23
Hiperbilirubinemia Naomi Eveline 0961050130

Hiperbilirubunemia -Naomi Eveline

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hiperbilirubinemia pada Anak

Citation preview

Hiperbilirubinemia

HiperbilirubinemiaNaomi Eveline0961050130Bilirubin

Pembentukan BilirubinPada bayi lahir 75% produksi bilirubin berasal dari katabolisme heme pada hemoglobin dari eritrosit.Bayi baru lahir akan memproduksi bilirubin 8-10mg/kgBB/hari, karena masa hidup erotrosit bayi lebih pendek (70-90 hari), peningkatan degradasi heme, dan reabsorbsi bilirubin dari usus meningkat.Transportasi BilirubinBayi baru lahir memiliki kapasitas ikatan plasma yang rendah terhadap bilirubin karena konsentrasi albumin yang rendah dan kapasitas ikatan molar yang kurang. Albumin memiliki ikatan afinitas yang tinggi terhadap pensilin dan sulfonamid, sehingga bilirubin dapat digantikan.Digoksin, gentamisin, dan furosemid dapat melepaskan ikatan bilirubin dari albumin.Konjugasi BilirubinPada bayi baru lahir didapatkan defisiensi aktifitas enzim glukuronidase, tetapi setelah 24 jam kehidupan maka aktifitas enzim ini dapat meningkat kembali menyerupai orang dewasa.Ekskresi BilirubinTerdapat perbedaan mukosa usus halus dan feses pada bayi baru lahir mengandung enzim beta glukuronidase yang dapat mengubah kembali bilirubin terkonjugasi menjadi bilirubin tak terkonjugasi dengan mereabsorbsi kembali.Pemberian agar atau arang aktif yang dapat mengikat bilirubin akan meningatkan kadar bilirubin dalam tinja dan mengurangi kadar bilirubin serum.DefinisiIkterus neonatorumKeadaan klinis pada bayi yang ditandai dengan ikterik pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. (5-7 mg/dL).

HiperbilirubinemiaPeningkatan kadar plasma bilirubin (bilirubin tak terkonjugasi) lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 95%.

Hiperbilirubinemia

Fenomena klinis yang paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Hiperbilirubinemia didominasi peningkatan bilirubin tak terkonjugasi di dalam darah karena pada masa transisi setelah lahir, hepar belum berfungsi dengan optimal sehingga proses glukoronidasi juga tidak maksimal.Fenomena ini dapat disebabkan ikterus fisiologis, ikterus patologis, dan kombinasi. Resiko hiperbilirubinemia meningkat pada usia bayi, pemberian ASI, dan pada neonatus dipengaruhi peningkatan produksi bilirubin dan penurunan clearence bilirubin.HiperbilirubinemiaIkterus FisiologisDikatakan ikterus fisiologis apabila :Bayi cukup bulan mendapat susu formula(Bilirubin 6-8 mg/dL), pada hari ke-3 kehidupanmenurun cepat 2-3 hari dan menurun lambat 1-2 minggu.

Bayi cukup bulan mendapat ASI(7-14 mg/dL), penurunan terjadi lambat 2-4 minggu.

Bayi kurang bulan mendapat susu formula(10-12 mg/dL), tanpa kelainan metabolisme bilirubin dan disertai fototerapi pencegahan.Faktor Ikterus FisiologisDasarPenyebabPeningkatan bilirubin yang tersediaPeningkatan produksi bilirubin

Peningkatan resirkulasi melalui enterohepatikPeningkatan sel darah merahPenurunan umur sel darah merahPeningkatan early bilirubin

Peningkatan aktifitas beta glukuronidasePengeluaran mekonium terlambatPenurunan bilirubin clereancePenurunan clearence dari plasmaPenurunan metabolisme hepatikDefisiensi protein Penurunan aktifitas UDPGTIkterus PatologisKeadaan yang menunjukan patologis, apabila :Ikterus terjadi sebelum umur 24 jamSetiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapiPeningkatan kadar bilirubin total serum >0,5 mg/dL/jamAdanya tanda-tanda penyakit (muntah, letargis, malas menyusu, penurunan BB, apneu, takipneu, atau suhu yang tidak stabil).Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan dan setelah 14 hari pada bayi kurang bulan.Manifestasi KlinisPemeriksaan secara klinis, sederhana dan mudah adalah jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel yang telah diperkirakan kadar bilirubinnya. Pada ikterus yang berhubungan dengan syaraf akan terlihat adanya perubahan pada tonus otot, tangisan yang khas, keaktifan yang berkurang adalah tanda kernikterusPenatalaksanaanNon-medika mentosaPerlunya penanganan dipastikan dengan mengeplot kadar bilirubin pada suatu grafik bilirubinberdasarkan usia (jam) untuk mengidentifikasi apakah penangan dibutuhkan. Fototerapi atau transfusi tukarDehidrasi akibat kegagalan memberikan ASI atau jumlah ASIyang tidak adekuat mungkin membutuhkan penanganan dan dukungan bagi ibu dalam memberikan ASI.PenatalaksanaanSepsis membutuhkan pemeriksaan dan penanganan. Bayi dengan penyakit hemoilitik autoimun yang bilirubinnya meningkat walaupun telah diberi fototerapi intensif harus diberi imunoglobulin intravena.Jika transfusi tukar dipertimbangkan, maka albumin serum yang rendah merupakan faktor risiko tambahan untuk kern ikterus.PenatalaksanaanMedikamentosaImunoglobulin IV digunakan pada bayi dengan Rh yang berat dan inkompatibilitas.ABO untuk menekan hemolisis autoimun dan menurunkan tindakan transfusi tukar.Fenobarbital telah memperlihatkan hasil lebih efektif, merangsang aktivitas, dan konsentrasi UDPGT dan ligandin serta dapat meningkatkan jumlah tempat ikatan bilirubin. Pencegahan dengan menggunakan metalloprotoporphyrin terbukti efektif . Enzim inidiperlukan untuk menghambat katabolisme heme jadi biliverdin.PenatalaksanaanPada bayi kurang dan cukup bulan, dengan atau tanpa penyakit hemolitik, tin-protoporphyrin (Sn-PP) dan tin-mesoporphyrin (Sn-MP) dapat menurunkan kadar bilirubin serum digunakan bersamaan dengan fototerapi. Pemberian inhibitor beta glukoronidase pada bayi sehat cukup bulan yang mendapat ASI, (5 mL/6 kali/hari) dapat meningkatkan pengeluaran bilirubin feses dan ikterus menjadi berkurang dibandingkan bayi kontrol. KomplikasiBilirubin ensefalopatiMemberikan efek toksis bilirubin pada sistem saraf yaitu ganglia basalis di batang otak.Manifestasi klinis :Fase awalLetargis, hipotonik, dan reflek hisap buruk.Fase intermediateModerate stupor, iritabilitas, dan hipertoni (retrocollis dan opistotonus)Fase lanjutdemam, high pitched cry, drowsiness, hipotoniKern IkterusMenyebabkan neuropatologi ditandai deposisi pigmen bilirubin di ganglia basalis, pons, dan batang otak.Manifestasi klinis :Cerebral palsyGangguan pendengaranDysplasia dental enamedParalisis upward gazeKomplikasiPencegahanPencegahan ikterus neonatal yang baik dicapai dengan memberikan perhatian pada bayi dengan risiko sebelum keluar dari rumah sakit, melalui pendidikan pada orang tua, dan melalui perencanaan yang matang dari tindak lanjut setelah bayi keluar RS. Pengukuran kadar bilirubin melalui pemeriksaan transkutaneus atau pengukuran serum, dan nomogram dapat dipakai sebagai alat yang berguna untuk memperlihatkan persen kemungkinan bayi terkena ikterus. PencegahanFaktor-faktor risiko yang harus selalu dipantau adalag bayi dengan masa gestasi < 38 minggu, ASI ekslusif, saudara yang pernah terkena ikterus pada masa bayi dan melakukan fototerapi. Berat bayi juga kadang bisa berhubungan dengan timbulnya ikterus yang signifikan. Bayi dengan berat berlebihan, mempunyai faktor yang tinggi juga