17
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilaksanakan Di SD Negeri Penerusan pada bulan februari, yang kami mulai dengan melakukan Observasi agar lebih mendalami keadaan sekolah secara menyeluruh. SD Negeri Penerusan merupakan Sekolah paralel dengan jumlah kelas ada 12 dan 26 guru serta 1 kepala sekolah. Sekolah yang nyaman menjadi ciri khas dari SD Negeri Panerusan dikarenakan tata ruang yang baik serta tanaman hijau yang ada sangat membuat kenyamanan anak didik menjadi lebih baik. 4.1.1. Pembelajaran Siklus 1 Dalam proses pembelajarannya, pengajar dibantu oleh teman sejawatnya sebagai pengamat (observer) untuk membantu melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut : 1. Perencanaan Perencanaan pembelajaran ditenkankan pada permasalahan yang ditemukan pada kondisi awal. Dalam hal ini peneliti menyusun strategi, memilih metode dan media yang sesuai dengan pembelajaran dan yang siswa kenal lebih dekat agar mereka lebih mengenal jadi mudah dalam menerapkannyadengan tujuan siswa menjadi lebih aktif mengikuti pembelajaran. Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 35 menit namun untuk pertemuan yang ke - 3 digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi. Adapun instrumen yang telah disiapkan dalam pembelajaran siklus 1 adalah : (1) Menyusun perangkat pembelajaran, (2) Memilih metode pembelajaran bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket (3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer terdiri dari lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru (4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

  • Upload
    lamdang

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilaksanakan Di SD Negeri Penerusan pada bulan februari, yang

kami mulai dengan melakukan Observasi agar lebih mendalami keadaan sekolah

secara menyeluruh. SD Negeri Penerusan merupakan Sekolah paralel dengan jumlah

kelas ada 12 dan 26 guru serta 1 kepala sekolah. Sekolah yang nyaman menjadi ciri

khas dari SD Negeri Panerusan dikarenakan tata ruang yang baik serta tanaman hijau

yang ada sangat membuat kenyamanan anak didik menjadi lebih baik.

4.1.1. Pembelajaran Siklus 1

Dalam proses pembelajarannya, pengajar dibantu oleh teman sejawatnya

sebagai pengamat (observer) untuk membantu melakukan pengamatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Pada siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan

dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran ditenkankan pada permasalahan yang

ditemukan pada kondisi awal. Dalam hal ini peneliti menyusun strategi,

memilih metode dan media yang sesuai dengan pembelajaran dan yang

siswa kenal lebih dekat agar mereka lebih mengenal jadi mudah dalam

menerapkannyadengan tujuan siswa menjadi lebih aktif mengikuti

pembelajaran. Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan

dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 35 menit namun

untuk pertemuan yang ke - 3 digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi.

Adapun instrumen yang telah disiapkan dalam pembelajaran siklus

1 adalah : (1) Menyusun perangkat pembelajaran, (2) Memilih metode

pembelajaran bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket (3)

Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer terdiri dari

lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru (4)

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

36

Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyusun alat penilaian hasil belajar

siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaaan tindakan siklus 1 sebanyak 3 pertemuan. Pertemuan

1 pada hari Senin, 15 April 2013, pertemuan 2 pada hari Rabu, 17 April

2013 dan pertemuan 3 pada hari Sabtu 20 April 2013. Pada pertemuan ke

3 ini dilaksanakan tes formatif. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1, guru

mengawali pembelajaran dengan menyiapkan kondisi kelas,

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun. pada kegiatan awal guru melakukan

apersepsi, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada Kegiatan ini guru bersama siswa melakukan langkah - langkah

sesuai yang ada pada Rencana pelaksanaan Pembelajaran dalam hal ini

dilakukan dengan memulai dengan motivasi di dalam kelas sehingga ada

semangat yang terbangun di awal pembelajaran. Memilih peran serta

menyusun tahap - tahap di dalam proses bermain peran dilakukan secara

bertahap, setelah itu menyiapkan pengamat yang di nilai guru sangat

cocok untuk kegiatan ini. Guru mengawasi serta mendampingi siswa

dalam proses bermain peran, Bermain peran tambah menarik dikarenakan

menggunakan alat peraga Magic Pocket atau semacam kantung nilai

namun di SD Negeri Panerusan dikenal dengan Magic Pocket. Adanya

pemeranan ulang setelah diskusi dan evaluasi bersama guru membuat

siswa semakin semangat karena peran yang mereka terima dianggapnya

sebagai salah satu permainan biasa.

Guru di akhir pertemuan membagi pengalaman yang mereka dapat

dan mengambil kesimpulan serta menyertakan tindak lanjut setelah

pembelajaran berlangsung. Sebelum pembelajaran berakhir guru

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

37

meberikan motivasi lebih agar mereka rajin belajar dan membuka

kembali pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa yang diamati

oleh observer Gigih Febriyanto,S.Pd guru kelas V SD Negeri 4 Panerusan

meliputi 5 aspek antara lain : (1) Perhatian siswa terhadap materi

pelajaran, (2) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga (3)

Keterampilan siswa dalam tanya jawab dengan guru (4) Keberanian

siswa dalam berpendapat. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa

berdasarkan aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

1) Perhatian siswa mulai meningkat karena pembelajaran

Menyenangkan.

2) Kemampuan siswa dalam berkonsentrasi sudah baik.

3) Siswa aktif dalam pembelajaran.

4) Siswa berani bertanya dengan guru karena guru mebuka seluas -

luanya dalam menerima pertanyaan.

5) Siswa beluum terbiasa dengan bermain peran sehingga mereka

masih malu - malu.

Aktivitas guru menjadi hal yang sangat diperhatikan sehingga

peneliti mengamati lewat bantuan observer. Adapun aspek-aspek

kegiatan guru yang diamati antara lain : (1) Penguasaan guru terhadap

materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3) Penerapan metode

pembelajaran, (4) Pemanfaatan media pembelajaran, (5) Pelaksanaan

evaluasi.

4. Refleksi

Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pembelajaran siklus 1

dan mendiskusikan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan pada

pembelajaran Siklus 2. Membandingkan hasil belajar prasiklus dan siklus

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

38

1 serta kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam pembelajaran

siklus 1. Masalah utama masih dalam pengelolaan kelas dan

meningkatkan motivasi siswa agar lebih aktif.

4.1.2. Pembelajaran Siklus 2

Pembelajaran siklus 2 dilakukan dengan melihat berbagai kekurangan yang

ada pada pembelajaran yang dilakukan di siklus 1. Guru berusaha lebih keras dan

semaksimal mungkin agar bisa membuat pembelajaran menarik dan siswa aktif.

1. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran ditenkankan pada permasalahan yang

ditemukan pada kondisi awal. Dalam hal ini peneliti menyusun strategi,

memilih metode dan media yang sesuai dengan pembelajaran dan yang

siswa kenal lebih dekat agar mereka lebih mengenal jadi mudah dalam

menerapkannyadengan tujuan siswa menjadi lebih aktif mengikuti

pembelajaran. Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan

dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 35 menit namun

untuk pertemuan yang ke - 3 digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi.

Adapun instrumen yang telah disiapkan dalam pembelajaran siklus

1 adalah : (1) Menyusun perangkat pembelajaran, (2) Memilih metode

pembelajaran bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket (3)

Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer terdiri dari

lembar observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru (4)

Menyusun lembar kerja siswa (5) Menyusun alat penilaian hasil belajar

siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanakan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan sebanyak 3

pertemuan. pertemuan 1 pada hari senin, 22 April 2013, pertemuan 2

pada hari Rabu, 24 April 2013 dan Pertemuan ke 3 pada hari Sabtu, 27

April 2013. Pelaksanaan tindakan pada siklus 2, guru mengawali

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

39

pembelajaran dengan menyiapkan kondisi kelas, mengatur pola tempat

duduk siswa dalam bentuk diskusi kelompok, melaksanakan langkah-

langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

telah disusun. pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi berupa soal-

soal dari materi pertemuan siklus 1, memotivasi siswa agar lebih berani

dan tidak perlu malu-malu untuk bertanya atau menggunakan alat peraga

dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Proses metode pembelajaran metode Bermain Peran dengan alat

peraga Magic Pocket yang dilaksanakan oleh guru ternyata telah mampu

mengefektifkan kegiatan belajar siswa. Kerjasama antar siswa harus

ditingkatkan oleh guru agar kelas aktif dan tidak membosanka.

Pada kegiatan akhir pertemuan ke 3, guru bersama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran dan melaksanakan penilaian tertulis

kepada siswa dengan membagikan soal. Dari analisis hasil tes formatif

pada pertemuan 2 ini guru selanjutnya memberikan tindak lanjut kepada

siswa dengan meminta siswa untuk tetap belajar materi pelajaran

berikutnya.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa yang diamati

oleh observer Gigih Febriyanto,S.Pd guru kelas V SD Negeri 4 Panerusan

meliputi 5 aspek antara lain : (1) Perhatian siswa terhadap materi

pelajaran, (2) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga (3)

Keterampilan siswa dalam tanya jawab dengan guru (4) Keberanian

siswa dalam berpendapat.

4. Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai peneliti dan pengamat

melakukan refleksi. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

40

pembelajaran siklus 2 dengan membandingkan hasil belajar siklus 1 dan

siklus 2 serta kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam

pembelajaran siklus 2.

4.2. Hasil Analisis Data

Analisis data ini terdapat 2 data yang dianalisis yaitu hasil belajar siswa dan

hasil observasi mengajar guru. Dalam analisis data akan di tunjukkan data dan

analisanya sesuai dengan jenis datanya.

4.2.1 Hasil Belajar Siswa

a. Kondisi Awal

Seperti yang terjadi pada siswa kelas II SD Negeri Panerusan tahun pelajaran

2012 / 2013, diperoleh data dari 25 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran

terdapat 11 siswa (44%) mampu mencapai KKM (68) dan 14 siswa (56%) masih

berada dibawah KKM. Hasil pembelajaran sebelum tindakan disajikan dalam tabel

9 di bawah ini :

Tabel 9

Hasil tes Matematika Pra Tindakan

Siswa Kelas 2 SD Negeri Panerusan

Ketuntasan Frekuensi Persentase ( % )

Tuntas 11 44 %

Tidak tuntas 14 56 %

Jumlah 25 100 %

Maximum 85

Minimum 45

Rata -rata 63,6

Tabel 9 menunjukan bahwa ada 44 % siswa yang mencapai KKM 68, namun

ada 56 % siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan sekolah. Tabel

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

41

diatas menunjukkan hasil belajar siswa sebelum tindakan. Untuk lebih jelasnya akan

ditunjukkan dengan tabel ketuntasan belajar seperti tabel 10.

Tabel 10

Ketuntasan belajar siswa

No. Skor Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persentase (%)

1. (Tuntas) 11 44%

2. 68 (Belum Tuntas) 14 56%

Jumlah 25 100%

Tabel 10. Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal sebelum diadakan

tindakan dapat diketahui siswa yang mempunyai nilai kurang dari KKM yaitu 68

sebanyak 14 siswa atau 56% dan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 11

siswa atau 44%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 10 dapat dilihat pada diagram

2 berikut:

Diagram 2

Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal

Tuntas44%

Belum Tuntas56%

Tuntas Belum Tuntas

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

42

b. Siklus 1

Setelah di lakukan pembelajaran atau tindakan pada siklus 1 dengan metode

pembelajaran bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket tentunya diketahui

seberapa besar kemampuan siswa yang di tunjukkan dengan hasi tes formatif siswa.

Adapun hasilnya sebagai berikut :

Tabel 11

Distribusi Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas 2 SD Negeri Panerusan Siklus 1

No Rentang Nilai Turus Frekuensi persentase (%)

1 38-47 - 0 -

2 48-57 I 1 4

3 58-67 IIIII 5 20

4 68-77 IIIII III 8 32

5 78-87 IIIII II 7 28

6 88-97 IIII 4 16

7 >97 - 0 -

Jumlah

25 100

Tabel 11. Menunjukkan bahwa frekuensi rentang yang dibawah 68 berjumlah 6

siswa, sedangkan pada rentang nilai di atas atau sama dengan 68 berjumlah 19 siswa.

Dari data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode

bermain peran dengan alat peraga magic pada pembelajaran matematika mengalami

peningkatan dari 14 siswa yang pada kondisi awal (pra siklus) telah tuntas mencapai

KKM menjadi 19 siswa.

Jika data hasil belajar siklus 1 disajikan dalam bentuk persentase diagram

batang adalah sebagai berikut :

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

43

Diagram 3

Diagram Hasil Belajar Matematika pada Siklus I

Diagram 3 menunjukkan hasil evaluasi pada rentang nilai kurang dari sama

dengan 67 mempunyai persentase 24 %, dan rentang nilai ≥ 68 mempunyai

persentase 76 %. Pada hasil evaluasi pembelajaran siklus I dengan memberikan

tindakan pada pembelajaran dengan metode bermain peran dengan alat peraga Magic

Pocket, siswa yang mendapat nilai di atas KKM ≥ 68 pada siklus pertama ini

meningkat dari pada kondisi awal. Persentase ketuntasan belajar akan ditunjukkan

dalam tabel dibawah ini.

0

1

5

8

7

4

00

1

2

3

4

5

6

7

8

9

38-47 48-57 58-67 68-77 78-87 88-97 >97

J

u

m

l

a

h

s

i

s

w

a

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

44

Tabel 12

Ketuntasan Belajar Pada Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persen (%)

1. Tuntas 19 76%

2. Belum tuntas 6 24%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan 12 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68, diketahui

sebanyak 6 siswa dengan prosentase 24% di bawah KKM 68, sedangkan 19 siswa

dengan proosentase 76% sudah mencapai ketuntasan ═ 68. Data nilai ketuntasan

belajar pada siklus I dapat dilihat pada gambar 4 berikut:

Gambar 4

Prosentase Nilai Pada Siklus I

Tuntas76%

Belum Tuntas24 %

Tuntas Belum Tuntas

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

45

Berdasarkan gambar 4 di atas, diketahui bahwa setelah dilaksanakan

pembelajaran Matematika menggunakan metode bermain peran dengan alat peraga

magic pocket dari 25 siswa kelas 2 terdapat siswa (68%) yang tuntas belajar dan 19

siswa (76 %) belum tuntas belajar. Adapun KKM matematika di SD Negeri

Panerusan adalah 68.

c. Siklus 2

Data hasil belajar matematika siswa kelas 2 SD Negeri Panerusan pada

siklus II dengan menggunakan metode bermain peran dengan alat peraga Magic

Pocket pada pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

Tabel 13

Fistribusi Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas 2 SD Negeri Panerusan Siklus 2

No Rentang Nilai Turus Frekuensi presentase (%)

1 38-47 - - -

2 48-57 - - -

3 58-67 - - -

4 68-77 IIIII 5 20

5 78-87 IIIII IIIII 10 40

6 88-97 IIIII I 6 24

7 <97 IIII 4 16

Jumlah

25 100

Tabel 13. Menunjukkan bahwa frekuensi rentang yang dibawah 68 tidak ada

sedangkan semua siswa yang berjumlah 25 siswa pada rentang nilai di atas atau sama

dengan 68. Dari data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan

metode bermain peran dengan alat peraga magic pada pembelajaran matematika

mengalami peningkatan dari 14 kondisi awal (pra siklus) telah tuntas mencapai KKM

menjadi 25 siswa.

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

46

Jika data hasil belajar siklus 2 disajikan dalam bentuk prosentase diagram

batang adalah sebagai berikut :

Gambar 5

Diagram Hasil Belajar Matematika pada Siklus 2

Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil belajar pada pembelajaran siklus II ini

dengan memberikan tindakan pada pembelajaran dengan metode bermain peran

dengan alat peraga Magic Pocket dan melengkapi kekurangan yang ada pada siklus I,

siswa yang mendapat nilai di atas KKM 68 meningkat dan ketuntasan yang dicapai

mencapai 100%. Penelitian ini berhasil karena pembelajaaran dengan bermain peran

dengan alat peraga Magic Pocket sudah mencapai indikator kinerja ≥ 85%. Adapun

tingkat ketuntasan akan ditunjukkan dengan tabel dibawah ini.

0 0 0

5

10

6

4

0

2

4

6

8

10

12

38-47 48-57 58-67 68-77 78-87 88-97 >97

J

u

m

l

a

h

s

i

s

w

a

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

47

Tabel 14

Ketuntasan Belajar Pada Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persen (%)

1. Tuntas 25 100%

2. Belum tuntas 0 0%

Jumlah 25 100%

Tabel 14. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 semua siswa telah tuntas

atau mencapai KKM yaitu 68. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat

pada Gambar 6 berikut:

Gambar 6

Persentase Ketuntasan Belajar Siklus 2

Gambar 6 menunjukkan bahwa siswa kelas 2 SD Negeri Panerusan Kec.

Wadaslintang Kab. Wonosobo tuntas 100% sesuai dengan KKM yaitu 68.

Tuntas100%

Tuntas

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

48

4.2.2 Hasil Observasi Pembelajaran

a. Siklus 1

Hasil obsservasi yang dilakukan oleh observer yaitu teman sejawat guru

sebagai berikut :

Tabel 15

Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

No Kegiatan Hasil (%) Keterangan Kriteria

1 Awal 70% Cukup 85 – 100 = Sangat Baik

75 – 84 = Baik

65 – 74 = Cukup

55 – 64 = Kurang

54 – 0 =Sangat kurang

2 Inti 83% Baik

3 Akhir 79% Baik

Rata-rata 88% Sangat Baik

Berdasarkan tabel 15 di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilaksanakan

pembelajaran metode Bermain Peran dengan alat peraga Magic Pocket rata-rata

keseluruhan kegiatan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 77%. Sesuai

kriteria yang telah ditentukan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

metode Bermain Peran dengan alat peraga Magic Pocket sudah baik. Namun ada

beberapa hal yang menjadi perhatian yaitu tentang motivasi karena kurang semangat

juga akan berimbas di pembelajaran.

b. Siklus 2

Siklus 2 dilakukan kembali observasi sesuai kriteria yang ditentukan, Observasi

siklus 2 ini sebagai acuan tingkat keberhasilan suatu pembelajaran yang dinilai dari

proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi

menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran seperti tabel dibawah ini :

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

49

Tabel 16

Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

No Kegiatan Hasil

(%)

Keterangan Kriteria

1 Awal 88% Sangat Baik 85 – 100 = Sangat Baik

75 – 84 = Baik

65 – 74 = Cukup

55 – 64 = Kurang

54 – 0 = Sangat kurang

2 Inti 95% Sangat Baik

3 Akhir 81% Baik

Rata-rata 88% Sangat Baik

Berdasarkan tabel 16 di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran

metode Bermain Peran dengan alat peraga Magic Pocket pada siklus 2 rata-rata

keseluruhan kegiatan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 88%. Sesuai

kriteria yang telah ditentukan, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

sudah sangat baik, sehingga pembelajaran metode Bermain Peran dengan alat peraga

Magic Pocket ini mampu meningkatkan aktivitas kegiatan guru dan siswa dalam

pembelajaran.

4.2.3 Rekapitulasi kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.

Tabel 17

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika SD N Panerusan

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1. Tuntas 11 44 % 19 76% 25 100%

2. Tidak tuntas 14 56 % 6 24% 0 0%

Jumlah 41 100 % 41 100 % 36 100 %

Maximum 85 90 100

Minimum 45 65 75

Rata -rata 63,6 73,2 83,6

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

50

Tabel 17, dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra

siklus sampai dengan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang

tuntas belajar adalah 11 siswa (44%), pada siklus I menjadi 19 siswa (76%) dan pada

siklus 2 menjadi 25 siswa (100%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya

menurun. Pada saat prasiklus terdapat 14 siswa (56%) belum tuntas, pada siklus I

masih 6 siswa (32%) yang belum tuntas dan pada siklus 2 semua siswa tuntas

(100%). Nilai rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan

dari prasiklus 63,6 menjadi 73,2 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 83,6.

4.3. Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran yang konvensional memang sangat jauh

perbedaannya jika dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode bermain

peran dengan alat peraga Magic Pocket. Hal ini bisa ditunjukkan dengan hasil belajar

yang dicapai siswa ketika menggunakan metode ini. Guru memang harus membuat

inovasi yang tiada henti dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik dan terbaik.

Metode bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket dalam PBM

Matematika di kelas 2 SD Negeri Panerusan sangat positif bagi hasil belajar siswa

dengan ditunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan. Dari

kondisi awal sampai siklus 2 peningkatannya sangat baik sehingga metode ini dapat

dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Suasana kelas yang menarik dan nyaman akan membuat siswa betah dan

mencintai belajar, dalam pembelajaran metode bermain peran memang membuat

suasana atau kondisi menjadi kelas yang seperti dunia mereka yaitu bermain.

Ditambah lagi dengan penggunaan alat peraga Magic Pocket yang bagi merekasudah

tidak asing lagi maka pembelajaran semakin memiliki daya tarik tersendiri bagi

siswa.

Penjelasan dari hasil analisis data observasi dapat dikemukakan bahwa

keterlaksanaan metode bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket meningkat

dari tindakan siklus I sampai tindakan siklus II, Aktivitas siswa yang semakin berani

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8094/4/T1_292009025_BAB IV.pdf · materi, (2) Memotivasi siswa dalam pembelajaran, (3)

51

untuk mengeksplor diri mereka membuat kelas semakin hidup dan sesuai yang

diharapkan. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

menggunakan metode pembelajaran bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket

dapat membuat siswa semakin aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran,

sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif dan efektif. Kondisi yang

kondusif dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa.

4.3.1 Hasil Belajar Siswa dengan Metode Pembelajaran Bermain Peran dengan

Aat Peraga Magic Pocket

Data hasil belajar matematika siswa kelas 2 terdapat dua data nilai, yaitu data

nilai hasil belajar siswa siklus 1 dan data nilai hasil belajar siswa siklus II. Hasil

belajar siswa dari kondisi awal sampai diterapkan tindakan pada siklus I sampai

siklus 2 mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa didapat dari tes yang dilakukan

pada akhir pembelajaran untuk dapat mengetahui seberapa besar siswa dapat

menguasai materi pelajaran. Hasil belajar siswa dari data hasil tes siklus I dan siklus

II mengalami peningkatan yang sangat memuaskan.

Peningkatan hasil belajar ini tidak lain karena pembelajaran menggunakan

metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Kelas yang semangat atau

menyenangkan menjadi titik kemajuan pada pola piker anak bahwa matematika tidak

susah karena diajarkan dengan menggunakan cara bermain sesuai dunia mereka.

Berdasarkan analisa data dan pembahasan maka dapat dikemukakan bahwa

metode pembelajaran bermain peran dengan alat peraga Magic Pocket dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 2 SD negeri Panerusan hal ini

sangat positif dan tentunya mutu pendidikan di Indonesia bisa meningkat jika semua

guru inovatif dan kreatif.