45
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Oleh: SULFIA ARIFAH 11613081 PROGRAM STUDI FARMASI i

hal depan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA

TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Oleh:

SULFIA ARIFAH

11613081

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

JUNI 2015

i

SKRIPSI

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA

TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR

Yang diajukan oleh:

SULFIA ARIFAH

11613081

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping

Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt Rochmy Istikharah, M.Sc.,Apt

ii

SKRIPSI

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA

TIKUS PUTIH BETINA GALUR WISTAR

Oleh:

SULFIA ARIFAH

11613081

Telah lolos uji etik penelitian

Dan dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

Tanggal : ............................

Ketua Penguji : Dr. Farida Hayati, M.Si.,Apt (.................................)

Anggota Penguji : 1. Rochmy Istikharah, M.Sc.,Apt (.................................)

2. drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. (.................................)

3. (.................................)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

Drs. Allwar, M.Sc.,Ph.D

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak tedapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Mei 2015

Penulis,

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin...

Skripsi ini saya persembahkan kepada..

Allah SWT yang telah memberikan segala kasih sayang, nikmat,karunia dan cintanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan caraMU.

Rasullah SAW berserta para sahabat yang telah memberikan kesempatan kami menikmati jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini, semoga syafaat beliau

dapat kita peroleh di yaumul akhir kelak

Kedua orang tua saya, Mama (Uswatun Khasanah, S.Pd) serta Papa (Sumaryo, S.Sos) yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi secara moral maupun

materil dan spritual yang mengalir tiada henti disetiap tarikan nafas sehingga saya dapat menyelesaikan karya skripsi ini

Kakak saya Rudi Uswarman, M.Eng yang selalu memberikan semangat perjuangan dan doa yang tulus sehingga saya dapat menyelesaikan karya skripsi

ini

Keluarga Besar yang telah memberikan semangat dan doa yang tulus kepada saya

Sahabat-sahabat tersayang Yeni Muflihah, Devika Nurhasanah, Fitri Wulandari, Arlina Yevilayanti dan Lailiana Garna yang telah meberikan motivasi, dukungan, semangat dan nasehat yang membangun sehingga karya ini dapat terselesaikan.

Terimakasih telah memberi warna dalam kehidupan ini

Partner saya, Devika yang telah berbagi cerita, memberikan motivasi, persaudaraan, dan warna dalam perjalanan skripsi ini

Maulana Hidayatullah, kakak, sahabat dan partner yang selalu menyemangati, menghibur, memberi motivasi dan memberi bantuan terima kasih.

Teman-teman Pharmacy A dan Covalent yang telah mendukung, membantu, berbagi pengalaman dan motivasi. Terima kasih atas semuanya.

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Toksisitas Akut Ekstrak

Etanol Daun Kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) Secara Oral Pada Tikus

Putih Betina Galur Wistar” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Keberhasilan penelitian dan penyususnan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya teriring do’a Jazzakumullah ahsana jazaa kepada:

1. Bapak Drs. Allwar, M.Sc., Apt., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak Pinus Jumaryatno, M.Phil., Ph.D., Apt., selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam

Indonesia.

3. Ibu Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt., selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan dan arahan serta masukan yang sangat berarti selama

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Rochmy Istikharah, M.Sc., Apt., selaku pembimbing pendamping dan

dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan

dukungannya selama menempuh studi di Fakultas MIPA.

5. Ibu drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D. selaku dosen penguji yang telah

memberi masukan.

6. Bapak-ibu dosen dan seluruh civitas akademik Fakultas MIPA yang telah

memberikan ilmu dan kemudahan selama penulis berada di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia.

7. Laboran FMIPA khususnya Pak Riyanto, Pak Yon dan Pak Marno yang

selalu membantu dalam menangani kendala yang terjadi saat penelitian di

laboratorium.

vi

8. Teman-teman seperjuangan baik yang sama-sama sedang berjuang maupun

yang akan berjuang serta adik-adik tingkat.

9. Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kelemahan,

dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun guna perbaikan ke depan.

Akhirukalam penulis mohon maaf dengan ketulusan hati seandainya dalam

penulisan skripsi ini terdapat kekhilafan, dan penulis berharap semoga skripsi ini

dapat membawa manfaat bagi masyarakat pada umumnya serta perkembangan

dan kemajuan ilmu pengetahuan pada khususnya. Aamiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, Mei 2015

Penulis,

Sulfia Arifah

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... v

KATA PENGANTAR......................................................................................... vi

DAFTAR ISI....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii

INTISARI........................................................................................................... xxiv

ABSTRACT.......................................................................................................... xxv

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................... 3

BAB II. STUDI PUSTAKA.......................................................................... 4

2.1. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 4

2.1.1 Aspek Toksikologi........................................................................ 4

2.1.1.1 Tokskologi...................................................................... 4

2.1.1.2 Uji Toksikologi............................................................... 6

2.1.1.3 Faktor-faktor yang berpengaruh pada hasil uji

toksikologi..................................................................... 8

2.1.1.4 Mekanisme efek toksik.................................................... 10

2.1.1.5 Wujud efek toksik........................................................... 11

2.1.1.6 Sifat efek toksik.............................................................. 12

2.1.1.7 Uji Ketoksikan Akut ...................................................... 12

2.1.2 Toksikologi Organ Sasaran........................................................... 15

viii

2.1.2.1 Hati.................................................................................. 15

2.1.2.2 Ginjal............................................................................... 16

2.1.2.3 Jantung............................................................................ 17

2.1.2.4 Paru-paru......................................................................... 18

2.1.2.5 Limpa.............................................................................. 19

2.1.2.6 Lambung......................................................................... 19

2.1.3 Histopatologi Organ...................................................................... 20

2.1.4 Kangkung...................................................................................... 21

2.1.4.1 Klasifikasi....................................................................... 21

2.1.4.2 Kandungan Kangkung.................................................... 22

2.1.4.3 Khasiat Kangkung........................................................... 22

2.1.4.4 Obat Tradisional.............................................................. 23

2.2. Keterangan Empirik................................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 25

3.1. Bahan Dan Alat........................................................................................ 25

3.1.1 Bahan............................................................................................. 25

3.1.2 Alat................................................................................................ 25

3.2. Cara Penelitian......................................................................................... 25

3.2.1 Pengajuan Ethical Clearence........................................................ 25

3.2.2 Determinasi tumbuhan kangkung................................................. 26

3.2.3. Pembuatan Ekstrak daun kangkung ............................................. 26

3.2.4 Optimasi dosis penelitian.............................................................. 27

3.2.5 Penetapan ekstrak daun kangkung ............................................... 27

3.2.6 Pembuatan larutan stok ekstrak etanol daun kangkung................ 27

3.2.7 Aklimatisasi.................................................................................. 28

3.2.8 Pengelompokan hewan uji............................................................ 28

3.2.9 Cara Pemejanan............................................................................ 29

3.2.10 Pemeliharaan hewan uji................................................................ 29

3.2.11 Pengamatan gejala toksik............................................................. 29

3.2.12 Pengambilan Organ...................................................................... 31

3.2.13 Pengamatan spektrum efek toksik................................................ 31

3.2.14 Pengamatan potensi ketoksikan akut (LD50)................................. 31

ix

3.3. Analisis Hasil........................................................................................... 31

3.4. Skema Penelitian...................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 35

4.1. Preparasi Ekstrak Daun Kangkung ........................................................ 35

4.1.1 Determinasi Tanaman Kangkung.................................................. 35

4.1.2 Pengumpulan Bahan, Pengeringan dan penyerbukan.................... 36

4.1.3 Pembuatan Ekstrak Daun Kangkung............................................. 37

4.2. Penetapan Dosis Dan Pembuatan Larutan Stok....................................... 42

4.3. Potensi Ketoksikan Akut (LD50).............................................................. 43

4.4. Pengamatan Gejala Toksik....................................................................... 44

4.5. Kondisi Umum......................................................................................... 46

4.6. Makroskopis Dan Mikroskopis Organ..................................................... 52

BAB V. PENUTUP..........................................................................................71

5.1. Kesimpulan...............................................................................................71

5.2. Saran..........................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................72

LAMPIRAN.....................................................................................................75

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tanaman Kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) yang

diperoleh dari daerah Sidorejo, Murung, Gantiwarno,

Klaten, Yogyakarta............................................................. 21

Gambar 3.2. Skema penelitian uji toksisitas akut ekstrak etanol daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral pada

tikus putih betina galur

Wistar.............................................

34

Gambar 4.3. Pengolahan tumbuhan kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) yang diperoleh dari daerah Sidorejo, Gantiwarno,

Klaten, Yogyakarta............................................................. 37

Gambar 4.4. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kangkung (Ipomoea

aquatica, Forsk) yang diperoleh dari daerah Sidorejo,

Gantiwarno, Klaten, Yogyakarta......................................... 39

Gambar 4.5. Hasil kromatogram standar etanol dengan menggunakan

instrumen GC-MS............................................................... 41

Gambar 4.6. Hasil kromatogram uji sisa pelarut etanol ekstrak daun

kangkung (Ipomoea aqutica, Forsk) yang diperoleh dari

daerah Gantiwarno, Klaten dengan menggunakan

instrumen GC...................................................................... 42

Gambar 4.7. Larutan stok ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) yang diperoleh dari daerah Sidorejo, Gantiwarno,

Klaten,

Yogyakarta..............................................................

42

Gambar 4.8. Grafik rata-rata kenaikan berat badan tikus betina yang

dipejankan ekstrak kental daun kangkung (Ipomoea

aquatica, Forsk) yang masih hidup sampai hari ke-

15........

48

Gambar 4.9. Pencuciaan organ hewan uji yang dipejankan ektrak daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk)................................. 49

xi

Gambar 4.10. Penimbangan organ hewan uji yang dipejankan ektrak

daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk).........................

49

Gambar 4.11. Diagram rasio organ hewan uji yang dibedah 24 jam

setelah pemberian ekstrak daun kangkung (Ipomoea

aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal...........................

49

Gambar 4.12. Diagram rasio organ hewan uji yang dibedah 15 hari

setelah pemberian ekstrak daun kangkung (Ipomoea

aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal...........................

50

Gambar 4.13. Organ hewan uji yang diberikan ekstrak daun kangkung

(Ipomoea aquatica, Forsk) yang diawetkan dalam

formalin 10%....................................................................... 55

Gambar 4.14. Irisan melintang jaringan jantung tikus betina normal

yang diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea

aquatica, Forsk) kelompok kontrol, perbesaran 400

x........................

58

Gambar 4.15. Irisan melintang jaringan lambung tikus betina normal

yang diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea

aquatica, Forsk) kelompok kontrol , perbesaran 100

x.......................

58

Gambar 4.16. Irisan melintang jaringan limpa tikus betina normal yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) kelompok kontrol, perbesaran 100 x....................... 59

Gambar 4.17. Irisan melintang jaringan paru tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok kontrol, mengalami pneumonia interstitialis,

perbesaran 400

x..................................................................

59

Gambar 4.18. Irisan melintang jaringan paru tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok perlakuan II yang mengalami bronkiolitis,

xii

perbesaran 400

x.................................................................. 60

Gambar 4.19. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina normal yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) pada kelompok kontrol, perbesaran 400 x............. 60

Gambar 4.20. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) pada kelompok perlakuan III, mengalami

degenerasi hidropik epitel tubulus, perbesaran 400

x..........................................

61

Gambar 4.21. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) pada kelompok perlakuan II, mengalami nekrosis,

perbesaran 400

x....................................................................................

61

Gambar 4.22. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) pada kelompok perlakuan IV, mengalami nefritis

interstitialis , perbesaran 400

x..................................................................

62

Gambar 4.23. Irisan melintang jaringan ginjal tikus betina yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) pada kelompok perlakuan II, mengalami radang

pelvis renis, perbesaran 400

x..................................................................

62

Gambar 4.24. Irisan melintang jaringan hati tikus betina normal yang

diberikan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk) pada kelompok kontrol, perbesaran 400

x................

63

Gambar 4.25. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok kontrol , mengalami multifokal radang (MFR),

xiii

perbesaran 400

x..................................................................

63

Gambar 4.26. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok perlakuan I, mengalami degenerasi melemak,

perbesaran 400

x..................................................................

64

Gambar 4.27. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok perlakuan II, terdapat foki radang mid zonal

(FRMZ), perbesaran 400

x...................................................

64

Gambar 4.28. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok perlakuan III, terdapat kista, perbesaran 400

x....

65

Gambar 4.29. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk)pada

kelompok perlakuan III, terdapat foki nekrotik mid zonal

(FNMZ), perbesaran 400 x.................................................. 65

Gambar 4.30. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok perlakuan III, mengalami atrofi sebagian

hepatosit (ASH), perbesaran 400

x......................................

66

Gambar 4.31. Irisan melintang jaringan hati tikus betina yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) pada

kelompok perlakuan IV, mengalami multifokal radang di

area mid zonal (MFRMZ), perbesaran 400

x.......................

66

xiv

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pemeriksaan fisik dalam uji

ketoksikan.................................

30

Tabel 4.2. Hasil pengamatan uji organoleptik ekstrak dan

kangkung.....

40

Tabel 4.3. Jumlah kematian tikus betina galur Wistar pada

pengamatan selama 24 jam setelah pemberian ekstrak

kental daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara

oral dosis

tunggal...................................................................................

43

Tabel 4.4. Jumlah kematian tikus betina galur Wistar pada

pengamatan selama 15 hari setelah pemberian ekstrak

kental daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara

oral dosis

tunggal...................................................................................

44

Tabel 4.5. Hasil pengamatan kualitatif gejala toksik pada hewan uji

selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal................................................................................... 45

Tabel 4.6. Hasil pengamatan kualitatif gejala toksik pada hewan uji

selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal................................................................................... 45

Tabel 4.7. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari

selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal...........

47

Tabel 4.8. Persentase perubahan berat badan hewan uji yang

dipejankan ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica,

Forsk)

perhari.........................................................................

48

xvi

Tabel 4.9. Hasil analisis statistik rasio organ hewan uji yang diberikan

ekstrak daun kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) yang

dibedah pada jam ke-24 dan hari ke-

15..................................

51

Tabel 4.10. Data makroskopis organ tikus betina galur Wistar

kelompok normal yang dipejankan ekstrak daun kangkung

(Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal..............................

53

Tabel 4.11. Perubahan makroskopis organ tikus betina galur Wistar

selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal................................................................................... 54

Tabel 4.12. Perubahan makroskopis organ tikus betina galur Wistar

selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal................................................................................... 55

Tabel 4.13. Hasil pemeriksaan histopatologi tikus betina galur Wistar

selama 24 jam setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal................................................................................... 56

Tabel 4.14. Hasil pemeriksaan histopatologi tikus betina galur Wistar

selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) secara oral dosis

tunggal................................................................................... 57

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical clearence dari komisi etik Fakultas Kedokteran

Universitas Islam

Indonesia............................................

75

Lampiran 2. Surat Determinasi tanaman kangkung (Ipomoea

aquatica,

Forsk)...............................................................

76

Lampiran 3. Surat keterangan membeli tikus betina galur

Wistar.......

77

Lampiran 4. Surat keterangan histopatologi organ tikus betina galur

Wistar............................................................................. 78

Lampiran 5.a. Perhitungan dosis dan pembuatan larutan stok sediaan

ekstrak kangkung darat terstandar pada tikus betina

secara oral dosis

tunggal.................................................

80

Lampiran 5.b. Perhitungan volume pemejanan hewan uji pada tiap

kelompok

perlakuan........................................................

81

Lampiran 6. Perhitungan hasil rendemen ekstrak kental kangkung

darat............................................................................... 82

Lampiran 7.a Perhitungan hasil konversi ekstrak daun kangkung

darat dosis tertinggi ke bobot kangkung

kering...............

83

Lampiran 7.b Perhitungan hasil konfersi ekstrak daun kangkung

darat dosis terendah ke bobot kangkung

kering.......................

84

Lampiran 7.c Konversi dosis tertinggi ekstrak daun kangkung ke

berat kangkung basah yang bisa dikonsumsi

manusia.....

85

Lampiran 8.a Penimbangan berat badan tikus betina sebelum dan

sesudah pemberian sediaan ekstrak daun kangkung

secara oral dosis tunggal.................................................

xviii

86

Lampiran 8.b Rata-rata perubahan berat badan tikus betina per hari

selama 15 hari setelah pemberian ekstrak kental daun

kangkung........................................................................ 87

Lampiran 9.a Penimbangan berat, rasio dan rasio rata-rata organ 3

ekor tikus betina yang dibedah setelah 24 jam

pertama........................................................................... 88

Lampiran 9.b Penimbangan berat, rasio dan rasio rata-rata organ 4

ekor tikus betina yang dibedah setelah 15

hari................

90

Lampiran 10.a Uji distribusi normal dari perubahan berat badan tikus

betina hari ke-0 sampai hari ke-15 setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 92

Lampiran 10.b Hasil tes homogenity of variances dari perubahan berat

badan tikus betina hari ke-0 sampai hari ke-15 setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 93

Lampiran 10.c Hasil analisis varian satu jalan dari perubahan berat

badan tikus betina hari ke-0 sampai hari ke-15 setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 94

Lampiran 11.a Uji distribusi normal dari rasio organ jantung tikus

betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal............................................................................ 95

Lampiran 11.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

jantung tikus betina yang dibedah 24 jam setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 95

Lampiran 11.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ jantung

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

xix

tunggal............................................................................

96

Lampiran 12.a Uji distribusi normal dari rasio organ paru-paru tikus

betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal....................

97

Lampiran 12.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

paru-paru tikus betina yang dibedah 24 jam setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis

tunggal................................................................... 97

Lampiran 12.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ paru-

paru

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................

98

Lampiran 13.a Uji distribusi normal dari rasio organ limpa tikus

betina

yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan

ekstrak

kangkung secara oral dosis

tunggal.................................

99

Lampiran 13.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

limpa tikus betina yang dibedah 24 jam setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 99

Lampiran 13.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ limpa

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 100

Lampiran 14.a Uji distribusi normal dari rasio organ hati tikus betina

yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan

xx

ekstrak

kangkung secara oral dosis

tunggal.................................

101

Lampiran 14.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ hati

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 101

Lampiran 14.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ hati

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal..............

102

Lampiran 15.a Uji distribusi normal dari rasio organ lambung tikus

betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal.....................

103

Lampiran 15.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

lambung tikus betina yang dibedah 24 jam setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 103

Lampiran 15.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ lambung

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 104

Lampiran 16.a Uji distribusi normal dari rasio organ ginjal tikus

betina

yang dibedah 24 jam setelah pemberian sediaan

ekstrak

kangkung secara oral dosis

tunggal.................................

105

Lampiran 16.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

ginjal tikus betina yang dibedah 24 jam setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

xxi

dosis tunggal................................................................... 105

Lampiran 16.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ ginjal

tikus betina yang dibedah 24 jam setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal........................................................................... 106

Lampiran 17.a Uji distribusi normal dari rasio organ jantung tikus

betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal.....................

107

Lampiran 17.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

jantung tikus betina yang dibedah 15 hari setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 107

Lampiran 17.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ jantung

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 108

Lampiran 18.a Uji distribusi normal dari rasio organ paru-paru tikus

betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal.....................

109

Lampiran 18.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

paru-paru tikus betina yang dibedah 15 hari setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 109

Lampiran 18.c Hasil analisis Kruskal Wallis dari rasio organ paru-

paru

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................

110

Lampiran 19.a Uji distribusi normal dari rasio organ limpa tikus

betina

yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan

xxii

ekstrak

kangkung secara oral dosis

tunggal.................................

111

Lampiran 19.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

limpa tikus betina yang dibedah 15 hari setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 111

Lampiran 19.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ limpa

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 112

Lampiran 20.a Uji distribusi normal dari rasio organ hati tikus betina

yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal.................................

113

Lampiran 20.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ hati

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal

113

Lampiran 20.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ hati

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal..............

114

Lampiran 21.a Uji distribusi normal dari rasio organ lambung tikus

betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan

ekstrak kangkung secara oral dosis

tunggal....................

115

Lampiran 21.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

lambung tikus betina yang dibedah 15 hari setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 115

Lampiran 21.c Hasil analisis varian satu arah dari rasio organ

lambung

xxiii

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal........................................................................... 116

Lampiran 22.a Uji distribusi normal dari rasio organ ginjal tikus

betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian sediaan

ekstrak

kangkung secara oral dosis

tunggal.................................

117

Lampiran 22.b Hasil tes homogenity of variances dari rasio organ

ginjal tikus betina yang dibedah 15 hari setelah

pemberian sediaan ekstrak kangkung secara oral oral

dosis tunggal................................................................... 117

Lampiran 22.c Hasil analisis varian satu jalan dari rasio organ ginjal

tikus betina yang dibedah 15 hari setelah pemberian

sediaan ekstrak kangkung secara oral oral dosis

tunggal............................................................................ 118

Lampiran 23.a Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus

betina kelompok kontrol yang diberi larutan aquades

10

ml/kgBB.........................................................................

119

Lampiran 23.b Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus

betina kelompok kontrol yang diberi larutan aquades

600

mg/kgBB..................................................................

120

Lampiran 23.c Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus

betina Kelompok kontrol yang diberi larutan aquades

1500

mg/kgBB................................................................

121

Lampiran 23.d Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus

betina Kelompok kontrol yang diberi larutan aquades

3750

mg/kgBB................................................................

122

xxiv

Lampiran 23.e Hasil pengamatan kualitatif gejala-gejala toksik tikus

betina Kelompok kontrol yang diberi larutan aquades

9375

mg/kgBB................................................................

123

Lampiran 24. Hasil pemeriksaan KLT ekstrak kental daun

kangkung........................................................................ 124

xxv

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica, Forsk) SECARA ORAL PADA TIKUS PUTIH BETINA

GALUR WISTAR

Sulfia Arifah

Prodi Farmasi

INTISARI

Kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk) telah terbukti berkhasiat sebagai anti diabetes baik melalui pengalaman pengobatan secara turun menurun maupun kajian ilmiah menggunakan hewan uji. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak kental kangkung dengan dosis 200mg/kgBB tikus menunjukkan aktivitas antihiperglikemia pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi Streptozotosin. Uji toksisitas akut bertujuan untuk mengetahui tolok ukur kuantitatif berupa LD50 dan tolok ukur kualitatif berupa wujud efek toksik serta pengamatan mikroskopis dan makroskopis organ vital hewan uji. Uji toksikologi menggunakan hewan uji tikus betina galur Wistar sebanyak 35 ekor yang terbagi dalam lima kelompok perlakuan menggunakan empat peringkat dosis dengan rancangan acak pola lengkap searah. Pengamatan dilakukan selama 24 jam, sesering mungkin pada 6 jam pertama dan dilanjutkan sampai hari ke 15 untuk mengetahui kemungkinan munculnya toksisitas tertunda. Apabila dalam 24 jam tidak terdapat hewan uji yang mati, 3 ekor hewan uji dikorbankan dan 4 lainnya tetap dipelihara hingga hari ke 15. Data kuantitatif diperoleh nilai LD50 semu lebih besar dari 9375 mg/kgBB setara dengan 12,207 kg/70kgBB kangkung basah atau sekitar 533,8 kali dosis terapi sebagai antihiperglikemi. Hasil ini termasuk kategori praktis tidak toksik berdasarkan kriteria Loomis. Hasil analisis statistik one-way ANOVA perubahan berat badan tidak menunjukan perubahan yang berbeda jauh antar kelompok (p>0,05) serta rasio organ tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompoknya. Data kualitatif berupa pengamatan makroskopis dan mikroskopis organ tidak menunjukan efek toksisitas akut yang berarti pada organ hewan uji.

Kata kunci : kangkung (Ipomoea aquatica, Forsk), toksisitas akut, LD50, tikus betina galur Wistar.

xxvi

ACUTE TOXICITY TEST OF ETHANOLIC EXTRACT of Ipomoea

aquatica, Forsk LEAVES ON FEMALE WISTAR RAT ORALLY

Sulfia Arifah

Pharmacy Departement

ABSTRACT

Ipomoea aquatica, Forsk as Diabetes Mellitus therapy has been proven empirically and scientifically. In a previous study of Ipomoea aquatica, Forsk infusa dose 200 mg/kgBB for rat showed anti hyperglicemic activity in male Wistar rat induced Streptozotocin. The purpose of acute toxicity test are to know a quantitative measuring rod LD50, and qualitative rod in the form of toxic effect material and vital organs macroscopic and microscopic observation of tested animal. The tested animal used 35 wistar female rat divided in five treatment groups. This test used four doses rank with complete randomized design. The observation time was done for 24 hours, as often as possible in the first 6 hours time and continued 15 days to determine the possibility of delayed toxicity. If within 24 hours there is no test animals were dead , 3 animals were sacrificed and four other trials maintained until day 15. Quantitative data test a pseudo LD50 were bigger than 9375 mg/kg and equivalent with 12,207 kg/70kg Kangkung or it was about 533,8 times of the therapy dosage as anti hyperglycemic. Based on Loomis criteria and from the result, it could be included into practically non toxic category. Data were analyzed by one-way ANOVA which showed not significantly changed in body weight (p>0,05) and not not significantly difference in organ ratio. The tested of qualitative data showed not significant effect of macroscopically and microscopically organs.

Keywords: Ipomoea aquatica, Forsk, Acute Toxicity, LD50, Wistar female rat.

xxvii