19
Pendahuluan Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani dan beraktivitas. Karena itu, kita dianjurkan untuk berolah raga paling kurang dua kali dalam seminggu. Olah raga sangat bermanfaat untuk kesehatan sistem kardiovaskuler. Seseorang yang sehat dan fit akan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berarti. Hal ini disebabkan masih terdapatnya cadangan energi yang cukup untuk suatu kegiatan ekstra. Aktivitas fisik merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukannya. Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurangbergerak, seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis. Untuk menentukan kesanggupan tubuh kita dalam melakukan suatu aktivitas maka dilakukan tes harvard. Tes Harvard adalah salah satu jenis tes jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung beradaptasi(kembali normal), semakin baik kebugara n tubuh. Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini menghitung kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa lelah.

Harvad Fisiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Harvad Fisiologikedokteran

Citation preview

Page 1: Harvad Fisiologi

Pendahuluan

Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani dan beraktivitas. Karena itu, kita

dianjurkan untuk berolah raga paling kurang dua kali dalam seminggu. Olah raga sangat

bermanfaat untuk kesehatan sistem kardiovaskuler. Seseorang yang sehat dan fit akan dapat

melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berarti. Hal ini disebabkan

masih terdapatnya cadangan energi yang cukup untuk suatu kegiatan ekstra.

Aktivitas fisik merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari

karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukannya. Dengan

majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita

kurangbergerak, seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa

dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak.

Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh

aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis. Untuk menentukan kesanggupan

tubuh kita dalam melakukan suatu aktivitas maka dilakukan tes harvard. Tes Harvard adalah

salah satu jenis tes jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes

ini juga baik digunakan dalam penilaian kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja

berat. Semakin cepat jantung beradaptasi(kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh.

Tes Harvard merupakan tes ketahanan terhadap kardiovaskuler. Tes ini menghitung

kemampuan untuk berolahraga secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa

lelah. Subjek (orang yang melakukan tes) melangkah naik dan turun pada kursi/bangku

setinggi 18 inchi dengan mendengarkan detak metronom dengan frekuensi 120 x permenit.

Jumlah langkah disamakan dengan bunyi detak metronom dengan menaikan kaki sebelah

pada detak metronom pertama dan kaki yang lainnya lagi pada detak selanjutnya dalam

waktu 5 menit atau sampai subjek kelelahan.

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Tes Harvard

Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi dan atau

mendiagnosa kelainan kardivaskuler. Tes ini juga salah satu ukuran yang bagus bagi

kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari olahraga berat. Semakin cepat jantung

kembali normal maka semakin bugar tubuhnya.

Page 2: Harvad Fisiologi

Otot dibagi kedalam tiga kelompok utama menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan

dari seluruh bagian tubuh. Pengelompokannya adalah sebagai berikut :

a) Otot rangka (otot lurik) terdapat pada sistem skelet ,memberikan pengontrolan

pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.

b) Otot visceral (otot polos) terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan,

pembuluh darah. Otot-otot ini mendapat rangsangan dari saraf otonom berkontraksi

diluar kesadaran.

c) Otot cardiak hanya terdapat pada jantung, berkontraksi diluar pengendalian

Seperti halnya tulang, Otot juga mempunyai beberapa fungsi, antara lain :

1. Untuk menggerakkan skelet

2. Untuk menghasilkan panas

3. Untuk mempertahankan sikap badan

B. Jaringan Otot

Jaringan otot bertanggung jawab untuk sebagian besar interaksi kita dengan dunia luar.

Fungsi-fungsi ini termasuk bergerak, berbicara, dan sejumlah tindakan sehari-hari lainnya.

Namun tidak kalah penting, adalah internal fungsi otot. Internal fungsi otot adalah pompa

darah kita dan mengatur alirannya, makanan kita bergerak karena sedang dicerna dan

menyebabkan pembuangan limbah, dan berfungsi sebagai pengatur kritis berbagai proses

internal.

Jaringan otot memiliki karakteristik yang unik mengenai konstraktilitas, ekstensibilitas,

elastisitas, dan iritabilitas. Karena otot bersifat elastis maka dalam bekerja, otot-otot ini

berpasangan namun memiliki aksi yang berlawanan; ketika satu otot berkontraksi

(penggerak yang utama) maka yang lain akan mengendor (antagonis). Gerakan terjadi

karena otot menarik tulang yang berfungsi sebagai tangkai dan persendian bekerja sebagai

engsel. Kekuatan setiap gerakan atau kontraksi tergantung pada panjang asli dari serabut-

serabut, jumlah serabut yang diaktifkan oleh sistem syaraf dan keadaan metabolik otot.

C. Faktor-Faktor yang Berperan pada Kegiatan Otot Bertahap

1. Pengaruh Denervasi

Pada hewan atau manusia yang hidup, otot rangka yang normal tidak berkontraksi

kecuali sebagai respons terhadap rangsang saraf motoriknya. Kerusakan persarafan ini

menimbulkan atropi ototdan juga menyebabkan kepekaan otot yang abnormal serta

meningkatkan kepekaan otot yang abnormal serta meningkatkan kepekaan otot

terhadap asetilkolin yang beredar dalam darah.

2. Unit motorik

Page 3: Harvad Fisiologi

Oleh karena setiap akson neuron motor spinal, yang mempersarafi otot rangka,

bercabang-cabang untuk mempersarafi kelompok-kelompok serat otot, jumlah terkecil

otot yang dapat berkontraksi sebagai respons terhadap perangsangan oleh satu motor

neuron bukan satu serat otot melainkan seluruh serta otot yang dipersarafi neuron

tersebut.

3. Elektromiografi

Penggiatan unit motorik dapat dipelajari dengan elektromiografi, proses perekaman

kegiatan listrik otot pada osiloskop sinar katoda.

4. Faktor-Faktor yang Berperan pada Kegiatan Otot Bertahap

Otot rangka manusia saat istirahat, kalaupun ada, hanya sedikit ada sedikit kegiatan

spontan. Pada kegiatan volunter minimal, sejumlah kecil unit motorik terbangkit, dan

dengan meningkatnya kegiatan volunter makin banyak unit motorik yang terbangkit.

5. Kekuatan Otot Rangka

Otot rangka manusia dapat menahan 3-4 kg tegangan per cm2 potongan melintang.

Nilai itu kira-kira sama dengan yang diperoleh pada berbagai hewan percobaan dan

tampaknya sama pada semua spesies mamalia. Oleh karena otot manusia banyak yang

potongan melintangnya reatif besar, tegangan yang dihasilkannya dapat sangat besar.

6. Mekanik tubuh

Gerakan tubuh secara keseluruhan diatur berdasarkan pemanfaatan prinsip-prinsip

fisiologi. Misalnya, otot-otot tubuh melekat pada tubuh dengan panjang awal yang

sama dengan atau mendekati panjang istirahatnya, pada saat otot akan mengawali

kontraksinya.

7. Penyakit otot

Mutasi kode-kode genetik untuk berbagai komponen dari kompleks distrofin

glikoprotein menyebabkan distrofi otot, suatu sindroma yang ditandai oleh kelemahan

otot progresif. Sebagian besar dari bentuk penyakit ini menimbulkan kecatatan berat

dan berakhir fatal.

8. Perkembangan Otot

Perlu diingat bahwa telah terjadi kemajuan yang sangat berarti dalam pengetahuan

mengenai pengendalian genetik terhadap perkembangan otot beberapa tahun terakhir

ini. Miogenin merupakan faktor transkripsi yang utama pada proses ini. Miogenin

merangsang fibroblas menjadi sel-sel otot, dan ketika mencit yang dibuat menjadi

homozigot untuk gen miogenin mutant dilahirkan, mereka mati karena ketiadaan otot,

termasuk otot-otot yang perlu untuk pernapasan.

Page 4: Harvad Fisiologi

D. Mekanisme Umum Kontraksi Otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut.

1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya

pada serabut otot.

2. Di setiap ujung, saraf menyekresi subtansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam

jumlah sedikit.

3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka

banyak kanal “asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung pada

membran.

4. Terbukanya kanal asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk

berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Peristiwa ini menimbulkan suatu

potensial aksi pada membran.

5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut orot dengan cara yang sama

seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.

6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot dan banyak aliran listrik

potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini, potensial aksi menyebabkan

retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium, yang telah tersimpan di

dalam retikulum ini.

7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin, yang

menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain, dan menghasilkan proses

kontraksi.

8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum

sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap disimpan dalam

retikulum sampai potensial aksti otot yang baru datang lagi, pengeluran ion kalsium

dari miofibril akan menyebabkan kontaksi terhenti.(6:74)

Ada tiga jenis kerja otot yaitu :

a) Kerja dinamis positif, yang membuat otot-otot yang terlibat untuk bergantian

berkontraksi dan relaksasi (misalnya, menaiki bukit).

b) Kerja dinamis negatif, yang membuat otot-otot yang terlibat untuk bergantian

memperpanjang istirahat sementara (istirahat kerja) dan berkontraksi tanpa

beban (misalnya, menuruni bukit).

c) Kerja statis postural, yang membuat otot terus menerus kontraksi (misalnya,

berdiri tegak).

Page 5: Harvad Fisiologi

Banyak kegiatan melibatkan kombinasi dari dua atau tiga jenis pekerjaan otot. Efek

kerja mekanik diarahkan diproduksi di aktivitas otot dinamis, tapi tidak dalam pekerjaan

murni postural. Dalam kasus terakhir, gaya x jarak = 0. Namun, energi kimia masih

digunakan dan benar-benar berubah menjadi bentuk panas disebut pemeliharaan panas

(kekuatan otot kali durasi kerja postural).

E. Hubungan Aktivitas Kerja dengan Perubahan Kardiovaskuler

Adaptasi fisiologik terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan kronik.

Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja dilakukan dan

adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu periode program latihan

fisik. Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan

mengakibatkan teijadinya mekanisme penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung

kepada usia, suhu lingkungan, berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah

organ yang terlibat selama kerja fisik tersebut.

Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar darah ke

jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk metabolit dari

jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebutbeberapa parameter

tubuh mengalami perubahan, antara lain :

1) Frekuensi Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah diukur dan

cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat frekuensi denyut

jantungberkisar antara 60 - 80 per menit. Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi

maupun dengan menggunakan alat seperti pulse meter. cardiac monitoring dan

sebagainya; tempat pengukuran dapat di a.radialis, a. carotis dan pada apex

jantungsendiri. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada keadaan istirahat

berbaring. Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih

tinggi dariposisi duduk.

Hal ini disebabkan oleh efek grafitasi yang mengurangi jumlah arus balik vena ke

jantung yang selanjutnya mengurangi jumlah isi sekuncup. Untuk menjaga agar curah

jantung tetap maka frekuensi denyut jantung meningkat. Sebelum seseorang melakukan

kerja fisik, frekuensi denyut jantung pra kerja meningkat di atas nilai pada keadaan

istirahat. Makin baik kondisi seseorang akan diperoleh frekuensi denyut jantung yang

lebih rendah untuk beban kerja yang sarna. Pada suatu saat meskipun beban ditambah

tetapi frekuensi denyut jantung tetap. Frekuensi denyut jantung pada keadaan tersebut

Page 6: Harvad Fisiologi

disebut frekuensi maksimal. Tiap orang mempunyai frekuensi maksimal denyut jantung

yang tampaknya mempunyai hubungan erat dengan faktor usia.

2) Curah Jantung/Cardiac Output (CO)

Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh jantung, khususnya oleh

ventrikel selama satu menit. Variasi produksi curah jantung dapat disebabkan oleh

perubahan dari denyut jantung dan volume sekuncup. Denyut jantung terutama

dikontrol oleh persarafan jantung, rangsangan simpatis meningkatkan denyut jantung

dan perangsangan parasimpatis menurunkannya.

Volume sekuncup juga tetap pada bagian yang dipersarafi, perangsangan simpatis

membuat serabut otot jantung berkontraksi dengan kuat ketika diberikan perangsangan

yang lama dan parasimpatis akan member rangsangan balik (bertolak belakang). Ketika

kekuatan kontraksi naik tanpa peningkatan serabut yang lama, maka darah banyak yang

tertinggal di dalam ventrikel, dan peningkatan fase ejeksi dan akhir dari fase sistol yaitu

volume darah dalam ventrikel berkurang.

Total volume darah dalam sistem peredaran darah dari rata-rata orang adalah

sekitar 5 liter (5000 mL). Menurut perhitungan, seluruh volume darah dalam system

peredaran darah akan dipompa oleh jantung setiap menit (pada saat istirahat). Latihan

(aktivitas fisik) dapat meningkatkan output jantung hingga 7 kali lipat (35 liter / menit.

3) Volume Sekuncup (Stroke Volume)

Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa setiap kontraksi dari

ventrikel kiri dan diukur dalam ml/kontraksi. Volume sekuncup meningkat sebanding

dengan aktivitas fisik. Pada keadaan normal (tidak dalam aktivitas lebih) setiap orang

memilki volume sekuncup rata-rata 50-70ml/kontraksi dan dapat meningkat menjadi

110-130ml/kontraksi scara intensif, ketika melakukanaktivitas fisik. Pada atlet dalam

keadaan istirahat memiliki stroke volume rata-rata 90-110 ml/ kontraksi dan meningkat

setara dengan 150-220ml/kontraksi.

4) Arus Darah

Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang

membutuhkan dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya membutuhkan

oksigen. Pada keadaan istirahat 15-20% uplai darah di sirkulasi pada otot skelet.

Selama melakukan aktivitas fisik, ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah

jantung. Darah akan dialirkan dari organ besar seperti ginjal, hati, perut, dan usus. Ini

akan meneruskan aliran ke kulit untuk memproduksi panas.

Page 7: Harvad Fisiologi

Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan

masing-masing jaringan baik dalam keadaan istirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah

absolut darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah darah akan

meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang ke ginjal, lambung

dan usus akan berkurang pada beban kerja yang meningkat.

Peningkatan arus darah ke otot yang aktif merupakan kerja persarafan vasodilator

dan peningkatan metabolisme yang menimbulkan penurunan pH atau peningkatan

derajat keasaman dan pada tingkat lokal akan terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol

yang membuka. Faktor lain yang berperan dalam pengaturan arus darah adalah siklus

jantung.

Telah diketahui bahwa dengan bertambahnya beban kerja, akan terjadi peningkatan

frekuensi denyut jantung dan hal ini mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang

digunakan untuk satu siklus jantung termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian

pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah pada fase diastole. Dengan

berkurangnya fase diastole maka arus darah koroner juga akan berkurang.

5) Tekanan Darah

Dalam keadaan istirahat, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg

dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan sistol,

tekanan selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg

dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastolrelaif tidak

berubah secara signifikan ketika melakukan latihan intensif. Faktanya kenaikannya

lebih dari 15 mmHg sehingga latihan intensif bisa mengidentifikasi penyakit jantung

koroner dan digunakan sebagai penilaian untuk tes toleransi latihan.

Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara keseimbangan

peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi

pada pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan

meningkat secara progresiv sedangkan pada tekanan diastolik tetap atau sedikit

menurun (8)

Tekanan dalah arteri ialah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah

yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap tahap siklus jantung.

Selama sistole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan

naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan menurun.

Nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik.

Page 8: Harvad Fisiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu :

1) Kekuatan memompa jantung.

2) Banyaknya darah yang beredar.

3) Viskositas (kekentalan) darah.

4) Elastisitas dinding pembuluh darah.

Tujuan

1. Melaksanaakn tes kesanggupan kardiovaskuler cara Harvad.

2. Menilai kesanggupan kardiovaskuler seseorang.

Alat Yang Diperlukan

1. Bangku setinggi 18 inci

2. Metronom (frekuensi 120x/menit)

3. Stopwatch

Tata Kerja

1. Lakukan tes kesanggupan kardiovaskuler ini minimal 3 OP

2. Suruh OP berdiri menghadap bangku yang sesuai sambil mendengarkan detakan

metronom dengan frekuensi 120 kali per menit.

3. Suruh OP menempatkan salah satu kakinya dibangku, tepat pada waktu detakan

metronom.

4. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua), kaki lainnya dinaikkan ke

bangku sehingga OP berdiri tegak diatas bangku.

5. Pada detakan ke-3, kaki yang pertama kali naik diturunkan.

6. Pada detakan ke-4, kaki yang masih di atas bangku diturunan pula sehingga OP

berdiri tegak lagi di depan bangku.

7. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari

5 menit.

Catat beberapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan sebuah

stopwatch.

8. Segera setelah itu, OP disuruh duduk, kemudian hitung dan catat frekuensi denyut

nadi nya selama 30 detik segera setelah selesai (denyut nadi maksimum), kemudian

pada menit ke-1, ke-2 dan ke-3 setelah naik-turun bangku, sebagai berikut:

Denyut nadi maksimum: .....

Page 9: Harvad Fisiologi

Setelah Naik-Turun Bangku ∑ Denyut Nadi

1’ – 1’30”

2’ – 2’30”

3’ – 3’30”

Total Denyut Nadi

9. Hitung indeks kesanggupan kardiovaskuler OP serta berikan penilaiannya dengan

memasukkan data hasil jumlah denyut nadi di

http://www.brianmac.demon.co.uk/havrad.htm. setelah itu ditentukan klasifikasi hasil.

10. Perkirakan VO2max OP dengan menggunakan Gambar-HTS1. dibawah ini.

Petunjuk cara menggunakan daftar:

1. Tariklah garis dari ∑ denyut nadi OP segera setelah percobaan selesai menuju

berat badan OP, dan VO2max OP terdapat di persilangan.

2. Pastikan anda menggunakan skala yang sesuai dengan jenis kelamin OP.

Page 10: Harvad Fisiologi

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

OP1 (Randy)

Denyut nadi maksimum: 74 kali selama 30 detik

Setelah Naik-Turun Bangku ∑ Denyut Nadi (Selama 30 detik)

1’ – 1’30” 66

2’ – 2’30” 57

3’ – 3’30” 50

Total Denyut Nadi 173

OP2 (Widya)

Denyut nadi maksimum: 55 kali selama 30 detik

Setelah Naik-Turun Bangku ∑ Denyut Nadi (Selama 30 detik)

1’ – 1’30” 48

2’ – 2’30” 44

3’ – 3’30” 43

Total Denyut Nadi 13

OP3 (Andi)

Denyut nadi maksimum: 80 kali selama 30 detik

Setelah Naik-Turun Bangku ∑ Denyut Nadi (Selama 30 detik)

1’ – 1’30” 69

2’ – 2’30” 59

3’ – 3’30” 52

Total Denyut Nadi 180

Page 11: Harvad Fisiologi

Hasil nomogram untuk menentukan VO2max dari denyut nadi maksimum setelah percobaan

dan berat badan:

VO2max OP 1 = berada di titik 1,6

VO2max OP 2 = berada di titik 2, 8

VO2max OP 3 = berada di titik 2,0

B. Pembahasan

Pada tabel frekuensi denyut nadi, untuk OP 1 berjenis kelamin laki-laki terlihat

setelah melakukan harvard tes selama 3 menit 47 detik, denyut nadi maksimum (dihitung

segera setelah latihan) sebesar 74 x/menit. Kemudian OP beristirahat selama menit ke-1

dengan frekuensi denyut nadi 66 x/menit, menit ke-2 dengan frekuensi denyut nadi 57

x/menit, menit ke-3 dengan frekuensi denyut nadi 50 x/menit. Pada OP 2 berjenis

kelamin perempuan terlihat setelah melakukan harvard tes selama 48 detik, denyut nadi

maksimum (dihitung segera setelah latihan) sebesar 55 x/menit. Kemudian OP

beristirahat selama menit ke-1 dengan frekuensi denyut nadi 48 x/menit, menit ke-2

dengan frekuensi denyut nadi 44 x/menit, menit ke-3 dengan frekuensi denyut nadi 43

x/menit. Selanjutnya pada OP 3 berjenis kelamin laki-laki terlihat setelah melakukan

harvard tes selama 3 menit, denyut nadi maksimum (dihitung segera setelah latihan)

Page 12: Harvad Fisiologi

sebesar 80 x/menit. Kemudian OP beristirahat selama menit ke-1 dengan frekuensi

denyut nadi 69 x/menit, menit ke-2 dengan frekuensi denyut nadi 59x/menit, menit ke-3

dengan frekuensi denyut nadi 52 x/menit. Namun lama kelamaan saat OP beristirahat

selama tiga menit maka terjadi penurunan frekuensi denyut nadi.

Berasarkan grafik nomogram menunjukkan denyut nadi subyek (garis paling kiri)

dihubungkan dengan berat badan subyek (garis paling kanan) sesuai dengan jenis

kelaminnya. Garis yang terbentuk dari denyut nadi subyek dan berat badan subyek

tentunya akan memotong garis VO2max (garis yang ditengah). Perpotongan pada garis

VO2max tersebut menunjukkan secara langsung VO2max subyek.

Setelah melakukan harvard tes selama 3 menit 47 detik, pada OP 1 berjenis kelamin

laki-laki didapatkan data ∑ frekuensi denyut nadi 173x/menit dengan berat badan 45 kg

sehingga membutuhkan volume oksigen maksimal 1,6 liter/menit. Sedangkan OP 2

berjenis kelamin perempuan setelah melakukan harvard tes selama 48 detik didapatkan

data ∑ frekuensi denyut nadi 135x/menit dengan berat badan 55 kg sehingga

membutuhkan volume oksigen maksimal 2,8 liter/menit. Selanjutnya pada OP 3 berjenis

kelamin laki-laki setelah melakukan harvard tes selama 3 menit didapatkan data ∑

frekuensi denyut nadi 180x/menit dengan berat badan 57 kg sehingga membutuhkan

volume oksigen maksimal 2,0 liter/menit.

Dalam hal ini yang dapat diketahui faktor yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin

dan berat badan menyebabkan daya tahan berbeda terlihat nilai VO2max-nya. Dapat pula

diketahui semakin berat tugas atau kerja fisik seseorang, semakin tinggi pula tingkat

kebugaran kardiovaskuler yang harus dimiliki oleh orang tersebut.

Kesimpulan

Maka didapati kesimpulan dengan adanya tes havrad diketahui nilai VO2max setiap OP yaitu

VO2max OP 1 berada di titik 1,6; VO2max OP 2 berada di titik 2, 8; VO2max OP 3 berada di titik

2,0 adanya aktivitas akan mempengaruhi kerja jantung dengan cara peningkatan frekuensi denyut

nadi.

Page 13: Harvad Fisiologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong, William F.2008.Fisiologi Kedokteran.Edisi 20.Jakarta : EGC.

2. Guyton, Arthur.2006.Text Book of Medical Physiology.Edisi 11.Cina : Elsevier Saunders.

3. Despopoulos, Agamemnon.2003.Color Atlas of Physiology.Edisi 5.Jerman : Georg Thieme

Verlag.

4. Pearce, Everlyn C.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia.