Upload
vuongcong
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2
SMA AL ISLAM I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh:
DYAH SETIANINGRUM
NIM K7407068
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2
SMA AL ISLAM I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
DYAH SETIANINGRUM
NIM K7407068
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Dyah Setianingrum. STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN MASALAH DENGAN MODEL EKSPOSITORI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKUNTANSI KELAS XI IS SEMESTER 2 SMA AL ISLAM I
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil
belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan model ekspositori pada siswa kelas XI
IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. (2) Mengetahui apakah
model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil belajar akuntansi
yang lebih baik dibandingkan dengan model ekspositori pada siswa kelas XI IPS
SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu eksperimen semu
(Quasi eksperimental research). Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA
Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/1011 sejumlah 202 siswa yang terbagi
dalam 5 kelas. Sampel diambil dengan Cluster random Sampling sejumlah dua
kelas, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
berjumlah 40 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 38 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik tes.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dengan prasyarat yaitu
t-matching.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh harga Me = 79,75 dan Mk =
74,76 hal ini menunjukkan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari
nilai rata-rata kelompok kontrol. Hasil analisis data juga menunjukkan harga
thitung = 2,303 hasil tersebut dikonsultasikan dengan ttabel dengan n = 78 dan taraf
signifikasi 5% dengan db = 75 sebesar 1,995. Berdasarkan hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa (1) Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan
menggunakan uji-t ditunjukkan dengan thitung > ttabel yaitu 2,303 > 1,995 pada
taraf signifikasi 5% dan db = 75, berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah dengan model ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011, (2) Pada kelompok eksperimen rata-
rata nilai post-test sebesar 79,75 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 74,76.
Dengan adanya hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen
dibandingkan dengan hasil yang dicapai kelompok kontrol, berarti metode
pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif diterapkan daripada model
pembelajaran ekspositori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Dyah Setianingrum. A COMPARATIVE STUDY OF PROBLEM BASED
LEARNING MODEL AND EXPOSITORY MODEL ON STUDENT
LEARNING ACHIEVEMENT IN ACCOUNTING LEARNING OF THE XI
IPS GRADERS OF SEMESTER 2 OF SMA AL ISLAM I SURAKARTA IN
THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and
Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, June 2011.
The objectives of research are (1) to find out whether or not there is
difference of accounting learning achievement between the students taught using
Problem-Based Learning model and those taught using Expository Learning in the
XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011, and
(2) to find out whether or not the Problem Based Learning model provides the
better accounting learning achievement than expository model does in the XI IPS
graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011.
This study employed a quasi experimental research. The population of
research was all XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of
2010/2011, consisting of 202 students divided into 5 classes. The sample was
taken using cluster random sampling of two classes as experiment group and
control group. The experiment group contains 40 students and the control one
contains 38 students. Techniques of collecting data used were documentation and
test. Technique of analyzing data used was t-test with prerequisite, t-matching.
Considering the result of analysis, it can be found Me value = 79.75 and
Mk = 74.76; it indicates that the mean value of experiment group is higher than
that of control group. The result of data analysis shows that the tstatistic value =
2.303 is consulted with the ttable with n = 78 and significance level of 5% with db
= 75 of 1.995. Considering the result of analysis, it can be concluded that (1)
based on the data analysis carried out using t-test indicated with tstatistic > ttable
2.303 > 1.995 at significance level of 5% and db = 75, meaning that there is a
difference of accounting learning achievement between the students taught using
Problem-Based Learning model and those taught using Expository Learning in the
XI IPS graders of SMA Al Islam I Surakarta in the school year of 2010/2011, (2)
in the experiment group, the mean posttest value is 79.75 while in the control
group it is 74.76. The higher learning achievement in experiment group compared
the result obtained by the control group means that problem based learning is
more effective to apply than the expository learning model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“......Setiap terjatuh, pasti akan terasa sakit. Namun, ketika mulai bangkit dan
melangkah, rasa sakit pasti akan tergantikan dan menjadi pembelajaran untuk
perjalanan yang akan datang......”
(Penulis)
“.......Perubahan bukan hanya sekedar ucapan, tapi harus diwujudkan.....”
(Penulis)
“....Tidak ada hal yang sia-sia jika didasari niat, kemauan, usaha, dan do’a untuk
menjadikannya menjadi nyata......”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan sebuah karya dari hasil kerjaku untuk jiwa
yang merangkul ragaku dan untuk orang-orang yang
menghiasi jejak-jejak nafasku. Tak pernah kuhenti ucap
syukur alhamdulillah karena aku memiliki kalian. Skripsi ini
penulis persembahkan untuk:
- Ibu dan Bapak tersayang yang selalu memberikan
semangat, doa dan kasih sayang yang tak terputus.
- Mbak Lie`, De’ Iin dan De’ Fajarku tersayang yang
selalu memberiku semangat dan inspirasi.
- Dian, Anjani, Erlin, Dessy, Nurul, Pipit atas semua hal
yang telah diberikan untukku, dan persahabatan kita
yang indah.
- Pak Sigit Santosa dan Ibu Laily Faiza Ulfa, terima kasih
atas bimbingan dan motivasinya.
- Sahabat-sahabatku CaKA (Bu Lurah dan yang lainnya).
- Teman-teman prodi Ekonomi angkatan 2007.
- Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Prof. Dr. Sigit Santosa, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Laily faiza Ulfa,S.E, M.M, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi
6. Riyanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Al Islam I Surakarta dan Slamet
Widodo, S.Pd., selaku guru pembimbing beserta seluruh keluarga besar SMA
Al Islam I Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta doa
dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Tim Penguji, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan bagi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
1. Proses Belajar Mengajar ....................................................... 8
2. Pembelajaran dan Model Pembelajaran ................................ 9
a. Pembelajaran ..................................................................... 9
b. model Pembelajaran .......................................................... 10
3. Hasil Belajar .......................................................................... 11
4. Pembelajaran Akuntansi ....................................................... 12
a. Sejarah Perkembangan Akuntansi .................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
b. Definisi Akuntansi ........................................................... 13
c. Laporan Keuangan ........................................................... 14
d. Jenis laporan Keuangan .................................................... 15
5. Pembelajaran Berdasarkan Masalah ..................................... 17
a. Pengertian Problem Based Learning ................................ 17
b. Karakteristik Problem Based Learning ............................ 19
c. Keunggulan Problem Based Learning ............................. 19
d. Kelemahan Problem Based Learning .............................. 20
e. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah .................. 20
f. Prinsip-prinsip dalam Penerapan Pembelajaran
Berdasarkan Masalah ....................................................... 21
6. Pembelajaran Ekspositori ...................................................... 22
a. Pengertian Pembelajaran Ekspositori ................................ 22
b. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori ............................ 22
c. Keunggulan Pembelajaran Ekspositori ............................. 23
d. Kelemahan Pembelajaran Ekspositori .............................. 23
e. Langkah-langkah Pembelajaran Ekspositori ..................... 24
f. Prinsip Penggunaan Pembelajaran Ekspositori ................. 26
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................. 26
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 28
D. Hipotesis ...................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
1. Tempat Penelitian.................................................................... 32
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 32
B. Populasi dan Sampel ................................................................... 33
1. Populasi .................................................................................. 33
2. Sampel .................................................................................... 33
3. Teknik Sampling .................................................................... 33
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
1. Variabel Penelitian ................................................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Sumber Data ........................................................................... 34
a. Metode Tes ....................................................................... 34
b. Metode Dokumentasi ........................................................ 35
3. Instrumen Penelitian .............................................................. 35
a. Tingkat Kesukaran Soal .................................................... 35
b. Daya Pembeda ................................................................... 36
c. Uji Validitas ...................................................................... 37
d. Uji Reabilitas ..................................................................... 38
D. Rancangan Penelitian .................................................................. 39
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 42
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 42
2. Uji Hipotesis .......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 45
A. Deskripsi Data .............................................................................. 45
1. Deskripsi Data Umum ............................................................. 45
a. Sejarah Singkat SMA Al Islam 1 Surakarta ...................... 45
b. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah .......................................... 46
c. Struktur organisasi Sekolah ............................................... 47
d. Data Peserta Didik ............................................................. 48
e. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ............... 48
f. Proses Pembelajaran SMA Al Islam 1 Surakarta ............. 49
g. Sistem Penilaian Hasil Belajar .......................................... 50
h. Kriteria ketuntasan Minimum .......................................... 50
i. Kondisi Lingkungan Belajar ............................................. 51
2. Deskripsi Data khusus ............................................................ 51
a. Data Nilai Kemampuan Awal ........................................... 51
b. Data Nilai Prestasi Belajar Akuntansi ............................... 54
c. Data Nilai Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi .......... 56
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................... 59
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 60
D. Pembahasan hasil Analisis Data ................................................. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 63
A. Simpulan ...................................................................................... 63
B. Implikasi ...................................................................................... 63
C. Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66
LAMPIRAN ................................................................................................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Akuntansi . .......................................................................... 14
Gambar 2. Kerangka Berpikir . ........................................................................ 30
Gambar 3. Rancangan mengenai Nonrandomized Control-Group,
Pretest-Posttest Design . ............................................................... 41
Gambar 4. Struktur Organisasi SMA Al Islam 1 Surakarta . ........................... 47
Gambar 5. Histogram Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ...... 52
Gambar 6. Histogram Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen 53
Gambar 7. Histogram Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Kontrol . .......... 55
Gambar 8. Histogram Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen . ... 56
Gambar 9. Histogram Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Kontrol ....... 57
Gambar10. Histogram Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Eksperimen 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ................................ 20
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan Penyusunan Skripsi . ....................................... 32
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item ........................ 36
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item . .......................... 37
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian . ................... 38
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian .................... 39
Tabel 7. Data Siswa SMA Al Islam I Surakarta . ........................................... 48
Tabel 8. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. .............................. 49
Tabel 9. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol . ........................ 52
Tabel 10. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen .................. 53
Tabel 11. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Kontrol . ............................. 54
Tabel 12. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen . ....................... 56
Tabel 13. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Kontrol . ......................... 57
Tabel 14. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Eksperimen . .................. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelompok Kontrol . ................................. 69
Lampiran 2. Daftar Nama Siswa Kelompok Eksperimen . ........................... 70
Lampiran 3. Daftar Nama Siswa Kelompok Try out . ................................... 71
Lampiran 4. Daftar Nama Siswa Kelompok Diskusi . ................................... 72
Lampiran 5. RPP Kelompok Kontrol . ........................................................... 73
Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen . ..................................................... 88
Lampiran 7. Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol . ........................... 103
Lampiran 8. Nilai Kemampuan Awal kelompok Eksperimen . ...................... 104
Lampiran 9. Analisis Instrumen Penelitian . ................................................... 105
Lampiran 10. Perhitungan uji kesetaraan (t-matching) . ................................. 108
Lampiran 11. Perhitungan uji-t . ..................................................................... 113
Lampiran 12. Soal Post-test . .......................................................................... 120
Lampiran 13. Lembar Jawab Siswa . ............................................................... 128
Lampiran 14. Nilai Post-test kelompok Kontrol . ............................................ 129
Lampiran 15. Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen . .................................. 130
Lampiran 16. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol . ................. 131
Lampiran 17. Dist. Frek. Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen . .......... 133
Lampiran 18. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Kontrol. ........................ 135
Lampiran 19. Dist. Frek. Prestasi Belajar Kelompok Eksperimen. ................. 137
Lampiran 20. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Kontrol. .................... 139
Lampiran 21. Dist. Frek. Peningkatan Nilai Kelompok Eksperimen . ........... 140
Lampiran 22. Foto-Foto Penelitian. ................................................................. 141
Lampiran 23. Lembar Monitoring Pelaksanaan Penelitian. ............................. 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada suatu negara, pendidikan merupakan sarana yang penting untuk dapat
menunjang kecerdasan bangsa. Melalui pendidikan yang bermutu, maka akan
tercipta sumberdaya manusia yang berkualitas dan berkompeten untuk
menghadapi persaingan dalam dunia nyata. Pada era Globalisasi, melalui sumber
daya manusia yang bermutu diharapkan suatu bangsa dapat menghadapi berbagai
perubahan dan tantangan yang sedang dan akan terjadi. Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, kualitas pendidikan perlu
ditingkatkan untuk menunjang perkembangan bangsa menuju perbaikan yang
lebih baik.
Pada saat sekarang ini pendidikan cenderung hanya mengutamakan pada
tercapainya tujuan pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses untuk menuju
tercapainya tujuan tersebut. Proses pembelajaran sebagai aktivitas pendidikan
dalam bentuk yang paling sederhana selalu melibatkan siswa dan guru. Kegiatan
belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar
menyerap informasi dari guru, akan tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan
maupun tindakan yang harus dilakukan jika menginginkan hasil belajar yang lebih
baik. Guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, hendaknya pendidik dapat
memilih serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga dapat
menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Guru yang baik harus dapat menguasai berbagai macam metode mengajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sehingga dapat memilih serta menentukan metode serta pendekatan yang tepat
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan awal dengan guru mata pelajaran bahwa metode
mengajar yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar pada saat ini
adalah metode ceramah. Karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah
dilaksanakan, dan tidak perlu peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar
siswa yang jumlahnya relatif besar. Didalam pembelajaran, guru dianggap sebagai
sumber segala informasi, guru yang mendominasi kelas, guru langsung
membuktikan dalil-dalil, dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan
siswa harus mendengarkan, melaksanakan pola-pola yang diterapkan guru,
mencontoh cara-cara yang dilakukan guru dalam menyelesaikan soal-soal yang
dapat mengakibatkan siswa bertindak pasif. Hal ini dapat menimbulkan
kurangnya kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk menganalisa
dan menyelesaikan suatu permasalahan kurang berkembang secara baik.
Akibat permasalahan tersebut menyebabkan para siwa kurang termotivasi
dalam mengikuti pelajaran. Sehingga ada siswa yang mendapatkan hasil belajar
yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu,
guru diharapkan mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dan efektif
yang sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa. Dengan pemilihan strategi yang
tepat, guru dapat menyampaikan pelajaran akuntansi dengan lebih menarik,
interaktif, dan menyenangkan. Sehingga siswa akan lebih dapat termotivasi
selama mengikuti proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka perlu diupayakan pemilihan
model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta penyajian materi yang
menarik. Sehingga dari pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar yaitu siswa menerapkan pengetahuan,
belajar menganalisa dan memecahkan permasalahan, berdiskusi dengan teman,
belajar menyampaikan ide atau gagasan, serta bertanggung jawab terhadap tugas.
Alternatif model pembelajaran yang menarik serta dapat menjadikan siswa
aktif adalah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah serta model Ekspositori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan suatu pendekatan dimana
peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan
berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Pelaksanaan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menuntut para siswanya
untuk ikut aktif dalam berdiskusi dan mandiri pada saat guru memberikan tugas
pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam memecahkan masalah maupun
menyelesaikan tugas yang diberikan guru, tiap anggota harus saling bekerja sama
dan saling membantu untuk memahami suatu pokok bahasan. Sehingga nanti
diharapkan seluruh siswa dapat memahami pokok bahasan. Ibrahim dalam
Triyanto (2009: 98) mengemukakan tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan
Masalah, yaitu:
1. Orientasi pada masalah
2. Mengorganisasi siwa untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individual atau kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model Ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal. Dalam sistem ini, guru menyampaikan bahan dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematik, secara lengkap sehingga siswa tinggal
menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Dalam memberikan
informasi dan penjelasan kepada siswa, guru menggunakan alat bantu seperti
gambar, bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan. Adapun tahap-tahap pelaksanaan model
pembelajaran Ekspositori yaitu:
1. Preparasi, guru menyiapkan bahan/materi pembelajaran
2. Apersepsi diperlukan untuk penyegaran
3. Presentasi (penyajian) materi pembelajaran
4. Resitasi, pengulangan pada bagian yang menjadi kata kunci kompetensi
atau materi pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Melalui penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah serta model
ekspositori, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu
memotivasi siswa untuk memahami konsep akuntansi dengan lebih baik. Selain
itu, siswa diharap dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
dan berinteraksi dengan siswa lain agar tercipta suasana yang menarik,
menyenangkan dan aktivitas sosial siswa di kelas dapat terwujud dengan baik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
dilakukan di SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dengan judul:
“Studi Komparasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Model
Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Kelas
XI IS Semester 2 SMA Al Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011“.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah antara lain sebagai berikut :
1. Apakah rendahnya hasil belajar akuntansi siswa dipengaruhi oleh
kurangnya motivasi siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar?
2. Apakah rendahnya pencapaian hasil belajar akuntansi siswa mungkin
dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar?
3. Apakah model Pembelajaran Masalah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa?
4. Apakah model ekspositori dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
5. Diantara model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan model Ekspositori
manakah yang lebih efektif dan tepat diterapkan?
6. Apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi dengan menggunakan model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan model Ekspositori?
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini
dilakukan pembatasan masalah yaitu model pembelajaran dan hasil belajar
akuntansi. Penjelasan dari masalah yang diberikan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk dapat mencapai tujuan belajar.
Dalam hal ini adalah perbandingan antara model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah dengan model pembelajaran Ekspositori.
a. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah suatu pendekatan
dimana peserta didik diberi permasalahan untuk dipecahkan dalam rangka
penncapaian tujuan pembelajaran.
b. Model pembelajaran Ekspositori adalah adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal.
2. Hasil Belajar
Hasil Belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah
mengikuti suatu proses pembelajaran. Hasil Belajar adalah suatu puncak dari
proses pembelajaran. Pada penelitian ini, pembahasan hasil belajar difokuskan
pada segi kognitif.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antara siswa yang diajar
dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan
model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2010/2011?
2. Apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil
belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori
pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dirumuskan tujuan dari
penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar akuntansi antara
siswa yang diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
menghasilkan hasil belajar akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan
model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2010/2011.
F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan
teoretis, yaitu :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai pemilihan metode
pengajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
akuntansi, sehingga siswa akan merasa lebih termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menentukan
alternatif pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif yang sesuai
dengan karakteristik siswa di tiap-tiap kelas, sehingga pembelajaran
akan terasa lebih menyenangkan serta tingkat keaktifan dan prestasi
belajar siswa akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Bagi Peneliti
Sebagai masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam
menentukan dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai untuk
menyampaikan materi ajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan interaksi antar individu yang dapat
membawa perubahan. Belajar merupakan kegiatan penting bagi setiap individu
yang dapat memberikan pengalaman serta perubahan kearah yang baik. Belajar
dalam arti yang luas yaitu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam
bentuk penguasaan, penggunaan, serta kecakapan dasar yang terdapat dari
berbagai mata pelajaran atau lebih khusus lagi dalam aspek kehidupan maupun
pengalaman yang terorganisasi. Menurut W.Gulo (2004: 8) menyatakan belajar
merupakan suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah
tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Menurut
Hilgard dalam Wina Sanjaya (2009: 112) belajar adalah proses perubahan melalui
kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan didalam laboratorium naupun dalam
lingkungan ilmiah. Menurut Slameto (1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat mengubah
pola perilaku peserta didik yang lebih baik. Belajar adalah suatu kegiatan yang
menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Belajar
merupakan proses mental dalam diri individu yang terjadi karena adanya interaksi
individu dengan lingkungan yang disadari sehingga menyebabkan timbulnya
perubahan tingkah laku.
Untuk membuat kegiatan belajar dapat berlangsung secara optimal perlu
diciptakan situasi yang dapat merangsang belajar, mengarahkan kegiatan belajar,
serta mengelola kegiatan belajar secara efisien dan kegiatan inilah yang disebut
dengan mengajar. Menurut W. Gulo (2004: 8) mengajar adalah usaha untuk
menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
secara optimal. Menurut Smith dalam Wina Sanjaya (2009: 96) mengajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
menanamkan pengetahuan atau ketrampilan. Menurut Abin Syamsuddin Makmun
(2004: 156) Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Perilaku
belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak
berlangsung satu arah, akan tetapi secara timbal baik dimana kedua pihak
berperan dan berbuat secara aktif dalam suatu kerangka kerja dengan
menggunakan cara dan kerangka berpikir yang dipahami dan disepakati bersama.
Proses belajar mengajar yang terarah pada peningkatan kualitas manusia secara
utuh adalah meliputi dimensi-dimensi kognitif intelektual, ketrampilan dan nilai-
nilai. Pembentukan kepribadian melalui proses belajar-mengajar ialah usaha untuk
menampilkan dan memperoleh nilai-nilai tertentu dalam kegiatan belajar
mengajar.
Berdasarkan urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar merupakan suatu hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik
dalam suatu kondisi yang mendukung sehingga dapat menghasilkan perubahan
tingkah laku, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.
2. Pembelajaran dan Model Pembelajaran
a. Pembelajaran
Pembelajaran sebagai usaha sadar dan aktif dari pendidik terhadap peserta
didik agar peserta didik berkeinginan untuk belajar. Pembelajaran merupakan
proses untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan belajar.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta
didik dengan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dalam hal ini berarti didalam pembelajaran terdapat interaksi antara pendidik
dengan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan belajar. Menurut Gino
(1997: 32) Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor
ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk membelajarkan peserta
didik dan didalam prosesnya melibatkan berbagai komponen yaitu tujuan,
materi, metode atau strategi, media, serta evaluasi sehingga terjadi perubahan
tingkah laku dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam
waktu yang relatif lama karena adanya usaha.
b. Model pembelajaran
Istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Pada proses belajar-
mengajar diperlukan model pembelajaran agar peserta didik mampu
memahami materi yang disampaikan oleh pengajar secara optimal. Menurut
Aunurrahman (2009: 146) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Joyce dalam
Trianto (2009: 22) Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,
kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Arends dalam Triyanto
(2009: 22) Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan
sistem pengelolaannya. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi
guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola
lingkungan pembelajaran dan mengelola kelas. Penggunaan model
pembelajaran yang tepat dapat menumbuhkan motivasi peserta didik,
menumbuhkan minat, serta memberi kemudahan peserta didik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memahami materi pelajaran yang disampaikan sehingga memungkinkan bagi
peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebuh baik.
Menurut Kardi dan Nur dalam Triyanto (2009: 23) Model pembelajaran
memiliki empat ciri khusus, yaitu :
1) Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
dicapai.
3. Hasil Belajar
Setiap proses belajar-mengajar diukur dengan seberapa jauh
perkembangan hasil belajar yang dicapai peserta didik, dengan kata lain hasil
belajar merupakan hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan peserta didik setelah mendapatkan pengalaman belajar. Hasil belajar
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi guru dan dari sisi peserta didik. Dari sisi
guru, hasil belajar merupakan akhir dari proses belajar mengajar yang berwujud
evaluasi. Sedang dari peserta didik, hasil belajar merupakan puncak dari kegiatan
belajar sebagai wujud dari usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan
ukuran dari keberhasilan suatu proses pembelajaran yang berupa penguasaan ilmu
pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Menurut Oemar Hamalik (1992: 58), hasil belajar adalah apabila
seseorang telah belajar, akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Menurut Dimyati dan Mudjion, hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu
dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada ranah-ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Ngalim Purwanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(1987: 54) mengatakan bahwa hasil belajar adalah nilai yang dapat dicapai siswa
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dan dapat diukur dengan
menggunakan suatu tes.
Menurut Bloom dalam Gino dkk (1997: 19) Hasil belajar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta
didik telah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik jika dibandingkan dengan sebelum belajar. Menurut Howard Kingsley
dalam Nana Sudjana (2006: 22), tiga macam hasil belajar yang menunjukkan hasil
perubahan dari proses belajar terdiri dari :
a) Ketrampilan dan kebiasaan
b) Pengetahuan dan pengertian
c) Sikap dan cita-cita
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan dicapai siswa secara optimal setelah mengikuti proses
belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai. Hasil belajar akan tersimpan dalam
waktu yang lama karena hasil belajar berperan dalam pembentukan pribadi
individu untuk menjadi lebih baik. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini
adalah hasil belajar pada aspek kognitif berupa tes formatif pada kelas
eksperimen.
4. Pembelajaran Akuntansi
Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang diajarkan
kepada siswa SMA Al Islam 1 Surakarta untuk jurusan Ilmu Sosial. Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
merupakan mata pelajaran pokok pada jurusan Ilmu Sosial. Mata Pelajaran
akuntansi telah diajarkan kepada siswa mulai dari kelas X sebagai dasar, serta
pendalaman materi dilakukan setelah peserta didik melalui proses penjurusan
pada kelas XI. Pada kelas XI mata pelajaran akuntansi diberikan kepada setiap
kelas sebanyak tiga kali pertemuan dalam satu minggu.
a. Sejarah Perkembangan Akuntansi
Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukan sistem yang
berpasangan (double entry sistem) oleh pedagang-pedagang venesia yang
merupakan kota dagang yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia.
Pada 1949 diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan
yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca
Pacioli. Buku tersebut berjudul summa de arithmatica, Geometrica,
Proportioni et proportionalita dan membahas pelajaran ilmu pasti. Dalam buku
tersebut terdapat beberapa bagian yang berisi pelajaran pembukuan untuk para
pengusaha yang berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio.
b. Definisi Akuntansi
Istilah akuntansi mempunyai pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli.
Dalam Agus Suranto dkk (2005: 2), American Institute of Certified Public
Accountans (AICPA) mendefinisikan Accounting is the art of recording,
classifying, and summarizing in a significant manner and in the terms of
money, transactions, and events which are in part at least of a financial
character and interpreting the result theoreof (Akuntansi adalah seni dari
pencatatan, penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan
dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau
sebagian bersifat keuangan dan penafsiran hasil-hasilnya). Dan menurut
American Accounting Association (AAA) mendefinisikan Accounting is the
process of identifying, measuring, and communicating economic information
to permint informed judgements and decisions by users of the information
(Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya penilaian dan keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut). Tujuan dari akuntansi adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Proses akuntansi akan menghasilkan sebuah laporan yang disebut laporan
keuangan. Tahap-tahap kegiatan didalam akuntansi dilakukan mulai dari
penyediaan dokumen sumber transaksi sampai dengan penyusunan laporan
keuangan disebut dengan siklus akuntansi. Hal ini disebabkan kegiatan tersebut
akan berulang kembali selama tiap-tiap periode berikutnya. Siklus akuntansi
pada perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Bagan Siklus Akuntansi
c. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang berisi informasi tentang
kondisi keuangan dari hasil perusahaan pada periode tertentu. Laporan
keuangan memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai walaupun
tidak menyediakan semua informasi yang memuaskan karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
3) Untuk menyatakan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung
jawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Transaksi Pencatatan Pengelompokan Pengihtisaran LKU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Jenis Laporan Keuangan
Jenis dari laporan keuangan meliputi:
1) Laporan Laba Rugi
Laporan laba Rugi merupakan ringkasan pendapatan dan beban suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu. laporan laba rugi
menggambarkan hasil usaha selama satu periode. Hasil usaha tersebut
diperoleh dengan cara membandingkan antara jumlah pendapatan dengan
jumlah beban. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah beban,
maka berarti laba. Sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil dari
jumlah beban berarti rugi.
Unsur-unsur Laporan Laba Rugi:
a) Penghasilan (income), yaitu kenaikan manfaat ekonomi selama
satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
b) Beban (expenses), yaitu penurunan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi salam bentuk arus keluar atau berkurangnya
aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Beban terdiri dari:
(1) Beban operasional
(2) Beban non operasional
2) Neraca
Neraca merupakan daftar yang memuat secara terperinci keadaan aktiva
perusahaan, keadaan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, dan besar
modal pemilik perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu.
Unsur-unsur neraca:
a) Aktiva, yaitu sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan
manfaat ekonomi di masa depan. Terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(1) Aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang usaha, wesel tagih,
perlengkapan, beban dibayar dimuka, pendapatan yang akan
diterima, serta persediaan barang dagangan).
(2) Investasi jangka panjang (penanaman modal dalam saham,
penanaman modal dalam obligasi, penanaman modal dalam
bentuk dana).
(3) Aktiva tetap (kendaraan, peralatan kantor, mesin-mesin,
gedung, tanah yang digunakan untuk lokasi usaha).
(4) Aktiva tidak berwujud (hak paten, hak cipta, hak merk,
waralaba, goodwill).
(5) Aktiva lain-lain
b) Kewajiban, yaitu suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak
atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban
dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
(1) Kewajiban jangka pendek (utang usaha, wesel bayar, beban
yang masih harus dibayar, serta pendapatan diterima dimuka).
(2) Kewajiban jangka panjang (pinjaman jangka panjang, utang
hipotek).
c) Ekuitas, yaitu hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas merupakan ringkasan tentang perubahan
ekuitas yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan Perubahan
Ekuitasmemberikan informasi mengenai penambahan atau pengurangan
ekuitas selama periode tertentu. penambahan ekuitas berasal dari investasi
dan laba. Pengurangan ekuitas biasanya terjadi karena adanya kerugian
dan pengambilan untuk kepentingan pribadi.
4) Laporan Arus kas
Laporan arus kas memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan
arus kas keluar dalam suatu periode tertentu, sesuai dengan periode
laporan lain. Laporan ini menerangkan saldo kas awal perusahaan berubah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dengan penambahan dan pengurangan uang kas hingga mencapai saldo
akhir per tanggal neraca. Penambahan dan pengurangan kas dikategorikan
dalam tiga kelompok, yaitu:
a) Kelompok Operasi, yaitu perkiraan yang terkait dengan
operasional perusahaan.
b) Kelompok investasi, yaitu semua transaksi yang terkait dengan
investasi perusahaan berupa pembelian aktiva tetap atau aktiva
lainnya.
c) Kelompok Pembiayaan, yaitu perkiraan yang terkait dengan
aktivitas utang dan modal.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi
merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran, pencatatan, penggolongan dan
peringkasan yang dapat memberikan informasi serta manfaat untuk penilaian dan
pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Sedangkan pembelajaran
akuntansi merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru serta
sumber belajar untuk mempelajari serta mengembangkan kemampuan akuntansi
yang dimiliki oleh siswa.
5. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
a. Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan
untuk memecahkan masalah. Menurut Arends dalam Triyanto (2009: 92)
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran
dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan
kemampuan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan
percaya diri. Menurut Dutch dalam M. Taufiq Amir (2010: 21) Problem Based
Learning merupakan metode instruksional yang menantang mahasiswa agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
“belajar untuk belajar” bekerjasama dalam suatu kelompok untuk mencari
solusi bagi masalah yang nyata. Pelaksanaan metode Pembelajaran
Berdasarkan Masalah menuntut para siswanya untuk ikut aktif dalam
berdiskusi dan mandiri pada saat guru memberikan tugas pada proses belajar
mengajar di kelas.
Menurut Dewey dalam Trianto (2009: 91) Belajar berdasarkan masalah
adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua
arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa
berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran
ini cocok untuk mngembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks
(Rantumanan dalam Triyanto, 2009: 92).
Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah
konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan bagi
siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih
realistik (nyata). Pembelajaran berdasarkan masalah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran berdasarkan masalah
memberikan dorongan kepada peserta didik untuk tidak hanya sekedar berpikir
sesuai yang bersifat konkrit, akan tetapi lebih dari itu berpikir terhadap ide-ide
yang abstrak dan kompleks. Terdapat 3 ciri dalam pembelajaran berdasarkan
masalah, yaitu:
1. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan serangkaian aktifitas
pembelajaran.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah.
b. Karakteristik Problem Based Learning
Menurut Arends dalam Trianto (2009: 93), Karakteristik dari pembelajaran
berdasarkan masalah terdiri dari :
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di
sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial penting dan
secara pribadi bermakna untuk siswa.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran
3. Penyelidikan autentik.
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan
menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya.
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan.
5. Kolaborasi.
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama
satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil.
c. Keunggulan Problem Based Learning
Menurut Wina Sanjaya (2010: 220), Pembelajaran berdasarkan masalah
dalam pengajaran memiliki keunggulan, yaitu:
1) Pemecahan masalah merupakan teknis yang cukup bagus untuk memahami
isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
lakukan. Selain itu pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk
melakukan evaluasi sendiribaik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa
setiap mata pelajaranpada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu
yang harus dimengerti siswa, bukan hanya belajar dari guru atau dari
buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaiakan dengan pengetahuan baru.
9) Pemecahan masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar.
d. Kelemahan Problem Based Learning
Menurut Wina Sanjaya (2010: 220), Pembelajaran berdasarkan masalah
dalam pengajaran memiliki kelemahan, yaitu:
1) Manakala siswa tidak memiliki minat ataupun tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka enggan untuk mencobanya.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui pemecahan masalah
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
e. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
Tabel 1. Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Tahap Indikator Kegiatan guru
1. Orientasi siswa pada
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi
atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk aktif terlibat
dalam pemecahan masalah yang telah
dipilih.
2. Mengorganisasi siswa Guru membantu siswa mendefinisikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
untuk belajar dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, video dan
model, serta membantu mereka berbagi
tugas dengan teman.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses
penyelesaian masalah.
(Ibrahim dan M. Nur dalam Triyanto, 2009: 98)
f. Prinsip-Prinsip Dalam Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah dirancang agar siswa belajar
merumuskan dan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai
pengetahuan yang dimiliki. Masalah disiapkan sebagai konteks peembelajaran
yang baru. Guru bersama siswa membahas konsep teori yang diperlukan dalam
membahas pemecahan masalah, kemudian melaksanakan tahapan-tahapan
dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Analisis serta penyelesaian terhadap
masalah menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemecahan
masalah.
Guru berperan sebagai pengawas kelompok agar situasi interaksi belajar
menjadi aktif dan produktif serta membantu siswa mengidentifikasi
pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan. Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pembelajaran berdasarkan masalah akan dianggap lengkap jika siswa
melaporkan pengetahuan apa yang didapat dari proses pemecahan masalah
sebagai hasil penelitian.
6. Pembelajaran Ekspositori
a. Pengertian Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini, guru menyampaikan bahan dalam
bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, secara lengkap
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib
(Abin Syamsuddin Makmun, 2004: 233).
Pada model ini dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa,
guru menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik, dan lain-lain
disamping memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan. Guru hanya memberi informasi pada saat tertentu jika diperlukan,
misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal serta menjawab
pertanyaan siswa. Karena model ekspositori lebih menekankan kepada proses
bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.
b. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:
1) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya
dengan ceramah.
2) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus
dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri. Artinya,setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach).
Sebab dalam model ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui
strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik
(academic achievement ) siswa.
c. Keunggulan Model Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang
banyak dan sering digunakan. Hal ini disebabkan model ini memiliki
beberapa keunggulan, di antaranya:
1) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
3) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus
siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk
jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
d. Kelemahan Model Ekspositori
Model Ekspositori disamping memiliki kelebihan juga terdapat
kelemahan. Kelemahan model pembelajaran ekspositori, yaitu:
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap
siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu
baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat,
serta perbedaan gaya belajar.
3) Strategi ini lebih banyak dilakukan dengan ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada apa yang dimiliki guru,
serta persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme,
motivasi dan berbagai kemampuan guru dalam mengelola kelas.
5) Strategi pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi
pembelajaran akan sangat terbatas pula.
e. Langkah-langkah Pelaksanaan Model Ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan model ekspositori, yaitu:
1) Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah
persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di
antaranya adalah:
a.) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
b.) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
c.) Bukalah file dalam otak siswa.
2) Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru dalam melakukan
penyajian ini harus berusaha agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan langkah ini, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a.) Penggunaan bahasa
b.) Intonasi suara
c.) Menjaga kontak mata dengan siswa
d.) Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
3) Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna
terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur
pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan
kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
4). Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan
langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui
langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses
penyajian.
5). Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini
guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan
pada langkah ini diantaranya :
a.) Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan.
b.) Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang
telah disajikan.
f. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Ekspositori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Strategi pembelajaran bisa diamati dari efektifnya strategi yang digunakan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pertimbangan
pertama penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus
dicapai. Dalam Wina Sanjaya (2010: 181) penggunaan model pembelajaran
ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru,
antara lain :
1) Berorientasi pada Tujuan
Penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namum tanpa
meninggalakan tujuan pembelajaran. Justru tujuan pembelajaranlah yang
harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi Ekspositori.
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang
dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa. Hal ini sangat penting untuk karena tujuan yang spesifik me-
mungkinkan bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran.
2) Prinsip komunikasi
Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
berfungsi sebagai penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif
manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara
utuh. prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
diperhatikan, dalam upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat
menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi.
3) Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita
berikan,terlebih dahulu kita harus memposisikan mereka dalam keadaan
siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
4) Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya
berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada
kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan
untuk dijadikan titik tolak penelitian dalam mencoba melakukan pengulangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
revisi, modifikasi, dan sebagainya. Adapun penelitian yang relevan sebagai titik
tolak penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tri Hastuti Septiyaningsih (2007), Studi Komparasi antara Pengajaran
Metode Problem Solving dengan Metode Konvensional terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI program IPS SMA Negeri 7
Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil dari penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara
pengajaran metode Problem Solving dengan metode konvensional pada siswa
kelas XI program IPS SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007.
2) Metode Problem solving lebih efektif diterapkan daripada metode
konvensional.
2. Utut Udiyanto (2008), Studi Perbandingan antara Metode Pemecahan
Masalah dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 2 Pulokulon Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil dari penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara
Metode Pemecahan Masalah dengan Metode Ceramah terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 2
Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2008/2009. 2) Metode
Pemecahan Masalah lebih efektif diterapkan dibandingkan dengan Metode
Ceramah.
3. Sugiyarti (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan
Ekspositori terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Ditinjau
dari Motivasi Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa SMA Negeri Kecamatan
Wonogiri Tahun Pelajaran 2008/2009). Hasil dari penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah memiliki
pengaruh yang lebih baik daripada Model Ekspositori terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Gino S (2007), Pengaruh Model Problem Based Learning, Cooperative
Learning dan Ekspositori terhadap Prestasi Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Ditinjau dari Tingkat Intelegensi Siswa SMP di Kecamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Jatisrono Wonogiri. Hasil dari penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa
Model Problem Based Learning memiliki pengaruh yang lebih baik
kemudian diikuti Cooperative Learning dan Ekspositori.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan olahan penalaran untuk dapat
memberikan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka
berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah
penelitian, serta didasarkan pada kajian teoretis. Dalam penelitian ini kerangka
pemikirannya sebagai berikut:
1. Perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah dengan yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran ekspositori.
Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidikan yang melibatkan
siswa dan guru. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang
rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, akan tetapi
juga melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan
jika menginginkan hasil belajar yang lebih baik. Sebagai pengajar, guru
bertugas menyampaiakan materi yang dipelajari kepada siswa. Dengan
demikian guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengajaran. Akan
tetapi, pengajaran yang dilakukan oleh guru tidak selamanya berhasil. Hal ini
ditunjukkan dengan masih adanya hasil belajar siswa yang berada dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Keberhasilan proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan
pengajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa, salah satunya adalah model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Penggunaan model pembelajaran
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan
model pembelajaran yang tepat akan menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Dengan demikian, pemilihan model pembelajaran sangat
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada mata
pelajaran akuntansi. Dalam hal ini terlihat pada materi-materi yang menuntut
pemikiran yang melibatkan aspek kognitif, afektif bahkan psikomotorik.
Pendekatan yang dianggap baik belum tentu cocok digunakan untuk
mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk menyampaikan suatu pokok
bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.
2. Model pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif diterapkan dari pada
model pembelajaran ekspositori.
Pemilihan model pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar yang
diperoleh siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini
terlihat pada materi-materi yang menuntut pemikiran yang melibatkan aspek
kognitif, afektif bahkan psikomotorik. Pendekatan yang dianggap baik belum
tentu cocok digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Sehingga untuk
menyampaikan suatu pokok bahasan diperlukan pendekatan yang tertentu.
Guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, hendaknya pendidik
dapat memilih serta menggunakan metode mengajar yang tepat sehingga
dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Guru yang baik harus dapat menguasai berbagai macam metode
mengajar, sehingga dapat memilih serta menentukan metode serta pendekatan
yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu dari
model pembelajaran yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem Based Learning), dimana seorang guru harus berusaha melibatkan
siswa dalam pemecahan masalah. Penggunaan model Problem Based
Learning akan menghasilkan proses belajar yang efektif. Hal ini dikarenakan
dalam model Problem Based Learning siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran.
Pada penelitian ini pengajaran dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah dan model pembelajaran ekspositori.
Tujuan dilaksanakannya kedua model ini adalah sama, yaitu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
mendapatkan pencapaian hasil belajar. Model pembelajaran berdasarkan
masalah dilakukan dengan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah.
Sedangkan model ekspositori, model yang digunakan adalah metode
ceramah. Dari kedua model pembelajaran ini, dibandingkan kemudian dicari
mana yang lebih baik digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran
akuntansi.
Untuk dapat memperjelas kerangka pemikiran tersebut diatas, maka
dapat dibuatkan bagan paradigma sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir tentang Perbandingan Model Pembelajaran
Berdasarkan Masalah Dengan Model Ekspositori Terhadap
Hasil Belajar
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis
merupakan suatu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih
dahulu.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
ini adalah :
Siswa Model
Pembelajaran
Hasil
Belajar
Hasil
Belajar
Model
Ekspositori
Model PBL
Dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi antara metode Pembelajaran
Berdasarkan Masalah dengan metode Ekspositori pada pada siswa kelas
XI IS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah lebih efektif digunakan
dibandingkan dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA
Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta. Adapun alasan
penulis memilih SMA Al Islam 1 Surakarta sebagai tempat penelitian adalah :
1. Di SMA Al Islam 1 Surakarta belum pernah dilakukan penelitian yang
berjudul Studi Komparasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan
Model Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Akuntansi Kelas XI IS Semester 2 SMA Al Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai masukan baik bagi
guru maupun manajemen sekolah.
2. Penulis ingin mengetahui apakah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
cukup efektif dilaksanaka pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang peneliti rencanakan untuk kegiatan penelitian ini selama kurang
lebih 6 bulan, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Skripsi
Jenis Kegiatan
Tahun 2010/1011
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
a. Persiapan Penelitian
1. Pengajuan Judul
2. Penyusunan Proposal
3. Izin Penelitian
4. Pelaksanaan Tindakan
b. Implementasi Tindakan
1. Pengumpulan Data
2. Penganalisaan Data
c. Pembuatan Laporan
1. Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian terdapat populasi yang akan diteliti. Menurut Suharsimi
Arikunto (2002: 108) ”Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Menurut
Sudjana (1986: 5) “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran, kauntitatif maupun kualitatif, daripada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu yang hendak diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS SMA Al Islam 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 202 siswa yang terdiri dari 5
kelas yaitu XI IPS 1 sebanyak 43 siswa, XI IPS 2 sebanyak 41 siswa, XI IPS 3
sebanyak 40 siswa, XI IPS 4 sebanyak 38 siswa, dan XI IPS 5 sebanyak 40 siswa.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) ”Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sudjana (1986: 5)
“Sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi”.
Mengacu pada pengertian sampel tersebut, peneliti mengambil sampel
sebanyak 78 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu 40 siswa di kelompok
eksperimen dan 38 siswa di kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah, sedangkan
kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode ekspositori.
3. Teknik Sampling
Teknik yang digunakan penulis untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik secara cluster random sampling. Hal ini
dikarenakan semua subyek dianggap memiliki peluang yang sama untuk diteliti.
Pemilihan dan penetapan dua kelas sebagai sampel didasarkan pada fakta
bahwa kedua kelas tersebut, yakni XI IPS 4 dan XI IPS 5 memiliki nilai rata-rata
akuntansi yang hampir sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
seluruh variabel berikut:
a. Variabel Bebas = Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran. Model pembelajaran berdasarkan
masalah pada kelompok eksperimen dan model ekspositori pada kelompok
kontrol.
b. Variabel Terikat = Hasil Belajar Akuntansi
Hasil belajar akuntansi merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran.
2. Sumber Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis
serta memperoleh informasi atau bukti yang valid serta reliabel. Untuk
memperoleh data yang valid dan reliabel diperlukan teknik pengumpulan data
yang tepat dan handal. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto
(2002: 124) ”Ada beberapa metode pengumpulan data yaitu: Metode Tes, Metode
Kuisioner, Metode Interview, Metode Observasi, dan Metode Dokumentasi”.
Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengumpulan data, yaitu Metode tes
dan Metode Dokumentasi.
a. Metode Tes
Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui
hasil dari suatu perlakuan. Menurut Nana Sudjana (2002: 35) tes sebagai penilaian
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat
jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah tes tulisan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger agenda dan sebagainya (Arikunto, 1996 : 234). Metode ini
digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa dan nilai akhir ulangan blok
kelas XI semester 1. Skor inilah yang akan dimanfaatkan untuk menguji kesamaan
kualitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada tahap pendahuluan
(sebelum perlakuan).
3. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pengumpul data dalam penelitian. Instrumen dalam
penelitain ini adalah berupa tes. Soal tes dibuat sama untuk kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Setelah soal disusun, dilakukan uji coba terlebih dahulu
pada kelas XI IPS 1 dengan asumsi bahwa peserta didik dikelas tersebut telah
mendapatkan materi yang sama, sehingga pengukuran dan penelitian akan
menghasilkan data yang benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
maka perlu ditinjau beberapa aspek kelayakannya.
a. Taraf Kesukaran Suatu Item
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukan dengan indeks kesukaran yang
menunjukan sukar mudahnya soal. Harga tingkat kesukaran untuk soal uraian
dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (2005: 208) sebagai berikut:
P =
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks kesukaran, makin
sukar soal tersebut, sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang diperoleh
maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal seperti
yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005: 210) adalah sebagai
berikut :
P : 0,00 – 0,30 = soal sukar
P : 0,31 – 0,70 = soal sedang
P : 0,70 – 1,00 = soal mudah
Hasil uji taraf kesukaran suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Suatu Item
Kriteria Nomor Item Jumlah
Cukup (sedang) 1,2,6,8,10,13,14,17,20,21,24,25 12
Mudah 3,4,5,7,9,11,12,15,16,18,19,22,23 13
Jumlah Item 25
b. Taraf Pembeda Suatu Item
Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 211) taraf pembedaan item adalah
kemampuan suatu item untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah (kurang pandai).
Rumus untuk menentukan daya pembeda sesuai dengan telah yang ditemukan
oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :
D =
-
= PA - PB
Keterangan :
D : indeks diskriminasi
J : jumlah peserta tes
JA : jumlah siswa dari kelompok atas
JB : jumlah siswa dari kelompok bawah
BA : banyaknya peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BB
: banyaknya peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
PA
: proporsi peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
PB : proporsi peserta dari kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
Klasifikasi daya pembedaan soal adalah sebagai berikut :
0,08 – 1,00 = sangat membedakan (SM)
0,60 – 0,79 = lebih membedakan (LB)
0,40 – 0,59 = cukup membedakan (CM)
0,20 – 0,39 = kurang membedakan (KM)
0,00 – 0,19 = sangat kurang membedakan (SKM)
(Masidjo, 1995:201)
Hasil uji taraf pembeda suatu item pada penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item
Kriteria Nomor Item Jumlah
Baik (good) 3,4,11,17,18,22 6
Cukup (satisfactory) 1,2,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,19,20,21,23,25 18
Jelek (poor) 24 1
Jumlah Item 25
c. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrument (Suharsimi Arikunto,2005: 72), adapun untuk menguji validitas
item pertanyaan digunakan rumus teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut :
rxy =
√{ }{ }
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : skor item soal
Y : skor total soal
N : jumlah subjek
Kriteria pengujian :
Jika rxy > rtotal (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan valid
Jika rxy < rtotal (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan tidak valid
Klasifikasi validitas soal (Masidjo,1995: 243) adalah sebagai berikut :
0,91 – 1,00 = sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 = tinggi (T)
0,41 – 0,70 = cukup (C)
0,21 – 0,40 = rendah (R)
0,00 – 0,20 = sangat rendah (SR)
Hasil uji validitas instrumen dari 25 soal yang telah diujikan pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Kriteria Nomor Item Jumlah
Valid 1,2,3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,16,18,19,20,21,23,
24,25 22
Tidak Valid 8,17,22 3
Jumlah Item 25
d. Reabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas test berhubungan dengan masalah ketepatan hasil test, dalam
arti instrument tersebut apabila digunakan akan memberikan hasil yang relative
sama. Untuk mencari reliabilitas test dapat digunakan rumus dari Kurder
Richardson (KR-20) dalam Suharsimi Arikunto (2005: 100) sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
r11= (
) (
)
Keterangan :
r11 : koefisien reabilitas
n : jumlah item
S : deviasi standar
p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
t :
q : proporsi yang mendapat skor 0 (1 – p)
Klasifikasi reliabilitas soal (Masidjo,1995: 243) adalah sebagai berikut :
0,91 – 1,00 = sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 = tinggi (T)
0,41 – 0,70 = cukup (C)
0,21 – 0,40 = rendah (R)
0,00 – 0,20 = sangat rendah (SR)
Hasil uji validitas instrumen dari 25 soal yang telah diujikan pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
Jumlah Soal S2 r11 Keterangan
25 24,8616 4,8554 0,83823 Tinggi
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, karena dalam
penelitian ini terdapat perlakuan terhadap subyek penelitian yaitu dengan
memberikan latihan soal-soal akuntansi. “Metode eksperimen merupakan salah
satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(Sutrisno Hadi,2004: 465). Menurut Gay dalam Emzir (2008: 63-64) mengatakan
bahwa:
Metode penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode
penelitian yang menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan
kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimental peneliti memanipulasi
paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan dan
mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.
Variabel bebas, juga diacu sebagai variabel eksperimental, variabel
penyebab atau variabel perlakuan yang aktivitas atau karakteristiknya
dipercaya membuat suatu perbedaan.
Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimental semu (quasi-exsperimental research). Tujuan dari
penelitian ini dalam Sigit Santosa (2011: 43) adalah untuk meneliti ada tidaknya
sebab-akibat dengan cara memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen
yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan atau diberi perlakuan berbeda.
Langkah dalam penelitian ini adalalah dengan membandingkan satu
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menerapkan model
pembelajaran berdasarkan masalah dan satu kelompok kontrol yang diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada pokok
bahasan jurnal penyesuaian.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“Nonrandomized Control-Group, Pretetest-Posttest Design”. Pada rancangan ini
sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu diadakan matching antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diseimbangkan terlebih dahulu sehingga keduanya berangkat
dari titik tolak yang sama. Gambaran rancangan penelitian ini dalam Sigit Santosa
(2011: 44) adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kelompok Tes Awal Variabel Independen Tes Akhir
E
Y1 X
Y2
C
Y1 -
Y2
Gambar 3. Rancangan mengenai Nonrandomized Control-Group,
Pretest-Posttest Design
Keterangan:
C : Kelompok kontrol
E : Kelompok eksperimen
Y1 : Kemampuan awal
X : Model pembelajaran berdasarkan masalah
Y2 : Hasil belajar setelah perlakuan diterapkan
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih sejumlah subyek secara acak dari suatu populasi.
2. Menggolongkan subyek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol serta
kelompok eksperimen.
3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar
akuntansi siswa sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
kedua kelas telah seimbang sehingga kedua kelas berangkat dari titik yang
sama.
4. Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda antara
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Untuk kelompok
eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran berdasarkan masalah dan
untuk kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model
ekspositori dalam hal ini adalah metode ceramah, tanya jawab serta
penugasan.
5. Mengadakan post test terhadap kedua kelas pada akhir pengajaran.
6. Hasil tes kedua kelas dibandingkan untuk diketahui apakah penggunaan
model pembelajaran berdasarkan masalah berkaitan dengan perubahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
lebih baik pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol yang lebih baik
hasilnya.
7. Menggunakan tes statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk
menentukan apakah perbedaan antara nilai yang telah dihitung dengan
langkah itu signifikan.
E. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
matching sampel antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Matching
sampel dilakukan untuk menyeimbangkan kemampuan awal antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dalam eksperimen.
Langkah dalam menyamakan titik tolak adalah variabel kontrol, yaitu
pengetahuan siklus akuntansi yang diambil dari prestasi belajar semester
sebelumnya, yaitu semester I dibandingkan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan atara dua kelas tersebut. Teknik yang digunakan peneliti adalah
t-matching, yaitu sebagai berikut:
√
db = nk + ne – 2
Keterangan:
t = t-matching
Mk = mean kelompok kontrol
Me = mean kelompok eksperimen
= standar deviasi kelompok kontrol yang dikuadratkan
= standar deviasi kelompok eksperimen yang dikuadratkan
db = derajad kebebasan
nk = jumlah siswa kelompok kontrol
ne = jumlah siswa kelompok eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Bila diperoleh hasil thitung lebih besar dari ttabel (t0 > t1), berarti
menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen. Bila diperoleh hasil thitung lebih kecil dari ttabel (t0 < t1), berarti
menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen. Hal ini berarti bahwa kedua kelas telah seimbang dan dapat
dilaksanakan eksperimen.
2. UJI HIPOTESIS
Untuk menguji hipotesis digunakan statistic uji perbedaan dua rata-rata
dengan uji t (uji pihak kanan) dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Menurut
Sudjana (1995: 239) langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut :
H0 : μ1 = μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih kecil atau sama
dengan rata-rata nilai kelompok kontrol
H1 : μ1 >μ2 = rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih besar daripada
rata-rata nilai kelompok kontrol
Dimana :
μ1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen
μ2 = nilai rata-rata kelompok kontrol
Rumus yang digunakan adalah :
t =
√
Keterangan :
t : harga distribusi eksperimen
Md : mean dari perbedaan pretest dan posttest (posttest – pretest)
: jumlah kuadrat deviasi
N : banyaknya subjek pada sampel
Dalam pengujian ini yang dilakukan akan diperoleh dua kemungkinan, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(thitung > ttabel), menunjukkan adanya perbedaan antara variabel-variabel penelitian
pada taraf signifikan 5%, berarti hipotesis nihil ditolak dan
hipotesis alternatif diterima.
(thitung < ttabel), menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara
variabel-variabel penelitian pada taraf signifikan 5%, berarti
hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternatif ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Singkat SMA Al Islam 1 Surakarta
SMA Al Islam 1 Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang
memiliki rangkaian sejarah panjang. Diawali dari berdirinya Perguruan Al
Islam tanggal 27 Romadlon 1346 H atau 21 Maret 1928 M yang dirintis dan
dipelopori oleh KH. Imam Ghozali dengan dibantu K.H. Abdussomad dan
K.H. Abdul Manaf. Pada mulanya berupa Madrasah Dinul Islam yang hanya
mengajarkan pendidikan agama islam, kemudian berkembang menjadi
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah
(MA). Dalam kongres pendidikan islam di Surakarta tahun 1948 diamanatkan
untuk memasukan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah, kemudian atas
prakarsa K.M Makmuri disusunlah kurikulum seperti yang dimaksud, sehingga
MA Al Islam yang semula masa belajarnya 2 tahun menjadi 3 tahun karena
adanya tambahan pelajaran umum yang sama dengan SMA.
Identitas SMA Al Islam 1 Surakarta dapat dilihat sebagai berikut:
Nama Yayasan : Yayasan Perguruan Al Islam
Nama Sekolah : SMA Al Islam I Surakarta
Persetujuan Berdiri : 26 April 1966
No. Data Sekolah NDS : C.35054011
No. Statistik Sekolah/NSS : 303036101015
Status Sekolah : Terakreditasi A
: SK. BASN Provinsi Jateng Tgl.29 September 2007
Alamat Sekolah : Jl. Honggowongso 94 Surakarta 57149
: Telp. (0271) 713342 Fax. (0271) 710883
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah
1) Tujuan sekolah
Setelah menjalani proses pendidikan di SMA Al Islam I Surakarta, peserta
didik diharapkan:
a) Memiliki aqidah yang kuat dan benar serta berakhlak mulia.
b) Memiliki bekal yang cukup dalam bidang ilmu dasar agama maupun
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengarungi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
c) Mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
d) Berjiwa mandiri, dan memiliki kreativitas dan daya juang yang tinggi.
e) Memiliki tanggung jawab sosial dan kekeluargaan yang tinggi.
f) Memiliki motivasi untuk menjadi uswah khasanah atau contoh terbaik
dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat.
2) Visi Sekolah
Terwujudnya generasi tauhid, benar dan mantap dalam aqidah,
berwawasan ilmiah serta berakhlak mulia.
3) Misi Sekolah
a) Memberikan ilmu pendidikan dasar agama yang cukup guna
mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT.
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan berkelanjutan.
c) Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah.
d) Menerapkan manajemen partisipatif dan asas musyawarah
e) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara optimal.
f) Membangun kehidupan sosial dan budaya yang beradab atas dasar
persaudaraan, persahabatan dan akhlak mulia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi di SMA Al Islam 1 Surakarta berfungsi untuk
mempermudah koordinasi antara satu bagian dengan bagian lain dalam rangka
mencapai tujuan serta visi misi sekolah. Pemegang keputusan berada pada
kepala sekolah yang dapat berkoordinasi dengan komite sekolah atau yayasan
dan bagian tata usaha. Kepala sekolah memiliki pendamping yaitu wakil kepala
sekolah yang terdiri pada tiga bidang yaitu pada bidang kurikulum, kesiswaan
dan humas serta pada sarana dan prasarana. Wakil kepala sekolah (Wakasek)
kurikulum dan wakasek kesiswaan dan humas berkerjasama dengan komite
sekolah atau yayasan dalam rangka pengembangan sekolah. Wakasek sarana
dan prasarana berkerjasama dengan bagian tata usaha dalam rangka penyediaan
sarana maupun kondisi yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Kepala
sekolah juga berkoordinasi dengan koordinator bimbingan dan penyuluhan
serta dengan guru-guru dalam rangka mengatasi kesulitan dan permasalahan
maupun mengembangkan kemampuan siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk memperjelas struktur organisasi dapat
dilihat pada bagan struktur organisasi SMA Al Islam I Surakarta sebagai
berikut:
Gambar 4. Struktur Organisasi SMA Al Islam I Surakarta
Kepala Tata Usaha
(KATU)
Kepala Sekolah
Komite Sekolah /
Yayasan
Siswa – siswi kelas X, XI,
XII
Koordinator BP Guru-guru
Wakasek
Kurikulum
Wakasek
Sarana &
Prasarana
Wakasek
Kesiswaan
& Humas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d. Data Peserta Didik
SMA Al Islam 1 Surakarta pada tahun ajaran 2010/2011 memiliki jumlah
siswa sebanyak 932 Siswa. Kelas X memiliki 9 kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 329 siswa, kelas XI sebanyak 8 kelas yang terdiri dari 3 kelas pada
jurusan IPA dengan jumlah siswa sebanyak 120 siswa dan 5 kelas pada jurusan
IPS dengan jumlah siswa sebanyak 202 siswa, kelas XII sebanyak 8 kelas yang
terdiri dari 3 kelas pada jurusan IPA dengan jumlah siswa sebanyak 116 siswa
dan 5 kelas pada jurusan IPS dengan jumlah siswa sebanyak 165 siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, rincian data peserta didik SMA Al Islam 1
Surakarta tahuna ajaran 2010/2011 dapat diperjelas pada tabel berikut:
Tabel 7. Data Siswa SMA Al Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Tahun Ajaran 2010/2011
No Kelas Jumlah Siswa
1 X 329
2 XI IPS 202
3 XI IPA 120
4 XII IPS 165
5 XII IPA 116
Jumlah Siswa 932
e. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pengajaran di SMA Al Islam 1 Surakarta dilaksanakan berdasarkan
kurikulum yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapannya untuk beberapa mata
pelajaran ditambahkan jam tatap muka melebihi struktur program yang
ditetapkan oleh departemen Pendidikan Nasional. Silabus dan Indikator
dikembangkan oleh guru mata pelajaran didalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk memperjelas struktur Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SMA Al Islam 1 Surakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 8. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Al Islam I
Surakarta
No Mata Pelajaran Kelas
X
Kelas XI Kelas XII
IPA IPS IPA IPS
1 Pendidikan Agama
a. Al Qur'an 2 2 2 2 2
b. Al Hadits 2 2 2 2 2
c. Syari'ah 2 2 2 2 2
d. Aqidah 1 1 1 1 1
e. SKI 1 1 1 1 1
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2
3 Bahasa & Satra Indonesia 4 4 4 4 4
4 Bahasa Inggris 4 4 4 4 5
5 Matematika 4 5 5 6 5
6 Fisika 3 5 6
7 Biologi 3 5 6
8 Kimia 3 5 6
9 Sejarah 1 1 3 1 3
10 Geografi 2 3 4
11 Ekonomi 3 6 8
12 Sosiologi 2 4 3
13 Seni Budaya 1 1 1 1 1
14 Pend. Jasmani, OR & Kesehatan 2 2 2
15 Tek. Informasi & Komunikasi 2 2 2 2 2
16 Bahasa Arab 3 3 3 3 3
17 Bahasa Jawa 1 1 1
18 Conversation 1 1 1
19 BK 1 1 1
JUMLAH JAM TIAP KELAS 50 50 50 49 48
JUMLAH JAM SELURUH KELAS 450 150 250 147 240
f. Proses Pembelajaran SMA Al Islam 1 Surakarta
Proses pembelajaran dilaksanankan secara teori dan praktik di kelas dan
atau di laboratorium. Pembelajaran berpusat pada siswa artinya siswa lebih
aktif dalam proses belajar mengajar. Berbagai metode dipergunakan dalam
proses pembelajaran antara lain ceramah, diskusi, kerja kelompok, penugasan
individu. Sumber belajar yang digunakan selama proses pembelajaran meliputi
buku dan LKS, CD Pembelajaran, perperpustakaan, dan media lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
g. Sistem Penilaian Hasil Belajar SMA Al Islam 1 Surakarta
Penilaian yang diamati disekolah dalam proses pembelajaran sebagai hasil
belajar siswa terdiri atas:
1) Penilaian disekolah terdiri atas:
(a) Penilaian harian yaitu kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih sebgai dasar pelaksanaan
remidial dan pengayaan, ulangan remidi, pemberian tugas,
pengamatan sikap dan perilaku serta kegiatan praktik lainnya.
(b) Penilaian tengah semester yaitu kegiatan yang dilakukan loleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
(c) Penilaian hasil semester I adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik diakhir semester serta memantau kemajuan belajar setelah
proses pembelajaran satu semester untuk melakukan perbaikan pada
semester berikutnya.
(d) Penilaian akhir semester II adalah kegiatan dilakukan oleh pendidik
diakhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket, untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir tahun guna melakukan perbaikan di tahun ajaran berikutnya.
(e) Nilai rapor semester II, akhlak mulia dan kepribadian menjadi
pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas.
2) Pada akhir semester I dilaksanakan ulangan akhir semester I.
3) Pada akhir semester II dilakukan ulangan kenaikan kelas.
h. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimum adalah berupa batasan nilai minimum yang
harus dicapai oleh siswa baik pada penilaian Ulangan Harian, Ulangan Tengah
Semester, dan Ulangan Akhir Semester. KKM untuk setiap Mata Pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
ditentukan pada setiap awal semester dan KKM setiap Mata Pelajaran tidak
sama.
i. Kondisi Lingkungan Belajar SMA Al Islam I Surakarta
Letak SMA Al Islam I Surakarta cukup strategis karena terletak pada
tempat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh transportasi umum. Letak
yang berdekatan dengan jalan raya menyebabkan suasana menjadi ramai dan
bising. Ruang kelas dirancang sedikit kedalam untuk menciptakan suasana
belajar yang tidak terlalu ramai oleh kebisingan jalan raya.
2. Deskripsi Data Khusus
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas berupa perlakuan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berdasarkan masalah, variabel terikat berupa hasil belajar
mata pelajaran akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian pada perusahaan
jasa. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat
deskripsi data khusus sebagai berikut:
a. Data Nilai Kemampuan Awal
1) Kelompok kontrol
Nilai kemampuan awal siklus akuntansi kelas XI IPS 4 semester 1 selaku
kelompok kontrol memiliki rentang antara 68 sampai 97. Hasil
perhitungan pada lampiran menunjukkan:
Rata-rata (M) = 84,6
Median (Me) = 83,27
Modus (Mo) = 79,56
Standar Deviasi (SD) = 6,42
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kelompok
kontrol disajikan pada tabel 9. Untuk memperjelas distribusi frekuensi
tersebut disajikan histogram pada gambar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelompok
kontrol
No Kelas Interval
Frekuensi Kelompok
kontrol Titik Tengah
Absolut Relatif
1 93-97 4 10,53% 95
2 88-92 11 28,95% 90
3 83-87 6 15,79% 85
4 78-82 13 34,21% 80
5 73-77 3 7,89% 75
6 68-72 1 2,63% 70
Jumlah 38 100%
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Siswa Kelompok kontrol
2) Kelompok eksperimen
Nilai kemampuan awal siklus akuntansi kelas XI IPS 5 semester 1 selaku
kelompok eksperimen memiliki rentang antara 69 sampai 92. Hasil
perhitungan pada lampiran menunjukkan:
0
2
4
6
8
10
12
14
95 90 85 80 75 70
Fre
kue
nsi
Titik Tengah Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Rata-rata (M) = 79,3
Median (Me) = 79,17
Modus (Mo) = 78,06
Standar Deviasi (SD) = 5,57
Distribusi frekuensi data nilai kemampuan awal siswa pada kelompok
kontrol disajikan pada tabel 10. Untuk memperjelas distribusi frekuensi
tersebut disajikan histogram pada gambar 6.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelompok
Eksperimen
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal
Siswa Kelompok eksperimen
0
2
4
6
8
10
12
14
16
90.5 86.5 82.5 78.5 74.5 70.5
Fre
kue
nsi
Titik Tengah Interval
No Kelas Interval
Frekuensi Kelompok
eksperimen Titik Tengah
Absolut Relatif
1 89-92 2 5,00% 90,5
2 85-88 5 12,50% 86,5
3 81-84 8 20,00% 82,5
4 77-80 15 37,50% 78,5
5 73-76 4 10,00% 74,5
6 69-72 6 15,00% 70,5
Jumlah 40 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Data Nilai Prestasi Belajar Akuntansi
1) Kelompok kontrol
Prestasi belajar akuntansi kelas yang mendapatkan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori (ceramah, tanya jawab,
tugas) berupa nilai tes yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran
memiliki rentang antara 60-89. Hasil perhitungan pada lampiran 18
(halaman 135) menunjukkan:
Rata-rata (M) = 74,76
Median (Me) = 78,25
Modus (Mo) = 75,33
Standar Deviasi (SD) = 7,68
Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada kelompok kontrol disajikan
pada tabel 11. Untuk memperjelas distribusi frekuensi tersebut disajikan
histogram pada gambar 7.
Tabel 11 . Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelompok kontrol
No Kelas Interval
Frekuensi Kelompok
kontrol Titik Tengah
Absolut Relatif
1 85-89 3 7,89% 87
2 80-84 9 23,68% 82
3 75-79 10 26,32% 77
4 70-74 5 13,16% 72
5 65-69 6 15,79% 67
6 60-64 5 13,16% 62
Jumlah 38 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa
Kelompok kontrol
2) Kelompok eksperimen
Prestasi belajar akuntansi kelas yang mendapatkan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah berupa nilai tes
yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran memiliki rentang antara
68-97. Hasil perhitungan pada lampiran 19 (halaman 137) menunjukkan:
Rata-rata (M) = 79,75
Median (Me) = 79,64
Modus (Mo) = 80,19
Standar Deviasi (SD) = 6,40
Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada kelompok eksperimen
disajikan pada tabel 12 dihalaman selanjutnya. Untuk memperjelas
distribusi frekuensi tersebut disajikan histogram pada gambar 8.
0
2
4
6
8
10
87 82 77 72 67 62
Fre
kue
nsi
Titik Tengah Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Kelompok
eksperimen
No Kelas Interval
Frekuensi Kelompok
Eksperimen Titik Tengah
Absolut Relatif
1 93-97 1 2,50% 95
2 88-92 4 10,00% 90
3 83-87 7 17,50% 85
4 78-82 14 35,00% 80
5 73-77 8 20,00% 75
6 68-72 6 15,00% 70
Jumlah 40 100%
Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa
Kelompok eksperimen
c. Data Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi
1) Kelompok kontrol
Data mengenai frekuensi peningkatan nilai siswa kelompok kontrol
diperoleh dari nilai tes akhir dikurangi nilai awal atau nilai setelah
mendapatkan perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan model
pembelajaran ekspositori (ceramah, tanya jawab, tugas) berupa nilai tes
0
2
4
6
8
10
12
14
95 90 85 80 75 70
Fre
kue
nsi
Titik Tengah Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
setelah pengajaran selesai dikurangi dengan nilai sebelum mendapatkan
perlakuan. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 20 (halaman 139),
peningkatan nilai siswa kelompok kontrol memiliki rentang -29 sampai 20
dengan rata-rata -10,87 yang disajikan pada tabel 13. Untuk memperjelas
distribusi frekuensi peningkatan nilai tersebut, disajikan dengan histogram
pada gambar 9.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa Kelompok kontrol
No Kelas Interval
Frekuensi Kelompok
kontrol Titik Tengah
Absolut Relatif
1 13-20 1 2,63% 16,5
2 5-12 3 7,89% 8,5
3 (-3)-4 4 10,53% 0,5
4 (-11)-(-4) 10 26,32% -7,5
5 (-19)-(-12) 12 31,58% -15,5
6 (-29)-(-20) 8 21,05% -24,5
Jumlah 38 100%
Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa
Kelompok kontrol
0
2
4
6
8
10
12
16.5 8.5 0.5 -7.5 -15.5 -24.5
Fre
kue
nsi
Titik Tengah Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2) Kelompok eksperimen
Data mengenai frekuensi peningkatan nilai siswa kelompok eksperimen
diperoleh dari nilai tes akhir dikurangi nilai awal atau nilai setelah
mendapatkan perlakuan yaitu pengajaran dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah berupa nilai tes setelah pengajaran
selesai dikurangi dengan nilai sebelum mendapatkan perlakuan.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 21 (halaman 140), peningkatan nilai
siswa kelompok eksperimen memiliki rentang -29 sampai 20 dengan rata-
rata -10,87 yang disajikan pada tabel 14. Untuk memperjelas distribusi
frekuensi peningkatan nilai tersebut, disajikan dengan histogram pada
gambar 10.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa Kelompok
Eksperimen
No Kelas Interval
Frekuensi Kelompok
Eksperimen Titik Tengah
Absolut Relatif
1 9-14 8 20,00% 11,5
2 3-8 7 17,50% 5,5
3 (-3)-2 12 30,00% -0,5
4 (-9)-(-4) 8 20,00% -6,5
5 (-15)-(-10) 4 10,00% -12,5
6 (-21)-(-16) 1 2,50% -18,5
Jumlah 40 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi Peningkatan Nilai Siswa
Kelompok eksperimen
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi dalam penelitian eksperimen
ini adalah t-matching, data yang digunakan adalah nilai ulangan semester 1 mata
pelajaran akuntansi, nilai rata-rata kelompok kontrol adalah 81,89 sedangkan
untuk kelompok eksperimen nilai rata-ratanya adalah 78,18. Berdasarkan hasil uji
t-matching diperoleh thitung sebesar 1,817. Syarat bahwa kedua kelas memiliki
kemampuan awal yang sama jika –ttabel < thitung < ttabel. Pada taraf signifikan 5%
dan db 78 diperoleh ttabel sebesar 1,995. Berdasarkan hasil tersebut berarti thitung <
ttabel atau Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen, sehingga kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berangkat dari
titik yang sama.
0
2
4
6
8
10
12
11.5 5.5 -0.5 -6.5 -12.5 -18.5
Fre
kue
nsi
Titik Tengah Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan post test yang dilakukan pada akhir pengajaran
diperoleh nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 74,76 dan nilai rata-rata
kelompok eksperimen adalah 79,75. Syarat bahwa kedua kelas tidak ada
perbedaan yang signifikan jika –ttabel < thitung < ttabel. Hasil analisis dengan
mengunakan t-test memperoleh thitung = 3,444, sedangkan ttabel = 1,995 pada
taraf signifikan 5% dan db=75. Berdasarkan analisis tersebut berarti thitung >
ttabel atau 3,444 > 1,995 atau Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,444
sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 74,76 dan nilai rata-rata
kelompok eksperimen adalah 79,75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih
baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran model pembelajaran
ekspositori.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Pada penelitian ini diambil dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, untuk kelompok
eksperimen mendapat pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berdasarkan masalah sedangkan untuk kelompok kontrol mendapat pengajaran
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena penelitian ini
sifatnya membandingkan prestasi belajar antara dua kelas, maka sebelum
penelitian dimulai harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua kelas berangkat
dari titik yang sama. Untuk itu perlu diadakan analisis prasyarat dengan
menggunakan t-matching. Berdasarkan hasil perhitungan t-matching diperoleh
hasil –ttabel < thitung < ttabel yaitu -1,995 < 1,817 < 1,995 sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen atau dapat diartikan bahwa kedua kelas
berangkat dari titik yang sama.
Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan dengan metode mengajar yang
berbeda kemudian diberikan tes prestasi untuk pengambilan data. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis
penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh - thitung ≤ –ttabel dan thitung ≥ ttabel
atau -3,444 ≤ -1,995 dan 3,444 ≥ 1,995. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol yang diberi perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah.
Rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen sebesar 79,75 dan rata-rata
nilai post-test kelompok kontrol sebesar 74,76. Berdasarkan nilai rata-rata kedua
kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan model
pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran ekspositori.
Perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dikarenakan pada kelompok kontrol masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan guru, banyak siswa yang sering tidak mengikuti
pelajaran dikarenakan ada kegiatan ekstrakulikuler lain diluar mata pelajaran, selain
itu siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dirasa
membosankan. Berbeda halnya dengan pembelajaran dikelompok eksperimen,
siswa diusakan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dengan kerja kelompok siswa
merasa tidak malu bila bertanya kepada teman atau gurunya mengenai materi yang
kurang dipahaminya sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar.
Hal ini mempengaruhi nilai prestasi belajar akuntansi siswa sehingga nilai prestasi
siswa dapat meningkat.
Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas tersebut
membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih
baik daripada pembelajaran dengan menggunakan model ekspositori. Melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah, keterlibatan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dalam proses belajar mengajar lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran ekspositori. Pembelajaran berdasarkan masalah adalah salah
satu pendekatan yang menuntut para siswan untuk ikut aktif dalam berdiskusi dan
mandiri pada saat guru memberikan tugas pada proses belajar mengajar di kelas,
sehingga partisipasi atau keaktifan siswa sangat dibutuhkan. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dikelompok eksperimen selama pengajaran
berlangsung keaktifan siswa sangat terlihat. Keaktifan siswa tersebut antara lain
adanya keaktifan bertanya kepada teman maupun kepada guru, serta keaktifan
mengerjakan soal latihan yang diberikan guru. Lain halnya dengan pengamatan
yang dilakukan dikelompok kontrol, dikelas ini siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru dan jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.
Model pembelajaran berdasarkan masalah selain dapat meningkatkan
partisipasi atau keaktifan siswa, juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini
dapat dilihat dari adanya rasa senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar. berdasar pada pengamatan yang dilakukan dikelompok
eksperimen siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan semangat dan
rasa senang. Dengan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah, siswa
juga dapat meningkatkan kerjasama antar kelompok, siswa dengan kemampuan
yang lemah dapat dibantu oleh siswa lain yang kemampuannya lebih tinggi, selain
itu proses pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih bervariasi,
pembelajaran menjadi lebih menarik dan hidup. Berbeda dengan pengamatan
yang dilakukan dikelompok kontrol, siswa merasa kurang bersemangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa penggunaan model
pembelajaran berdasarkan masalah lebih dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dari pada pembelajaran dengan mengunakan model ekspositori. Hal ini juga
didukung oleh data-data kuantitatif yang telah dikemukakan diatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka simpulan yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi yang signifikan antara siswa yang
diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
dengan model Ekspositori pada siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini di tunjukkan dari hasil belajar
yang dicapai pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada hasil yang
dicapai oleh kelompok kontrol.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah menghasilkan hasil belajar
akuntansi yang lebih baik dibandingkan dengan model Ekspositori pada
siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Hal
ini dilihat dari pencapaian hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih baik
dibandingkan pada kelompok kontrol.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi dengan
model pembelajaran berdasarkan masalah lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran akuntansi menggunakan model ekspositori. Keefektifan model
pembelajaran berdasarkan masalah ini ditunjukkan dengan pencapaian hasil
belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan model ekspositori.
Pembelajaran menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah mendorong siswa
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan dapat membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
siswa meningkatkan kreativitas dalam memecahkan masalah baik secara individu
maupun kelompok.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi guru, khususnya
guru akuntansi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar dan peningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu guru harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar baik
faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Serta harus mengetahui kelebihan dan
kekurangan masing-masing metode mengajar, khususnya pada mata diklat
akuntansi sehingga dengan pemilihan metode mengajar yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah penulis
sampaikan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan
dapat memberikan keberhasilan bagi siswa pada saat mengikuti proses belajar
mengajar.
1. Bagi Guru
Guru dapat menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah dalam
pembelajaran mata diklat akuntansi, pada saat proses belajar mengajar guru akan
mengkoordinasikan kelas sesuai dengan sistem sosial yang berlaku di masyarakat
sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Guru
hendaknya mampu membuat suasana belajar yang terpusat kepada siswa sehingga
siswa dapat berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan
dapat dicapai dengan baik.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya secara aktif terlibat dalam proses belajar mengajar baik
fisik, mental maupun pikiran untuk benar-benar memahami, mengerti dan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat. Siswa harus
dibiasakan untuk memecahkan masalah baik secara individu maupun kelompok
sehingga siswa mendapatkan pengetahuan optimal bukan hanya dari guru tetapi
siswa menemukan langsung dan membangun sendiri pengetahuan mereka melalui
membaca, latihan soal maupun sumber- sumber belajar yang lain.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya mampu menyediakan guru-guru yang profesional dan
berpengalaman dalam menggunakan berbagai metode mengajar. Selain itu
sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang
proses pembelajaran. Dengan demikian akan mampu meningkatkan prestasi siswa
secara optimal sehingga tujuan dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suranto, Kardiman. 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi I SMA Kelas XI.
Jakarta: Yudhistira.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dimyanti, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Gino, Suwarni, Suripto. 2000. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.
Gulo, W. 2002. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Oktia fajri Puji Hidayati. 2007. Studi Komparasi Hasil Belajar Geografi Antara
Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pembelajaran Konvensional
Pada Siswa Kelas XI Program Ilmu Sosial SMA Negeri 9 Semarang Tahun
2006/2007. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Richard Dunne, Ted Wragg. 1996. Pembelajaran Efektif. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Richard I. Arends. 2004. Learning to Teach. Mc graw Hill.
Sigit Santosa. 2011. Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Suci Lestari. 2009. Upaya Peningkatan kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui
Penerapan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas X SMK
Batik 2 Surakarta tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas Sebelas
Maret.
Sudjana. 1986. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
______. 2001. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Suharno, Sukardi et al. 2000. Belajar dan Pembelajaran II. Surakarta: UNS Press.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
_______________. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi V.
Jakarta: PT. Bumi aksara.
Saifuddin Azwar. 1996. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syamsuddin Makmun. 2004. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Taufiq Amir. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
PT. Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.
Tri Hastuti septianingsih. 2007. Studi Komparasi Antara Pengajaran Metode
Problem Solving Dengan Metode Konvensional Terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI Program IPS SMA Negeri 7
Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Semarang: PT. Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses
Pendidikan. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.