30
75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan emiten sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006 dan 2007, serta mengeluarkan dividen pada tahun 2007. Dari 30 perusahaan yang diteliti yang terdiri dari 14 sub sektor industri. Pertama yaitu sub sektor industri otomotif, dalam sub sektor ini terdapat enam perusahaan yang menjadi obyek penelitian yaitu pertama PT Tunas Ridean Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Indo Kordsa Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Hexindo Adiperkasa Tbk, dan PT Goodyear Indonesia Tbk. Ruang lingkup usaha meliputi ekspor impor kendaraan roda dua dan empat, industri ban, dan lain-lain. Pangsa pasar sub sektor industri otomotif ini yaitu dalam dan luar negeri (ekspor dan impor). Pada tahun 2007 ini secara umum, sub sektor otomotif mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah permintaan dan penjualan barang yang dihasilkan sekitar 36% dari tahun sebelumnya. Untuk rata-rata jumlah seluruh modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh yaitu 61,85% dari seluruh jumlah modal saham yang dimiliki perusahaan. Dan kepemilikkan saham yang dimiliki publik pada sub sektor otomotif ini adalah sebesar 19,61%. Perusahaan tertinggi kepemilikkan saham publik untuk sub sektor ini adalah PT

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan emiten sektor manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006 dan 2007, serta

mengeluarkan dividen pada tahun 2007. Dari 30 perusahaan yang diteliti yang

terdiri dari 14 sub sektor industri. Pertama yaitu sub sektor industri otomotif,

dalam sub sektor ini terdapat enam perusahaan yang menjadi obyek penelitian

yaitu pertama PT Tunas Ridean Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Indo Kordsa

Tbk, PT Selamat Sempurna Tbk, PT Hexindo Adiperkasa Tbk, dan PT Goodyear

Indonesia Tbk. Ruang lingkup usaha meliputi ekspor impor kendaraan roda dua

dan empat, industri ban, dan lain-lain. Pangsa pasar sub sektor industri otomotif

ini yaitu dalam dan luar negeri (ekspor dan impor). Pada tahun 2007 ini secara

umum, sub sektor otomotif mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, hal

ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah permintaan dan penjualan barang

yang dihasilkan sekitar 36% dari tahun sebelumnya. Untuk rata-rata jumlah

seluruh modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh yaitu 61,85% dari

seluruh jumlah modal saham yang dimiliki perusahaan. Dan kepemilikkan saham

yang dimiliki publik pada sub sektor otomotif ini adalah sebesar 19,61%.

Perusahaan tertinggi kepemilikkan saham publik untuk sub sektor ini adalah PT

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

76

Gajah Tunggal Tbk sebesar 35% dan yang terendah PT Goodyear Indonesia Tbk

sebesar 8,36%.

Sub sektor kedua yaitu sub sektor industri logam. Dalam sub sektor ini

terdapat empat perusahaan yang diteliti yaitu, PT Lion Metal Works Tbk, PT Citra

Tubindo Tbk, PT Lionmesh Prima Tbk, PT Alumindo Light Metal Industry Tbk.

Dari keempat perusahaan tersebut rata-rata memproduksi dan mengolah produk

yang berasal dari logam besi dan baja. Pangsa pasar industri ini di dalam negeri

dan untuk diekspor ke luar negeri. Secara keseluruhan tingkat pertumbuhan untuk

sub sektor industri logam ini rata-rata 8%, rata-rata jumlah modal saham yang

ditempatkan dan disetor penuh sebesar 37,49% dari seluruh modal saham

perusahaan, dan rata-rata jumlah saham yang dimiliki publik yaitu sebesar

31,63%. Kepemilikkan saham oleh publik tertinggi yaitu PT Lionmesh Prima Tbk

sebesar 42, 22% dan terendah PT Alumindo Light Metal Industry Tbk sebesar

17,42%.

Selanjutnya untuk sub sektor industri kimia, jumlah perusahaan yang

diteliti yaitu dua perusahaan terdiri dari PT Budi Acid Jaya Tbk dan PT Colorpak

Indonesia Tbk, segmen usaha dari industri ini adalah industri pengolahan bahan

makanan dan bahan kimia serta tinta cetak. Secara keseluruhan untuk sub sektor

industri kimia rata-rata pertumbuhan industri sebesar 6% dan rata-rata jumlah

modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 59,30% dari seluruh

modal saham perusahaan, serta jumlah saham yang dimiliki oleh publik memiliki

rata-rata 34,01%.

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

77

Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan

tekstil lainnya. Hanya satu perusahaan yang diteliti, yaitu PT Sepatu Bata Tbk,

perusahaan ini bergerak di bidang industri sepatu. Pangsa pasar perusahaan

didalam dan di luar negeri, namun pendapatan perusahaan terbanyak tetap dari

pasar dalam negeri. Rata-rata tingkat pertumbuhan industri pada tahun 2007

sebesar 13%. Dan dari 65% modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh,

sebesar 15,02% dimiliki oleh publik.

Untuk sub sektor industri tembakau, seperti halnya industri pakaian dan

tekstil diatas, perusahaan yang diteliti hanya satu yaitu PT Gudang Garam Tbk

perusahaan ini bergerak di bidang industri rokok. Pangsa pasar perusahaan adalah

di dalam negeri, penghasilan perusahaan pada tahun 2007 naik sebesar 7% dari

tahun sebelumnya karena naiknya harga jual produk. Modal saham yang

ditempatkan dan disetor penuh sebesar dari seluruh modal saham perusahaan 83%

sebesar 25,82% dimiliki publik.

Sub sektor industri selanjutnya yang diteliti adalah industri barang

konsumsi, dalam sub sektor ini ada dua perusahaan yang menjadi obyek penelitian

yaitu PT Mustika Ratu Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk. Pangsa pasar

perusahaan yaitu didalam negeri. Rata-rata pertumbuhan industri tahun 2007

sebesar 18%, selain itu dari kedua perusahaan diatas modal saham yang

ditempatkan dan disetor penuh oleh PT Mustika Ratu Tbk sebesar 53,5%

sedangkan PT Unilever Tbk seluruh modal sahamnya ditempatkan dan disetor

penuh, rata-rata kepemilikkan saham oleh publik adalah sebesar 17,26%.

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

78

Selanjutnya yaitu sub sektor industri makanan dan minuman. Dari sub

sektor ini ada tiga perusahaan yang diteliti, yaitu PT Mayora Indah Tbk, PT Multi

Bintang Indonesia Tbk, dan PT Aqua Golden Misisssippi Tbk. Pangsa pasar

perusahaan didalam negeri, tetapi untuk PT Aqua Golden Misissippi Tbk telah

memperluas pangsa pasar hingga luar negeri. Untuk sub sektor industri makanan

dan minuman ini rata-rata pertumbuhan industri sebesar 5%, jumlah saham yang

ditempatkan dan disetor penuh sebesar 51,30% dari jumlah modal saham

perusahaan dan rata-rata kepemilikkan saham oleh publik adalah sebesar 28,28%.

Kepemilikkan saham oleh publik tertinggi yaitu PT Mayora Indah Tbk yaitu

sebesar 61,81% dan terkecil PT Aqua Golden Missisippi Tbk sebesar 6,40%.

Sub sektor selanjutnya yang juga menjadi obyek penelitian ini adalah sub

sektor perdagangan besar dan eceran. Obyek penelitian pada sub sektor ini yaitu

PT Tigaraksa Satria Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk. Pangsa pasar industri

ini adalah di dalam negeri, dan pada tahun 2007 telah membukukan tingkat

pertumbuhan rata-rata 8%, selain itu rata-rata modal saham perusahaan yang

ditempatkan dan disetor penuh sebesar 45% dari seluruh modal saham perusahaan

dan kepemilikkan saham publik pada sub sektor perdagangan besar dan eceran ini

yaitu sebesar 20,34%.

Sub sektor selanjutnya yaitu industri pelayanan transportasi. Untuk sub

sektor ini ada tiga perusahaan yang diteliti. Yaitu PT Berlian Laju Tanker Tbk, PT

Rig Tenders Indonesia Tbk, dan PT Samudera Indonesia Tbk. Secara umum, pada

sub sektor pelayanan transportasi ini tumbuh 14% dari tahun sebelumnya dan rata-

rata modal saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 54%

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

79

dari seluruh modal saham perusahaan, dan kepemilikkan saham oleh publik

sebesar 29,30%.

Untuk sub sektor elektronik dan peralatan kantor terdapat dua perusahaan

yang diteliti, yaitu PT Metrodata Electronics Tbk dan PT Astra Graphia Tbk.

Secara umum, pada sub sektor elektronik ini tumbuh 28% dari tahun sebelumnya

dan rata-rata modal saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh

sebesar 65% dari seluruh modal saham perusahaan, rata-rata kepemilikkan saham

oleh publik pada sub sektor ini adalah sebesar 54,25%.

Untuk sub sektor Telekomunikasi, Industri Adhesive, Industri Kabel, dan

Industri Batu, Gelas dan Beton masing-masing hanya satu perusahaan yang

diteliti. Untuk sub sektor telekomunikasi, obyek yang diteliti adalah PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk, pada umumnya pertumbuhan sub sektor ini

sebesar 14%, modal saham ditempatkan dan disetorkan seluruhnya dan sebesar

30,98% dimiliki oleh publik. Pada sub sektor adhesive, kabel dan industri gelas,

batu, dan beton masing-masing tumbuh sebesar 0,45%, untuk sub sektor adhesive

obyek yang diteliti adalah PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk modal saham

perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 61% dari seluruh modal

saham perusahaan dan sebesar 29,59% dimiliki oleh publik. Pada sub sektor batu,

gelas dan beton obyek yang diteliti yaitu PT Arwana Citramulia Tbk modal saham

perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 60% dari seluruh modal

saham perusahaan dan sebesar 24,81% saham dimiliki publik dengan masing-

masing kepemilikkan kurang dari 5%. Pada sub sektor industri kabel obyek

penelitian yaitu PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk modal

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

80

saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh sebesar 65% dari seluruh

modal saham perusahaan sebesar 32,74% dimiliki oleh publik.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu Profitabilitas sebagai Variabel

Independen (Variabel X) dan Return Saham sebagai Variabel Dependen (Variabel

Y). Sebelum menguji hipotesis penelitian dari kedua variabel tersebut, terlebih

dahulu mengetahui data mengenai kedua variabel tersebut. Dibawah ini adalah

deskripsi data untuk Variabel X (Profitabilitas) dan Variabel Y (Return Saham):

4.2.1 Data Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba, profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio

keuangan (Munawir, 2004:33). Dalam penelitian ini, profitabilitas dihitung

dengan menggunakan indikator Return On Asset (ROA). ROA adalah rasio

profitabilitas yang menggambarkan seberapa besar persentase jumlah

pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang

diinvestasikan pemegang saham, sesudah dikurangi kewajiban kepada kreditur

dengan menggunakan aset yang dimiliki perusahaan (Munawir, 2004:89).

Return On Asset dihitung dengan membandingkan antara laba bersih

dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Berikut ini adalah

perhitungan ROA dari sampel perusahaan yang diteliti, data yang digunakan

bersumber dari laporan keuangan tahun 2007.

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

81

TABEL 4.1 PERHITUNGAN RETURN ON ASSET (ROA)

PERUSAHAAN EMITEN SEKTOR MANUFAKTUR TAHUN 2007

No Nama Perusahaan Net Income

Asset (Rp) ROA (Rp)

1 2 3 4 5 = 3/4

1 PT Tunas Ridean Tbk. 189.816 3.345.245 0,0567420 2 PT Gajah Tunggal Tbk. 90.841 8.454.693 0,0107444 3 PT Indo Kordsa Tbk. 39.149 1.554.863 0,0251784 4 PT Selamat Sempurna Tbk. 80.325 830.050 0,0967713 5 PT Hexindo Adiperkasa Tbk. 49.522 1.383.840 0,0357859 6 PT Goodyear Indonesia Tbk. 42.399 579.661 0,0731445 7 PT Telkom Tbk. 12.857.018 82.058.760 0,1566806 8 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 1.377 156.052 0,0088240 9 PT Lion Metal Works Tbk. 25.298 216.130 0,1170499

10 PT Citra Tubindo Tbk. 21.951 1.601.065 0,0137102 11 PT Lion Mesh Prima Tbk. 5.942 62.812 0,0945998 12 PT Alumindo Light Metal Tbk. 3.172 1.370.928 0,0023138 13 PT Budi Acid Jaya Tbk. 46.177 1.485.651 0,0310820 14 PT Colorpak Indonesia Tbk. 9.758 16.758 0,5822891 15 PT Sepatu Bata Tbk. 34.578 33.208 1,0412551 16 PT Gudang Garam Tbk. 1.443.585 23.928.968 0,0603279 17 PT Unilever Indonesia Tbk. 1.962.147 5.333.406 0,3678975 18 PT Mustika Ratu Tbk. 1.113 315.998 0,0035222 19 PT Mayora Indah Tbk. 141.589 1.893.175 0,0747892 20 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 84.385 621.835 0,1357032 21 PT Aqua Golden Tbk. 65.913 891.530 0,0739325 22 PT Arwana Citramulia Tbk. 43.433 630.587 0,0688771 23 PT Tigaraksa Satria Tbk. 47.191 1.348.755 0,0349886 24 PT Matahari Putra Prima Tbk. 180.191 8.403.470 0,0214425 25 PT Berlian Laju Tanker Tbk. 758.982 20.668.625 0,0367215 26 PT RigTenders Indonsia Tbk. 28.244 950.401 0,0297180 27 PT Samudera Indonesia Tbk. 135.633 3.971.871 0,0341484 28 PT Metrodata Electronics Tbl. 28.480 1.162.251 0,0245042 29 PT Astra Graphia Tbk. 72.074 624.557 0,1154002 30 PT Supreme Cable Tbk. 53.860 1.293.677 0,0416333 Jumlah 18.544.143 175.188.822 0,1058523 Rata-Rata 618.138 5.839.627 0,0035284

(sumber: laporan keuangan tahun 2007 dalam jutaan rupiah, data diolah kembali)

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

82

TABEL 4.2 PERHITUNGAN RATA-RATA RETURN ON ASSET

SUB SEKTOR MANUFAKTUR TAHUN 2007

No Sub Sektor Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata

Net Income

Aset ROA

1 2 3 4 5 = 3/4

1 Automotive and Allied Products 82.009 2.691.392 0,0497278 2 Telecommunication 12.857.018 82.058.760 0,1566806 3 Adhesive 1.377 156.052 0,0088240 4 Metal and Allied Product 14.091 812.734 0,0569184 5 Chemical and Allied Products 27.968 751.205 0,3066855 6 Apparel and Other Textile Products 34.578 33.208 1,0412551 7 Tobacco Manufacturers 1.443.585 23.928.968 0,0603279 8 Consumer Goods 981.630 2.824.702 0,1857099 9 Food and Beverages 97.296 1.135.513 0,0948083

10 Stone, Clay, Glass and Concrete Products 43.433 630.587 0,0688771 11 Wholesale and Retail Trade 90.272 3.460.937 0,0417694 12 Transportation Services 307.620 8.530.299 0,0335293 13 Electronic and Office Equiptment 50.277 893.404 0,0699522 14 Cable 53.860 1.293.677 0,0416333

(sumber: laporan keuangan tahun 2007 dalam jutaan rupiah, data diolah kembali)

Berdasarkan data diatas, didapat keterangan perolehan ROA yang berbeda

di setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan net income/laba bersih perusahaan dan

jumlah aset yang dimiliki masing-masing perusahaan berbeda. Rata-rata rasio

ROA perusahaan manufaktur secara keseluruhan yaitu sebesar 0,35%, dengan

rata-rata net income sebesar Rp 618.138.000.000,00 dan rata-rata aset Rp

5.839.627.000.000,00. Ini berarti bahwa rata-rata kemampuan perusahaan

menghasilkan laba setiap Rp 100,00 aset adalah Rp 0,35, tentu saja ini merupakan

nilai yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena masih tersisanya dampak dari

subprime mortgage di pasar global, terlebih lagi pada tahun 2007 ini terjadi

kenaikkan harga minyak dunia, yang kemudian berdampak pada permintaan

ekspor barang dari Indonesia, sehingga mengganggu pendapatan perusahaan,

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

83

walaupun secara umum pada tahun 2007 perekonomian mengalami pertumbuhan

yang cukup baik.

Dilihat dari masing-masing sub sektor perusahaan manufaktur, untuk sub

sektor otomotif, rata-rata rasio ROA yaitu 4,97% dengan rata-rata net income

sebesar Rp 82.009.000.000,00 dan aset sebesar Rp 2.691.392.000.000,00, artinya

bahwa di sub sektor otomotif rata-rata kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari aset yang dimiliki setiap Rp 100,00 adalah Rp 4,97.

Untuk sub sektor industri logam, rata-rata rasio ROA yaitu 5,69% dengan

rata-rata net income Rp 14.090.000.000,00 dan rata-rata aset Rp

812.733.000.000,00, ini berarti bahwa di sub sektor industri logam rata-rata

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki setiap

Rp 100,00 adalah Rp 5,69.

Untuk sub sektor industri makanan dan minuman, rata-rata ROA yaitu

sebesar 9,48% dengan rata-rata net income Rp 97.296.000.000,00 dan rata-rata

aset Rp 1.135.513.000.000,00. Artinya bahwa di sub sektor industri makanan dan

minuman, rata-rata perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 9,48 dari

setiap Rp 100,00 aset yang dimilikinya.

Sedangkan untuk sub sektor pelayanan transportasi, rata-rata ROA yaitu

3,35% dengan rata-rata net income Rp 307.620.000.000,00 dan rata-rata aset Rp

8.530.299.000.000,00. Ini berarti bahwa rata-rata kemampuan perusahaan

memperoleh laba adalah sebesar Rp 3,35 dari setiap Rp 100,00 aset yang

dimilikinya.

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

84

Selanjutnya yaitu sub sektor industri kimia, dari dua perusahaan yang

diteliti diperoleh rata-rata ROA sebesar 30,67% dengan rata-rata net income Rp

27.968.000.000,00 dan aset Rp 751.205.000.000,00. Artinya di sub sektor industri

kimia ini, rata-rata perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar Rp 30,67 dari

setiap Rp 100,00 aset yang dimilikinya.

Sektor lainnya yang menjadi obyek penelitian adalah sub sektor barang

konsumsi. Rata-rata ROA pada sub sektor ini yaitu 18,57%, dengan rata-rata net

income sebesar Rp 981.630.000.000,00 dan aset Rp 2.824.702.000.000,00.

Artinya yaitu pada sub sektor barang konsumsi, rata-rata kemampuan perusahaan

memperoleh laba sebesar Rp 18,57 dari setiap Rp 100,00 aset yang dimiliki.

Untuk sub sektor perdagangan besar dan eceran, sub sektor ini memiliki

rata-rata ROA sebesar 2,82% dengan rata-rata net income sebesar Rp

113.691.000.000,00 dan aset Rp 4.876.113.000.000,00. Artinya rata-rata

kemampuan perusahaan memperoleh laba dari setiap Rp 100,00 aset yang

dimiliki adalah sebesar Rp 2,82.

Sedangkan untuk sub sektor industri elektronik dan peralatan kantor, rata-

rata ROA yaitu sebesar 7% dengan rata-rata net income Rp 50.277.000.000,00 dan

aset Rp 893.404.000.000,00. Ini berarti bahwa di sub sektor industri elektronik

dan peralatan kantor, rata-rata kemampuan perusahan dalam memperoleh laba Rp

7,00 dari setiap Rp 100,00 aset yang dimilikinya.

Sedangkan untuk sub sektor industri telekomunikasi karena yang diteliti

hanya satu perusahaan jadi untuk rata-rata ROA, didapat dari rasio ROA

perusahaan itu sendiri yaitu 15,67% dengan perolehan net income Rp

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

85

12.857.018,00 dan aset Rp 82.058.760,00. Artinya kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba sebesar Rp 15,67 dari setiap Rp 100,00 aset yang dimilikinya.

Sama halnya seperti sub sektor telekomunikasi sub sektor adhesive pun

hanya meneliti satu perusahaan saja, jadi rasio ROA yang dimiliki sub sektor ini

yaitu sebesar 0,88% dengan perolehan net income Rp 1.377.000.000,00 dan aset

Rp 156.052.000.000,00. Artinya perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan

laba sebesar Rp 0,88 dari setiap Rp 100,00 aset yang dimilikinya.

Begitu pula dengan sub sektor industri tembakau, industri pakaian dan

tekstil lainnya serta industri kabel. Ketiga sub sektor tersebut masing-masing

hanya satu perusahaan yang diteliti. Untuk industri tembakau, perolehan ROA

yaitu sebesar 6,03% dengan perolehan net income Rp 1.443.585.000.000,00 dan

aset Rp 23.928.968.000.000,00. Yang berarti bahwa kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba sebesar Rp 6,03 dari setiap Rp 100,00 aset yang dimiliki.

Sedangkan sub sektor pakaian dan industri tekstil lainnya, ROA

perusahaan sebesar 104,12%. Dan untuk sub sektor industri kabel, diperoleh ROA

sebesar 4,16% dengan total net income Rp 53.860.000.000,00 dan aset sebesar Rp

1.293.677.000.000,00. Ini berarti bahwa untuk sub sektor industri kabel ini

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari setiap Rp 100,00 aset yang

dimiliki yaitu Rp 4,16%.

Dilihat dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata

profitabilitas untuk perusahaan manufaktur ini sudah cukup baik. Untuk setiap sub

sektor industri seluruhnya memiliki rata-rata ROA yang diatas rata-rata sektor

manufaktur secara keseluruhan. Untuk sub sektor yang memiliki tingkat ROA

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

86

tertinggi adalah sub sektor industri pakaian dan tektil lainnya, hal ini karena

perusahaan berhasil meningkatkan jumlah penjualan baik didalam maupun luar

negeri (ekspor) serta mampu memperluas pangsa pasar dengan cara menjalin

kerjasama dengan negara lain seperti Thailand.

Dan terendah adalah sub sektor industri adhesive. Sub sektor ini masih

belum optimal dalam menghasilkan laba bagi perusahaan, karena juga terkena

dampak dari subprime mortgage di pasar dunia, sehingga dari tiga jenis lingkup

usaha perusahaan, dua lingkup yang ternyata mengalami kerugian akibat

kurangnya permintaan ekspor dari negara-negara eksportir sehingga menghambat

operasi perusahaan dan mengakibatkan kerugian perusahaan di bidang industri

lem dan pertambangan, tetapi untuk industri barang-barang kimia perusahaan

masih mampu menghasilkan laba yang cukup signifikan sehingga perusahaan

mampu membagikan imbal hasil investasi kepada investor.

Sedangkan apabila dilihat secara keseluruhan perusahaan, untuk tingkat

rasio ROA tertinggi adalah PT Sepatu Bata Tbk, perusahaan ini termasuk dalam

sub sektor pakaian dan industri tekstil lainnya yaitu sebesar 1,0412 atau 104,12%,

dengan net income Rp 34.578.000.000,00 dan jumlah aset Rp 33.208.000.000,00.

Ini berarti bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba perusahaan dari aset

yang dimiliki sebesar Rp 100,00 adalah sebesar Rp 104,12. PT Sepatu Bata Tbk

telah optimal dalam perolehan laba operasinya, hal ini dibuktikan rasio ROA yang

diperoleh sangat tinggi.

Sedangkan rasio ROA terendah dimiliki oleh PT Alumindo Metal Industry

Tbk yaitu sebesar 0,0023 atau 0,23%. Ini berarti bahwa kemampuan perusahaan

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

87

menghasilkan laba perusahaan dari aset yang dimiliki sebesar Rp 100,00 adalah

sebesar Rp 0,23. PT Alumindo Metal Industry Tbk belum mampu menghasilkan

laba secara optimal, hal ini terlihat dari persentase ROA yang diperolehnya

dibawah rata-rata seluruh perusahaan yang diteliti. Hal ini terjadi karena

perusahaan terkena dampak dari kenaikkan harga minyak dunia, yang kemudian

mempengaruhi kemampuan operasi perusahaan, terutama berkurangnya jumlah

ekspor perusahaan karena berkurangnya permintaan dari negara-negara eksportir.

4.2.2 Data Return Saham

Return saham merupakan imbal hasil dari suatu investasi yang dilakukan

oleh investor. Return saham dapat berupa capital gain dan dividen

(Jogiyanto, 2003:110). Dalam penelitian ini, return saham yang dihitung adalah

dividen, yaitu dengan membandingkan antara dividen per lembar saham yang

diperoleh dengan harga saham pada tahun lalu, dan mengabaikan capital gain.

Return yang dicari adalah return tahunan dengan menggunakan harga

saham bulanan. Ukuran harga saham (Pt-1) dilakukan dengan cara menghitung

rata-rata harga saham setiap bulan, dari bulan Januari sampai dengan bulan

Desember tahun sebelumnya, dengan mengambil harga saham pada saat

penutupan perdagangan (closing price).

Berikut ini adalah return saham masing-masing perusahaan emiten hasil

perhitungan yang digunakan dalam penelitian.

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

88

TABEL 4.3 PERHITUNGAN RETURN SAHAM

PERUSAHAAN EMITEN SEKTOR MANUFAKTUR TAHUN 2007

No Nama Perusahaan Dividen Harga Saham Return

Saham (Rp) (Rp)

1 2 3 4 5 = 3/4

1 PT Tunas Ridean Tbk. 55 675 0,0814815 2 PT Gajah Tunggal Tbk. 5 590 0,0084746 3 PT Indo Kordsa Tbk. 63 1319,16667 0,0477574 4 PT Selamat Sempurna Tbk. 20 319,166667 0,0626632 5 PT Hexindo Adiperkasa Tbk. 21 880 0,0238636 6 PT Goodyear Indonesia Tbk. 88 7816,66667 0,0112580 7 PT Telkom Tbk. 309 7796 0,0396366 8 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 1 670 0,0014916 9 PT Lion Metal Works Tbk. 125 1759 0,0710564

10 PT Citra Tubindo Tbk. 1884 11666,66667 0,1614857 11 PT Lion Mesh Prima Tbk. 50 1700 0,0294118 12 PT Alumindo Light Metal Tbk. 50 587,166667 0,0851547 13 PT Budi Acid Jaya Tbk. 2 115 0,0173913 14 PT Colorpak Indonesia Tbk. 10 498 0,0201005 15 PT Sepatu Bata Tbk. 6361 13258 0,4797737 16 PT Gudang Garam Tbk. 250 10138 0,0246609 17 PT Unilever Indonesia Tbk. 167 4688 0,0356267 18 PT Mustika Ratu Tbk. 5 309 0,0161943 19 PT Mayora Indah Tbk. 40 1083 0,0369515 20 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 3600 51717 0,0696101 21 PT Aqua Golden Tbk. 1000 738.333 0,0013544 22 PT Arwana Citramulia Tbk. 5 283 0,0176991 23 PT Tigaraksa Satria Tbk. 28 240 0,1166667 24 PT Matahari Putra Prima Tbk. 12 822,5 0,0145897 25 PT Berlian Laju Tanker Tbk. 50 1699,583333 0,0294190 26 PT RigTenders Indonsia Tbk. 25 997,5 0,0250627 27 PT Samudera Indonesia Tbk. 200 7504,545455 0,0266505 28 PT Metrodata Electronics Tbl. 3 73,75 0,0406780 29 PT Astra Graphia Tbk. 32 287,9166667 0,1111433 30 PT Supreme Cable Tbk. 30 650 0,0461538 Jumlah 14.491 868.474,63 0,0166856 Rata-Rata 483,03 28.949,15 0,0005562 (sumber: laporan keuangan, data diolah kembali)

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

89

TABEL 4.4 PERHITUNGAN RATA-RATA RETURN SAHAM

SUB SEKTOR MANUFAKTUR TAHUN 2007

No Sub Sektor Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata Dividen Harga

Saham Return Saham

1 2 3 4 5 = 3/4

1 Automotive and Allied Products 42 1.933 0,0392497 2 Telecommunication 309 7.796 0,0396366 3 Adhesive 155 4.233 0,0205641 4 Metal and Allied Product 527 3.928 0,0867771 5 Chemical and Allied Products 6 306 0,0187459 6 Apparel and Other Textile Products 6.361 13.258 0,4797737 7 Tobacco Manufacturers 250 10.138 0,0246609 8 Consumer Goods 1.696 7.098 0,1390639 9 Food and Beverages 1.547 263.711 0,0359720

10 Stone, Clay, Glass and Concrete Products 5 283 0,0176991 11 Wholesale and Retail Trade 15 448 0,0496518 12 Transportation Services 92 3.401 0,0270440 13 Electronic and Office Equiptment 18 181 0,0759106 14 Cable 30 650 0,0461538

(sumber: laporan keuangan, data diolah kembali)

Berdasarkan data diatas, didapat keterangan perolehan return saham yang

berbeda di setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan dividen yang dibagikan masing-

masing perusahaan berbeda. Dalam hal pembagian dividen, setiap perusahaan

memiliki pertimbangan tersendiri yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan

dan keadaan perusahaan itu sendiri. Untuk return saham, rata-rata perusahaan

manufaktur sebesar 0,06%. Dari 30 perusahaan yang diteliti, ternyata seluruh

perusahaan memiliki return saham diatas rata-rata. Artinya imbal hasil atas

investasi yang dilakukan oleh pemegang saham (investor) telah optimal.

Untuk return saham setiap sub sektor dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pertama yaitu sub sektor otomotif, rata-rata return saham yang dihasilkan yaitu

sebesar 3,92%, dengan rata-rata dividen yang dibagikan per lembar saham sebesar

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

90

Rp 42,00 dan harga saham Rp 1.933,00. Artinya bahwa untuk sub sektor ini, rata-

rata investasi satu lembar sahamnya akan memberikan imbal hasil kepada investor

sebesar 3,92%.

Sub sektor kedua yaitu sub sektor telekomunikasi. Untuk sub sektor

telekomunikasi, return saham yang dihasilkan yaitu sebesar 3,96%, hasil ini

didapat dari perbandingan dividen per lembar saham sebesar Rp 309,00 dengan

harga per lembar saham Rp 7.796,00. Ini berarti bahwa untuk sub sektor ini, rata-

rata investasi satu lembar saham akan memberikan imbal hasil kepada investor

sebesar 3,96%.

Dan untuk sub sektor adhesive return saham yang dihasilkan sebesar

0,15%, dengan dividen per lembar saham Rp 1,00 dan harga saham per lembar Rp

670,00. Hasil perhitungan diatas bermakna bahwa setiap investor melakukan

investasi satu lembar saham di sektor ini, akan menghasilkan imbal hasil sebesar

0,15%.

Selanjutnya yaitu sub sektor industri logam, rata-rata return saham yang

dihasilkan sub sektor ini adalah 8,68% dengan rata-rata dividen per lembar saham

sebesar Rp 527,00 dan harga saham per lembar Rp 3.928,00. Artinya yaitu apabila

investor berinvestasi di sub sektor ini, setiap satu lembar saham yang dimilikinya

akan memberikan imbal hasil sebesar 8,68%.

Sedangkan untuk sub sektor industri kimia, rata-rata return saham yang

dihasilkan yaitu sebesar 1,87% dengan rata-rata dividen per lembar saham Rp

6,00 dan harga saham per lembar Rp 306,00. Artinya bahwa setiap satu lembar

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

91

saham yang diinvestasikan di sub sektor ini akan menghasilkan return saham

sebesar 1,87%.

Untuk sub sektor industri tembakau, kemampuan perusahaan

menghasilkan return saham bagi investor yaitu sebesar 2,47% dengan dividen per

lembar saham sebesar Rp 250,00 dan harga per lembar saham Rp 10.138,00. Ini

berarti bahwa apabila investor berinvestasi di sektor ini, setiap satu lembar

sahamnya akan memberikan imbal hasil sebesar 2,47%.

Dan untuk sub sektor industri barang konsumsi, dari dua perusahaan yang

diteliti ternyata memiliki rata-rata kemampuan menghasilkan return saham 2,59%

dengan rata-rata nilai dividen saham sebesar Rp 86,00 dan harga saham Rp

2.498,00. Artinya rata-rata kemampuan industri memberikan return saham kepada

investor dari setiap satu lembar saham yang dimilikinya adalah sebesar 2,59%.

Untuk sub sektor pakaian dan industri tekstil lainnya, mampu memberikan

return saham 47,97%, dengan dividen per lembar sahamnya sebesar Rp 6.361,00

dan harga saham per lembar Rp 13.258,00. Artinya yaitu investor akan menerima

imbal hasil sebesar 47,97% dari setiap satu lembar saham yang dimilikinya.

Selanjutnya yaitu sub sektor industri pelayanan transportasi, hasil

perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata return saham yang dihasilkan yaitu

2,70% dengan rata-rata dividen per lembar saham Rp 92,00 dan harga per lembar

saham Rp 3.401,00. Ini berarti untuk sub sektor ini, rata-rata return saham yang

dihasilkan setiap satu lembar saham yang dimiliki investor adalah sebesar 2,70%.

Sedangkan sub sektor industri elektronik dan peralatan kantor rata-rata

return saham yang dihasilkan yaitu sebesar 7,58% dengan kemampuan membayar

Page 18: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

92

dividen rata-rata sebesar Rp 18,00 dan harga saham Rp 181,00. Artinya setiap

investor berinvestasi di sub sektor ini, rata-rata dapat menerima imbal hasil

sebesar 7,58% dari setiap satu lembar saham yang dimilikinya.

Selanjutnya yaitu sub sektor industri perdagangan besar dan eceran,

industri ini memiliki kemampuan menghasilkan return saham rata-rata sebesar

6,56% dengan rata-rata dividen Rp 20,00 dan rata-rata harga saham Rp 531,00.

Hal ini bermakna bahwa setiap investor menginvestasikan dananya di sub sektor

ini, akan menerima imbal hasil investasi sebesar 6,56% untuk setiap satu lembar

saham yang dimilikinya.

Untuk sub sektor industri batu, gelas dan beton, return saham yang

dihasilkan yaitu sebesar 1,77% dengan dividen saham sebesar Rp 5,00 dan harga

per lembar saham Rp 283,00. Ini berarti bahwa untuk sub sektor ini akan

memberikan imbal hasil investasi sebesar 1,77% dari setiap satu lembar saham

yang diinvestasikan. Sedangkan untuk industri kabel return saham yang

dihasilkan yaitu sebesar 4,62% dengan dividen saham sebesar Rp 30,00 dan harga

saham Rp 650,00. Maknanya yaitu investor akan menerima imbal hasil investasi

sebesar 4,62% dari setiap satu lembar saham yang dimilikinya apabila berinvestasi

di sub sektor ini.

Selajutnya untuk sub sektor industri makanan dan minuman, rata-rata

return saham yang dihasilkan yaitu 3,60% dengan rata-rata dividen Rp 1547 dan

harga saham Rp 263.711,00. Artinya untuk sub sektor industri makanan dan

minuman ini, rata-rata kemampuan perusahaan memberikan imbal hasil investasi

kepada investor dari setiap satu lembar saham yang dimilikinya yaitu 3,60%.

Page 19: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

93

Terakhir yaitu sub sektor industri kabel, kemampuan perusahaan dalam

memberikan return saham bagi investor yaitu sebesar 4,61% dengan dividen

saham yang dibagikan sebesar Rp 30,00 dan harga saham Rp 650,00. Hasil ini

memiliki makna bahwa kemampuan emiten memberikan imbal hasil investasi

kepada investor untuk setiap satu lembar saham yang dimilikinya sebesar 4,16%.

Pada umumnya rata-rata return saham yang diberikan masing-masing sub

sektor masih kecil, namun seluruhnya sudah diatas rata-rata. Rata-rata return

saham tertinggi yaitu pada sub sektor pakaian dan industri tekstil lainnya, yaitu

sebesar 0,4797 atau 47,97%. Dividen per lembar saham yang dibagikan oleh

perusahaan sangat seimbang dengan perolehan net income yang besar. Jumlah

besaran dividen yang dibagikan telah sesuai dengan keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), yang secara keseluruhan persentase dividen yield

sebesar 27,66% dari perolehan laba, dan sisanya dikembalikan kepada perusahaan

sebagai tambahan modal disetor. Selain itu, industri ini merupakan industri yang

memiliki profitabilitas tertinggi, sehingga dapat memberikan return saham yang

optimal kepada investor.

Untuk sub sektor yang terendah kemampuan memberikan return saham

yaitu sub sektor adhesive. Hal ini dikarenakan sub sektor ini kurang optimal

dalam perolehan laba (profitabilitas) dibandingkan dengan sub sektor lain dalam

penelitian ini, seperti yang sudah dijelaskan dalam sub bab profitabilitas di atas.

Namun secara keseluruhan perusahaan, return saham terendah dimiliki oleh PT

Aqua Golden Mississippi Tbk. yaitu sebesar 0,0013 atau 0,13%, dengan dividen

per lembar sahamnya sebesar Rp 1.000,00 dan harga saham per lembar Rp

Page 20: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

94

738.333,00. Artinya perusahaan hanya mampu memberikan imbal hasil investasi

sebesar 0,13% dari tiap satu lembar saham yang dimiliki investor. Rendahnya

return saham yang diberikan oleh perusahaan, lebih karena harga per lembar

saham yang tinggi dan kecilnya dividen yang diberikan yaitu sebesar 0,77% dari

total laba yang dihasilkan, tetapi pada dasarnya kinerja perusahaan dilihat dari

perolehan laba sudah baik. Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham

sudah sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari profitabilitas

terhadap return saham. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai

berikut:

H0 : ρ = 0 : Artinya, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap return saham

perusahaan manufaktur.

H1 : ρ ≠ 0 : Artinya, profitabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan

manufaktur.

Untuk menguji hipotesis penelitian diatas, digunakan rumus statitik

analisis Koefisien Korelasi Product Moment, dengan menggunakan program SPSS

versi 17.0 for window. Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dipastikan

bahwa data memenuhi asumsi regresi, karena apabila data tidak memenuhi asumsi

klasik, maka penelitian dengan menggunakan rumus statistik analisis Koefisien

Korelasi Product Moment tidak dapat dilanjutkan. Pengujian asumsi klasik yang

Page 21: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

95

digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linieritas, dan

perhitungannya adalah sebagai berikut:

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mendeteksi

adanya penyimpangan asumsi klasik pada persamaan regresi sederhana.

Pemenuhan uji asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel bebas (independent)

sebagai estimator variabel terikat (dependent) tidak bias.

4.3.1.1 Uji Normalitas

Uji asumsi klasik pertama yang diuji adalah uji normalitas. Uji normalitas

dibutuhkan untuk menguji data yang dihubungkan berdistribusi normal atau tidak.

Secara visual, asumsi ini diuji dengan menggunakan gambar grafik Normal P-P of

regression standardized residual.

Dasar pengambilan keputusan, data tersebut berdistribusi normal atau tidak,

adalah sebagai berikut:

1. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat memenuhi

asumsi normalitas.

2. Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak dapat memenuhi

asumsi normalitas. (Singgih Santoso,2000)

Page 22: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

96

Dan berdasarkan output SPSS didapatkan grafik sebagai berikut:

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Ex

pec

ted

Cu

m P

rob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: returnsaham

GAMBAR 4.1 NORMAL P-P PLOT

Dari gambar diatas, dapat dilihat nilai observasi dari residu yang

distandarisasi berada disekitar garis normal. Sehingga dapat disimpukan bahwa,

residu berdistribusi normal. Artinya taksiran parameter regresi pada model diatas

telah memenuhi asumsi normalitas.

Page 23: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

97

4.3.1.2 Uji Linieritas

Uji asumsi klasik kedua yang diuji adlah uji linieritas. Uji lineritas

dibutuhkan untuk menguji data yang dihubungkan berbentuk garis linier atau

tidak. Secara visual, uji ini dapat dilihat dari tabel ANOVA(b).

Dasar pengambilan keputusan bahwa data tersebut linier atau tidak dapat dilihat

dari tingkat signifikansinya.

1. Apabila tingkat signifikansi hitung tidak melebihi 5%, maka regresi berpola

linier.

2. Dan apabila tingkat signifikansi hitung melebihi 5%, maka regresi tidak

berpola linier (Wahana Komputer, 2006:99).

TABEL 4.5 UJI LINIERITAS

ANOVA(b)

a Predictors: (Constant), profitabilitas b Dependent Variable: returnsaham

Berdasarkan tabel diatas, diketahui tingkat signifikansi hitung adalah

0,000, artinya hasil uji linieritas data yang diujikan memiliki tingkat signifikansi

(kesalahan) 0%. Hasil signifikansi hitung tidak melebihi signifikansi yang

ditetapkan yaitu sebesar 0,005. Ini berarti bahwa model regresi berpola linier.

Artinya taksiran model regresi telah memenuhi asumsi linieritas.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data penelitian diatas, maka

diketahui bahwa data telah memenuhi asumsi regresi. Hal ini dibuktikan dengan

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,121 1 ,121 32,727 ,000(a)

Residual ,103 28 ,004

Total ,224 29

Page 24: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

98

setelah dilakukan uji normalitas data, diketahui data dalam telah memenuhi

asumsi normalitas dan setelah dilakukan uji linieritas data, diketahui pula bahwa

data telah memenuhi asumsi linieritas. Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan rumus statistik analisis

korelasi product moment dapat dilanjutkan.

4.3.2 Analisis Koefisien Korelasi Product Moment

Analisis koefisien korelasi product moment ditujukan untuk mengukur

derajat keeratan hubungan di antara variabel-variabel dalam penelitian, apakah

derajat hubungan diantara variabel-variabel tersebut sangat erat, cukup erat, atau

tidak ada hubungan sama sekali. Adapun rumus koefisien korelasi product

moment sebagai berikut:

(Sugiyono, 2008:250)

Dan perhitungan korelasi product moment adalah sebagai berikut:

( ) ( )( )( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 YYnXXn

YXXYn

∑∑∑∑

∑∑∑

−−

−=r

Page 25: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

99

TABEL 4.6 ANALISIS KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT

Correlations

profitabilitas returnsaham profitabilitas Pearson Correlation 1 ,734(**) Sig. (2-tailed) . ,000 N 30 30 returnsaham Pearson Correlation ,734(**) 1 Sig. (2-tailed) ,000 . N 30 30

** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diantaranya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Nilai korelasi untuk hubungan variabel profitabilitas dengan variabel return

saham tersebut adalah sebesar 0,734, artinya hubungan antara kedua variabel

tersebut dalam tingkat hubungan kuat.

2. Pada perhitungan korelasi diatas, koefisien X (Profitabilitas) bertanda “+”

(positif). Ini menggambarkan hubungan positif antara variabel X

(Profitabilitas) dengan variabel Y (Return Saham). Artinya bahwa setiap ada

kenaikkan profitabilitas maka return saham akan meningkat.

4.3.3 Koefisien Determinasi

Nilai korelasi yxr hanya menyatakan erat atau tidaknya hubungan antara variabel

X dan variabel Y. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh

variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y), digunakan

koefisien determinasi. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi yang

menyatakan besarnya persentase perubahan Y yang bisa diterangkan oleh X melalui

hubungan X dengan Y. Adapun rumus dari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Page 26: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

100

(Riduwan dan Akdon, 2007:125)

Dan perhitungan korelasi product moment adalah sebagai berikut:

TABEL 4.7 ANALISIS KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,734(a) ,539 ,522 ,0606886971

a Predictors: (Constant), profitabilitas b Dependent Variable: returnsaham

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui nilai koefisien determinasi

sebesar (0,734)2 = 0,539 = 53,9%. Dengan demikian, pengaruh profitabilitas

terhadap return saham berada pada rentang cukup kuat, dan sisanya sebesar

46,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diantaranya adalah faktor fundamental

lainnya, faktor teknis, naik turunnya nilai tukar mata uang dan keadaan suatu

negara, seperti keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya.

4.3.4 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi

17.0 for window diketahui nilai rho (ρ) hitung lebih dari nol yaitu bernilai 0,734

dengan tingkat signifikansi (α) 0%. Karena rho (ρ) bernilai lebih dari nol (0),

maka penelitian ini menolak hipotesis H0 dan menerima hipotesis H1. Dapat

KD = r2 x 100%

Page 27: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

101

disimpulkan hipotesis penelitian diterima, atau dengan kata lain, profitabilitas

berpengaruh terhadap return saham.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini, dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari angka

profitabilitas terhadap return saham yang akan diterima investor. Dalam

penelitian ini hanya melibatkan satu rasio keuangan saja yaitu rasio profitabilitas

dengan menggunakan indikator Return On Asset (ROA). Rasio profitabilitas

adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan

laba. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin menarik

perhatian investor atau calon investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.

Karena semua investor atau calon investor pasti menginginkan menginvestasikan

dana yang dimilikinya pada perusahaan yang profitable agar perusahaan tersebut

mampu memberikan imbal hasil (return) yang sesuai dengan preferensi investor.

Sebuah perusahaan dapat menghasilkan laba (net income) yang optimal apabila

didukung oleh keadaan perekonomian negara mengalami pertumbuhan, sehingga

kemudian perusahaan dapat memberikan return yang optimal kepada para

investor atas investasi yang mereka lakukan.

Secara umum, keadaan ekonomi Indonesia pada tahun 2007 mengalami

pertumbuhan yang cukup baik, walaupun masih tersisa dampak dari subprime

mortgage di pasar global. Pertumbuhan makro ekonomi Indonesia telah

mendorong seluruh pelaku ekonomi baik pemerintah maupun swasta untuk

Page 28: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

102

tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik, dan salah satu sektor yang

berkembang adalah sektor manufaktur. Berdasarkan perhitungan tingkat

profitabilitas perusahaan sektor manufaktur memiliki nilai rata-rata 0,35%.

Hampir seluruh perusahaan telah mampu menghasilkan laba yang optimal. Hal ini

terlihat dari seluruh perusahaan yang diteliti, ternyata hanya satu perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas dibawah rata-rata, yaitu PT Alumunium Metal

Industry Tbk dengan perolehan rasio profitabilitas sebesar 0,23%. Namun apabila

dilihat dari sub sektor perusahaan yang diteliti, profitabilitas terendah diperoleh

oleh sub sektor adhesive, dengan perolehan rasio profiabilitas 0,88%. Hal ini

terjadi karena perusahaan masih terkena dampak subprime mortgage terlebih lagi

pada tahun 2007 ini terjadi kenaikkan harga minyak dunia, yang kemudian

berdampak pada permintaan ekspor barang dari Indonesia, sehingga mengganggu

pendapatan perusahaan.

Tingkat keuntungan (return) yang didapat oleh investor dihitung dengan

menggunakan rumus dividen. Hasil perhitungan return saham memiliki nilai rata-

rata 0,06%. Return yang dihasilkan cukup memuaskan, hal ini terlihat dari seluruh

perusahaan yang diteliti memperoleh return saham diatas rata-rata. Perolehan

return saham ini telah sesuai dengan tingkat pendapatan (net income) perusahaan

dan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham

serta telah sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ini berarti

akan semakin menarik investor atau calon investor untuk menginvestasikan

dananya.

Page 29: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

103

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel profitabilitas (X)

dengan variabel return saham (Y), maka dilakukan uji hipotesis. Sebelum

dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik ini diwakili oleh uji normalitas data dan uji linieritas. Uji normalitas data

dilakukan dengan menggunakan gambar grafik normal P-P Plot. Hasil uji

normalitas menggambarkan sebaran data memenuhi kriteria uji normalitas, hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil gambar grafik yang menunjukkan bahwa residu

berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji linieritas dilakukan dengan melihat

tingkat signifikansi data pada tabel ANOVA(b). Hasil uji linieritas menunjukkan

bahwa model regresi telah memenuhi kriteria uji linieritas, hal ini dibuktikan

dengan hasil model regresi berpola linier.

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui hubungan antara kedua variabel

tersebut dalam tingkat hubungan kuat. Hal ini dibuktikan dengan nilai korelasi

untuk hubungan variabel profitabilitas dengan variabel return saham tersebut

yaitu sebesar 0,734. Selain itu, kedua variabel membuktikan memiliki hubungan

yang positif. Artinya bahwa setiap ada kenaikkan profitabilitas maka return saham

akan meningkat Dengan demikian, melalui hasil pengujian asumsi klasik dan

koefisien korelasi product moment yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan

bahwa model korelasi product moment pada penelitian ini sudah memenuhi

seluruh persyaratan analisis koefisien korelasi product moment.

Sedangkan hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan pengaruh

profitabilitas terhadap return saham berada dalam rentang cukup kuat.Hasil

perhitungan untuk pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa nilai rho (ρ) hitung

Page 30: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANa-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_054464_chapter4...77 Sub sektor selanjutnya yang diteliti adalah sub sektor industri pakaian dan tekstil lainnya

104

yang diperoleh adalah sebesar 0,734 dengan taraf signifikansi (α) 5% . Oleh

karena nilai rho (ρ) lebih dari 0, maka Ha diterima. Ini berarti hipotesis pada

penelitian ini diterima, atau dengan kata lain profitabilitas berpengaruh terhadap

return saham perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian membuktikan kebenaran teori yang diungkapkan oleh

beberapa ahli, yaitu ketika semakin baik tingkat profitabilitas perusahaan maka

akan semakin tinggi return saham (imbal hasil investasi) yang akan diterima

investor. Hasil penelitian juga telah membuktikan bahwa analisis fundamental

terutama analisis profitabilitas perusahaan merupakan salah satu langkah penting

sebelum investor memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal. Dan juga

menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rahman Hakim (2006) dan

juga membantah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ai Annisaa Utami

(2008).