahan yang terbentuk berasal dari

    proses pelarutan

    1.2 Tujuan Penulisan

    1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi

  • 2

    2. Untuk menambah wawasan danilmu pengetahuan tentang deskripsi bentuk lahan

    secara kualitatif

    1.3 Rumusan Masalah

    1. Pengertian morfografi

    2. Faktor yang mempengarui entuk lahan

    3. Klasifikasi bentuk lahan

    1.4 Sistematika Penulisan

    Adapun sistematika penulisan makalah ini meliputi:

    Kata pengantar, daftar isi. BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang penulisan

    makalah, tujuan penulisan, rumusan masalah dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan

    meliputi kajian tentang morfografi, faktor yang meengaruhinya, dan klasifikasi bentuk

    lahannya. BAB III Kesimpulan yaitu suatu pernyataan atau opini penulis yang mewakili

    seluruh isi makalah dan Daftar Pustaka.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Morfografi

    Bentuk lahan atau Morfografi erupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil

    perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi di

    permukaan bumi.

    Bentuk lahan dikaji secara kuantitatif maupun kualitatif (morfometri) dimana

    tujuannya mendiskripsikan relief bumi. Bentuk lahan konstruksional misalnya gunung api,

    patahan, lipatan, dataran, plato, dome dan pegunungan kompleks. Sedangkan bentuk lahan

    distruksional meliputi bentuk lahan erosional, residual dan deposisional. Cabang yang

    mengkaji tentang bentuk lahan disebut Geomorfologi Statis.

    Cara Terbentuknya (Genesis)

    Cara terbentuknya bentuk lahan dan perkembangan selanjutnya dalam waktu

    yang lama dikaji dalam Geomorfologi Genetik. Bentuk muka bumi disebabkan oleh adanya

    tenaga Geologi.

    Proses

    Proses merupakan perubahan bentuk lahan dalam waktu yang relatif pendek

    akibat adanya gaya eksogen serta waktu perkembangannya relatif pendek. Poses ini dikaji

    dalam Geomorfologi Dinamik.

    Lingkungan (enviroment)

    Proses Geomorfologi terjadi karena adanya kontak dengan lingkungan misalnya

    tanah, air tanah, air permukaan serta vegetasi termasuk kotak dengan manusia akan

    mempengaruhi terhadap bentuk lahan maupun proses yang terjadi.

    2.2 Klasifikasi Bentuk Lahan

    Tujuan klasifikasi bentuklahan adalah untuk mempermudah dalam penelitian

    geomorfologi, yaitu dengan menyederhanakan bentuklahan permukaan bumi yang kompleks

    menjadi satuan-satuan yang mempunyai kesamaan dalam sifatdan perwatakannya.

    Sifat dan perwatakan bentuklahan dicerminkan oleh kesamaan :

  • 4

    1. Struktur geologi : memberikan informasi morfologi, morfogenesa dan morfokronologi

    2. ProsesGeomorfologi : memberikan informasi bagaimana bentuklahan terbentuk, meliputi

    informasi morfografi, morfogenesa, dan morfokronologi

    3. Kesan topografi dan ekspresi topografi : konfigurasi permukaan bentuklahan yang

    memberikan informasi morfometri dan bentuk lereng.

    Klasifikasi satuan bentuklahan mempunyai karakteristik tertentu yang sangat

    tergantung pada skala peta yang digunakan. Semakin besar skalanya semakin detil

    karakteristik yang dapat mencirikan satuan geomorfologi atau satuan bentuk lahannya.

    Berdasarkan klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1969) dan Verstappen

    maka bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 8 satuan bentuklahan utama

    (geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta yang

    digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut

    1. Bentuklahan asal struktural

    Gambar 2.1 Bentuk lahan struktural

    Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik,

    yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat

    konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini

    dibentuk oleh kontrol struktural. Bentuklahan asal struktural adalah sebagai berikut

    Pegunungan blok sesar (simbol : S1)

    Gawir sesar (simbol : S2)

    Pegunungan antiklinal (simbol : S3)

  • 5

    Perbukitan antiklinal (simbol : S4)

    Perbukitan atau pegunungan sinklinal (simbol : S5)

    Pegunungan monoklinal (simbol : S6)

    Pegunungan atau perbukitan kubah (simbol : S7)

    Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)

    Lembah antiklinal (simbol : S9)

    Hogback atau cuesta (simbol : S10)

    2. Bentuklahan asal denudasional

    Gambar 2.2 Bentuk Lahan Denudasional

    Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan

    gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan

    baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan

    dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas

    erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian

    terendapkan.

    Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau

    tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuklahan asal

    denudasional adalah sebagai berikut

    Pegunungan terkikis (simbol : D1)

    Perbukitan terkikis (simbol : D2)

    Bukit sisa (simbol : D3)

    Perbukitan terisolir (simbol : D4)

    Dataran nyaris (simbol : D5)

    Kaki lereng (simbol : D6)

    Kipas rombakan lereng (simbol : D7)

    Gawir (simbol : D8)

    Lahan rusak (simbol : D9)

  • 6

    3. Bentuklahan asal gunungapi (vulkanik)

    Gambar 2.3 Bentuk Lahan Volkanisme

    Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang

    bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang

    secara umum disebut bentuk lahan gunungapi atau vulkanik. Bentuklahan asal gunungapi

    adalah sebagai berikut

    Kepundan (simbol : V1)

    Kerucut gunungapi (simbol : V2)

    Lereng gunungapi (simbol : V3)

    Kaki gunungapi (simbol : V4)

    Dataran kaki gunungapi (simbol : V5)

    Dataran kaki fluvio gunungapi (simbol : V6)

    Padang lava (simbol : V7)

    Lelehan lava (simbol : V8)

    Aliran lahar (simbol : V9)

    Dataran antar gunungapi (simbol : V10)

    Leher gunungapi (simbol : V11)

    Boca (simbol : V12)

    Kerucut parasiter (simbol : V13)

  • 7

    4. Bentuklahan asal fluvial

    Gambar 2.4 Bentuk Lahan Asal Fluvial

    Bentuklahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa

    pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-bentukan

    deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain dengan struktur

    horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentuklahan asal fluvial adalah

    sebagai berikut

    Dataran aluvial (simbol : F1)

    Rawa, danau, rawa belakang (simbol : F2)

    Dataran banjir (simbol : F3)

    Tanggul alam (simbol : F4)

    Teras sungai (simbol : F5)

    Kipas aluvial (simbol : F6)

    Gosong (simbol : F7)

    Delta (simbol : F8)

    Dataran delta (simbol : F9)

    5. Aluvial Plain / Kipas Darat

    Gambar 2.5 Bentuk Lahan Aluvial Plain

  • 8

    Bentang lahan kipas aluvial merupakan hamparan bahan aluvial yang bermula

    dari suatu mulut lembah di daerah pegunungan, kemudian me-masuki wilayah

    dataran. Dari mulut lembah tersebut, endapan menyebar dengan sudut kemiringan makin

    landai. Fraksi kasar akan teraku-mulasi di dekat mulut lembah, sedangkan fraksi halus akan

    terdapat pada daerah dataran. Sungai yang mengalir di daerah kipas cenderung berubah-ubah

    arah, karena pembendungan di daerah hulunya oleh fraksi kasar. Kipas alu-vial dapat terjadi

    pada kaki gunung api, kaki tebing dari gawir sesar, atau pada lembah di bawah suatu lembah

    lain, tergantung pada kondisi dan posisi daerah erosi. Pada daerah beriklim kering, di kaki

    pegunung-an sering dijumpai akumulasi endapan dari longsoran batuan dengan lereng yang

    landai dan berangsur datar. Daerah tersebut dinamakan rock pediment, rock

    plane atau conoplain. Daerah yang terletak antara daerah erosi dan daerah endapan

    disebut zone of planation. Jika aku-mulasi endapan hasil longsoran tersebut berbentuk kipas

    disebut pula rock fan

    6. Bentuklahan asal marin

    Gambar 2.6 Bentuk Lahan Marine (Suhendra, 2009).

  • 9

    Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan

    terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan

    pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan

    kilometer ke arah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja. Sejauh mana

    efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung

    dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya,

    misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut

    (transgresi/regresi) dan litologi penyusun. Bentuklahan asal marin adalah sebagai berikut

    Gisik (simbol : M1)

    Dataran pantai (simbol : M2)

    Beting pantai (simbol : M3)

    Laguna (simbol : M4)

    Rataan pasang-surut (simbol : M5)

    Rataan lumpur (simbol : M6)

    Teras marin (simbol : M7)

    Gosong laut (simbol : M8)

    Pantai berbatu (simbol : M9)

    Terumbu (simbol : M10)

    7. Bentuklahan asal pelarutan

    Gambar 2.7 Bentuk Lahan asal pelarutan

    Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut.

    Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas,

    yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu

    pada batu gamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusun oleh batu gamping.

    Bentuklahan asal pelarutan adalah sebagai berikut

    Dataran karst (simbol : K1)

    Kubah karst (simbol : K2)

  • 10

    Lereng perbukitan (simbol : K3)

    Perbukitan sisa karst (simbol : K4)

    Uvala atau polye (simbol : K5)

    Ledok karst (simbol : K6)

    Dolina (simbol : K7)

    8. Bentuk lahan asal Eolin (angin)

    Gambar 2.8 Bentuk Lahan Eolin (angin) (Suhendra, 2009).

    Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari

    bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan

    pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi

    gumuk pasir dan endapan debu. Bentuklahan asal eolin adalah sebagai berikut

    Gumuk pasir (simbol : E1)

    Gumuk pasik barkan (simbol : E2)

    Gumuk pasir pararel (simbol : E3)

    9. Bentuklahan asal glasial

    Gambar 2.9 Bentuk Lahan Glasial (Suhendra, 2009).

  • 11

    Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropis ini, kecuali sedikit di

    puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glasial dihasilkan oleh aktifitas

    es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam

    Semua satuan bentuklahan tersebut memiliki karakter yang khas dan mencerminkan ciri

    tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama satuan bentuklahan akan dapat

    dibayangkan sifat alaminya. Satuan bentuklahan ini sangat penting terutama dalam konteks

    kajian lingkungan, baik lingkungan fisik, biotis, maupun kultural.

  • 12

    BAB III

    KESIMPULAN

    Bentuklahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografiskhas,

    akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam

    ruang dan waktu kronologis tertentu.

    Verstappen (1983) telah mengklasifikasi bentuklahan berdasarkan genesisnya

    menjadisepuluh klas utama. Kesepuluh klas bentuklahan utama itu adalah sebagai berikut :

    1. Bentuklahan asal structural

    2. Bentuklahan asal vulkanik

    3. Bentuklahan asal denudasional

    4. Bentuklahan asal fluvial

    5. Bentuklahan asal marine

    6. Bentuklahan asal glacial

    7. Bentuklahan asal Aeolian

    8. Bentuklahan asal solusional (pelarutan)

    9. Bentuklahan asal organik

    10. Bentuklahan asal antropogenik.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bahan-4-Klasifikasi-Bentuklahan.pdf

    http://sidiqalazis.blogspot.com/2012/12/makalah-bentuk-lahan.html

    http://reskiayumagfira.blogspot.com/

    http://global.britannica.com/EBchecked/topic/134929/continental-landform