19

Click here to load reader

Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Kimia Organik

Citation preview

Page 1: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

BAB II

HIDROLISIS SUKROSA DAN PATI

I. Tujuan Percobaan

1. Mengamati hidrolisis disakarida menjadi dua satuan monosakarida

2. Mengamati hidrolisis polisakarida oleh asam menjadi satuan

monosakarida

3. Mengamati perbedaan hidrolisis sukrosa dan pati

II. Dasar Teori

Reaksi pengenalan adanya karbohidrat sering dilakukan dengan larutan pekat

dari asam kuat. Asam ini menyebabkan terjadinya hidrolisis beberapa polisakarida

dan asam kuat dapat bereaksi dengan larutan yang mengandung monosakarida

menghasilkan furfural atau turunannya. Dalam suasana asam, aldoheksosa dan

aldopentosa secara cepat akan mengalami dihidrasi menghasilkan furfural

(gambar I.I).

Gambar 1.1 Reaksi Hidrolisis Polisakarida (Aldopentosa – Ketopentosa)

Berdasarkan strukturnya karbohidrat dapat digolongkan kepada :

monosakarida, oligosakarida,dan polisakarida. Istilah sakarida berasal dari

bahasa latin (saccharum = gula) yang berhubungan dengan rasa manis yang

Page 2: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

dipunyai oleh beberapa karbohidrat yang sederhana. Ketiga golongan

karbohidrat itu dapat dihubungkan satu sama lain melalui hidrolisis :

Sebagai contoh khusus dapat kita ambil hidrolisis dari tepung

(polisakarida) menjadi maltosa dan seterusnya menjadi glukosa. (Morgong

Siregar,1988)

Monosakarida. Diantara monosakarida yang terpenting terdapat molekul

yang mengandung enam atom karbon, yang dikenal dengan nama heksosa,

C6H12O6. Bila suatu heksosa mengandung suatu gugus aldehida, senyawaan itu

dikenal sebagai suatu aldoheksosa, jika mengandung suatu gugus keton, disebut

ketoheksosa. Heksosa adalah zat manis, kristalin dan larut yang terdapat dalam

madu dan buah matang karbohidrat yang terhidrolisis dan menghasilkan heksosa

adalah gula tebu, gula gandum, gula susu, pati dan selulosa.

Disakarida yang paling banyak pemasarannya adalah sukrosa atau gula

pasir. Sukrosa terdapat pada setiap tumbuhan berhijau daun. Fungsi sukrosa pada

tanaman adalah sebagai sumber energi. Secara komersial sukrosa ini diperoleh

dari tebu ataupu bit, yang cairannya mengandung 14-20 % sukrosa.

Hidrolisis sukrosa akan memberikan jumlah yang ekivalen dari D-glukosa

dan D-fruktosa. Perbedaan dari sukrosa dengan disakarida-disakarida yang lain

terletak pada karbon-karbon anomerik pada ke dua unit yang terlibat dalam

pembentukan ikatan glikosidik. Yaitu bahwa C-1 dari unit glukosa dihubungkan

melalui oksigen ke C-2 dari unit fruktosa. Perbedaan lainnya ialah bahwa unit

fruktosa berada dalam bentuk furanosa.

Oleh karena ke dua karbon anomerik terlibat dalam pembentukan ikatan

glikosidik, maka tidak satupun di antara unit monosakarida yangmempunyai

gugus hemiasetal. Dengan demikian sukrosa tidak dapat mengalami mutarotasi.

Oligosakarida MonosakaridaH2O/H+ H2O/H+

Polisakarida

n C12H22O11

maltosa(disakarida)

2n C6H12O6

Glukosa(monosakarida)

n H2O/H+ n H2O/H+

(C12H20O10)nTepung

(Polisakarida)

Page 3: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Dan oleh karenatidak mempunyai gugus aldehid yang bebas maka sukrosa tidak

dapat mereduksi reagen Tollen, reagen Fehling, reagen Benedict. Oleh sebab itu

sukrosa digolongkan kepada gula yang tidak mereduksi (non reducing sugar),

suatu sifat yang bertentangan dengan sifat monosakarida dan disakarida.

Hidrolisis Di- dan Polisakarida. Pemecahan (hidrolisis) molekul gula,

pati, dan selulosa yang kompleks menjadi molekul monosakarida mudah

dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan atau suspensi

karbohidrat itu dengan larutan encer asam. Dalam saluran pencernaan hewan,

hidrolisis ini dilaksanakan pada temperature kamar oleh enzime yang bertindak

sebagai katalisis. Maltosa, pati, dan selulosa membentuk hanya glukosa pada

hidrolisis sempurna. (Keenan ,dkk, 1984)

Maltosa, atau gula gandum, dibuat dari pati dengan suatu hidrolisis yang dikatalisis oleh enzime diastase :

Enzime ini, yang terdapat dalam suatu sediaan yang dikenal sebagai malt, dibentuk selama berkecambahnya benih gandum-bir.

Sukrosa menghasilkan fruktosa dan glukosa sama banyak dalam hidrolisis:

+H2O 2C6H12O6

glukosa

C12H22O11

maltosa

+xH2O xC6H12O6

glukosa

(C6H10O5)x

Pati atau selulosa

+x2

H2O x2

C12H22O11

glukosa

(C6H10O5)x

Pati

diastase

+H2O C6H12O6

fruktosa

C12H22O11

sukrosa C6H12O6

glukosa+

Page 4: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

III. Prosedur Kerja

1) Alat dan bahanAlat :

a. Tabung reaksib. Rak tabung reaksic. Beaker glassd. Pipet tetese. Pipet ukur 1 mLf. Ball fillerg. Pengaduk kaca

h. Penangas spiritusi. Penjepitj. Kaca arlojik. Spatulal. Labu ukur m. Kompor listrik

Bahan :a. Sukrosab. Amilumc. Ubi(pati) 5 gramd. Aquadese. HCl 0,1 Nf. NaOH 3 gramg. CuSO4 5 H2O 1,732 gramh. Na.KC4O6 4 H2O 8,65 grami. I2

j. Asam asetat ( CH3COOH)

2) Rangkaian alat

Gambar 1.1 Tabung Reaksi Gambar 1.2 Rak Tabung Reaksi

Gambar 1.3 Beaker Glass Gambar 1.4 Pipet Tetes

Page 5: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Gambar 1.5 Pipet Ukur 1mL Gambar 1.6 Ball Filler

Gambar 1.7 Pengaduk Kaca Gambar 1.8 Penangas Spiritus

Gambar 1.9 penjepit Gambar 1.10 Kaca Arloji

Gambar 1.11 Spatula Gambar 1.12 Labu Ukur

Gambar 1.13 Kompor Listrik

Page 6: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

3) Skema Kerjaa. Uji Fehling

b. Hidrolisis Disakarida

Penambahan Asam Kuat

Amati perubahan yang terjadi

Sukrosa 10 tetes

Amilum 10 tetes

Tabung II

( 1mL fehling A + 1mL

fehling B )

Tabung I

( 1mL fehling A + 1mL fehling B)

2 tabung

Amati perubahan yang terjadi

Di Uji dengan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B

1 mL HCl pekat

1 mL larutan sukrosa

1 tabung reaksi

Page 7: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Penambahan Asam Lemah

c. Hidrolisis Polisakarida

Amati perubahan yang terjadi

Di Uji dengan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B

1 mL CH3COOH pekat

1 mL larutan sukrosa

1 tabung reaksi

Dicatat lama hidrolisis hingga tidak terjadi perubahan warna (warna = sampel)

Amati perubahan warna setiap 1 menit

Setiap 1 menit mengambil 1 mL larutan ke dalam tabung reaksi dan di uji dengan 1

tetes I2

5 mL HCl 0,1 N

Beaker glass (berisi air)

5 gram ubi yang telah dihaluskan

Page 8: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

IV. Hasil dan Pembahasan1) Hasil

Tabel I.1 Data Pengamatan Pembuatan FehlingCara Kerja Pengamatan

1. 1,732 g kristal Cu(II) sulfat + 2 tetes asam sulfat encer + aquades sampai 25 ml

2. 3 g NaOH + 8.65 g Natrium Kalium Tatrat + aquades sampai 25 ml

Larutan Biru Muda

Larutan Bening

Tabel 1.2 Data Pengamatan Uji FehlingCara Kerja Pengamatan

1. Bubuk sukrosa + akuades2. Fehling A + Fehling B

dicampur3. Bubuk Amilum + akuades4. a. Fehling A + Fehling B

+ 10 tetes Sukrosa dipanaskan selama 5 menit b. Fehling A + Fehling B + 10 tetes Amilum dipanaskan selama 5 menit

Larutan sukrosa

Larutan berwarna biru tua

Larutan amilum ( putih keruh )Larutan berwarna biru tua pekat dan terdapat endapan merah bata pada bagian dasar larutan

Larutan berwarna ungu tua dan terdapat sedikit endapan merah bata

Tabel I.3 Data Pengamatan Hidrolisis DisakaridaCara Kerja Pengamatan

1. 20 tetes Larutan sukrosa + 1 ml HCl pekat dipanaskan- Setalah dipanaskan 3 menit

2. Di uji dengan ditambahkan fehling A dan fehling B

- Warna bening

- Warna merah bata lalu lama kelamaan menjadi coklat tua

- Warna Hijau Bening

Page 9: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Tabel I.4 Data Pengamatan Hidrolisis Disakarida dengan larutan Asam Asetat

Cara Kerja Pengamatan1. 20 tetes Larutan sukrosa + 1 ml Asam Asetat (CH3COOH)

- Setelah dipanaskan 30 menit2. Di uji dengan ditambahkan fehling A dan fehling B

Warna putih bening

Warna Biru Tua

Tabel I.5 Data Pengamatan Hidrolisis PolisakaridaCara Kerja Pengamatan

1. 5 g Ubi dihaluskan+ akuades 50 ml

2. 50 ml larutan singkong + HCl 1 N 1 mldi aduk dan dipanaskan

3. Tiap 1 menit, diambil 1 ml + I2

Dan dibuat interval ( + 30 menit)

Warna putih keruh

Warna kuning muda agak keruh

Hitam menjadi biru tua menjadi ungu tua hingga menjadi ungu muda dan terdapat endapan

2) Pembahasan

a. Pembuatan Larutan Fehling

Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu larutan Fehling A

dan larutan Fehling B.Larutan fehling A dibuat dengan melarutkan

kristal CuSO4 1,732 gram ditambahkan beberapa tetes H2SO4 encer.

Kemudian ditambahkan aquades hingga volumenya menjadi 25 ml.

larutan Fehling A berwarna biru muda. Untuk larutan Fehling B, dibuat

dengan melarutkan 3 gram NaOH dan 8,65 gram NaKC4O6 yang

kemudian ditambahkan aquades hingga volumenya menjadi sebanyak

25 ml. larutan Fehling B berwarna bening.

b. Uji Fehling

Dalam percobaan Uji Fehling langkah pertama yaitu larutan

fehling A dan Larutan fehling B dicampur dalam tabung reaksi dan

menghasilkan campuran larutan berwarna biru muda

Page 10: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Dalam uji fehling selanjutnya ,masing masing tabung

fehling A dan Fehling B ditetesi larutan sukrosa yang terbuat dari

bubuk sukrosa dan aquades hingga 10 tetes kemudian dipanaskan

kemudian menghasilkan larutan berwarna biru pekat dan terdapat

endapan merah bata.hal ini menunjukkan bahwa sukrosa positif

mengandung glukosa.Adanya glukosa atau heksosa akan mereduksi

larutan fehling menjadi Cu2O dan menimbulkan adanya warna merah

bata.

Dalam percobaan berikutnya masing masing fehling A dan

fehling B ditambahkan amilum kemudian dipanaskan dan

menghasilkan larutan berwarna ungu tua dan terdapat sedikit endapan

merah .Hal ini menunjukkan bahwa didalam amilum terdapat glukosa .

c. Hidrolisis Disakarida

Dalam percobaan langkah pertama yang dilakukan yaitu larutan

sukrosa ditambahkan HCL pekat. Sebelum dipanaskan campuran

larutan tersebut menghasilkan warna bening setelah dipanaskan 3

menit,larutan tersebut berubah warna menjadi merah bata lalu lama

kelamaan menjadi coklat tua,kerena pada proses pemanasan terjadi

proses hidrolisis dimana sukrosa terhidrolisis menjadi glukosa dan

fruktosa.

Kemudian setelah dipanaskan larutan tersebut di uji dengan

larutan fehling A dan fehling B,dan menghasilkan perubahan warna

dari coklat tua menjadi hitam dan lama kelamaan pudar menjadi Hijau

Bening.Hal tersebut menunjukkan bahwa sukrosa mengandung glukosa.

d. Hidrolisis Disakarida dengan larutan Asam Asetat

Dalam percobaan Hidrolisis Disakarida dilakukan pengamatan

dengan ditambahkan larutan Asam Asetat, langkah pertama yaitu

larutan sukrosa ditambahkan asam asetat sebelum dipanaskan campuran

larutan tersebut menghasilkan warna putih bening. Setelah dipanaskan

kurang lebih 30 menit larutan tersebut tidak terjadi perubahan warna

dan warna tetap bening karena sukrosa tidak terhidrolisis.

Page 11: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

Kemudian di uji larutan fehling A dan fehling B,menghasilkan

perubahan warna dari putih bening menjadi biru muda. Hal ini

menunjukkan larutan Asam Asetat sulit digunakan dalam uji

Disakarida karena asam asetat bukan larutan pekat sehingga sukrosa

tidak dapat terhidrolisis dan Asam Asetat kemungkinan dapat

digunakan sebagai uji Disakarida tetapi membutuhkan waktu yang

lama.

e. Hidrolisis Polisakarida

Dalam percobaan langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan

menghaluskan ubi yang kemudian ditambahkan dengan aquades

sebanyak 50 ml setelah itu ditambahkan larutan HCL 1 N kedalam

larutan tersebut dan menghasilkan warna putih keruh kemudian diaduk

dan dipanaskan pada kompor listrik dan menghasilkan warna kuning

muda agak keruh.

Kemudian setiap 1 menit,diambil 1 ml larutan ubi tersebut dan

ditambahkan 1 tetes I2 dengan membuat interval kurang lebih 30 menit

dan terjadi perubahan warna dalam selang waktu tersebut yaitu warna

Hitam menjadi biru tua menjadi ungu tua hingga menjadi ungu muda

dan terdapat endapan.

Dalam proses hidrolisis pati (polisakarida ) ini akan mengalami

pemutusan ikatan rantai oleh asam kuat (HCl) selama pemanasan

menjadi molekul-molekul yang lebih kecil

Penambahan I2 (Iodium) pada larutan tersebut menunjukkan adanya

amilum yang ditandai dengan perubahan warna sesaat menjadi biru.

Pada percobaan ini, dilakukan interval waktu setiap 5 menit diambil 1

ml larutan yang dipanaskan (± 30 menit). Semakin tinggi suhu larutan

tersebut, maka semakin cepat terhidrolisis.

Page 12: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

f. Kesimpulan dan SaranA. Kesimpulan

1. Larutan fehling digunakan untuk menganalisis gugus aldehid (glukosa)

2. Hidrolisis sukrosa akan menghasilkan 2 satuan monosakarida

C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6

sukrosa glukosa glukosa

3. Hidrolisis pati ( polisakarida ) dapat dilakukan dengan penambahan

asam kuat, seperti HCl disertai pemanasan pada suhu tinggi. Sehingga

mengalami hidrolisis menjadi oligosakarida, disakarida dan kemudian

monosakarida

4. Hidrolisis pati (polisakarida ) dapat dilakukan dengan penambahan

asam lemah, namun membutuhkan waktu yang sangat lama

B. Saran

1. Sebelum memulai praktikum, dianjurkan agar setiap praktikan

mempelajari dan memahami prosedur kerja, alat dan bahan agar tidak

mengalami kesulitan saat praktikum

2. Jangan meneteskan asam kuat langsung kedalam larutan, namun

diteteskan melalui dinding tabung reaksi

3. Hati – hati pada waktu memanaskan larutan dalam tabung reaksi,

karena larutan tersebut dapat terciprat keluar mengenai tangan

Page 13: Hidrolisis Sukrosa dan Pati

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Praktikum Kimia Organik-Biokimia 2013 Buku

Petunjuk Praktikum Kimia Organik–Biokimia Teknik Kimia FT

UNNES Semarang.

Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik. Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Siregar, Morgong , 1988. Dasar- Dasar Kimia Organik. P2LPTK. Jakarta

Keenan, Kleinfelter, Wood, A. Hadyana Pujaatmaka Ph. D. , 1980. Kimia Untuk

Universitas. Erlangga. Jakarta