40
BAB I PENDAHULUAN Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari. 1 Gizi buruk merupakan masalah serius yang sering terjadi terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, gizi buruk dapat berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan hingga menurunya imunitas anak yang berakibat terhadap berkurangnya kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. 2 Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga ( kemampuan memperoleh makanan 1

Gizi Buruuk Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan

Citation preview

Page 1: Gizi Buruuk Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

Gizi buruk (severe malnutrition) adalah suatu istilah yang umumnya dipakai

oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari

proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang

gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan

sehari-hari.1

Gizi buruk merupakan masalah serius yang sering terjadi terutama di negara

berkembang termasuk Indonesia. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, gizi

buruk dapat berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan

kecerdasan hingga menurunya imunitas anak yang berakibat terhadap berkurangnya

kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang.2

Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah

tangga ( kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotannya ), masalah

kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan kerja. Masalah gizi di Indonesia

terutama KEP masih lebih tinggi daripada Negara ASEAN lainnya. Sekarang ini

masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat pesat, Malnutrisi masih saja

melatarbelakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian.3

Sebagian besar anak di dunia 80% yang menderita malnutrisi bermukim di

wilayah yang juga miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terlebih zat gizi mikro.

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan

yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak

1

Page 2: Gizi Buruuk Pendahuluan

baik, maka timbul penyakit gizi, umumnya pada anak balita diderita penyakit gizi

buruk.3

Kekurangan berat badan yang berlangsung pada anak yang sedang tumbuh

merupakan masalah serius. Keparahan KKP berkisar dari hanya penyusutan berat

badan, terlambat tumbuh sampai ke sindrom klinis yang nyata. Penilaian

antropometris status gizi dan didasarkan pada berat, tinggi badan, dan usia. Ukuran

antropometris bergantung pada kesederhanaa, ketepatan, kepekaan, serta ketersediaan

alat ukur.3

Secara klinis gizi buruk terdapat dalam tiga tipe yakni kwashiorkor,

marasmus, dan marasmus-kwashiorkor. Marasmus biasanya berkaitan dengan bahan

pangan yang sangat parah, semikelaparan yang berkepanjangan, dan penyapihan

terlalu dini, sedangkan kwashiorkor dengan keterlambatan menyapih dan kekurangan

protein. Penanganan KKP berat dikelompokan menjadi dua yaitu pengobatan awal

ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa dan fase rehabilitasi

diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi.

Insidensi Marasmus

Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005

dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang

menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia

lima tahun (balita).4

Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa

penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4 dari

2

Page 3: Gizi Buruuk Pendahuluan

10 balita menderita gizi kurang. Marasmus merupakan keadaan di mana seorang anak

mengalami defisiensi energi dan protein sekaligus. Umumnya kondisi ini dialami

masyarakat yang menderita kelaparan. Marasmus adalah permasalahan serius yang

terjadi di negara-negara berkembang. Menurut data WHO sekitar 49% dari 10,4 juta

kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara

berkembang berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus. Penderita gizi

buruk yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Arif di RS. Dr. Sutomo

Surabaya mendapatkan 47% dan Barus di RS Dr. Pirngadi Medan sebanyak 42%. Hal

ini dapat dipahami karena marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan

penduduk dan higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang membangundan

serta terjadinya krisis ekonomi di lndonesia.4

3

Page 4: Gizi Buruuk Pendahuluan

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Konsep Gizi

2.1.1 Hubungan gizi dan proses tumbuh kembang

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan

energi.5

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan

fungsi tingkat sel , organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram,

pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).6

Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya termasuk pula

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya.6

Perkembangan anak yang sehat searah (paralel) dengan pertumbuhannya.

Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik sedangkan Perkembangan lebih

menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama kematangan sistem saraf

pusat.6

4

Page 5: Gizi Buruuk Pendahuluan

Konsumsi makanan yang tepat dengan gizi yang seimbang merupakan faktor

utama yang menentukan perkembangan terhadap pertumbuhan berjalan searah sesuai

dengan pertambahan umur anak.6

Berikut ini adalah empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia:

a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti

jaringan tubuh yang rusak.

b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.

c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangn air, mineral, dan

cairan tubuh yang lain.

d. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.7

2.1.2 Hubungan Gizi dengan Kesehatan dan Kecerdasan Otak

a) Hubungan Gizi dengan Kesehatan

Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan

dengan gangguan gizi melalui berbagai cara: yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat

juga menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare/muntah-muntah atau

mempengaruhi metabolisme makanan dan banyak cara lain. Gizi kurang menghambat

reaksi imunologis dan berhubungan dengan tingginya prevalensi dan beratnya

penyakit infeksi. Gangguan gizi dan infeksi sering saling bekerjasama, dan bila

bekerja sama akan memberikan prognosis yang lebih buruk.8

5

Page 6: Gizi Buruuk Pendahuluan

Pada anak-anak, penurunan taraf gizi ini selain dari karena kehilangan cairan

tubuh, juga dapat disebabkan karena kebiasaan menghentikan makanan sewaktu sakit

diare atau karena tiadak ada nafsu makan sewaktu sakit. Juga disebabkan karena

gangguan absorbsi makanan selama diare, maupun perpendekan waktu makanan

berada di dalam usus.8

b) Hubungan Gizi dengan kecerdasan

Masalah defisiensi gizi khususnya KKP (kekurangan kalori protein) menjadi

perhatian karena berbagai penelitian menunjukkan adanya efek jangka panjang KKP

ini terhadapa pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Pertumbuhan paling

cepat sel-sel otak terjadi pada bulan ke-3 dan ke-4 kehamilan, dan maksimal

mencapai maksimal pada minggu ke-26. Perbanyakan sel otak akan terhambat atau

terhenti jika pada masa ini zat-zat yang diperlukan tidak tersedia dalam jumlah yang

mencukupi, atau jika ibu hamil menderita gizi buruk. Hasil penelitian menunjukkan

bahw retardasi pertumbuhan otak banyak terkait dengan masukan makanan yang

kurang, terutama kurang energy dan protein, serta defisiensi zat gizi tertentu.8

Pada usia anak 2-3 tahun, disamping masukan energi dan protein, masukan zat-

zat gizi khusus, seperti seng, besi dan vitamin A, perlu mendapat perhatian yang

layak karena ada relevansinya dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak.

Konsekuensinya kelak dapat mengganggu kemampuan anak memecahkan masalah

dan mengingat informasi serta mengurangi daya cipta.

Pada usia dua tahun 50% dari sel-sel otak anak sudah dilengkapi dengan dendrit,

pada usia enam tahun 70%, pada usia 20 tahun 90%, dan sisanya dipenuhi pada usia

6

Page 7: Gizi Buruuk Pendahuluan

selanjutnya. Lebih banyak dendrite yang terbentuk, berarti lebih banyak sinapsis

yang berpotensi untuk lebih berkemampuan dalam belajar. Jika pada masa puncak

pembentukan dendrite tidak tersedia cukup zat gizi maka jumlah sinapsis yang

terbentuk akan berkurang, dan pada gilirannya fungsi mental kurang, seperti: daya

ingat kurang, kapasitas belajar kurang, atau ambang sakit rendah.8

2.1.3 Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yaitu:

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.6

a. Antropometri

Secara Umum Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi

b. Klinis

Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan

dengan kecukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit,

mata, ramput dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan

permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Status gizi ditentukan melalui tanda

(sign), gejala (symptom) atau riwayat penyakit

c. Biokimia

Penelitian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan laboratoris terhadap

darah, urine, tinja, dan juga jaringan tubuh seperti hati dan otot. Namun,

7

Page 8: Gizi Buruuk Pendahuluan

penentuaan keadaan fisiologi seperti ini lebih cocok untuk menentukan

kekurangan gizi ang spesifik

d. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan

melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur

dari jaringan. 6

Cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri

gizi. Dewasa ini dalam pemantauan status gizi balita dan screening status gizi

masyarakat gizi selalu digunakan metode tersebut. 6

2.1.4 Antropometri Gizi

Parameter yang digunakan dalam pengukuran antropometri, menurut antara lain:

umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, ligkar dada,

lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Sementara dalam pelaksanaan sehari-

hari, ukuran antropometri yang bermanfaat dan sering berpakai, adalah berat badan,

tinggi (panjang) badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan atas, dan lipatan kulit.

Berikut ini uraian mengenai parameter tersebut.6,7

a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan

umur akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil pengukuran

tinggi dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai

dengan penentuan umur yang tepat.

8

Page 9: Gizi Buruuk Pendahuluan

b. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering

digunakan. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat

laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis

seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Berat badan menggambarkan

jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak

tubuh cenderung menungkat, dan protein otot menurun. Pada orang edema dan

asites terjadi penamabahn caiaran dalam tubuh. Adanya tumor dapat

menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan

gizi. Alat ukur untuk penimbangan anak balita dianjurkan menggunakan dacin.

c. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu

dan keadaaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu

tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan

menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umum dapat

dikesampingkan

d. Lingkar Lengan atas (LLA)

Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan

untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-

alat sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal

untuk indeks status gizi.

9

Page 10: Gizi Buruuk Pendahuluan

e. Lingkaran Kepala

Ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi pertumbuhan otak dan karena laju-

tumbuh pesatnya pada saat berumur 3 tahun hanya 1 cm dan hanya meningkat 5

cm sampai usia remaja/dewasa maka dapat dikatakan bahwa manfaat

pengukuran lingkaran kepala ini hanya terbatas sampai usia 3 tahun kecuali

untuk kasus tertentu.

f. Lipatan kulit

Ukuran tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapuler merupakan

refleksi tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit yang mencerminkan

kecukupan energy. Dalam keadaan defisiensi, lipatan kulit menipis dan

sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan. Tebal lipatan kulit

dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya keadaan gizi lebih, khususnya pada

kasus obesitas.8

Parameter antropometri merupakan dasar status gizi. Kombinasi antara beberapa

parameter disebut indeks antropometri. Berdasarkan ukuran nilai baku standard

Harvard dan Walanski, penggolongan status gizi menurut indeks antropometri adalah

sebagaimana yang ditunjukkan dalam table berikut:7,8

Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri

10

Page 11: Gizi Buruuk Pendahuluan

Status GiziAmbang Batas Baku Untuk Keadaan Gizi Berdasarkan Indeks

BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Gizi Baik > 80% >85% >90% >85% >85%

Gizi Kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%

Gizi Buruk <60% <70% <80% <70% <75%

Sumber: Puslitbang Gizi (1989) dikutip dari Supariasa (2002)

2.2 MARASMUS

2.2.1 Definisi

The World Health Organization (WHO) mendefinisikan malnutrisi sebagai

ketidakseimbangan selular antara suplai nutrisi dan energy dengan kebutuhan tubuh

terhadapnya untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan dan perkembangan fungsi

spesifik.9

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh

rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dalam waktu yang

cukup lama, yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada pada <-

3 SD tabel baku WHO-NCHS.10

Gizi buruk (malnutrisi) dapat terjadi sebagai bentuk defisiensi zat gizi tunggal

atau defisiensi bberapa zat gizi. Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah contoh dari

malnutrisi dari energy dan protein.1

2.2.2 Etiologi

11

Page 12: Gizi Buruuk Pendahuluan

Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini

merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.

Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa

sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus.4

Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:

1. Masukan makanan yang kurang4

Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit, pemberian makanan

yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak;

misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.

Asupan gizi yang kurang yang disebabkan oleh banyak faktor antara lain:1

a. Pola Pemberian ASI dan MP-ASI

Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI), dan sesudah usia 6

bulan anak yang tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat,

baik jumlah dan kualitasnya akan berkonsekuensi terhadap status gizi bayi. MP-

ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga

mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral

lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada

keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali

anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan

gizi balita karena ketidaktahuan

b. Ketersediaan Pangan di Tingkat Rumah Tangga

12

Page 13: Gizi Buruuk Pendahuluan

Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di tingkat keluarga dan jika tidak

cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi. Tidak

tersedianya makanan yang adekuat terkait langsung dengan kondisi sosial

ekonomi. Kadang - kadang bencana alam, perang, maupun kebijaksanaan politik

maupun ekonomi yang memberatkan rakyat akan menyebabkan hal ini.

Kemiskinan sangat identik dengan tidak tersedianya makan yang adekuat. Data

Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa adanya hubungan timbal balik

antara kurang gizi dan kemiskinan. Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau

akar masalah gizi buruk. Proporsi anak malnutrisi berbanding terbalik dengan

pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi persentasi anak yang

kekurangan gizi.

c. Pola makan yang salah.

Suatu studi “positive deviance” mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan

balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk, padahal orang tua

mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak

berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan

kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI,

manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya

lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan

anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk ternyata diasuh oleh nenek atau

pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang

meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI,

13

Page 14: Gizi Buruuk Pendahuluan

kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk. Kebiasaan,

mitos ataupun kepercayaan / adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar

dalam pemberian makan akan sangat merugikan anak . Misalnya kebiasaan

memberi minum bayi hanya dengan air putih, memberikan makanan padat terlalu

dini, berpantang pada makanan tertentu ( misalnya tidak memberikan anak anak

daging, telur, santan dan lain-lain) , hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk

mendapat asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup. Interaksi antara ibu

dengan anak berhubungan positif dengan keadaan gizi anak. Anak yang

mendapatkan perhatian lebih baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu

mendapatkan senyuman, mendapat respon ketika berceloteh dan mendapatkan

makanan yang seimbang, maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan

teman sebayanya yang kurang mendapat perhatian orang tua.

2. Infeksi4

Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral

misalnya infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis

kongenital.

3. Kelainan struktur bawaan4

Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas

palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus,

cystic fibrosis pancreas.

4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus4

14

Page 15: Gizi Buruuk Pendahuluan

Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek mengisap

yang kurang kuat.

5. Gangguan metabolik4

Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose

intolerance.

6. Tumor hypothalamus4

Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah

disingkirkan.

7.Urbanisasi4

Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya

marasmus; meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan

penyapihan dini dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang

terlalu encer akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi

berulang, terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.

2.2.3 Patofisiologi

Malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.

Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri

(host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang factor diet

(makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukanGopalan

menyebutkan marasmus adalah compensated malnutrition.

Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk

mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan

15

Page 16: Gizi Buruuk Pendahuluan

tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang

sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat

dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, akan tetapi kemampuan

tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah

dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam

dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan

di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton

bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber

energi jika kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan

diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari

cadangan di tubuh.4

2.2.4 Gambaran klinis

Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun. Keadaan yang terlihat

mencolok adalah hilangnya lemak subkutan, terutama pada wajah. Akibatnya ialah

wajah si anak lonjong,berkeriput dan tampak lebih tua (old man face). Otot-otot

lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak

terlihat seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut

hipotonus dan kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang dari 60% berat

badan menurut usianya. Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.

Cengeng dan rewel serta lebih sering disertai diare kronik atau konstipasi atau susah

buang air, serta penyakit kronik dan Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan

berkurang.11

16

Page 17: Gizi Buruuk Pendahuluan

2.2.5 Diagnosis

2.2.5.1 Anamnesis12

Keluhan yang sering ditemuan adalah pertumbuhan yang sangat kurang,

seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. Bisa juga

didapatkan keluhan anak kurang/tidak mau makan atau sering menderita sakit yang

berulang.

2.2.5.2 Pemeriksaan Fisik12

a. Penampilan wajah seperti orang tua (old man face), terlihat sangat kurus

b. Perubahan Mental

c. Kulit kering, dingin dan mengendor

d. Rambut kering, tipis dan rontok

e. Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang

f. Otot atrofi hingga tulang terlihat jelas

g. Sering diare aau konstipasi

h. Kadan terdapat Bradikardi

i. Tekanan darah lebih rendah dibanding anak yang sebaya/seumur

j. Kadang frekuensi nafas menurun

2.2.5.3 Pemeriksaan Penunjang12

17

Page 18: Gizi Buruuk Pendahuluan

a. Darah Lengkap, Urin Lengkap, Feses lengkap, protein

serum(albumin,gloubulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak.

b. Radiologi (Ro Thoraks).

c. EKG

2.2.6 Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi

kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan. Penderita marasmus tanpa

komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan

yang baik, sedangkan penderita yang mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok,

asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.1

Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap:4

1. Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan

untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau

asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan

Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak

200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.

Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.

2. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan

koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan

penyesuaian terhadap pemberian makanan. Pada hari-hari pertama jumlah kalori

18

Page 19: Gizi Buruuk Pendahuluan

yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50 kalori/kg

BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara

berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari

dengan protein 3-5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet

tinggi kalori tinggi protein ini lebih kurang 7-10 hari.

Cairan diberikan sebanyak 150 ml/kg BB/hari. Pemberian vitamin dan mineral

yaitu vitamin A diberikan sebanyak 200.000. i.u peroral atau 100.000 i.u im pada

hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan 200.000 i.u. oral. Vitamin A

diberikan tanpa melihat ada/tidaknya gejala defisiensi Vitamin A. Mineral yang

perlu ditambahkan ialah K, sebanyak 1-2 Meq/kg BB/hari/IV atau dalam bentuk

preparat oral 75-100 mg/kg BB/hari dan Mg, berupa MgS04 50% 0,25 ml/kg

BB/hari atau megnesium oral 30 mg/kg BB/hari. Dapat diberikan 1 ml vit Bc dan

1 ml vit. C im, selanjutnya diberikan preparat oral atau dengan diet. Jenis

makanan yang memenuhi syarat untuk penderita malnutrisi berat ialah susu.

Dalam pemilihan jenis makanan perlu diperhatikan berat badan penderita.

Dianjurkan untuk memakai pedoman BB kurang dari 7 kg diberikan makanan

untuk bayi dengan makanan utama ialah susu formula atau susu yang

dimodifikasi, secara bertahap ditambahkan makanan lumat dan makanan lunak.

Penderita dengan BB di atas 7 kg diberikan makanan untuk anak di atas 1 tahun,

dalam bentuk makanan cair kemudian makanan lunak dan makanan padat.

Antibiotik perlu diberikan, karena penderita marasmus sering disertai infeksi.

19

Page 20: Gizi Buruuk Pendahuluan

Pilihan obat yang dipakai ialah procain penicillin atau gabungan penicilin dan

streptomycin.4

Hal-hal yang lain perlu diperhatikan pada gizi buruk:1

a) Kemungkinan hipoglikemi dilakukan pemeriksaan dengan dextrostix. Bila kadar

gula darah kurang dari 40% diberikan terapi 1-2 ml glukose 40%/kg BB/IV

b) Hipotermi

Diatasi dengan penggunaan selimut atau tidur dengan ibunya. Dapat diberikan

botol panas atau pemberian makanan sering tiap 2 jam. Pemantauan penderita

dapat dilakukan dengan cara penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan

serta tebal lemak subkutan. Pada minggu-minggu pertama sering belum dijumpai

pertambahan berat badan. Setelah tercapai penyesuaian barulah dijumpai

pertambahan berat badan. Penderita boleh dipulangkan bila terjadi kenaikan

sampai kira-kira 90% BB normal menurut umurnya, bila nafsu makannya telah

kembali dan penyakit infeksi telah teratasi. Penderita yang telah kembali nafsu

makannya dibiasakan untuk mendapat makanan biasa seperti yang dimakan

sehari-hari. Kebutuhan kalori menjadi normal kembali karena tubuh telah

menyesuaikan diri lagi. Sementara itu kepada orang tua diberikan penyuluhan

tentang pemberian makanan, terutama mengenai pemilihan bahan makanan,

pengolahannya, yang sesuai dengan daya belinya. Mengingat sulitnya merawat

penderita dengan malnutrisi, maka usaha pencegahan perlu lebih ditingkatkan.

20

Page 21: Gizi Buruuk Pendahuluan

2.2.6 Pencegahan2

Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik

bila penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana

kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.

1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun.

2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan bergizi pada umur 6 tahun ke

atas

3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan

kebersihan perorangan

4. Pemberian imunisasi lengkap.

5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.

6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan

usaha pencegahan jangka panjang.

7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis

kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.

Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengelolaan gizi buruk

memerlukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak. Bukan hanya dari

dokter maupun tenaga medis, namun juga pihak orang tua, keluarga, pemuka

21

Page 22: Gizi Buruuk Pendahuluan

masyarakat maupun agama dan pemerintah. Langkah awal pengelolaan gizi buruk

adalah mengatasi kegawatan yang ditimbulkannya, dilanjutkan dengan “frekuen

feeding” ( pemberian makan yang sering, pemantauan akseptabilitas diet

( penerimaan tubuh terhadap diet yang diberikan), pengelolaan infeksi dan pemberian

stimulasi. Perlunya pemberian diet seimbang, cukup kalori dan protein serta

pentingnya edukasi pemberian makan yang benar sesuai umur anak, Pada daerah

endemis gizi buruk perlu distribusi makanan yang memadai.

Posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak dalam melakukan skrining /

deteksi dini dan pelayanan pertama menjadi vital dalam pencegahan kasus gizi buruk

saat ini. Penggunaan kartu menuju sehat dan pemberian makanan tambahan di

posyandu perlu digalakkan lagi. Tindakan cepat pada balita yang 2x berturut-turut

tidak naik timbangan berat badan untuk segera mendapat akses pelayanan dan

edukasi lebih lanjut, dapat menjadi sarana deteksi dan intervensi yang efektif.

Termasuk juga peningkatan cakupan imunisasi untuk menghindari penyakit yang

dapat dicegah, serta propaganda kebersihan personal maupun lingkungan. Pemuka

masyarakat maupun agama akan sangat efektif jika mau membantu dalam pemberian

edukasi pada masyarakat, terutama dalam menanggulangi kebiasaan atau mitos-mitos

yang salah pada pemberian makan pada anak.

2.2.6 Prognosis

22

Page 23: Gizi Buruuk Pendahuluan

Malnutrisi yang hebat mempunyai angka kematian yang tinggi, kematian

sering disebabkan oleh karena infeksi; sering tidak dapat dibedakan antara kematian

karena infeksi atau karena malnutrisi sendiri. Prognosis tergantung dari stadium saat

pengobatan mulai dilaksanakan. Dalam beberapa hal walaupun kelihatannya

pengobatan adekuat, bila penyakitnya progesif kematian tidak dapat dihindari,

mungkin disebabkan perubahan yang irreversibel dari set-sel tubuh akibat under

nutrition.4

Lebih dari 40% anak-anak yang menderita KKP meninggal. Kematian yang

terjadi biasanya disebabkan oleh:

a. gangguan elektrolit

b. infeksi

c. hipotermia (suhu tubuh yang sangat rendah)

d. kegagalan jantung.

Efek jangka panjang dari malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak diketahui.

Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh

sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami

gangguan. Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya

anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita

malnutrisi. Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak

mencapai usia sekolah dan mungkin lebih.13

Beberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap

perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan

23

Page 24: Gizi Buruuk Pendahuluan

gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah

penurunan skor tes IQ, penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori,

gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja

merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang Gizi berpotensi menjadi penyebab

kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan produktivitas.

Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan

mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah

generasi penerus bangsa.1

24

Page 25: Gizi Buruuk Pendahuluan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering ditemui

pada balita terutama di daerah perkotaan. Penyebabnya merupakan multifaktorial

antara lain masukan makanan yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan untuk menentukan penyebab

perlu anamnesis makanan dan penyakit yang lalu.

Pencegahan terhadap marasmus ditujukan pada penyebab dan memerlukan

pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah

pemberian diet, tinggi kalori dan tinggi protein, dan penatalaksanaan di rumah sakit

dibagi atas tahap awal, tahap penyesuaian, dan rehabilitasi.

Kian banyaknya temuan kasus gizi buruk, baik kwashiorkor, maramus

maupun marasmus kwashiorkor menunjukkan bahwa persoalan gizi di Indonesia

belum dapat menorehkan tinta emas. Revitalisasi posyandu dan sosialisasi akan

kesadaran gizi masyarakat tampaknya perlu terus digaungkan agar penapisan

terhadap status gizi dapat berlangsung lebih dini.

25

Page 26: Gizi Buruuk Pendahuluan

26