29
i KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM EVALUASI TATA RUANG DESA JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat S-1 pada Program Studi Ilmu Hukum Oleh : SABRI D1A014294 FAKULTAS HUKUM

Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

i

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

DALAM EVALUASI TATA RUANG DESA

JURNAL

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Untuk mencapai derajat S-1 pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

SABRID1A014294

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

2019

Page 2: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

ii

Page 3: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

iii

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM EVALUASI RENCANA TATA RUANG DESA

NAMA : SABRINIM : D1A014294

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAMABSTRAK

Penulisan yang berjudul KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM EVALUASI RENCANA TATA RUANG DESA bertuan untuk memahami dan mengetahuibagaimana kewenagan pemerintah kabupaten/kota dalam evaluasi rencana tata ruang Desa serta untuk memahami kendala yang dihadapi oleh pemerintah PUPR Kabupaten Lombpk Tengah. Metode yang digunakan adalah penelitian empiris dengan pendekatan sosiologi dan pendekatan perundang-undangan dan mengacu pada data primer dan data skunder menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan, studi lapangan dan sampel. Hasil penyusunan ini adalah penyusun menemukan bahwah pemerintah PUPR Kabupaten Lombok Tengah yang sampai saat ini masih banyak sekali desa yang belum dievaluasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kurangnya Sumber Daya Manusi, kurangnya data-data yang dimiliki oleh PUPR Kabupaten Lombok Tengah sehingga kesulitan dalam melaksanaka evaluasi dan kurannya kesadaran Pemerintah Desa dan masyarakat akan pentingnya rencana tata ruang Desa.

Kata kunci : pentingnya evaluasi rencana tata ruang desa.

AUTHORITY OF DISTRICT / CITY GOVERNMENT IN THE EVALUATION OF THE DESA SPATIAL PLAN

ABSTRACT

Writing entitled AUTHORITY OF DISTRICT / CITY GOVERNMENT IN THE EVALUATION OF THE DESA SPATIAL PLAN to understand and understand the authority of the district / city government in evaluating the Village spatial plan and to understand the obstacles faced by the PUPR government in Lombpk Tengah District. The method used is empirical research with a sociological approach and a legislative approach and refers to primary data and secondary data using data collection techniques in the form of library studies, field studies and samples. The results of this arrangement are that the compilers found that the PUPR government in Central Lombok Regency, which until now, still has many villages that have not been evaluated. This is due to a lack of lack of Human Resources, a lack of data held by PUPR in Central Lombok District so that the difficulties in carrying out evaluations and the awareness of the Village Government and the community about the importance of the village spatial plan

Keywords : the importance of evaluating village spatial plans.

Page 4: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

i

I.PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia terdiri dari wilayah nasional sebagai suatu kesatuan wilayah Provinsi dan wilayah Kabupaten/Kota yang masing-masing merupakan sub-sistem ruang menurut batasan administrasi. Dapat digambarkan bahwa didalam sub-sistem terdapat sumberdaya manusia dengan berbagai macam kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam dimana sumberdaya buatan dengan tingkat pemanfaatan tata ruang yang berbeda-beda.

Ruang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh masyarkat bangsa Indonesia yang harus disyukuri, dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. yang berbunyi: “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dimana dalam Pasal ini menghendaki penggunaan dan pemanfaatan Bumi, Air dan kekayaan Alam yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu wilayah kesatuan Republik Indonesia harus dimanfaatkan dan digunakan secara efektif dengan memperhatikan nilai-nilai konsepsi manusia, masyarakat, serta ekosistem yang ada di Indonesia untuk mewujudkan tujuan dari Negara Republik Indonesia yang terdapat dalam alenia ke 4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka dibentuklah Undang-Undang tentang penataan ruang untuk menyelenggarakan penataan ruang, dalam rangka mengatur dan menentukan pemanfatan fungsi ruang sesuai dengan kebutuhan maka penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan fungsi ruang nasional yang berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional yang aman, tertib, serta berdaya guna1.

Pengaturan dan penataan segala aktivitas yang berkaitan dengan prosedur pemanfaatan ruang diperlukan penataan, pengaturan penentuan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dengan melalui pengendalian pemanfaatan ruang adalah, untuk menciptakan kesesuaian antara keserasian Penataan Ruang dan rencana tata ruang dalam rangka mewujudkan fungsi-fungsi ruang tepat dalam tempatnya.

1 Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 5: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

ii

Pasal 35 Undang-Undang tata ruang, mengatur mengenai pengendalian pemanfaatan tata ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, pengenaan sanksi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah (PEMDA) berwenang mengatur dan mengurus urusan Pemerintah. Undang-Undang tersebut mengatur pembagian kewenangan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten.

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, membedakan kewenangan daerah berdasarkan urusan-urusan konkuren, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, dan salah satu yang menjadi urusan Pemerintah Daerah dalam ketentuan Pasal 12 ayat (1) huruf c, adalah mengenai pekerjaan umum dan penataan ruang2.

Hal ini dapat dicermati pada arah dan tujuan dari pengaturan fungsi ruang tersebut sebagaimana yang telah dirumuskan berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Penataan ruang disebutkan bahwa:

Penataan ruang merupakan kegiatan yang dilakukan secara komprensif terpadu serta terkoordinasi dalam suatu kesatuan untuk mencapai tujuan melalui rencana tata ruang. Rencana tata ruang adalah bentuk perwujudan fungsi pemanfaatan tata ruang yang dilakukan oleh pemerintah secara berjenjang, mulai dari rencana tata ruang Nasional, Provinsi Kabupaten/Kota.

Membangun dan mengembangkan suatu wilayah membutuhkan rencana yang komprensif dan pengetahuan yang sangat luas terutama dalam sektor-sektor yang dominan seperti rencana tata ruang fasilitas-fasilitas umum agar pemanfaatan ruang dapat dioptimalkan dan kelestarian lingkungan tetap terjaga. Penataan ruang wilayah bertujuan untuk tercapainya pemanfaatan ruang berkualitas untuk itu diperlukan pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan tata ruang. Sebagai mana yang dikemukakan dalam Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 24 Tahun 1992 bahwa pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan, pemantauan dan evaluasi. Melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi, kesesuaian pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dapat diwujudkan. penataan ruang menggariskan bahwa pelaksanaan pembangunan di tingkat pusat maupun di tingkat Daerah harus

2 Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah, UU No. 23 Tahun 2014.

Page 6: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

iii

sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian pemanfaatan struktur ruang selayaknya sesuai dengan rencana tata ruang.

Berbagai kendala pemerintah dalam mewujudkan pembangunan wilayah Kabupaten/Kota sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota diantaranya disebabkan oleh faktor tehnik oprasional administratif dan tuntutan perkembangan pasar. Kencendrungan penyimpangan tersebut dapat terjadi karna produk rencana tata ruang kurang memperhatikan aspek” pelaksanaan (pemanfaatan ruang) atau sebaliknya bahwa pemanfaatan ruang kurang memperhatikan rencana tata ruang yang telah disusun. Oleh sebab itu sangat dirasakan pentingnya kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengevaluasi terhadap produk rencana tata ruang yang telah ada untuk melihat produk rencana tata ruang tersebut berjalan dengan sesuai pemanfaatannya atau telah terjadi penyimpangan.3

Kegiatan evaluasi ini lebih ditekankan pada kegiatan pemantauan penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang yang merupakan bagian dari kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang dalam pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan amanat yang ditegaskan dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 1992. tentang Penataan Ruang sehingga kita dapat mengetahui bersama kewenagan pemeintah Kabupaten/Kota dalam implementasi peraturan perundang-undangan tersebut.

Tujuan peyelenggaraan tata ruang bertujuan untuk mencapai kondisi ruang yang aman. Kondisi ruang tersebut dapat terpenuhi melalui perencanaan tata ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk dapat mewujudkan rencana tata ruang dilakukan melalui penyusunan program beserta pembiayaannya, sedangkan untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang terhadap evaluasi rencana tata ruang desa. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam suatu daerah mempunyai kewenangan dalam penyusunan rencana tata ruang namun perlu meningkatkan kemampuan memonitoring dan mengevaluasi pemanfaatan ruang. Hal ini dilakukan untuk menilai kesesuaiannya terhadap rencana tata ruang suatu daerah yang telah ditetapkan. Pemerintah disuatu daerah memerlukan upaya pembinaan dan upaya pengawasan terhadap pemanfaatan ruang itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian instrumen pelaksanaan pengawasan pemanfaatan tata ruang yang berupa monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang.

3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Page 7: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

iv

II. PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Perlunya Melakukan Evaluasi Tata Ruang Desa

Dalam setiap lembaga baik itu lembaga pemerintahan setiap melakukan kegiatan wajib melakukan evaluasi dikrenakan pada saat evaluasi itulah bakalan terlihat pencapaian, sama halnya dengan perencanaan tata ruang sangatlah perlu melakukan evaluasi suatu pencapaian akan terlihat pada saat melakukan evaluasi sejauh mana pelaksaan tata ruang tersebut apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.

Berdasarkan Pasal 7 ayat (2) UU Desa secara tersirat menyatakan bahwa proses penataan Desa didasarkan pada hasil evaluasi terhadap tingkat perkembangan Pemerintahan Desa. Evaluasi atau proses penilaian sebagaimana dimaksud didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Evaluasi dilakukan terhadap perkembangan pemerintah Desa dalam mencapai tujuan desa, hasil yang diperoleh digunakan sebagai input dalam melakukan penataan desa4.

Pengaturan tentang evaluasi perkembangan pemerintah desa ini merupakan hal baru jika dibandingkan dengan UU yang pernah ada sebelumnya. Bahkan dalam UU No. 23/2014 pada bagian yang mengatur tentang Penataan Daerah juga tidak mencantumkan pasal khusus tentang evaluasi dalam proses penataan daerah, terlebih evaluasi bagi perkembangan pemerintahan desa. Keberadaan pasal ini menjadi bagian pekerjaan rutin pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam mendorong pemerintah desa sesuai yang diharapkan oleh UU ini.

Namun demikian, dalam rumusannya, klausul ini masih mengacu pada Pasal 7 ayat (1), dimana pada Pasal dan ayat tersebut menyebutkan tentang pelaku penataan desa yaitu pemerintah. Dengan demikian, semestinya evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) ini dilakukan oleh pemerintah sebagai pelaksana penataan desa. Jika prakarsa penataan desa berasal dari pemerintah kabupaten/kota, maka evaluasi dilakukan oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Namun jika prakarsa muncul dari pemerintah pusat, maka evaluasi dilakukan oleh pemerintah pusat.

Norma dalam klausul ini menyatakan, evaluasi didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu evaluasi yang dilakukan semestinya benar-benar mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik itu terkait tata cara atau prosedur, maupun penetapan parameter

4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Page 8: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

v

dan indikator-indikator penilaian. Ketentuan ini diharapkan dapat menghasilkan evaluasi yang objektif.5

Sebagai sebuah norma yang telah ditetapkan dalam UU, dokumen hasil evaluasi semestinya menjadi bagian yang tidak terpisah dengan dokumen yang sah terkait dengan penataan desa. Pemerintah kabupaten/kota yang memprakarsai penataan desa hendaknya melampirkan dokumen evaluasi tersebut pada rancangan Perda yang dirumuskan. Sebagai bentuk akuntabilitas, dokumen hasil evaluasi tersebut hendaknya dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.

Kegiatan pembangunan merupakan bagian terpenting dan tidak dapat terpisahkan dari proses penyelenggaraan Negara dan pemerintah. Indonesia sebagai salah satu Negara yang mengatur paham Walfare state berkewajiban untuk dapat menyelenggarakan pembangunan dengan memannfaatkan secara optimal berbagai sumber daya yang ada gunanya guna memenuhi kebutuhan rakyat. Kewajiban Negara ini diperkuat dengan dicantumkannya dalam konstitusi Negara yakni pada Pasal 33 ayat (3) yang mengatakan bahwa Negara memiliki kekuasaan atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Dengan kata lain, ketentuan ini bermanfaat bahwa Negara dengan berbagai cara dan tampa alasan apapun dituntut untuk dapat mensejahterakan rakyat6.

Dalam proses penyelenggaraan pembangunan yang mensejahterakan tentunya tidak semudah membalik telapak tangan atau dapat secara ideal berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh rakyat yang termasuk dalam konstitusi Negara. Hal ini perlu disadari dan dipahami bahwa kegiatan pembangunan selama ini atau di Negara manapun bukan tanpa masalah atau hambatan, demikian juga terjadi di Negara Indonesia yang merupakan Negara berkembang dengan pola pemerintahan yang masih inkonsisten.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Pada Undang-Undang Penataan Ruang, perencanaan rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi. Perencanaan Pembangunan Nasional terbagi

5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

6 Muhammad Akib, dkk Hukum Penataan Ruang. Bandar lampung: Pusat Kajian Kosntitusi dan Peraturan Peraturan-Undangan Fakultas Hukum Universitas Lampung 2013.

Page 9: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

vi

atas tiga jenis perencanaan yakni, Rencana Jangka Panjang, Rencana Lima Tahun, dan Rencana Tahunan.7

Implementasi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Evaluasi Tata Ruang Desa

Pemerintah PUPR dalam melaksanakan evaluasi tata ruang desa pemerintah kabupaten melaksankan evaluasi dalam jangka waktu 1 (satu) kali dalam 5 (lima) Tahun yang dimana dalam pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dibarengi dengan sosialisai, dengan tujuan agar masyarakat desa juga paham dalam segi hukum seperti yang kita ketahui bersama banyak pemerintah desa dan masyarakat belum paham pentingnya hukum dalam penantaan ruang, agar masyarakat tidak semau-maunya dalam melaksanakan pembangunan sehingga pemanfaatan lahan bisa digunakan sebaik-baiknya karna seperti yang kita ketahui bahwa pembangunana di setip desa itu sangat cepat, akan tetapi tidak sesuai dengan peraturan pemerintah.

Kegiatan pembangunan merupakan bagian terpenting dan tidak dapat terpisahkan dari proses penyelenggaraan Negara dan pemerintah. Indonesia sebagai salah satu Negara yang mengatur paham Walfare state berkewajiban untuk dapat menyelenggarakan pembangunan dengan memannfaatkan secara optimal berbagai sumber daya yang ada gunanya guna memenuhi kebutuhan rakyat. Kewajiban Negara ini diperkuat dengan dicantumkannya dalam konstitusi Negara yakni pada Pasal 33 ayat (3) yang mengatakan bahwa Negara memiliki kekuasaan atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Dengan kata lain, ketentuan ini bermanfaat bahwa Negara dengan berbagai cara dan tanpa alasan apapun dituntut untuk dapat mensejahterakan rakyat. Kalimat tersebut mengandung makna Negara mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan, mengambil dan memanfaatkan sumber daya alam guna terlaksananya kesejahteraan yang dikehendaki.

Untuk dapat mewujudkan tujuan Negara tersebut, khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa berarti Negara harus dapat melakukan pembangunan sebagai penunjang dalam tercapainya tujuan tadi dengan suatu perencanaan yang cermat dan terarah.

7Muljanna. Rencana pembangunan Nasional, Proses penyusunan Rencana pembangunan Nasional dengan focus Repelita V. Jakarta: Ui-Pres.2001. hlm 4.

Page 10: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

vii

Berdasarkan hasil wawancara dengan Jalalludin selaku kepala seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang PUPR Praya yang dimana dalam melaksanakan evaluasi rencana tata ruang desa harus

Berdasarkan UU Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka kebijakan, strategi dan arahan pemanfaatan ruang wilayah dimaksud perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah dengan tujuan bahwa untuk melaksanakan pembangunan wilayah Kabupaten Lombok Tengah secara terpadu, lestari, optimal, seimbang dan serasi, sesuai dengan karakteristik, fungsi, dan predikatnya, diperlukan dasar untuk pedoman perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang di wilayah Kabupaten Lomobok Tengah.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031, yang berdasar pada UUD NRI 1945 dan beberapa Undang-Undang lainnya. Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu pasti ada, sama halnya dengan yang dialami oleh pemerintah PUPR Kabupaten/Kota Lombok Tengah dalam melaksnakan evaluasi tata ruang desa baik itu hambatan internal dan external.

Berdasarkan wawancara dengan Jalaluddin selaku kepala seksi pengendalian pemanfaatan ruang. Pelaksanaan evaluasi tata ruang desa yang dilakukan pemerintah Kabupaten/Kota terdapat beberapa hambatan-hambatan antara lain :8

Kekurangan staf dari PUPR. Kurangnya anggota/staf dari PUPR sehingga menyebabkan kurang maksimalnya kinerja dari PUPR dan desa yang ada di Lombok Tengah juga banyak yang belum bisa terakomodir dengan baik.

Kurangnya anggaran untuk perencanaan. Kekurangan anggaran dalam hal ini meliputi belum adanya standar anggaran atau biaya untuk penyusunan suatu produk rencana tata ruang dan kemampuan penyediaan anggaran masing-masing daerah berbeda untuk membiayai penyusunan tata ruang dan ketersediannya pun cenderung terbatas.

8 Wawancara dengan Jalaluddin selaku kepala seksi Pengendalian Pemanfaatan Ruang pada tanggal 14 februari pukul 09.49 wita.

Page 11: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

viii

Kurangnya sumber daya manusia yang menangani perencanaan tata ruang desa karena pemerintah juga perlu melibatkan masyarakat dalam melaksanakan evaluasi tata ruang desa sehingga apa yang dibutuhkan baik dari pemerintah Kabupaten/Kota maupun pemerintah desa setempat juga diketahui karna dan tidak terlepas dari masukan masyarakat baik dalam melaksanakan evaluasi maupun dalam perencanaan tata ruag desa karna peran serta masyarakat sangatlah perlu sehingga ada keterkaitan antara masyarakat dan pemerintah Kabupaten maupun Pemerinta Desa setempat.

Ketersediaan, keakuratan dan integrasi data termasuk peta ketersediaan data regional/wilayah dalam lingkup Kabupaten baik data umum maupun data sektoral sulit diperoleh, kualitas dan kuantitas data berbeda untuk jenis data yang sama karena sumber keluarnya yang berbeda, tidak adanya sinkronisasi dan koordinasi antara instansi mengenai data masing-masing/ego sektoral masih mendominasi keakuratan data yang selalu dipertanyakan terkait degan cara perolehan data yang cendrung berdasarkan asumsi, ketersediaan peta citra satelit di daerah yang terbatas, citra satelit dan peta yang dibuat dalam rencana tata ruang harus melalui proses persetujuan peta di BIG, penggunaan foto udara dan drone yang merupakan teknologi yang masih sangat mahal, masih belum dapat dijangkau bagi sebagian besar Pemda, meskipun ada Pemda yang telah memiliki.

Penataan ruang kawasan pedesaan diselenggarakan pada kawasan pedesaan yang merupakan bagian wilayah Kabupaten atau kawasan yang secara fungsional berciri pedesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah Kabupaten pada satu atau lebih wilayah Provinsi.

Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pedesaan Rencana tata ruang kawasan pedesaan yang merupakan bagian wilayah Kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah Kabupaten. Penataan ruang kawasan pedesaan dalam 1 (satu) wilayah Kabupaten dapat dilakukan pada tingkat wilayah kecamatan atau beberapa wilayah desa atau nama lain yang disamakan dengan desa yang merupakan bentuk detail dari penataan ruang wilayah kabupaten. Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah. Rencana tata ruang sebagaimana dimaksud diatas berisi struktur ruang dan pola ruang yang bersifat lintas wilayah administratif.

Pemanfaatan ruang kawasan pedesaan yang merupakan bagian wilayah Kabupaten merupakan bagian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten. Pemanfaatan ruang kawasan pedesaan yang merupakan bagian dari 2 (dua)

Page 12: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

ix

atau lebih wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan program pembangunan beserta pembiayaannya secara terkoordinasi antara wilayah Kabupaten terkait9.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Husnul Khatimah selaku setap perencanaan PUPR Kabupaten Lombok Tengah banyak sekali hambatan-hambatan selama melaksanakan evaluasti tata ruang desa mengatakan bahwa ketika melaksankan evaluasi tata ruang desa nyatanya yang di temukan di lapangan ada juga desa yang belum sepenuhnya memiliki produk-produk perencanaan di setiap desa dikarenakan minimnya pengetahuan Pemerintah Desa terkait degan tata cara atau mekanisme perencanaan tata ruang yang sesuai dengan Perda Lombok Tengah, jadi ketika melaksanakan evaluasi harus mengacu terlebih dahulu ke RT/RW dan ketaatan masyarakat terhadap perencanaan tata ruang yang masih sangat kurang walaupun sosialisai sangatlah sering kali dilaksanaka oleh Pemerintah PUPR Kabupaten/Kota Lombok Tengah.10

Berdasarkan hasil wawancara dengan Amir Hamzah selaku kasi pemanfaatan ruang PUPR Lombok Tengah mengatakan bahawa banyak sekali hambatan-hambatan dalam melaksanakan evaluasi tataruang salah satunya adalah permaslahan pada data-data yang ada dilapangan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, banyak sekali ruang-ruang yang tidak sesuai dengan Perda sehingga sangat-sangat kesulitan dalam evaluasil, terkait juga dengan data harus mulai dari nol dan pemerintah PUPR akan melaksanakan peninjauan kembali dikarenakan banyak sekali ruang-ruang yang tidak sesuai dengan data yang dimiliki11

Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Evaluasi Tata Ruang Desa

Dalam melaksanakan suatu kegiata baik di tataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu pasti ada, sama halnya denngan yang di alami oleh pemerintah PUPR Kabupaten/Kota Lombok Tengah dalam melaksnakan evaluasi tata ruang desa baik itu hambatan internal dan external.

9 Wawancara dengan Samsul, selaku Kasubit Perencanaan Perumahan dan Pemukimanpada BAPEDA Lombok Tengah, tanggal 18 februari pukul 09.49 wita.

10 Wawancara dengan Husnul Khatimah, selaku setap perencanaan tata rusang PUPR Lombok Tengah, tanggal 18 februari pukul 10.30 wita.

11 Wawancara dengan Amir Hamzah kasi pemanfaatan ruang pada tangggal 15 februari pukul 09.17.

Page 13: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

x

Berdasarkan wawancara dengan Jalaluddin selaku kepala seksi pengendalian pemanfaatan ruang. Pelaksanaan evaluasi tata ruang desa yang dilakukan pemerintah Kabupaten/Kota terdapat beberapa hambatan-hambatan antara lain :12

kekurangan staf dari PUPR. Kurangnya anggota/staf dari PUPR sehingga

menyebabkan kurang maksimalnya kinerja dari PUPR dan desa yang ada

di Lombok Tengah jugak banyak yang belum bisa terakomodir dengan

baik.

Kurangnya anggaran untuk perencanaan. Kekurangan anggaran dalam hal

ini meliputi belum adanya standar anggaran atau biaya untuk penyusunan

suatu produk rencana tata ruang dan kemampuan penyediaan anggaran

masing-masing daerah berbeda untuk membiayai penyusunan tata ruang

dan ketersediannyapun cenderung terbatas.

kurangnya sumber daya manusia yang menangani perencanaan tata ruang

desa karena pemerintah jugak perlu melibatkan masyarakat dalam

melaksanakan evaluasi tataruang desan sehingga apa yamg dibutuhkan

baik dari pemerintah Kabupaten/Kota maupun pemerintah desa setempat

juga di ketahui karna dan tidak terlepas dari masukan masyarakat baik

dalam melaksanakan evaluasi maupun dalam perencanaan tata ruag desa

karna peran serta masyarakat sangat lah perlu sehingga ada keterkaitan

antara masyarakat dan pemerintah kabupaten maupun pemerinta desa

setempat.

12 Wawancara dengan jalaluddin selaku kepala seksi pengendalian pemanfaatan ruang pada tanggal 14 februari pukul 09.49 wita.

Page 14: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

xi

Keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia baik dari

pemerintah daerah maupun pihak ketiga dalam hal: melakukan

pengolahan dan analisis data, merumuskan konsep rencana,

menggunakan prangkat anlisis terutama berteknologi tinggi,

membuat dan menyajikan peta.

Keterbatasan sumber daya didaerah yang berlatar belakang

pendidikan perencanaan wilayah dan kota.

Penempatan pejabat yang tidak sesuai dengan kemampuannya

dibidang tata ruang.

Pimpinan dan pejabat daerah tidak menguasai permasalahan dan

kebutuhan ruang didaerahnya.

Rendahnya kualitas pemahaman stakeholders terhadap penataan

ruang.

Ketidak pahaman masyarakat akan pentingnya tata ruang serta

perannya dalam penataan ruang.

Ketersediaan, keakuratan dan integrasi data termasuk peta Ketersediaan

data regional/wilayah dalam lingkup kabupaten baik data umum maupun

data sektoral sulit doperoleh, kualits dan kuantitas data berbeda untuk

jenis data yang sama karena sumber keluarnya yang berbeda, tidak

adanya sinkronisasi dan koordinasi antara instansi mengenai data masing-

masing/ego sektoralmasih mendominasi kakuratan data yang selalu

Page 15: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

xii

dipertanyakan terkait degan cara perolehan datayang cendrung

berdasarkan asumsi,ketersediaan peta citra satelit di daerah yang terbatas,

citra satelitdan peta yang dibuat dalam rencana tata ruang harus melalui

proses persetujuan peta di BIG, penggunaan Foto Udara dan drone yang

merupakan teknologi yang masih sangat mahal, masih belum dapat

dijangkau bagi sebagian besar pemda, meskipun ada pemda yang telah

memiliki.

Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada kawasan

perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten atau kawasan yang

secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih

wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.

Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perdesaan Rencana tata ruang

kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah

bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten. Penataan ruang kawasan

perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten dapat dilakukan pada tingkat

wilayah kecamatan atau beberapa wilayah desa atau nama lain yang

disamakan dengan desa yang merupakan bentuk detail dari penataan

ruang wilayah kabupaten. Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang

mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten merupakan alat

koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah.

Rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas berisi struktur ruang

dan pola ruang yang bersifat lintas wilayah administratif.

Page 16: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

xiii

III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

Pelaksanaan evaluasi tata ruang desa merupakan suatu tindakan, proses

maupun kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dan

menentukan nilai dari sesuatu aspek dengan menggunakan instrument dengan

membandingkan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi dalam

penataan ruang merupakan upaya menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan

ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang. Evaluasi adalah usaha atau

kegiatan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang secara

keseluruhan setelah terlebih dahulu dilakukan kegiatan pelaporan dan

pemantauan dalam mencapai tujuan rencana tata ruang. Fungsi utama evaluasi

adalah menilai kemajuan seluruh kegiatan pemanfaatan dalam mencapai

tujuan rencana tata ruang suatu daerah.

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten

dibarengi dengan sosialisai, dengan tujuan agar masyarakat desa juga paham

dalam segi hukum seperti yang kita ketahui bersama banyak Pemerintah Desa

dan masyarakat belum paham pentingnya hukum dalam penantaan rencana

tata ruang, agar masyarakat tidak semau-maunya dalam melaksanakan

pembangunan sehingga pemanfaatan lahan bisa digunakan sebaik-baiknya

karena seperti yang kita ketahui bahwa pembanguana di setiep desa itu sangat

cepat, akan tetapi tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah.

Page 17: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

xiv

Pemerintah PUPR dalam melaksanakan evaluasi tata ruang desa

Pemerintah Kabupaten melaksanakan evaluasi dalam jangka waktu 1 (satu)

kali dalam 5 (lima) tahun yang dimana dalam pelaksanaan evaluasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dibarengi dengan sosialisai, dengan

tujuan agar masyarakat desa juga paham dalam segi hukum seperti yang kita

ketahui bersama banyak Pemerintah Desa dan masyarakat belum paham

pentingnya hukum dalam penantaan ruang, agar masyarakat tidak semau-

maunya dalam melaksanakan pembangunan sehingga pemanfaatan lahan bisa

digunakan sebaik-baiknya karena seperti yang kita ketahui bahwa

pembangunan disetiap desa itu sangat cepat, akan tetapi tidak sesuai dengan

Peraturan Pemerintah.

Saran

Mencermati permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

disarankan sebagai berikut:

Pelaksanaan evaluasi lebih ditegaskan lagi agar pemanfaatan tata

ruang lebih terarah.

Perlunya penambahan staf dari dinas PUPR agar kinerja lebih

maksimal.

Peningkatan sumber daya manusia baik itu di pemerintahan maupun

dimasyarakat.

Page 18: Hambatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam … · Web viewDalam melaksanakan suatu kegiatan baik ditataran desa Kabupaten/Kota tidak menutup kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan itu

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aspek Warlan Yusuf, 1990, Aspek Pertanahan dalam perencanaan kota, pro Justitia.

Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi IV Bandung, Universitas Parahyangan.

Bagir Manan. Wewenang Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah. Fakultas Hukum Unpad. Bandung, 2000.

Eko Budihardjo. Tata Ruang Perkotaan, Alumni Bandung, 1997.

Harmit dan Herman, 2008, pembahasan Undang-Undang penataan ruang (Nomer 26 Tahun 2007), Bandung: Mandar Maju.

Indroharto. Usaha Memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta: Pustaka Harapan. 1993.

J.G. Brouwer dan Schilder, A Survey of Dutch Administrative Law.

Kamal Hidjaz. Efektivitas, Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di Indonesia. Pustaka Refleksi. Makasar. 2010

Muhammad Akib. dkk Hukum Penataan Ruang. Bandarlampung: Pusat Kajian Kosntitusi dan Peraturan Peraturan-Undangan Fakultas Hukum Universitas Lampung 2013.

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi Pembangunan Desa dan Kelurahan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.