HAEMA LIA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hematologi

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMFISIOLOGI BIOTA AIRHAEMATOLOGI

NAMA: HAFDALIANIM: L 221 12 007KELOMPOK: XII (DUA BELAS)ASISTEN: ANDI MASRIAH, S.Pi YUSRIFAT AMRAN MULKAN ARSYUDDIN

LABORATORIUM FISIOLOGI BIOTA AIRJURUSAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014I. PENDAHULUANLatar BelakangFisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi menerangkan faktor-faktor fisik dan kimia yang bertanggung jawab akan asal, perkembangan, dan gerak maju kehidupan. Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi (Palallo, 2010).Haematologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari dan menduga kesehatan suatu organisme dengan menjadikan darah sebagai bahanuji dan indikasi sehat atau tidaknya suatu organisme (Krisye, 2009).Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel, jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat disuplai hanya bila peredaran darah berjalan normal. Karenannya, semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang-kadang dilihat pada darah (Fujaya, 2008).Darah adalah cairan yang didalamnya terkandung bahan-bahan terlarut dan bahan-bahan tersuspensi. Darah tersusun dari dua komponen yaitu sel plasma dan sel darah. Darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh, mengambil sisa metabolisme untuk dibuang, mengedarkan enzim, hormon, dan zat imunitas ke bagian tubuh yang memerlukannya. Butir darah merah mengandung hemolobine (Hb) yang memilki kemampuan untuk mengikat oksigen,selanjutnya digunakan untuk proses metabolisme. Pada ikan, pembentukan dan pembersihan darah dilakukan pada organ limfa (spleen, lien). Pada beberapa jenis ikan tertentu, darah dibuat pada bagian tubuh lainnya, misalnya pada dinding usus (Omar, 2013).Sistem peredaran darah mempunyai banyak fungsi sebagai alat transpor antara lain, transport oksigen, karbondioksida, sari-sari makanan, maupun hasil metabolisme. Darah mengalir dengan membawa oksigen dari insang ke jaringan, karbondioksida ke kulit dan insang, produk pencernaan dari usus ke hati. Untuk menunjang kerja fungsi darah yang normal di atas, maka hal tersebut akan berlangsung dengan sempurna apabila sirkulasi darah pada organisme ikan berjalan dengan normal dan darah berada dalam kondisi sehat (Krisye, 2009).Untuk mengetahui lebih jelas mengenai sistem peredaran darah pada ikan, maka diadakan praktikum haematologi dapat membandingkan teori yang ada dengan hasil yang kita dapat di praktikum ini. Tujuan dan KegunaanTujuan dilakukannya praktek haematologi adalah untuk megetahui bentuk sel darah dan kondisi ikan melalui perhitungan jumlah sel darah serta persentase gumpalan darah.Kegunaan dari praktikum haematologi yaitu agar mahasiswa dapat memahami metode yang di gunakan untuk mengamati bentuk sel darah, persentase gumpalan darah dan jumlah sel darah.

II. TINJAUAN PUSTAKAIkan Nila (Oreochromis niloticus

Gambar 1. Ikan nila Oreochromis niloticus (Supianor, 2010)Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut (zipcodezoo, 2012) :Kingdom : AnimaliaPhylum : ChordataClass : OsteichthyesOrder : PerciformesFamily : CichlidaeGenus : Oreochromis Scientific name : Oreochromis niloticusBerdasarkan morfologinya, ikan Nila umumnya memiliki bentuk tubuh panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan Nila memiliki lima jenis sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Amiruddin, 2012).Siklus hidup ikan nila melewati lima fase kehidupan yaitu telur, larva, benih, konsumsi dan induk. Ciri setiap fase berubah. Demikian juga dengan bentuk dan ukuran tubuh serta sifat-sifatnya. Semua fase dilewati dalam waktu yang berbeda-beda. Dari semua fase, konsumsi merupakan suatu fase komersil pada sebuah usaha. Telur merupakan fase awal kehidupan nila, dimana bakal anak itu baru dikeluarkan induknya. Fase ini dicirikan dengan bentuknya yang bulat, berwarna kuning dan bersifat tidak melekat. Telur nila berdiameter antara 2 2,5 mm. setiap butir memiliki berat rata-rata 0,02 mg. Fase telur merupakan masa kritis dan dilewati selama 6 7 hari atau tergantung suhu air, kemudian berubah menjadi fase larva yang masih memiliki kuning telur atau makanan cadangan. Fase itu dilewati selama 2 3 hari. Selama fase itu tidak memerlukan pakan dari luar, tetapi akan menghabiskan makanan cadangan itu (Krisye, 2009).Dari larva berubah menjadi fase benih. Panjang dan berat tubuh berubah setiap saat. Dalam sebulan larva berubah menjadi benih berukuran panjang antara 23 cm dengan berat antara 0,8 1,2 gram. Sebulan kemudian panjang dan beratnya berubah menjadi 4 8 cm dengan berat antara 36 gram. Pada umur tiga bulan benih tersebut bertambah besar hingga menjcapai panjang antara 10 12 cm dengan berat 15-20 gram. Tiga bulan kemudian atau pada umur 6 bulan dari telur, nila sudah mencapai konsumsi, yaitu ukuran ikan yang umum dimakan oleh orang. Konsumsi ini biasanya berukuran panjang antara 15 20 cm dengan berat antara 300 400 gram. Pada ukuran ini sebenarnya nila sudah menjadi calon induk dan mulai belajar untuk memijah, namun untuk menjadi calon induk yang baik harus ditunggu 1 2 bulan kemudian. Fase induk atau masa produktif induk berlangsung selama 1-1,5 tahun. Setelah itu berubah menjadi fase yang tidak produktif, dinmana induk masi bisa memijah, tetapi kualitas anaknya sudah kurang baik (Krisye, 2009).Nila tergolong ikan pemakan segala (omnivora) sehingga bisa mengonsumsi pakan berupa hewan atau tumbuhan. Karena itu, ikan ini sangat mudah dibudidayakan. Ketika masih benih, pakan yang disukainya adalah zooplankton (plankton hewani) seperti Rotifera sp., Moina sp., atau Daphina sp. Selain itu, benih nila juga memakan alga atau lumut yang menempel di bebatuan yang ada di habitat hidupnya. Ketika dibudidayakan nila juga memakan tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan ini bisa diberi berbagai pakan tambahan seperti pelet (Amri dan Khairuman, 2003).Dalam darah terdapat plasma darah yang merupakan suatu lapisan untuk menjaga atau memelihara indeks darah dalam kisaran normal atau kecil/ sempit, yang hal ini hanya berfungsi bila ikan tersebut dalam keadaan normal. Namun dalam keadaan apapun indeks ini akan berubah dalam keadaan stress atau menghadapi suhu yang berkisaran luas. Kontraksi pembuluh dapat mengurangi aliran darah pada bagian yang robek. Kontraksi ini dapat diakibatkan oleh refleks saraf pada bagian yang yang robek. Selama waktu kontraksi, proses penyumbatan trombosit dan pembekuan darah berlangsung. Pembekuan darah pada ikan mirip dengan vertebrata lainnya. Ada tiga komponen utama sistem pembekuan darah yaitu: sejumlah enzim yang berfungsi menghasilkan serabut fibrin dan fibrinogen: sel-sel darah (keping-keping darah pada manusia, trombosit pada ikan) dapat menjadi perekat menyumbat permukaan yang rusak dan sistem enzim fibrinolitik melarutkan bekuan. Sistem tersebut dapat menutupi luka pada pembuluh darah namun tidak menghalangi aliran darah pada pembuluh darah yang kecil, karena adanya keseimbangan antara komponen-komponen yang saling bertentangan (Krisye, 2009).Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu spesies dengan lainnya. Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mengangkut haemoglobin yang berperan membawa oksigen dari insang atau paru-paru ke jaringan. Pada beberapa binatang tingkat rendah, haemoglobin beredar sebagai protein bebas dalam plasma, tidak terbatas pada sel darah merah. Selain mentranspor haemoglobin, sel darah merah juga mengandung asam karbonat dalam jumlah besar yang berfungsi mengkatalisis reaksi antara karbondioksida dan air. Dengan demikian darah dapat bereaksi dengan karbondioksida dan mentranspornya dari jaringan ke insang (Krisye, 2009).

III. METODOLOGI Waktu dan TempatPraktikum Haematologi ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 Maret 2014, pukul 15.20-17.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Fisiologi Biota Air, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.Alat dan bahanAdapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Haematologi ini, antara lain :Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum Hematologi serta fungsinyaNOALATKEGUNAAN

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.Mikroskop Tabung reaksiObjek glassMistarSpoit Haemacytometer Baskom MikrohematokritPapan preparat Sentrifuge Deg glassMelihat bentuk dan jumlah darahMeletakkanmikrohaematokrityangakandisentrifugeTempat diletakkanya darah ikan untuk pewarnaanMenghitung panjang darahMengambil darah pada ikanMenghitung jumlah sel darah merahTempat penyimpanan es batuTempat darah ikan yang akan disentrifugeTempat ikan pada saat mengambil sampel darahMemisahkan plasma darah dengan gumpalan darahMeratakan darah pada objek glass

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum Hematologi serta fungsinyaNOBAHANKEGUNAAN

1.

2.3.4.5.6.

7.8.9.Air tawar

Parafin EDTAHaematoxylin Eosin Metylen blue

Alkohol 70 %Darah ikan Nila Es batuMedium pada tempat hidup ikan dan pembiusan ikanMenyumbat mikrohaematokritAntikoagulan darahMemberikan warna pada inti selMewarnai sitoplasmaMengencerkan darah pada dan memberi warna pada sel darah merah (eritrosit)Memfiksasi darahBahan pengamatanMembuat ikan pingsan

Prosedur KerjaAdapun prosedur kerja dari praktikum Haematologi adalah sebagai berikut :Teknik Pewarnaan Sel DarahMengambil darah pada ikan melalui jantung dengan menggunakan spoit yang telah dimasukkan larutan EDTA. Kemudian meneteskannya di atas 2 buah Objek glass dan ratakan dengan menggunakan deg glass, lalu mendiamkannya hingga kering. Kemudian merendam / memfiksasi dalam alkohol 70% Selama 5 menit, lalu membilasnya menggunakan akuades dan diamkan hingga kering. Kemudian mencelupkannya ke dalam Eosin selama 5 menit untuk mewarnai sitoplasma, lalu membilasnya menggunakan akuades dan diamkan hingga kering. Selanjutnya mencelupkan kembali salah satu objek glass tersebut di dalam Hematoksilin selama 5 menit, kemudian bilas dengan akuades dan diamkan hingga kering. Setelah itu, amati di bawah mikroskop. Mengambil gambar atau foto hasil pengamatan tersebut. Teknik Pemisahan Sel Darah dan Plasma DarahMengambil darah dari jantung dengan menggunakan spoit, lalu memasukkannya ke dalam mikrohaematokrit yang telah disumbat salah satu ujungnya dengan paraffin yang telah dilelehkan. Kemudian meletakkan mikrohaematokrit di dalam tabung reaksi/tabung test yang telah disediakan dan sentrifugasi selama 60 detik dengan kecepatan 6431 RPM. Setelah itu, mengukur panjang gumpalan darah dan panjang plasma darah. Perlu diingat pula untuk memperhatikan lapisan buffy yang terbentuk antara gumpalan darah dan plasma darah.

Teknik Menghitung Jumlah Total Eritrosit ( Sel Darah Merah )Mengambil darah ikan melalui jantung sebanyak 2 ml dengan menggunakan spoit, yang telah diisi dengan metylen blue, lalu menghomogenkannya di dalam spoit. Setelah itu, mengambil darah yang telah diencerkan, lalu meratakannya dengan deg glass dan keringkan. Kemudian meletakkannya pada kedua sisi haemacytometer. Selanjutnya, mengamati di bawah mikroskop dan menghitung jumlah sel darahnya.Analisis DataBerikut ini rumus yang digunakan pada praktikum Hematologi.Persentase Gumpalan Darah =Panjang Gumpalan Darahx 100 %Panjang Total Gumpalan DarahTotal Eritrosit = N x 104Dimana N adalah jumlah sel darah yang diamati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANHASILTeknik PewarnaanBerdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum Haematologi diperoleh hasil sebagai berikut:

12Gambar 2. Sel darah merah ikan nila (Oreochromis niloticus) setelah diberi pewarnaan eosinKeterangan : 1. Membran sel 2. Sitoplasma

321Gambar 3. Bentuk sel darah merah (eritrosit) ikan nila(Oreochromis niloticus) setelah diberi pewarnaan haematoksilin.Keterangan : 1. Membran sel 2. Inti sel 3. Sitoplasma

Teknik Pemisahan Sel Darah dan Plasma DarahDari hasil percobaan yang dilakukan mengenai pemisahan sel darah dan plasma darah diperoleh hasil sebagai berikut :Diketahui : Panjang gumpalan darah= 1,3 cm Panjang total gumpalan darah= 5,2 cm

Tabel 3. Hasil pengamatan hematrosit ikan NilaNoPengukuranHasil

1.2.3.Panjang total darahPanjang gumpalan darahVolume gumpalan darah5,2 cm1,3 cm25 %

Teknik Menghitung Jumlah Total EritrositDari hasil pengamatan yang dilakukan, maka jumlah sel darah merah ikan nila (Oreochomis niloticus) yaitu 6 sel dimana jumlah total eritrosit tersebut dihitung dengan menggunakan rumus yaitu :Eritrosit = N x 104sel/mlTabel 4. Hasil pengamatan jumlah eritrosit pada mikrohaematokritNOKOTAK 1KOTAK 2KOTAK 3

JUMLAH365

3 + 6 + 5 = 1414/3 x 104 = 4,7 x 104Sel/mg

PEMBAHASANTeknik PewarnaanPada gambar 2, dapat dilihat bahwa keadaan sel darah merah ikan nila (Oreochromis niloticus) setelah di celupkan ke dalam eosin adalah eritrosit masih berwarna merah berbentuk lonjong. Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu dengan yang lainnya (Fujaya, 2008).Gambar tersebut diatas menunjukan bentuk sel darah yang diambil dari darah ikan nila (Oreochromis niloticus) dan diamati dibawah mikroskop. Pada percobaan ini kita menggunakan eosin dan haematoxylin sebagai zat pewarna, karena eosin dapat mewarnai plasma darah sehingga kita dapat melihat bentuk dari plasma tersebut. Eosin dapat mewarnai plasma darah karena adanya perbedaan sifat keasaman antara plasma dengan eosin dimana plasma darah bersifat basa sementara eosin bersifat asam.Pada gambar 3, setelah dicelupkan pada haematoxilin jelas tampak pada pengamatan inti sel berwarna biru kehijauan sedangkan membran sel masih berwarna merah dan berbentuk lonjong. Pada gambar di atas diperlihatkan bahwa setelah dicelupkan pada haematoxilin jelas tampak pada pengamatan inti sel berwarna biru sedangkan membran sel masih berwarna merah dan berbentuk lonjong. Dimana haematoxylin digunakan untuk melihat inti plasma karena haematoxylin dapat mewarnai inti plasma darah. Haematoxylin dapat mewarnai inti plasma karena haematoxylin bersifat basa sementara inti sel bersifat asam.Teknik Pemisahan Sel Darah dan Plasma DarahPada ikan yang terserang penyakit terjadi perubahan pada nilai hematokrit, kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih. Pemeriksaan darah (hematologis) dapat digunakan sebagai indikator tingkat keparahan suatu penyakit (Alamanda, dkk. 2006).Setelah sel darah pada ikan nila dipisahkan dengan plasma darah (sentrifugasi) yang diletakkan pada mikrohaematokrit dan dilakukan pengukuran, maka diperoleh data bahwa panjang total darah yaitu 5,2 cm, panjang gumpalan darah yaitu 1,3 cm serta volume gumpalan darah yaitu mencapai 25 %. Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Perubahan kondisi lingkungan atau pencemaran lingkungan akan menyebabkan nilai hematokrit mengalami penurunan akibat respon stress (Adinegara, 2012).Apabila ikan terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, maka nilai hematokrit darahnya menjadi tidak normal, jika nilai hematokrit rendah maka jumlah eritrosit pun rendah (Alamanda, 2006). Berdasarkan dari hasil pengamatan di ketahui bahwa ikan nila di dapatkan hasil volume gumpalan darah sebanyak 25 % ini berarti ikan nila dalam keadaan sehat karena volume gumpalan darahnya lebih besar dari standar volume gumpalan darah yang di tentukan yaitu 22%.Teknik Menghitung Jumlah Total EritrositPada total eritrosit, di dapatkan pada kotak 1 terdapat 3 sel darah,kotak 2 terdapat 6, dan kotak 3 terdapat 5, kemudian keseluruhan jumlah sel darah di setiap kotak dijumlah, sehingga didapatkan 14. Kemudian menggunakan rumus total eritrosit yaitu N x 104, sehingga didapatkan 14/3 x 104 = 4,7 x 104sel/mg.Total eritrosit yang diperoleh dari darah ikan nila adalah 47.000 sel/mm3. Berdasarkan refrensi yaitu Lagler (1997) jumlah eritrosit normal adalah 20.000-3.000.000 sel/mm3. Hal ini menunjukkan bahwa darah Ikan Nila yang digunakan sebagai bahan praktikum masih dalam taraf normal. Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan stress (Adinegara, 2012).

V. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan di laboratorium fisiologi hewan air, maka dapat disimpulkan bahwa:1. Sel darah merah (eritrosit) pasa ikan berbentuk oval dan berinti dengan membran sel dan membran inti yang nampak berlekat dan bergerigi.2. Volume gumpalan darah yaitu 25 %, sehingga dapat disimpulkan ikan dalam keadaan sehat.3. Jumlah total eritrosit yang didapatkan adalah 47.000 sel/ml, sehingga dapat dikatakan bahwa ikan tersebut dalam keadaan normal.SaranLaboratoriumSebaiknya alat- alat yang sudah tidak terpakai lagi dipidahkan atau diganti dengan yang baru agar praktikum bisa berjaln dengan baik.PraktikumSebaiknya pada saat praktikum dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada supaya tidak praktikan tidak bingung AsistenAndi Masriah, S.pi :Mudah dimengerti ketika kakak menjelaskanYusrifat Amran : Sebaiknya kakak jangan suka diam-diam dan jangan terlalu serius kalau lagi praktikum. Mulkan Arsyuddin:Mudah-mudahan kakak menjadi asisten yang lebih baik lagi kedepannya.DAFTAR PUSTAKAAdinegara, A. 2012. Hematologi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.Alamanda, E, I, dkk. 2006. Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan EndoparasitDarah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clariasgariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Jurnal Biodiversitas Vol. 8, No. 1, 34-38.Amiruddin, Agung. 2012. Modul Reproduksi Ikan Nila. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan : Yogyakarta.Amri dan Khairuman. 2003. Buku Pintar Budidaya Ikan Konsumsi. Agromedia : Jakarta.Fujaya, Y. 2008. Fisiologi ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.Krisye. 2009. Praktikum IV Haematologi . http://www.google.com-pdf. Diakses pada tanggal 8 Maret 2014 pukul 20.0 WITA.Omar, Sharifuddin bin Andy. 2013. Modul Praktikum Iktiologi Fungsional. Universitas Hasanuddin : Makassar.

Palallo, Alfian. 2010. Praktikum I Osmoregulregulasi. http://www.google.com-pdf. Dikases pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 19.00 WITA

Supianor, Muhammad. 2010. Pembesaran Ikan Nila. http://www.google.com-pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 20.0 WITA.www.zipcodezoo.com. Diakses pada tanggal 10 Maret 2014 pukul 19.15 WITA.