17
ISSN 16935969 Media https://amptajurnal.ac.id/index.p Doi: 10.36275/mws MEMBANGUN IMA PERJALANAN Rista 1 ,N 1 Sekolah Tinggi Pariwisata Penelitia pengalam mengan tujuh fa atraksi t atraksi d dengan pustaka menunju memban berkunju mitos yang disampaikan oleh sebagai tempat yang indah di selama berwisata di Tamansar dominan membangun imaji Aksesibilitas eksternal (2) fakt Kata Kunci: wisata heritage, BUILDING TOURISM IM CULTU This research aims to build cultural heritage tourism area. seven factors: lodging and din accessibility, safety and em information services. Data co literature study through descri of the bathing pool was the mo the main reason for tourists conveyed by tour guides and t experiences gained by tourists the location. The most domin experience are (1) external a nearby attractions Keywords: heritage tourism, to Histori Artikel Submitted: 20 September 2019 Reviewed: 1 Oktober 2019 Accepted: 1 November 2019 Published: 15 November 2019 a Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 php/MWS AJINASI WISATAWAN MELALUI PENG DI KAWASAN WISATA WARISAN BUD Nikasisus Jonet Sinangjoyo 2 , Fian Damasdino 3 a AMPTA Yogyakarta, Indonesia, Email: ristayasin19 ABSTRAK an ini bertujuan untuk membangun imajinasi man perjalanan di kawasan wisata warisa nalisis imajinasi yang diperoleh wisatawan den aktor : fasilitas penginapan dan makan, ak terdekat, aksesibilitas eksternal, sistem kesela di tempat dan penyediaan layanan informasi. cara observasi, wawancara, FGD, dokum melalui analisis data kualitatif deskriptif ukkan bahwa mitos kolam pemandian palin ngun imajinasi wisatawan dan menjadi alasa ung ke Tamansari. Umumnya wisatawan bi h pemandu wisata dan cenderung menggam masa lalu. Pengalaman perjalanan yang did ri yaitu mitos, sejarah, dan aktivitas di lokasi. inasi wisatawan melalui penglaman perja tor atraksi di tempat yiatu mitos (3) atraksi te wisatawan, pengalaman, imajinasi MAGINATION THROUGH TRAVEL EX URAL HERITAGE TOURISM AREA ABSTRACT the imagination of tourists through travel a. The author analyzes the imagination gaine ning facilities, internal accessibility, nearby a mergency systems, on-site attractions and ollection by observation, interview, FGD, d iptive qualitative data analysis. The results sh ost dominant in building the imagination of t visiting Tamansari. Generally tourists can tend to portray Tamansari as a beautiful place s during a tour in Tamansari are myths, histo nant factors that build the imagination of tou accessibility (2) attraction factors in places ourists, experience, imagination EISSN 26858436 GALAMAN DAYA [email protected] i wisatawan melalui an budaya. Penulis engan menggunakan ksesibilitas internal, amatan dan darurat, . Pengumpulan data mentasi, dan studi f. Hasil penelitian ng dominan dalam an utama wisatawan isa membayangkan mbarkan Tamansari dapatkan wisatawan . Faktor yang paling alanan adalah (1) erdekat. XPERIENCE IN experiences in the ed by tourists using attractions, external the provision of documentation, and howed that the myth tourists and became imagine the myths e in the past. Travel ory, and activities at urists through travel s where myths (3)

MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWSDoi: 10.36275/mws

MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI PENGALAMANPERJALANAN DI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA

Rista1, Nikasisus Jonet Sinangjoyo2, Fian Damasdino3

1Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta, Indonesia, Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membangun imajinasi wisatawan melaluipengalaman perjalanan di kawasan wisata warisan budaya. Penulismenganalisis imajinasi yang diperoleh wisatawan dengan menggunakantujuh faktor : fasilitas penginapan dan makan, aksesibilitas internal,atraksi terdekat, aksesibilitas eksternal, sistem keselamatan dan darurat,atraksi di tempat dan penyediaan layanan informasi. Pengumpulan datadengan cara observasi, wawancara, FGD, dokumentasi, dan studipustaka melalui analisis data kualitatif deskriptif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa mitos kolam pemandian paling dominan dalammembangun imajinasi wisatawan dan menjadi alasan utama wisatawanberkunjung ke Tamansari. Umumnya wisatawan bisa membayangkan

mitos yang disampaikan oleh pemandu wisata dan cenderung menggambarkan Tamansarisebagai tempat yang indah di masa lalu. Pengalaman perjalanan yang didapatkan wisatawanselama berwisata di Tamansari yaitu mitos, sejarah, dan aktivitas di lokasi. Faktor yang palingdominan membangun imajinasi wisatawan melalui penglaman perjalanan adalah (1)Aksesibilitas eksternal (2) faktor atraksi di tempat yiatu mitos (3) atraksi terdekat.

Kata Kunci: wisata heritage, wisatawan, pengalaman, imajinasi

BUILDING TOURISM IMAGINATION THROUGH TRAVEL EXPERIENCE INCULTURAL HERITAGE TOURISM AREA

ABSTRACTThis research aims to build the imagination of tourists through travel experiences in thecultural heritage tourism area. The author analyzes the imagination gained by tourists usingseven factors: lodging and dining facilities, internal accessibility, nearby attractions, externalaccessibility, safety and emergency systems, on-site attractions and the provision ofinformation services. Data collection by observation, interview, FGD, documentation, andliterature study through descriptive qualitative data analysis. The results showed that the mythof the bathing pool was the most dominant in building the imagination of tourists and becamethe main reason for tourists visiting Tamansari. Generally tourists can imagine the mythsconveyed by tour guides and tend to portray Tamansari as a beautiful place in the past. Travelexperiences gained by tourists during a tour in Tamansari are myths, history, and activities atthe location. The most dominant factors that build the imagination of tourists through travelexperience are (1) external accessibility (2) attraction factors in places where myths (3)nearby attractions

Keywords: heritage tourism, tourists, experience, imagination

Histori Artikel

Submitted:20 September 2019

Reviewed:1 Oktober 2019

Accepted:1 November 2019

Published:15 November 2019

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWSDoi: 10.36275/mws

MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI PENGALAMANPERJALANAN DI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA

Rista1, Nikasisus Jonet Sinangjoyo2, Fian Damasdino3

1Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta, Indonesia, Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membangun imajinasi wisatawan melaluipengalaman perjalanan di kawasan wisata warisan budaya. Penulismenganalisis imajinasi yang diperoleh wisatawan dengan menggunakantujuh faktor : fasilitas penginapan dan makan, aksesibilitas internal,atraksi terdekat, aksesibilitas eksternal, sistem keselamatan dan darurat,atraksi di tempat dan penyediaan layanan informasi. Pengumpulan datadengan cara observasi, wawancara, FGD, dokumentasi, dan studipustaka melalui analisis data kualitatif deskriptif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa mitos kolam pemandian paling dominan dalammembangun imajinasi wisatawan dan menjadi alasan utama wisatawanberkunjung ke Tamansari. Umumnya wisatawan bisa membayangkan

mitos yang disampaikan oleh pemandu wisata dan cenderung menggambarkan Tamansarisebagai tempat yang indah di masa lalu. Pengalaman perjalanan yang didapatkan wisatawanselama berwisata di Tamansari yaitu mitos, sejarah, dan aktivitas di lokasi. Faktor yang palingdominan membangun imajinasi wisatawan melalui penglaman perjalanan adalah (1)Aksesibilitas eksternal (2) faktor atraksi di tempat yiatu mitos (3) atraksi terdekat.

Kata Kunci: wisata heritage, wisatawan, pengalaman, imajinasi

BUILDING TOURISM IMAGINATION THROUGH TRAVEL EXPERIENCE INCULTURAL HERITAGE TOURISM AREA

ABSTRACTThis research aims to build the imagination of tourists through travel experiences in thecultural heritage tourism area. The author analyzes the imagination gained by tourists usingseven factors: lodging and dining facilities, internal accessibility, nearby attractions, externalaccessibility, safety and emergency systems, on-site attractions and the provision ofinformation services. Data collection by observation, interview, FGD, documentation, andliterature study through descriptive qualitative data analysis. The results showed that the mythof the bathing pool was the most dominant in building the imagination of tourists and becamethe main reason for tourists visiting Tamansari. Generally tourists can imagine the mythsconveyed by tour guides and tend to portray Tamansari as a beautiful place in the past. Travelexperiences gained by tourists during a tour in Tamansari are myths, history, and activities atthe location. The most dominant factors that build the imagination of tourists through travelexperience are (1) external accessibility (2) attraction factors in places where myths (3)nearby attractions

Keywords: heritage tourism, tourists, experience, imagination

Histori Artikel

Submitted:20 September 2019

Reviewed:1 Oktober 2019

Accepted:1 November 2019

Published:15 November 2019

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWSDoi: 10.36275/mws

MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI PENGALAMANPERJALANAN DI KAWASAN WISATA WARISAN BUDAYA

Rista1, Nikasisus Jonet Sinangjoyo2, Fian Damasdino3

1Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta, Indonesia, Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membangun imajinasi wisatawan melaluipengalaman perjalanan di kawasan wisata warisan budaya. Penulismenganalisis imajinasi yang diperoleh wisatawan dengan menggunakantujuh faktor : fasilitas penginapan dan makan, aksesibilitas internal,atraksi terdekat, aksesibilitas eksternal, sistem keselamatan dan darurat,atraksi di tempat dan penyediaan layanan informasi. Pengumpulan datadengan cara observasi, wawancara, FGD, dokumentasi, dan studipustaka melalui analisis data kualitatif deskriptif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa mitos kolam pemandian paling dominan dalammembangun imajinasi wisatawan dan menjadi alasan utama wisatawanberkunjung ke Tamansari. Umumnya wisatawan bisa membayangkan

mitos yang disampaikan oleh pemandu wisata dan cenderung menggambarkan Tamansarisebagai tempat yang indah di masa lalu. Pengalaman perjalanan yang didapatkan wisatawanselama berwisata di Tamansari yaitu mitos, sejarah, dan aktivitas di lokasi. Faktor yang palingdominan membangun imajinasi wisatawan melalui penglaman perjalanan adalah (1)Aksesibilitas eksternal (2) faktor atraksi di tempat yiatu mitos (3) atraksi terdekat.

Kata Kunci: wisata heritage, wisatawan, pengalaman, imajinasi

BUILDING TOURISM IMAGINATION THROUGH TRAVEL EXPERIENCE INCULTURAL HERITAGE TOURISM AREA

ABSTRACTThis research aims to build the imagination of tourists through travel experiences in thecultural heritage tourism area. The author analyzes the imagination gained by tourists usingseven factors: lodging and dining facilities, internal accessibility, nearby attractions, externalaccessibility, safety and emergency systems, on-site attractions and the provision ofinformation services. Data collection by observation, interview, FGD, documentation, andliterature study through descriptive qualitative data analysis. The results showed that the mythof the bathing pool was the most dominant in building the imagination of tourists and becamethe main reason for tourists visiting Tamansari. Generally tourists can imagine the mythsconveyed by tour guides and tend to portray Tamansari as a beautiful place in the past. Travelexperiences gained by tourists during a tour in Tamansari are myths, history, and activities atthe location. The most dominant factors that build the imagination of tourists through travelexperience are (1) external accessibility (2) attraction factors in places where myths (3)nearby attractions

Keywords: heritage tourism, tourists, experience, imagination

Histori Artikel

Submitted:20 September 2019

Reviewed:1 Oktober 2019

Accepted:1 November 2019

Published:15 November 2019

Page 2: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 104

PENDAHULUAN

Sektor pariwisata merupakan industriperdagangan jasa terbesar di dunia yang saatini mampu menyerap tenaga kerja. Salah saturagam jenis wisata yang berkembang diIndonesia adalah pariwisata warisan budaya.Warisan/cagar budaya adalah warisan budayabersifat kebendaan berupa benda cagarbudaya, bangunan cagar budaya, strukturcagar budaya, situs cagar budaya, dankawasan cagar budaya di darat dan/atau di airyang perlu dilestarikan keberadaannyakarena memiliki nilai penting bagi sejarah,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,dan/atau kebudayaan melalui prosespenetapan (Undang-Undang Nomor 11Tahun 2010).

Yogyakarta merupakan kota yangdikenal sebagai daerah tujuan wisata yangsangat populer di Indonesia. Yogyakarta jugaterkenal sebagai kota sejarah karenamayoritas terdapat peninggalan bersejarahberupa candi berusia ribuan tahun danbangunan peninggalan kerajaan jamandahulu yang masih dapat dinikmati hinggasaat ini. Setiap peninggalan bersejarahtersebut memiliki nilai khas dan keunikantersendiri. Salah satu hal yang menjadi dayatarik dari sebuah peninggalan di Yogyakartaadalah cerita rakyat (folklore).

Salah satu destinasi wisata yang terkenaldengan cerita rakyatnya adalah Tamansari.Tamansari (water castle) merupakan sebuahkawasan warisan budaya Keraton KesultananYogyakarta yang masih berdiri kokoh.Tamansari memiliki keindahan padaarsitektur bangunan yang kuno danpemandangan yang indah.

Selain keindahan yang dimilikibangunan Tamansari juga penuh dengancerita mitos. Beberapa cerita Tamansari yangterkenal adalah cerita mengenai kolampemandian raja dan selir-selirnya. Padazamannya, selain Sultan, hanya paraperempuan yang diizinkan untuk masuk kekompleks ini. Ini dikarenakan semuaperempuan (permaisuri, istri/selir dan paraputri sultan) yang masuk ke dalam Tamansarihanya memakai baju kain penutup dada (kain

kemben), sehingga selain perempuan dilarang keras oleh sultan untuk masuk keTamansari.

Imajinasi adalah daya pikir untukmembayangkan atau menciptakan “gambar”yang mencakup kondisi, karangan, lukisan,atau lainnya, dari sebuah kejadianberdasarkan kenyataan atau pengalamanseseorang. Melalui proses imajinasi ini,individu secara langsung terhubung denganalam atau benda-benda alami. Dengandemikian, ada proses siklus antara imajinasikeindahan estetika alami dan kepuasankeindahan yang mendorong imajinasi lebihlanjut. Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Xiaobo Su (2010)menunjukan bagaimana wisatawanmembayangkan suatu tempat wisata sebagaitujuan sejarah.

Imajinasi wisatawan memainkan peranpenting dalam menginstruksikan konsumsimereka. Konsumsi pariwisata termasukmenatap, menyentuh dan mendengarkan.Melalui menatap, wisatawan menangkapkeindahan bangunan melalui sentuhan,mereka membangun ekonomi dan koneksisosial dengan lingkungan sekitar, melaluimendengarkan, mereka mengembangkanlebih banyak keterlibatan dengan budayalokal untuk memverifikasi bahwa suatutempat tersebut memang unik. Ketikamengunjungi wisata yang merupakanpeninggalan masa lalu, wisatawaan seakan-akan sedang diajak berwisata ke masa lalu.Imajinasi yang sudah didapatkan selanjutnyaakan memberikan pengalaman perjalanan.

Pengalaman perjalanan adalahpengetahuan dan kemampuan tentangperjalanan yang pernah dialami individudimasa lalu secara personal, terbentuk olehkeinginan untuk mengalami perubahan diridan bergantung oleh karakteristik kebutuhanindividu. Pengalaman wisatawan terbentukkarena peristiwa yang dialaminya, jikadihubungkan dengan pengalaman perjalanandi Tamansari wisatawan akan mendapatkanpengalaman perjalanan jika wisatawanmengikuti secara keseluruhan alur yang adadi Tamansari.

Page 3: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

105 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

Wisatawan yang menggunakan jasapemandu akan mendapatkan pengalamanperjalanan. Pada penelitian yang dilakukanoleh Cheng Fei, Lee (2015) menafsirkanpengalaman perjalanan melalui tujuh faktor,yaitu : Fasilitas penginapan dan makan,aksesibilitas internal, atraksiterdekat,aksesibilitas eksternal, penyediaansistem keselamatan dan darurat, atraksi ditempat, penyediaan layanan informasi.

LITERATUR REVIEW

Pariwisata Warisan Budaya (HeritageTourism)

Pariwisata Warisan Budaya atauheritage tourism biasanya disebut jugadengan pariwisata pusaka budaya (culturaland heritage tourism atau cultural heritagetourism) atau lebih spesifik disebut denganpariwisata pusaka budaya dan alam. Pusakaadalah segala sesuatu (baik yang bersifatmateri maupun non materi) yang diwariskandari satu generasi ke generasi (Rusli Cahyadi,2009). Pariwisata warisan budaya jugadimaknai dengan pertemuan pribadi dengantradisi, sejarah, dan budaya. Pariwisatawarisan budaya didasarkan pada konsepbahwa masing-masing komunitas memilikisebuah cerita untuk diceritakan (Bruce, G.2010).

Sedangkan Pitana dan Diarta (2009)berpendapat sumber daya budaya yang bisadikembangkan menjadi daya tarik wisatadiantaranya: (1) bangunan bersejarah, situs,monumen, museum, galeri seni, situs budaya,(2) Seni dan patung kontemporer, arsitektur,tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusatdesain, studio artis, industri film danpenerbit, (3) Seni pertunjukan, drama,sendratari, lagu daerah teater jalanan, eksibisifoto, festival, (4) Peninggalan keagamaanseperti pura, candi, masjid, situs, (5)Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal,sistem pendidikan, sanggar, teknologitradisional, cara kerja, dan sistem kehidupansetempat (6) Perjalanan (trekking) ke tempatbersejarah menggunakan alat transportasiunik, (7) Mencoba kuliner atau masakan

setempat, persiapan, cara membuat,menyajikan, dan menyantapnya.

Pengalaman Perjalanan (Tour Experience)

Pengalaman (experience) berasal daridua kata yang digabungkan di dalam bahasalatin yaitu experientia yang berartipengetahuan yang diperoleh melaluipengulangan jejak (repeated trails) danexperiri yang berarti untuk mencoba,menguji (Rijal dan Ghimire, 2016).

Pengalaman wisatawan didapatkan dariapa yang dirasakan wisatawan terhadap suatuproduk wisata yang diterimannya saatberwisata. (Pitana dan Diarta, 2009)berpendapat bahwa wisatawan melakukankegiatan wisata dalam rangka mencariperjalanan yang mengesankan dari destinasipariwisata yang dikunjungi, berarti yangdibutuhkan dari pencarian perjalanan adalahpengalaman yang mengesankan.

Pengalaman wisata yaitu semacamakumulasi fenomena psikologis, seperti yangterlihat dari perspektif psikologi, yangmeliputi harapan sebelum perjalanan,persepsi selama perjalanan, dan kenangansetelah perjalanan (Sheng dan Chen, 2013 :93). Pemahaman pengalaman dalampariwisata mengarah pada subjekindividu/wisatawan.

Walter et al (2010) mengartikanpenglaman konsumen/customer experiencesebagai pengalaman yang di dapatkanlangsung maupun tidak langsung mengenaiproses pelayanan, perusahaan, fasilitas-fasilitas dan bagaimana cara seorangkonsumen berinteraksi dengan perusahaandan dengan konsumen lainnya. Hal ini padagilirannya akan membuat respon kognitif,emosi dan perilaku konsumen yangmeninggalkan kenangan konsumen tentangpengalaman saat dan setelah mengunjungidestinasi tersebut. Pengalaman wisatawanterjadi berdasarkan proses kegiatan yangdialaminya sendiri/individu.

Yuko dan Damayanti (2016)menunjukan bahwa faktor – faktor yangmenjadi pembentuk pengalaman berwisata

Page 4: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 106

dan faktor dominan yang membentuk tourismexperience adalah faktor conditionalexperience. Faktor conditional experience(Keindahan, Kepuasan, Cuaca, Rileks,Kesenangan, Nyaman, Event, Memorability,Pengetahuan).

Sedangkan pada penelitian yangdilakukan oleh Cheng Fei, Lee (2015)menafsirkan pengalaman wisatawan melaluitujuh faktor, yaitu : Fasilitas penginapan danmakan, aksesibilitas internal, atraksi terdekat,aksesibilitas eksternal, penyediaan sistemkeselamatan dan darurat, atraksi di tempat,penyediaan layanan informasi.

Imajinasi Wisatawan (TouristImagination)

Istilah imajinasi berasal sebagai konsepteori-teori sosial yang berbasis di Prancisyaitu psikoanalisis, filsafat dan teori sosialantropologi, sebagian besar. Dalamhubungan imajinasi dan pariwisata, konsepini menawarkan diskusi terkait ideologi,wacana, pandangan dunia, narasi, mitos,representasi, gambar, dan sebagainya (Leite,2014). Dalam hal mengidentifikasi imajinerpariwisata dilakukan dengan cara menempatiperan instrumental seolah-olah nilaianalitiknya tergantung pada bagaimanamereka dapat melayani fungsi-fungsi tertentudalam kehidupan orang-orang (Sneath et al,2009).

Pentingnya imajinasi pariwisata terletakpada pemahaman bahwa wisatawanmenghasilkan rasa realitas dan dengandemikian dipahami sebagai mental, individu

dan proses sosial yang menghasilkankenyataan itu secara bersamaanmemproduksinya (Salazar, 2010). Selain itu,penekanan pada kekuatan imajinasipariwisata mengasumsikan bahwa semuawisatawan terlibat dan menindakinya.Selanjutnya mempertimbangkan bagaimanawisatawan mengalaminya, danmengeksplorasi peran yang terbatas sebagaiimajiner.

Penelitian yang dilakukan oleh RafaelPires Basariez dan Hadyn Ingram (2013)menyatakan bahwa imajinasi dan pariwisatamemiliki kesamaan sifat dan merupakanfenomena yang diinginkan, inspirasional dankuat, yang dapat menciptakan gambar non-verbal. Imajinasi adalah sumber kepuasanintelektual bagi wisatawan yang tidak hanyamenginginkan liburan tetapi juga menghargaistimulasi intelektual yang dapat merekaperoleh dari pengalaman itu.

Ketika seseorang membayangkanmengunjungi tempat yang indah, secaraotomatis memperkuat asumsi bahwa tempatsaat ini seseorang tinggal tidak cukup indahdantidak bisa membangkitkan sensasiestetika yang serupa. Asumsi ini mengubahseseorang menjadi wisatawan ketikabepergian ke tempat-tempat barumenawarkan kesempatan untuk mengaksesmanifestasi materi imajinasi. Schroedermemberikan contoh imajinasi semacam iniketika ia menyebutkan, "Mungkin taman liarsangat berarti bagi saya karena itu adalahbatu loncatan saya menjadi sedikit masalalu, dengan flora hutan dari masa kecil sayayang berlimpah" (Schroeder, 2009).

Page 5: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

107 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

Gambar 1. Kerangka dasar penelitianSumber: analisa penulis, 2019

METODE PENELITIAN

Penelitian ini meerupakan jenispenelitian berbasis data kualitatif. Lokasipenelitian dilakukan di kawasan wisata SitusTamansari, Yogyakarta. Waktu penelitianselama 5 bulan. Pengumpulan data melaluipengamatan langsung (observasi),wawancara mendalam (indepht interview),dan Focus Group Discussion (FGD). Teknikmemilih sampel penelitian dilakukan secarasnowball sampling technique.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tamansari merupakan salah satubangunan bersejarah Keraton Yogyakartayang memiliki arti “Taman yang indah”.Didirikan oleh Sultan Hamengku Buwana Ipada tahun Ehe 1684 Jw (1758 M),Pembangunan Tamansari ditandai dengansengkalan memet atau prasasti catur nogoroso tunggal. Catur Nogo roso tunggalmerupakan naga yang terdapat didepanTamansari yang melambangkan tahunjawa yaitu Catur=4, Naga=8, Rasa=6,Tunggal=1. (kratonjogja.id, 2019).

Page 6: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 108

Gambar 2. Bentuk asli bangunan TamansariSumber : Instagram @jogjajamanold, 2019

Gambar 3. Reruntuhan Tamansari, 1915Sumber : Instagram @jogjajamanold, 2019

Tamansari menjadi tempat rekreasi dankolam pemandian atau disebut pesanggrahanbagi Sultan Yogyakarta dan keluarganya.Tamansari dibangun sebagai lambangkejayaan Raja Mataram dan sering disebutsebagai Istana Air (water castle) yangmemiliki nilai arsitektur pada lekukanbangunan dan air yang terisi dikolam yanghanya boleh dimasuki oleh keluarga intiSultan. Istana air yang dikelilingi segaranatau danau buatan dengan wewangian daribunga-bunga yang sengaja ditanam di pulaubuatan disekitarnya. Lokasi Tamansariterletak 500 meter arah barat daya Keraton(Brosur Tamansari, 2019 )

Gambar 4. Gapura Hageng TamansariSumber : Instagram @jogjajamanold, 2019

Tamansari efektif digunakan sekitartahun 1765 - 1812 karena setelahnya terjadibeberapa peristiwa yang menghancurkanSitus Tamansari. Diantaranya adalahPeristiwa Geger Spehi dan Gempa bumi.Geger Sepehi merupakan peristiwapenyerbuan Kraton Yogyakarta yangdilakukan oleh pasukan Inggris pada tanggal19-20 Juni 1812. Nama spehi berasal daripasukan Sepoy yang dipekerjakan olehInggris untuk menyerang istana. Kala itukondisi Kraton benar benar dikepung dariberbagai arah oleh sekitar 1000 pasukanInggris.

Gambar 5. Tamansari dulu dan sekarangSumber : Instagram @jogjajamanold, 2019

Sehingga waktu itu, Kraton berhasildilumpuhkan dan Inggris menjarah barangbarang di Kraton. Belum cukup hancur olehserbuan Inggris, tahun 1867 terjadi gempabesar entah tektonik maupun vulkanik yang

Page 7: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

109 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

menghancurkan bangunan Tamansari.Setelah tahun tersebut, kompleksPesanggrahan Tamansari mulai dipadati olehperumahan penduduk hingga sekarang.Sehingga kalau ingin melihat bentukkemegahan Tamansari secara utuh, sangatsulit untuk diwujudkan. Karena harusmerelokasi kurang lebih 2.500 rumahpenduduk di sekitarnya. Tamansari yangsekarang kita lihat masih di bawah 50% dariwajah aslinya sendiri ketika masakejayaannya (kratonjogja, 2018)

Fungsi Bangunan Tamansari

Fungsi pertama dari Taman Sari yaituTempat Pertahanan (Kota Jogjakarta, 200tahun, 1956:16). Sebagai seorang panglimaperang, ahli strategi dan seorang kesatria,Sultan memfasilitasi bangunan Tamansarisebagai tempat pertahanan, fasilitas tersebutantara lain: Benteng yang tinggi denganbaluwer (tempat meriam), Gerbang ataugapuro yang dilengkapi dengan tempatpenjagaan para prajurit. Jalan-jalan bawahtanah (urung-urung) dan bangunan tempatkesekretairatan. Dua buah meriam padakanan kiri gerbang.

Gambar 6 Tamansari sebagai bentengSumber : Instagram @jogjajamanold, 2019

Fungsi kedua dari Tamansari yaituyempat beribadah (Subhekti, 2005:). Santi,pengelola Tamansari mengatakan Tamansarisebagai tempat beribadah juga merupakantetirah dimana Sultan menenangkan pikirandan untuk bersemedi. Beberapa Fasilitasuntuk aktivitas religius ataupun meditasi,antara lain: Sumur Gumuling, merupakanmesjid bawah air dengan konstruksi dualantai berbentuk melingkar, di sebelah barat

terdapat mihrab dan di lantai bawah untuksembah yang berjamaah.

Gambar 7 Sumur Gumuling TamansariSumber : Instagram @jogjajamanold, 2019

Fungsi Tamansari yang ketiga merupakantempat beristirahat dan berekreasi bagi Sultandan keluarganya (Sukirman, 1988:12).sebagai tempat rekreasi atau peristirahandapat diketahui dengan adanya beberapafasilitas pendukungnya, antara lain: umbul,pasiraman, kolam, pertamanan, dan segaran.Dahulu segaran tersebut luasnya sampaidengan segaran Pulo Gedong di sisi timurkraton. Air segaran dialirkan dari sungaiWinongo (sebelah barat kota) melalui parityang sering disebut kali Larangan.

Page 8: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 110

Gambar 8 Visualisasi TamansariSumber :Koleksi @jogjajamanold, 2019

Mitos, Pengalaman, dan Imajinasi

Tamansari merupakan sebuah situswarisan budaya peninggalan kerajaanMataram yang dibangun pada masaPemerintahan Sultan Hamengku Buwono Iatau Pangeran Mangkubumi. Gaya arsitekturbangunan memiliki nuansa Eropa danditambah unsur filosofi Jawa, Budha danHindu yang kental. Gaya arsitektur Eropadilihat dari dinding bangunan yang tebal dantingginya bangunan. Tebalnya dindingmenjadi penanda bahwa fungsi Tamansarisebagai benteng pertahanan Keraton.

Tamansari dibangun pada saat peralihanMataram dari menganut agama Hindu keIslam. Hal ini terlihat dari beberapa simbolatau gambar yang terdapat pada bangunan.Setiap simbol tersebut memiliki maknatersendiri. Simbol-simbol ini disebutSengkalan yang kemudian diwujudkan dalambentuk rupa, misalnya gambar atau reliefdisebut sengkalan memet.

Gambar 9 Relief burung dan tumbuh-tumbuhanTamansari

Sumber :dokumentasi pribadi, 2019

Selain simbol yang berhubungan denganHindu, Tamansari juga melakukanritual/upacara yang biasa dilakukan saatmasih menganut agama Hindu yaitupemberian sesaji/sesajen. Hal ini dilakukankarena Sutan menganut Islam kejawen. Islamkejawen adalah agama islam yang telahberadaptasi dengan kultur dan tradisi yangkemudian menciptakan sebuah identitasgabungan antara budaya Jawa dan Islam,beberapa menyebut Islam kejawen adalahIslam yang masih mempercayai leluhur ataunenek moyang mereka.

Gambar 10. Sesajen/sesajiSumber : Dokumentasi pribadi, 2019

Bentuk dari Islam kejawen yang dianutoleh Sultan dan masih dilakukan sampai saatini khususnya di Tamansari yaitu pemberiansesajen/sesaji. Pemberian sesajen/sesajidilakukan untuk menghormati para leluhur,bukan untuk menyembah. Isi sesajenbiasanya adalah bunga dan dupa yangdibakar agar memberi aroma wangi. Ketika

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 110

Gambar 8 Visualisasi TamansariSumber :Koleksi @jogjajamanold, 2019

Mitos, Pengalaman, dan Imajinasi

Tamansari merupakan sebuah situswarisan budaya peninggalan kerajaanMataram yang dibangun pada masaPemerintahan Sultan Hamengku Buwono Iatau Pangeran Mangkubumi. Gaya arsitekturbangunan memiliki nuansa Eropa danditambah unsur filosofi Jawa, Budha danHindu yang kental. Gaya arsitektur Eropadilihat dari dinding bangunan yang tebal dantingginya bangunan. Tebalnya dindingmenjadi penanda bahwa fungsi Tamansarisebagai benteng pertahanan Keraton.

Tamansari dibangun pada saat peralihanMataram dari menganut agama Hindu keIslam. Hal ini terlihat dari beberapa simbolatau gambar yang terdapat pada bangunan.Setiap simbol tersebut memiliki maknatersendiri. Simbol-simbol ini disebutSengkalan yang kemudian diwujudkan dalambentuk rupa, misalnya gambar atau reliefdisebut sengkalan memet.

Gambar 9 Relief burung dan tumbuh-tumbuhanTamansari

Sumber :dokumentasi pribadi, 2019

Selain simbol yang berhubungan denganHindu, Tamansari juga melakukanritual/upacara yang biasa dilakukan saatmasih menganut agama Hindu yaitupemberian sesaji/sesajen. Hal ini dilakukankarena Sutan menganut Islam kejawen. Islamkejawen adalah agama islam yang telahberadaptasi dengan kultur dan tradisi yangkemudian menciptakan sebuah identitasgabungan antara budaya Jawa dan Islam,beberapa menyebut Islam kejawen adalahIslam yang masih mempercayai leluhur ataunenek moyang mereka.

Gambar 10. Sesajen/sesajiSumber : Dokumentasi pribadi, 2019

Bentuk dari Islam kejawen yang dianutoleh Sultan dan masih dilakukan sampai saatini khususnya di Tamansari yaitu pemberiansesajen/sesaji. Pemberian sesajen/sesajidilakukan untuk menghormati para leluhur,bukan untuk menyembah. Isi sesajenbiasanya adalah bunga dan dupa yangdibakar agar memberi aroma wangi. Ketika

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 110

Gambar 8 Visualisasi TamansariSumber :Koleksi @jogjajamanold, 2019

Mitos, Pengalaman, dan Imajinasi

Tamansari merupakan sebuah situswarisan budaya peninggalan kerajaanMataram yang dibangun pada masaPemerintahan Sultan Hamengku Buwono Iatau Pangeran Mangkubumi. Gaya arsitekturbangunan memiliki nuansa Eropa danditambah unsur filosofi Jawa, Budha danHindu yang kental. Gaya arsitektur Eropadilihat dari dinding bangunan yang tebal dantingginya bangunan. Tebalnya dindingmenjadi penanda bahwa fungsi Tamansarisebagai benteng pertahanan Keraton.

Tamansari dibangun pada saat peralihanMataram dari menganut agama Hindu keIslam. Hal ini terlihat dari beberapa simbolatau gambar yang terdapat pada bangunan.Setiap simbol tersebut memiliki maknatersendiri. Simbol-simbol ini disebutSengkalan yang kemudian diwujudkan dalambentuk rupa, misalnya gambar atau reliefdisebut sengkalan memet.

Gambar 9 Relief burung dan tumbuh-tumbuhanTamansari

Sumber :dokumentasi pribadi, 2019

Selain simbol yang berhubungan denganHindu, Tamansari juga melakukanritual/upacara yang biasa dilakukan saatmasih menganut agama Hindu yaitupemberian sesaji/sesajen. Hal ini dilakukankarena Sutan menganut Islam kejawen. Islamkejawen adalah agama islam yang telahberadaptasi dengan kultur dan tradisi yangkemudian menciptakan sebuah identitasgabungan antara budaya Jawa dan Islam,beberapa menyebut Islam kejawen adalahIslam yang masih mempercayai leluhur ataunenek moyang mereka.

Gambar 10. Sesajen/sesajiSumber : Dokumentasi pribadi, 2019

Bentuk dari Islam kejawen yang dianutoleh Sultan dan masih dilakukan sampai saatini khususnya di Tamansari yaitu pemberiansesajen/sesaji. Pemberian sesajen/sesajidilakukan untuk menghormati para leluhur,bukan untuk menyembah. Isi sesajenbiasanya adalah bunga dan dupa yangdibakar agar memberi aroma wangi. Ketika

Page 9: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

111 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

memberi sesaji bacaan yang dibaca punbacaan ayat-ayat suci seperti Al-fatihah.

Saat ini Tamansari menjadi destinasiwisata yang cenderung ramai dikunjungiwisatawan terutama pada saat akhir pekan.Puing-uing bangunan peninggalan menjadidaya tarik bagi Tamansari yang berartimenjadikan Tamansari berbeda dengandestinasi lainnya. Hal ini disampaikan olehPak Ottto (Pemandu wisata) bahwa :

“Tamansari sekarang hanya tinggalbangunan-bangunan sekian persen tapiTamansari masih menarik banyakwisatawan, disana (Tamansari) bahkansetiap tahun itu selalu meningkat(wisatawan). Tamansari merupakan kawasankeraton menjadi kawasan wisata yangdiminati wisatawan dan sekarang disitu adakampung dan kampung itu adalah bagiandari cerita keberadaan tamansari, itu yangmenarik dan ga ad adi tempat lain. Kampungwisata dan kegiatan masyarakatnya. Ceritayang disampaikan komplit yaitu keraton,pantai selatan dan Tamansari.”

Berbeda dengan wisata lain yangmemiliki satu cerita, Tamansari memiliki tigacerita yang bisa disajikan kepada wisatawanyaitu Keraton, Tamansari dan Pantai Selatan.Tamansari sebagai wisata budaya bisamemberikan suasana di masa lalu dan rasanyaman. Hal ini dimungkinkan karenabangunan Tamansari yang jadul sepertibentuk arsitektur, warna bangunan danmerupakan sisa reruntuhan.

Hal ini diungkapkan oleh Rifma(Wisatawan) bahwa :

“Karena Tamansari kan termasukwisata budaya dan wisata budaya bisamemberikan suasana nyaman dan sedikitmembuat kita para wisatawan kembali kejaman dulu.”

Kekuatan Mitos

Mitos Tamansari adalah suatu ceritayang dipercayai oleh masyarakat setempatsejak nenek moyang mereka terdahulu.

Mitos berkembang dari mulut ke mulutyang diceritakan oleh leluhur dan orang tuamereka dari generasi ke generasi yang tidakmemiliki sumber yang jelas. Beredarnyamitos dikalangan masyarakat digunakan olehpemandu wisata sebagai upaya dalam rangkamenarik minat wisatawan berkunjung keTamansari.

Mitos tersebut dijadikan bagian dariTamansari dengan menghubungkan ceritaKeraton dan Nyi Roro Kidul denganTamansari. Pemandu wisata menyampaikancerita mitos dengan menunjukkan lokasimitos kepada wisatawan dan menceritakankejadian dimasa lalu. Hal ini diutarakan olehPak Otto (Pemandu wisata) bahwa :

“Jadi memang di dunia guide mitos itudiceritain, Cuma Tamansari itu mitosnyahanya terkait dengan Ratu pantai selatan, gajauh dari situ. Tapi apa namanya yah setiaporang beda-beda ceritanya setiap guidesemua beda karena itu memang ga adabukunya ga ada. Itu kan hanya cerita.Awalnya itu cerita, akhirnya kita ceritatentang mitos gito loh. Guide di atas saya itumalah ga,nah kami yang di bawah itu yangmenggunakan cerita itu. Kita dulungomongnya “opo sih yang menarikwisatawan, yang mitos itu tentang apa sih”.Yah karena keraton hubungan dengan pantaiselatan yah kita cerita tentang ratu pantaiselatan Nyi Roro Kidulnya itu. Tapi itu gaada bukunya, cuma bikinan kita turun-temurun aja dari cerita orang tua jadisumbernya itu tidak ada yang bisa dipercay,ga da.

Mitos yang beredar selama ini dandipercayai merupakan cerita orang tuamereka (pemandu wisata). Karena Tamansarimemiliki hubungan dengan Keraton dan NyiRoro Kidul sehingga dibuatlah cerita yangmembuat wistawan penasaran dan tertarikuntuk berkunjung ke Tamansari. Mitos ini,kini menjadi salah satu atraksi di Tamansari.

Menurut Pak Okto Leando (Pemandu wisataTamansari) bahwa terdapat 3 mitosTamansari yang terkenal:

Page 10: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 112

Pertama, kolam pemandian atau UmbulBinangun yang dulunya digunakan olehSultan, para istri/selir, dan putri-putri sultanuntuk mandi. Mitos yang beredar mengenaitempat ini yaitu konon Sultan biasamenghabiskan waktu untuk beristirahat dimenara/bangunan yang berada di dekatkolam. Menara digunakan Sultan untukmelihat istri atau selir yang sedang mandi.Sultan akan melemparkan bunga dari atasmenara untuk memilih diantara permaisuriatau selir yang mandi. Selir/permaisuri yangterkena lemparan bunga diperkenankanmandi di kolam khusus bersama raja yangberada di sebelah selatan bangunan untukmenemani Sultan.

Gambar 11. Menara Kolam PemandianSumber : Dokumentasi pribadi, 2019

Menurut sejarah kolam pemandian inidulunya adalah tempat peristirahatan danrekreasi keluarga Sultan. Permaisuri/selirmapun putri-putri sultan mandi di kolamdalam keadaan menggunakan kemben danraja berada di menara untuk mengawasi istridan putri-putrinya yang sedang mandi.Apabia raja berkenan mandi maka raja akanmemanggil atau mengutus salah satu untukmenemai raja mandi. Hal ini diungkapkanoleh Aldo (Anggota Balamuda Taman)bahwa :

“Jadi, mereka tidak TELANJANG.Namun mereka menggunakan kemben (batiksarong). dan Sultan selalu ada di towerMenara di bagian tengah. Konon menara inidigunakan Sultan untuk melihat istri danselirnya yang sedang mandi. Kolam itudalamnya hanya 1,5 meter jadi tidak akantenggelam”

Kedua, Sumur Gumuling terletak disebelah barat dari Pulo Kenanga. SumurGumuling juga dikenal dengan nama masjidbawah tanah karena dulunya bangunanberfungsi sebagai masjid dan terletak dibawah tanah. Sumur gumuling memilikiterdiri dari 2 lantai dan memiliki 1 tanggauntuk ke lantai 2. Sumur Gumuling menjadisalah satu spot andalan bagi wisatawan untukmengabadikan gambar karena bangunan inimemberikan kesan unik.

Mitos mengatakan bahwa lorong bawahtanah bisa tembus sampai ke pantai selatandan pernah ada wisatawan yang masuk kelorong tersebut hingga tidak kembalisehingga lorong tersebut ditutup. Pernyataantersebut disampaikan oleh Pak Otto(Pemandu wisata) bahwa :

“Nah kebenarannya bahkan kita ga tau,kebenarannya lorong itu sampai mana.Cuma kita bisa meyakini mungkin itu salahsatu lorong yang tembus ke Keraton karenamemang dari Keraton ke Tamansari adalorong bawah tanah dan itu tidak ditemukansampai sekarang lorong itu yang mana.Karena itu ada 5 yang masih utuh. Mungkinini salah satu lorong yang bisa tembus keKeraton. Lorong itu ditutup agar tidakdisalah gunakan dan demi keselamatanwisatawan.Nah cerita ituu berkembangsampai sekarang, bahkan wisatawan punterutama yang domestik itu selalumenanyakan “Pak lorong yang sampai kepantai itu, yang mana?” Kami antarkan dankami ceritakan tapi kami mengatakan itumitos.”

Selain Lorong Bawah Tanah, SumurGumuling juga terdapat mitos yang terkaitdengan Nyi Roro Kidul. Mitosnya bahwa,jika Sultan ingin bertemu atau berhubungandengan Ratu Nyi Roro Kidul, maka Rajaakan bersemedi di Sumur Gumuling yangmerupakan tempat pertemuan Ratu PantaiSelatan. Padahal fungsi dari bangunan iniadalah sebagai tempat beribadah. BangunanSumur Gumuling dibuat bulat melingkarseperti angka satu memiliki makna bahwatuhan itu satu atau Esa.

Page 11: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

113 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

Ketiga, Mitos Pulo Kenanga, kononkatanya ketika keluarga Sultan tidakmenempati tempat ini sering terdengar suaragamelan dimainkan. Hal ini diyakini bahwapada saat itu prajurit Nyi Roro kidul beradadi Pulo Kenangan untuk memainkanGamelan. Kebenaran dari mitos ini bahwaPulo Kenanga adalah sebuah gedung yangberfungsi sebagai tempat peristirahatan danberberapa kegiatan kesenian seperti seni tari,alat musik dan kerajinan batik.

Gambar 12. Pulo KenangaSumber : Dokumentasi pribadi, 2019

Pulo Kenanga ini pula didirikan sebuahgedung berlantai dua yang dikelilingitanaman kenanga (Cananga odorata),dinamakan dengan Gedong Kenanga.Posisinya cukup tinggi, membuat orang dapatmengamati kawasan Keraton Yogyakartadari atasnya. Gedung inilah yang darikejauhan tampak mengambang di atas airsehingga memunculkan istilah Istana Air(Water Castle). Di sebelah selatan PuloKenanga, menyembul bangunan-bangunankecil yang disebut dengan Tajug. Bangunankecil ini adalah ventilasi udara untukterowongan bawah air, jalan masukmenuju Pulo Kenongo tanpa menggunakansampan.

Secara umum wisatawan menunjukankesan masih penasaran pada mitos yang adadi Tamansari. Hal ini dimungkinkan karenawisatawan secara umum tidak mengetahuikebenaran cerita dibalik mitos. Meskipunakhirnya mengetahui bahwa mitos tersebuttidak benar beberapa wisatawan masih

percaya dengan mitos yang ada di lokasi.Mitos yang berkembang di masyarakatadalah mitos yang dapat dinalar oleh manusiahingga yang tidak masuk akal atau logika.

Alasan mereka percaya pada mitos inikarena menurut mereka mitos yangdiceritakan sesuia antara mitos dan tempatkejadian. Hal ini karena mitos berada dilokasi yang masih kental dengan hal yangberhubungan mitos dan sejarah sertakehidupan di masa lalu. Hal ini dapat dilihatdari pernyataan wisatawan bahwa :

“Yang buat aku percaya itu, karena dianyeritain raja. Raja yang banyak selirnya.Nah di jogja sendiri emang raja itu ada danemang dulu raja itu emang banyak istriwalaupun sekarang cuma satu yah. Nah itusih yang buat aku percaya sama cerita-ceritadi Tamansari meskipun mitos itu bolehdipercaya boleh enggak.” (Wisatawan 1)

“Kalau aku sih ini di Jogja dan masihbanyak yang seperti itu (mitos) dan sampesekarang pun masih kental budayanya terusliat-liat ceritanya yang kayak gitu tuh kalaudibayangin tuh masih nyambung danrealistis gitu, yah menurutku itu hampir realcuma kita ga tau aja timingnya pas ituterjadi”(Wisatawan 2)

“jadi, dibilang peryaca ga percaya yah.Kalau aku sih percaya menurut cerita yangberedar bahwa fakta di lapanganya kondisidi lapangannya kayak pemandiannya itu ada,terus ada menara di atas kalau di logikamasih nyambung yah kalau aku percayasih.” (Wisatawan 3)

Cerita mitos di lokasi yang masih kentaldengan budaya dan tradisi cenderungdipercayai memiliki hubungan dengansejarah di masa lalu. Adapun alasan utamawisatawan berkunjung ke Tamansari karenamitos. Rasa penasaran terhadap mitosmenimbulkan keinginan untuk berkunjung keTamansari seperti salah satu pernyataan dibawah ini :

“Kalau aku sih awalnya dari mitos duluyang diceritain, penasaran dan akhirnyadateng.” (wisatawan 4)

Page 12: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 114

Mitos yang didengar memberikan rasapenasaran sehingga timbul keinginan untukberkunjung ke lokasi wisata.

Pengalaman Perjalanan

Pengalaman ini menjadi kenangan yangtak terlupakan bagi wisatawan. Dari hasilwawancara diketahui bahwa pada umumnyawisatawan mengenang pengalaman yangmenyenangkan ketika berwisata diTamansari. Kenangan akan bangunanTamansaridan kegiatan yang dilakukansenantiasa dikenang bahkan ketika itu sudahterjadi bertahun-tahun. Hal tersebut terlihatdari pernyataan wisatawan berikut :

“Pertama kali ke Tamansari dan sampaisekarang yang diingat bentuk bangunannyayang ga biasa, dan kalau kesini suasananyabagus sambil memandangi bangunan dansekitar berasa kembali ke masa lalu.”(wisatawan 5

“Memori /kenangan yang ada diTamansari adalah berfoto di spot yangterkenal seperti Sumur Gumuling, Bangunanyang tinggi dan bangunannya unik.”(wisatawan 6)

Wisatawan mengenang hal yangdilakukan di Tamansari sebagai tempat untukkembali ke masa lalu. Jika bangunan padaTamansari memungkinkan wisatawanmemenuhi lamunan dan imajinasi mereka,pemotretan memberi mereka kesempatanuntuk mengambil dan membekukan gambarTamansari sebagai milik merekasendiri. Mengambil gambar memilikikepuasan tersendiri yang memiliki hubungandengan penglamanan berwisata yang bisadikenang melalui gambar.

Rasa penasaran akan sejarah maupunmitos di lokasi secara tidak langsung akanmenambah pengetahuan wisatawan.Pengetahuan akan lokasi diperoleh melaluiatraksi penelusuran sejarah dan mitos,wisatawan dapat mengetahui sejarah danmembuktikan mitos yang beredar.Pengalaman Penelusuran sejarahmemberikan pengalaman pengetahuan terkaitpembangunan Tamansari. Pada wisata

Tamansari, wisatawan mendapatkanpengetahuan tentang sejarah dan mitos yangkemungkinan besar tidak ditemukan secaratertulis di kawasan Tamansari, karenaketerangan yang banyak disajikan melaluipemandu wisata.

Keterlibatan maupun pengetahuan yangdiperoleh wisatawan ketika di Tamansarimemberikan kesan tersendiri yakni rasakagum terkait arsitektur bangunan Tamansariyang indah dan unik. Hal ini dibuktikan daripenuturan wisatawan :

“Nilai keindahanya itu yah indah karnajaman sekarang. Apalagi yah gaya arsitekturyang kayak gitu tuh dimana lagi bisaditemuin, terus dibandingin sama bangunan-bangunan lain ga sebagus tamansari apalagiyang sumur gumuling ga kepikiran gimanasih orang jaman dulu bisa bentukbangunannya kayak itu.” (wisatawan 7)

Imajinasi Wisatawan

Imajinasi yang dialami oleh wisatawanyang mengunjungi situs warisan budaya yangterhubung dengan tempat, dapat digambarkansebagai hal yang menarik. Bagi wisatawantertentu, pengalaman lokasi wisata hanyasebagian, dan dalam beberapa kasus samasekali tidak terhubung dengan dunia narasi.Hal ini disampaikan oleh wisatawan sebagaiberikut :

“Bangunan yang tinggi berleter “U”kenapa harus menghadap ke selatan nahsebagaimana aku ga tau yah filosofisnyagimana, terus yang kedua itu tempat tidurpermaisurinya menhadap ke utara”(wisatawan 1)

“Yah bayangannya pas diceritain akupikiranya udah kebawa gimana kalau inimasih berlaku sampai sekarang kayak jamandulu, gimana mereka dan bentukanbangunan aslinya. Aku sih lebihngebayanginya aku ada disana sepertijaman dulu.” (Wisatawan 2)

“Kalau aku sih pas udah dijelasinguidenya liat lokasinya liat tempatnya nah

Page 13: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

115 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

itu yah otomatis kebawa ke jaman itu gitu.”(wisatawan 3)

Dari para wisatawan ini, mitos hanyasebagian pengalaman yang imajinatif darilokasi yang mereka kunjungi. Hal inimembawa mereka ke masa lalu, sementaramemikiran aspek-aspek lain saat itu.Wisatawan dapat menghubungkan dirinyadengan lokasi dan menjadi bagian dari cerita.Ini memperdalampengalaman imajinasimereka dengan memasukkan bagian perasaansebagai bagian dari narasijuga memperkuatmemori kunjungan di lokasi wisata :

“Kalau imajinasiku setelah dengarcerita terus liat tempatnya, disitu kan adatempat yang tinggi bayangan aku disitu Rajaberdiri pakai baju raja warna hitam terus ehpakai apa itu yah mahkota raja, nah disitu(kolam) permaisurinya lagi mandi pakekemben dan permaisuri itu agak ngerayu-ngerayu” (Wisatawan 4)

“Kalau aku sih bayanginnya Rajanya diatas terus para permaisurinya di bawah lagimandi ga pake apa-apa ga pake baju samasekali, pemandiannya itu mandi barengsemua disitu dan yah ga pake apa-apa. Teruskalau yang sumur gumuling yang bisatembus ke parangtritis bayanginya wahgimanalah gelapnya di dalam itu terusjalannya sejauh apa karena dari Tamansarike parangtritis itu lumayan jauh, tapi kalaumisalnya ada ilmu gaib gitu kurang pahamjuga sih.” (Wisatawan 5)

Sementara rasa ketidakpercayaan dantidak mungkin terhadap lokasi dan mitosyang disampaikan. Wisatawan ini mencobamencocokkan cerita dan lokasi mitos yangdirasa tidak dapat dilogika :

”Yang saya bayangkan ketikamendengar mitos ini, itu sesuatu yang tidakbisa ditangkap berdasarkan logika manusiaApakah benar lorong itu bisa tembus sampaike pantai laut selatan sedangkan kalau kitabayangkan dari Taman Sari menuju PantaiLaut Selatan jaraknya sekitar 30 kmsangatlah panjang untuk membangun lorongdari Tamansari menuju Pantai Laut Selatan

dan meski kalau misalkan itu tuh bisamenembus ke pantai laut selatan pasti adasuatu portal gaib yang mungkin bisamembuat kita langsung ke pantai lautselatan.” (Wisatawan 6)

Berdasarkan pernyataan ke-6 wisatawan,dapat disimpulkan bahwa setiap wisatawanmemiliki imajinasi yang beragam. Imajinasiyang dihasilkan wisatawan terkait dengansejara. Wisatawan hanya bisamembayangkan salah satu atau sebagian daricerita yang disampaikan dan cerita yangdisampaikan pun dapat menghasilkan rasapenasaran dan bahkan penolakan.

Wisatawan membayangkan Tamansarisetelah mereka melihat gambar atauvisualisasi dari Tamansari. Banyakwisatawan menggambarkan Tamansariseperti sebuah istana megah yang dikelilingioleh danau dan tanaman yangmendeskripsikan Tamansari adalah tempatyang asri.

“Yah kalau saya membayangkan karenajulukannya water castle yaitu Tamansari itudulu istana yang memang megah dan itudikelilingi oleh danau buatan yang dialiridari sungai terlarang yang sekarang udah gaada dan untuk danaunya itu kalau kita maulihat yah kampung tamansari itu dulu adalahdanau buatan yang mengelilingi tamansari.Jadi Tamansari ini kan Taman itu kanartinya taman dan sari itu artinya asri/indahjadi merupakan taman yang indah. Jadigambaranya dulu tamansari ini banyaksekali ditumbuhi tanam-tanaman dandikelilingi oleh danau buatantadi.”(wisatawan 6)

Wisatawan mencoba menghubungkanmitos yang diketahui dengan gambar yangdilihat membayangkan kehidupan seorangRaja yang berkuasa.

“Gambaran yang ada dipikiran aku,Tamansari adalah sebuah tempat yang tidaksembarang orang dapat masuk. Sebuahtempat dimana setiap sudut terdapat tatakrama Saat sultan melepas penat denganmelihat permaisuri sedang mandi. Kerajaan

Page 14: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 116

budaya yang unik dan sejarah yangpanjang.” (Wisatawan 2)

Membayangkan Tamansari sebagaisebuah Taman yang indah”

“Ada sungai, Taman dipebuhi bunga-bunga”(Wisatawan 3)

Beberapa wisatawan membayanganTamansari sebagai “Rekreasi atau istirahat”

“Tempat untukistirahatyangbanyaktaman-taman”(Wisatawan 1)

“Ruang khusus buat istirahat yangterdapat sungai dengan bangunan megah”(Wisatawan 4)

“Kerajaan yang bagus di masa laluyang dikelilingi oleh danau” (Wisatawan 5)

Upaya Membangun Imajinasi WisatawanMelalui Pengalaman Perjalanan diWisata Warisan Budaya

Berdasarkan hasil analisis temuanpenulis di lapangan, penulis mencobamembuat upaya membangun imajinasiwisatawan melalui penglaman perjalananmelaluifaktor-faktor yang diadaptasi dariCheng Fei Lee (2015). Kategori inididasarkan pada faktor mana yang palingdominanmembangun imajinasi wisatawan diTamansari.

Fasilitas Penginapan dan Makan

Fasilitas penginapan dan makan sangatpenting untuk menunjang kebutuhan wisataagar wisatawan mendapatkan kemudahandalam berwisata. Ketersediaan fasilitasmenjadi pertimbangan wisatawan dalammelakukan kunjungan. Secara umumwisatawan menunjukan rasa kurang puasterhadap fasilitas yang disediakan. Hal inidikarenakan fasilitas penginapan belumtersedia untuk wisatawan baik di dalamkawasan maupun disekitar destinasi denganjarak yang dekat.

Wisatawan merasa penataan warungmakan yang ada di Tamansari kurang tertatasehingga mengganggu pemandangan bagiwisatawan.

“Penginapan pasti ada, tapi yah jauh.Kalau yang di dalam itu (warung makan)kebanyakan belum buka terus jajananyasama gitu, misalkan yang depan cilok, yangtengah cilok rata-rata itu jualannya samajadi kayak kurang variatif aja. Tapi kalauuntuk mudahnya nggaknya didapat yahmudah.” (Wisatawan 2)

Aksesibilitas Internal

Wisatawan mengatakan akses di dalamperkampungan membingungkan denganbanyaknya gang-gang dan minimnya papanpetunjuk arah seperti pernyataan beriku ini :

“Aksesnya susah kalau udah masukkampung udah buat bingung soalnya banyakgang-gang” (Wisatawan 3)

“Denah sih ada, petunjuk arah ada tapiminim, soalnya jalannya muter-muter.(Wisatawan 4)

“Menurut aku aksesnya susah kalauudah masuk kampung, yah itu papanpetunjuk arahnya kayak ga keliatan ajamenurut aku” (Wisatawan 5)

Atraksi Terdekat

Tamansari memiliki lokasi yang sangatstrategis karena berdekatan dengan atraksilainnya. Beberapa atraksi terdekat denganTamansari yang dapat dijangkau wisatawanbaik berjalan kaki maupun menggunakankendaraan. Beberapa atraksi yang berada disekitar Tamansari seperti Pasar Ngasem,Museum Kraton Yogyakarta, Alun-alunKidul, Museum Sonobudoyo, KawasanMalioboro, Titik Nol KM, dan Taman Pintar.Hal ini dapat dilihat dari pernyataanwisatawan berikut ini :

“Tempat wisata sekitar itu bangunannyabangunan tua terus banyak aktivitas budayadi sekitar seperti ngebatik dan orang mainmusik tradisional kayak di malioboro.(wisatawan 4)

“Suasananya, karena wisata-wisatadekat sinikan bangunan peninggalan yangbanyak dan itu gak berubah sampaisekarang” (wisatawan 5)

Page 15: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

117 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

Aksesibilitas Eksternal

Akses eksternal merupakan salah satubentuk kenyamanan yang dibutuhkanwisatawan. Hal ini terkait mudah sulitnyauntuk mencapai lokasi yang dituju baik darisegi transportasi maupun kondisi jalan.Akses yang mudah dan terjangkau membantuwisatawan lebih mudah menuju lokasiwisata. Jalur menuju lokasi sudah dalamkondisi beraspal dan terdapat papan petunjukarah.

“Akses ke objek lain sangat mudah dansudah tersedia berbagai transportasiumum.” (wisatwan 4)

“Akses transportasi menuju destinasiwisata Tamansari sangat terjangkaubisamenggunakanmobil maupun motor danParkirannya pun luas jadi lebih menikmati.”(Wisatawan 6)

Sistem Penyediaan Keselamatan danDarurat

Penyediaan sistem keamanan dan daruratsangat penting diperhatikan untuk menjagakeamanan wisatawan. Tamansari sendiripenyediaan sistem keamanan keselamatanmasih terbilang minim. Mengingat kawasanTamansari cukup luas dan cenderung ramaidikunjungi wisatawan.

“Yah kalau dilihat emang sistemkeamanan maupun keselamatannya masihkurang, tapi kan sejauh ini dan beberapakali ke Tamansari belum ada kejadianseperti copet atau kriminaltapiada rasa was-was sih kalau lagi rame banget”(wisatawan4)

“Kalau menurut aku sistem kemanandan keselamatannya masih kurang banget.Sekalipun belum pernah terjadi hal-hal yangtidak diinginkan, kan keselamatan dankeamanan wisatawan beriwisata harus yangutama.” (wisatawan 6)

Atraksi di Tempat

Wisatawan menujukkan bahwa atraksiyang ada di Tamansari adalah dari segi

bangunan yang memiliki gaya arsitektur yangunuk, bentuk ukiran bangunan dan keindahanbangunan. Hal ini didukung denganpernyataan wisatawan yang menuturkanbahwa.

“Nilai keindahanya itu yah indah karenajaman sekarang apalagi yah gaya arsitekturyang kayak gitu tuh dimana lagi, terusdibandingin sama bangunan-bangunan lainga sebagus Tamansari apalagi yang sumurgumuling ga kepikiran gimana sih orangjaman dulu bisa bentuk bangunannya kayakitu. (wisatawan 5)

Penyediaan Layanan Informasi

Penyediaan layanan informasi yangmasih terbatas menjadi salah satu kendaladalam memberikan pengetahuan kepadawisatawan. Hal ini dikarenakan pihakTamansari tidak menyediakan pusatinformasisecara khusus, tetapi pusatinformasi ini masih berada dalam satu tempatyaitu pada loket pembelian tiket.

“Minim yah, kalau menurut aku kurangjadi ga membantu” (wisatawan 1)

“Wisatawan minim akan info yangdidapatkan. Info mengenai Tamansari hanyadidapat dari brosur dan guide.” (wisatawan5)

KESIMPULAN

Mitos menjadi alasan utama wisatawanberkunjung ke Tamansari. Berkembangnyamitos membuat wisatawan percaya. Namunmitos yang beredar adalah cerita yang dibuatoleh pemanduuntuk menarik minatwisatawan untuk berkunjung ke Tamansari.Wisatawan meyakini mitos di Tamansariyang belum pasti kebenaranya.

Mitos yang paling dominan membangunimajinasi wisatawan adalah mitos kolampemandian karena dirasa masih masuk akaldan memiliki kesesuaian latar tempat dannarasi.

Pengalaman perjalanan wisatawandipengaruhi oleh mitos, sejarah, danaktivitas. Wisatawan mendapatkan

Page 16: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS 118

pengalaman melalui keterlibatan danpartisipasinya pada atraksi yang disajikan dilokasi. Pengalaman wisatawan dapat menjadikenangan melalui pengaruh keterlibatanaktivitas yang terdapat pada Tamansari.

Imajinasi yang didapatkan wisatawanterkait mitos yang ada di lokasi. Wisatawancenderung membayangkan Tamansarisebagai kejadian di masa lalu dan tempatyang indah.

Faktor yang paling dominan membangunimajinasi wisatawan berdasarkan pengalamanadalah faktor aksesibilitas eksternal, atraksidi tempat, atraksi terdekat.

REFERENSI

Burns, L., dkk& Green, B. (2010). HeritageTourism Handbook: A How-to-Guidefor Georgia. Amerika: Georgia

Cahyadi, Rusli. (2009). Pariwisata PusakaMasa DepanBagi Kita, Alam danWarisan Budaya Bersama. Jakarta.Unesco & Program Vokasi ParwisataUniversitas Indonesia

Cheng-Fei, Lee. (2015). Tourist satisfactionwith factory tour experience.International Journal of Culture,Tourism and Hospitality Research, 9(3)261-277. Retriviedhttps://doi.org/10.1108/IJCTHR-02-2015-0005

Detiknews. ParwisiataWarisanBudaya MakinDiminati Masyarakat Dunia.http://m.detik.com/news/berita/d-1511902/pariwisata-warisan-budaya-makin-diminati-masyarakat-dunia.(Diakses 23 Febuari 2019)

Dictionary Experience. Retriviedwww.dictionary.com (diakses 17 Maret2019)

Endraswara, Suwardi. (2009). MetodologiPenelitian Folkfore. Yogyakarta:Media Pressindo.

Hardini, Widi. (2018). MemorableExperience Wisatawan pada RestoranUpscale di Bali. Disertasi. FakultasPariwisata Universitas UdayanaDenpasar. Retriviedhttps://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/5f9015f02a44a08974ba57e452320e77.pdf

Isnani, Dedi. (2010). Pengertian CeritaRakyat. Retriviedwww.dedisnani.com/2010/05/cerita-rakyat-pengertian-cerita-rakyat.html

I Gde Pitana dan I Ketut S. Diarta. (2009).PengantarIlmuPariwisata. Yogyakarta: C.V ANDI

Kangen Jogja?. Reruntuhan Taman Sari,1915. Instagram, foto by@jogjajamanold, 17. Retriviedwww.instagram.com/p/Buk5w92ltbr/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=s953ph9taevy

Kangen Jogja?. Bentukbangunanasli TamanSari. Instagram, foto by@jogjajamanold, 17 Maret 2019.Retriviedwww.instagram.com/p/BoqSOsUHh13/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=12bi4nbtd1g4n

Sejarah Tamansari. Retriviedhttps://www.kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/14/bangunan-bangunan-tamansari (Diakses, 12 Mei2019)

Bangunan-bangunan Tamansari. Retriviedhttps://www.kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/13/tamansari(Diakses, 12 Mei 2019)

Leite, N. (2014). Afterword: LocatingImaginaries in the Anthropology ofTourism. Retriviedhttps://core.ac.uk/download/pdf/42548633.pdf

Page 17: MEMBANGUN IMAJINASI WISATAWAN MELALUI …

ISSN 16935969 Media Wisata, Volume 17, Nomor 2, November 2019 EISSN 26858436

119 https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS

Paramita, A & Lusi K. (2013). Teknik FocusGroup Discussion. Buletin PenelitianSistem Kesehatan, 16(2). 118-124

Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. (2018). TheNature of ‘Nature Tourism’: Exploringthe Role of Images and Imagination inEcotourism. Retriviedhttp://www.pertanika.upm.edu.my/

Rafael P.B & Hadyn, I. (2013). Film andtourism: the imagined place and theplace of the imagined.WorldwideHospitality and Tourism Themes,5(1),39-54. Retriviedhttps://doi.org/10.1108/17554211311292439

Rijal, C. P., Ghimire, S. (2016). Prospects ofCreating Memorable Experience inNepalese Tourism and HospitalityIndustry. Journal of Tourism andHospitality Education. 6(4). Retriviedhttps://www.nepjol.info/index.php/JTHE/article/view/14767

Salazar, Noel B. (2010). Towards anAnthropology of Cultural MobilitiesCrossings: Journal of Migration andCulture 1(1):53-68. Retriviedhttps://ssrn.com/abstract=2104217

Schroeder, H. (2009). The role ofimagination in experiencing naturalenvironments. In Proceedings of theNorth Eastern Recreation ResearchSymposium (pp.13). Retriviedwww.nrs.fs.fed.us / pubs/gtr/gtr-nrs-p-66papers/02-schroeder-p-66. Pdf

Sheng Chieh-Wen Dan Ming-Chia Chen.(2014), Tourist experienceexpectattions: questionnairedevelopment and text narrativeanalysis. International Journal ofCulture, Tourism and HospitalityResearch, 7,(1) 93 – 104.

Su, Xiaobo. (2010). The Imagination of Placeand Tourism Consumption: A Case

Study of Lijiang Ancient Town, China,Tourism Geographies, 12(3), 412 -434.

Sugiyono. (2016). Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, danR&D.Alfabeta: Bandung.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010

Walter,Ute, B. Edvardsson dan Asa Ostrom.(2010). Drivers of Customers ServiceExperiences: a study in the restaurantindustry. Managing Service Quality,20,(3),236-258. Retriviedhttp://oru.diva-portal.org/smash/get/diva2:403140/FULLTEXT01

Wantoro, A. (2018). kompasian BeyondBlogging : Pentingnya Berimajinasi.Retriviedhttp://www.kompasiana.com./aguswantoro/50cd9a413344edc1ce192/pentingnya-berimajinasi?page=all (Diakses 29Maret 2019)

Yoku Rikona Tito Ismail Majid &Damayanti. (2016). AnalisisFaktorTourism Experience Kota Bandung.Jurnal e-Proceeding ofManagement,3,1025-103. Retriviedfile:///C:/Users/user/Downloads/16.04.870_jurnal_eproc%20(1).pdf

Subhekti, Y. I. (2005)PerkembanganTamansariSebagaiKawasan Konservasi dan PariwisataKota Yogyakarta. Semarang:Universitas Diponegoro

Sukirman, D. H., (1988). Mengenal SekilasBangunan Pasanggrahan Taman SariYogyakarta. Yogyakarta: Balai KajianSejarah dan Nilai Tradisional.Direktorat Jenderal Kebudayaan.Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Brosur Tamansari

Akun FP Instagram @jogjajamanold