Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    1/136

    From the Imagination of an Islamic Stateto the Imagination of Ethnonationalism

    Hasan TiroDari Imajinasi Negara Islamke Imajinasi Etno-Nasionalis

    Penulis:

    Ahmad Taufan DamanikBahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    2/136

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    3/136

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    4/136

    Hasan iroDari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Eno-NasionalisFrom he Imaginaion o an Islamic Sae o he Imaginaion o Ehnonaionalism

    Penulis:

    Ahmad aufan Damanik

    Ceakan Perama, Desember 2010

    Perancang Sampul:Malha Budiharo

    oo: oleksi Aceh Fuure Insiue (AFI)

    Ahmad aufan DamanikHasan iro

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Eno-NasionalisFrom he Imaginaion o an Islamic Sae o he Imaginaion o Ehnonaionalism

    Jakara: Friedrich Eber Sifung (FES) dan Acheh Fuure Insiue (AFI), 2010

    136 hal.; 15 x 20 cmISBN: 978-602-8866-01-9

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    5/136

    Penganar dari FES Indonesia 6

    Sekapur Sirih 8

    Hasan iro

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Eno-Nasionalis 13

    I. Pendahuluan 15II. Bangunan eoriis dan Meodologis 19

    III. elahiran Nasionalisme Indonesia: Dari dukungan kePerlawanan Orang Aceh 27

    IV. Dari Negara Islam menuju Eno-Nasionalisme Aceh 37

    V. esimpulan 65

    epusakaan 68

    Lampiran 74

    Hasan iro

    From he Imaginaion o an Islamic Saeo he Imaginaion o Ehnonaionalism 79

    I. Inroducion 81

    II. Teoreical and Mehodological Framework 85

    III. Te Genesis o Indonesian Naionalism:A urning o Pro o Con 92

    IV. From an Islamic Sae owards Ehno-Naionalism o Aceh 101

    V. Conclusions 126

    Appendix 129

    enang Penulis 133

    Daftar Isi

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    6/136

    Hasan iro

    6

    Suau malam, musim panas di Berlin, Juli 2010. Beberapa orang Aceh inginmakan nasi, sebagaimana halnya kebanyakan orang Indonesia, nasi adalah makananpokok. Didampingi oleh Gunnar Sange seorang penelii Jerman yang pernahinggal di Aceh dan Saiul Haq sa FES Indonesia, maka dipuuskan unuk berjalankaki ke rumah makan urki yang erleak sekiar 300 meer dari Hoel empamereka menginap. Singka ceria, seelah makan, mereka memuuskan menumpang

    axi unuk kembali ke hoel. Diengah perjalanan, sopir axi menanyakan enangidenias rombongan. Suasana menjadi berubah seelah sang sopir mengeahui

    bahwa yang menumpang axinya adalah orang dari Aceh, dia menjadi sanga ceriadan gembira bahwa orang aceh menumpang axinya. iro, Ja iro aus Acehkaanyadalam bahasa Jerman, maksudnya adalah Hasan iro dari Aceh. upanya sang Sopir

    berasal dari bangsa urdisan yang sudah sejak lama melawan pemerinahan urki.Dia berceria bagaimana mereka, bangsa urdisan sanga erinspirasi dengan ide-ide seorang Hasan iro. Mereka sanga menghromai Hasan iro. Seelah iba dihoel, di argomeer axi ersebu ercaa harga yang harus dibayar sejumlah 14,90Euro aau sekiar 160 ribu rupiah. Sang sopir menolak menerima bayaran, sebagaipenghormaan dia erhadap Hasan iro.

    Demikianlah bagaimana seorang yang jauh di benua yang berbeda, mengenaldan menaruh rasa horma kepada Hasan iro, bukan pada sosoknya, api inspirasidari gagasan-gasannya. Gagasan Hasan iro idak diawali semaa-maa dengan

    Hasan Tiro:Sebuah Pergulatan PemikiranPengantar dari FES Indonesia

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    7/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    7

    gagasan pemberonakan, api lebih jauh juga memikirkan persoalan bagaimana

    menyusun aa kelola pemerinahan yang menjamin kesejaheraan bangsa Aceh.Sebagai seorang pegawai epublik Indonesia di Perserikaan Bangsa-bangsa (PBB),dia menaruh perhaian dan kegelisahan yang sanga besar dalam hal sikap poliikpemerinah pusa erhadap Aceh.

    Buku ini menjadi pening dan dierbikan pada momenum yang epa,keika perdamaian elah berlangsung selama 4 ahun, dan komimen inegrasi Aceherhadap NI jelas ermakub dalam MoU Helsinki. Hasan iro elah waa,namun sejarah pemikirannya, lebih dan kurang, haruslah menjadi reerensi yang

    pening dalam sejarah poliik Aceh dan Indonesia. Bukan hanya pening unukdibaca oleh seluruh akademisi, mahasiswa dan poliisi. api erkhusus unuk orang

    Aceh, buku ini adalah sudi kriis mengenai bagaimana pergulaan pemikiran Hasaniro dari masa ke masa. Hasan iro adalah inspirasi, api juga pada saa yang samadan idak kalah peningnya adalah sebagai rasionalias yang sanga berganung padakondisi poliik. Nasionalisme Aceh hanya akan menjadi candu, jika idak dibarengidengan rasionalias dan kearian berindak. Semoga perdamaian di Aceh eaperjaga hingga akhir zaman.

    auan Damanik, adalah inelekual Sumaera Uara yang sudah sejak lamabersenuhan dengan pergolakan di Aceh. Inegrias dan kredibilas yang dimilikinyasemakin menguakan bahwa buku yang diuliskannya ini merupakan karya ilmiahpening yang layak mendapa sambuan bagi publik Indonesia.

    Jakarta, 10 Desember 2010

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    8/136

    Hasan iro

    8

    Buku ini sebenarnya lebih epa disebu sebagai kajian sejarah mengingakonflik Aceh-Indonesia yang dibicarakan dalam buku ini sudah berlalu, diandaidengan MoU Helsinki yang berdampak luar biasa erhadap perubahan poliik di

    Aceh. Para akor dari pihak GAM bahkan sudah menjadi pejaba-pejaba poliik dandan sebagian menjadi akor-akor kekuaan ekonomi baru di Aceh pasca konflik.Sebaliknya, milier Indonesia juga sudah mengalami perubahan yang dahsya sejak

    reormasi inernal di ubuh NI sekaligus dampak demokraisasi nasional yang jugamerubah banyak hal menyangku posisi milier di Indonesia. Dengan begiu, selainkarena perdamaian sera dikarenakan demokraisasi di Indonesia, pea poliik Acehmengalami perubahan drasis. Begiu juga pea kekuaan poliik di Indonesia.

    Dengan begiu, membicarakan hubungan poliik Aceh-Jakara dewasa inienu lah idak sama dengan dengan membicarakannya supuluh aau bahkandua-iga puluh ahun lalu, keika Indonesia masih di dalam cengkeraman rejim

    yang milierisik dan ani demokrasi aau sebaliknya keika perlawanan bersenjaadikedepankan oleh orang Aceh. Suka aau idak, Aceh pasca sunami dan MoUHelsinki elah mengalami inernasionalisasi. Membicarakan apa pun enang

    Aceh, idak bisa erlepas dari koneks kepeningan inernasional. arena gagasandemokrasi sudah dimulai di Aceh, maka ke depan apa yang pernah diperarungkandi Aceh, barangkali akan berbeda sama sekali dengan pea perarungan masadepan. oneks hisorisnya sudah berubah, dengan akor yang lebih beragam, baik

    Sekapur Sirih

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    9/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    9

    di ingka lokal Aceh, di Jakara mau pun di aaran global. Juga cara-cara berpoliikyang diempuh pun mengalami perubahan.

    arena iu, sebagaimana elah digagas oleh banyak elemen di Aceh, kedepan akan menarik sekali membicarakan Aceh Baru di dalam koneks igaingkaan ranah adi. Meski karena perkembangan yang dahsya di iga ingkaanranah ersebu, persoalan ideologi-poliik sebagaimana yang dibicarakan dalam

    buku ini, pasi juga berbeda isi dan karakernya. Idenias poliik orang Aceh dimasa seelah inernasionalisasi enu menghadapi relasi-relasi sosial poliik yang

    berbeda. arena iu, apa yang dikupas dalam buku ini adalah pore idenias poliikmau pun benuk ideologi-poliik di dalam koneks sejarah pada masa pergerakan-perlawanan sebelum inernasionalisasi, sebelum perdamaian aau sebelum GAMmasuk ke dalam sisem poliik Indonesia-demokrais dan menjadi bagian darisisem keparaian Indonesia. Meski kia pun akan bersepaka pula, idak ada masadepan Aceh Baru yang semakin erbuka iu, anpa hubungan dengan masa lalu yangdigambarkan buku ini.

    Buku berdimensi kesejarahan ini, kemudian dengan sengaja dipadukandengan pendekaan Pos-Marxis ala Laclau-Mouffe dua serangkai filsu yangmemperkenalkan pendekaan baru di dalam analisa poliik, yakni eori Wacana.Dengan perpaduan dua pendekaan iu, buku ini mencoba mengungkap wacanaideologi-poliik yang berkembang di Aceh, eruama di era kepemimpinan Hasan

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    10/136

    Hasan iro

    10

    Mohammad di iro. Dengan merujuk ke belakang, yakni koneks wacara ideologi-poliik Abu Daud Beureuh, kajian di dalam buku ini bermaksud memperlihakanpula bahwa suau idenias poliik bukan lah sesuau yang eap, sebaliknya bersia

    coningen. Wacana iu bisa berubah dan bergerak ke berbagai sudu kapan sajasejalan dengan koneks kebuuhan jamannya. Dan iu kembali erbuki di dalamkoneks Aceh-Indonesia. arena iu, prediksi di dalam ilmu poliik akan selalu sulidilakukan. Ilmu sosial poliik erlalu suli memahami apa yang erjadi di depan,eapi lebih gampang menjelaskan apa yang sudah dan sedang erjadi.

    Makna lain dari buku ini adalah kesadaran akan kelemahan analisa poliik-prediki sebagaimana di dalam kasus Aceh ernyaa ak sau pun analisa menduga

    akan erjadi perubahan siuasi poliik seperi apa yang kia saksikan dewasa ini.Pendekaan inerprei sebagaimana pendekaan eori wacana ini, mungkin lebihpas. Walau enu saja kia ak akan pernah puas dengan hasilnya karena ilmu poliikseperi ak berdaya di hadapan dinamika poliik. Masak sih ilmu poliik hanya bisamenjelaskan dan menasirkan apa yang sudah erjadi dan idak mampu memprediksike depan, begiu sebagian ilmuan poliik beranya. Saya ermasuk yang percaya

    bahwa akanya begiu, kia para analis selalu gagal meramalkan gerak poliik didepan api sebaliknya bisa sanga ajam menjelaskan apa yang sudah dan sedang

    erjadi. Apa yang sering kia anggap sebagai prediksi poliik ke depan, sesungguhnyaidak lebih merupakan bangunan ideologis yang kia urunkan ke dalam analisis.

    Aau dampak dari proses poliik yang sedang erjadi dan sedang kia amai iu, kiasebu sebagai poliik masa depan. Padahal, iu masih meleka dengan yang erjadidan kia amai sekarang. Jadi, iu bukan soal masa depan, masih merupakan konekskini dan kejadian sekarang.

    Saya enu saja harus mengucapkan erima kasih kepada eman-eman di Acehyang banyak membanu, memberikan dorongan agar bahan yang sesungguhnyamerupakan diserasi saya di Universiy o Essex unuk menyelesaikan MA di bidangPoliical Teory, kemudian dierbikan menjadi buku. eruama kepada isri saya,Sri Eni Purnamawai dan kedua anak saya Aisyah Muiara Langi Biru Damanik danGunur Mahardika Iman Muhammad Damanik, yang erus-menerus memberikansemanga. eman-eman akifis yang langsung aau melalui email dan acebookmendukung gagasan penerbian ini. Pasi lah banuan FES menjadi pening karena

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    11/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    11

    dengan dukungan mereka buku ini bisa dierbikan.Ada nama-nama lain yang juga mesi saya sampaikan ucapan erima kasih,

    yakni Bang Oto Syamsuddin Ishak yang bukan saja memberikan saja bahan, eapi

    juga mendorong dan memberikan caaan erhadap naskah buku ini. Juga kepadaOm Nur Djuli yang di masa penyelesaian diserasi memberikan masukan daninormasi, almarhum Arie usli sera eman-eman ACSF, PCC dan SP yangiku menyemangai. Yang ak pernah saya lupakan adalah dorongan dari guru danorang yang saya sudah anggap sebagai kakak, yakni almarhum Waler Skrobanek

    yang mengajarkan bagaimana empai dipakai sebagai bagian dari menganalisasosial-poliik. Beberapa ahun sebelum dia meninggalkan dunia ana ini, kami

    bekerja bersama di Aceh. Di sela-sela pekerjaan rekonsruksi , kemampuan analisispoliiknya yang erasah menggugah saya unuk memperbaiki cara pandang sayaenang siuasi poliik Aceh. Semoga Allah memberkai mereka semua baik yangsaya sebukan mau pun idak saya sebukan namanya sau per sau.

    epada syuhada-syuhada Aceh, saya senaniasa berdoa Allah memberikansyurga yang inggi kepada mereka. Amin !!!!

    Medan, 10 Desember 2010

    Ahmad aufan Damanik

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    12/136

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    13/136

    Hasan iroDari Imajinasi Negara Islamke Imajinasi Etno-Nasionalis

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    14/136

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    15/136

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    16/136

    Hasan iro

    16

    Seelah iu, di bawah pimpinan engku Mohammad Hasan di iro, seorangpendukung DI/II yang hidup di pengasingan di Amerika Serika, perlawananerhadap negara epublik Indonesia kembali digelorakan. Pada 4 Desember 1976

    Hasan iro memproklamasikan kemerdekaan Aceh dengan organisasi Acheh-Sumaera Naional Liberaion Fron (ASNLF) aau Acheh Freedom Movemen,Gerakan Acheh Merdeka. Hasan iro menyebu proklamasi iu sebagaiRe-Declaraiono Independence o Acheh, karena menurunya eksisensi poliik Aceh sudah adarausan ahun sebelum epublik Indonesia berdiri, jadi pernyaaan kemerdekaan inisesungguhnya bukan merupakan pendirian sebuah negara baru, api lebih sebagaipernyaaan kembali keberadaan negara merdeka Acheh.

    Proklamasi kemerdekaan Aceh ini menandai hubungan yang semakinmemburuk di anara Indonesia dan Aceh. Suharo, Presiden I berikunya yangmengambil alih kekuasaan dari angan Presiden Sukarno, kemudian malahmengirimkan puluhan ribu enara unuk menumpas pemberonakan GAM seramenangkapi mau pun membunuh akifis poliik dan pejuang GAM. Akibanya,periode ini, eruama anara ahun 1990-1998 adalah periode dengan caaanpelanggaran hak asasi paling buruk yang pernah erjadi dalam sejarah konflikIndonesia-Aceh. Dengan begiu, alih-alih mampu mengeliminasi kekuaan GAM,

    operasi milier yang dijalankan pemerinahan Suharo malah menghasilkansebaliknya. GAM yang semula kurang berhasil mendapakan dukungan rakya dengan operasi yang menimbulkan banyak korban rakya sipil ini jusru kemudianmendapakan simpai yang besar dari rakya Aceh.

    Berbagai upaya perdamaian dengan Hendry Dunan Cener sebagai mediaorelah diempuh, ermasuk melibakan wisemen, okoh-okoh pening dari berbagainegara ermasuk Amerika Serika. Demikian pula upaya pembenukan JoinCommitee unuk mencegah perempuran yang lebih luas dengan melibakan imPemanau dari ASEAN juga gagal. Paling akhir peremuan kedua belah pihak diokyo ahun 2003 yang melibakan AS, Jepang, Uni Eropa sera World Bank dan

    Asian Developmen Bank, juga menemui jalan bunu. ahun 2003, pemerinahanMegawai kemudian memberlakukan Darura Milier yang kemudian diurunkansausnya menjadi darura sipil beberapa bulan menjelang Pemilu 2004. Perang erus

    berkecamuk, korban masih erus berjauhan, semenara Hendry Dunan Cener

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    17/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    17

    dan pemanau asing, oleh pemerinahI kemudian dikeluarkan dari Aceh.

    ibuan enara Neugara Acheh

    (NA) dan organisasi poliik ASNLFyang bermarkas di Sockholm, Swediamasih eksis. emerdekaan Aceh,sebagai a new social imaginary, semakinmengkrisal dan menghegemoni

    wacana poliik di Aceh. Sebaliknya,wacana hegemonik ini sekaligus

    menandai bubarnya wacananasionalisme Indonesia di dalambenak orang Aceh.

    Pemikiran Bennedic Andersonmengenai konsep nasionalismeampaknya ama relevan dengan kasusini. Naion-ness, naionalism aau

    yang secara anropologis disebu sebagai imagined communiy menuru Anderson,

    harus diahami dengan lebih baik yakni bagaimana konsep-konsep iu elahmenjadi kemenjadian sejarah, di dalam cara-cara dimana makna-maknanya elah

    berubah sepanjang waku (Anderson, 1991: 4). Ide enang sebuah komuniasyang erbayangkan aau idenias poliik kemudian akan digunakan sejalan denganeori diskursus Erneso Laclau, yang menempakan semua hubungan-hubungansosial sebagai idak eap (coningen). onsekuensinya adalah bahwa hubungan-hubungan ersebu dipandang sebagai hubungan-hubungan kekuasaan (Laclau,1990: 31). Idenias-idenias, menuru Laclau, selalu dibenuk secara relasional.

    Makna kongkrinya unuk kasus Aceh, komunias erbayang enang Indonesiaakan sanga berganung di dalam cara mana hubungan anara Aceh dan Indonesiadiarikulasikan dan bagaimana hubungan iu berubah seiap saa. Dengan begiu,di dalam buku ini, menjadi pening unuk mendiskusikan bagaimana idenias

    Aceh berindak sebagai sebuah elemen pendukung, dan secara khusus bagaimanaelemen ersebu menyediakan sebuah penasiran, merespon dan mereaksi proses

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    18/136

    Hasan iro

    18

    perkembangan komunias erbayangkan iu.Buku ini menggunakan analisa wacana unuk mengeksplorasi dan

    menggambarkan pembenukan idenias poliik Aceh (aau Acheh dalam erminologi

    GAM) dan bagaimana idenias poliik erbenuk, mengalami ransormasi dan aasdasar apa dukungan-dukungan bisa ermobilisasi erhadap wacana poliik seorangokoh Hasan iro, pemimpin eringgi kemerdekaan Aceh. Melalui eori wacana,secara lebih spesifik, sudi ini berupaya membongkar anagonisme-anagonisme

    yang diormulasikan di dalam wacana Hasan iro dan mengeksplorasi logikaperbedaan dan logika persamaan (he logic o difference dan he logic o equivalence)di dalam memormulasikan sebuah wacana hegemonik yang didasarkan aas sau

    nasionalisme lokal. Namun begiu, unuk menghindari keerpuusan sejarah,buku kecil ini juga menyinggung sediki enang pemberonakan DI/II di Acehdengan sediki-banyak mengungkap wacana ideologi poliik Abu Beurereuh.Bukan saja sebagai pembanding aas wacana ideologi-poliik Hasan iro, eapi

    juga unuk memaknai sejarah apa yang erjadi, berubah di dalam periode-periodepermusuhan anara Aceh dan Indonesia.

    edua okoh ini meski pun besar di dua era yang berbeda, masih memilikigaris sambung karena iro sesungguhnya adalah murid Beureuh. Namun,

    perjalanan seorang iro ke berbagai penjuru dunia sera pendidikan sekuler yangdialami menimbulkan pembenukan karaker diri dan kepemimpinan yang berbedadengan pendahulunya. arena iu, sanga menarik menempakan Beureuh sebagaiiik pembanding di dalam menganalisa pemikiran ideologi-poliik Hasan iro,karena selain memperbandingkan keduanya, cara analisis seperi ini sekaligus dapameliha sejarah perkembangan pemikiran okoh-okoh pening di Aceh. enu saja,keberhasilan mengungkap sejarah pemikiran okoh-okoh di Aceh berari sekaliguskeberhasilan menyingkap sejarah poliik Aceh konemporer, eruama dalamkaiannya dengan hubungan poliik Aceh dengan Indonesia yang menjadi akorpokok persoalan konflik Aceh pasca kemerdekaan.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    19/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    19

    Pada bagian ini konsepimagined communiydari Ben Anderson, sebagai suaukemenjadian hisoris yang dinamis, akan dieksplorasi dengan menggunakan eori

    wacana dari Laclau and Mouffe. Unuk iu, bab ini perlu menjelaskan bagaimananasionalisme dan imagined communiydibenuk, diransormasikan aau dihancurkanmelalui he logics o difference and equivalence sera bagaimana pembenukananagonisme erjadi. Selanjunya, bab ini juga akan menjelaskan bagaimana myh

    and social imaginary dibangun aau dibangun-ulang sera bagaimana proseshegemoni berlangsung pada wacana poliik.

    Nasionalisme danImagined CommunityPembenukan nasionalisme dan sub-nasionalisme (melalui gerakan

    pemisahan) menandai sejarah poliik dunia dan bersia universal di dalamkehidupan poliik. Namun, menuru Anderson pemahaman mengenainasionalisme juga mengalami perenangan sepanjang sejarahnya. Walau ak adasau pun eori yang bisa menjelaskan apa iu nasionalisme dengan memadai, akdapa disangkal ide mengenai nasionalisme jusru eksis dan ampaknya akan erusmenambahi jumlah anggoa PBB. Semenara om Nairn menyebu nasionalismesebagai penyaki sejarah perkembangan masyaraka modern, aau sebuah neurosis

    yang juga memiliki ambiguias dan karenanya akan erus mengandung dilema

    II.Bangunan Teoritis danMetodologis

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    20/136

    Hasan iro

    20

    yang ak erobai (Anderson, 1981: 5). om Nairn sekaligus menyebu kehadirannasionalisme sebagai kegagalan sejarah yang besar dari Marxisme (Anderson,1991: 3).

    Anderson juga mengaakan bahwa nasionalisme adalah sau komuniaspoliik yang erbayangkan dan erbayangkan dimana secara inheren memilikikeerbaasan eapi berdaula yang memiliki legiimasi emosional. Sebab, meskipun sesama warga dari sebuah bangsa idak saling mengenal, mereka memiliki aliikaan persaudaraan dan persamaan (he image o communion). Ikaan persaudaraanhorisonal menjadi sau dasar bagi anggoa sebuah bangsa mengikakan diri didalam enias sau bangsa (Anderson, 1981: 6-7).

    Anderson menyebukan bahwa budaya, agama, bahasa dan sejarah dinasibisa menjadi dasar pembenukan bangsa aau masyaraka erbayang (he imaginedcommuniy). olonialisme yang daang dengan budaya, bahasa dan agama berbedadengan gampang dapa menyakinkan bangsa yang dijajah unuk menjadi sau enias

    yang berbeda karena mereka memiliki akar budaya, kepercayaan, bahasa yangberbeda dari sosok penjajah mereka (Anderson, 1981: 9-36). Namun, berkaiandengan akor kesamaan ini, Laclau mensyarakan sau elemen posii semacam iniharus selalu diserai dengan idenias jenis apa yang mereka olak jika idak maka

    kia akan menjalani resiko mengesensialkan idenias (esseialising ideniy). arenaiu, seluruh kesamaan yang dikaakan Anderson harus diahami bukan sebagaisuau asimilasi yang oal. Idenias adalah suau yang bergerak erus, dinamis, danakan sanga berganung koneksnya.

    Lebih jauh, sebagai sebuah kemenjadian sejarah (a hisorical being), makasekali erbenuk nasionalisme kemudian menjadi sau modular, yang dapadiransplanasikan, dengan deraja-deraja kesadaran diri berbeda, menyaukandan disaukan dalam hubungannya dengan berbagai konselasi ideologi danpoliik (Anderson, 1981: 4). onselasi ideologi-poliik iu lah yang erus-menerusakan memengaruhi benuk gagasan nasionalisme mau pun prakeknya di dalamkehidupan sosial poliik suau masyaraka. onselasi iu pula yang menyebabkannyamengalami pasang-suru yang idak pernah heni, meski adakalanya bubar aaumemecah menjadi beberapa sub-nasionalisme yang kemudian berdiri sendiri.Proses kesejarahan lah sau-saunya yang bisa dijadikan paokan enang masa

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    21/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    21

    depan suau nasionalisme.Pandangan Anderson ini sejalan dengan pemikiran Laclau and Mouffe enang

    wacana. Sebab jika kemudian konsep nasionalisme diempakan wacana ideologi-

    poliik, sebagaimana Laclau and Mouffe kaakan, wacana-wacana ini bersia idakeap (aau berganung kepada kondisi lain yang memeranguhinya) dan merupakankonsruksi kesejarahan, yang selalu renan erhadap kekuaan-kekuaan poliik yangdikeluarkan dari produksi mereka sebagaimana juga eek-eek keercerabuan darikejadian-kejadian yang berada di luar konrol mereka (Howarh, 2000: 9; Laclau,1990: 30-36). Dengan begiu, nasionalisme sebagai sebuah wacana bukan lahsesuau yang eap, eapi akan erus mengalami perkembangan.

    Dengan kaa lain, nasionalisme aau imagined communiy merupakansebuah konsruksi ideologis dan poliik, aau sebuah floaing signifier (penandamengambang) di mana erdapa ineraksi anara wacana yang bersia universaldan wacana parikular, yang bisa berransormasi dan berubah, sejalan dengankoneks sejarah. Sebagai suau proses kemenjadian, komunias yang erbayang akan

    berganung kepada sisem khusus pembeda yang mendasari ideniasnya. Howarh,meminjam Laclau dan Mouffe, mengaakan bahwa makna aau kemenjadian huan apa yang secara lieral bagi kia erganung kepada sisem khusus perbedaan aau

    wacana yang membenuk ideniasnya (Howarh, 2000: 102).

    Antagonisme, logika perbedaan dan persamaanMenarik bila kemudian kia mengamai gerakan konemporer GAM, yang

    dimaa Siegel merupakan puncak kemenjadian Aceh yang dianagoniskan dengankolonialisme-Jawa. Laclau dan Mouffe mengaakan, karena idenias yang uuhidak bisa eksis, orang cenderung mencari idenias lain di dalam sisem perbedaan.Dengan membangun sisem perbedaan, mereka memisahkan diri dari ranaikesamaan di dalam ranai popular dan menransormasikan mereka ke dalamperbedaan-perbedaan objeki di dalam sisem (Laclau and Mouffe, 2001: 130).

    Semenara di sisi yang lain juga muncul suau hubungan penyamaan yangmenampung semua deerminasi posii... (Laclau and Mouffe, 2001: 128). Lebihlanju mereka mengaakan bahwa masyaraka idak pernah secara uuh mengeloladirinya menjadi masyaraka, sebab segala sesuau di dalamnya dipenerasi

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    22/136

    Hasan iro

    22

    keerbaasan-keerbaasannya sendiri, yang menghalangi pembenukan dirinyasebagai suau realias objeki (Laclau dan Mouffe, 2001: 127).

    Jadi, munculnya konsep anagonisme beranjak dari asumsi bahwa kemenjadian

    bukan lah sau konsep yang eap, sebagaimana wacana juga idak mungkinmerepresenasikan seluruh oalias objek. Bagi Laclau dan Mouffe anagonismeadalah siuasi dimana Yang lain aau he Oher mencegah saya menjadi diri sayasendiri. Dengan begiu, anagonisme mencipakan baasan-baasan pada seiapobjekifias (Laclau dan Mouffe, 2001: 124-125).

    Mereka juga menambahkan bahwa anagonisme sosial erjadi disebabkanpelaku sosial idak mampu mencapai idenias mereka (dan karena iu idak mampu

    mendapakan kepeningan mereka), dan karenanya mereka menyusun suaumusuh yang dianggap beranggung jawab aas kegagalan ini (Howarh, 2000: 105).Selanjunya Howarh menambahkan bahwa halangan aau kegagalan ideniasini adalah sau pengalaman imbal-balik anara kekuaan menolak dan kekuaandiolak (Howarh, 2000: 105).

    Jadi, di dalam sisem pembeda iu lah, Yang lain aau Oher aau musuhdikonsruksi oleh pelaku-pelaku sosial. Namun anagonisme idak muncul darisau iik saja eapi dari berbagai posisi di dalam sisem perbedaan. Howarh

    menambahkan bahwa anagonisme membongkar baasan poliik dari ormasisosial (Howarh, 2000: 106), dimana suau hubungan sosial yang idak sabil akansemakin mungkin mengembangbiakkan anagonisme (Laclau and Mouffe, 2001:131). Dari pandangan ini, Laclau and Mouffe memperkenalkan logika perbedaan(he logic o difference) unuk menjelaskan perluasan aanan perwacanaan denganmelepaskan ranai-ranai kebersamaan yang ada dan unuk menyaukan elemen-elemen yang idak erarikulasikan ke dalam perluasan benuk (Howarh, 2000,hal. 107).

    emudian, pelaku-pelaku sosial akan menemukan sau empa ideniasnegai yang idak dapa direpresenasikan di dalam pembenukan perwacanaan

    yang disediakan ke dalam logika persamaan, yang mengandung keerpuusanidenias-idenias khusus dari subjek di dalam suau wacana...(Howarh, 2000:106-107) unuk selanjunya membangun sau kesauan perwacanaan di anaraelemen-elemen yang ideniasnya erhalangi. Dalam konsruksi dan rekonsruksi

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    23/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    23

    sisem perbedaan dan persamaan ini lah, dapa dijelaskan bagaimana Aceh padaawalnya membangun hubungan dengan komunias erbayang Indonesia (danmenempakan kolonial Belanda sebagai musuh aau Oher), namun karena

    berbagai halangan yang mereka hadapi kemudian jusru merekonsruksi suaumusuh baru, yakni kolonialisme-Jawa guna menemukan idenias Acheh-Sumaeraaau Sumaera sebagai negara konederasi mau pun poliik dunia Melayu seperi

    yang juga pernah diormulasikan iro.

    Mitos, Imajinasi Sosial dan HegemoniLaclau menjelaskan oposisi adalah sepenuhnya cipaan subjek aau pelaku

    sosial di dalam isilah-isilah srukural, dimana subjek jusru eksis disebabkankeerlepasannya di dalam srukur. Lebih jauh, keerlepasan jusru menjadi sumberkemerdekaan, yakni kemerdekaan dari sau kesalahan srukural yang hanya bisamenaa sebuah idenias melalui indakan-indakan idenifikasi. eapi indakan-indakan idenifikasi aau bisa juga disebu sebagai sau indakan rekonsruksi, idakpernah mencapai iik idenias yang uuh. Dengan demikian, subjek juga idak

    bisa menjadi objeki , dia hanya lah dibenuk berdasarkan srukur yang impang,aau sebagai hasil dari objekifias yang kolaps. Dari keerlepasan srukural yang

    mengakibakan munculnya indakan idenifikasi dari subjek iu lah muncul miosaau myh yang menyaukan ruang yang erlepas melalui pembenukan elemen-elemen yang erlepas ersebu (Laclau, 1990: 60-61).

    Lebih jauh, Laclau mengaakan bahwa myhadalah sebuah prinsip pembacaansau siuasi yang elah ersedia, dimana isilah-isilahnya bersia eksernal kepadaapa yang bisa direpresenasikan di dalam ruang objeki yang dibenuk oleh srukur

    yang ada. Dengan kaa lain, myh menyerakan pembenukan sau objekifias yangbaru dengan cara mengarikulasikan elemen-elemen yang ercerabu aau erlepas(Laclau, 1990: 61). Hal ini menarik jika konsep ini dibandingkan dan digabungkandengan karya Anderson mengenai komunias erbayang (he imagined communiy).

    Jadi, arikulasi ulang mengenai Eas Indies (nama Indonesia di masa penjajahanBelanda) ke dalam myhbaru Indonesia pada sau sisi mencipakan sebuah sisempersamaan dengan elemen-elemen lain dari Eas Indies, eapi juga mencipakansisem perbedaan dengan kolonial Belanda. Secara harfiah, myhbaru diarikulasikan

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    24/136

    Hasan iro

    24

    di dalam Sumpah Pemuda, 28 Okober 1928.2 Meski pun begiu, Laclau jugamenambahkan bahwa mios-mios sosial secara mendasar idak lengkap: isinyasecara eraur dibenuk ulang dan digani (Laclau, 1990: 63). Dengan begiu, bisa

    diahami pula mengapa kemudian mios Indonesia pun kemudian bisa dibenuk-ulang dan digani kembali dengan myhyang baru, yakni Aceh Merdeka.

    Sebuah myhdapa dirubah ke dalam cia-cia social aausocial imaginary, yaknisau iik pandang aau suau baasan absolu yang membenuk srukur dari suauranah yang dapa dimengeri dan karena iu merupakan kondisi yang mungkin bagikemunculan seiap objek sebab ada objek yang gagal, objek semu, yang benuk dasarobjekifiasnya harus membebaskan dirinya dari seluruh enias yang kongkri dan

    mengasumsikan karaker suau horison (Laclau, 1990: 64). Dalam hal ini, secaraberahap bagi Aceh komunias erbayang Indonesia semula merupakan collecivesocial imaginary, kemudian mulai melepaskan diri dari kolekiifias ersebu seraberransormasi ke dalam Darul Islam Indonesia. Perubahan ini merupakan saucara pandang di dalam mencari solusi unuk seluruh krisis poliik, baik di Indonesiamau pun di Aceh. risis poliik ini bahkan belakangan diransormasikan kembalike dalam new collecive imaginary, yakni Acheh Merdeka, berdasarkan kepada masalalu dan kejayaan kesulanan Acheh, namun sama sekali erlepas dari Indonesia,

    anpa perlu membenuk garis sambung apa pun.Dari keseluruhan proses ini, erdapa akor-akor kegagalan komunias

    erbayang Indonesia, baik secara objeki dengan adanya poliik-ideologi diingka nasional di anara elemen-elemen pendukung republik dan disebabkanakor-akor subjeki Aceh yang memberikan respon aas seiap kebijakan yangdiupayakan epublik Indonesia unuk Aceh sera dinamika inernal di dalam Acehsendiri. Meski pun begiu, sebagai myhdansocial imaginar ysebagaimana dijelaskanLaclau, penerimaan re-arikulasi ini sepenuhnya erganung kepada kredibilias dari

    wacana mengenai aanan baru yang diawarkan sebagai jawaban erhadap krisisdan keercerabuan dan dierima oleh para pendukung.

    2 Di dalam kongres pemuda ini, berbagai elemen pemuda terdidik seperti Joung Java, Joung Sumatera,Jong Celebes dan lainnya hadir dan menghasilkan putusan pemuda yang merupakan salah satutonggak dasar pembentukan nasionalisme Indonesia.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    25/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    25

    Peranyaan selanjunya dalam koneks buku ini adalah mengenai pembenukanidenias poliik Aceh, adalah bagaimana menjadi Achehaau local imagined communiy- baik sebagai suau myhaau suau collecive social imaginary- erbenuk dan diikui?

    Laclau dan Mouffe menggambarkan bahwa projek hegemonik, sebagai suau benukperconohan prakek poliik, yang menyaukan idenias-idenias dan kekuaan-kekuaan poliik yang berbeda ke dalam projek bersama aau kehendak bersama,

    yakni suau social imaginary aau suau myh, dengan kaa lain adalah pencipaansebuah aanan sosial baru dari sau kelompok elemen-elemen yang berbeda ujuan.Meminjam Gramsci, projek hegemonik yang diperenangkan dengan imaginary

    yang lain, pada akhirnya membangun a new hisorical bloc, sau blok sejarah yang

    sama. Pembenukan ini dimungkinkan karena bagi Laclau dan Mouffe sebagaimanadia mengaakan bahwa makna hanya secara parsial bersia eap, karaker sosial jugaidak pernah eap dan idak penuh dan karenanya bersia erbuka. Dengan begiumelalui prakek-prakek pengarikulasian, projek hegemonik dapa membenukdan mensabilisasi sisem-sisem pemaknaan aau pembenukan hegemonik(Howarh, 2000:109-111).

    Pembahasan Metodologis

    Sebagaimana Laclau and Mouffe, sudi yang akan menelusuri eks-eksaau bahasa yang digunakan DI/II dan GAM (eruama kedua pemimpinnya)idak dimaksudkan unuk menafikan objek maerial hisoris yang melipui danmelaarbelakangi sejarah perlawanan Aceh. Pilihan eoriis dan meodologis inididukung banyak pendapa. Glynos misalnya dengan meminjam konsepsi Saussuremenempakan bahasa sebagai sau sisem pembedaan yang dibua mungkinunuk mengembangkan kaegori-kaegori linguisic kepada elemen-elemen yangsecara radisional bersia non-linguisik (Glynos, 1999: 1). Lebih lengkap Glynosmengaakan:

    Hal uamanya bahwa analisis wacana menyerakan kajian mengenai penanda

    dan hubungan-hubungannya. Di dalam bahasaLacanian, idenias diliha idak

    di dalam dimensi imaginary-nya (yaiu di dalam isilah-isilah properi posii

    yang erdapa di dalam elemen iu sendiri) eapi lebih ke dalam sau idenias

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    26/136

    Hasan iro

    26

    simbolik (di dalam hal perbedaan-perbedaan yang dibangun melalui sau

    kumpulan elemen-elemen). Analis wacana, dengan demikian, memasukkan

    pemikiran Barhian yang dapa diliha sebagai beriku: Dimana erdapa

    makna, maka erdapa sau sisem penanda unuk dianalisa (Glynos, 1999: 2)

    anpa bermaksud menolak keberadaan realias exra-discursive aau realiaskongkre di luar perwacanaan, pandangan ini hanya ingin mengaakan bahwarealias penuh makna adalah selalu diskursi (Glynos, 1999: 2). Jadi, enu saja kiapercaya mengenai adanya realias kongkre aau objek maerial dari nasionalismeaau komunias erbayang, namun sudi ini akan lebih memusakan perhaian

    kepada realias-realias kongkri di dalam sebuah perwacanaan mengenai ideniaspoliik, mulai dari kebersamaan di aas persaudaraan horisonal, hingga kemudianimbulnya pemberonakan di Aceh. Dalam hal ini, kembali Glynos menambahkan

    bahwa bahasa aau wacana menjadi erhubungkan dengan pembenukan daripemikiran-pemikiran, kepercayaan-kepercayaan sera idenias-idenias kia,ermasuk realias eksernal (Glynos, 1999: 2).

    Selanjunya Howarh menjelaskan bahwa wacana mengasumsikan bahwasemua objek dan indakan adalah penuh makna dan bersia idak eap(coningen)

    dan idak pernah secara penuh menghabiskan suau ranah makna. Jadi dalambuku ini kia akan meliha bagaimana prakek-prakek sosial membenuk danmemperenangkan wacana yang membenuk realias sosial. Dengan begiu,pemaknaan kia mengenai suau objek aau indakan akan berganung kepadaiik pandang dari pemilahan auran-auran sera perbedaan-perbedaan yangmemberikan makna aasnya (Howarh, 2000, 8-9). Bila manieso-manieso,pernyaaan, ulisan aau eks-eks lain dari kedua kelompok pemberonakan kiaambil, maka sesunguhnya eks-eks iu adalah konsruksi kedua kelompok mengenaipemikiran, keyakinan, idenias mereka erhadap kondisi objeki dari komuniaserbayang Indonesia - sebagai konsep universal - sekaligus konsruksi mengenaiidenias diri yang subjeki dan khusus bagi mereka sendiri. Dengan kaa lain,suau analisis poliik yang bermaksud melakukan sudi mengenai sraegi-sraegidan akik-akik yang digunakan di dalam menyusun ranai-ranai persamaan yanguniversal dan/aau di dalam mengacaukannya (Glynos, 1999: 6).

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    27/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    27

    Sejak awal, ada banyak perdebaan mengenai posisi Aceh di dalam NI.Sebagian mengaakan bahwa keberadaan iu adalah idak sah dan mengingkarikehendak orang Aceh bahkan sejarah Aceh yang memang merupakan sau ideniaspoliik ersendiri, semenara idenias Indonesia adalah meminjam iro suauidenias buaan yang daang belakangan dan rapuh. arenanya, keduanya idakmungkin diperbandingkan, apalagi disandingkan. elompok pemikiran ini enu

    bahkan menganggap penggabungan Aceh ke dalam Indonesia sebagai suau pilihanpoliik pencaplokan.

    Namun sebagian pihak menganggap keberadaan Aceh di dalam Indonesiasejalan dengan proses kesejarahan kedua belah pihak, karena menghadapipenindasan yang sama, memiliki nasib yang sama dan karena iu panas bilamembangun cia-cia nasionalisme bersama. arena iu, dukungan ulama Aceherhadap proklamsi Indonesia adalah sesuau yang logis dan panas didukung.Bahkan sebaliknya dari pihak pejuang republik pun, keikuseraan Aceh ke dalamIndonesia baru dipandang sanga sraegis, baik karena akor kesejarahan Acehmau pun karena dipandang sebagai daerah modal.

    Pada masa konflik, baik di era DI/II, eruama di masa perlawanan GAMperdebaan ini kembali mengua. eidakpuasan yang memuncak semakinmendorong banyak pihak memperanyakan ulang menyangku posisi Aceh didalam epublik Indonesia. Puncaknya adalah gelombang aksi massa yang menunu

    III.Kelahiran NasionalismeIndonesia: Dari dukungan kePerlawanan Orang Aceh

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    28/136

    Hasan iro

    28

    reerendum. Berbagai analisisumumnya mengaakan bahwa jikareerendum dilakukan empohari,

    maka nasib Aceh akan sama denganimor Lese, memisahkan diri dariIndonesia. Arinya, seelah sejakawal menimbulkan konroversi, didalam proses selanjunya inegrasi

    Aceh ke dalam epublik Indonesiamemang erus-menerus mengalami

    penggerusan.Secara kronologis, perludijelaskan bagaimana prosespembenukan imagined communiyIndonesia dan sikap orang Aceh padaawal pembenukannya, bagaimanakemudian mereka melakukanpemberonakan hingga pada

    akhirnya muncul a new imaginary,yakni Aceh Merdeka, sebagaimana

    diormulasikan oleh Mohammad Hasan di iro. enu saja ada banyak sudi darikalangan sejarawan, baik lokal mau pun inernasional yang sudah menulis panjanglebar mengenai dinamika poliik Indonesia-Aceh ersebu.

    Salah saunya George . ahin yang di dalam ulisannya mengenai kelahirangerakan nasionalisme Indonesia menggambarkan bahwa Pemerinah Belandamendorong banyak parioisme lokal di kepulauan ini ke dalam sau pelukanparioisme bersama (ahin, 1952: 37). Ia kaakan begiu karena sebenarnya idakada sebuah ekspresi geografis mengenai Indonesia sebelum kedaangan kolonialBelanda.

    Lebih jauh dia menggambarkan bahwa dasar pembenukan nasionalismeIndonesia, bermula dari perkembangan kebanggaan komunias, yang kemudiandipersaukan oleh agama Islam yang merupakan agama mayorias penduduk

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    29/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    29

    kepulauan ini, perasaan senasib diperlakukan idak adil oleh kolonial Belandasera munculnya bahasa Melayu sebagai bahasa penganar yang dierima banyakpihak (ahin, 1952: 36). esadaran akan keidakadilan makin subur mana kala

    pemimpin-pemimpin agama mengenal pemikiran Pan-Islam, kemudian pemikiranIslam modern Muhammad Abduh yang diperoleh mereka keika belajar di airo.asadaran poliik ini semakin berkembang dan mengkrisal di kalangan anak mudakelas menengah Indonesia, yang mendapakan kesempaan belajar sejalan denganpoliik eis Belanda dan kebuuhan enaga pekerja menengah unuk pemerinahkolonial Belanda. Sebagian dari mereka sekolah ke Belanda aau negara-negaraEropa lainnya, sebagian lagi belajar di sekolah-sekolah Belanda yang dibangun di

    Indonesia. Dengan begiu mereka mulai mengenal pemikiran-pemikiran Bara yangidak saja mengajarkan ide keadilan sosial, eapi juga nasionalisme, kemerdekaansipil, hak-hak poliik, kesearaan, demokrasi dan lain-lain.

    Anak-anak muda ini berkenalan dengan berbagai pemikiran progresiyang elah aau sedang berkembang di Eropa. Mereka mengalami pencerahanpemikiran dan menal, lewa pergaulan sosial dan inelekual keika inggal dan

    belajar di Eropa, uamanya di Belanda. Mereka bukan lagi meliha diri sebagaimanusia kelas inlander eapi lebih sebagai sosok yang sama sederaja dengan

    manusia Eropa yang maju. Beberapa di anara mereka bahkan memiliki hubunganperkawanan yang rapa dengan okoh-okoh erpelajar dan progresi di Eropa seraerbiasa dengan pola dan cara fikir Bara.

    Selain iu, mereka juga belajar dari kemunculan okoh-okoh Asia semacamGandhi, Sun Ya Sen, agore dan emal Aaurk, selain pemikir Bara semacamousseau, Locke, Mazzini, Sorel dan enu saja Marx. Semenara iu, penggunaan

    bahasa Melayu juga memiliki pengaruh kua yang dipakai kebanyakan orangdan kalangan erpelajar unuk menjadi bahasa sesama mereka dan memisahkandirinya dari orang Belanda yang menggunakan bahasa Belanda (ahin, 1952: 36-50). Bahasa Melayu uniknya adalah bahasa milik enis minorias Melayu, yangkebanyakan berdiam di pulau Sumaera dan sebagian alimanan.

    Dengan begiu, jelas lah bahwa kesadaran nasionalisme selain diperkenalkanmelalui pemikiran-pemikiran Bara, juga diperkua oleh kesamaan agama, bahasapenganar dan sosio-budaya berhadapan vis a visdengan kolonial Belanda sebagai

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    30/136

    Hasan iro

    30

    he Oher, pihak lain aau orang luar yang melakukan penindasan kepada mereka.Puncak kesadaran poliik ini erwujud di dalam ongres Pemuda Okober 1928

    yang melahirkan Puusan Pemuda aau yang kemudian dikenalkan sebagai Sumpah

    Pemuda, yakni sau anah air, anah air Indonesia, sau bangsa bangsa Indonesia, danmenjunjung bahasa persauan, bahasa Indonesia.

    Semenara legalias wilayah Indonesia, meskipun sudah diproklamasikan 17Agusuus 1945, secara legal baru diabsyahkan melalui berbagai perundingan anaraBelanda dan Indonesia. erakhir, melalui perundingan onerensi Meja Bundar diDen Haag Belanda, 27 Desember 1949, disepakai bahwa wilayah Indonesia adalahseluruh bekas wilayah kolonial Belanda, ermasuk Aceh. Pada masa kolonial, seluruh

    daerah iu biasa disebu sebagaiDuch Eas Indies aau Hindia Belanda.Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, suasana revolusioner jugaama erasa di Aceh. Perang puluhan ahun yang ama dahsya melawan Belandasejak April 1873, elah melahirkan senimen ani kolonial yang mengakar di hairakya Aceh, sebaliknya menjadi dorongan yang kua unuk iku sera membangunsuau negara baru, yakni Indonesia. Di dalam keanggoaan Paniia Persiapanemerdekaan Indonesia (PPI) misalnya, Aceh diwakili euku MohammadHasan seorang keurunan ulee balang, yang kemudian pernah menjaba Gubernur

    Sumaera Uara dalam masa awal seelah kemerdekaan I. Unuk membangunkekuaan pro-kemerdekaan, di Aceh juga dibenuk omie Daerah Aceh unukmempersiapkan pemerinah lokal di bawah I, dipimpin uanku Mahmud, salahseorang keurunan Sulan Aceh.

    Namun dukungan ini, eruama oleh ulama bukan anpa syara. Sukarno,presiden perama sekaligus Proklamaor Indonesia, dalam kunjungan ke Banda

    Aceh ahun 1947 unuk mendapakan dukungan memperahankan kemerdekaandimina oleh okoh-okoh Aceh menandaangani perjanjian unuk menegakkanSyariah Islam sebagai syara dukungan yang akan diberikan oleh rakya Aceh.Sembari menangis erisak-isak, Sukarno bersumpah akan memenuhi syara yangdiminakan meski eap menolak memberikan janji erulis (El Ibrahimy, 1982:64-65). Janji yang ak kunjung dipenuhi iu, kemudian mendorong Beureuehmenyaakan bergabung dengan Darul Islam Indonesia. Puncak kekecewaan adalahkeika Sukarno pada anggal 27 Januari 1953, berpidao di Amunai, alimanan

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    31/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    31

    Selaan, dan menyaakan menolak Islam sebagai dasar Negara (Majalah empo,2003: 49).

    Di dalam buku Rebellion Under Te Banner o Islam, Cornelis van Dijk

    berpendapa bahwa pemberonakan DI/II di Aceh yang dipimpin engkuMohammad Daud Beuereuh lebih disebabkan kekecewaan ideologis, poliis, sosial,ekonomi sera budaya erhadap pemerinah pusa. Van Dijk menuliskan bahwa:

    Dia menjusifikasi pernyaaan dan penolakan erhadap epublik Indonesia

    dengan berpendapa bahwa pemimpin-pemimpin republik di Jakara elah

    menyimpang dari kebenaran. epublik belum dikembangkan menjadi sebuah

    negara yang berdasarkan Islam, yang di dalam pandangannya merupakan sau-saunya implikasi dari prinsip euhanan Yang Maha Esa, sila perama dari

    Pancasila (van Dijk , 1981: 311).

    Hampir sama dengan emuan Van Dijk, Nazaruddin Syamsuddin,mengungkap dua alasan uama munculnya pemberonakan DI/II, yakni alasanideologi dan regionalisme. Menuru Syamsuddin, perlawanan ideologi dimunculkanoleh kelompok ulama. Semenara regionalisme dimunculkan oleh kelompokzuama.

    eduanya bersau melawan Indonesia dan mendapakan dukungan yang besar darirakya Aceh. Namun, gerakan ini masih memiliki garis sambung dengan pergolakanideologis dan poliik di wilayah-wilayah lain dan juga memiliki hubungan dengankonflik ideologis di dalam sidang PPI di mana Piagam Jakara yang mewajibkanumma Islam menjalankan syariah Islam, kemudian gagal dimasukkan sebagai bagiandari asas negara. Semenara iu, mobilisasi massa besar-besaran unuk mendukungide negara kesauan semakin membua pemimpin ulama-zuamadi Aceh kehilangankepercayaan bahwa regionalisme akan dierapkan. Seluruh konflik poensial inikemudian makin parah keika pada ahun 1950 pemerinah pusa kemudian jusrumenghapuskan propinsi Aceh dengan memasukkannya ke dalam bagian propinsiSumaera Uara. Sebagai bagian dari Sumaera Uara, enu saja peran poliik danekonomi para pemimpin di Aceh menjadi erbaas (Syamsuddin, 1985: 319-324).

    Van Dijk juga dengan cukup deil menjelaskan bagaimana dinamikapoliik inernal di Aceh erjadi dalam masa menjelang dan sesudah kemerdekaan,

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    32/136

    Hasan iro

    32

    eruama perenangan anara kaum ulama, ulee balangdan kaum nasionalis seelahdiinggalkan Jepang yang kalah Perang Dunia II. Pada ahun 1942-1945, seluruh

    wilayah Eas Indies diduduki oleh Jepang, namun karena Jepang kemudian kalah

    dalam Perang Dunia II, seluruh wilayah iu kemudian diinggalkan Jepang. Belandaberusaha mengambil kembali Eas Indies namun idak sempa masuk kembali keAceh.

    Van Dijk juga berhasil menghubungkan dinamika poliik inernal ini dengandinamika poliik eksernal berupa konflik ideologis dan poliik di ingka pusa, yangkemudian memicu pemberonakan Beureueh. Sudi ini, enu saja kemudian akansanga membanu unuk menjelaskan dalam koneks apa, bagaimana sera kapan

    wacana ideologi dan poliik Beureueh dibenuk dan diransormasikan. Van Dijkjuga menjelaskan sediki enang peranan Hasan di iro di dalam pemberonakanDarul Islam, yang kemudian menjadi iik awal bagi perjuangan iro sebelum diamerumuskan kemerdekaan Aceh (Van Dijk, 1981: 318-319).

    Namun, sebagaimana juga Syamsuddin, van Dijk mengasumsikan konflikersebu sebagai perenangan anara dua kuub yang mengalami anagonisiksecara oal, yakni Islam versus Pancasila/kebangsaan sera senralisme versusrejionalisme. Sesungguhnya akan lebih menarik bila dielusuri bagaimana Beureueh

    menyusun inerpreasi aas imagined communiy, kemudian mempelajari mengapadan bagaimana Beureueh mendekonsruksi he imagined communiy o Indonesiadalam posisinya sebagai ulama Aceh, sera kemudian menghubungkannya dengan

    wacana Darul Islam, aau bahkan kemudian dengan epublik Persauan Islam yangheerogen secara ideologis. Dengan begiu akan lebih jelas bagaimana konsruksipemikiran dan keyakinan Beureueh dalam meliha komunias erbayang Indonesiamau pun idenias poliik Aceh dari perspekinya sebagai subjek yang parikular.

    Aceh Merdeka: Suatu itik Puncak Perjalanan AcehMonografi yang diulis im ell semakin mendekai maksud buku ini, karena

    okus kajian ell lebih kepada gerakan konemporer GAM. Dengan merekonsruksiseluruh perjalanan sejarah poliik sejak zaman kejayaan kerajaan Islam Aceh, masapendudukan Belanda dan Jepang, kemudian akhirnya ell memberikan analisisaas idenias poliik yang dibenuk iro. Ideologi GAM sediki melompai seruan

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    33/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    33

    langsung enang senimen enis dan kejayaan masa lalu dari Negara Aceh yangmandiri. ujuan jangka panjang Hasan di iros unuk Acheh-Sumaera adalahmendirikan suau konederasi negara-negara merdeka(ell, 1995: 65).

    Perlawanan ini diujukan unuk menjamin kelanggengan rakya Acheh-Sumaera sebagai sau bangsa, karena bangsa Jawa menghancurkan poliikmereka, warisan sosial budaya mereka, mengambil anah air mereka, dan menjarahase-ase ekonomi mereka (ell, 1995: 63-64). Namun, menuru ell (1995:63), argumen iro ini mengandung caca, sebab pandangan sejarah iro bersiasais sera erlampau banyak dipengaruhi romanisme aas kejayaan masa lalu.Hak eriorial Aceh sebagaimana diklaim iro juga erlampau banyak didasarkan

    kepada kekuasaan Sulan Iskandar Muda pada awal abad 17, suau periode dimanaAceh juga melakukan ekspansi dengan brual yang kurang lebih sama seperi yangdiuduhkannya kepada Indonesia-Jawa, yang juga pada masa iu menghadapiperlawanan dari daerah-daerah yang diaklukkannya. Selain iu, iro jugamengabaikan aka sejarah enang Makluma Ulama Seluruh Aceh Okober 1945

    yang secara egas mendukung kemerdekaan Indonesia. ell juga menambahkanbahwa keika Belanda melakukan invasi perama ahun 1873, kekuasaan kerajaanAceh saa iu idak lagi berlaku erhadap seluruh wilayah pulau Sumaera. erajaan

    Aceh sedang mengalami masa kemunduran di mana wilayah kekuasaannya, idaklebih sama dengan propinsi Aceh yang ada sekarang. Iu lah sebabnya, ell idaksepenuhnya menerima argumen kesejarahan yang dibangun iro.

    Lebih lanju, berbeda dengan Darul Islam pimpinan Abu Beureueh, Deklarasiemerdekaan Aceh juga sama sekali ak menyinggung issu agama dan cenderungsekuler (secular in naure). Meski pun dalam berbagai dokumen erulis mau punpernyaaan lainnya, Quran disebukan sebagai konsiusi negara, api penyebuanini lebih bersia insidenal. Bahkan, di masa 1980-an di mana GAM kembalimuncul dan issu mendirikan negara Islam sudah lebih eksplisi dinyaakan, eapsaja isu uama organisasi perlawanan ini adalah melawan kolonialisme Jawa yangmereka anggap elah menduduki wilayah anah air dan kekayaan alam Aceh (ell,1995: 64).

    Pemberonakan ini juga memiliki akar yang kua di dalam perubahan sosial,poliik dan ekonomi yang erjadi begiu cepa di Aceh pada masa Orde Baru. Di

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    34/136

    Hasan iro

    34

    sau sisi, eksplorasi sumber daya alam besar-besaran yang idak mengimbas kepadakesejaheraan rakya Aceh, elah menimbulkan rasa keidakadilan, eruama didaerah pedesaan. Di sisi lain, senralisasi dan penerasi birokrasi sipil dan milier dari

    pusa erhadap Aceh, elah mengeliminasi kekuaan-kekuaan poliik lokal yang adaselama ini. Perasaan kecewa diperlakukan pusa dan di engah-engah kekosongankepemimpinan alernai di Aceh, memberikan peluang kepada iro dan GAMunuk ampil mengarikulasikan idenias poliik Aceh (ell, 1995: 83-85). Dengankaa lain, meminjam bahasa Laclau, dampak-dampak keerlepasan (dislocaoryeffecs)elah menyebabkan idenias Aceh erhamba, dan sebaliknya karena iu pulamendorong nasionalisme aau idenias poliik Aceh bisa menjadi wacana ideologi-

    poliik yang hegemonik.Namun, kesimpulan ell enang pandangan sejarah iro yang menurunyacenderung sais dan ama dipengaruhi romanisme sejarah kejayaan masa lampau,merupakan pandangan yang lebih didasarkan kepada pandangan objeki enang

    bagaimana seharusnya sejarah pembenukan nasionalisme disusun. Padahal, biladiliha dari posisi iro sebagai subjek-akor poliik yang menasirkan imaginedcommuniy mengenai Aceh dari perspeki dirinya sendiri sebagai seorang okoh

    Aceh, maka semesinya yang harus dieksplorasi adalah mengapa argumenasi

    semacam iu dipakai oleh iro, bukan menilainya dari sudu pandang lain.Objekifias, bagaimana pun juga, idak erlalu relevan di dalam sudi Pos-Marxisaau discourse heory, yang lebih menyukai eksplorasi cara pandang aau perspeki-subjeki dari akor poliik iu sendiri.

    Selanjunya, James . Siegel, seorang ahli Aceh yang mengamai perjuanganrakya Aceh sejak perang melawan Belanda, revolusi kemerdekaan Indonesia,pemberonakan DI/II Beureueh dan GAM hingga saa ini, menyimpulkan bahwaseluruh perjalanan sejarah iu elah membenuk kemenjadian Acheh (he being o

    Aceh), yakni menjadi dirinya sendiri, yakni sau idenias erenu dimana orang Acehmerujuk kepada sau idenias yang lebih sempurna keimbang idenias asalnya(Siegel, 2000: 366). Sudi ini makin menarik, sebab Siegel kemudian mencobamenggali hubungan anara karaker kepribadian iro dengan wacana yang disusun.Dengan menyebu iro sebagai kerasukan ugas sejarah, Siegel mendeskripsikankepribadian iro yang berada di dalam dua kuub, yakni ingaan-ingaan enang

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    35/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    35

    Aceh sera peradaban Bara di mana masa kemaangannya erbenuk.iro menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah bergaya Bara milik Daud

    Beureueh di Bireuen, kemudian melanjukan pendidikan hukum di Universias

    Islam Indoensia di Yogyakara, unuk seerusnya mengambil PhD di AmerikaSerika. onflik dengan pemerinah Indonesia di masa pemberonakan DarulIslam membuanya memilih hidup di dalam pengasingan di Amerika Serika dankemudian berpindah ke Swedia hingga saa ini. Dia menikahi seorang perempuanBara dan memiliki seorang anak laki-laki darinya, bernama arim.

    Sayangnya, menuru Siegel iro idak menemukan jalan unuk menyaukaningaan-ingaan masa lampaunya dengan kehidupan kekinian sebab kepribadian

    iro dengan demikian mengandung dimensi-dimensi keerpecahan, keimbangerinegasi di dalam sinesa poliik, di dalam prakek kedua hal iu erpisah. Bagiiro, dunia poliik adalah masalah priva yang mesi diselesaikan di Aceh danerpisah dengan dunia bisnisnya yang sukses di Amerika. Lebih jauh, iro punmengklaim dirinya sebagai pimpinan keempa puluh sau Aceh yang meneruskankesulanan Aceh, dan karena iu diakdirkan memimpin rakyanya unuk merdeka.enu saja, akdir ini sekaligus menjadi legiimasi kepemimpinannya. Ini berbedadengan Sjahrir, okoh pergerakan Indonesia asal Minangkabau yang lama belajar

    dan inggal di Belanda. Bagi Sjahrir, Negeri Belanda masuk ke dalam Minangkabaudalam ari dia selalu menemukan pengggani dari nilai-nilai asalnya. Sebaliknya,iro menolak nilai penggani apa pun(Siegel, 2000: 353-359).

    Lebih jauh Siegel menggambarkan bahwa para pengiku iro adalah karakerkelompok masyaraka yang gagal mengarikulasikan rasa keidakadilan, dendamdan rauma mau pun ide-ide mereka. Mereka selalu membuuhkan pihak lain yangdianggap ooriai unuk membanu mereka mengarikulasikan perasaan kecewamau pun aspirasi mereka. Demikian pula di kalangan mahasiswa yang anusiasmendukung kemerdekaan. Meski pun sama sekali mereka ak mengenal iro aau

    bahkan ak pernah membaca ulisan-ulisannya dan ak berhubungan dengan GAM,bagi mereka Aceh Merdeka adalah simbol enang suau kehidupan yang lebihbaik dibandingkan kondisi yang mereka rasakan saa ini bersama Indonesia. Jalanmereka unuk masuk ke alam modern dihalangi. Mereka menemukan diri merekadi dalam Indonesia, sebagai orang Indonesia, eapi iu idak mencukupi (Siegel,

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    36/136

    Hasan iro

    36

    2000: 371). Dengan begiu, keinginan merdeka - bagi pengiku aau simpaisanGAM sera kelompok-kelompok mahasiswa ersebu -, adalah eskpresi melarikandiri dari masa lalu unuk mendapakan sau pengharapan masa depan yang lebih

    baik .Dari semua sudi di aas, sudi Siegel ini jusru yang paling menarik, di mana dia

    mencoba memahami wacana poliik dan ideologi iro dari sisi iro sebagai seorangakor sosial-poliik. Dengan cara yang sama, dia pun berhasil memahami mengapa

    wacana kemerdekaan Aceh menjadi hegemonik . Dia misalnya, bisa menunjukkanbahwa idenifikasi diri yang erhalangi aau siuasi kegagalan orang Acehmenemukan jai dirinya di dalam imagined communiy o Indonesia, menemukan garis

    sambung dengan kegagalan iro menginegrasikan Aceh dan Bara, sebagaimanaerliha di dalam wacana-wacana poliiknya. edua jenis kegagalan idenifikasi yangberbeda ini, pada akhirnya memunculkan sebuah mios Acheh Merdeka, sebagaiwacana ideologi poliik yang hegemonik dan berhasil memaahkan nasionalismeIndonesia.

    Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, sudi mengenai wacana ideologi-poliikiro ini akan lebih deil menginvesigasi bagaimana proses pembenukan ideniaspoliik Aceh dibenuk dan diransormasikan, dari waku ke waku, sera argumen-

    argumen apa yang dipakai iro unuk mendukung wacana Aceh Merdeka.Lebih jauh, bagaimana anagonisme sosial diormulasikan, logika perbedaan danpersamaan (logics o difference and equivalence)yang dipakai pada iap-iap babakansejarah, berdasarkan perspeki masing-masing okoh, di dalam koneks siuasi dankondisinya masing-masing.

    Dengan begiu, berbagai issu seperi pandangan kesejarahan iro mengenaiAceh, saus legal yang dipakai unuk mendukung myh and social imaginary baru,laar belakang iro dan rah keluarga iro yang lebih rinci, akan dimunculkan unukmenganalisis wacana yang dikonsruksi iro mau pun makna dari masing-masing

    wacana ersebu. arena ini sudi ini ingin memahami proses pembenukanidenias poliik, maka perlu pula menghadirkan wacana ideologi-poliik Abu DaudBeureueh, sebagai laar belakang sejarah yang menghanarkan pembaca memahami

    wacana milik iro, mau pun menjadi wacana pembanding.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    37/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    37

    Pada bagian ini, akan dijabarkan bagaimana proses pembenukan ideniaspoliik Aceh yang dibangun oleh iro, ermasuk argumenasi-argumenasi

    yang digunakan, baik hukum, sosio-poliik dan sosio-budaya dan kesejarahan.Selanjunya, karena proses pembenukan idenias poliik konemporer Aceh iniak erlepas dari pribadi iro sebagai perumus sekaligus pemimpin uamanya, makaproses perkembangan diri dan pemikirannya juga uru dibahas. Namun, sebelum

    iu perlu pula dibahas wacana Negara Islam Aceh yang pernah dirumuskan olehBeureueh, dimana iro juga iku erliba di dalam gerakan iu.3Asumsinya, prosespembenukan idenias poliik Aceh bukan lah proses sekali jadi, eapi melaluiserangkaian proses sejarah sebelumnya yang menandai hubungan Indonesia-Acehsejak proklamasi Indonesia.

    1. Wacana Negara Islam: Pemberontakan Darul Islam pimpinanengku Mohammad Daud BeureuehHancurnya kesulanan Aceh dan erjadinya kolaborasi para ulee balang dengan

    Belanda menyebabkan srukur masyaraka Aceh mengalami perubahan. Ulee

    IV.Dari Negara Islam menujuEtno-Nasionalisme Aceh

    3 Dalam berbagai catatan sejarah, Tiro disebut sebagai perwakilan Republik Islam Indonesia, namunmenurut Batubara, seorang kepercayaan Beureueh yang sekarang bermukim di Malaysia, Tiro malahdisebut sebagai Menteri Luar Negeri (lihat wawancara Batubara dengan Radio Nederland).

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    38/136

    Hasan iro

    38

    balang menjadi penguasa di iap-iap local dan dengan kekuasaan yang didapadari Belanda, menjadi kelas kapialis baru aau mirip semacam uan anah di Eropa.Fachry Ali, seorang pakar poliik asal Aceh, memaparkan bahwa srukur kolonial

    ini kemudian memunculkan ulama sebagai kekuaan masyaraka sipil andingan,idak saja kepada Belanda eapi juga kepada kekuasaan ulee balang. Dalam kondisiiu lah muncul sosok Daud Beureueh mewakili ulama progresi pada zamannya,idak saja memimpin perlawanan erhadap Belanda eapi pada akhirnya mengikishabis pengaruh ulee balang pasca proklamasi. Siegel membandingkan kemunculansosok ulama pemimpin seperi Beureueh dengan ulama besar yang ama erkenalseraus ahun sebelumnya yakni Habib Samalanga, seorang ulama yang milian dan

    progressi yang menggabungkan aqidah dan pekerjaan sosial (El Ibrahimy, 1982:228-229).Beureueh mewarisi kemarahan dan kekecewaan para ulama dan rakya

    Aceh yang ak berdaya di hadapan kekuaan kaphe (kafir). emunculannya jugasekaligus mewarisi gagasan agama yang berbeda yang meliha kehadiran srukurkolonial bermasalah secara eologis. Maka idak heran, keika gagasan nasionalismeIndonesia diceuskan, dia menganggap ide nasionalisme Indonesia sebagai alernai(Ali, empo: 2003: 54-55).4

    eseiaan erhadap republik kembali diperlihakan Beureueh dan ulama-ulamalain dengan memberikan dukungan yang luar biasa kepada pasukan I aas Agresi Idan II Belanda yang ingin kembali merebu Indonesia. uaraja, sekarang Banda Aceh,pernah menjadi pusa pemerinahan Pemerinahan Darura epublik Indonesia saapara pemimpin Indonesia diawan Belanda, dan Sjaruddin Prawiranegara ak kualagi menahan serangan di pusa pemerinahan PDI Buki inggi. eika adioepublik Indonesia di Yogyakara (pusa pemerinahan I) ak mampu mengudara,I di uaraja mengambil alih peranan radio resmi pemerinah republik.

    4 Jika para ulama mengeluarkan Maklumat Seluruh Ulama Aceh yang mendukung kemerdekaan RI,sebagian besar ulee balang justru bertindak sebaliknya. Puncak dari pertentangan ini adalah peristiwaCumbok yang melibatkan ribuan pasukan dari kedua belah pihak, bertempur dan menghasilkankorban yang cukup besar, kemudian dilanjutkan revolusi sosial yang digerakkan oleh kalangan Islam,nasionalis serta didukung sebagian kecil ulee balang yang sefaham dengan kaum republik, sekaligusmenandai pudarnya kekuatan ulee balang, digantikan sosok baru, yakni ulama.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    39/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    39

    Beureueh, dengan pengaruhnyajuga berhasil memobilisasi banuanmaerial berupa dua pesawa I

    yang perama, banuan senjaa seraala-ala kanor unuk kepeninganpemerinah I yang baru berdiri ini.ak heran bila Sukarno menyebu

    Aceh sebagai daerah modal bagiI, karena dukungan Aceh urumembanu republik baru ini berahan

    hingga keberhasilan diplomasi didalam onerensi Meja Bundar DenHaag, Belanda, ahun 1949, dimanapengakuan aas Indonesia diberikanBelanda.

    Sikap yang sama, kembalidiunjukkan Beureueh, keika .Mansyur dari Negara Sumaera

    imur mengundangnya menghadiri peremuan para pemimpin se Sumaera unukmemisahkan diri dari I. awaran dan undangan ini diolak Beuereuh secara egas(El Ibrahimy, 1982: pp. 245-246).

    Salah seorang okoh PPP, yang merupakan muridnya, menuurkan bahwa diapernah mengusulkan kepada Beureueh unuk menerima undangan . Mansyur,namun Beuereuh marah dan memukulnya dengan ongka sambil berkaa Dimanaakan kamu dapakan negara yang jelas-jelas mengaakan dirinya berdasarkaneuhanan Yang Maha Esa? (aufik Abdullah, empo, 2003: 26). Penolakan ini

    juga didasarkan keidaksukaan Beureueh akan bangkinya kekuaan bangsawan serainervensi Belanda yang erang-erangan memberikan dukungan bagi erbenuknyaepublik Indonesia Serika dimana . Mansyur adalah okoh Negara Sumaeraimur, bagian dari IS. Selanjunya, sura kabar Semanga Merdeka di Banda Acehmenguip pernyaaan Beuereuh pada anggal 23 Mare 1949 yang menegaskan

    bahwa Perasaan kedaerahan di Aceh idak ada, sebab iu kia idak bermaksud

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    40/136

    Hasan iro

    40

    unuk membenuk sau Aceh aya sebagai apanuli aya, Bengkulen aya dan lain-lain, karena kia di sini adalah bersemanga epubliken (emenerian Penerangan,1953: 292).

    eidaksukaan Beureueh kepada elemen-elemen epublik Indonesia Serikabahkan masih juga diperlihakan keika dia sudah melakukan pemberonakan.Dalam sau suranya kepada pemerinah pusa ia mengingakan kegiaan-kegiaanpenolan epublik Maluku Selaan di luar negeri yang merupakan api dalam sekam

    yang di suau keika akan memecah belah anah air (Geulanggang , 1956: 163).Namun, pandangan Beuereuh enang nasionalisme ini enu saja harus

    diahami dalam posisinya sebagai ulama Aceh, yang erinspirasi oleh kejayaan

    kerajaan Islam Aceh masa lampau. Boyd . Compon yang menulis buku emeluDemokrasi Liberal, sempa mewawancarai Beuereuh dua bulan sebelum pecahpemberonakan. Di dalam kegundahannya meliha perkembangan janji epublik

    yang ak kunjung dipenuhi, Beuereuh mengaakan bahwa impian rakya Aceh adalahmasa kejayaan Sulan Iskandar Muda, suau kejayaan Negara Islam pada masanya(Majalah empo, 2003: 32). Jadi, sebagai salah sau subjek poliik di dalam wacananasionalisme Indonesia, Beureueh memiliki penasiran yang berbeda mengenaikonsep kenegaraan dan hukum dengan kelompok-kelompok nasionalis semacam

    Sukarno. Baginya, idak ada awar menawar, bahwa Islam harus menjadi asas Negarayang sedang dibangun.

    Menuru Beureueh, sejalan dengan konsep Islam yang kaffah (oalias),maka syaria Islam bukan hanya unuk peribadaan (aqidah) semaa eapi juga

    bagi kemaslahaan duniawi dalam hal ini sosial , ekonomi, poliik, pendidikan(nidham). Cia-cia ini dengan eguh eap diperjuangkannya, bahkan sebelum iaurun gunung, Beuereuh masih sempa mengajukan draf perjanjian yang dia susundengan I, yang ininya menegaskan bahwa agama dan negara ak bisa dipisahkan.Di Aceh sendiri ama dikenal sebuah pepaah yang mengaakan hukom ngon adalagei za ngon sieu(hukum dengan ada seperi za dengan sia). arena iu puladaerah ini disebu dengan nama Seuramoe Makahaau Serambi Mekah (El Ibrahimy,1982: 30).

    Lebih lanju, Beureueh juga memiliki penasiran sendiri menyangku konsepkepemimpinan. Dalam Dakwah yang diulisnya, misalnya ia menguip surah Ali

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    41/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    41

    Imran aya 28 yang ininya menyerukan kepada orang Islam yang beriman unukidak mengambil orang-orang kafir menjadi wali5(Geulanggang, 1956: 54)

    Sebagaimana konsep Islam klasik, konsep kepemimpinan Islam aauimamah

    menjadi ama pening bagi Beureueh, yakni pemimpin yang bisa menjaminegaknya hukum-hukum Allah. Dengan cara pandang ini, maka pemerinahanSukarno yang menolak syaria Islam ia sebu sebagai bukan lah pemerinah I

    yang kia perjuangkan dalam ahun 1945 karena lebih mirip pemerinahanHindu berbaju nasional dan sanga mirip kepada komunis (Geulanggang, 1956:54). Selanjunya, pemerinahan seperi ini disebu Beureueh sebagai golongan yangidak beruhan sama sekali aau kafir (Geulanggang, 1056: 46-47) dan karena iu

    wajib dilawan. Lebih jauh Beureueh mengaakan: Umma Islam haram menaaiPancasila(Geulanggang, 1956: 31), dalam ari mulai menariksysem o differencedari ideologi yang diyakininya, yakni Islam dengan ideologi resmi Negara, yakniPancasila.

    Dengan menarik pembaas poliik (poliical onier)erhadap wacana ideologidan poliik Indonesia yang dipimpin Sukarno, berakiba erhadap pilihan sraegiperjuangan Beureueh. Beureueh mengaakan bahwa dengan jalan pemilihanumum umma Islam ak mungkin mencapai kemenangan(Geulanggang, 1956:

    31). Sebab, dengan pemerinah Sukarno elah berkali-kali menunda pelaksanaanPemilu sebagaimana dijanjikan, Beureueh idak meliha lagi ada upaya sungguh-sungguh unuk melaksanakan Pemilu yang benar-benar dapa menangkap aspirasimayorias umma Islam Indonesia.

    Selanujunya, Beureuh mulai mengguga ide poliik pemilu dan menegaskanbahwa baginya perjuangan menegakkan agama Allah, bukan lah menggunakansuara erbanyak, dan aau secara unjuk angan, eapi harus dengan kekerasan

    bersenjaa(Geulanggang, 1956: 57). Lebih jauh, dia menyebu masa penegakankemerdekaan Indonesia iu sebagai masa evolusi Nasional sehingga seluruhIndonesia di dalam keadaan perang (Geulangang, 1956: 29). Dalam hal iniBeuereuh memilih berada di bawah Negara Islam Indonesia dengan enara Islam

    5 Jamak dari kata wali adalah auliya berarti teman akrab, pemimpin, pelindung atau penolong (AlQuran dan terjemahannya, Departemen Agama, 1983: 80).

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    42/136

    Hasan iro

    42

    Indonesia di bawah pemerinah Imam arosuwiryo di Jawa Bara.isah heroisme semanga jihad fi sabilillah iu sendiri dibenarkan oleh

    anropolog-penaseha pemerinah kolonial Belanda, Snouck Hourgronje, juga ahli

    Aceh semacam Anhony eid, James . Siegel mau pun yang lain. Pada umumnyamereka menggambarkan beapa dahsyanya semanga perjuangan orang Acehmelawan musuh-musuh yang mereka sebu kaphe(kafir). Salah seorang pengikujik di iro, engku Pane ulu menulis syair dengan judul Prang Sabi, yang

    bukan saja memberikan semanga perjuangan mujahid pada masa iu eapi masihdinyanyikan oleh pejuang GAM dan rakya Aceh keika berjuang.

    Semanga perlawanan dengan perang jihad ini erbangun daru penggabungan

    anara keidakpercayaan erhadap pemerinah pusa (karena iu idak percaya padapenyelesaian konflik ideologi-poliik melalui Pemilu sebagaimana yang diawarkanpemerinah pusa) dengan pembenaran pada jalan perang yang mengasumsikanNegara dalam keadaan darura. Beureueh kemudian memobilisasi semua kekuaanperang yang memang selama ini di bawah kendalinya sebagai gubernur milier dansipil unuk Aceh, Langka dan anah aro. Perang jihad fisabilillah diserukan kepadarakya Aceh dengan mengaakan bahwa kamu sebenar-benarnya keurunan-keurunan pahlawan dan syuhada Aceh, yang syahid membela agama Islam dan

    bangsanya (Geulanggang , 1956: 59).Pemberonakan Beureueh enu memiliki sebab. Selain perenangan poliik

    dan ideologi baik di inernal pusa kekuasaan maupun di anara Aceh dan pusa,sera masalah ekonomi dan pendidikan di Aceh yang mora-mari, penggabunganpropinsi Aceh ke dalam propinsi Sumaera Uara adalah puncaknya. enu saja,penghapusan propinsi Aceh ini secara langsung berakiba kepada posisi poliikBeuereuh sebagai Gubernur Milier Aceh, Langka dan aro pada masa revolusimemperahankan kemerdekaan kemudian menjadi Gubernur sipil Aceh. Dia aklagi berkuasa dan pulang ke daerah asalnya di Sigli.

    ehilangan kekuasaan idak saja mengancam posisi Beureueh, eapi ulamasecara menyeluruh, apalagi kemudian posisi-posisi pening pemerinahan lokaldiberikan kepada kaum ulee balang, musuh poliik mereka di ingka lokal. Berkaiandengan iu Beuereuh mengaakan: Liha lah pemerinah I mengadudombakananara rakya dengan kaum ulee balang. epada rakya disuruh berperang dan

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    43/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    43

    keluarga-keluarga ulee balangdiangka menjadi bupai, wedana dan cama-cama diseluruh daerah Aceh (Geulanggang, 1956: 61).

    ekuairan aas nasib diri juga iku menjadi akor dengan beredarnya black

    lisyang berisi dafar 190 nama okoh Aceh yang akan diangkap pemerinah pusaermasuk Beuereuh. Banyak pihak meragukan kebenaran dafar yang beredar iu,eapi sejarawan Cornelis Van Dijk mempercayainya sebagai aka. Beuereuh sendiripernah mengirim sura ke Presiden Sukarno unuk memina klarifikasi aas semuauduhan yang dierimanya sera ulama lain.

    Akhirnya, pada 21 Sepember 1953, Beureueh memproklamasikan NegaraIslam Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang diproklamasikan

    SM arosuwiryo. Selengkapnya proklamasi Negara Islam Aceh adalah sebagaiberiku:

    engku Mohammad Daud Beureueh dipilih sebagai epala Negara danengku Husin Almujahid sebagai eua Majelis Syuro aau badan legislai,semenara abine Negara Islam Aceh iu anara lain:

    Proklamasi

    Berdasarkan pernyaaan berdirinya Negara epublik Islam Indonesia pada

    anggal 12 Syawal 1368/7 Agusus 1949, oleh Imam S.M arosuwir yo,

    maka dengan ini kami nyaakan, DAERH ACEH DAN SEIANYA

    menjadi bahagian dari pada NEGAR ISLAM INDONESIA

    ALLAHU ABA ! ALLAHU ABA ! ALLAHU ABA !

    Aceh Darussalam

    13 Muharram 1372

    20 Sepember 1953

    Aas nama

    Umma Islam Daerah Aceh

    dan sekiarnya

    engku M. Daud Beureueh (Geulanggang, 1956: 27).

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    44/136

    Hasan iro

    44

    1. Perdana Meneri: Hasan Ali2. Meneri Dalam Negeri: Hasan Ali3. Meneri euangan dan kesehaan: . A Hasan

    4. Meneri Perahanan: olonel Husin Jusu5. Meneri Ekonomi/esejaheraan: .M. Arifin6. Meneri ehakiman: engku Zainal Abidin7. Meneri Pendidikan: engku M. Ali asim8. Meneri Penerangan: A.G. MuiaraOrganisasi ini kemudian pecah menjadi dua, sau di bawah Dewan Revolusi

    yang menunjuk Al Mujahid sebagai seorang epala Negara diikui Hasan Saleh dan

    Ayah Gani dan sau kelompok lagi yang eap dipimpin Beuereuh, Iljas Leube dankelompok Hasan Ali. eduanya memiliki perbedaan akik dan sraegi di dalambernegosiasi dengan pemerinah pusa dimana jaringan Beuereuh masih eap sulimenerima awaran kompromi yang diusulkan pemerinah Indonesia.

    Impian Beuereuh mengenai myh Ad Daulaul Islamiyah, dimana paling idakberlangsung di Aceh adalah harga mai. Perang pun berlangsung hingga ahun1962. Akhirnya dengan pendekaan diplomasi eruama oleh olonel M. Jasin,pura Aceh yang menjaba sebagai Panglima ODAM Iskandar Muda berhasil

    membuanya urun gunung, namun semanganya unuk eap memperjuangkanNegara berideologi Islam ak pernah lunur.

    Dalam sura-suranya kepada Jasin, ia erliha mulai melunak dan menyadaripasukannya mulai mengecil sera pecahnya gerakan Darul Islam menjadi duaaksi aksi Darul Islam pimpinan Beureueh dan aksi Dewan evolusi pimpinan

    Al Mujahid dan Hasan Saleh sera menyerahnya sebagian pimpinan pasukanermasuk Perdana Meneri Darul Islam, Hasan Aly. Namun, Beuereuh eap sajamenyerukan Dakwah kepada Jenderal Nasuion dan Jasin mengenai kewajibanumma Islam menegakkan negara berasaskan Islam, yakni berlandaskan kepadaQuran dan Sunah asul. Nasuion menjawab sura Beuereuh dengan mengaakan

    bahwa semua perminaannya sudah erjawab di dalam kepuusan pemerinah,inggal bagaimana mengisi wadah hukum yang elah diberikan ersebu. Namun,Beureueh marah dan menganggap kepuusan iu ak ada arinya sama sekali bagiapa yang dia dan rakya Aceh perjuangkan (El Ibrahimy, 1982: 186-188).

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    45/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    45

    Dalam perspeki eologis orang semacam Beureueh, Negara dan Islam,adalah dua hal yang ak erpisahkan, sebab menurunya poliik adalah sebahagiandari agama yang kami anu (Geulanggang, 1956: 46). Jika sebelumnya dia melihaBelanda dan ulee balang yang pro Belanda, secara eologis adalah Yang lain aauoher yang mencegah idenias orang Aceh, maka kemudian pemerinahanIndonesia yang berdasarkan Pancasila, kebangsaan ini lah Oher yang baru aaumusuh baru yang menghalangi hasranya membangun Ad Daulaul Islamiyahdi Aceh aau lebih luas lagi di seluruh Indonesia. Dalam koneks Negara dalamperspeki eologis semacam ini, enu saja Beureueh aau ulama yang lain beradadalam posisi ama pening. Menghalangi proses pembenukan poliik Islam Aceh

    berari sekaligus mengganggu peran dan posisi ulama, sebagaimana yang kemudianerbuki dialami Beureueh lewa peminggiran peran dan posisi poliiknya.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    46/136

    Hasan iro

    46

    Namun, Beureueh sesunguhnya bukan lah orang yang idak menyadarikeberagaman Indonesia. Dia berulang kali menegaskan bahwa paling idak syariaIslam dierapkan di wilayah Aceh. Inklusifisme ini erliha jelas keika Beureueh

    kemudian erliba di dalam epublik Persauan Indonesia yang secara ideologisheerogen, dimana dia menjaba sebagai Wakil Presiden. Inklusifisme ini erliha jelasdi dalam onsiusi PI pasal 1 aya 2 menjamin kemerdekaan iap-iap pendudukaau golongan unuk memeluk agamanya aau kepercayaannya masing-masing danunuk beribadah sera hidup bermasyaraka sesuai dengan syaria agamanya aaukepercayaannya (El Ibrahimy, 1982: 203). Pasal ini lebih inklusi dibandingkandengan Piagam Jakara yang hanya menekankan kewajiban menjalankan syaria

    Islam kepada pemeluknya dan idak mengaur hal yang sama kepada pemelukagama aau kepercayaan lain. Benuk Negara PI juga menunjukkan bahwaBeureueh memperjuangkan konsep ederalisme dimana Aceh sebagai basis

    wilayahnya dan beberapa daerah lain yang memiliki kesamaan sosiologis, enu sajaakan menjalankan syaria Islam. Myh o Ad Daulaul Islamiyah dalam koneks iniakan berlaku di wilayah-wilayah erenu. Sebaliknya, berkaian dengan Sura AliImran aya 28 yang dia jadikan salah sau dasar menyusun konsep kepemimpinan,dalam koneks PI idak memiliki persoalan, karena Presiden PI adalah Sjaruddin

    Prawiranegara, seorang okoh Masyumi, parai Islam erbesar saa iu yang secaraideologis sama dengannya.

    Meski pun belakangan seelah perjuangan PI gagal, Beureueh mendirikanepublik Islam Aceh, dalam ari kembali ke iik asal, yakni Islam Aceh yangdiempakan sebagai basis unuk menasirkan seiap wacana imagined communiy.

    2. Gerakan Acheh Merdeka Hasan iro: Wacana KontemporerNasionalisme Acehenu saja, lahirnya wacana baru enang Negara Acheh harus diahami sebagai

    hasil dari kulminasi kekecewaan erhadap nasionalisme Indonesia. PemberonakanDarul Islam yang dipimpin Abu Beureueh di mana iro juga iku erliba adalahawal dari perenangan ideologi-poliik anara Aceh dan Indonesia. Puncaknyaadalah pada masa pemerinahan Orde Baru yang mengeksplorasi sumber daya alam

    Aceh secara besar-besaran api urung memperhaikan kesejaheraan masyarakanya.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    47/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    47

    eidakadilan ekonomi makin diperburuk dengan pendekaan milierisik yangmenimbulkan banyak korban jiwa di Aceh.

    Aspek Kesejarahan dan Status Hukum Negara AchehSelanjunya, iro pun mulai mengguga keberadaan Aceh dari keikuseraannya

    di dalam imagined communiy Indonesia. Dengan melakukan rekonsruksi sejarahdia memberikan argumenasi sejarah dan hukum sebagai beriku:

    Eksistensi Kerajaan AchehMenuru iro, rausan ahun sebelum Indonesia erbenuk, Aceh elah

    menjadi sebuah enias poliik sendiri, yang bukan saja besar dan makmur, eapi jugadiakui dunia inernasional. Misalnya, ujuh ahun sebelum invasi perama Belandaahun 1873, Larouse Grand Dicionaries Universelle elah menggambarkan bahwa

    Acheh-Sumaera adalah suau bangsa yang domiman di Indie. Inormasi yang samadiulis oleh La Grande Encyclopedie ahun 1874 juga menjelaskan kekuaanAchinaauAchemyang dahsya berempur melawan serangan Porugis pada ahun 1582,dan bangsa ini ak erkalahkan. Semenara Damse dalam bukunya He Volk van

    Ajeh menuru iro juga menyaakan bahwa dari awal abad 17 perbaasan Acheh

    di Sumaera elah mencapai Selaan sampai Palembang dan Bengkulu dan diSemenanjung Malaya ermasuk Perak, edah dan Pahang (iro, 1980: 1-2).6

    Pengakuan akan keberadaan Negara Acheh juga erliha di dalam sebuahraka (perjanjian inernasional) anara Sulan Acheh denganKing James 1 o Briain

    yang anara lain mengaakan harus ada suau perdamaian abadi, persahabaan danaliansi perahanan di anara Negara-negara berkuasa dan subjek-subjek para pihak

    yang erika perjanjian ingka inggi, unuk idak memberikan banuan apa punkepada musuh dari masing-masing pihak (ASNLF, Acehnese Hisory, para.1).Selain iu hubungan baik juga dibangun dengan USA, Porugal, Perancis, erajaanBelanda dan urki. Dari penjelasan sejarah Aceh ini maka iro menyimpulkan

    6 Palembang adalah ibu kota Sumatera Selatan yang dulunya terkenal dengan kerajaan Sriwijayasementara Bengkulen atau Bengkulu adalah satu propinsi di ujung selatan pulau Sumatera. Perak,Kedah dan Pahang adalah kota-kota pelabuhan besar di Malaya atau Malaysia sekarang.

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    48/136

    Hasan iro

    48

    bahwa Acheh jauh lebih dulu ada keimbang I, yakni sau bangsa benukan/palsu(a abricaed naion)yang ak jelas asal-usulnya (iro, 1980: 7 ).

    Namun kemudian hubungan dengan Belanda mengalami gangguan. Dengan

    alasan bahwa Aceh melakukan penyerangan dan perampokan erhadap kapal-kapal dagang dari Eropah di Sela Malaka sera memperdagangkan budak, pada 5

    April, 1873 Belanda melakukan penyerangan erhadap Acheh. Sebelum melakukanserangan, Belanda memina Sulan Acheh unuk meninggalkan kekhaliahanIslam dan sebaliknya bersumpah seia kepada erajaan Belanda..(iro, 1980: 3).

    iro menguip sura jawaban Sulan Acheh yang ininya mengaakan Bagiagama dan bendera kami, seiap orang Aceh akan siap sedia menumpahkan darahnya

    sampai iik penghabisan (iro, 1980: 3). Pengganian keseiaan dari kekhaliahanIslam Otoman urki kepada erajaan Belanda adalah sama dengan bangsa Achehmeninggalkan agamanya, begiu iro menggambarkan sikap para pemimpin Acehpada masa iu. Sekaligus iro ingin menegaskan karaker kepemimpinan yang adadi Aceh, yang aa kepada suau perjanjian, aa pada suau keyakinan yang dianu,dan karenanya siap menanggung resiko dari apa pun yang mungkin erjadi aassegala pilihan sikap ersebu.

    Selanjunya iro mengisahkan akiba dari konsisensi sikap ersebu, erjadilah

    perempuran Bandar Acheh, dipimpin Jenderal ohler. Belanda mengerahkan 10ribu pasukan dan membombardir ibu koa Aceh iu. Namun sebagaimana diulisoleh Te London IMES pasukan Belanda dipukul mundur dengan kekalahan elakdan Jenderal ohler pun mai erbunuh. Dalam perdebaan di parlemen Belanda,seorang anggoa menyaakan kekalahan ini sebagai pukulan yang memalukan bagipemerinah Belanda di dunia imur (iro, 1980: 3).

    New Yourk imes, May 15, 1873, juga menulis kekalahan Belanda iudan mengingakan bahwa jauh sebelum perang ini, kerajaan Acheh yang sudahmembangun hubungan dengan James I dari Inggeris, pernah pula mengalahkanPorugis di Malaka. Pada erbian 30 Mei, 1873, koran yang sama menjelaskan bahwaBelanda kelihaannya akan melakukan penyerangan kembali. eapi Sulan Achehelah mengirimkan uusan ke Eropa unuk membeli perlengkapan senjaa ambahan.Sulan yang kaya ini memiliki peralaan empur yang cukup sera memiliki banyakpejuang. Selanjunya, 15 Juli 1873, kembali koran ini menulis bahwa meskipun

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    49/136

    Dari Imajinasi Negara Islam ke Imajinasi Etno-NasionalisFrom the Imagination of an Islamic State to the Imagination of Ethnonationalism

    49

    mereka bersimpai kepada kekuaan risen Beradab yang melawan segerombolanpencuri, penjaha yang kejam dan para perompak, namun ampaknya Belanda akankembali menghadapi orang-orang berani dan angguh dalam memperahankan

    anah air, bendera dan keyakinan mereka melawan penjajah yang serakah. Beriakekalahan iu juga diulis Te Naion o New York, May 15, 1873, Te LondonEconomis, Basira Isambul pada May dan June 1873 sera LA UQUI and

    JEVAIB (iro, 1980: 3-5).Segera seelah kekalahan ersebu, Presiden Amerika Serika, Ulysess S

    Gran mengeluarkan pernyaaan neralias dan keidakseraan USA aas perangersebu dan mendesak negara-negara lain mengambil sikap yang sama. Sikap ini

    kemudian diikui oleh Perancis dan Unied ingdom, semenara urki, Jermandan Iali lebih memilih mendukung kerajaan Acheh. Bagi iro, aka sejarah inisemakin meyakinkan dirinya bahwa dunia inernasional elah sejak lama mengakuikeberadaan Aceh (iro, 1980: 5). emenangan dan dukungan ini sekaligusmenunjukkan bahwa Sulan Acheh memiliki kemampuan diplomaik dan milier(iro, 1973: 4).

    Pada Hari Naal, 1873, Belanda kembali melakukan serangan kedua denganmengerahkan 15 ribu pasukan dipimpin Jenderal van Sweien. eapi, kembali

    Negara Acheh eap mampu berahan. Beberapa ahun seelah van Swieen pensiundia menyaakan bahwa serbuan ke Aceh adalah merupakan sau kesalahan sebabernyaa Acheh ak bisa diaklukkan dan perang berlaru-laru ini elah menelanerlalu banyak korban. Dia mendesak pemerinah Belanda unuk menghenikanpeperangan dan membua perjanjian perdamaian dengan Aceh namun desakanini ak diindahkan pemerinah Belanda. Akibanya erjadilah perang berlaru-laru

    yang memakan korban rausan ribu orang dari kedua belah pihak.iro menamakan perang dari generasi ke generasi ini sebagaiTe One Hundred

    Years War o oday(iro, 1980: 5-6). Di dalam pidao Peringaan 100 ahun PerangBandar Ajeh, 23 April 1976, iro menggambarkan perang ini sebagai:

    sau di anara perempuran yang pening di dalam sejarah dunia sebab

    perang ini mencerminkan nilai-nilai dan saus relai dari dua pihak yang

    berikai mewakili ras-ras yang berbeda, budaya yang berbeda dan peradaban

  • 8/12/2019 Hasan Tiro _Dari Imajinasi Negara Islam Ke Imajinasi Etno-Nasionalis

    50/136

    Hasan iro

    50

    yang berbeda: yang sau mewakili bangsa kuli puih, Eropa dan ras risen;

    yang lainnya mewakili bangsa aau ras kuli cokla , Melayu dan Muslim.

    (iro, 1973: 3).

    Selanjunya, iro mengaakan Pesan yang idak erbanahkan dann kepuusanyang idak dapa diubah dari Perempuran Bandar Ajeh, diuliskan dengan darah,bahwa ras Melayu bukan lah dan idak akan pernah menjadi suau milier yangbodoh, sebagaimana banyak bangsa Eropa mengira, eapi cukup mampu. Inga,kemenangan Bandar Ajeh erjadi 69 ahun sebelum Jepang mengalahkan Inggerisdi Singapura, dan 81 ahun sebelum bangsa Vienam mengalahkan Perancis di

    Dienbienphu ! (iro, 1973: 3).

    Pemindahan Illegal dan Self-Determination AchehBerdasarkan aka-aka sejarah ini, menuru iro, maka perjanjian penyerahan

    kedaulaan yang dihasilkan onerensi Meja Bundar, 27 Desember 1949, di DenHaag, Belanda dimana semua bekas wilayah koloni Belanda, ermasuk Aceh menjadi

    wilayah epublik Indonesia adalah suau ranser yang illegal. arena secara deacomaupun de jureAceh idak pernah akluk kepada Belanda, maka berdasarkan

    esolusi PBB 1514-XV, idak ada hak Belanda menyerahkan wilayah yang masihberdaula aas dirinya, yakni Aceh, kepada Indonesia.

    edaulaan di dalam sebuah koloni aau di dalam sebuah wilayah non-selgoverning, idak erleak di angan kekuasaan penjajah aau di angan penguasa,eapi berada di angan rakya jajahan aau wilayah iu esolusi PBB 1514-XV((iro, 1980: 8 dan