23
A. Pengenalan Gunungapi Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma, gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Gunungapi dalam istilah asing disebut “volcano”. Istilah ini berasal dari kepulauan kecil dilaut mediterania yang bernama “Volcano”. Gunung api bisa merupakan rangkaian pegunungan tetapi sangat berbeda dengan gunung lainnya. Gunung api tidak ibentuk oleh perlipatan, erosi ataupun pengangkatan, tetapi membentuk tubuhnya sendiri oleh adanya pengumpulan bahan erupsinya, seperti lava, jatuhan an aliran piroklastik. Gunungapi aktif dan dorman (mati) terletak disepanjang jalur yang bersamaan dengan daerah gempa bumi B. Tempat Terbentuk Gunungapi Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekarankerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samuderayang terjadi akibat

Gunungapi

  • Upload
    tian

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bentang alam gunungapi

Citation preview

Page 1: Gunungapi

A. Pengenalan Gunungapi

Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat

keluarnya cairan magma, gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.

Gunungapi dalam istilah asing disebut “volcano”. Istilah ini berasal dari

kepulauan kecil dilaut mediterania yang bernama “Volcano”. Gunung api bisa merupakan

rangkaian pegunungan tetapi sangat berbeda dengan gunung lainnya. Gunung api tidak

ibentuk oleh perlipatan, erosi ataupun pengangkatan, tetapi membentuk tubuhnya sendiri

oleh adanya pengumpulan bahan erupsinya, seperti lava, jatuhan an aliran piroklastik.

Gunungapi aktif dan dorman (mati) terletak disepanjang jalur yang bersamaan dengan

daerah gempa bumi

B. Tempat Terbentuk Gunungapi

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk

akibat pemekarankerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak

samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak

samudera; dan busur dasar samuderayang terjadi akibat terobosan magma basa pada

penipisan kerak samudera. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 2: Gunungapi

C. Pembentukan Gunungapi

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :

1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan

kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur

gunungapitengah samudera.

2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua.

Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini

bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di

tepi benua.

3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan

rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan

lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau

banjir lavasepanjang rekahan.

Page 3: Gunungapi

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan

bagimagma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir

lava yangmembentuk deretan gunungapi perisai.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

D. Tipe Gunungapi

Berdasarkan sejarah erupsinya, gunung api diklasifikasikan atas :

1. Gunungapi Tipe A, yaitu gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik

sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

2. Gunungapi Tipe B, yaitu gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi

mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti

kegiatan solfatara.

Page 4: Gunungapi

3. Gunungapi Tipe C, yaitu gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah

manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan

solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

E. Morfologi / Bentang Alam Hasil Aktivitas Gunungapi

Aktivitas gunung api menghasilkan beberapa morfologi (bentuk) yang berbeda-beda di

setiap jenis gunung api. Beberapa morfologi hasil aktivitas gunungapi diantaranya :

1. Volcanic Landform (Morfologi gunungapi)

Morfologi gunung api adalah bentang alam yang dihasilkan dari aktivitas vulkanisme.

Endapan morfologi gunung api diklasifikasikan berdasarkan tipe magma dan jenis

material yang dikeluarkan. Bentuk gunung api yaitu :

a. Bentuk Kaldera

Bentuk Kaldera menjadi beberapa jenis berdasarkan proses yang membentuknya,

yaitu :

1) Kaldera letusan, yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat kuat

yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan massa

batuan dalam jumlah besar. Contoh yang baik antara lain Kaldera Bandaisan

di Jepang, Kaldera Tarawera di New Zealand.

2) Kaldera runtuhan, yang terbentuk karena adanya letusan yang berjalan cepat

yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan

kekosongan pada dapur magma. Penurunan permukaan magma didalam

waduk pun akan menyebabkan akan terjadinya runtuhan pada bagian puncak

gunungapi. Contoh yang baik antara lain Kaldera Toba (Tapanuli – Sumatra

Utara), Kaldera Tengger (Probolinggo – Jawa Timur).

Page 5: Gunungapi

3) Kaldera erosi, disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana

erosi akan memperluas daerah lekukan sehingga kaldera tersebut akan

semakin luas.

4) Kaldera resurgent, yang terbentuk karena adanya bongkah lekukan di bagian

tengah kaldera yang terangkat oleh magma yang bergerak naik ke atas, dan

kemudian membentuk suatu kubah.

Gunungapi yang membentuk kaldera membutuhkan sejumlah gas yang

mempunyai tekanan tinggi, yang secara matematis jumlah tersebut akan terpenuhi

apabila dapur magma mempunyai kedalaman yang cukup besar yaitu antara 15 -

50 km. Selain itu, untuk membentuk kaldera diperlukan letusan yang bersifat

paroksimal, sehingga akan terbentuk teras besar berbentuk silinder. Tingkat atau

derajat kekuatan letusan ini merupakan fungsi dari kedalaman dan isi dapur

magma. Dan untuk peruntuhan yang besar dibutuhkan bidang lengser silinder

letusan yang mempunyai lebar antara 1 - 2 km. Letusan paroksimal yang berulang

dan berlangsung singkat dibedakan dengan letusan paroksimal berikutnya dalam

ukuran abad dimana pada kurun abad tersebut tekanan gas akan semakin

meningkat dan menyamai tekanan beban dari tubuh gunungapi di atas dapur

magma. Dan selama periode tenang, akan terjadi pembentukan generasi baru

gunungapi disepanjang daerah kulit bumi. Generasi baru gunungapi akan

cenderung memperlihatkan kegiatan yang bersifat berulang dan membangun.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 6: Gunungapi

b. Bentuk Kerucut Sinder

Terjadi akibat erupsi magmatic eksplosif yang menghasilkan bahan

piroklastik seperti bom, lapilli, batuapung, dan abu gunungapi. Biasanya kawah

yang terbentuk lebar dan tidak tinggi karena bahan-bahan piroklastiknya rentan

terhadap erosi. Endapan piroklastiknya bertekstur versikuler, berkomposisi basalt

sampai dengan andesit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Page 7: Gunungapi

c. Bentuk Perisai

Terbentuk oleh perlapisan lava encer yang merupakan pengulangan erupsi yang

membentuk kubah landai. Perpindahan pusat erupsi bias membuat bentuknya

tidak teratur. Bentuk gunungapi ini merupakan ciri khas gunungapi-gunungapi

dihawaii. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

d. Bentuk Gunungapi Strato

Terbentuk oleh adanya perlapisan antara lava dengan piroklastik, contohnya

antara lain Gunung Tangkuban Perahu di bagian utara Bandung dengan pusat

erupsi yang berpindah dari sebelah barat ke timur sehingga menyerupai perahu

yang terbalik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Page 8: Gunungapi

e. Bentuk Kubah Lava

Sangat berhubungan sekali dengan komposisi magma dan viskositasnya. Semakin

encer magma/lava akan mempunyai penyebaran yang semakin luas dan

membentuk plateau lava. Jika viskositas magma/lava tinggi maka akan menjadi

sumbat lava yang sewaktu-waktu bias diletuskan akibat adanya tekanan gas yang

tersumbat dibawahnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Page 9: Gunungapi

2. Volcanic Footslope Landform (Morfologi Kaki Gunungapi)

Morfologi kaki gunungapi adalah bentang alam gunungapi yang merupakan bagian

kaki dari sebuah gunungapi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contohnya pada

gambar dibawah ini.

3. Crater Landform (Kawah Gunungapi)

Morfologi kawah adalah bentangalam gunung api berupa lubang tempat keluarnya

material gunungapi ketika erupsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contohnya pada

gambar dibawah ini.

Page 10: Gunungapi

4. Caldera Landform (Morfologi Kaldera Gunungapi)

Morfologi kaldera adalah bentangalam yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung

api tipe eksplosif yang menyebabkan kepundan gunung api runtuh sehingga

membentuk kawah yang sangat luas. Contoh kaldera di Indonesia adalah kaldera

Bromo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contohnya pada gambar dibawah ini.

Page 11: Gunungapi

5. Volcanic Neck Landform (Morfologi Leher Gunungapi)

Morfologi gunungapi adalah bentangalam seperti  leher atau tiang yang merupakan

sisa dari proses denudasi (erosi) gunung api. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

contohnya pada gambar dibawah ini.

6. Parasit Cone Landform (Morfologi Gunungapi Parasit)

Morfologi gunungapi parasit adalah bentangalam yang berbentuk kerucut yang

menumpang di tubuh gunungapi induknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

contohnya pada gambar dibawah ini.

Page 12: Gunungapi

7. Lava Plug Landform (Morfologi Sumbat Lava)

Morfologi sumbat lava adalah bentangalam yang terbentuk pipa atau bantal yang

terbentuk dari lava yang membeku pada kepundan gunung api. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat contohnya pada gambar dibawah ini.

Page 13: Gunungapi

8. Morfologi Maar

Morfologi maar adalah bentangalam berelief rendah dan luas dari suatu kawah

gunungapi hasil erupsi freatomagmatik. Letusannya disebabkan oleh kontak antara air

bawah tanah dengan magma. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contohnya pada

gambar dibawah ini.

9. Volcanic Remnant Landform (Morfologi Sisa Gunungapi)

Morfologi sisa gunungapi adalah bentukkan yang berasal dari tubuh gunung api yang

mengalami proses denudasi (erosi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contohnya pada

gambar dibawah ini.

Page 14: Gunungapi

F. Analisa Bentang Alam Gunungapi dan Kegunaannya

Analisa morfologi gunungapi dilaksanakan untuk memudahkan pekerjaan

pemetaan geovulkanologi, yang dasarnya adalah penafsiran bentuk, pola penyebaran dan

ukuran berbagai aspek struktur dan obyek morfologi gunungapi. Pengenalan langsung di

lapangan ditujukan sebagai pembanding. Sehingga setelah tahapan pekerjaan tersebut

dilakukan, penafsiran dapat langsung dilakukan hanya dengan dengan mempergunakan

peta topografi.

Pengenalan morfologi gunungapi sebenarnya bertujuan untuk melengkapi usaha

penelitian geologis daerah gunungapi, yaitu pemetaan geovulkanologi, terutama di dalam

menentukan perkembangan (evolusi) gunungapi. Ini dirasa perlu sebab melacak batuan

gunungapi di lapangan bukanlah pekerjaan yang mudah.

Page 15: Gunungapi

Sehingga sasaran dari pemahaman morfologi gunungapi antara adalah :

1. Mengenal ragam bentuk morfologi gunungapi, khususnya gunungapi berlapis

2. Mengetahui hubungan antar satuan morfologi gunungapi, baik secara sendiri maupun

berkelompok.

3. Mengetahui jenjang keaktifan gunungapi

4. Menafsirkan perkembangan kegiatan suatu gunungapi.

Jalur-jalur gunungapi cenderung mengikuti pola struktur regional, di mana akan

ditunjukkan oleh berbagai kelurusan gunungapi baik skala besar maupun skala kecil.

Setelah memahami hubungan struktur regional dengan munculnya jalur gunungapi, maka

pengamatan ditingkatkan kepada jalur gunungapi pembanding yaitu dengan

memperhatikan aspek morfologinya. Dimana harus diperhatikan ciri - ciri ketakselarasan

morfologi, yang nantinya berguna untuk menentukan perbedaan umur secara nisbi

satuan-satuan gunungapi terletak berdekatan. Dan untuk ini pula perlu memahami dan

mengenal struktur dan morfologi gunungapi secara umum, khususnya gunungapi

berlapis. Prinsip utama analisa morfologi gunungapi berawal dari pengertian dasar

bahwasanya lava akan mencerminkan morfologi tertentu yang dengan mudah dapat

dibedakan dengan morfologi yang disusun oleh bahan lepas gunungapi. Kuenen (1945)

yang telah mengelompokkan rekahan sayap pada tubuh gunungapi kedalam empat jenis

menjelaskan lebih lanjut bahwasanya apabila rekahan - rekahan tersebut sempat dilalui

oleh magma, dan kemudian terjadi pembekuan, maka akan terbentuk korok dari berbagai

bentuk tergantung pada jenis rekahannya. Apabila 2 korok memencar berkembang

menjadi sistem penyesaran, maka bagian tengah yang dibatasi oleh korok - korok tersebut

akan melengser ke bawah dan berkumpul pada kaki gunungapi. Morfologi ini dikenal

Page 16: Gunungapi

sebagai sector graben yang di lapangan akan membentuk kipas alluvial. Apabila erosi

belum begitu lanjut, sector graben ini dicirikan dengan dinding - dinding tegak dari korok

yang juga merupakan bidang sesar.

Hasil penafsiran morfologi mempunyai kegunaan yang cukup luas, sehingga tidak hanya

untuk kepentingan ilmiah saja tetapi juga aspek-aspek sosial. Penerapan hasil penafsiran

morfologi gunungapi tersebut antara lain untuk :

1. Menyusun stratigrafi gunungapi berlapis

2. Membantu penentuan lokasi pengambilan contoh batuan secara berpola (systematic

sampling), terutama contoh batuan untuk analisis petrokimia guna menentukan

perkembangan magma selama waktu geologi tertentu.

3. Membantu memecahkan permasalahan tektonik regional, yaitu menentukan arah gaya

tegasan utama yang bekerja di suatu daerah berdasarkan analisis kelurusan

gunungapi.

4. Memudahkan mempelajari ekosisten gunungapi, yang sangat berguna untuk dasar

perencanaan pengembangan wilayah pemukiman di daerah gunungapi, penelitian

sumber air atau hidrologi gunungapi, daerah pariwisata dan sebagainya.

Adapun tujuan analisa morfologi Gunungapi dilakukan untuk :

1. Mengenal macam-macam bentuk Gunungapi

2. Mengetahui hubungan antara satuan morfologi Gunungapi baik secara individu

maupun kelompok.

3. Mengetahui stadia dan jenjang keaktifan Gunungapi

4. Menginterpretasikan evolusi atau perkembangan suatu Gunungapi maupun kelompok

Gunungapi.

Page 17: Gunungapi

Sarana – sarana yang dapat dipergunakan berupa :

1. Peta topografi

2. Foto udara

3. Citra satelit yang selanjutnya dilengkapi dengan pengamatan dilapangan