8
Penatalaksanaan Hematochezia

Hematochezia Tatalaksana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GEH

Citation preview

Page 1: Hematochezia Tatalaksana

Penatalaksanaan Hematochezia

Page 2: Hematochezia Tatalaksana

Prinsip penatalaksanaan perdarahan

• Cari sumber perdarahan• Hentikan perdarahan• Observasi tanda-tanda vital • Atasi eiologi perdarahan

Page 3: Hematochezia Tatalaksana

Endoskopi

• Thermal heater probe, elektrokoagulasi• elektrokoagulasi berhasil diterapkan untuk

pendarahan divertikula kolon• angiodysplasias dapat segera diobati dengan

tindakan endoskopik. • Terapi endoskopi ini juga sesuai untuk pasien

dengan perdarahan dari daerah yang telah dilakukan polypectomy.

Page 4: Hematochezia Tatalaksana

Heater probe

Page 5: Hematochezia Tatalaksana

elektrokoagulasi

Page 6: Hematochezia Tatalaksana

Angiography• Angiography dipakai sebagai metode perioperatif, terutama pada pasien-

pasien dengan risiko gangguan vascular, sementara menunggu terapi bedah definitive.

• Pada metode ini dilakukan katerisasi selektif dari pembuluh darah mesentrika yang langsung menuju ke lokasi sumber perdarahan yang akan dilanjutkan dengan pemberian vasokontriktor intra-arteridengan vasopressin yang dapat menghentikan perdarahan .

• Komplikasi yang sering dan serius pada metode ini adalah iskemi miokard, edema paru, thrombosis mesenterika, dan hiponatremia. Transarterial vasopressin tidak boleh digunakan pada pasien dengan penyakit arteri koroner atau penyakit vaskular lainnya.Peran utama dari terapi ini adalah untuk mengehentikan perdarahan sebagai terapi darurat sebelum bedah definitif.

Page 7: Hematochezia Tatalaksana

Pembedahan

• Indikasi dilakukannya tindakan bedah diantarnya pasien dengan perdarahan yang terus menerus berlangsung dan berulang, tidak sembuh dengan tindakan non operatif.

• Divertikel kolon, hemoroid interna, angioma kolon, kanker kolon,kolitis iskemik, penyakit usus besar (crohn disease, kolitis ulceratif

Page 8: Hematochezia Tatalaksana

Komplikasi pembedahan• Komplikasi pembedahan dini postoperative yang

paling sering adalah perdarahan intraabdomina dananastomose, ileus, obstruksi usus halus mekanik, sepsis intraabdominal, peritonitis local dan diffuse, infeksi luka operasi, Clostridium difficilecolitis, pneumonia, retensi urin, infeksi saluran kemih, deep vein thrombosis, dan emboli paru. Sedangkan komplikasi lanjut biasanya muncul lebih dari 1 minggu setelah operasi, yaitu sriktur anastomosis, hernia insisional, dan incontinens.