Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
HASIL PENELITIAN
GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI SDN 01 POASIA KOTA KENDARI
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IIIKeperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
KARMINI
NIM P00320013015
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
2
3
4
MOTTO
Terkadang orang lupa bahwa menjadi ‘’luar biasa’’ sungguh
mudah,
namun untuk menjadi ‘’biasa” sangat sukar dilakukan,
karena ‘’biasa’’ akan membuat citra diri sendiri
akan mengungkapkan seberapa jauh nurani
memiliki ‘’ilmu pengetahuan’’
untuk menyikap tabir masa depan...
Ilmu adalah suatu jalan dan hikmah yang tak pernahberhenti,
meskipun raga hancur oleh waktu
karena ilmu selalu ada
bagi yang mencarinya….
(Wolfgang von goethe)
Kupersembahkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta
yang senantiasa menjadi mentari dalam gelapnya hari
5
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : Karmini
Tempat Tanggal lahir : Tinobu, 30 November 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa Muara Tinobu Konawe Utara
B. Pendidikan
1. SD Negeri 3 Lasolo, tamat tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Lasolo, tamat tahun 2010
3. SMA Negeri 1 Lasolo, tamat tahun 2013
4. Poltekes Kemenkes Kendari tamat tahun 2016
6
ABSTRAK
Karmini (P00320013015). “Gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih danSehat Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016”.Dibimbing oleh ibu Dali dan ibu Reni Devianti Usman. (ix + 54 Hal + 8 Tabel + 9Lampiran). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upayauntuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu,ingin, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkansekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulanperilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungansekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandirimampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktifdalam mewujudkan lingkungan sehat. Tujuan penelitian untuk memperolehgambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak UsiaSekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalahdeskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2016. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa di SDN 01 Poasia Kota Kendari yangberjumlah sebanyak 975 siswa-siswi yang tersebar di 4 kelas dengan jumlahsampel 98 siswa-siswi dengan tehnik stratified random sampling. Hasil penelitianpenerapan PHBS berdasarakan kebiasaan memelihara rambut bersih dan rapikategori baik 58 orang (59,18%), kategori cukup 18 orang (18,37%), kategorikurang 22 orang (22,45%). Kebiasaan memakai pakaian bersih dan rapi kategoribaik 57 orang (58,16%), kategori cukup 27 orang (27,55 %), kategori kurang 14orang (14,29%). Kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan bersih kategoribaik 26 orang (26,53%), kategori cukup 41 orang (41,84%), kategori kurang 31orang (33,63%). Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya kategori baik 22orang (23,45%), kategori cukup 52 orang (53,06%), kategori kurang 24 orang(24,49%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagian besar penerapanPHBS dengan criteria cukup. Saran bagi setiap siswa-siswi yang berada di SDN01 Poasia diharapkan untuk lebih memiliki motivasi dan inisiatif yang aktif dalammelaksanakan dan menciptakan PHBS agar terhindar dari berbagai macammasalah kesehatan.
Daftar pustaka : 26 (2000-2012)Kata kunci : Penerapan PHBS Anak usia Sekolah
7
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
hidayah dan inayah-Nya terutama kesabaran dan kelapangan yang selalu
ditanamkan dalam hati, dalam kepribadian penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Penerapan PHBS Pada
Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016”, tepat pada
waktunya dan semoga segala aktifitas keseharian kita bernilai ibadah di sisi-Nya.
Segala upaya untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini mendekati sempurna
telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan
banyak dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Oleh
sebab itu, dengan kerendahan serta ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dali.,SKM.,M.Kes
selaku pembimbing I dan Reni Devianti U.,M.Kep.,Sp.KMB selaku pembimbing
II, atas segala waktu, kesediaan dan kesungguhan dalam memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan. Melalui
kesempatan ini pula secara khusus dan dengan hati yang tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada Ayahanda Kamaruddin dan Ibunda Rosmina atas segala doa,
dukungan dan kasih sayang yang tulus demi kesuksesan penulis. Melalui
kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari
8
2. Muslimin L, A.Kep, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kendari
3. Abdul Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,MM selaku penguji I dan Fitri Wijayanti,
S.Kep.,NS.,M.Kep selaku penguji II dan Dian Yuniar SR,SKM.,M.Kep selaku
penguji III yang telah memberikan saran dan masukkan dalam proses
penulisan karya tulis ini
4. Bado,S.Pd.,M.Pd Selaku Kepala Sekolah SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun
2016
5. Seluruh Dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan atas ilmu
pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan dan
seluruh staf Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan atas
pelayanan sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.
6. Untuk saudara-saudaraku kak Kahar, kak Kamir, kak Mila, kak Ardi, atas
segala doa dan dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini
7. Untuk teman-temanku Riska, Nita, Hasmi, Isma, Rahmat, Hujri, Jayadi yang
terus menemani dan memberikan dukungan yang sangat berarti selama ini.
8. Sahabat-sahabatku Lina, iin, iis, dan Vina atas segala doa dan dukungan dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
9. Serta teman-teman angkatan 2013 khususnya tingkat III A dan tingkat III B
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan,
kerjasama dan kekompakannya selama pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan
9
bantuan, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Kendari, 2016
penulis
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO………………………………………………………………………................................ iv
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. .............................. v
ABSTRAK…………………………………………………………………... ................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... ............................... xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... ............................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) .......... 8
B. Tinjauan Tentang Anak Usia Sekolah...................................... ...... 25
11
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Penelitian............................................................ 30
B. Kerangka Konsep ........................................................................... 31
C. Variabel Penelitian......................................................................... 32
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif..................................... 32
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35
B. Tempat danWaktu Penelitian........................................................ . 35
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 35
D. Instrumen Penelitian ..................................................................... 37
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................ . 37
F. Pengolahan Data............................................................................ . 38
G. Analisa Data............................................................................ ...... 38
H. Penyajian Data............................................................................... . 39
I. Etika Penelitian............................................................................. 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian………………………………… ........... 40
B. Karakteristik Responden……………………………………………................. 41
C. Pembahasan………………………………………………………... .................. 45
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………........................ 52
B. Saran ……………………………………………………………….. ......................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di SDN 01 Poasia Kota
Kendari Tahun 2016 ……………………………………………. 41
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di SDN 01
Poasia Kota Kendari Tahun 2016……………………………...... 41
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kelas Responden di SDN 01 Poasia
Kota Kendari Tahun 2016 ………………………….……........... 42
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan Kebiasaan Memelihara Rambut Bersih dan
Rapi Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota
Kendari Tahun 2016 ……………………..................................... 42
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan Kebiasaan Memakai Pakaian Bersih dan Rapi
Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari
Tahun 2016 ……………………….............................................. 43
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan Kebiasaan Memelihara Kuku Selalu Pendek dan
Bersih Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota
Kendari Tahun 2016 ………….................................................... 43
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan Kebiasaan membuang Sampah Pada Tempatnya
Pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari
Tahun 2016 …………………….................................................. 44
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah di SDN
01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016 ………………………….. 44
13
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permintaan Persetujuan Menjadi Responden
2. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
3. Lembar Kuisioner Penelitian
4. Surat Pengambilan Data Awal
5. Surat izin Penelitian dari Poltekes Kemenkes Kendari
6. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi
Sulawesi Tenggara
7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SDN 01 Poasia
8. Tabulasi data Gambaran Generapan PHBS Pada Anak Usia Sekolah di
SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
9. Master Tabel Gambaran Generapan PHBS Pada Anak Usia Sekolah di
SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesehatan menekankan
pada upaya tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Inti dari tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup
sehat bagi setiap penduduk yang didasari pengetahuan, dan diwujudkan
dalam perbuatan menggerakkan sumber yang ada untuk kesehatan salah
satunya yaitu melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan
sekolah (Depkes RI, 2000).
Kasus yang berhubungan dengan PHBSmenurut WHO bahwa setiap
tahun terdapat anak Indonesia meninggal akibat diare, munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), yang
umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui
pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS) (Kamisah, 2012).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya
untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar
tahu, ingin, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
15
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).
Adapun indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan
sekolah yaitu memelihara rambut agar bersih dan rapih, memakai pakaian
bersih dan rapi,memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih,memakai
sepatu bersih dan rapi,berolahraga teratur dan terukur, tidak merokok di
sekolah, tidak menggunakan NAPZA, memberantas jentik nyamuk,
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, membuang sampah
ke tempat sampah yang terpilah, mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin
sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
(Depkes RI, 2000).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga sebaiknya dilakukan
dilingkungan tatanan sekolah, didalamnya adalah seluruh siswa, guru dan
segala pengelola dan individu yang berada dilingkungan sekolah. Apabila
guru dapat membimbing dan menuntut semua siswanya untuk memiliki
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), maka dengan sendirinya segala
masalah kesehatan dapat dicegah dan dihindari sedini mungkin. Namun
kebijakan dan keputusan guru dalam usaha mencapai derajat kesehatan yang
optimal melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga sangat
dipengaruhi oleh siswa. (Depkes RI, 2004).
Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-
nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai
agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah,
16
keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000
sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama. Jika tiap sekolah memiliki 20
kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu
terlaksananya dua strategi utama Kementerian Kesehatan yaitu “menggerakan
dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehatserta surveilans,
monitoring dan informasi kesehatan usia sekolah rawan penyakit”.
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat
menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Usia
sekolah juga merupakan usia yang rawan terserang berbagai penyakit seperti
cacingan, diare. Penyakit cacingan dan anemia pada anak berdampak tidak
baik pada pertumbuhan dan perkembangan anak dimana dapat mempengaruhi
fungsi organ termasuk otak. Penyakit diare merupakan penyebab dehidrasi
pada anak dapat dicegah melalui berbagai upaya diantaranya
memperhatikanPHBS dalam sekolah dengan cara membiasakan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan serta sesudah buang air besar.
Berdasarkan hasil penelitian Departemen Kesehatan diperoleh data
penyakit yang di derita oleh anak sekolah (SD) terkait PHBS adalah diare
(41%), cacingan (60%), anemia (23,2 %), karies &periodontal (74,4 %).
Diare merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi permasalahan
global di dunia terutama Negara – Negara berkembang dengan tingkat sosial
ekonomi yang masih rendah karena buruknya perilaku kebersihan perorangan
dan sanitasi masyarakat yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat sosial
ekonomi dan pendidikan(Depkes RI, 2003).
17
Menggalakkan kegiatan PHBS merupakan hal yang penting untuk
mencegah berbagai masalah kesehatan pada anak sekolah, utamanya penyakit
menular. Kegiatan PHBS diantaranya adalah menggunakan pakaian yang
bersih, kebiasaan mencuci tangan, memotong kuku dan membuang sampah.
Menerapkan PHBS dalam tatanan sekolah atas kesadaran siswa sendiri dan
secara sukarela sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar
lagi.Masyarakat dan lingkungan sekolah yang sehat berarti mampu menjaga,
meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap siswa dan guru dari gangguan
penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif.Melalui PHBS setiap siswa
dapat meningkat kesehatannya, tidak mudah sakit sehingga produktivitas
belajar meningkat, absensi dalam belajar menurun,tumbuh sehat dan cerdas
(Depkes RI, 2007).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Kendaripada tahun
2015 pada 12.431 anak sekolah tentang kejadian penyakit yaitu cacingan
1.345 orang, karies dan periodontal 4.126 orang, diare 3.523 orang dan ISPA
3.437 orang (Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2015).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
SDN 1 Poasia Tahun 2016 jumlah siswa975 orang terdiri dari kelas 2 = 256
siswa, kelas 3 = 244 siswa, kelas 4 = 237 siswa, kelas 5 = 238 siswa). Adapun
penyakit yang terkait dengan PHBS yang ada di SDN 1 Poasia yaitu diare,
karies dan ISPA.Hasil survei yang dilakukan pula oleh peneliti
tentang penerapan PHBSdi SDN 1 Poasia pada 20 siswa, nampak masih
terdapat 3 siswa (15 %) yang penampilannya tidak terawat seperti rambut
yang tidak rapi, pakaian yang nampak kotor, sepatu nampak kotor, kuku yang
18
panjang dan hitam, 10 siswa (50 %) tidak mencuci tangan sebelum makan
jajanan serta 7 siswa (35 %) membuang sampah disembarang tempat.
Sedangkan pengamatan tentang sarana yang dapat menunjang PHBS di
lingkungan sekolah yaituUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) belum berjalan
lancar, tempat sampah sudah tersedia dimasing-masing kelas, tempat mencuci
tangan masih dalam pembuatan dan kamar mandi/WC terdapat 3 unit.
Melihat fenomena diatas dapat dikatakan bahwa pada umumnya siswa
belum sepenuhnya menerapkan tentang PHBS, belum sepenuhnya dilakukan
dalam tatanan sekolah, yang tentunya akan berdampak mengalami penurunan
kesehatan sehingga mudah sakit, produktivitas belajar menurun dan absensi
belajar meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa yang mengalami
persentase kehadiran kurang dari target karena menderita sakit seperti ISPA,
diare, dan sakit gigi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarikmelakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pada Anak Usia Sekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun
2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Sekolah di SDN 1
Poasia Kota Kendari Tahun 2016?
19
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Memperoleh gambaran penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada Anak Usia Sekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun
2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan
kebiasaan memelihara rambut bersih dan rapi pada Anak Usia Sekolah
di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016.
b. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan
kebiasaan memakai pakaian bersihdan rapipada Anak Usia Sekolah di
SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016.
c. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan
kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan bersihpada Anak Usia
Sekolah di SDN 1 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
d. Mendapatkan gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan
kebiasaan membuang sampah pada Anak Usia Sekolah di SDN 1
Poasia Kota Kendari Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi kepada pihak pengelola Sekolah di SDN 1
Poasia tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa di
tatanan sekolah.
20
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi anak sekolah tentang
kebiasaan menerapkanPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan
sekolah guna meningkatkan kehadiran dan prestasi belajar di sekolah.
3. Merupakan suatu pengalaman berharga bagi peneliti dalam menerapkan
ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan pada Poltekes
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.
4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan
penelitian dengan variabel penelitian yang berbeda mengenai PHBS pada
anak Sekolah Dasar.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan TentangPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy),
bina suasana (sosial support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat
mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah
tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya atau dikatakan juga
tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok atau masyarakat yang
sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan
berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2008).
2. Tujuan dan Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan
sehat,serta menigkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
22
sedangkan manfaat PHBS terdiri atas (1) Setiap rumah tangga akan
mampu meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit (2) Rumah tangga
sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga. (3) Dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti
biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan
anggota rumah tangga (4) Salah satu indikator menilai keberhasilan
Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dibidang kesehatan (5)
Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat
menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain (Depkes RI,
2008).
3. Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menurut Depkes RI (2008), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dianggap penting oleh karena :
a. Sehat adalah karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat
merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga
investasi untuk meningkatkan produktivitas kerja guna meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Orang bijak mengatakan bahwa “Sehat
memang bukan segalanya tetapi tanpa kesehatansegalanya menjadi
tidak berarti”. Karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan
ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan
oleh semua pihak.
b. Oleh karena itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI
mencanangkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang
23
artinya setiap sektor harus mempertimbangkan dampak pembangunan
terhadap kesehatan
c. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang
tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat
di rumah tangga
d. Rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat dapat terwujud
apabila
ada keinginan, kemauan dan kemampuan para pengambil keputusan
dan
lintas sektor terkait agar PHBS menjadi program prioritas dan
menjadi
salah satu agenda pembangunan di Kabupaten/Kota, serta didukung
oleh masyarakat.
4. Program PHBS
Upaya-upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
sudah dilakukan dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan
seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatannya. Bidang PHBS yaitu :
a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2 kali/hari, dll.
24
b. Bidang gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi
garam beryodium, menimbang berat badan dan tinggi badan setiap
bulan, dll.
c. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan jamban, memberantas jentik, dll
Menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada
setiap orang bukanlah hal yang mudah, akan tetapi memerlukan proses
yang panjang. Setiap orang hidup dalam tatanannya dan saling
mempengaruhi serta berinteraksi antar pribadi dalam tatanan tersebut.
Memantau, menilai, dan mengukur tingkat kemajuan tatananlebih mudah
dibandingkan dengan perorangan. Oleh karena itu, pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan melalui pendekatan 5 tatanan
masyarakat yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat-tempat umum,
tempat kerja dan institusi kesehatan.
5. Keterkaitan PHBS dengan Keperawatan Kesehatan di Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan kepada
anak di tatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan. Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan
praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok,
dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah
satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan
lingkungan, dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat
25
kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang
adalah guru dan kader (Roni, 2010).
Perawat sekolah merupakan salah satu dari beberapa orang yang
ditempatkan untuk memberikan arahan terhadap program kesehatan
sekolah terkoordinasi. Perawat dapat berperan sebagai manajer, konsultan,
pendidik, pelaksana maupun peneliti di bidang keperawatan dengan area
khusus sekolah. Perawat dapat melaksanakan skrining kesehatan,
memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan
memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan
keluarganya dan aktif juga dalam mengidentifikasikan anak-anak yang
mempunyai masalah kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang
ada menyangkut anak usia sekolah seperti memberikan libur kepada siswa
karena adanya penyakit menular, kutu, kudis, dan parasit lain. Dalam
melaksanakan perannya sebagai konsultan terutama untuk para guru,
perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan
pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang terkait
dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat
khusus dan kecacatan (Sumijatun, 2005).
The National Association of School Nurses (NASN) menyatakan
ada tiga peran perawat komunitas di sekolah yaitu:
a. Peran klinik (Generalist Clinical Role)
1) Perawat komunitas dalam peran klinik akan memberikan
pelayanan, konseling, pendidikan kesehatan kepada siswa dan
keluarga. Pelayanan ini diintegrasikan dengan program sekolah.
26
2) Pearawat klinik bekerja di sekolah yang memberikan pelayanan
selama jam sekolah. Perawat membaur dengan fungsional sehari-
hari komunitas sekolah.
3) Mengindentifikasi siswa, keluarga, dan guru dari resiko gangguan
kesehatan (case finding), mengembangkan dan implementasi
intervensi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan
menyusun kebijakan dan program yang sesuai untuk memecahkan
permasalahan baik yang aktual maupun potensial.
b. Peran Perawatan Primer (Primary Role)
Perawat komunitas melaksanakan teknik tindakan keperawatan
sesuai prosedur. Selain itu dalam melaksanakan perannya
berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain. Beberapa item
yang menjadi perhatian dalam peran ini antara lain: kesehatan fisik,
kesehatan emosional, kebiasaan (makan, merokok), perhatian sosial
(lingkungan rumah, kemiskinan).
c. Peran Manajemen (Management Role)
1) Mengembangkan, koordinasi, dan evaluasi program kesehatan
sekolah
2) Mengembangkan dan implementasi kebijakan dan prosedur
kesehatan sekolah
3) Manajemen kasus pada siswa dan keluarga dengan kebutuhan
kesehatan yang khusus
4) Supervisi dan evaluasi pada tenaga kesehatan yang lain dan
mendukung personal(Sumijatun, 2005).
27
6. Indikator penerapan PHBS di tatanan sekolah
Menurut Depkes RI (2000), indikator PHBS pada tatanan sekolah
yaitu :
a. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga
terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam,
tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan
rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS
minimal seminggu sekali.
Mencuci rambut adalah suatu tindakan untuk membersihkan
rambut dan kulit kepala dari kotoran dan lemak dengan menggunakan
sampo dan air. Tujuannya yaitu untuk membersihkan kulit kepala dan
rambut, mencegah terjadinya ketombe dan memberikan kesegaran
serta kenyamanan. Mencuci rambut minimal dilakukan 2 kali
seminggu. Mencuci rambut sebaiknya menggunakan shampo untuk
mengurangi kuman dan minyak pada rambut. Bila menggunakan
shampo diupayakan yang tidak menimbulkan alergi pada kulit kepala.
Alergi dapat menimbulkan gatal atau bengkak pada kulit. Prosedur
mencuci rambut yaitu pertama-tama rambut dibasahi dengan air lalu
ambil shampo dan diusapkan dikepala, setelah itu dibilas dengan air
sampai bersih, setelah mencuci rambut, mengeringkan rambut dengan
handuk yang bersih lalu menyisir rambut agar rapi dan tidak kusut.
Rambut harus cepat dikeringkan agar tidak masuk angin atau
kedinginan. Dampak jika tidak mencuci rambut secara teratur yaitu
28
terdapat kutu atau dikenal dengan istilah tinea kapitis, ketombe yang
dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala, menimbulkan bau,
rambut rontok. Seorang individu terutama wanita, kadang – kadang
mengalami kesulitan untuk mencuci rambut sehingga perlu mendapat
bantuan. Sama halnya dengan kulit, rambut terkadang kehilangan
lemak pada saat keramas sehingga sehabis keramas perlu diberikan
hair conditioner.
b. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih
Menggunakan pakaian hendaknya yang bersih, tidak berbau, dan
rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju
setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang
dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS
minimal seminggu sekali.
Mengganti pakaian sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari.
Tujuannya yaitu untuk mencegah bau badan, mencegah pertumbuhan
bakteri akibat keringat yang melekat pada pakaian, memberikan
kenyamanan dan kesegaran. Pakaian tidak boleh dibuat dari bahan
yang kasar. Dasar kain harus lunak, harus mudah dikenakan dan
mudah dibersihkan. Pakaian lanjut harus dijaga agar tetap rapi, karena
terkadang seseorang sering tidak perduli lagi terhadap pakaiannya.
Biasanya terdapat orang yang kalau sudah senang terhadap pakaian
tertentu, apalagi yang yang mempunyai sejarah tertentu, akan dipakai
terus menerus, misalnya hadiah dari orang tua atau teman.
29
Hal demikian tidak apa, asalkan pakaian lanjut itu tetap bersih
dan rapi, masalah model tidaklah menjadi soal. Agar tetap kelihatan
rapi hendaklah pakaian disesuaikan dengan kegunaan, misalnya baju
tidur hanya dipakai untuk tidur, tidak dipakai untuk bersantai di
rumah, baju bepergian juga harus lain.
c. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur 1 kali /
minggu dan membersihkannya sehingga tidak hitam atau kotor.
Memeriksa kuku secara rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader
kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapat perawatan. Tujuannya
yaitu untuk mencegah kuman dan bakteri bersarang pada kuku,
mencegah terjadinya infeksi atau penularan penyakit melalui garukan.
Menggunting kuku jangan terlalu pendek jangan sampai terluka,
diusahakan sebelum menggunting kuku sebaiknya kuku direndam
pada air hangat untuk melemaskan kuku untuk memudahkan saat
pemotongan. Kuku sebaiknya pendek tidak panjang karena kuku yang
panjang dan kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri
yang apabila kita pergunakan untuk menggaruk bagian-bagian tubuh
kemungkinan terjadinya infeksi pada kulit sangat besar.
d. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih
Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada
sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu
bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor.
30
Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
e. Berolahraga Teratur dan Terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/
aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari.
Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta
meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak
mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara
bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di
ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan
dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan
membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan
alat/sarana untuk berolahraga.
f. Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di
lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan
orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang
diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya:
Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta
pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan
kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok
di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah
dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah
diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan
sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi
31
diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan
diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas
asap rokok.
g. Tidak Menggunakan NAPZA
Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan
NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA
membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.
h. Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang
dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-
tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot
bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah
pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa
menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di
lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat
penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari
gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat
mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam
berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan
dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu
minggu sekali.
i. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah menggunakan WC
dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai
32
pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil.
Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun
buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi
bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari
sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari
datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti:
diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah
diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara
siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai
adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.
j. Menggunakan Air Bersih
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah menggunakan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah
diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur
terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air
ledeng, dan air dalam kemasan dengan sumber air berasal dari sumur
pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
tempat penampungan kotoran atau limbah atau WC. Air diharapkan
tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap
saat.
k. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah selalu mencuci tangan
sebelum makan, sesudah buang air besar atau sesudah buang air kecil,
33
sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan
memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang
mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang
kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat
membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi
bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya
penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.
l. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan, karena dari sampah
tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit dan
juga binatang serangga penyebar penyakit. Oleh sebab itu sampah
harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu
atau mengancam kesehatan. Pengelolaan sampah yang baik, bukan
saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan
lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Sampah adalah sisa bahan dari kegiatan yang dibuang yang
berasal dari rumah tangga, industri, sekolah maupun tempat-tempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup. Olehnya itu sampah sebaiknya dapat dikelola atau memiliki
tempat pembuangan yang baik seperti tidak mengakibatkan
kontaminasi terhadap sumber air minum, tidak mengakibatkan
pencemaran terhadap permukaan tanah, tidak menyebabkan
34
pencemaran lingkungan, tidak dapat dihinggapi serangga atau tikus
dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit
dan vektor, tidak terbuka atau terkena udara luar serta tidak dapat
dicapai anak-anak serta baunya tidak mengganggu (Notoatmodjo,
2003)
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah membuang sampah ke
tempat sampah yang tersedia. Tempat sampah yang tersedia di sekolah
sebaiknya tempat sampah tertutup, tempat sampah harus selalu
dibersihkan agar sampah tidak berserakan. Diharapkan tersedia tempat
sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan
sampah bahan berbahaya, serta membuang sampah pada tempatnya
sesuai dengan jenis sampah. Sampah selain kotor dan tidak sedap
dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan
membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat
membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari
berbagai kuman penyakit.
m. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin Sekolah
Anak sekolah, guru, masyarakat sekolah mengkonsumsi
jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari
rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan
makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga
membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun,
dan proses belajar berjalan dengan baik.
35
Makanan memegang peranan penting dalam proses
pertumbuhan tubuh anak, karena makanan adalah salah satu faktor
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan seorang anak. Hal ini
dikarenakan proses pertumbuhan seorang anak dipengaruhi oleh
ketahanan makanan (food security). Mengingat pentingnya makanan
bagi pertumbuhan anak, maka konsumsi makanan yang tidak dimasak
secara memadai, konsumsi ikan mentah, serta pendingin yang tidak
memadai saat penyimpanan harus dihindari karena dapat
menyebabkan makanan terkontaminasi oleh berbagai racun yang
berasal dari tanah, udara, manusia dan vector. Makanan yang telah
terkontaminasi oleh berbagai racun tersebut bisa menimbulkan diare.
Anak-anak rentan terkena diare karena anak-anak memiliki
daya tahan tubuh yang masih rendah sehingga sangat mudah terinfeksi
virus. Sebagian besar (sekitar 90%) diare disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan, diare dapat disebabkan
infeksi bakteri, parasit, jamur seperti karena keracunan makanan,
alergi, faktor psikologis yaitu stres. Penularannya disebut dengan 3F
yaitu Finger (jari), Food (makanan) dan Fly (lalat). Atau dengan kata
lain diare sangat mudah menyerang anak-anak karena mereka sering
tidak menghiraukan kebersihan makanan yang mereka makan.
Anak- anak terutama anak usia sekolah pada umumnya belum
paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya. Ketidaktahuan anak-
anak akan arti kesehatan bagi tubuhnya ini berpengaruh terhadap
ketidaktahuan anak-anak terhadap bahan makanan yang mereka
36
nikmati terutama yang berupa jajan. Jajan adalah makanan yang dibeli
dan dikonsumsi dari luar rumah, misalnya jajan di kantin sekolah.
Anak-anak sangat menyukai jajan apalagi ketika mereka
menghabiskan waktu istirahat mereka di sekolah. Biasanya mereka
membeli jajan yang menarik bentuk dan warnanya tanpa
memperhatikan nilai gizi dan kebersihan dari makanan yang mereka
beli.
Jajanan yang tidak sehat dan bersih tersebut dapat
menyebabkan anak-anak terserang diare. Sebab jajanan yang sering
dikonsumsi anak sekolah ini sangat sensitif terhadap pencemaran yang
bersumber dari bahan tambahan pangan seperti pewarna tekstil, zat
pengawet, dan pemanis buatan (menurut hasil penelitian Badan
Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) lebih 90 persen makanan
jajanan sekolah menggunakan pemanis buatan (sakarin/siklamat) dan
pewarna tekstil (Arafah Madjid, 2004). Hal ini juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan di Laboratorium Institut Pertanian Bogor,
dari 34 sampel makanan dan 15 sampel minuman yang diteliti,
terhadap 58,8 persen makanan dan 73,3 persen minuman terbukti
mengandung bakteri E. coli dan enterobacter (penyebab diare), zat
pewarna (rhodamin yang biasanya dijumpai pada es sirup warna
warni), zat pengawet, atau pemanis buatan sakarin.
n. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap
bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan
37
pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi
badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau
tidak normal.
7. Penilaian penerapan PHBS
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah
dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan
oleh pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS
meliputi masukan, proses, dan keluaran kegiatan. Waktu penilaian dapat
dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun, caranya dengan
membandingkan data dasar PHBS, hasil evaluasi selanjutnya menilai
kecenderungan masing-masing indikator apakah mengalami peningkatan
atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan melakukan
pemecahannya kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data hasil
evaluasi PHBS.
Cara melakukan penilaian melalui :
a. Pengkajian ulang tentang PHBS
b. Menganalisis data PHBS
c. Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten / kota
(SP2TP)
d. Observasi, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah kepada
petugas, kader.
Hasil yang dicapai pada tahap penilaian adalah :
a. Pelaksaan program PHBS sesuai rencana
b. Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan
38
c. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi hambatan
d. Adanya peningkatan program PHBS (Depkes RI, 2007)
Penialaian PHBS dapat dikategorikan berdasarkan kriteria sebagai
berikut :
a. Baik bila jumlah jawaban responden 76 – 100 % dari total skor
b. Cukup bila jumlah jawaban responden 56 – 75 % dari total skor
c. Kurang bila jumlah jawaban responden < 56 % dari total skor.
(Notoatmodjo, 2003).
B. Tinjauan Tentang Anak Usia Sekolah
1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang biasanya berusia antara 6 – 12
tahun, anak yang berada pada rentangan usia ini merupakan masa
perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat
penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal (Soetjiningsih, 2002).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Menurut Soetjiningsih (2002), anak usia sekolah adalah anak yang
berusia 6-12 tahun. Secara fisik, memilikipertumbuhan yang berbeda
dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya, diantaranya :
a. Tinggi badan dan berat badan menurut umur
Pertumbuhanfisik cenderung lebih lambat dankonsisten bila
dibandingkandengan masa usia dini. Rata-rata
39
anakusiasekolahmengalamipenambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg
dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun.
b. Proporsi dan bentuk tubuh menurut umur
Anak usia sekolah umumnya memiliki proporsi tubuh yang
kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit mulai
berkurang sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5
atau 6.Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh anak sudah
mendekati seimbang. Berdasarkan tipologi Sheldon (Hurlock 1980)
ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD yaitu endomorph
yakni berbentuk gemuk dan berbadan besar, mesomorph yang
kelihatannya kokoh, kuat dan lebih kekar serta ectomorph yang
tampak jangkung, dada pipih, lemak dan seperti tak berotot.
3. Kebiasaan-kebiasaan anak usia sekolah
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak sekolah sangat
kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK/RA dan SD/MI biasanya
berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi
yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, serta
membersihkan kuku dan rambut. Pada anak usia SMP/MT dan SMU/MA
(remaja), masalah kesehatan yang dihadapi biasanya berkaitan dengan
perilaku beresiko seperti perilaku merokok, penyalahgunaan NAPZA,
kehamilan yang tak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular
seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, stress
dan trauma.
40
Berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan UKS untuk anak usia
TK/RA dan SD/MI, memupuk kebiasaan PHBS sedini mungkin dengan
membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan,
serta membersihkan kuku dan rambut.
4. Masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang berkaitan dengan penyakit
akibat PHBS
Berbagai permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak
usia sekolah sehingga mengganggu kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Kurang asupan buah dan sayur
Banyak orangtua mengeluh anaknya sering menolak mengkonsumsi
buah dan sayur. Hal ini menjadi masalah klasik pada anak-anak, baik
usia sekolah maupun balita, padahal berbagai vitamin, mineral, dan
serat yang dibutuhkan tubuh dapat dipenuhi dengan konsumsi buah
dan sayur sehingga anak sering mengeluh susah buang air besar atau
mengalami sembelit. Untuk mengatasinya, ibu dapat menyajikan buah
dan olahan sayur secara menarik dan kreatif.
b. Kurang istirahat
Anak seringkali melupakan tidur siangnya karena aktivitasnya yang
padat atau terlalu asyik bermain usai sekolah. Di malam hari, tak
jarang anak tidur terlambat karena mengerjakan beberapa tugas atau
malah asyik menonton televisi. Orangtua harus mengarahkan anak
agar mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Jika kurang tidur,
konsentrasi anak bisa berkurang, tidur di kelas, masalah berat badan,
bahkan beresiko penyakit diabetes.
41
c. Jajan sembarangan
Semua anak memang doyan jalan, orangtua memang tidak bisa
memantau secara langsung aktivitas anak di sekolah, termasuk
kebiasaannya jajan sembarangan. Padahal, jajanan yang dikonsumsi
anak seringkali mengandung banyak pengawet, pewarna dan MSG
yang tidak aman untuk kesehatan.
d. Tidak mencuci tangan sebelum makan atau setelah dari toilet
Berbagai penyakit bisa disebabkan karena kurang menjaga kebersihan,
terutama tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet.
Berbagai aktivitas anak bisa membuat tangannya terpapar kuman
seperti bermain di lapangan yang penuh debu, bermain boneka
bersama teman-temannya, bermain dengan binatang peliharaan, dll.
Biasakan anak mencuci tangannya hingga bersih menggunakan sabun
sebelum makan dan setelah dari kamar mandi.
Akibat / efek / pengaruh dari kebiasaan anak sekolah yang tidak
baik seperti anak sering bermain dengan tanah atau bermain di tempat-
tempat yang kurang bersih dapat menyebabkan anak sakit yang berdampak
pada penurunan kehadiran disekolah dan dapat menyebabkan penurunan
IQ dan motivasi belajar pada anak sehingga anak tidak cerdas, akibat
jangka panjang dimana generasi penerus bangsa tidak produktif sehingga
kemajuan perkembangan di semua sektor menjadi lemah yang berakibat
pada kemiskinan. Kondisi ini akan berulang-ulang dan bergulir pada
generasi selanjutnyayang berakibat terlambatnya pembangunan di
Indonesia. Meskipun tidak meningkat di semua segi tetapi dapat
42
menyebabkan kemiskinan sepanjang jaman sehingga ketergantungan pada
Negara lain yang sudah maju.
43
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Dasar Pemikiran Penelitian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya
untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar
tahu, ingin, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Sekolah sehat terwujud jika memperhatikan dan
menerapkan PHBS di sekolah sehingga terbebas dari berbagai penyakit.
Adapun indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan
sekolah yaitu memelihara rambut agar bersih dan rapih, memakai pakaian
bersih dan rapi, memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih, memakai
sepatu bersih dan rapi, berolahraga teratur dan terukur, tidak merokok di
sekolah, tidak menggunakan NAPZA, memberantas jentik nyamuk,
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, membuang sampah
ke tempat sampah yang terpilah, mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin
sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
Adapun 10 variabel yang tidak di teliti di karenakan keterbatasan
waktu peneliti dalam melalukan penelitian, dan dari 10 variabel ada beberapa
variabel tidak dapat di lihat oleh peneliti.
44
B. Kerangka Konsep Penelitian
Penerapan PHBS :
Keterangan
: Variabel bebas yang diteliti
: Variabel bebas yang tidak diteliti
Tidak merokok di sekolah
Memakai pakaian bersih dan rapi
Memelihara rambut bersih dan rapi
Memelihara kuku selalu pendek danbersih
Membuang sampah pada tempatnya
Mencuci tangan dengan air mengalirdan menggunakan sabun
Menggunakan jamban yang bersihdan sehat
Memakai sepatu Bersih dan Rapi
Berolahraga teratur dan terukur
Tidak menggunakan NAPZA
Menggunakan air bersih
Mengkonsumsi jajanan sehat darikantin sekolah
Memberantas jentik nyamuk
Menimbang berat badan danmengukur tinggi badan setiap bulan
Anak Usia Sekolah
45
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :
1. Variabel bebas(variabel independent) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependent (variabel terikat), yang mana dalam
penelitian ini variabel independent yaitupenerapan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) meliputi memelihara rambut bersih dan rapi, memakai
pakaian bersih dan rapi,memelihara kuku selalu pendek dan bersih,
danmembuang sampah pada tempatnya.
2. Variabel terikat (variabel dependent), variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independent (variabel bebas), yang mana variabel dependent
dalam penelitian ini yaitu anak usia sekolah.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Anak usia sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa dan
siswi yang bersekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari tahun 2016.
2. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kebiasaan untuk bertindak atau mengaplikasikan pola
hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah yang meliputi : memelihara
rambut bersih dan rapi, memakai pakaian bersih dan rapi, memelihara
kuku selalu pendek dan bersih, dan membuang sampah pada tempatnya.
Kriteria Objektif :
- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%
- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%
- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%
3. Memelihara rambut bersih dan rapi yaitu perilaku siswa dalam memelihara
rambut agar bersih dan rapi yang meliputi mencuci rambut 2 kali / minggu
46
dengan bersih menggunakan shampo, mengeringkan rambut dengan
handuk bersih, menyisir rambut dengan rapi.
Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,
bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.
Kriteria Objektif :
- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%
- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%
- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%
4. Memakai pakaian bersih dan rapiyaitu perilaku siswa mengganti pakaian 2
kali sehari, memakai baju yang telah dicuci bersih dan dirapikan dengan
setrika, pakaian tidak kotor, tidak berbau dan rapi, mencuci baju setelah
dipakai, mengganti pakaian setiap kali basah akibat keringat.
Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,
bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.
Kriteria Objektif :
- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%
- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%
- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore < 56%
5. Memelihara kukuselalu pendek dan bersihyaitu perilaku siswa dalam
memelihara kukuyang meliputi memotong kuku secara teratur 1 kali /
minggu, membersihkan kuku agar tidak hitam atau kotor, menggunting
kuku tidak terlalu pendek, pemeriksaan kuku secara rutin disekolah
seminggu sekali.
Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,
bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.
Kriteria Objektif :
- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%
47
- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%
- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%
6. Membuang sampah pada tempatnya yaitu perilaku siswa dalam membuang
sampah pada tempat sampah yang tersedia di lingkungan sekolah
:tersediatempat pembuangan sampahyang terpisah organik dan anorganik,
membuang sampah sesuai jenis sampahnya, serta tersedianya tempat
sampah yang tertutup, tempat sampah selalu dibersihkan agar sampah
tidak berserakan.
Untuk mengetahui penerapan PHBS maka peneliti membuat5 pertanyaan,
bila jawaban responden benar di beri nilai 1 dan bila salah di beri nilai 0.
Kriteria Objektif :
- Baik : Bila responden menjawab benar dengan skore 76–100%
- Cukup : Bila responden menjawab benar dengan skore 56–75%
- Kurang : Bila responden menjawab benar dengan skore <56%
48
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif, dalam hal ini
untuk memperoleh gambaran penerapan PHBS pada anak usia sekolah di SDN
01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN 01 Poasia Kota Kendari pada
tanggal 14 maret sampai dengan 18 Juni 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmodjo Soekidjo, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
siswa-siswi di SDN 01 Poasia Kota Kendari yang berjumlah sebanyak 975
siswa yang tersebar di 4 kelas yaitu,Kelas 2 = 256 siswa, kelas 3 = 244
siswa, kelas 4 = 237 siswa, kelas 5 = 238 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
siswa di SDN 01 Poasia Kota Kendari.
49
a. Besaran sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu diambil sebesar 10% dari
jumlah populasi atau 10/100 x975 = 97,5 dibulatkan 98 siswa. Menurut
Arikunto (2010), apabila populasi < 100 maka sampel dapat diambil 50-
100% dan apabila jumlah > 100 maka sampel dapat diambil 10-30%.
b. Cara pengambilan sampel
Penentuan sampel ditentukan dengan stratified random sampling
yaitu pengambilan sampel yang digunakan secara acak berdasarkan
tingkat kelas sehingga diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan.
Adapun jumlah sampel tiap kelas yaitu :
1) Kelas 2 = 256 x 10 %=26 siswa
2) Kelas 3 = 244 x 10 %=24 siswa
3) Kelas 4 = 237 x 10 %=24 siswa
4) Kelas 5 = 238 x 10 %=24 siswa
Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 98 siswa.
c. KriteriaSampel
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu
1) Kriteria Inklusi
Sampel merupakan siswa SDN 01 Poasia, bersedia menjadi
responden, dapat membaca dan menulis.
2) Kriteria Eksklusi
a) Bukan siswa SDN 01 Poasia, tidak bersedia menjadi
responden,belum dapat membaca dan menulis (kelas 1)
b) serta siswa yang telah selesai mengikuti ujian nasional
(kelas 6).
50
D. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelilitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner untuk mengetahui gambaran PHBS pada anak usia sekolah.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi :
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
melalui pengisian lembar kuesioner yang meliputi data tentang
kebiasaan memakai pakaian bersih dan rapi, kebiasaan mencuci
tangan, kebiasaan membuang sampah dan kebiasaan memelihara kuku.
b. Data sekunder adalah data yang diambil dari jumlah murid SD dan
gambaran umum tentang SDN 01 Poasia.
2. Cara pengumpulan data
Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
lembar kuesioner. Sebelum ambil data peneliti mengajukan permohonan
menjadi responden (lampiran 1) untuk menjelaskan tujuan penelitian,
responden yang setuju selanjutnya menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden (lampiran 2) kemudian data diambil menggunakan
kuesioner (lampiran 3).
F. Pengolahan Data dan Analisa Data
Data yang sudah diolah dengan tahap :
1. Pengolahan Data
a. Coding yaitu memberikan kode pada data yang diperoleh dari hasil
kuesioner menurut jenisnya.
51
b. Editing yaitu mengoreksi kembali data sehingga tidak terjadi
kesalahan baik dalam penempatan maupun penjumlahan dan
pengisian.
c. Scoring yaitu memberikan skor pada setiap hasil jawaban kuesioner
dari responden.
d. Tabulating yaitu menyusun data – data kedalam tabel sesuai dengan
kategorinya untuk selanjutnya dianalisis.
2. Analisa Data
Data yang telah diolah selanjutnya di analisis dengan statistik deskriptif
untuk mengetahui besarnya persentase dari tiap – tiap variabel yang diteliti
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
fx = x k%
n (Arikunto, 2010)
Keterangan :
x : Persentase dari variabel yang diteliti
f : Frekuensi kategori variabel yang diteliti
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100%)
G. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian
dinarasikan.
H. Etika Penelitian
1. Informed Concent ( lembar persetujuan menjadi responden)
52
Lembar persetujuan ini diberikan pada subjek yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan riset dilakukan serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pasien
bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan
tersebut. Selanjutnya jika pasien menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2. Anomity (tanpa nama)
Untuk menjaga keharmonisan responden. Peneliti tidak mencantumkan
namanya pada Lembar Pengumpulan Data, cukup dengan memberi inisial
nama pada masing-masing lembar tersebut.
3. Contideltiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden diamankan oleh peneliti. Hanya data-
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset
(Nursalam, 2003).
53
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 01 Poasia merupakan sekolah dasar yang
terletak di Jln. Bunggasi No. 19 Kelurahan Andunohu Kecamatan Poasia
Kota Kendari, letaknya sangat strategis mudah dijangkaun dengan
kendaraan umum dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Bunggasi
b. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Ex Gersa Mata
c. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk
d. Sebelah barat berbatasan dengan gedung
Sekolah Dasar Negeri 01 Poasia berdiri diatas tanah seluas
7.313 m2, luas bangunan 1396 m2 jumlah gedung 12 gedung, jumlah
ruangan 31 ruamgan, dan jumlah kelas 18.
Adapun guru tetap (PNS dan CPNS) 41 orang, guru tidak tetap
(Honor) 15 orang, Staf Tata usaha 4 orang, penjaga sekolah 2 orang jadi
jumlah keseluruhan 62 orang.
54
2. Karakteristik Responden
Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu :
a. Umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur RespondenDi SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
No Umur f %
1.2.3.
6 – 7 tahun8 – 9 tahun
10 – 11 tahun
264329
26,5343,8729,60
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.1 menunjukkan karakteristik responden
berdasarkan umur, sebagian besar umur 8-9 tahun yaitu
43 orang (43,87%) dan sebagian kecil umur 6-7 tahun yaitu
26 orang (26,53%).
b. Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis KelaminResponden Di SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun2016
No Jenis Kelamin f %
1.2.
Laki-LakiPerempuan
4949
50,0050,00
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.2 menunjukkan karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin perempuan yaitu 49 orang (50%) dan
laki-laki yaitu 49 orang (50%).
55
c. Kelas
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas RespondenDi SDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
No Kelas f %
1.2.3.4.
2345
26242424
26,5324,4924,4924,49
Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.3 menunjukkan karakteristik responden
berdasarkan kelas, diperoleh kelas 2, 3, 4, dan 5 masing-masing
sebanyak 24 orang (24,49%).
2. Variabel Penelitian
a. Kebiasaan Memelihara Rambut Bersih dan Rapi
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan Kebiasaan Memelihara RambutBersih Dan Rapi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01Poasia Kota Kendari Tahun 2016
NoKebiasaan Memelihara
Rambut Bersih dan Rapi f %
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
58
18
22
59,18
18,37
22,45
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.4 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat berdasarkan kebiasaan memelihara rambut pada anak usia
sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 58 orang (59,18%),
sebagian kecil adalah kriteria cukup yaitu 18 orang (18,37%).
56
b. Kebiasaan Memakai Pakaian Bersih dan Rapi
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan Kebiasaan Memakai PakaianBersih dan Rapi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01Poasia Kota Kendari Tahun 2016
NoKebiasaan Memakai
Pakaian Bersih dan Rapi f %
123
BaikCukupKurang
572714
58,1627,5514,29
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.5 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat berdasarkan kebiasaan memelihara pakaian bersih dan rapi
pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 57
orang (58,16%) dan sebagian kecil kriteria kurang yaitu 14 orang
(14,29%).
c. Kebiasaan Memelihara Kuku Selalu Pendek dan Bersih
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan Kebiasaan Memelihara KukuSelalu Pendek dan Bersih Pada Anak Usia Sekolah DiSDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
NoKebiasaan Memelihara Kuku
Selalu Pendek dan Bersih f %
123
BaikCukupKurang
264131
26,5341,8431,63
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.6 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat berdasarkan kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan
bersih pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria cukup
yaitu 41 orang (41,84%) dan sebagian kecil adalah kriteria baik yaitu
26 orang (26,53%).
57
d. Kebiasaan Membuang Sampah Pada Tempatnya
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Penerapan Perilaku Hidup BersihDan Sehat Berdasarkan kebiasaan Membuang SampahPada Tempatnya Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 01Poasia Kota Kendari Tahun 2016
NoKebiasaan Membuang
Sampah Pada Tempatnya f %
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
22
52
24
22,45
53,06
24,49
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.7 menunjukkan penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat berdasarkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya
pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 52
orang (53,06%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 22 orang
(22,45%).
e. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Penerapan PerilakuHidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah DiSDN 01 Poasia Kota Kendari Tahun 2016
NoPerilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) f %
123
BaikCukupKurang
185426
18,3755,1026,53
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer, Juni 2016
Pada tabel 5.8 menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak usia sekolah, diperoleh sebagian besar kriteria cukup
yaitu 54 orang (55,10%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 18
orang (18,37%).
58
B. Pembahasan
1. Kebiasaan Memelihara Rambut Bersih dan Rapi
Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan memelihara rambut
bersih dan rapi, sebagian besar kriteria baik yaitu 58 orang (59,18%),
sebagian kecil adalah kriteria cukup yaitu 18 orang (18,37%) dan kriteria
kurang 22 orang (22,45). Hal ini dikarenakan hasil yang dilakukan oleh
peneliti diperoleh keterangan dari siswa tersebut bahwa mereka
memelihara rambut minimal 3 hari sekali, mereka selalu mencuci rambut
bila sudah terlihat kotor menggunakan sampo serta rambut dipotong bila
sudah terlihat panjang. Perilaku ini mereka lakukan selain karena adanya
kontrol atau perhatian orang tua juga tidak berketombe, segar, da anak
dapat berkosentrasi pada saat belajar
Frekuensi terendah cukup yaitu 18 orang (18,37) tidak memelihara
rambut bersih dan rapi. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan
pemahaman anak tersebut tentang pentingnya memelihara rambut yang
bersih dan rapi, sebab berdasarkan hasil observasi nampak rambut anak
tersebut kurang bersih dan tidak rapi serta acak-acakan akibat bermain
ditempat yang berdebu.
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat
rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau,
dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat
dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu
sekali. Mencuci rambut adalah suatu tindakan untuk membersihkan rambut
59
dan kulit kepala dari kotoran dan lemak dengan menggunakan sampo dan
air. Tujuannya yaitu untuk membersihkan kulit kepala dan rambut,
mencegah terjadinya ketombe dan memberikan kesegaran serta
kenyamanan. Depkes RI (2010).
Mencuci rambut minimal dilakukan 2 kali seminggu
menggunakan shampo untuk mengurangi kuman dan minyak pada rambut.
Bila menggunakan shampo diupayakan yang tidak menimbulkan alergi
pada kulit kepala. Setelah mencuci rambut, mengeringkan rambut dengan
handuk yang bersih lalu menyisir rambut agar rapi dan tidak kusut.
Rambut harus cepat dikeringkan agar tidak masuk angin atau kedinginan.
Dampak jika tidak mencuci rambut secara teratur yaitu terdapat kutu atau
dikenal dengan istilah tinea kapitis, ketombe yang dapat menyebabkan
iritasi pada kulit kepala, menimbulkan bau, rambut rontok. Sama halnya
dengan kulit, rambut terkadang kehilangan lemak pada saat keramas
sehingga sehabis keramas perlu diberikan hair conditioner. Depkes RI
(2010).
2. Kebiasaan Memakai Pakaian Bersih dan Rapi
Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan memakai pakaian
bersih dan rapi, diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 57 orang
(58,16%) dan sebagian kecil kriteria kurang yaitu 14 orang (14,29%) dan
kriteria cukup 27 orang (27,55). Hal ini dikarenakan hasil yang dilakukan
oleh peneliti diperoleh keterangan dari siswa tersebut bahwa mereka selalu
mengganti pakaian sekolah minimal 2 hari sekali, mereka selalu
60
mengganti pakaian sekolah bila sudah terlihat kotor, menggunakan
pakaian sekolah yang telah disetrika, serta memiliki seragam sekolah lebih
dari 2 pasang. Perilaku ini mereka lakukan selain karena adanya kontrol
atau perhatian orang tua juga karena adanya tata tertib dan aturan
kedisiplinan yang ditetapkan oleh pihak institusi SDN 01 Poasia.
Sedangkan sebagian kecil responden atau 14 orang (14,29%)
memiliki kriteria kurang dalam kebiasaan memakai pakaian bersih dan
rapi. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan pemahaman anak
tersebut tentang pentingnya menggunakan pakaian yang bersih dan rapi,
sebab berdasarkan hasil observasi nampak pakaian anak tersebut kurang
bersih dan tidak rapi.
Menurut Depkes RI (2009), memakai baju yang tidak ada
kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapi
diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan
disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali. Mengganti
pakaian sebaiknya dilakukan 2 kali dalam sehari, tujuannya yaitu untuk
mencegah bau badan, mencegah pertumbuhan bakteri akibat keringat yang
melekat pada pakaian, memberikan kenyamanan dan kesegaran. Pakaian
tidak boleh dibuat dari bahan yang kasar. Dasar kain harus lunak, harus
mudah dikenakan dan mudah dibersihkan. Pakaian lanjut harus dijaga agar
tetap rapi, karena terkadang seseorang sering tidak perduli lagi terhadap
pakaiannya. Biasanya terdapat orang yang kalau sudah senang terhadap
61
pakaian tertentu, apalagi yang yang mempunyai sejarah tertentu, akan
dipakai terus menerus, misalnya hadiah dari orang tua atau teman.
3. Kebiasaan Memelihara Kuku Selalu Pendek dan Bersih
Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan memelihara kuku
selalu pendek dan bersih, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 41
orang (41,84%) dan sebagian kecil adalah kriteria baik yaitu 26 orang
(26,53%) dan kriteria kurang 31 orang (31,63). Hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil pengisian kuesioner dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti diperoleh keterangan dari siswa-siswa tersebut menunjukkan
bahwa mereka selalu menjaga kuku selalu pendek dan bersih. Perilaku ini
mereka lakukan karena disekolah mereka dilakukan pemeriksaan kuku
bagi siswa-siswi yang memiliki kuku panjang dan kotor. Selain itu pula
siswa-siswa tersebut sudah memahami bahwa kuku yang panjang dan
kotor merupakan tempat berkembang biaknya kuman sehingga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Menurut Depkes RI (2010), memotong kuku sebatas ujung jari
tangan secara teratur 1 kali / minggu dan membersihkannya sehingga
tidak hitam atau kotor. Memeriksa kuku secara rutin dapat dilakukan oleh
dokter kecil / kader kesehatan / guru UKS minimal seminggu sekali. Kuku
jari tangan dan kaki perlu mendapat perawatan. Tujuannya yaitu untuk
mencegah kuman dan bakteri bersarang pada kuku, mencegah terjadinya
infeksi atau penularan penyakit melalui garukan. Menggunting kuku
jangan terlalu pendek jangan sampai terluka, diusahakan sebelum
62
menggunting kuku sebaiknya kuku direndam pada air hangat untuk
melemaskan kuku untuk memudahkan saat pemotongan. Kuku sebaiknya
pendek tidak panjang karena kuku yang panjang dan kotor dapat menjadi
tempat berkembang biaknya bakteri yang apabila kita pergunakan untuk
menggaruk bagian-bagian tubuh kemungkinan terjadinya infeksi pada
kulit sangat besar.
4. Kebiasaan Membuang Sampah Pada Tempatnya
Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat pada anak usia sekolah berdasarkan kebiasaan membuang sampah
pada tempatnya, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 52 orang
(53,06%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 22 orang (22,45%) dan
kriteria kurang 24 orang (24,49). Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
pengisian kuesioner dan observasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
keterangan bahwa mereka sudah dapat memahami dan pentingnya
membuang sampah pada tempatnya, selain itu pula sarana dan prasana
tempat membuang sampah sudah tersedia di masing-masing kelas dan
adanya kontrol dari guru-guru kepada siswa agar tidak membuang sampah
disembarang tempat.
Sedangkan sebagian kecil yaitu 22 orang (22,45%) masih
memiliki kriteria kurang dalam kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya, karena data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa tersebut
masih belum disiplin dalam membuang sampah pada tempatnya karena
siswa tersebut belum memiliki kesadaran yang baik tentang manfaat
membuang sampah pada tempatnya.
63
Menurut Depkes RI (2010), anak sekolah/guru/masyarakat
sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan
tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik,
dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap
dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan
membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat
membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai
kuman penyakit.
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Hasil penelitian menunjukkan gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat siswa, diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 54 orang
(55,10%), dan sebagian kecil kriteria baik yaitu 18 orang (18,37%) dan
kriteria kurang 26 orang (26,53). Hal ini karena adanya guru memberikan
pengarahan pada saat upacara di Sekolah dalam mengingatkan dan
membimbing siswanya agar memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di tatanan sekolah seperti mengingatkan agar siswa memelihara
rambut bersih dan rapi, memakai pakaian yang bersih dan rapi,
memelihara kuku selalu pendek dan bersih, dan mengarahkan untuk
membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan untuk mengatasi masalah
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, pihak sekolah berusaha
membangun sarana atau tempat sampah disetiap kelas.
Sedangkan sebanyak 26 orang (26,53%) masih memiliki perilaku
hidup bersih dan sehat dengan kriteria kurang karena siswa tersebut tidak
64
melaksanakan arahan dari guru di sekolah karena kurangnya pengetahuan
dan kesadaran mereka tentang manfaat perilaku hidup bersih dan sehat.
Depkes RI (2007 : 23), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih
dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat.
65
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada anak usia sekolah
di SDN 01 Poasia Kota Kendari tahun 2016 yang di lakukan pada tanggal
14 maret sampai dengan 18 juni bahwa dari 98 responden perilaku frekuensi
tertinggi dengan kategori cukup yaitu 54 orang (55,10) dan terendah dengan
kategori baik yaitu 18 orang (18,37) berdasarkan hasil penelitian yang ada,
secara umum yaitu perilaku hidup bersih siswa :
1. Perilaku hidup bersih dan sehat Berdasarkan kebiasaan memelihara
rambut bersih dan rapi di SDN 01 Poasia Kota kendari tahun 2016
diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 58 orang (59,18%), kriteria
kurang yaitu 22 orang (22,45%), dan sebagian kecil cukup yaitu 18
orang (18,37%).
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan kebiasaan memakai
pakaian bersih dan rapi pada Anak Usia Sekolah di SDN 01 Poasia Kota
Kendari Tahun 2016 diperoleh sebagian besar kriteria baik yaitu 57
orang (58,16%), kriteria cukup yaitu 27 orang (27,55%), dan sebagian
kecil kriteria kurang yaitu 14 orang (14,29%).
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berdasarkan kebiasaan memelihara
kuku selalu pendek dan bersih pada Anak Usia Sekolah di SDN 01
Poasia Kota Kendari Tahun 2016diperoleh sebagian besar kriteria cukup
yaitu 41 orang (41,84%), kriteria kurang yaitu 31 orang (31,63%), dan
sebagian kecil kriteria baik yaitu 26 orang (26,53%).
66
4. Perilaku hidup bersih dan sehat berdasarkan kebiasaan membuang
sampah pada anak usia sekolah di SDN 01 Poasia kota kendri tahun 2016
diperoleh sebagian besar kriteria cukup yaitu 52 orang (53,06%), kriteria
kurang yaitu 24 orang (24,49%) dan sebagian kecil kriteria baik yaitu
22 orang (22,45%).
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil
penelitian tentang Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada anak
usia sekolah di SDN 01 Poasia Kota Kendari, yaitu :
1. Diharapkan kepada Pimpinan atau pengambil kebijakan dan petugas
kesehatan yang berada di SDN 01 Poasia untuk memperhatikan atau
mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang PHBS untuk
menambah pengetahuan dan wawasan agar tujuan dari PHBS dapat
tercapai.
2. Bagi setiap siswa yang berada di SDN 01 Poasia diharapkan untuk lebih
memiliki motivasi dan inisiatif yang aktif dalam melaksanakan dan
menciptakan PHBS agar terhindar dari berbagai macam masalah
kesehatan.
3. Bagi orang tua diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak baik ditatanan
rumah tangga maupun di lingkungan sekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan variabel dan
menggunakan sampel yang lebih besar juga area penelitian yang lebih
luas dalam penelitian selanjutnya.
67
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2010.Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rhineka Cipta.Jakarta.
Depkes RI. 2009. Pedoman Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.Dirjen PPM dan PLP : Jakarta.
Depkes RI. 2010. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku HidupBersih danSehat di Tatanan Sekolah, Pusat Penyuluhan KesehatanMasyarakat.Jakarta
_________. 2010.Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat.Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta
_________.2009.Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/Kota, Pusat Promosi Kesehatan Jakarta
__________.2004.Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan.Pusat PromosiKesehatan. Jakarta
__________.2007.Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, PusatPromosi Kesehatan. Jakarta
__________.2008.Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih danSehat, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta
Djaiman. 2000. Perawatan Pada Lansia. EGC : Jakarta.
Effendy.2002. Ilmu Kesehatan Masyarakat. EGC:Jakarta
Friedman. 2002. Keperawatan Keluarga. EGC:Jakarta
Gie. 2001. Konsep Personal Hygiene Pada Lansia. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Hidayat. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep danProses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
Kamisah.2012. Pedoman Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat TingkatPuskesmas, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Maryam. 2008. Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam BerbagaiBagiannya. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Natsir. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Ghalia Indonesia : Bogor.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rhineka Cipta : Jakarta.
69
Nugraha. 2000. Buku Saku Psikiatrik. EGC : Jakarta.
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Geontik dan Geriatrik Edisi 3. EGC :Jakarta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Salemba Medika : Jakarta.
Roni.2010.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Sekolah(http//www. perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-anak-sekolah.com), diakses tanggal 28Februari2016
Siburia. 2002. Perawatan Pada Lansia. EGC : Jakarta.
Soetjiningsih.1998.Tumbuh Kembang Anak. FK Universitas Udayana. EGC : Bali
Sumijatun.2010.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Sekolah (http//www.sehatgroup.web.id), diakses tanggal 28Februari 2016
Taylor. 2001. Dermatologi. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Wartona. 2004. Dermatologi. EGC : Jakarta.
70
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Bapak / Ibu
Di_
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya:
Nama : Karmini
Nim : P00320013015
Sebagai mahasiswa politehnik kesehatan kemenkes kendari jurusan
keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian GAMBARAN
PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH SDN 01 POASIA
KOTA KENDARI TAHUN 2016”.
Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu untuk
meluangkan waktunya menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk
menyetujui atau menolak menjadi responden. Apabil setuju, maka bapak/ibu di
persilahkan untuk menandatangani surat responden persetujuan ini.
Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya
di ucapkan terima kasih.
Peneliti
Karmini
71
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang di lakukan oleh makasiswa politeknik kesehatan
kemenkes kendari juransan keperawatan. Karmini (P00320013015), dengan
judul “GAMBARAN PENERAPAN PHBS PADA ANAK USIA SEKOLAH
SDN 01 POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2016”. Dan saya memahami
bahwa data ini bersifat rahasia
Demikian pernyataan ini, di buat dengan suka rela tanpa ada paksaan dari
pihak manapun, semoga dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari,............………….2016
Responden
(nama lengkap dan tanda tangan)
72
KUESIONER
GAMBARAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS) PADA USIA SEKOLAH DI SDN 1 POASIA KOTA KENDARI
TAHUN 2016
I. Identitas Responden
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Kelas :
II. Petunjuk pengisian :
Pilihlah item jawaban yang anda anggap benar dengan membrikan tanda ceklis
(√) pada item jawaban tersebut.
III. Variabel yang diteliti
1. Kebiasaan memelihara rambut bersih danrapi
No PertanyaanJawaban
Ya Tidak1 Apakah anda selalu mencuci rambut
secara teratur 2 kali / minggu?2 Apakah anda menggunakan shampo
setiap kali mencuci rambut?3 Apakah setelah mencuci rambut anda
segera mengeringkan rambut?4 Saat mengeringkan rambut apakah
anda menggunakan handuk yangbersih?
5 Setelah mencuci rambut, apakah andamenyisir rambut dengan rapi?
2. Kebiasaan memakai pakaian bersih dan rapi
No :………Hari/Tgl :………
73
No PertanyaanJawaban
Ya Tidak1 Apakah anda mengganti pakaian 2 kali
sehari?2 Apakah anda selalu memakai pakaian
yang telah di cuci bersih ?3 Apakah anda menggunakan pakaian
yang telah disetrika?4 Apakah anda selalu mengganti pakaian
setiap kali basah akibat keringat?5 Apakah baju anda selalu di cuci setelah
di pakai ?
3. Kebiasaan memelihara kuku selalu pendek dan bersih
No PertanyaanJawaban
Ya Tidak1 Apakah anda selalu memotong kuku
secara teratur1 kali / minggu?2 Apakah anda memotong kuku setiap
kali terlihat panjang?3 Apakah anda selalu membersihkan
kuku bila sudah terlihat kotor ?4 Apakah anda menggunting kuku tidak
terlalu pendek?5 Apakah guru UKS memeriksa kuku
anda secara rutin seminggu sekali?
4. Kebiasaan membuang sampah
No PertanyaanJawaban
Ya Tidak1 Apakah di sekolah anda tersedia tempat
sampah yang terpisah organik dan anorganik2 Apakah anda membuang sampah ke tempat
sampah yang tersedia?3 Apakah anda selalu membuang sampah pada
tempatnya sesuai dengan jenis sampahnya ?4 Apakah tempat sampah yang tersedia di
sekolah anda adalah tempat sampah tertutup ?5 Apakah tempat sampah tersebut selalu
dibersihkan sehingga sampah tidakberserakan?
74
75
76
77