halusinasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bebei

Citation preview

definisi

HALUSINASIKELOMPOK 2definisiMenurut Cook dan Fotaine (1987)Halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan atau pengecapan)Klasifikasi HalusinasiHalusinasi Pendengaran (akustik, auditorik)Halusinasi Penglihatan (visual)Halusinasi Pembauan / hirup (olfaktori)Halusinasi Pengecapan (gustatorik)Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik)EtiologiMenurut Townsend ( 1998), etiologi pada klien dengan halusinasi adalah:PanikMenarik diriStres berat yang mengancam ego yang lemah

EtiologiMenurut Yosep (2009) :1.Faktor PredisposisiFaktor predisposisi penyebab halusinasi adalah :Faktor PerkembanganFaktor SosiokulturalFaktor BiokimiaFaktor PsikologisFaktor Genetik dan Pola Asuh

2. Faktor PresipitasiBiologisStress lingkunganSumber kopingnextPatofisiologiTAHAP ITAHAP IITAHAP IIITAHAP IVTahap IMemberi rasa nyaman, tingkat ansietas sedang, secara murni Halusinasi merupakan suatu kesenangan.KarakteristikMengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan, mencoba berfokos pada fikiran yang dapat menghilangkan ansietas, dan pikiran pengalaman sensori masih ada dalam control kesadaran (non psikotik).Perilaku KlienTersenyum, tertawa sendiri, mengerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat, diam dan berkonsentrasi.Tahap IIMenyalahkan, tingkat kecemasan berat, secara umum halusinasi.KarakteristikPengalaman sensori menakutkan, merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut, mulai merasa kehilangan control dan menarik diri dari orang lain ( non psikotik ).b. Prilaku KlienTerjadi denyut jantung, pernafasan dan tekana darah, perhatian pada lingkungan berkurang, konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.Tahap IIIMengontrol tingkat kecemasan berat dan pengalaman tidak dapat ditolak.

a. Karakteristik.

Klien menyerah dan menerima pengalama sensorinya (halusinasi), isi halusinasinya menjadi aktaktif dan kesepian bila pengalaman sensori berakhir ( psikotik ).

b. Perilaku Klien.

Perintah halusinasi ditaati, sulit berhubungan dengan orang lain. Perharian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik dan tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor dan berkeringat.Tahap IVKlien sudah dikuasai oleh halusinasi, klien panik.

a. Karakteriastik.

Pengalaman sensori menjadi pengancam dan halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam / hari.

b. Perilaku Klien.

Perilaku panic, resiko tinggi mencederai, agitasi atau katatonik, tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

Manifestasi KlinisBicara, senyum dan tertawa sendiri.Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, mencium dan merasa sesuatu tidak nyata.Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.Tidak dapat membedaka hal nyata dan tidak nyata.Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal.Sikap curiga.PenatalaksanaanMenciptakan lingkungan yang terapeutikMelaksanakan program terapi dokter.Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada.Memberi aktivitas pada pasien.Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan.Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Persepsi HalusinasiPengkajianPengkajian PrimerPengkajian SekunderRiwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit KeluargaDiagnosaResiko tinggi prilaku kekerasan b/d Halusinasi.Perubahan persepsi sensori ; Halusinasi b/d menarik diri.Isolasi social ; menarik diri b/d HDR.Defisit perawatan diri ; mandi atau berpakaian b.d intoleransi aktivitas.IntervensiDiagnosa : Perubahan persepsi sensori ; Halusinasi b.d menarik diri.

Tujuan : Klien mampu mengontrol halusinasinya

Kriteria Evaluasi :Klien dapat dan mau berjabat tangan. Dengan perawat mau menyebutkan nama, mau memanggil nama perawat dan mau dudukbersamaKlien dapat menyebutkan penyebab klien menarik diriKlien mau berhubungan dengan orang lainSetelah dilakukan kunjungan rumah klien dapat berhubungan secarabertahap dengan keluargaintervensiBina hubungan saling percayaBuat kontrak dengan klienLakukan perkenalanPanggil nama kesukaanAjak klien bercakap-cakap dengan ramahKaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya serta beri kesempatan pada klien mengungkapkanperasaan penyebab klien tidak mau bergaul/menarik diriJelaskan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta yang mungkin jadi penyebab.

SEKIANDANTERIMAKASIH