17

Click here to load reader

Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia tidak dapat mengelakkan diri dari proses regenerasi,

berupa berakhirnya peranan suatu generasi untuk diganti oleh generasi

berikutnya. Proses tersebut berlangsung secara alamiah sesuai

ketentuan Tuhan. Pergantian terjadi karena manusia tidak dapat

mengelakkan diri dari perkembangan dan pertumbuhan menjadi tua,

sehingga tidak seorang pun dapat menghindar dari kematian.

Bersamaan dengan itu lahir pula anak-anak manusia, yang dalam

pertumbuhan dan perkembangannya makin menjadi besar dari waktu ke

waktu, hingga sampai pada saat kedewasaannya masing-masing.

Generasi baru itu harus meneruskan sejarah kehidupan manusia dengan

menggantikan peranan generasi terdahulu, baik yang telah

mengundurkan diri karena usia tua, menjadi lemah dan tak berdaya,

maupun karena telah menutup usianya. Siklus ini tidak akan pernah

berhenti selama di muka bumi ini masih ada kehidupan, atau sampai

kiamat tiba.

Namun pergantian generasi jangan sekadar bergantinya

sekumpulan manusia dari yang tua menjadi muda. Generasi pengganti

itu haruslah berkualitas agar dapat melanjutkan tugas generasi

sebelumnya dalam mengelola bumi dan peradaban dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari anak berkualitas ?

2. Apa saja faktor yang memengaruhi pembentukan anak berkualitas ?

3. Bagaimana membentuk anak berkualitas ?

1

Page 2: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari anak berkualitas.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang memengaruhi pembentukan

anak berkualitas.

3. Untuk mengetahui cara yang harus ditempuh untuk membentuk anak

berkualitas.

2

Page 3: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANAK BERKUALITAS

Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan

dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai

terbaik mengenai sesuatu itu. Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah

abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”,

definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu

diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang

didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri-

ciri dari generasi berkualitas tersebut.

Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting,

yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan

kultural, serta aspek spiritual dan moral.

a. Aspek Fisik / Jasmani

Generasi berkualitas berarti generasi yang dari segi jasmani

menunjukkan tingkat kesehatan yang baik. Kesehatan jasmani

dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan sejak dilahirkan,

pada masa kanak-kanak, remaja, dan masa dewasa. Faktor

lain yang ikut berpengaruh adalah kebersihan dalam

menjalani kehidupan baik kebersihan diri, rumah dan

lingkungan tempat tinggal.

Kualitas jasmani ditentukan sejak masa konsepsi yang

merupakan pengaruh dan tanggung jawab orang tua. Setelah

seseorang berangsur besar dan dewasa, maka memelihara

3

Page 4: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

kesehatan jasmani merupakan tanggung jawab individu itu

sendiri.

b. Aspek Psikis / Psikologis

Psikologis yang berkualitas diukur dari tingkat

pengembangan dan pendayagunaan potensi-potensi yang

terdapat di dalamnya, seperti bakat, minat, kemampuan

berpikir, pengendalian emosi, kepedulian sosial dan lain-lain.

Kualitas psikologis meliputi : aspek-aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor. Secara kognitif, generasi berkualitas berarti

memiliki kemampuan berpikir yang tajam, pemahaman yang

dalam, dan pengetahuan serta wawasan yang luas. Manusia

berkualitas memiliki pengetahuan yang memadai, berupa

pengetahuan umum dan khusus di bidangnya. Kemudian

kaitannya dengan tantangan global dan modernitas di zaman

sekarang ini, penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) menjadi syarat mutlak bagi tegaknya generasi dalam

suatu kelompok masyarakat agar tidak tertinggal oleh

generasi dari kelompok masyarakat atau negara lain.

Dari segi afektif, generasi berkualitas memiliki kecerdasan

emosi yang baik. Dia memiliki kemandirian, rajin dan senang

bekerja, sanggup bekerja keras, tekun, gigih, disiplin, berani

merebut kesempatan, jujur, mampu bersaing dan bekerja

sama, dapat dipercaya dan mempercayai orang lain serta tidak

mudah putus asa. Dan dari aspek psikomotorik, dia memiliki

keterampilan atau keahlian tertentu sebagai hasil

pengembangan dan pendayagunaan potensi psikologis, yang

memungkinkan untuk menjadi sumber daya manusia yang

produktif. Karakteristik ini dimaksudkan bahwa manusia

berkualitas mampu mewujudkan bakat dan minatnya menjadi

4

Page 5: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

keterampilan dan bahkan keahlian, untuk memasuki lapangan

kerja dan mempunyai penghasilan.

c. Aspek Sosial dan Kultural

Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang

harus menjalani kehidupan bersama dan dalam kebersamaan

dengan orang lain. Perwujudannya dalam kebersamaan tidak

sekadar mampu bergaul dengan orang lain, tetapi juga

memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi.

Misalnya, menolong orang lain yang berada dalam kesusahan,

suka bergotong royong, dan senang beroganisasi (Nawawi

dan Martini, 1994).

d. Aspek Spiritual dan Moral

Aspek spiritual terwujud dalam kualtas iman dan takwa, yang

berarti kemampuan mengendalikan diri untuk tidak

melanggar yang diperintahkan dan sebaliknya tidak

memperturutkan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan. Manusia

yang beriman tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai

kesuksesan. Kualitas spiritual (iman dan takwa, hubungan

manusia dengan Tuhan) terimplementasi dalam akhlak atau

moral (hubungan manusia dengan sesamanya). Akhlak

terhadap ibu dan bapak adalah dengan berbuat baik dan

berterima kasih kepada keduanya. Akhlak terhadap orang

lain, yaitu bersikap sopan dan santun terhadap sesama, tidak

sombong, tidak angkuh, berjalan sederhana dan bersuara

lembut.

5

Page 6: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN

ANAK BERKUALITAS

Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam

sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh

pada kepribadian dan kualitas dirinya. Lingkungan itu adalah keluarga,

lembaga pendidikan formal, dan masyarakat, ditambah faktor negara

dan global.

1. Keluarga.

Keluarga merupakan institusi pertama yang ditemui seorang

anak dalam perjalanan hidupnya. Keluarga adalah awal dari

pengenalan dan pemahaman setiap anak mengenai kehidupan.

Perkembangan kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi keadaan

dan pola pengasuhan dalam keluarganya. Oleh karena itu, peranan

keluarga dalam proyek pembentukan generasi berkualitas sangat

penting untuk ditekankan.

Sejak kelahiran, setiap manusia telah membawa sifat-sifat

keturunan sebagai akibat pertemuan gen kedua orang tuanya. Sifat-

sifat keturunan itu mewujud dalam aspek fisik seperti bentuk rambut

dan postur tubuh, maupun aspek psikis seperti bakat, inteligensi, dan

sifat-sifat kepribadian. Kondisi dasar ini akan tumbuh dan

berkembang secara alamiah dan tidak dapat diubah, namun bukan

berarti tidak dapat dipengaruhi dan diarahkan.

Peranan keluarga dalam mempersiapkan generasi baru

berkualitas, pertama sekali adalah dengan mewujudkan pemeliharaan

yang terbaik. Setiap anak memerlukan untuk tumbuh dan dibesarkan

dalam lingkungan yang sehat. Agar tercipta anak-anak yang

berkualitas, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan.

6

Page 7: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Gambar 1. Pendidikan Keluarga

Pertama, aspek fisik atau jasmani. Artinya, setiap anak memiliki

hak untuk dipenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari

orang tuanya secara halal dan baik.

Kedua, aspek psikologis. Setiap anak berhak hidup dalam

lingkungan yang memiliki hubungan harmonis antar anggota

keluarga (suami isteri, anak, atau anggota keluarga lainnya).

Hubungan seperti ini yang akan membentuk kepribadian anak secara

positif. Sebaliknya, kehidupan yang diwarnai dengan pertengkaran,

makian, bentakan, dan kemarahan akan memberi dampak negatif

bagi perkembangan psikologis anak.

Ketiga, aspek spiritual. Setiap anak juga membutuhkan

lingkungan yang senantiasa menanamkan akidah (nilai keimanan),

bahwa Allah satu-satunya yang kuasa dan berhak disembah, bahwa

Allah tidak boleh dipersekutukan dengan apapun. Hal ini dapat

dilakukan dengan penanaman ajaran agama dan pembiasaan

melakukan ibadah.

Keempat, aspek sosiologis dan kultural. Setiap anak juga

membutuhkan lingkungan sosial dan kultural sosial dan kultur yang

sehat dan humanis, sehingga membantu anak memahami realitas

kehidupan.

7

Page 8: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Karena begitu pentingnya peranan keluarga dalam pembentukan

generasi berkualitas ini, hendaknya setiap manusia, laki-laki dan

perempuan, harus sudah memikirkan model keluarga yang

bagaimana yang hendak ia bentuk sejak ia beranjak dewasa dan

mulai memilih pasangan. Generasi yang baik adalah apabila

dihasilkan dari pasangan-pasangan yang baik pula. Itulah sebabnya

diciptakan pernikahan, karena dengan pernikahan itu nantinya akan

dihasilkan generasi yang baik. Dan ini dimulai dari bagaimana cara

memilih pasangan hidup. Sikap selektif dan terencana dalam

memilih pasangan hidup akan membawa pada terbentuknya keluarga

yang diharapkan.

Untuk mewujudkan keluarga dan anak-anak yang berkualitas,

diperlukan perencanaan yang matang. Setiap keluarga harus dapat

memerhitungkan anak-anak yang mungkin lahir, karena kehadiran

seorang anak atau manusia baru memerlukan banyak kebutuhan,

antara lain, makan, pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan,

dan sebagainya.

2. Lembaga Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis untuk

menghasilkan manusia-manusia yang terpelajar, memiliki kapasitas

intelektual dan keterampilan tertentu. Oleh karena itu peranan

lembaga pendidikan dalam pembentukan generasi sangat krusial.

Seringkali kualitas seseorang diukur dari seberapa tinggi

pendidikannya. Meski tidak sepenuhnya tepat, hal itu memang

banyak benarnya.

Maka agar sebuah generasi menjadi generasi yang kuat dan

berkualitas, pendidikan dan lembaga pendidikan harus mendapat

perhatian yang khusus. Sebisa mungkin, pendidikan diselenggarakan

8

Page 9: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

dalam lembaga dan sistem yang baik, yang memungkinkan anak

didik mencapai segenap kualitas yang diperlukan olehnya dalam

mengarungi kehidupan. Pendidikan merupakan tanggung jawab

semua pihak yang berkepentingan, keluarga, masyarakat, dan

pemerintah.

Permasalahan yang kita hadapi sekarang ini di negara kita,

lembaga pendidikan berkualitas baik identik dengan biaya yang

mahal. Sedangkan lembaga pendidikan dengan biaya yang sedang

atau murah, kualitasnya pun disesuaikan. Ada juga yang

mengeluhkan, lembaga pendidikan, khususnya yang formal, lebih

banyak menitikberatkan pada aspek kognitif atau intelektual, dan

kurang menyentuh aspek moral.

Gambar 2. Pendidikan Sekolah

3. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat adalah lingkungan sekitar di mana seorang anak

tumbuh dan dibesarkan. Bagi seorang anak, pada mulanya

masyarakat berarti teman-teman sepermainan tempat di mana dia

mulai bersosialisasi dengan orang-orang di luar anggota keluarganya.

Seiring dengan pertumbuhan usianya, pergaulannya pun akan

semakin meluas, dengan tetangga, komunitas kecil di kampung,

hingga masyarakat di luar kampungnya.

9

Page 10: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Lingkungan masyarakat dengan segala sistem nilai dan

normanya sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang.

Masyarakat yang permisif dan materialistik akan cenderung

menghasilkan individu-individu yang permisif dan materialistik pula.

Masyarakat yang suka bekerja keras dan kreatif akan membuat

individu-individu di dalamnya suka pula bekerja keras dan kreatif.

Maka agar suatu generasi menjadi generasi yang berkualitas, ia

memerlukan tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang berkualitas

pula, dengan sistem nilai dan norma yang akan mendukung dan

mengarahkan kepribadiannya menjadi baik. Tidak mudah

membentuk masyarakat yang baik, dan terlebih karena hal itu bukan

semata tanggung jawab individu atau suatu keluarga, melainkan

memerlukan kerjasama berbagai pihak dan pemerintah.

4. Negara dan Lingkungan Global

Negara dapat dikatakan sebagai masyarakat dalam lingkup yang

lebih luas, dan dunia (lingkungan global) adalah masyarakat dalam

lingkup yang lebih luas lagi. Peranan negara dalam pembentukan

generasi berkualitas melibatkan penyediaan berbagai sarana dan

prasarana yang memadai untuk segenap aktivitas warganya, juga

pembuatan kebijakan-kebijakan dan peraturan yang mendukung

berlangsungnya aktivitas-aktivitas itu. Bidang-bidang kehidupan

seperti pendidikan, ekonomi, politik, kebudayaan, agama, dll., sangat

memerlukan keterlibatan negara dalam pengaturannya. Pembukaan

Undang-undang Dasar 1945 mencantumkan kalimat ”mencerdaskan

kehidupan bangsa” sebagai salah satu tujuan penyelenggaraan

kehidupan bernegara. Artinya, pembentukan generasi yang

berkualitas merupakan tanggung jawab negara, di samping segenap

elemen masyarakat dan keluarga. Pola kebijakan negara dalam

pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya, akan sangat berpengaruh

pada berhasil-tidaknya pembentukan generasi yang berkualitas.

10

Page 11: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Kemudian di era globalisasi dan informasi sekarang ini, dunia

seolah-olah menjadi menyempit sehingga apa yang terjadi di belahan

dunia lain dapat dengan mudah dan cepat kita ketahui. Ketika

televisi dan internet sudah tersaji di rumah kita, pada saat itu

sebenarnya Barack Obama dan Christiano Ronaldo telah menjadi

tetangga kita. Tidak jarang peristiwa yang terjadi di Afrika dan

Amerika lebih cepat kita ketahui daripada kebakaran atau pencurian

di RT tetangga. Keadaan ini, disadari atau tidak, langsung atau tidak

langsung, akan berpengaruh pada keadaan diri kita, baik secara

psikologis, sosial, moral, maupun spiritual. Baik atau buruknya

keadaan itu mungkin bukan kita yang menentukan. Namun kita dapat

melakukan seleksi atas informasi yang kita perlukan, mengambil

hanya yang baik dan membuang yang berdampak negatif.

Di sisi lain, mendidik anak berkualitas merupakan upaya yang

harus melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pendidikan,

baik pihak keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan juga

masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan

adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang

kelihatannya mulai terputus diantara ketiga stakeholder’s terdekat

dalam lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga dan masyarakat.

Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil

selama stakeholder lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan

dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga

sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama

dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung

oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang

memperkuat siklus pembentukan tersebut. Di samping itu tidak kalah

pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga

sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang.

11

Page 12: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap

keberhasilan penanaman nilai-nilaietika, estetika untuk pembentukan

karakter. Situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang

dianutnya, memengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara

keseluruhan. Jika sistem nilaidan pandangan mereka terbatas pada

kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang

sama.

2.3 MEMBENTUK ANAK BERKUALITAS

Membentuk anak yang berkualitas tidak dapat lepas dari pendidikan

yang harus diberikan oleh orang tua dan pendidik kepada anak sedini

mungkin. Pendidikan-pendidikan tersebut adalah :

1. Pendidikan Keagamaan

Ini adalah hal yang utama perlu ditekankan pada seorang anak ;

seorang anak perlu tahu siapa Tuhannya, cara beribadah, dan

bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur. Tunjukkan buku,

gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi si anak yang

berhubungan dengan keagamaan tersebut. Jika memungkinkan, ajak

anak anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita

menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak

dan keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita.

2. Kualitas Input yang Diterima

Seorang anak pada usia dibawah 10 tahun belum mempunyai

fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah

laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan

olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semuanya

oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam

hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan,

input-input mana saja yang perlu dimasukkan,dan mana yang perlu

12

Page 13: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

dihindarkan. Menonton televisi misalnya, tidaksemua acara itu

bagus. Demikian juga dengan membaca majalah, menontonfilm,

mendengarkan radio, dan sebagainya.

3. Anak adalah Peniru yang Baik

Ada istilah “Monkey see, Monkey Do”; artinya seekor monyet

biasanya akan bertindak berdasarkan apa yang telah dilihatnya.

Demikian pula seorang anak. Anak perlu figur seorang tokoh yang

dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Pilihan

utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua. Dan seorang anak

akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang

dikatakan orang tua. Jadi saatorang tua mengatakan satu nasehat,

misalnya jangan tidur malam-malam,tapi orang tuanya sendiri selalu

bekerja sampai larut malam, jelas ini bukan cara mendidik yang baik.

Ajarkan sesuatu melalui contoh, dengan tindakan kita sendiri, akan

membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu

kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya.

4.Tiga Perilaku Dasar dalam Komunikasi

Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam

komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama

adalah harus belajar mengucapkan “terima kasih” kepada siapa saja

yang sudahmemberikan sesuatu kepadanya, yang kedua adalah harus

belajar mengucapkan kata “tolong” apabila ingin meminta bantuan

kepada orang di sekitarnya, dan yang ketiga adalah belajar

mengucapkan kata “maaf” apabila memang bersalah. Kalau anak

kita sudah terbiasa mengucapkannya sejak kecil, perilakunya akan

lebih menghargai orang lain. Karakter, kepribadian, dan kualitas

seorang anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan input yang

diterimanya dari orang tua.Bila orang tua kurang memberikan

bimbingan ini secara maksimal, maka peran ini akan diambil alih

13

Page 14: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

oleh lingkungan, yang mana bisa memberikan berbagai macam input

yang lebih banyak negatifnya daripada positifnya.

14

Page 15: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Perkataan “kualitas” menunjukkan kondisi sesuatu dibandingkan

dengan suatu ukuran tertentu, berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai

terbaik mengenai sesuatu itu. Ukuran dari nilai-nilai itu sendiri adalah

abstrak, sehingga ketika disebutkan istilah “generasi berkualitas”,

definisi atau pengertian langsung dari istilah itu tidaklah begitu

diperlukan karena maknanya tidak akan lebih jelas daripada istilah yang

didefinisikan. Yang lebih penting untuk disampaikan di sini adalah ciri-

ciri dari generasi berkualitas tersebut.

Ciri-ciri generasi berkualitas dilihat dari beberapa aspek penting,

yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan

kultural, serta aspek spiritual dan moral.

Terbentuknya generasi berkualitas dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dalam

sejarah perkembangan manusia, ada tiga lingkungan yang berpengaruh

pada kepribadian dan kualitas dirinya. Lingkungan itu adalah keluarga,

lembaga pendidikan formal, dan masyarakat, ditambah faktor negara

dan global.

Membentuk anak yang berkualitas harus dimulai sejak dini, lewat

pendidikan keagamaan, pendidikan etika, agar anak dapat menghadapi

kehidupan dengan baik.

3.2 SARAN

Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

15

Page 16: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik dalam semua

tingkatan lembaga pendidikan sebagai usaha untuk pendewasaan diri

yang optimal. Hendaknya masing-masing lembaga pendidikan

menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam usaha turut serta

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dengan hasil karya ini, semoga memberikan warna baru bagi pelaku-

pelaku pendidikan untuk menggunakan kemampuan diri dalam

menjalani pendidikan yang berkualitas.

Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.

16

Page 17: Hakikat Pembentukan Anak Berkualitas

DAFTAR PUSTAKA

www.dokteranak.com

Gunarsa, Prof. Dr. Singgih D. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak.

Jakarta : BPK Gunung Mulia.

17