hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ht

Citation preview

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

a. Nama/Jenis Kelamin/Umur: Ny D / Perempuan / 70 tahunb. Alamat: Rt 06 Simpang 4 Sipinc. Pekerjaan: Tidak bekerjaII. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan: menikah

b. Jumlah anak/saudara: 6 orang anak

c. Status ekonomi keluarga: cukupd. Kondisi Rumah dan keseharian pasien :

Pasien tinggal di Rumah Berdinding batu bata berlantai marmer dan beratap genteng. Memiliki 1 ruang tamu, 1 rungan keluarga, 3 kamar tidur,1 dapur dan 1 kamar mandi. Sumber air dari PAM. Kamar mandi menggunakan wc jongkok. Kondisi rumah baik dan pencahayaan dan ventilasi cukup baik dan rumah pasien berdekatan dengan rumah yang lain.e. Kondisi Lingkungan Keluarga:

Pasien mempunyai istri dan mempunyai 6 orang anak. Semua anak pasien sudah menikah. Sekarang pasien tinggal bersama istri,. Keharmonisan keluarga pasien biasa-biasa saja. Tidak ada masalah dalam hubungan satu sama lain.III. Aspek Psikologis di Keluarga

:baikIV. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

Riwayat hipertensi diakui, diketahui sejak + 3 tahun yang lalu, mengkonsumsi obat anti hipertensi tidak rutin. Riwayat diabetes melitus disangkal. Riwayat stroke disangkal. Riwayat keluarga hipertensi disangkalV. Keluhan Utama

: Sakit kepala sejak + 1 hari sebelum datang ke Puskesmas.VI. Riwayat Penyakit Sekarang

: (autoanamnesa)

Pasien datang ke dengan keluhan sakit kepala sejak + 1 hari yang lalu, sakit kepala hilang timbul, Tetapi pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Sebelumnya pasien memang sering merasakan keluhan yang sama. Nyeri kepala dirasakan dalam sehari bisa timbul > 2 kali, lebih berat jika pasien kecapaian. Keluhan ini membuat kepala pasien terasa berat dan menjalar hingga ke leher.. Pusing berputar (-). Demam(-), pandangan kabur (-), muntah (-), nyeri dada (-), sesak nafas (-), BAK normal, BAB normal. Pasien hanya berobat ke Puskesmas bila ada keluhan saja. Di puskesmas pasien di berikan obat yang sama yaitu captopril dan B Comp, dan setelah minum obat tersebut pasien tidak ada keluhan. VII. Pemeriksaan Fisik

:

Keadaan Umum

1. Keadaan umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: compos mentis2. Tanda vitalSuhu

: 36,8C

Tekanan darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 85 x/menit

Pernafasan

- Frekuensi

: 18 x/menit

- Irama

: reguler

- Tipe

: abdominothorakal3. Kulit

- Turgor

: baik

- Lembab / kering

: lembab

- Lapisan lemak

: adaStatus Generalis 1. Kepala

: Normocephale, rambut hitam keputih-putihan Mata: Edema palpebra (-/-), ca (-/-), sklera ikterik (-/-). Pupil isokor. Telinga: Bentuk normal, sekret (-/-) Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-/-) Mulut: Mukosa lembab, bibir sianosis (-), Lidah kotor (-) Tenggorokan: hiperemis (-)2. Leher

: Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe (-). JVP (5-2) 3. Thoraks: Bentuk simetris normal, benjolan (-), retraksi (-)

Jantung:

Inspeksi

: Ictus cordis sela iga ke V Auskultasi : Suara normal jantung regular, bising (-) Palpasi

: Nyeri tekan (-). ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi

: tidak dilakukanPulmo : Inspeksi : Bentuk dada simetris normal, pergerakan paru simetris ki/ka. Palpasi : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri

Auskultasi: Suara dasar paru kanan kiri vesikular normal, wheezing (-), ronki (-)4. Abdomen: Inspeksi : hernia umbilikalis (-), asites (-), strie (-), lesi (-)

Auskultasi : bisung usus (+) normal

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi: timpani5. Genitalia: Tidak dilakukan6. Anorektal: Tidak dilakukan7. Ekstremitas: Superior: Edema (-/-), akral dingin (-/-), kekuatan otot 5-5 Inferior: Edema (-/-), akral dingin (-/-), Kekuatan otot 5-5VIII. Diagnosis :Hipertensi Grade IIX. Pemeriksaan Anjuran Kolesterol

GDS Fungsi Ginjal

Rontgen torax X. Manajemen

a. Promotif :

Mengatur pola makan yang benar, makan makanan yang rendah garam.

Lakukan olah raga secara teratur. Mengkonsumsi obat secara rutin.

Menerangkan kepada pasien tentang bahayanya penyakit hipertensi dan komplikasinya.b. Preventif :

Menyarankan agar pasien menjaga pola makannya dengan diet rendah garam, rendah lemak dan tinggi serat Menyarankan agar pasien banyak banyak berolahraga. Menyarankan agar pasien teratur minum obat dan memeriksakan tekanan darahnya ke puskesmas secara berkala. Menyarankan untuk mengurangi beban pikiran.c. Kuratif :

Non Medikamentosa

Istirahat

Diet rendah garam, rendah lemak dan tinggi serat.

Medikamentosa Captopril 25 mg 2x1 tablet Vitamin B complek 2 x 1 tabletd. Disability Limitation

Jelaskan pada pasien bahwa hipertensi itu merupakan penyakit yang berbahaya bila dibiarkan, hipertensi bila dibiarkan dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku lama-kelamaan bisa tersumbat bahkan bisa pecah sehingga dapat menyebabkan stroke bahkan kematian, sehingga pasien harus tetap mengkonsumsi obat antihipertensinya secara rutin dan teratur, serta tetap control ke Puskesmas bila obat habis.

e. Rehabilitatif

Memantau tekanan darah pasien secara rutin. Hal ini dilakukan dengan kerja sama dari pasien tersebut dengan mengikuti saran dokter untuk datang secara berkala.Dinas Kesehatan Kota Jambi

Puskesmas Simpang IV SipinDokter : Nana HeriyanaSIP : No.212/SIK/2015

Tanggal : 27 April 2015 R/ Captopril 25 mg No V1 2 dd tab I R/ Vitamin B Comp No VI

2 dd tab I

Pro : Tn Ny Daya / 70 tahun

Alamat : Rt 06 Simpang IV SipinResep Tidak Boleh Ditukar Tanpa Sepengetahuan Dokter

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan sama atau melebihi 90mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang mengkomsumsi obat antihipertensi.1 Hipertensi sering disebut sebagai the silent disease karena penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.1Hipertensi yang lama atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ pada jantung, otak, ginjal, mata dan pembuluh darh perifer.1Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakan dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya).1,22.2 Epidemiologi

Hipertensi merupakan salah satu penyakit utama didunia, mengenai hamper 50 juta orang di amerika serikat dan hamper 1 miliar orang diseluruh dunia. Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah. Lebih dari separuh orang berusia di atas 65 tahun menderita hipertensi. Pengendalian tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 % dari seluruh penderita hipertensi.2,32.3 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :31. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitr 90% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya,seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system rennin-angiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder. Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, sindroma cushing, feokromasitoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, pemakaian obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid, simpatomimetik amin (efedrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), siklosporin dan eritropoitin dan lain-lain.2.4 Faktor Faktor Risiko

Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan serta faktor yang tidak dapat dimodifikasi.1,2,3a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan

1. Genetik.

2. Umur3. Jenis Kelamin 4. Etnis5. Penyakit Ginjal 6. Obat-obataan7. Preeklampsi pada kehamilan 8. Keracunan timbal akut

b. Faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan1. Stress 2. Obesitas 3.Nutrisi

4.Merokok5.Kurang olahraga 2.5 Patofisiologi Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.1,3Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.1,3Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.1,3Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi.1,3Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang kadang- kadang muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat. Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun.1,3

2.6 Gejala Klinis

Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Seringkali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal, yaitu:1,2,3,4,5 Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memilikigejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepalabiasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyairisiko besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke,serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjalPada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercayaberhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). berikut beberapa gejala hipertensi : Sakit kepala

Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,mata, jantung dan ginjal. Sering buang air kecil terutama di malam hari Telinga berdenging.Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. 2.7 DiagnosisDiagnosis krisis hipertensi harus ditegakkan sedini mungkin, karena hasil terapi tergantung kepada tindakan yang cepat dan tepat. Tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan yang menyeluruh walaupun dengan data-data yang minimal kita sudah dapat mendiagnosis suatu krisis hipertensi.3,5Anamnesis

a.Riwayat hipertensi, lama dan beratnya.

b.Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya.c.Usia, sering pada usia 30 70 tahun.

d.Gejala sistem syaraf ( sakit kepala, pusing, perubahan mental, ansietas ).

e.Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah urin berkurang )

f.Gejala sistem kardiovascular (adanya payah jantung, kongestif dan oedem paru, nyeri dada).

g.Riwayat penyakit glomerulonefrosis, pyelonefritis.

h.Riwayat kehamilan, tanda- tanda eklampsi.Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah di kedua lengan, mencari kerusakan organ sasaran (retinopati, gangguan neurologi, payah jantung kongestif, diseksi aorta). Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas. Auskultasi untuk mendengar ada atau tidak bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru. Perlu dibedakan komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan neurologi ataupunpayah jantung, kongestif dan oedema paru. Perlu dicari penyakit penyerta lain sepertipenyakit jantung koroner.5Batasan hipertensi ditetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII (The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure). Ketetapan ini juga telah disepakati Badan Kesehatan Dunia (WHO), organisasi hipertensi International (ISH), maupun organisasi hipertensi regional, termasuk Indonesia (InaSH).3Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII

KategoriTekanan Darah SistolikTekanan Darah Diastolik

Normal< 120 mmHg(dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi120-139 mmHg(atau) 80-89 mmHg

Stadium 1140-159 mmHg(atau) 90-99 mmHg

Stadium 2>= 160 mmHg(atau) >= 100 mmHg

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium awal : urinalisis, Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan elektrolit. Pemeriksaan penunjang: elektrokardiografi, foto thoraks.

Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.2.8 Penatalaksanaan

1. Terapi nonfarmakologiMenerapkan gaya hidup sehatbagi setiap orang untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah:1,3,4,5 mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik. Mengurangi rokok2.Terapi farmakologiKebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi 20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik,dan lansia.1,2,3,4,5Diuretik

Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yangakan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanandarah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.

Penghambat adrenergik

Terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada: - penderita usia muda- penderita yang pernah mengalami serangan jantung- penderita dengan denyut jantung yang cepat- angina pektoris (nyeri dada)- sakit kepala migren.

Angiotensin converting enzyme inhibitor

Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan kepada:- orang kulit putih- usia muda- penderita gagal jantung - penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik- pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain. Angiotensin-II-blokermenyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.Algoritma untuk evaluasi Krisis Hipertensi

parameterHipertensi urgencyHipertensi emergency

BiasaMendesak

Tekanan darah>180/110>180/110>220/140

GejalaSakit kepala, kecemasan, sering kali tanpa gejalaSakit kepala hebat, sesak nafasSesak nafas, nyeri dada, nokturia, disarthria, kelemahan, kesadaran menurun

PemeriksaanTidak ada kerusakan organ target, tidak ada penyakit kardiovaskulerKerusakan organ target, muncul klinis penyakit kardiovaskuler, stabilEnselopati, edema paru, insufisiensi ginjal, iskemia jantung

TerapiAwasi 1-3 jam, memulai atau teruskan obat oral, naikkan dosisAwasi 3-6 jam, obat oral berjangka kerja pendekPasang jalur IV, periksa laboratorium standar, terapi obat IV

RencanaPeriksa ulang dalam 3 hariPeriksa ulang dalam 24 jamRawat ruangan ICU

Tabel obat hipertensi parenteral

ObatDosisEfek/ lama kerjaPerhatian Khusus

Sodium nittroprusside0,25-10mg /kg/ menit sebagai infuse IVLangsung/2-3 menit setelah infusMula, muntah, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan keracunan tiosianat,methemoglobinemia, asidosis, keracunan sianida

Nitrogliserin500-1000mg sebagai infuse IV2-5 menit/5-10 menitSakit kepala,takikardi, muntah, methemoglobinuria, membutuhkan system pengiriman khusus karena obat mengikat pipa PVS

Nicardipine5-15mg/jam sebagai infuse iV1-5 menit/15-30 menitTakikardi, mual, muntah, sakit kepala, peningkatan tekanan intra cranial, hipotensi

Klonidin 150ug, 6 amp per 250 cc glukosa 5 % mikrodrip30-60 min/24 jamEnselopati dengan gangguan koroner

diltiazem5-15ug/kg/menit sebagai infuse IV1-5 min/15-30 minTakikardi, mula, mntah, sakit kepala, peningkatan tekanan intracranial, hipotensi

2.9 KomplikasiHipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun. 3Mortalitas pada pasien hipertensi lebih cepat apabila penyakitnya tidak terkontrol dan telah menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital. Sebab kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal ginjal. Dengan pendekatan sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi, yaitu:3No.Sistem organKomplikasi

1.Jantung Infark miokard, Angina pectoris, Gagal jantung kongestif

2.System saraf pusat Stroke, Ensefalopati hipertensif

3.GinjalGagal ginjal kronis

4.MataRetinopati hipertensif

5.Pembuluh darah periferPenyakit pembuluh darah perifer

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian.3 Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi maligna.3Risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien hipertensi ditentukan tidak hanya tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus. Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari 50 tahun, merupakan faktor resiko kardiovaskular yang penting. Selain itu dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler sebanyak dua kali.2BAB III

ANALISIS KASUS

PENDEKATAN HOLISTIK

ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK

a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :Pasien datang ke dengan keluhan sakit kepala sejak + 1 hari yang lalu, sakit kepala hilang timbul, Tetapi pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Sebelumnya pasien memang sering merasakan keluhan yang sama. Nyeri kepala dirasakan dalam sehari bisa timbul > 2 kali, lebih berat jika pasien kecapaian. Keluhan ini membuat kepala pasien terasa berat dan menjalar hingga ke leher.. Pusing berputar (-). Demam(-), pandangan kabur (-), muntah (-), nyeri dada (-), sesak nafas (-), BAK normal, BAB normal. Pasien hanya berobat ke Puskesmas bila ada keluhan saja. Di puskesmas pasien di berikan obat yang sama yaitu captopril dan B Comp, dan setelah minum obat tersebut pasien tidak ada keluhan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/ 110. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, akhirnya didapatkan diagnosa penyakit yang diderita pasien yaitu Hipertensi grade II b.Hubungan diagnosis dengan aspek psikologis di keluarga Pasien mempunyai suami dan mempunyai 5 orang anak. Semua anak pasien sudah menikah. Sekarang pasien tinggal bersama istri, Keharmonisan keluarga pasien biasa-biasa saja. Tidak ada masalah dalam hubungan satu sama lain. Didalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis dikeluarga tidak ada hubungannya dengan penyakit pasien, karena didalam keluarga pasien berhubungan baik dengan anak anaknyac. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis( Penyebab hipertensi terbagi 2 yaitu hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. Pada pasien ini penyebab hipertensi tidak diketahui atau sering disebut hipertensi esensial. Dimana hipertensi ini dialami sekitar 90% kasus...d.Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit :

( Adapun faktor yang menimbulkan penyakit hipertensi pada pasien ini terdiri dari 2 faktor yakni faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Dimana faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor umur, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup yang kurang sehat. Seperti tidak mengatur pola makan dengan benar serta kurangnya berolahraga.e.Analisis untuk menghindari factor memperberat dan penularan penyakit :( Untuk menghindari factor yang memperberat yaitu dengan memodifikasi gaya hidup yang sehat seperti mengatur pola makan dengan benar, hindari makan yang mengandung kolesterol seperti makanan bersantan, hindari stres, olah raga yang teratur. Selain itu pasien juga kontrol teratur, periksa tekanan darah secara rutin serta mengkonsumsi obat yang teratur.RENCANA PROMOSI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA PASIEN DAN KEPADA KELUARGA

Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, faktor risiko, dan bagaimana mengatasinya.RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN DAN KEPADA KELUARGA

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini tidak diketahui penyebabnya.

Namum ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya:

faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu faktor umur. faktor yang dapat dimodifikasi yaitu gaya hidup

(Faktor gaya hidup merupakan faktor yang dapat dimodifikasi seperti olah raga yang cukup, berfikir positif, hindari stres dan mengatur pola makanan dengan benar yakni makan makanan yang rendah kolesterol, diet rendah garam.

ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG DAPAT MEMBERI SEMANGAT/MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN PADA PASIEN

Pasien diberi nasehat bahwa hipertensi itu merupakan penyakit yang berbahaya bila dibiarkan. Hipertensi bila dibiarkan dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan bisa tersumbat bahkan bisa pecah sehingga dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke bahkan kematian.Oleh karena itu pasien dianjurkan :

Mengatur pola makan yang benar, makan makanan yang rendah kolesterol, diet rendah garam atau menggunakan garam untuk hipertensi.

Lakukan olah raga secara teratur.

Tidak merokok dan jauhkan diri dari asap rokok

Mengkonsumsi obat secara rutin.

Jika klinis memberat, segera di bawa ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hirlan. 2006. Hipertensi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.3. Kaplan Norman M. Hipertensive Crisis. In : Flynn T Joseph. Kaplan clinical hypertensive. 9 ed. Williams Wilkins, 2006. Chapter 8.4. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robin and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.p 528-529.

LAMPIRAN

Saat pemeriksaanBersama pasien dan istri pasien

Keadaan tempat tidur pasiendapur

8