22
H1 AntiHistamin zat yang digunakan untuk mencegah atau menghambat kerja histamin pada reseptornya, dikenali sebagai H1 reseptor bloker. H1 reseptor bloker terbahagi menjadi gerasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama: lebih efektif dan tidak mahal, tetapi penetrasi ke CNS mengakibatkan efek sedasi. Generasi kedua : spesifik untuk H1 reseptors, tidak penetrasi blood-brain barrier, efek toksisitas CNS yang kurang dari generasi pertama.

H1 AntiHistamin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: H1 AntiHistamin

H1 AntiHistamin zat yang digunakan untuk mencegah atau

menghambat kerja histamin pada reseptornya, dikenali sebagai H1 reseptor bloker.

H1 reseptor bloker terbahagi menjadi gerasi pertama dan generasi kedua.

Generasi pertama:lebih efektif dan tidak mahal, tetapi penetrasi ke CNS mengakibatkan efek sedasi. Generasi kedua : spesifik untuk H1 reseptors, tidak penetrasi blood-brain barrier, efek toksisitas CNS yang kurang dari generasi pertama.

Page 2: H1 AntiHistamin

Generasi pertama

chlorpheniramine,

cyclizine, diphenhydrinate,

doxepin,

doxylamine,

hydroxyzine,

meclizine,

promethazine

Generasi kedua

acrivastine,

cetirizine,

desloratadine,

fexofenadine ,

loratadine.

Page 3: H1 AntiHistamin

Mekanisme Kerja

H1 reseptor bloker : menghambat kerja dari hitamin

ikatan antara antihitamin dan reseptornya bersifat reversibel.

H1 antagonis ini juga memiliki aktifitas antikolinergik, efek anestesi lokal, antiemetik dan anti mabuk perjalanan.

Page 4: H1 AntiHistamin

Kegunaan klinis Allergi dan kondisi inflamasi : H1 reseptor bloker ini berguna dalam mengobati

allergi disebabkan oleh antigen yang berinteraksi terhadap IgE antibody-sensitized mast cells.

kontrol simptom allergi rhinitis dan urticaria (histamin adalah principal mediatornya)

o Anti emetik & motion sickness Kontraindikasi : bayi baru lahir, bayi prematur, kehamilan, ibu

menyusui, glaukoma sudut sempit, retensi urine, dan asma

Page 5: H1 AntiHistamin

Farmakokinetik. Well absorbed selepas oral administrasi maximum serum level: 1 - 2 jam. T ½: 4 - 6 jam (meclizine, T ½ :12 - 24 jam) distribusi ke seluruh tubuh (termasuk CNS) bioavabilitas yang tinggi metabolisasi oleh hepar, enzim sitokrom P450. Ekskresi » Cetrizine (urin) fexonadine (feces). Onset of action: 1 - 3 jam. DOA dalam jangka masa 24 jam.

Page 6: H1 AntiHistamin

CLINICALSCIENCESESSION:

Dermatoterapi,

Kortikosteroid, &

Antihistamin

Aashvini Prakash Rao 1301-1211-3508Adiatma Fahruzi

1301-1211-0515Muharrom Hijrie Nurpatikana

1301-1211-0608Nikho Melga Shalim

1301-1211-0579Nur Khairunnisa Mohd Azuhar 1301-1211-3531Raihanah Binti Che Ghani

1301-1211-3596Rima Karimah 1301-1211-0621

Page 7: H1 AntiHistamin

Sedasi (terutama 1st generation)

Sistem saraf pusat - pusing, tinnitus, blurred vision,

iritabilitas, insomnia dan tremor

Kardiovaskular- Takikardia, disritmia, hipotensi yang bersifat sementara,aritmia ventrikular.

Efek samping

Page 8: H1 AntiHistamin

Efek antikolinergik - Muka merah, dilatasi pupil, hipertermia, kekeringan pada membran mukosa, retensi urin, postural hipotensi

Gastrointestinal - nausea dan muntah, diare dan

konstipasi, anoreksia

Page 9: H1 AntiHistamin

Sel parietal dalam gaster terdapat sel enterochromaffin like(ECL) yang mempunyai reseptor pada H2

Apabila histamine terikat pada reseptor H2 ini maka akan menyebabkan aktivasi pada adenyl cyclase cAMP aktivasi protein kinase stimulasi acid secretion by H+/K+ ATPase

Menghambat ikatan histamine dengan H2 reseptor secara kompetetif cAMP sekresi gastric acid

Page 10: H1 AntiHistamin

Anti Histamin Tipe H2

Anti Histamin Tipe H2 memiliki cincin imidazol dan sedikit cincin aryl seperti pada Anti Histamin Tipe H1.

Obat ini lipofilik sehingga efeknya minimal di SSP.

Obat-obatnya antara lain Famotidin, Nizatidin,Simetidin dan Ranitidin.

Page 11: H1 AntiHistamin

Farmakologi

Anti Histamin Tipe H2 diserap cepat di saluran pencernaan dengan level tertinggi dalam 1-2 jam.

Anti Histamin Tipe H2 mengalami ekskresi di ginjal dan metabolisme di hepar.

Page 12: H1 AntiHistamin

Hanya sedikit dari total Simetidin yang diserap di lambung. Sebagian besar absorbsinya terjadi di usus halus.

Waktu paruh Simetidin di plasma adalah 2 jam. Kira-kira 69 % diekskresikan dalam bentuk utuh di urin.

Waktu paruh Ranitidin di plasma adalah 2-3 jam pada dewasa, dan dapat bertambah lama pada orang tua dan orang dengan penyakit ginjal atau penyakit hati. Obat ini dan metabolitnya diekskresikan di urin.

Page 13: H1 AntiHistamin

Waktu paruh Famotidin 3-8 jam. Pada pasien gagal ginjal, waktu paruh Famotidin bisa melebihi 20 jam.

Waktu paruh Nizatidin di plasma adalah 1-2 jam, dan DOA hingga 10 jam. Nizatidin diekskresikan oleh ginjal dalam 16 jam. Bioavailabilitas Nizatidin tidak dipengaruhi makanan.

Simetidin, Ranitidin, Famotidin dan Nizatidin terdapat di ASI.

Page 14: H1 AntiHistamin

Mekanisme Kerja Walaupun Anti Histamin Tipe H2 dibuat untuk

mengobati ulkus peptikum, obat ini telah digunakan dalam pengobatan dermatologi karena adanya reseptor H2 di mikrovaskuler kulit.

Karena mikrovaskuler kulit memiliki reseptor H1&H2, meningkatnya permeabilitas vena tergantung pada interaksi histamin dengan kedua reseptor ini.

Adanya reseptor H2 di limfosit T CD8 dapat sedikit menjelaskan peningkatan reaksi hipersensitivitas tipe lambat dengan peningkatan eritema dan indurasi setelah penyuntikan antigen intradermal.

Page 15: H1 AntiHistamin

Manfaat Klinis

Kombinasi AH1&AH2 pasien dengan urtikaria idiopatik akut dan kronis dan angioedem seperti pada pasien dengan tipe-tipe urtikaria fisik tertentu.

Kombinasi AH1&AH2 sebaiknya diberikan pada pasien dengan urtikaria idiopatik kronik berulang, karena penggunaan AH1 tunggal atau kombinasi tidak efektif.

Page 16: H1 AntiHistamin

Dosis dan Formulasi Obat

Anti Histamin Tipe H2 diberikan 2x per hari, kecuali Simetidin, yang diberikan 4x per hari.

Page 17: H1 AntiHistamin

Efek SampingSimetidin Gangguan mental dapat terjadi pada orang tua

dengan fungsi ginjal dan hepar yang terganggu yang mengkonsumsi simetidin dosis reguler, dan pada orang yang lebih muda yang mengkonsumsi simetidin dosis tinggi.

sakit kepala, pusing, mengantuk, lemah, nyeri otot, diare dan konstipasi kasus-kasus granulositopenia.

Jarang ginekomastia dengan atau tanpa peningkatan kadar prolaktin pada pria Galaktore dengan peningkatan kadar prolaktin pada wanita, dan kehilangan

libido, impotensi berkurangnya jumlah sperma pada pria

muda.

Page 18: H1 AntiHistamin

Nefritis interstitial, demam dan erupsi kulit meliputi urtikaria dan eritema multiforme

meningkatkan konsentrasi alkohol di dalam darah karena efek inhibisi pada aktivitas alkohol dehidrogenase di lambung.

Page 19: H1 AntiHistamin

ranitidine Ranitidin tidak berikatan dengan reseptor androgen dan tidak

meningkatkan respon imun seluler.

Ranitidin dapat mempengaruhi kontrol otonom fisiologis dari sistim kardiovaskuler dengan merubah index parasimpatis dan simpatis. Perubahan ini mengindikasikan dominasi kearah simpatis dan kemungkinan aritmia.

Ranitidin menghambat aktivitas alkohol dehidrogenase di lambung peningkatan kadar alkohol di dalam darah.

Efek samping minor sakit kepala, pusing, lemah, mual, konstipasi dan sakit perut.

Transaminase serum dan kadar kreatinin meningkat sebentar dan kembali normal ketika pengobatan dilanjutkan.

Page 20: H1 AntiHistamin

famotidin

jarang terjadi dan meliputi sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare.

Tidak ada reaksi dengan mekanisme oksidatif di hepar pada diazepam, fenitoin, teofilin, atau warfarin.

tidak menghambat aktifitas alkohol dehidrogenase.

Page 21: H1 AntiHistamin

nizatidin

Efek samping minor di saluran pencernaan

Peningkatan transaminase serum dan kadar serum asam urea

Tanpa efek samping klinis.

Efek anti androgen tidak ada.

Page 22: H1 AntiHistamin

Selektif H3 dan H4 masih dalam penelitian

H3 mungkin potensial dalam mengubati sleep disorder,obesitas,kognitif dan masalah psikiatrik

H4 blocker potensi dalam mengobati kronis inflamasi seperti asthma

H3 and H4 antagonis