7
MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN GLOBAL WARMING DI INDONESIA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan Dosen Pengampu : Eram Tunggul Pawenang S.KM, M.Kes Disusun Oleh : Nimas Dwi Ayu Rizki 6411413126 Rombel 05 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Global Warming Makalahnya Niki

Embed Size (px)

DESCRIPTION

global warming

Citation preview

MAKALAHKESEHATAN LINGKUNGANGLOBAL WARMING DI INDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan LingkunganDosen Pengampu : Eram Tunggul Pawenang S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

Nimas Dwi Ayu Rizki 6411413126Rombel 05

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

Pemanasan global atau yang sering disebut global warming merupakan kenaikan suhu rata-rata di atmosfer dan samudera di Bumi, yang cukup untuk mengakibatkan perubahan iklim. Pemanasan ini, disebabkan oleh efek rumah kaca (Green House Effect) yang berlebih. Pada dasarnya, efek rumah kaca menyebabkan atmosfir bumi menjadi hangat dan membuat bumi dapat ditinggali oleh makhluk hidup. Tanpa efek rumah kaca, bumi akan menjadi planet yang amat dingin. Sayangnya, efek rumah kaca tersebut mengalami peningkatan beberapa dekade belakangan ini.Seperti yang dilansir dalam sebuah situs, Indonesia merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca nomor satu. Di Indonesia 84% dari semua emisi karbon berasal dari terutama pembalakan hutan yang menyumbang 18% terhadap emisi gas rumah kaca global, alih guna lahan, kebakaran hutan, dan degradasi lahan gambut. Karenanya, Indonesia merupakan negara nomor satu di dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Hingga terjadi perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan hutan, naiknya permukaan air laut, dan perubahan pola hujan.Menurut Michael Hutalagung dalam situs webnya, Indonesia menyumbangtujuh persenpencemaran dengan kadar karbon atau sebanyak 2,5 miliar ton CO yang berdampak pada terjadinyaglobal warming. Hal ini terjadi karena laju dan tingkat penggundulan hutandi Indonesia mencapai satu juta hektar per tahun. Ini sependapat dengan yang dikemukakan Rachmat Witoelar bahwaglobal warmingsedang menjadi isu sentral di berbagai belahan dunia. Salah satu penyebab global warming ini terkaitkegiatan penebangan pohon di kawasan hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman pohon pengganti atau disebut deforestasi. Dampak dari pemanasan global ini, sudah dapat kita rasakan dewasa ini. Bukti ilmiah telah banyak menunjukkan bahwa iklim telah mengalami perubahan salah satunya ialah antara tahun 1906 hingga 2005 rata-rata suhu permukaan global meningkat dengan laju 0.74C 0.18 (IPCC, 2007) mengakibatkan perubahan iklim di berbagai tempat, termasuk di Indonesia.Dengan adanya kenaikan suhu menyebabkan kenaikan pada permukaan air laut di Indonesia, yang akhirnya menyebabkan tenggelamnya pulau-pulau yang memiliki permukaan daratan lebih rendah dari permukaan air laut. Berdasarkan data terakhir dengan satelit Jason, ditemukan bahwa kenaikan air laut rata-rata di Indonesia 5 mm-1 cm per tahun. Dilihat berdasarkan kawasan, kenaikan muka laut relatif lebih besar di kawasan timur Indonesia.Beberapa kota di Indonesia mengalami peningkatan yang paling besar, yaitu Kota Semarang, Belawan (Medan), dan Jakarta merupakan kota terdampak kenaikan muka laut itu, berkisar 5-9,37 milimeter per tahun pada tahun 1990-an. Tahun 2010 kenaikan muka laut 0,4 m menghilangkan 7,408 km2. Diperkirakan pada tahun 2050 kenaikan muka air laut akan sampai 0,56 m dan menutup permukaan lahan hingga 30,120 km2. Akibat dari kenaikan permukaan air laut ini adalah tenggelamnya pulau-pulau. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mengungkapkan, hanya dalam waktu dua tahun dari 2005 hingga 2007, sedikitnya 24 pulau kecil di wilayah Indonesia telah tenggelam. Direktur Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil, Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) DKP, Alex S.W. Retraubun menyatakan, 24 pulau yang dinyatakan hilang itu merupakan kawasan yang sudah teridentifikasi dan telah memiliki nama. Tahun 2013 yang lalu, dua kampung, yakni Senik dan Tambaksari di Demak Jawa Tengah tenggelam dan dihapus dari peta Indonesia.Sebanyak 24 pulau yang tenggelam itu antara lain tiga pulau di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), tiga pulau di Sumut, tiga di Papua, lima di Kepri, dua di Sumbar, satu di Sulsel, dan tujuh di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta. Sebanyak 13 pulau atau 54,1 persen diantaranya tenggelam akibat abrasi sementara delapan lainnya karena kegiatan penambangan dan sisanya akibat dampak tsunami Aceh yang terjadi tiga tahun lalu. Peningkatan suhu juga mengubah pola curah hujan. Bencana hidrometerologi, seperti banjir, longsor, dan kekeringan, akan sering terjadi. Kepala Pusat perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung Armi Susandi mengingatkan, perubahan iklim akan membuat Sumatra tengah kian basah. Di Aceh, curah hujan makin tinggiData yang dihimpun dari The Georgetown International Environmental Law Review (1999) menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1997 1998 saja tidak kurang dari 1,7 juta hektar hutan terbakar di Sumatra dan Kalimantan akibat pengaruh El Nino. Bahkan WWF (2000) menyebutkan angka yang lebih besar, yakni antara 2 hingga 3,5 juta hektar pada periode yang sama. Apabila tidak diambil langkah-langkah yang tepat maka kerusakan hutan, khususnya yang berfungsi lindung, akan menyebabkan run-off yang besar pada kawasan hulu, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir , serta memperluas kelangkaan air bersih pada jangka panjangPemanasan global akan meningkatkan frekuensi dan intensitas terjadinya kondisi cuaca yang ekstrim, seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, angin puting beliung, dan tornado. Hal tersebut sudah sering dengar melalui media.Pemanasan global mungkin dan akan memperluas wilayah penyebaran berbagai wabah penyakit, seperti malaria; penambahan pada kemungkinan terjangkitnya.Suhu yang tinggi, mengurangi jumlah permukaan salju, mempertinggi permukaan laut, dan mempengaruhi cuaca. Hal-hal tersebut mampu merusak tiang ekosistem, memaksa suatu spesies keluar dari habitatnya, dan kemungkinan akan kepunahan bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Anymous. 2013. Dua Desa di Demak Tenggelam, Pulau Jawa Akan Hilang. http://pediakita.com/dua-desa-di-demak-tenggelam-pulau-jawa-akan-hilang.html. Diakses pada tanggal 22 April 2014Firza,Zaidil. 2011. Pemanasan Global - Masalah, Fakta, Dampak Dan Solusi http://www.fikom.unpad.ac.id/?page=detailartikel&id=935. Diakses pada tanggal 22 April 2014Rachmaningtyas, Ayu. 2011. Indonesia Alami Kenaikan Temperatur Suhu. http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/20/15/808084/indonesia-alami-kenaikan-temperatur-suhu. Diakses pada tanggal 22 April 2014Zakiya, Zika. 2012. Suhu di Indonesia Rata-rata Naik Satu Derajat Celcius. http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/11/suhu-indonesia-rata-rata-naik-satu-derajat-celcius. Diakses pada tanggal 22 April 2014Suryanto. 2007. Selama Dua Tahun 24 Pulau Kecil di Indonesia Tenggelam. http://www.antaranews.com/berita/65557/selama-dua-tahun-24-pulau-kecil-di-indonesia-tenggelam. Diakses pada tanggal 22 April 2014Lee, Antony. 2011. Kenaikan Air Laut di Pantai Indonesia Timur Lebih Tinggi. http://nasional.kompas.com/read/2011/11/16/12265499/kenaikan.air.lau. Diakses pada tanggal 22 April 2014Wihardandi, Aji. 2013. Penelitian: Permukaan Laut Naik 2,3 Meter, Setiap Kenaikan Suhu 1 Derajat Celcius. http://www.mongabay.co.id/2013/07/18/penelitian-permukaan-laut-naik-23-meter-setiap-kenaikan-suhu-1-derajat-celcius/. Diakses pada tanggal 22 April 2014Hutagalung, Michael . 2007. Indonesia dan Global Warming. http://majarimagazine.com/2007/12/indonesia-dan-global-warming/. Diakses pada tanggal 22 April 2014Iqbal. 2012. Fakta Pemanasan Global Indonesia. http://iqballiverpudlian.blogspot.com/2012/02/2-fakta-pemanasan-global-indonesia.html. Diakses pada tanggal 22 April 2014Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API). Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia. Kementerian PPN/Bappenas 2013 Pradana, A Chris.,dkk. 2011. Sea Level Rise. Pl 3002 Aspek Kebencanaan Dalam Perencanaan. Institut Teknologi Bandung 2011