23
HERNIASI OTAK Dalam cranium, refleksi dural dan tulang-tulang memisahkan otak kepada regio-regio tertentu. Hernia otak merupakan dislokasi secara mekanik organ otak ke regio yang lain akibat dari adanya massa, trauma, neoplastik, iskemik ataupun penyebab infeksi. Hernia otak, juga dikenali sebagai ‘cistern obliteration’, merupakan akibat dari tekanan intracranial yang terlalu tinggi. Hernia ini terjadi apabila otak menggeser ke beberapa struktur dalam otak. Otak bisa bergeser ke struktur otak lain seperti falx serebri, tentorium serebella dan bisa sampai ke dalam lubang foramen magnum pada basis cranii ( tempat lewatnya corda spinalis dan berhubung dengan otak). Herniasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan efek massa dan peningkatan tekanan intracranial. Hal ini termasuk trauma otak, stroke, maupun tumor otak. Oleh karena herniasi itu sendiri menyebabkan tekanan yang tinggi pada struktur otak tertentu, maka ia bersifat fatal. Tindakan pertama yang dilakukan yaitu menurunkan tekanan intracranial. Herniasi juga bisa terjadi tanpa peningkatan tekanan intracranial seperti adanya lesi massa yaitu hematoma yang terjadi pada perbatasan kompartemen otak. 1

Hernias i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hern

Citation preview

Page 1: Hernias i

HERNIASI OTAK

Dalam cranium, refleksi dural dan tulang-tulang memisahkan otak kepada regio-regio

tertentu. Hernia otak merupakan dislokasi secara mekanik organ otak ke regio yang lain

akibat dari adanya massa, trauma, neoplastik, iskemik ataupun penyebab infeksi. Hernia otak,

juga dikenali sebagai ‘cistern obliteration’, merupakan akibat dari tekanan intracranial yang

terlalu tinggi. Hernia ini terjadi apabila otak menggeser ke beberapa struktur dalam otak.

Otak bisa bergeser ke struktur otak lain seperti falx serebri, tentorium serebella dan bisa

sampai ke dalam lubang foramen magnum pada basis cranii ( tempat lewatnya corda spinalis

dan berhubung dengan otak). Herniasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang

menyebabkan efek massa dan peningkatan tekanan intracranial. Hal ini termasuk trauma

otak, stroke, maupun tumor otak. Oleh karena herniasi itu sendiri menyebabkan tekanan yang

tinggi pada struktur otak tertentu, maka ia bersifat fatal. Tindakan pertama yang dilakukan

yaitu menurunkan tekanan intracranial. Herniasi juga bisa terjadi tanpa peningkatan tekanan

intracranial seperti adanya lesi massa yaitu hematoma yang terjadi pada perbatasan

kompartemen otak.

Gambar 1 : Hernia Otak (3)

ETIOLOGI

Hernia otak terjadi apabila ada sesuatu di dalam otak yang mendorong jaringan otak.

Termasuk edema otak akibat dari trauma kapitis. Hernia otak sering disebabkan adanya

tumor dalam otak termasuk tumor otak yang bermetastasis dan tumor otak primer. Selain itu,

hernia otak juga bisa terjadi akibat dari abses otak, adanya perdarahan dalam otak dan

hidrosefalus (akumulasi cairan dalam otak) serta stroke yang menyebabkan edema otak.

Hernia otak sendiri juga sering menyebabkn strok masif. Hal ini menyebabkan suplai darah 1

Page 2: Hernias i

yang berkurang pada bagian otak tertentu dan kompresi pada struktur vital yang mengontrol

pernapasan dan sirkulasi. Hal ini akan menyebabkan kematian atau kematian otak. Walau

bagaimanapun penyebab tersering dari hernia otak adalah akibat adanya tekanan massa dalam

otak yang mendorong otak itu sendiri.

KLASIFIKASI

Gambar 7 : Diagram menunjukkan empat tipe herniasi. 1) Hernia singulata dimana otak terjepit di bawah falx serebri. 2) Herniasi batang otak ke caudal. 3) Herniasi uncus dan girus hippocampal ke dalam celah tentorium. 4) Herniasi tonsil serebellar ke dalam foramen magnum.

Terdapat 2 kelompok mayor dari hernia otak; supratentorial dan infratentorial.

Herniasi supratentorial adalah hernia yang terjadi di atas notch tentorium dan infratentorial

pula merupakan hernia yang terjadi di bawahnya. Dalam 2 kelompok besar ini, hernia otak

dinamakan berdasarkan struktur atau lokasi lewatnya dan bergesernya otak; termasuklah

transtentorial, bergeser ke atas, tonsilar, sentral, singulata, dan herniasi transcalvaria.

Herniasi uncal, transtentorial, singulata, dan transcalvaria termasuk dalam kelompok hernia

supratentorium. Transtentorium ke atas dan tosillar termasuk dalam kelompok herniasi

infratentorial.

Herniasi sentral

Pada herniasi sentral (juga dikenali sebagai hernia transtentorial), diensefalon dan

lobus temporal pada kedua-dua hemisfer cerebrii ditekan oleh notch pada tentorium cerebral.

Hernia transtentorium bisa terjadi apabila otak bergeser ke atas maupun ke bawah melewati

batas tentorium yang dikenali sebagai hernia transtentorium asendens dan desendens. Namun

2

Page 3: Hernias i

hernia ini bisa menyebabkan robeknya arteri basilar atau nama lainnya arteri paramedian

sehingga berlaku perdarahan yang disebut ‘Duret Hemorrhage’. Herniasi ini selalunya

berakhir dengan kematian. Secara gambaran radiografi, hernia yang mengarah ke bawah

berkarakteristik sebagai obliterasi sisterna suprasellar dari hernia lobus temporal ke dalam

hiatus tentorium dengan kompresi pada pedunkulus cerebral. Hernia yang mengarah ke atas

secara radiografi berkarakteristik sebagai obliterasi sisterna quadrigeminal. Didapatkan

bahwa sindroma hipotensi intracranial adalah sangat mirip dengan hernia transtentorium yang

mengarah ke bawah.

Herniasi Uncal

Pada herniasi uncal, yaitu hernia transtentorium yang sering, bagian paling dalam

pada lobus temporal yaitu uncus bisa sangat terhimpit sehingga melewati tentorium dan

menyebabkan tekanan yang tinggi pada batang otak terutama midbrain. Tentorium

merupakan struktur dalam tengkorak kepala yang terbentuk dari lapisan meningea yaitu dura

mater. Jaringan bisa terkelupas dari korteks cerebral dimana proses ini dinamakan sebagai

dekortikasi. Uncus ini akan menekan nervus kranialis ke-3 yang berfungsi mengontrol input

parasimpatis pada organ mata. Keadaan ini akan mengganggu transmisi neural parasimpatis

sehingga menyebabkan pupil pada mata terkait akan berdilatasi dan gagal untuk berkonstriksi

apabila adanya respon cahaya seperti mana seharusnya. Maka dengan adanya gejala dilatasi

pupil yang tidak berespon dengan cahaya, itu merupakan tanda penting adanya peningkatan

tekanan intracranial. Dilatasi pupil sering diikuti dengan beberapa gejala lain kompresi

nervus kranialis ke-3 yaitu deviasi bola mata kearah atas dan bawah akibat dari hilangnya

innervasi ke semua otot motilitas kecuali otot rektus lateralis yang diinervasikan oleh nervus

kranialis ke-6 dan otot obliqus superior yang diinervasikan oleh nervus kranialis ke-4. Gejala

ini muncul karena fiber esentrik parasimpatik mengelilingi fiber motorik dari nervus kranialis

ke-3 dan makanya ia pertama yang terkompresi. Arteri kranialis juga akan tertekan semasa

herniasi. Kompresi terhadap arteri serebral posterior akan menyebabkan gangguan pada

fungsi penglihatan kontralateral yang dikenali sebagai homonimus kontralateral hemianopia.

Kemudian diikuti dengan symptom yang juga penting yaitu ‘false localizing sign’ yang

berakibat dari kompresi pada krus serebral kontralateral yang mengandung fiber kortikospinal

dan kortikobulbar desendens. Ini diikuti dengan hemiparesis ipsilateral. Berhubung traktus

kortikospinalis secara predominan menginnervasi otot flexor, maka kaki akan terlihat dalam

keadaan ekstensi. Dengan peningkatan tekanan intracranial, postur dekortikasi akan terlihat.

3

Page 4: Hernias i

Herniasi tipe ini juga akan menyebabkan kerosakan pada batang otak, yang berefek letargi,

bradikardi, kelainan respiratori dan dilatasi pupil. Herniasi uncal akan berlanjut dengan

herniasi sentral sekiranya tidak ditangani.

Herniasi serebral

Peningkatan tekanan dalam fossa posterior akan menyebabkan serebelum bergeser ke

atas mendorong tentorium kearah atas atau dikenali sebagai herniasi serebral. Midbrain akan

terdorong ke tentorium. Keadaan ini juga akan menyebabkan midbrain terdorong ke bawah.

Herniasi tonsillar

Pada herniasi tonsillar, yang juga dikenali sebagai herniasi serebral kea rah bawah,

tonsil serebral akan bergeser ke bawah masuk ke foramen magnum dan menyebabkan

kompresi pada distal batang otak dan proksimal dari korda spinalis servikal. Peningkatan

tekanan pada batang otak akan menyebabkan disfungsi dari system saraf pusat yang berperan

dalam mengontrol fungsi respiratori dan fungsi jantung.

Herniasi tonsillar juga dikenali sebagai malformasi Chiari, atau Malformasi Arnold

Chiari (ACM). Sekurang-kurangnya terdapat tiga tipe malformasi Chiari yang ditemukan

yang mana masing-masing menimbulkan proses penyakit yang berbeda dengan symptom dan

prognosis yang berbeda. Kondisi ini bisa ditemukan dengan adanya pasien yang bersifat

asimptomatik dan ada pula yang bersifat berat sehingga mengancam nyawa. Makanya hernia

ini lebih sering didiagnosa berdasarkan gambaran radiologi dari pemeriksaan MRI kepala.

Ektopik Serebral merupakan suatu istilah yang digunakan oleh ahli radiologi untuk

mendiskripsikan tonsil serebral namun tidak secara khusus mendiskripsikan suatu malformasi

Chiari. Menurut definisi malformasi Chiari terdahulu menyatakan bahwa adanya gambaran

radiologi tonsillar serebral dengan penonjolan pada terdorongnya jaringan masuk ke dalam

foramen magnum sekurang-kurangnya 5mm di bawah foramen magnum. Namun beberapa

kasus melaporkan bahwa ada pasien yang dating hanya dengan symptom malformasi Chiari

tanpa gambaran radiografi herniasi tonsillar. Pasien-pasien ini didiagnosa dengan ‘Chiari type

0’.

4

Page 5: Hernias i

Gambar 8: Foto MRI yang menunjukkan cedera otak akibat dari hernia otak.

Terdapat beberapa penyebab yang dihubungkan dengan kejadian herniasi tipe ini.

Antaranya berupa korda spinalis yang menonjol, filum terminalis yang menyempit secara

mendadak (menarik turun batang otak dan struktur disekitarnya), penurunan atau malformasi

dari fossa posterior (bagian caudal dan dorsal dari tengkorak) sehingga tidak memberikan

ruang yang cukup untuk serebelum, hidrosefalus atau volume cairan serebrospinal yang tidak

normal sehingga mendorong tonsil keluar. Kelainan jaringan ikat seperti Sindroma Ehlers

Danlos, juga merupakan antara factor penyebab.

Untuk evaluasi herniasi tonsillar yang lebih lanjut, pemeriksaan CINE flow

digunakan. Pemeriksaan MRI tipe ini memeriksa pengaliran cairan serebrospinal pada sendi

kranio-servikal. Bagi pasien yang dating dengan symptom hernia dimana dirasakan

berkurang pada posisi supine dan memburuk pada posisi berdiri, maka pemeriksaan MRI ini

haruslah dilakukan dalam posisi berdiri.

Herniasi Singulata

Pada herniasi singulata atau subfalcine, yaitu hernia yang paling sering, bagian paling

dalam pada lobus frontalis akan terdorong ke falx serebri. Hernia singulata bisa terjadi

apabila salah satu dari hemisfer membengkak dan menolak girus singulata kearah falx

serebri. Walaupun keadaan ini tidak terlalu menekan batang otak seperti tipe-tipe hernia yang

lain, namun bisa memberikan efek pada pembuluh darah yang berdekatan dengan lobus

5

Page 6: Hernias i

frontalis tempat trauma yaitu arteri serebral anterior atau bisa berprogresif ke hernia sentral.

Kesan terhadap pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial yang

berbahaya sehingga bisa memburuk membentuk herniasi yang lebih berat. Gejala khas pada

hernia singulata tidak jelas. Namun seperti yang terjadi pada hernia uncal, hernia singulata

juga akan menyebabkan kelainan pada postur tubuh dan koma. Hernia singulata dipercayai

sering menjadi precursor terhadap tipe hernia yang lain.

Hernia Transcalvarial

Pada hernia transcalvarial, otak akan tertekan pada daerah fraktur atau bekas operasi.

Hernia ini juga dikenali sebagai hernia eksternal di mana ia terjadi sewaktu kranektomi atau

pada apa saja operasi yang melibatkan pengangkatan bagian tertentu tengkorak.

PATOFISIOLOGI

Herniasi transtentorial

Herniasi transtentorial merupakan pergeseran otak dari lokasi yang sebenarnya kearah

bawah maupun atas melewati tentorium pada batas insisura. Herniasi transtentorial desendens

terjadi apabila otak yang terletak supratentorial berherniasi kearah bawah dari batas insisura.

Manakala herniasi transtentorial asendens terjadi apabila otak yang terletak infratentorial

berherniasi ke atas dari insisura.

Hernia transtentorial desendens lebih sering terjadi dibanding dengan asendens dan

termasuk dalam kelompok hernia uncal.Efek massa dalam serebrum mendorong otak pada

supratentorial melewati insisura; dislokasi ini menyebabkan timbulnya gejala neurologik

seperti yang akan dibahaskan.

Hernia transtentorial asendens selalunya disebabkan adanya tumor pada fossa

posterior sehingga mendorong otak yang terletak di infratentorial kea rah insisura. Akibatnya

terjadilah distorsi midbrain, penekanan pada lempeng quadrigeminal posterior dan

penyempitan sisterna ambient bilateral. Hematoma ekstra-axial dan intra-axial pada fossa

posterior adalah penyebab yang paling jarang.

Herniasi Subfalcine/Singulata

Herniasi subfalcine terjadi apabila otak terdorong di bawah falx serebri akibat dari

massa.

6

Page 7: Hernias i

Gambar 9 : Kejadian hernia tentorial dan singulata.

Herniasi Foramen Magnum/Tonsillar

Herniasi foramen magnum terjadi apabila otak yang terletak di infratentorial

terdorong ke foramen magnum akibat dari massa.

Herniasi Sphenoid/Alar

Herniasi Sphenoid atau alar terjadi akibat dari otak yang terletak supratentorial

tergelincir secara anterior maupun posterior di atas tulang sphenoid. Herniasi anterior terjadi

apabila lobus temporal mengalami herniasi secara anterior maupun superior di atas tulang

sphenoid. Manakala herniasi posterior terjadi apabila lobus frontalis berherniasi secara

posterior dan inferior di atas tulang sphenoid.

Herniasi Ekstrakranial

Herniais ekstrakranial terjadi apabila otak mengalami dislokasi akibat dari defek pada

cranium.

TANDA DAN GEJALA

Gambar 5: Postur dekortikasi dengan siku, pergelangan tangan dan jari dalam keadaan flexi serta kaki yang

ekstensi dan berotasi kearah medial.

7

Page 8: Hernias i

Tanda yang sering pada hernia otak adalah postur tubuh yang abnormal dengan

karakteristik posisi ekstremitas bawah yang menjadi tanda khas terjadinya kerosakan otak

yang berat. Pasien ini akan mengalami penurunan kesadaran dengan ‘Glasgow Coma Scale’

antara 3 sampai 5. Satu atau kedua-dua pupil akan berdilatasi dan reflex cahaya negative atau

tidak berespon terhadap cahaya.

Pada pemeriksaan neurologi, didapatkan penurunan derajat kesadaran. Tergantung

dari beratnya herniasi, gangguan pada satu atau beberapa refleks batang otak serta fungsi

dari nervus kranialis bias terjadi. Pasien juga akan menunjukkan ketidak mampuan untuk

bernapas secara konsisten dan didapatkan denyut jantung yang irreguler.

Herniasi transtentorial

Herniasi transtentorial desendens akan menyebabkan symptom yang bervariasi.

Kompresi terhadap nervus kranialis ke-3 ipsilateral akan menyebabkan dilatasi pupil

ipsilateral dan pergerakan ekstraokuler yang abnormal. Kompresi traktus kortikospinal

ipsilateral pada batang otak akan menyebabkan hemiparesis kontralateral karena traktus

menyilang pada batas medulla. Hemiparesis ipsilateral juag bisa terjadi apbila terdapat massa

yang cukup besar sehingga menekan pedunkulus serebral kontralateral kea rah insisura.

Komplikasi lain termasuklah terjadinya infark pada lobus occipitalis baik unilateral

maupun bilateral akibat dari penekanan terhadap arteri serebral posterior. Perdarahan batang

otak juga antara komplikasi lain yang timbul akibat dari penekanan pada daerah pembuluh

darah sehingga menyebabkan perforasi. Kompresi pada midbrain bisa berkomplikasi ke

hidrosefalus.

Herniasi Trantentorial Asendens.

Herniasi transtentorial asendens akan menyebabkan kompresi pada batang otak yang

akan menimbulkan symptom berupa mual, muntah yang mana bisa berprogressif sampai

koma sekiranya terjadi kerosakan yang mendadak pada intracranial. Pertumbuhan massa

yang perlahan pada fossa posterior akan menyebabkan perubahan pada anatomy intracranial

secara perlahan. Namun ini bukanlah termasuk kasus gawat darurat.

Herniasi Subfalkin/Singulata

Herniasi subfalkin tidak selalu menunjukkan gejala klinis yang berat. Tipe herniasi ini

akan menimbulkan gejala klinis seperti nyeri kepala, dan bisa berlanjut menjadi kelemahan

8

Page 9: Hernias i

pada tungkai bawah yang kontralateral atau gejala infark pada lobus frontalis akibat dari

penekanan pada arteri serebral anterior.

Herniasi Foramen Magnum/Tonsillar

Penekanan yang mendadak pada batang otak akan menyebabkan kecacatan dan

kematian. Walau bagaimanapun pasien yang dating dengan malformasi Arnold-Chiari 1 akan

menunujukkan gambaran symptom yang lebih sedikit dan bisa dengan gambaran disethesia

pada ekstremitas dengan fleksi servikal. Gambaran ini dikenali sebagai fenomena Lhermitte.

Herniasi Sphenoid/Alar

Gejala klinis dari herniasi ini adalah sangat minimal dan walaupun tipe hernia ini

adalah yang paling sering terjadi, namun pasien sering datang dengan disertai tipe herniasi

yang lain.

Herniasi Ekstrakranial

Hernia ini sering didapatkan post trauma dan operasi. Region otak yang mengalami

herniasi sering akan menjadi iskemik dan seterusnya infark.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang untuk herniasi transtentorial, ‘computed tomography

scanning’ (CT scan) atau ‘magnetic resonance imaging’ (MRI) adalah sangat berperan untuk

evaluasi penyakit. MRI akan memberikan gambaran mengikut potongan aksial, sagital dan

koronal. Bagi herniasi subfalkin/singulata pula, pemeriksaan CT scan maupun MRI kedua-

duanya sangat membantu dalam mengevaluasi penyakit. Herniasi foramen magnum/tonsillar,

MRI merupakan pilihan terbaik oleh karena pemeriksaan ini memberikan gambaran potongan

sagital dan koronal. Namun begitu, oleh karena pasien yang dating kebanyakannya bersifat

akut, maka pemeriksaan CT scan potongan aksial juga bisa membantu dalam mendiagnosa

penyakit.Pada herniasi sphenoid/alar, pemeriksaan MRI bisa memberikan gambaran terbaik

tempat kelainan berdasarkan foto pada potongan parasagital. Namun begitu baik MRI

maupun CT scan bisa menunjukkan gambaran terdorongnya arteri serebral mediana

ipsilateral yang mana merupakan tanda tidak langsung suatu herniasi sphenoid. Untuk

herniasi ekstrakranial, MRI maupun CT scan adalah pilihan terbaik.

9

Page 10: Hernias i

Gambaran radiologi pada herniasi transtentorial desendens termasuklah perluasan

sisterna ambient ipsilateral dan sisterna prepontin ipsilateral. Hujung temporal kontralateral

juga mengalami perluasan. Penemuan ini adalah bersifat ipsilateral, ventrikel lateralis

terkompresi dengan dilatasi subsequent pada ventrikel kontralateral untuk mengekalkan

volume yang sama. Perluasan sisterna ipsilateral terjadi karena letaknya inferior batang otak

yang begitu dekat dengan korda spinalis sehingga menunjukkan struktur yang rigid pada foto

CT scan potongan koronal.

Gambar 6: Perdarahan intraventrikuler bilateral dan dilatasi ventrikel

Sisterna ipsilateral melebar oleh disebabkan batang otak terletak di inferior

berdekatan dengan korda spinalis membentukstruktur rigid yang panjang seperti yang

digambarkan pada foto CT scan potongan koronal. Massa pada foto sebelah kanan

menyebabkan pelebaran sisterna ipsilateral. Apabila otak supratentorial terdorong ke kanan,

maka semua aspek yang terdapatdi superior otak tengah (midbrain) dankordaspinalis juga

akan terdorong ke kanan. Hal ini akan menyempitkan sisterna kontralateral dan menyebabkan

pelebaran sisterna ipsilateral pada anterolateral batang otak.

PENATALAKSANAAN

Hernia otak merupakan suatu kasus gawat darurat. Penanganan utama haruslah

menyelamatkan nyawa pasien. Untuk mencegah dari terjadinya kekambuhan dari hernia otak,

maka penanganan haruslah bertujuan untuk menurunkan peningkatan tekanan intrkranial dan

menurunkan edema otak. Hal ini dapat ditangani dengan cara berikut:

10

Page 11: Hernias i

Kortikosteroid seperti deksametason, terutama untuk menurunkan udem otak.

Mannitol atau pemberian diuretik yang lain.

Drainase pada otak dengan tujuan untuk mengeluarkan cairan berlebihan dari

otak, terutama pada kasus obstruksi mekanikal yag menyebabkan hernia.

Pengaliran darah keluar pada kasus perdarahan masif yang menyebabkan

herniasi, walaupun prognosis pada kasus begini jelek.

Pemasangan intubasi endotrakeal dan pemasangan ventilasi untuk

menurunkan kadar karbon dioksida dalam darah.

Operasi dengan mengangkat massa tumor yang menyebabkan peningkatan

tekanan intrakranial atau drain kateter ventrikuler eksterna dengan tujuan

untuk pengaliran LCS keluar pada kasus akut atau dengan cara VP-shunt

Pungsi lumbar adalah suatu kontraindikasi sekiranya curiga adanya kelainan

massa yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.

PROGNOSIS

Sekiranya hernia otak terjadi pada daerah lobus temporalis atau serebellum, maka

prognosisnya adalah jelek yaitu kematian. Namun pada hernia otak di daerah lain

memberikan prognosis yang berbagai tergantung derajat beratnya dan penyebab hernia.

KOMPLIKASI

Gangguan neurologi yang persisten

Kematian otak

PENCEGAHAN

Penanganan segera terhadap peningkatan tekanan intracranial dan faktor penyebab

lain bias mengurangi risiko terjadinya hernia otak. Mengenali lebih awal peningkatan tekanan

intracranial melalui gejala klinis dan gambaran radiografi adalah sangat penting untuk

langkah pencegahan terjadinya herniasi.

Gejala klinis dan tanda-tanda dari peningkatan tekanan intracranial akut termasuk

nyeri kepala, muntah, distorsi penglihatan, hilangnya reflek sensoris, disfungsi pupil,

11

Page 12: Hernias i

hipertensi, bradikardi, postur tubuh yang fleksi atau ekstensi dan lain-lain. Edema papilla

tidak terjadi pada peningkatan tekanan intracranial akut.

Apabila curiga terjadinya hipertensi intracranial, maka langkah pertama yang

dilakukan adalah pemeriksaan CT scan kepala untuk mengetahui derajat peningkatan tekanan

intracranial serta penyebabnya. Beberapa area pada foto CT scan kepala harus diteliti untuk

mendeteksi adanya hipertensi intracranial serta derajat keparahannya. Area-area tersebut

berupa:

Prominen sulkus/girus

Ukuran ventrikel lateralis

Sisterna suprasellar

Sisterna quadrigeminal

I) Prominen sulkus/girus

Apabila terjadi peningkatan tekanan intrakranial, korteks serebri akan terdorong

mendekati kalvarium.Makanya sulkus dan girus tidak terlihat pada foto CT scan. Ruang

antara korteks dan kalvarium juga akan berkurang dengan peningkatan tekanan intrakranial.

Gambar 7 : Sulkus dan girus menghilang

Foto CT scan sebelah kiri menunjukkan sulkus dan girus terlihat normal.

Disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial, kortks serebri terdorong ke kalvarium

sehingga ruang pada sulkus dan girus terlihat menyempit. Korteks dan kalvarium juga terlihat

seakan-akan menyatu.

. Namun begitu, gambaran sulkus/girus ini tidak bisa dijadikan patokan utama. Pada

beberapa kasus seperti hidrosefalus eksterna atau efusi subdural kronik, akumulasi cairan

12

Page 13: Hernias i

telah menutupi seluruh permukaan korteks. Ruang cairan antara korteks dan kalvarium juga

terlihat meningkat sehingga sulkus/girus terlihat prominen.

.

Gambar 8: Sulkus/girus terlihat prominen

Gambar di atas adalah hematoma ekstra aksial fokal. Terlihat sulkus /girus

prominen akibat dari perdarahan intrakranial.

II) Ukuran Ventrikel Lateralis

Pada hidrosefalus akut, akibat dari obstruksi pada pengaliran cairan serebrospinalis,

ventrikel lateralis terlihat melebar. Seperti pada kasus perdarahan intraventrikel akut,

ventrikel lateralis juga terlihat melebar.

Gambar 9: Pelebaran ventrikel lateralis bilateral akibat dari perdarahan intraventrikel akut. (10)

13

Page 14: Hernias i

Pada penyebab hipertensi intrakranial yang lain, ventrikel lateralis akan terkompresi

atau obliterasi akibat dari peningkatan tekanan dalam kompartemen lain selain ventrikel

lateralis. Hal ini trjadi pada kasus edema serebral generalisata, hematoma subdural dan

hematoma subdural.

Gambar 10: Perdarahan subarachnoid. Ventrikel terlihat menyempit akibat dari edema serebral dan perdarah akut menyebabkan hipertensi intracranial.

III) Perbedaan pada Substansi Grisea dan Alba

Ini merupakan tanda yang sering pada edema serebral yang menyebabkan

peningkatan tekanan intrakranial.

Gambar 11 : Tampak perbedaan yang kurang jelas antara substansia alba an grisea

14

Page 15: Hernias i

Gambar 12 : Tampak perbedaan yang kurang jelas antara substansia alba an grisea

IV) Sisterna suprasellar

Sisterna suprasellar merupakan rongga yang berisi cairan dan terletak di atas sella

tursika. Ia mengandung sirkel Willis dan kiasma optik. Pada foto CT scan, terlihat gambaran

bentuk bintang. Hujung atas bintang pada posisi anterior dibentuk oleh fissura interhemisferik

antara dua lobus frontalis. Border posterior terbentuk dari pons dan pedunkulus serebral.

Gambar 13: struktur anatomi dari sisterna suprasellar

S – sisterna suprasellar Po - pons P – pedunkulus serebral (midbrain) M - medulla C - quadrigeminal plate (superior and inferior colliculi) V – ventrikel quartener Q – sisterna quadrigeminal

Ventrikel keempat dan ketiga dihubungkan oleh aquaduktus serebral yang mana

salurannya sangat kecil sehingga tidak terlihat pada foto CT scan.

15

Page 16: Hernias i

Gambar 14: Sisterna suprasellar terisi oleh jaringan otak yang terdorong akibat peningkatan tekanan intrakranial

Pada peningkatan tekanan intracranial, rongga sisterna suprasellar terkompresi.

Rongga tersebut bisa terlihat, namun pada kasus hipertensi intrakranial yang berat, sisterna

ini akan mengalami obliterasi akibat dari pengisian jaringan otak yang seharusnya

membentuk sisterna suprasellar itu sendiri. Tergantung dari penyebab hipertensi intrakranial,

sisterna suprasellar bisa obliterasi secara total atau peningkatan tekanan intrakranial yang

berat. Pada lesi fokal, jaringan otak akan mengisi hanya pada satu bagian di sisterna

suprasellar. Pada herniasi uncal unilateral, awalnya bagian uncus pada lobus temporal akan

terdorong masuk kedalam sisterna suprasellar.

V) Sisterna quadrigeminal

Juga dikenali sebagai plat sisterna quadrigeminal yang mana merupakan suatu

rongga yang berisi cairan dan terletak pada bagian atas dari ventrikel keempat.

Gambar 15: Sisterna quadrigeminal 16

Page 17: Hernias i

Gambar yang di sebelah kanan menunjukkan sisterna quadrigeminal (anak panah

hitam). Dengan gambaran “baby bottom”, itu merupakan batas anterior. Apabila terjadi

peningkatan tekanan intrakranial, ruang pada sisterna quadrigeminal akan terkompresi atau

mengalami obliterasi.

17