51
MAKALAH PRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS SYARIAH DISUSUN OLEH: INDAH TUTFIANSYAH (1623015) PUTRI YANTI (16230250) IAI AL – MAWADDAH WARRAHMA KOLAKA SYARIAH EKONOMI BISNIS ISLAM PERBANKAN SYARIA / V T.A 2018 / 2019 i

husnulsahnungblokhome.files.wordpress.com€¦  · Web viewPRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS SYARIAH. DISUSUN OLEH: INDAH TUTFIANSYAH (1623015) PUTRI YANTI (16230250) IAI AL –

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS SYARIAH

DISUSUN OLEH:

· INDAH TUTFIANSYAH (1623015)

· PUTRI YANTI (16230250)

IAI AL – MAWADDAH WARRAHMA KOLAKA

SYARIAH EKONOMI BISNIS ISLAM

PERBANKAN SYARIA / V

T.A 2018 / 2019

1

28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Baginda Nabi Muhamad Saw. yang telah membawa kita ke jalan yang lurus seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas terstrukur dalam mata kuliah Etika Bisnis Islam, dimana diharapkan bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari makalah ini serta bisa mengembangkan kompetensi dalam pengetahuan dan pembelajaran. Selanjutnya, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangsinya berupa saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah cakrawala berpikir bagi kami dan khususnya bagi para pembaca.

Kolaka, 14 September 2018

Kelompok 1

DAFTAR ISI

SAMPULi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang1

B. .RumusanMasalah1

C. Tujuan1

BABII PEMBAHASAN

A. Pengertian etika bisnis Islam2

B. Prinsip – prinsip dalam etika bisnis syariah3

C. Bisnis tanpa etika dan prinsip syariah membawa kehancuran22

D. Pentingnya prinsip etika bisnis islam bagi pelaku bisnis25

E. Dasar hukum etika bisnis islam dalam menjalankan prinsipnya.26

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN28

B. SARAN28

DAFTARPUSTAKA29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika yang akan digunakan sebagai norma perilaku sebulum aturan (hukum) perilaku dibuat dan dilaksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum. Sebagai kontrol terhadap individu pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran, bertanggung jawab, disiplin, berprilaku tanpa diskriminasi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Etika Bisnis Syariah?

2. Apa saja Prinsip-prinsip etika bisnis syariah?

3. Apakah bisnis tanpa etika dan prinsip syariah membawa kehancuran?

4. Apakah penting bagi pelaku bisnis menjalankan sesuai prinsip etika bisnis Islam?

5. Apa dasar hukum etika bisnis islam dalam prinsipnya?

C. TUJUAN

1. Untuk memahami apa etika bisnis islam

2. Untuk memahami prinsip-prinsip etika bisnis islam

3. Untuk memahami bisnis tanpa etika dan prinsip syariah membawa kehancuran

4. Untuk memahami pentingnya bagi pelaku bisnis menjalankan sesuai prinsip etika bisnis dalam Islam

5. Untuk mengetahui dasar hukum etika bisnis islam dari prinsipnya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis dalam Pandangan Islam

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, yang dalam bentukjamaknya (ta etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam hal ini etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baikdan segala kebiasaan hidup yang dianut dan diwariskan dari satu orang keorang lain dari satu generasi ke generasi yang lain (Arijanto, 2011).

Dalam pemikiran Islam etika lebih dipahami sebagai akhlak atau adab yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia. Akhlak secara Bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah (perangai), al-thabi’ah (kelakuan, tabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-muru’ah (peradaban yang baik) (Aminuddin, 2002). Sedangkan secara terminologi dikemukakan oleh Ulama Akhlak (Mahyudin, 2003) antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Ibnu Miskawaih, Akhlak ialah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkan lebih lama. Jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan semua perbuatan yang secara spontan itu bisa merupakan pembawaan fitrah sejak lahir, tetapi juga dapat diperoleh dengan jalan latihan-latihan dengan membiasakan diri, hingga menjadi sifat kejiwaan yang dapat melahirkan perbuatan yang baik.

2. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum al din mengatakan bahwa akhlak adalah: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

3. Abu bakar Jabir Al Jazairy mangatakan Akhlak merupakan bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercelah dengan disengaja.

4. Muhamad Bin’Ilan Ash-Shadieqy menyebutkan akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan mudah (tanpa dorongan dari orang lain).

5. Qutuby menyebutkan bahwa akhlak merupakan suatu perbuatan yang bersumber dari adab kesopanannya di sebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.[footnoteRef:2] [2: Yosi Mardoni, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, hlm.32]

Adapun Asas-asas ekonomi Islam Setiap ekonomi mencangkup pembahasan tentang tata cara perolehan harta kekayaan dan pemanfaatannya baik untuk kegiatan konsumsi maupun distribusi dalam hukum syara di Jelaskan bagaimana seharusnya harta kekayaan atau barang dan jasa diperoleh juga menjelaskan Bagaimana manusia mengelola atau mengonsumsi dan mengembangkan harta serta Bagaimana mendistribusikan kekayaan yang ada inilah yang sesungguhnya dianggap oleh Islam sebagai masalah ekonomi bagi suatu masyarakat atas dasar ini maka ekonomi Islam yang digunakan untuk membangun sistem ekonomi berdiri di atas tiga asas yaitu benda mental seperti bagaimana harta diperoleh yakni menyangkut hak milik pengelolaan hak milik serta distribusi kekayaan yang di tengah masyarakat.[footnoteRef:3] [3: M. Sholahuddin, S,E.,M.Si. Asas-Asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 32]

B. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Dalam dunia bisnis semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak jujur dari sesamanya. Praktek manipulasi tidak akan terjad jika dilandasi dengan moral tinggi. Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri. Masalahnya ialah tidak ada hukuman tegas terhadap pelanggaran etika, karena nilai etika

hanya ada dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali dari dalam hati, berbeda dengan aturan hukum yang mempunyai unsur paksaan dari luar kehendak hati. Akan tetapi bagi orang-orang yang bergerak dalam bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik dalam dunia nyata maupun akhirat. Hendaknya kehidupan dunia terutama dalam bisnis, tidak terlepas dari kehidupan dihari kemudian itu.

Beberapa dasar etika bisnis Islam yang dikemukakan oleh Buchari Alma dalam jurnal Muhammad Farid dan Amilatuz Zahroh, yaitu:

1) Menepati janji. Sebagai seorang muslim kita diajarkan untuk menepati janji. Janji adalah semacam ikrar atau kesanggupan yang telah kita nyatakan kepada seseorang dan Yang Maha Kuasaakan janji tersebut.

2) Masalah utang piutang. Utang merupakan kegiatan yang bisadilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya terkadang persoalanhutang ini menimbulkan persoalan yang sulit diatasi, sehinggamenimbulkan pertangkaran, sampai masuk pengadilan bahkan sering kali sampai terjadi pembunuhan dalam penagihan dan sebagainya.

3) Jual beli harus jujur dan ada hak khiyar. Kejujuran merupakan halyang penting untuk diterapkan dalam bisnis, karena kejujuran merupakan kunci kesuksesan bisnis. Agar dalam perdagangan tidak terjadi penipuan maka harus ada khiyar, sehingga adanya penipuan dalam jual beli dapat dihindari.

4) Masalah upah. Agar tidak terjadi kecemburan dan demonstrasi daripara karyawan.

Berbisnis secara etis sangat perlu dilakukan karena profesi bisnis pada hakekatnya adalah profesi luhur yang melayani masyarakat banyak.Usaha bisnis berada di tengah-tengah masyarakat, mereka harus menjagakelangsungan hidup bisnisnya. Caranya ialah menjalankan prinsip etika bisnis. Menurut Djakfar, persyaratan untuk meraih keberkahan atas nilai transenden pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang telah digariskan dalam Islam, antara lain :

a. Jujur dalam Takaran (Quantity).

Kejujuran merupakan sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan sedikitpun. Jujur dalam takaran ini sangat penting untuk diperhatikan karena Tuhan sendiri secara gambling mengatakan:

Artinya: “Celakalah bagi orang yang curang (dalam menakar dan menimbang). (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi”. (QS. al-mutaffifin, 83 : 1-3)

Maksudnya bahwa etika bisnis membangun kepercayaan dan kepercayaan adalah dasar daripada bisnis modern. Jika kita menerima pandangan tersebut bahwa tidak ada dua moral umum yang berlaku baik bagi aktivitas individual maupun kelompok. Dengan demikian, kita bisa memperoleh petunjuk untuk perilaku bisnis dengan melihat sesuatu yang oleh para filosof dipandang sebagai kehidupan yang bahagia secara moral.

Kepercayaan adalah sangat mendasar dalam kegiatan bisnis. Dalam bisnis untuk membangun kerangka kepercayaan itu seorang pedagang harus mampu berbuat jujur atau adil, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain. Kejujuran ini harus direalisasikan antara lain dalam praktik penggunaan timbangan yang tidak membedakan antara kepentingan pribadi (penjual) maupun orang lain (pembeli). Dengan sikap jujur itu kepercayaan pembeli kepada penjual akan tercipta dengan sendirinya.

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat (mu)dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat”. (QS. Al-An’am, 6: 152)

Yang dimaksud memenuhi janji Allah itu adalah agar seluruh manusia memenuhi (mentaati) segala ajaran-ajaran-Nya. Sebagaicontoh, dalam urusan bisnis, penjual dilarang mencuri timbangan yang bisa merugikan, sekaligus berbuat tidak adil dan tidak jujur kepada oranglain. Oleh karena itu, dengan perbuatannya itu Allah mengancamdengan siksa neraka kelak di kemudian hari sebagaimana tersurat dalamfirman sebelumnya.

b. Menjual Barang yang Baik Mutunya (Quality)

Salah satu cacat etis dalam perdagangan adalah tidak transparan dalam hal mutu, yang berarti mengabaikan tanggung jawab moral dalam dunia bisnis. Padahal tanggung jawab yang diharapkan adalahtanggung jawab yang berkesinambungan (balance) antara memperoleh keuntungan (profit) dan memenuhi norma-norma dasar masyarakat baik berupa hukum, maupun etika atau adat. Menyembunyikan mutu samahalnya dengan berbuat curang dan bohong. Lebih jauh mengejar keuntungan dengan menyembunyikan mutu identik dengan bersikap tidak adil. Bahkan secara tidak langsung telah mengadakan penindasan terhadap pembeli. Penindasan merupakan aspek negatif bagi keadilan, yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Penindasan merupakan kezaliman. Karena kezaliman sesungguhnya orang-orang yang berbuat zalim tidak akan pernah mendapatkan keuntungan sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Dan dia (Musa) menjawab: Tuhanku lebih mengetahui oranG yang (pantas) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yangkan mendapat kesudahan (yang baik) di akhirat.Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapatkemenangan”. (QS. Al-Qasas, 28: 37)[footnoteRef:4] [4: STAIN kudus, Etika Bisnis Islam.]

· Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Yang Diperintahkan Allah

Al-Quran secara eksplisit mendeskripsikan prinsip-prinsip tertentu yang Allah perintahkan dan kebrutalan yang sama sekali tidak diizinkan. Hidup dan nasib seseorang secara langsung dipengaruhi dan dikontrol oleh prinsip-prinsip tersebut. Dengan demikian, eksposisi singkat tentang prinsip-prinsip itu bukan sesuatu yang hanya dibutuhkan, namun pada saat yang sama ia merupakan sesuatu yang esensial untuk diketengahkan dalam studi ini. Untuk tujuan yang mulia ini dan juga demi memberikan kejelasan. Prinsip=prinsip tersebut sebagai berikut.

1. Di Dunia

Allah menciptakan manusia dan alam semesta untuk menghuni dan mengeksploitasi dan mempergunakan dunia ini. “dia memberikan pada manusia hikmah dan kekuatan untuk memanfaatkan sumber-sumber alam.”Allah jadikan segala sesuatu berada dan takluk dibawah kekuasaan manusia.” Dan Allah jadikan manusia sebagai khalifahnya dimuka bumi.

Alasan mengapa manusia mendapat posisi yang demikian istimewa, telah Al-Quran terangkan. Pada saat segala apa yang didunia diharuskan untuk mengikuti hukum alam yang Allah ciptakan tanpa reserve. Manusia diberi kemampuan dan kemerdekaan untuk memilih jalan yang baik atau jalan yang buruk.

Dia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sekaligus dapat menentukan pilihan dua hal atas dasar pilihanya dan kemauanya sendiri. Karena kemauan bebas yang sangat istimewa, inilah Allah memberikan amanah dan tanggungjawab pada manusia untuk merealisasikan kehendaknya dalam bingkai moral. Inilah secara singkat tugas utama manusia didunia.

Kehidupan dunia ini adalah sebuah ujian yang sangat krusial bagi manusia. Dia akan senantiasa dan terus menerus ada dalam ujian. Untuk mampu melakukan penempatan kehendak bebasnya secara proporsional.” Realisasinya dari kemauan illahi dalam hukum moral adalah amanah yang diambil dari sukarela ataupun terpaksa. Sebagai tambahan pada rasio dan kapabilitas yang jernih dan tajam, Allah juga meng karunia kepada manusia satu etika moral yang komplit dan sempurna dalam bentuk Al-Quran, di mana di dalamnya kebaikan dan keburukan bisa dilihat dengan jelas dan sangat transparan untuknya.

Manusia diperintahkan untuk berperilaku sesuai dengan etika moral, petunjuk yang ada di dalam Al-Quran. Dia bukan hanya disuruh melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Namun ia juga diperintahkan untuk menyuruh pada kebaikan atau amar ma'ruf dan mencegah kemungkaran nahi mungkar. Setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban sesuai dengan kadar kapasitasnya, sebab Allah tidak akan menyuruh manusia di luar batas kemampuan dan kapasitasnya tersebut.

Allah menempatkan manusia di dunia dalam posisi yang berbeda-beda. Oleh karena itulah perilaku mutualistis saling menguntungkan dan kooperatif kerjasama menjadi sebuah keharusan mutlak. Namun demikian itu tidak berarti bahwasannya posisi itu adalah sesuatu yang permanen dan juga sebagai indikasi adanya status final seseorang. semua itu adalah sekedar variasi kesempatan yang disediakan dalam batas waktu yang terbatas dalam rangka agar manusia meng aktual akan diri dan menunjukkan nilai dirinya. Posisi final setiap individu manusia akan ditentukan nanti pada hari kiamat, berdasarkan rekor kumulatif yang dia lakukan di dunia ini. Disiinilah terletak signifikan dan pentingnya kehidupan manusia yang terbatas di dunia ini.

Di dunia ini mungkin saja manusia memperoleh semua hasil dari apa yang dikerjakan walaupun dalam beberapa hal bisa ia peroleh sebab Allah tidak menjadikan kehidupan dunia ini sebagai tempat untuk mencapai segalanya. Maka,perlu kiranya dicatat bahwasanya segala usaha manusia pasti akan mendapat balasan, jika tidak di dunia ini, pasti ia akan mendapat balasan di akhirat. Oleh karena itulah manusia diperintahkan untuk tetap bekerja keras dan melanjutkan perjuangan di jalan yang lurus tanpa kenal lelah dan jangan sampai resah dengan hasil yang ingin dicapai dengan segera. Hasil yang akan dicapai akan sangat proporsional sesuai dengan kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan. Maka jika ada kerusakan dan pengrusakan di dunia itu semua merupakan akibat dari perbuatan jahat manusia. Jika seseorang yang melakukan kesalahan itu bertobat dan mengakui dosa-dosanya Allah akan menerima taubat mereka dan akan mengampuni semua dosa-dosanya Allah juga akan melimpahkan rahmatnya kepada nya.

Kehidupan di dunia ini, sangat singkat, pendek dan remeh jika dibandingkan dengan kehidupan yang abadi di akhirat oleh karena itu Al-Quran seringkali menyebut kehidupan dunia ini hanya sebagai fatamorgana masa hidup manusia di dunia ini telah pula oleh tentukan sebelumnya oleh telah menetapkan bahwa seluruh jiwa akan mencicipi kematian dan dia akan berpisah dengan dunia fana ini sesungguhnya dunia yang kini kita berada akan berakhir pada saat yang telah ditentukan dan hanya Allah yang tahu kehidupan yang abadi di akhirat akan dimulai saat dunia yang fana ini berakhir 2 konsep tentang dunia kini dan hari akhir adalah dua konsep di mana satu dengan yang lainnya saling berhubungan yang tak mungkin bisa dibayangkan wujud salah satu diantaranya tanpa adanya yang lain.

Walaupun kehidupan manusia di dunia sangatlah pendek, namun kehidupan ini sangatlah berarti sama pada saat di dunia inilah manusia dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi hari akhir. Kehidupan di dunia ini adalah sebuah kesempatan yang diberikan pada manusia untuk berusaha mempersiapkan diri untuk membaca dan menanam dj atau amal baik untuk kesejahteraan hidup di dunia ini maupun untuk kesejahteraan hidup di akhirat. Sedangkan hari akhir adalah semata-mata merupakan masa memetik hasil kerja yang telah dilakukan dan dia tanam di dunia semua tindakan manusia di dunia ini selalu di monitor dan direkam serta disimpan di dalam buku amal yang buku tersebut akan diberikan kepada manusia di hari pengadilan. Tak ada yang terlewatkan dari ilmu Allah karena dia maha tahun dan yang selalu hadir di tengah-tengah manusia yang sedang ber bisik-bisik dua orang atau lebih. Walaupun secara fakta apa yang dimiliki manusia termasuk di dalamnya badan dan jiwanya adalah pemberian Allah namun demikian Allah membuat jual beli dengan manusia dengan membeli jiwa dan harta mereka dan menjanjikan pada mereka surga.

Seorang mukmin menerima jual beli ini dan menyerahkan jiwa serta semua hak miliknya kepada Allah artinya iya mempergunakan semuanya itu untuk merealisasikan kehendak Allah yang dengan demikian dia yakin bahwa hasil yang akan dicapai adalah surga Allah. Dengan kata lain kebahagiaan di hari kemudian seluruhnya sangat tergantung pada tindakan yang benar dari seseorang selama berada di dunia.

2. Diakhirat

Al-Quran menegaskan secara jelas dan tegas bahwa kehidupan manusia di dunia ini tidaklah berakhir dengan kematian. Kematian hanyalah sebuah pintu gerbang pada sebuah kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan di dunia yang naik kehidupan alam akhirat yang menurut pandangan alquran adalah sebuah kepastian dan tidak mungkin bisa dielakkan. Kehidupan di akhirat itu berbeda dengan kehidupan di dunia karena allah telah mencantumkan prinsip-prinsip tertentu untuk mencapai itu. Beberapa keunikan di hari akhirat adalah sebagai berikut

a) Kehidupan di akhirat, tidak seperti kehidupan di dunia yang terbatas. Kehidupan akhirat tidak terbatas dan bersifat abadi. Keabadian inilah yang merupakan satu hal yang sangat membedakan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

b) Manusia tidak akan diberi satupun kesempatan untuk ratifikasi kesalahan-kesalahannya dan tidak pula diijinkan untuk menambah satu kebaikan apapun ke dalam buku amalnya di hari kiamat manusia hanya akan menerima ganjaran dan balasan sesuai dengan apa yang dia lakukan sebelumnya. Oleh sebab itulah alquran memperingati manusia agar mempersiapkan segalanya untuk menghadapi hari akhir itu selama berada di dunia.

c) Penyesalan dan taubat bagaimanapun ikhlas nya itu dilakukan oleh seseorang pada hari akhir, tidak akan lagi membawa faedah.

d) Mana tidak ada lagi yang namanya tawar menawar, tidak juga perantara, tidak pula persahabatan dan tidak akan ada bantuan dari yang lain. Apa yang disebut bantuan terhadap segala macam bencana dan kemalangan yang ada di dunia ini tidak lagi berlaku di akhirat.

e) Prinsip tanggung jawab personal akan diterapkan tanpa ada eksepsi pengecualian sama sekali tak seorang pun mampu memberikan tebusan atau pengganti. Cara demikian tidak lagi bisa dan tidak akan diterima.

f) Prosedur penuntutan akan terdiri dari hitungan amal, timbangan perbuatan dan pengecekan semua rekor seksi sexy dari tindakan-tindakan setiap orang. Pada saat itu tidak akan ada kemungkinan bagi seseorang untuk menghilangkan lari serta menyatakan pernyataan palsu serta bukti yang bohong. Dan yang paling mengejutkan bagi para pelaku kejahatan saat itu ialah bahwasanya organ-organ tubuhnya akan memberikan kesaksian atas apa yang pernah mereka lakukan di dunia.

g) Pengadilan akhir atas orang dan individu akan Allah umumkan. Pengadilan itu akan merupakan pengadilan yang se adel adel nya yang didasarkan atas hitungan yang akurat dan sempurna serta bukti-bukti yang tidak mungkin untuk ditolak.

h) Setiap perilaku, baik ataupun buruk akan dihitung yang atas dasar perhitungan setelah manusia akan mendapat bayaran secara penuh tanpa sedikitpun dikurangi. Saat itu tidak akan ada seorang manusia pun yang akan di sol ini dan tak ada amal perbuatan seorangpun yang akan di ingkari bahkan dikurang.

i) Mereka yang dinilai sebagai orang yang lurus akan allah berikan tempat tinggal abadi di dalam surga. Sebaliknya orang-orang yang dianggap bersalah dan pendusta mereka akan dipaksa untuk masuk ke dalam neraka.[footnoteRef:5] [5: Dr. Mustaq Ahmad, Etika Bisnsi dalam Islam, (Jakarta Timur: Pustaka Alkautsar, 2001), cetakan pertama, hlm 25-25-30]

Islam menganut prinsip kebebasan terikat, yaitu kebebasan berdasarkan keadilan, undang-undang agama dan etika. Di dalam peraturan sirkulasi atau perdagangan Islami terdapat norma, etika agama dan perikemanusiaan yang menjadi landasan pokok bagi pasar Islam yang bersih. Qardawi memberikan patokan tentang norma-norma atau nilai-nilai syariah dalam perdagangan yang harus ditaati oleh para pedagang muslim dalam menjalankannya, yaitu:

1. Menegakkan larangan memperdagangan barang-barang yang diharamkan.

2. Bersikap benar, amanah dan jujur.

3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga.

4. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli.

5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.

6. Berpegang pada prinsip bahwa perdaganagn adalah bekal menuju akhirat. [footnoteRef:6] [6: Ekida Ekfi Barus, IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM, hlm. 126-127]

· PRINSIP ETIKA BISNIS MENURUT PARA AHLI

Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa etika ialah ilmu tentang tingkah laku

manusia, prinsip-prinsip yang disistimatisir tentang tindakan moral yang betul. Etika ialah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal

perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Secara umum, etika terdiri dari, etika umum dan etika khusus. Etika umum, pada umumnya membahas mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif (yang terpenting di antaranya adalah suara hati), dan semacamnya. Etika umum sebagai ilmu atau filsafat moral dapat dianggap sebagai etika teoritis, kendati istilah ini tidak tepat karena bagaimanapun juga etika selalu berkaitan dengan prilaku dan kondisi praktis dan aktual dari manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak hanya semata-mata bersifat teoritis. Sedangkan, etika khusus adalah penerapan prinsip-pronsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Baik etika umum maupun etika khusus sama-sama mempunyai bidang lingkup yang sangat luas. Misalnya saja, dikenal etika dalam lapangan hukum keluarga atau perkawinan, etika gender yang sekarang khusus membahas pola hubungan pria dan wanita dalam mewujudkan emansipasi persamaan hak-hak dan kewajiban sesuai kodratnya masing-masing, etika berpolitik, etika lingkungan hidup, etika ilmu pengetahuan dan etika profesi dan lain sebagainya.

Kalu kita ambil sebagai contoh mengenai etika profesi, yang mempunyai cakupan yang sangat luas, karena hampir semua profesi dapat mengembangkan etikanya sendiri, seperti etika kedokteran untuk medis (kesehatan), etika bisnis untuk kegiatan bisnis, etika hukum untuk etika profesi hukum, etika pendidikan, etika pegawai negeri, etika media massa, etika polisi, jaksa, hakim, pengacara, dan sebagainya. Dari berbagai macam bentuk atau jenis etika tersebut di atas, berkaitan dengan etika bisnis untuk kegiatan bisnis, Kwik Kian Gie mengatakan bahwa penerapan dari apa yang benar adan apa yang salah dari kumpulan kelembagaan, teknologi, transaksi, kegiatan-kegiatan dan sarana-sarana disebut bisnis.

Berbicara tentang bisnis, Kohlbeng mengatakan bahwa prinsip-prinsip etika di dalam bisnis dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :

(1) Prinsip manfaat,

(2) Prinsip hak asasi,

(3) Prinsip keadilan.

Sedangkan mengenai istilah “bisnis” yang dimaksud adalah suatu urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barangatau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpreneur dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan. Bisnis adalah suatu kegiatan di antara manusia yang menyangkut produksi, menjual dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal baliksecara fair di antara pihak-pihak yang terlibat.

Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena saru otang memproduksi lebih banyak barang tertentu sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yang tidak bisa dibuatnya sendiri.

Dengan kata lain, tujuan utama bisnis sesungguhnya bukan untuk

mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi kebutuhan hidup orang lain, dan melalui itu ia bisa memperoleh apa yang dibutuhkannya. Matsushita, mengatakan bahwa tujuan bisnis sebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Sedangkan kuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercaaan masyarakat atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Demikian pula, prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat kita. Namun, sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip-prinsip etika pada umumnya. Karena itu, tanpa melupakan kekhasan sistem nilai dari setiap masyarakat bisnis, secara umum dapat dikemukakan beberapa prinsip etika bisnis, yakni :

1) Prinsip otonomi, yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarnnya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.

2) Prinsip kejujuran, sekilas kedengarannya adalah aneh bahwa kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis karena mitos keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu menipu demi meraup untung. Harus diakui bahwa memang prinsip ini paling problematic karena masih banyak pelaku bisnis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya pada tipu menipu atau tindakan curang, entah karena situasi eksternal tertentu atau karena dasarnya memang ia sendiri suka tipu-menipu.

3) Prinsip keadilan, yaitu menuntut agar setiap orang diperlukan secara sama

sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Demikian pula, prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis apakah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

4) prinsip saling menguntungkan, yaitu menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Maka, dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.

5) Prinsip integritas moral, yaitu prinsip yang menghayati tuntutan internal dalam berprilaku bisnis atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.

Dari semua prinsip bisnis di atas, Adam Smith menganggap bahwa prinsip keadilan sebagai prinsip yang paling pokok.Pertanyaan penting yang perlu dijawab adalah bagaimana menerapkan prinsip-prinsip bisnis tadi secara tepat sesuai dengan keperluan atau kebutuhan dalam operasionalnya. Sehingga, dengan penerapan prinsip-prinsip bisnis yang tepat ke dalam sebuah perusahaan, yang pertama terbentuk tentu akan terbangun budaya kerja perusahaan (corporate cultur) yang memenuhi aspek pembudayaan atau pembiasaan dan penghayatan nilai-nilai, norma atau prinsip moral yang dianggap sebagai inti kekuatan dari sebuah perusahaan yang sekaligus juga membedakannya dengan perusahaan yang lain. Wujud dari penerapan prinsip-prinsip bisnis, bisa dalam bentuk pengutamaan mutu, pelayanan, disiplin,kejujuran, tanggung jawab, perlakuan yang fair tanpa adanya diskriminasi dan seterunya.[footnoteRef:7] [7: Sirman Dahwal, ETIKA BISNIS MENURUT HUKUM ISLAM (Suatu Kajian Normatif).]

· Prinsip-prinsip atau nilai sebagai landasan dan dasar pengembangan etika bisnis Syariah

1. Tauhid atau keesaan Tuhan merupakan pondasi fundamental ajaran Islam bahwa tauhid itu yang membentuk tiga asas pokok filsafat ekonomi Islam yaitu :

pertama dunia dengan segala isinya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berjalan menurut kehendaknya Quran surah al-maidah ayat 20 dan al-baqarah ayat 6 manusia sebagai khalifah nya hanya mempunyai hak kepemimpinan dan pengelolaan yang tidak mutlak serta harus tunduk melaksanakan hukumnya akibatnya apabila kita menggunakan mafhum mukhalafah dapat dikatakan bahwa mereka yang menganggap kepemilikan secara mutlak tak terbatas berarti telah ingkar kepada hukum Allah subhanahu wata’ala implikasi dari Status kepemilikan menurut Islam adalah hak manusia atas barang atau jasa itu terbatas hal ini jelas berbeda dengan kepemilikan mutlak oleh individu pada sistem kapitalis dan oleh kaum proletar pada sistem sosialis

kedua Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah pencipta semua makhluk dan makhluk tunduk kepadanya Quran surah al-an’am ayat 142 sampai 145 dan Quran surah an-nahl ayat 10-16 dan Quran surat Fathir ayat 27 sampai 29 dan Quran surah az-zumar ayat 21 dalam perspektif Islam kehidupan di dunia hanya dipandang sebagai pujian dan sementara tidak kekal ataupun abadi di mana akan diberikan kenikmatan dengan surga yang abadi bagi mereka yang dikasihinya sebagai sesuatu yang sifatnya non material yang tidak dapat dijadikan patokan dan tidak dapat diukur dengan sesuatu yang pasti dan ini sulit untuk dimasukkan ke dalam analisis ekonomi konvensional sedangkan ketidakmerataan karunia atau nikmat dan kekayaan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada setiap makhlukNya merupakan kuasa dan kehendak Allah semata dengan tujuan agar mereka yang diberi kelebihan nikmat bisa selalu bersyukur kepada sang pemberi rezeki dengan cara menyisihkan dan Memberikan sebagian hartanya kepada orang-orang yang berhak menerimanya ya itu 8 asnaf sehingga akan tumbuh aktivitas ekonomi yang merata secara egaliter.

Ketiga secara horizontal iman kepada hari akhir akan mempengaruhi perilaku manusia dalam aktivitas ekonomi misalnya seorang muslim yang ingin melakukan aktivitas ekonomi tertentu maka ia juga akan mempertimbangkan akibat setelahnya yaitu akibat jangka panjang hal ini bermaksud agar setiap individu muslim dalam memilih aktivitas ekonomi tidak hanya memikirkan kenikmatan sesaat Allah itu saja seperti jangka pendek akan tetapi ia selalu berpikir akibat baik dan buruknya jauh ke depan karena kehidupan di dunia hanya Numpang lewat yang maksudnya untuk mencari bekal kelak di akhirat.

2. Keadilan Allah adalah sang pencipta seluruh yang ada di muka bumi ini dan keadilan merupakan salah satu sifatnya Allah menganggap semua manusia itu sama di hadapannya dan membeli potensi yang sama untuk berbuat baik karena yang menjadi pembeda baginya hanya tingkat ketakwaan setiap individu nya implikasi prinsip keadilan dalam ekonomi Islam dan prinsip syariah ialah pemenuhan kebutuhan pokok bagi setiap masyarakat sumber pendapatan yang terhormat distribusi pendapatan dan kekayaan secara merata dan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang baik hal ini tersirat dalam Quran Surah al-an’am Ayat 152 Yang intinya bahwa Allah memerintah kepada manusia agar dapat berlaku adil dalam segala hal terutama kepada mereka yang sedang diamanahi kekuasaan dan mereka yang senantiasa berhubungan dengan transaksional bermuamalah atau Berniaga.

3. Nubuwwah atau kenabian karena sifat Cinta kasih sayang dan kebijaksanaan Allah Subhana Wataala manusia tidak dibiarkan semalaman hidup di dunia ini tanpa mendapat petunjuk dan bimbingan darinya maka dari itu diutuslah para nabi dan rasul sebagai delegasi dalam menyampaikan petunjuk Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik benar dan berkah di dunia dan mengajarkan jalan atau cara untuk kembali kepada Allah jika ia melakukan kesalahan atau kekhilafan Salah satu tugas Rasulullah adalah menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat karena hal ini selaras dengan sabda rasulullah yang artinya: “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak Yang Mulia” ( termaktub dalam Shahih Bukhari)

kemudian ditegaskan oleh Allah subhanahu wa taala dalam Quran Surah Al Qalam ayat 4 melalui FirmanNya yang artinya:

”dan Sesungguhnya kamu Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung”

dan dalam Quran surah al-ahzab Ayat 21 yang artinya:

“ Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”

Dari 1 hadis dan 2 ayat diatas dapat disarikan bahwa Nabi Muhammad merupakan modal yang ideal dalam segala perilaku termasuk juga didalamnya perilaku ekonomi maupun prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam yang seyogyanya dapat dapat diteladani serta diimplementasikan oleh setiap manusia khususnya para pelaku ekonomi dan Etika Bisnis Islam yang sesuai dengan syariat Nabi Muhammad juga merupakan nabi terakhir dan Nabi penyempurna dalam ajaran Islam sehingga tidak heran jika ia memiliki 4 sifat yang sering dijadikan landasan dalam aktivitas manusia sehari-hari termasuk juga dalam aktivitas ekonomi dan bisnis karena selain bidang leadership Ia juga sangat berpengalaman dalam bidang perdagangan berikut penjelasan implementasi empat sifat Nabi dalam aktivitas ekonomi dan bisnis.

· Siddiq yaitu benar jujur idealnya sifat ini dapat menjadi visi hidup setiap manusia dari sifat Sidiq ini akan muncul konsep turunan yaitu efektivitas dan efisiensi efektivitas dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang tepat dan benar Sedangkan efisiensi adalah melakukan aktivitas dengan benar dan hemat maksudnya menggunakan teknik dan metode yang tidak menyebabkan mubazir

· Amanah yaitu responsibility dapat dipercaya kredibilitas apabila sifat ini diimplementasikan dalam praktik maka akan membentuk pribadi yang kredibel dan memiliki sikap penuh tanggung jawab kolektivitas dari setiap individu dengan kredibilitas dan tanggung jawab yang tinggi dapat menciptakan masyarakat yang kuat sifat amanah memiliki posisi yang fundamental dalam aktivitas ekonomi dan bisnis Karena tanpa kredibilitas dan tanggungjawab dalam berperilaku maka kehidupan ekonomi dan bisnis akan amburadul atau tidak stabil.

· Fathanah yaitu kecerdasan kebijaksanaan profesionalitas intelektualitas sifat ini dapat dijadikan strategi dalam hidup karena untuk mencapai Ma’rifatullah yaitu mengenal Allah melalui ayat-ayat dan tanda-tanda kebesarannya setiap individu harus mengoptimalkan Segala potensi yang telah diberikan olehnya potensi paling bernilai yang menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain dan hanya dianugerahkan pada manusia adalah intelektualita implikasi sifat ini dalam aktivitas ekonomi dan bisnis adalah bahwa segala aktivitas ekonomi harus dilakukan dengan ilmu atau kecerdasan dan optimalisasi semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan memiliki kredibilitas dan responsibility yang tinggi saja belum cukup dalam menjalankan kehidupan berekonomi dan berbisnis tetapi apabila dilengkapi dengan akal cerdas dan sikap profesionalitas yang mampu maka hal ini akan lebih mudah dalam menjalankannya.

· Tabligh ya itu komunikatif transparansi marketable merupakan softskill yang selayaknya dimiliki oleh setiap manusia karena setiap pribadi beragama mengembang tanggung jawab penyampaian atau dakwah sifat tabligh dalam ekonomi dan bisnis menurunkan prinsip-prinsip ilmu komunikasi atau personal interpersonal seperti penjualan pemasaran periklanan pembentukan opini massa dan lain sebagainya.

· Khilafah merupakan representasi bahwa manusia adalah pemimpin di dunia ini dengan dianugerahi seperangkat potensi mental dan spiritual oleh Allah subhanahu wa ta’ala serta disediakan kelengkapan sumber daya alam atau materi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka untuk sustainabilitas atau kelangsungan hidupnya sehingga konsep Khilafah ini melandasi prinsip kehidupan kolektif manusia atau hablum minannas dalam Islam fungsi utamanya adalah untuk menjaga keteraturan interaksi antara pelaku ekonomi dan bisnis agar dapat meminimalisir kekacauan, persengketaan, dan keributan dalam aktivitas mereka.

Implikasi dari prinsip Kilafah dalam aktivitas ekonomi dan bisnis adalah persaudaraan universal kepercayaan bahwa sumber daya adalah amanah kewajiban agar berpola hidup hemat dan sederhana dan setiap Individu memiliki kebebasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan kebebasan tersebut dibatasi dengan kebebasan antar sesama manusia sebagai wujud dari habluminannas semua itu dapat rangka untuk mencapai tujuan Syariah Yang mana maqashid Syariah dalam perspektif Al Ghazali adalah untuk menciptakan kemaslahatan dan kesejahteraan manusia hal ini dicapai dengan menjaga atau melindungi agama, jiwa, akal, keturunan dan harta manusia.

· Ma’ad. Yaitu hasil pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini untuk berjuang dari belum bisa berjalan menjadi bisa berlari dari belum bisa melakukan kata-kata menjadi bisa berbicara dan masih banyak contoh lainnya dalam perspektif Islam dunia adalah ladang akhirat maksudnya dunia merupakan tempat bagi manusia untuk mencari bekal dengan bekerja beraktivitas dan beramal saleh kelak amalnya itu akan mendatangkan kebahagiaan dan mendapatkan balasan baik semasa hidup di dunia maupun ketika di akhirat nanti.

Pada prinsipnya perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan demikian juga sebaiknya Oleh karena itu ma’ad bermakna balasanimbalan ganjaran menurut Imam al-ghazali implikasi konsep ma’ad dalam kehidupan ekonomi dan bisnis misalnya mendapatkan profit atau laba sebagai motivasi para pelaku bisnis laba tersebut bisa didapatkan di dunia dan bisa juga kelak akan diterima di akhirat karena itu konsep profit atau laba mendapatkan legitimasi dalam Islam.[footnoteRef:8] [8: Munadi Idris, Pembiayaan Syariah dalam Tinjauan Fikih Ekonomi, (Tanggerang Selatan: CV. Iltizam Media, 2017), cetakan pertama, hlm 33-39]

· Prinsip-prinsip sistem ekonomi dan bisnis Islam

· Multitype ownership yaitu kepemilikan multijenis

Nilai tauhid dan nilai adil melahirkan konsep muotitype ownershipdalam sistem kapitalis prinsip umum kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta dalam sistem sosialis kepemilikan negara sedangkan dalam Islam berlaku prinsip kepemilikan multijenis mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan baik oleh swasta negara atau campuran.

· Freedom to act yaitu kebebasan bertindak atau berusaha

Ketika menjelaskan nilai nubuwwah kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa Penerapan nilai ini akan melahirkan pribadi-pribadi yang profesional dan prestatif dalam segala bidang termasuk bidang ekonomi dan bisnis pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis menjadikan Nabi sebagai teladan dan model dalam melakukan aktivitasnya sifat-sifat nabi yang dijadikan model tersebut terangkum kedalam 4 sifat utama.

· Social Justice gabungan nilai khilafah dan nilai Ma’ad melahirkanprinsip keadilan sosial dalam Islam pemerintah bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial antara yang kaya dan yang miskin.[footnoteRef:9] [9: Ir.Adiwarman A. Karim, S.E., M.BA., M.A.E.P. Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, cetakan ke-5, hlm. 42-43]

· Prinsip-Prinsip Bisnis dalam Islam

Prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terkait erat dengan sistem nilai yang dianut oleh masingmasing masyarakat (Keraf, 1998 : 73).[footnoteRef:10] [10: Norvadewi, BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM, hlm.37]

· Prinsip dasar ajaran Islam

Pada dasarnya ajaran Islam memuat tiga pilar substansial yaitu akidah, ibadah dan akhlaq. Islam adalah agama fitrah, yang diturunkan Allah sebagai agama petunjuk dan pengarah bagi manusia untuk menjalankan agama yang benar. Secara fitrah juga manusia dilahirkan dengan pembawaan karakter dan keyakinan yang bersifat monoteisme atau mengesakan Allah, yang kemudian berimbas pada bentuk peribadatan atau penghambaan kepada Nya, lalu berujung pada terbentuknya akhlaqul karimah yang dapat membawa kedamaian dan kasih sayang bagi alam semesta atau yang biasa dikenal dengan sebutan rahmatan lil’alamin.[footnoteRef:11] [11: Abdurrahman alfiqiih, Prinsip-Prinsip Praktik Bisnis dalam Islam bagi Pelaku Usaha Muslim, hlm.452]

C. BISNIS TANPA ETIKA DAN PRINSIP SYARIAH MEMBAWA KEHANCURAN.

Masih segar dalam ingatan kita pertengahan tahun 1997 negara kita dilanda krisis moneter penyebab utamanya pada mulanya ialah adanya liberalisasi ekonomi Indonesia Bang boleh berdiri bebas dengan modal 10 miliar saja orang bisa mendirikan usaha Bank Ekonomi Indonesia tumbuh pesat dengan modal pinjaman atau utang luar negeri kapitalis kapitalis baru bermunculan sehingga terkenalah:

1. Ersatz capitalist atau kapitalis yang dikarbit pengusaha yang menjadi besar seketika karena banyaknya fasilitas dari lingkungannya.

2. Bureaucratic capitalist, yaitu pengusaha yang menjadi besar karena adanya jalur jalur birokrat yang memberi berbagai kemudahan bagi seseorang untuk mendapat proyek dan sumber dana murah.

3. Crony capitalust, usaha yang cepat besar karena bantuan dari konco-konco atau nilainya ini bisa bersifat hubungan teman, iparbesan, bapak anak, keponakan adik kakak dan sebagainya.

Karena terlalu bebasnya pertumbuhan ekonomi Indonesia maka pihak swasta mengambil utang luar negeri yang luar biasa besarnya tanpa penguasaan oleh pemerintah di samping utang pemerintah sendiri para pengusaha kita menggunakan pinjaman luar negeri ini tanpa perhitungan pinjaman jangka pendek digunakan dalam penanaman modal jangka panjang akibatnya pada saat utang jatuh tempo pengusaha ini tidak mampu membayar fenomena aktivitas pengusaha karbitan Indonesia ialah besar pasak daripada tiang artinya banyak belanja daripada penghasilan perusahaannya banyak kekayaan besar konsumsi dari produksi banyak impor dari ekspor.

Demikian pula perusahaan bank meminjam modal luar negeri dengan bunga rendah 3 sampai 4% setahun uang ini mereka pinjamkan lagi dengan tingkat bunga 18 sampai 20% setahun nampaknya ini memang sangat menguntungkan bagi bank tapi dengan sedikit goyang-goyangan harga Dollar harga Rupiah jatuh merosot maka pengusaha yang mendapat pinjaman luar negeri sangat kewalahan utang mereka dalam uang Rupiah menjadi berlipat ganda jumlahnya tidak mampu membayar kekeliruan lain yang dibuat oleh bank ialah mereka meminjamkan sebagian besar modal mereka kepada industri milik orang sendiri mereka melampaui bmpk yaitu batas grup bisnisnya akhirnya lengkap lah sudah Musibah menimpa mereka industri mengalami kehancuran karena harga barang impor menjadi sangat tinggi diukur dalam rupiah harga pokok barang industri menjadi tinggi harga jual juga tinggi akhirnya hasil produksi tidak laku tambahan pula daya beli masyarakat makin menurun karena banyak karyawan di PHK yaitu pemutusan hubungan kerja sebagai akibat ketidakmampuan perusahaan industri menggaji mereka semua debitur ini mau ingkar janji tidak mampu membayar utang luar negerinya akibatnya nama negara Indonesia jatuh di mata internasional.

Country risk negara Indonesia akan meningkat di mata internasional orang mulai tidak percaya pada pemerintah Citra ini muncul karena etika bisnis pengusaha karbitan ini betul-betul sangat rendah mereka membangun gedung-gedung bertingkat mobil mewah pesawat terbang pribadi dan banyak pos pengeluaran tidak produktif.

Dalam bidang perbankan para nasabah mulai tidak percaya mereka berusaha menarik tabungannya dari bank akibatnya bank kekurangan likuiditas guna membayar kembali dana tabungan nasabah yang ada di bank mereka minta bantuan likuiditas pada bank Indonesia dengan kebijaksanaan pemerintah maka diperintahkan agar Indonesia membantu bank-bank yang diserbu oleh nasabahnya bank ini diberi bantuan yang terkenal dengan BLBI : bantuan likuiditas Bank Indonesia.

Bantuan yang diberikan dengan niat baik dari pemerintah ini disalahgunakan pula oleh pengusaha perbankan mereka menyalahgunakan uang bantuan ini untuk mereka gunakan sendiri atau dilarikan ke luar negeri akhir nya muncul lagi krisis berikutnya yaitu krisis penggunaan BLBI. Banyak pengusaha pejabat Bank Indonesia para birokrat yang diadili dan ada juga yang dipenjara karena manipulasi penggunaan BLBI tersebut krisis moneter yang dihadapi negara kita tidak kunjung selesai karena para pengusaha nya melakukan aktivitas bisnis yang tidak etis semua mereka menuju jurang kehancuran.

Dalam hal lain kita perhatikan keadaan sellers market artinya pasar dikuasai oleh penjual di mana penjual yang berkuasa ada nuansa monopoli maka etika bisnis kurang diperhatikan keadaan sellers market ini ditemukan pada negara-negara belum maju barang dan jasa yang ditawarkan masih langka saingan belum banyak sehingga para konsumen tidak mempunyai pilihan lain kecuali memilih produk yang ada di pasar Para produsen tidak memperhatikan selera konsumen dan tidak memberikan servis yang memuaskan akibatnya akan timbul konsumerisme konsumerisme bukan berarti konsumtivisme konsumerisme artinya ialah suatu gerakan protes dari masyarakat konsumen terhadap perlakuan yang tidak memuaskandan sangat merugikan oleh pihak produsen terhadap masyarakat konsumen misalnya harga BBM dan gas naik masyarakat proses ini disebut konsumerisme produsen menjanjikan hadiah tapi tidak jadi, produsen menyatakan barangnya berkualitas baik tapi ternyata cepat rusak, daging yang dijual di Pasar makanan kaleng susububuk untuk bayi tidak memenuhi standar kesehatan dan halal promosi yang menyesatkan maka konsumen mengajukan protes ini namanya konsumerisme konsumerisme tidak sama dengan konsumtivisme. Untuk mengatasi konsumerisme yang makin membahayakan maka pemerintah harus turun tangan menyelesaikan masalah ini dengan mengeluarkan berbagai peraturan yang melindungi konsumen dan memaksakan berlakunya etika dalam bisnis dan sesuai prinsip syariah. pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan misalnya hewan harus dipotong di rumah potong resmi sesuai syariat Islam, cantumkan label halal, tanggal kadaluarsa, susu bubuk ini tidak layak untuk bayi, rokok berbahaya buat kesehatan, dan sebagainyaperaturan-peraturan ini sangat membantu memperbaiki sebagian kecil penerapan etika bisnis di masyarakat yang sesuai syariat Islam.[footnoteRef:12] [12: Prof. Dr. H. Buchari Alma, Dasar-dasar Etika Bisnis Islami, (Bandung: CV Alfabeta, 1994), cetakan ke-2, hlm 42-45]

D. PENTINGNYA BAGI PELAKU BISNIS MENJALANKAN PRINSIP ETIKA BISNIS SYARIAH

Memegang prinsip etika bisnis bagi pelaku bisnis Islami adalah suatu keharusan. Menurut Imam Ghazali yang dikutip dalam Amalia (2014), ada beberapa prinsip bisnis Islami:

1. Meminimalisir keuntungan bagi orang yang memerlukan, bila perlu tanpa keuntungan.

2. Membeli barang dengan harga sewajarnya dan dilebihkan jika membeli barang dari orang miskin,

3. Tidak memberatkan dan memperpanjang masa utang jika ada yang tidak mampu membayar, bahkan bila perlu dibebaskan.

4. Bagi mereka yang sudah membeli, tidak puas dan ingin mengembalikannya, maka harus diterima kembali.

5. Membayar hutang lebih cepat bagi pengutang.

6. Tidak memaksan pembayaran bagi pembeli yang belum mampu jika penjualan dilakukan dengan kredit.

Semakin banyaknya para pelaku bisnis dan semakin kompleksnya motif dan permasalahan bisnis tersebut, maka banyak membuat pelaku bisnis terjebak untuk melakukan segala cara dalam mencapai tujuannya, apalagi jika tujuannya hanya untuk mencari laba dan keuntungan semata. Hal ini menyebabkan sering terjadi perbuatan negatif, yang pada akhirnya menjadi kebiasaan dalam prilaku bisnis. Bila prinsip dan karakter ini diterapkan dalam dunia bisnis tentu kasus pelanggaran seperti yang terjadi pada Enron tidak akan terjadi. Sebagaimana diketahui bahwa Enron melakukan penghancuran dokumen atas kebangkrutannya, yang sebelumnya dinyatakan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $US 393 juta, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $US 644 juta. (Amrizal, 2014).

Dalam bisnis yang menjujung etika Islam, tentu hal seperti ini bisa diminimalisir bahkan ditiadakan, karena etika bisnis Islam menjunjung tinggi semangat saling percaya, kejujuran, dan keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan karyawan berkembang semangat kekeluargaan. Dalam Islam orientasi bisnis tidak hanya sekedara keuntungan semata. [footnoteRef:13] [13: Yosi Mardoni, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, hlm.38]

E. Dasar hukum etika bisnis islam dalam menjalankan prinsipnya.

Artinya: “143. Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. ”

Artinya: “188. Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.”

Artinya: “58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”[footnoteRef:14] [14: Etika Bisnis Dalam Islam, 24-27]

Rasulullah memerintahkan agar umat Islam menunaikan amanat dan tidak berkhianat meskipun kepada orang yang pernah menghianatinya sebagaimana sabdanya:

Artinya: “Dari Abu Hurairah katanya, Rasulullah saw.,bersabda, ‚Tunaikan amanat kepada orang yang telah memberikan amanat padamu dan janganmengkhianati oarng yang telah mengkhianati,” [footnoteRef:15] [15: Heri Irawan, PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM.]

Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang, dan agama Islam disebarluaskan terutama melalui para pedagang muslim. Dalam Al Qur’an terdapat peringatan terhadap penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak dilarang mencari kekayaan dengan cara halal (QS: 2;275) ”Allah telah menghalalkan perdagangan dan melarang riba”. Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat strategis di tengah kegiatan manusia mencari rezeki dan penghidupan. Hal ini dapat dilihat pada sabda Rasulullah SAW: ”Perhatikan oleh mu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki”.[footnoteRef:16] [16: Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam. ]

BAB III

PENUTUP

A. PENUTUP

Pada zaman sekarang etika bisnis dalam dunia bisnis modern memiliki peran yang sangat dominan. Praktek ekonomi, bisnis, wirausaha, dan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, haruslah dipandu baik oleh aturan-aturan ekonomi yang bersifat rasional maupun dituntun oleh nilai-nilai agama. Islam sangat mendukung bisnis dan persaingan, namun tetap bersikap tegas dalam hal yang dianggap haram. Islam memberikan rambu dan batasan bagaimana seseorang menjalankan aktivitas bisnis atau usahanya.

B. SARAN

Makalah ini masih banyak kekurangan dan menimbulkan banyak pertanyaan. Oleh karena itu saran dan masukan kami perlukan untuk perbaikan ke depannya. Semoga mendapat ridho dari Allahswt. Setelah membaca makalah yang kami 

buat dengan dapat memahaminya  dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, Mustaq. 2001. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta Timur. Pustaka Alkautsar.

1. Alfiqiih, Abdurrahman. 2018. Prinsip-Prinsip Praktik Bisnis dalam Islam bagi Pelaku Usaha Muslim.

1. Alma, Buchari . 1994. Dasar-dasar Etika Bisnis Islami. Bandung. CV Alfabeta

1. Barus, Ekfi, Ekida IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM.

1. DahwalKarim, A, Adiwarman. 2007. Ekonomi Mikron Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo.

1. Eldine, Achyar. Etika Bisnis Islam

1. Etika Bisnis Dalam Islam.

1. HeriIrawan. penerapan etika bisnis islam yang sesuai dengan syariat. Sinjai.

1. Idris, Munadi. 2017. Pembiayaan Syariah dalam Tinjauan Fikih Ekonomi. Tanggerang Selatan. CV. Iltizam Media.

1. Kudus, STAIN. Etika Bisnis Islam.

1. Mardoni, Yosi. Etika Bisnis dalam Islam.

1. Mardoni, Yosi. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam.

1. Norvadewi, BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

1. Sholahuddin, M. 2007. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo.

1. Sirman. Etika Bisnis Menurut Hukum Islam.