Upload
anugrah-adi-santoso
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan KasusLaporan KasusHemoroidHemoroid
Laporan KasusLaporan KasusHemoroidHemoroid
Pembimbing: dr. Machmud Surjanto, Pembimbing: dr. Machmud Surjanto, Sp.BSp.B
Oleh:Oleh:
Kristianto. A,S. Ked.Kristianto. A,S. Ked.
J 500 040 014J 500 040 014
Status Pasien Identitas
• Nama : Tn. T.R• Jenis Kelamin : Laki- laki• Umur : 25tahun• Agama : Islam• Pekerjaan : Wiraswasta• No RM : 134550• Alamat : Sukoharjo• Masuk tanggal : 9 Juni 2010
ANAMNESIS Keluhan utama
Keluar benjolan yang terasa nyeri di dubur RPS Kurang lebih 6 tahun yang lalu, pasien mengeluh
tiba- tiba perut bagian kirinya sangat sakit setelah mengangkat beban berat disertai keluarnya benjolan kira- kira sebesar biji jagung yang keluar dari duburnya disertai darah yang menetes ketika pasien BAB, hampir selalu ketika pasien BAB keluhan itu muncul, namun benjolan itu bisa masuk dengan sendirinya kedalam dubur. Lambat laun benjolan yang keluar itu tidak dapat masuk dengan sendirinya ke dalam duburnya tetapi pasien harus memasukkannya sendiri dengan jarinya, semakin lama semakin membesar, terasa nyeri dan kadang berdarah saat BAB. Empat hari yang lalu, keluhan itu muncul lagi. Namun kali ini selain benjolan itu tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam dubur oleh pasien dan terasa sangat nyeri, namun tidak berdarah dan sekarang benjolan itu sebesar kelereng.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Sebelumnya pasien pernah menderita typoid Riwayat Penyakit Lainnya :
a. Diabetes Mellitus (-) b. Hipertensi ( - ) c. Asma ( - )
Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal oleh pasien
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis• Keadaan Umum : sedang, tampak kesakitan• Kesadaran : compos mentis• Tanda Vital
– Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg– Frekuensi Nadi : 78 x / menit– Frekuensi Nafas : 18 x / menit– Suhu : 35,6 0C
Status LokalisKepalaBentuk : normocephalRambut : hitam, distribusi merataMataPalpebra : oedema - / -Konjungtiva : anemis - / -Sklera : ikterus - / -Pupil : bulat, isokorLeherKGB : tidak ada pembesaranKelenjar thyroid : tidak ada pembesaranThoraksParuInspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
kanan dan kiri Palpasi : fokal fremitus taktil kanan dan kiriPerkusi : sonor diseluruh lapang paruAuskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
JantungInspeksi : iktus kordis tidak terlihatPalpasi : iktus kordis tidak terabaPerkusi : batas jantung dalam batas normalAuskultasi : bunyi jantung I – II regular, Murmur (-),
Gallop (-)Abdomen
Inspeksi : dbnAuskultasi : bising usus (+) normalPalpasi : tidak teraba masa, NT (-), hepar dan lien sulit
teraba.Perkusi : timpani
Ekstremitas Akral : hangatSianosis : tidak sianosisPerfusi : baik
PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium.Tanggal 9 Juni 2010 Hb : 9,1 g/dlLeukosit : 7900/mlTrombosit : 403.000 x 103 /mlUreum : 14,17 mg/dl Creatinin : 0,79 mg/dlGlucosa : 70,86 mg/dlHbSAg : (-)Pemeriksaan Status lokalis :Inspeksi : Tampak benjolan hiperemis sebesar kira-kira satu ruas jari orang dewasa.Palpasi : Nyeri pada perabaan Konsistensi benjolan padat Benjolan terfixir Tidak berdarah RT : Mukosa licin dan menebal Tonus sfingter baik Ampula recti mencekeram Terdapat benjolan padat sangat nyeri sebesar kacang pada arah jam 3 dan sampai keluar anus (menyambung dengan benjolan di luar anus sebesar kelereng). Tidak terdapat darah maupun sisa feces pada handscoon
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA ANALISA KASUSKeluar benjolan yang terasa nyeri pada dubur.Benjolan tersebut sudah tidak bisa dimasukkan lagi dengan tangan.
Penemuan pada poin 1 dan 2 mengacu pada hemoroid externa grade IV
DIAGNOSA KERJA• Hemoroid externa grade IVDIAGNOSA BANDING• Polip Recti
TERAPITerapi Konservatif : (-)Terapi Operatif. Rencana hemoroidektomi (Operasi tgl 10 juni
2010)Laporan operasi: Penderita tidur terlentang diatas meja operasi Dilakukan spinal anestesi Dilakukan asepsis dan antisepsis lapangan
operasi dengan povidon iodine. Dilakukan incisi Eksplorasi rectum Luka operasi dijahit Operasi selesai.
DIAGNOSIS POST OPERASIHemoroid externa grade IVInstruksi post operasi.Infus Asering: Aminofluid: 2: 2 = 20 tetes/menitInjeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam i.vInjeksi Farmadol 1 flash/8jam i.v
Follow up Tanggal 11 Juni 2010, 1 hari post hemoroidektomi pasien mengeluh sangat nyeri pada bekas operasi, belum BAB 2 hari, tidak demam, tidak mual & muntah, dan tidak pusing. •Status Generalis•Keadaan Umum : sedang, tampak kesakitan.•Kesadaran : compos mentis•Tanda Vital
– Tekanan Darah : 120 / 70 mmHg– Frekuensi Nadi : 84 x / menit– Frekuensi Nafas : 24 x / menit– Suhu : 36,3 0C
Status Lokalis• Kepala– Bentuk : normocephal– Rambut : hitam, distribusi merata
•Mata– Palpebra : oedema - / -– Konjungtiva : anemis - / -– Sklera : ikterus - / -– Pupil : bulat, isokor
•Leher– KGB : tidak ada pembesaran– elenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Thoraks•Paru– Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
kanan dan kiri– Palpasi : fokal fremitus taktil kanan dan kiri– Perkusi : sonor diseluruh lapang paru– Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
•Jantung– Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat– Palpasi : iktus kordis tidak teraba– Perkusi : batas jantung dalam batas normal– Auskultasi : bunyi jantung I – II regular, Murmur (-), Gallop (-)
•Abdomen– Auskultasi : bising usus (+) normal.– Palpasi : tidak teraba masa, NT (-), hepar dan lien sulit
teraba.– Perkusi : timpani
•Ekstremitas – Akral : hangat– Sianosis : tidak sianosis– Perfusi : baik
Terapi Konservatif :1. Infus Asering: Aminofluid: 2: 2 = 20 tetes/menit2. Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam i.v3. Injeksi Farmadol 1 flash/8jam i.v
•Follow up Tanggal 12 Juni 2010, 2 hari post hemoroidektomi pasien mengeluh masih nyeri pada bekas operasi, belum BAB 3 hari, demam pada malam harinya, tidak mual & muntah, dan tidak pusing.
•Terapi Konservatif :1. Infus Asering: Aminofluid: 2: 2 = 20 tetes/menit2. Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam i.v3. Injeksi Farmadol 1 flash/8jam i.v
•Follow up Tanggal 13 Juni 2010, 3 hari post hemoroidektomi pasien mengeluh pada bekas operasi masih sedikit nyeri walaupun sudah sedikit berkurang dari hari kemarin, sudah BAB tetapi sangat sedikit dan lembek, sudah tidak demam pada malam harinya, tidak mual & muntah, dan tidak pusing.
•Terapi Konservatif :1. Infus Asering: Aminofluid: 2: 2 = 20 tetes/menit2. Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam i.v3. Injeksi Farmadol 1 flash/8jam i.v
•Follow up Tanggal 14 Juni 2010, 4 hari post hemoroidektomi pasien mengatakan pada bekas operasi masih nyeri bila tersentuh, sudah BAB tetapi sedikit dan lembek, tidak demam, tidak mual & muntah, dan tidak pusing.
•Terapi Konservatif :1. Infus Asering: Aminofluid: 2: 2 = 20 tetes/menit2. Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam i.v3. Injeksi Farmadol 1 flash/8jam i.v
•Follow up Tanggal 15 Juni 2010, 5 hari post hemoroidektomi pasien mengatakan pada bekas operasi sudah tidak nyeri, sudah BAB sudah mulai lancar, tidak demam, tidak mual & muntah, dan tidak pusing. => Pasien diijinkan pulang.
Terapi : - Amoxilin 500 mg 3 x 1 -Asam Mefanomat 500 mg x 1
DEFINISIHemoroid adalah pelebaran vena di
dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, maka diperlukan tindakan.
Hemoroid normalnya terdapat pada individu sehat dan terdiri dari bantalan fibromuskular yang sangat bervaskularisasi yang melapisi saluran anus. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemoroid eksterna hemoroid interna.
ETIOLOGIPenyebab hemoroid tidak diketahui,
konstipasi kronis dan mengejan saat defekasi mungkin menjadi penyebab. Mengejan menyebabkan pembesaran dan prolapsus sekunder bantalan pembuluh darah hemoroidalis. Jika mengejan terus menerus, pembuluh darah menjadi berdilatasi secara progresif dan jaringan sub mukosa kehilangan perlekatan normalnya dengan sfingter internal di bawahnya, yang menyebabkan prolapsus hemoroid yang klasik dan berdarah. Selain itu faktor penyebab hemoroid yang lain yaitu : kehamilan, obesitas, diet rendah serat dan aliran balik venosa.
GEJALAPasien sering mengeluh menderita hemoroid
atau “wasir” tanpa ada hubungannya dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces sampai pada perdarahan yang terlihat menetes.
DIAGNOSIS Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor
obstipasi, defekasi yang keras, yamg membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Apabila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan. Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.
• TERAPITerapi non bedah• Terapi obat-obatan (medikamentosa) / diet• Skleroterapi• Ligasi dengan gelangkaret• Krioterapi/ bedah beku• Hemorroida lArteri Ligation • Infra Red Coagulation • Generator galvanis• Bipolar Coagulation / Diatermi bipolar
Terapi bedahTerapi bedah dipilih untuk penderita
yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi.
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional (menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong) dan bedah stapler (menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).
–Bedah KonvensionalSaat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :
–Teknik Milligan–Morgan•Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3•Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap.
–TeknikWhitehead–Teknik Langenbeck
•Bedah Laser–BedahStapler
Daftar PustakaAnonim. 2004. Hemorhoid. http://www.hemoroid.net/hemoroidgalery.html.
Brown, John Stuart. Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor. Alih Bahasa, Devi H, Ronary, Melfiawati. Jakarta. Penerit Buku Kedokteran EGC. 2001.
Dudley, Hug A.F. Hamilton Bailey, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Ed. 11, Alih Bahasa, Samik Wahab, Soedjono Aswin, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. 2001.
Linchan W.M. Buku Ajar Bedah Jilid II. EGC. Jakarta, hal 56-59. 1994.
Mansjur A dkk (Editor). Kapita Selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI, Jakarta. Pemeriksaan Penunjang: 321-324.1999.
Silivia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid. Dalam: Konsep-konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1 Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 467.205.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 2. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675.2004.
Susan, Galandiuk, MD Lousiville, KY. A Systematic Review of Stapled Hemorrhoidetomy-Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12, December, 2002, http://archsurg.ama.org/egi/content/extract.