Upload
alfian
View
4
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffPengujian Aspal Dengan Metode Marshall20APRMetode MarshallRancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu ASTM D 1559-76, atau AASHTO T-245-90. Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk. Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring (cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flowmeter untuk mengukur kelelehan plastis atau flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 4 inchi (10,2 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm). Prosedur pengujian Marshall mengikuti SNI 06-2489-1991, atau AASHTO T 245-90, atau ASTM D 1559-76.Secara garis besar pengujian Marshall meliputi: persiapan benda uji, penentuan berat jenis bulk dari benda uji, pemeriksaan nilai stabilitas dan flow, dan perhitungan sifat volumetric benda uji. Pada persiapan benda uji, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:1. Jumlah benda uji yang disiapkan.2. Persiapan agregat yang akan digunakan.3. Penentuan temperatur pencampuran dan pemadatan.4. Persiapan campuran aspal beton.5. Pemadatan benda uji.6. Persiapan untuk pengujian Marshall.Jumlah benda uji yang disiapkan ditentukan dari tujuan dilakukannya uji Marshall tersebut. AASHTO menetapkan minimal 3 buah benda uji untuk setiap kadar aspal yang digunakan. Agregat yang akan digunakan dalam campuran dikeringkan di dalam oven pada temperatur 105-110ºC. Setelah dikeringkan agregat dipisah-pisahkan sesuai fraksi ukurannya dengan mempergunakan saringan. Temperatur pencampuran bahan aspal dengan agregat adalah temperatur pada saat aspal mempunyai viskositas kinematis sebesar 170 ± 20 centistokes, dan temperatur pemadatan adalah temperatur pada saat aspal mempunyai nilai viskositas kinematis sebesar 280 ± 30 centistokes. Karena tidak diadakan pengujian viskositas kinematik aspal maka secara umum ditentukan suhu pencampuran berkisar antara 145 ºC-155 ºC, sedangkan suhu pemadatan antara 110 ºC-135 ºC.3.4.1 Uji MarshallPrinsip dasar dari metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuaran padat yang terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau briket beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran yang telah didapat dari hasil uji gradasi, sesuai spesifikasi campuran. Pengujian Marshall untuk mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow) mengikuti prosedur SNI 06-2489-1991 atau AASHTO T245-90.Dari hasil gambar hubungan antara kadar aspal dan parameter Marshall, maka akan diketahui kadar aspal optimumnya.3.4.2 Uji Marshall RendamanSetelah diketahui kadar aspal optimumnya, kemudian membuat 6 briket untuk dilakukan uji Marshall rendaman. 3 briket direndam dalam water bath selama 30 menit, sedangkan 3 briket selanjutnya direndam dalam water bath selama 24 jam masing-masing pada suhu 60ºC. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui keawetan dan kerusakan yang diakibatkan oleh air.4.1.3 Pengujian MarshallPengujian Marshall dilakukan untuk mengetahui nilai stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisa kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau briket beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran tertentu, sesuai spesifikasi campuran. Metode Marshall dikembangkan untuk rancangan campuran aspal beton. Sebelum membuat briket campuran aspal beton maka perkiraan kadar aspal optimum dicari dengan menggunakan rumus pendekatan. Setelah menentukan proporsi dari masing-masing fraksi agregat yang tersedia, selanjutnya menentukan kadar aspal total dalam campuran. Kadar aspal total dalam campuran beton aspal adalah kadar aspal efektif yang membungkus atau menyelimuti butir-butir agregat, mengisi pori anta
Citation preview
I II
52 cfs
22 cfsK=6
104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CD
K=2
17
5100,5
3,5
8,75
4,5
35
HITUNGAN PENDEKATAN 1
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 100.5 -10100 201 AB 6 5 150 60
EF 2 3.5 25 14 BC 2 17 -578 68DE 5 8.75 383 87.5 CD 4 35 4900 280AD 3.5 4.5 71 31.5 AD 3.5 4.5 -71 31.5
Jumlah -9622 334 Jumlah 4401.13 439.5
∆Q1 = -9622/ 334 = -28.8086 koreksi 28.8086
∆Q2 = 4401,13/439,5 = 10.0139 koreksi -10.0139
Koreksi Jaringan 1
Pipa AF : Q = -100,5 +28,8086 = -71,691,berlawanan arah jarum jam
Pipa FE : Q = 4 +28,8086 = 32,309 ,searah jarum jam
Pipa ED : Q = 8,75 +28,8086 = 37,559 ,searah jarum jam
Pipa AD : Q = 5 +28,8086 = 33,309 ,searah jarum jam
Korekai Jaring 2
Pipa AB : Q = 5 -10,0139 = -5,014, berlawana jarum jam
Pipa BC : Q = -17 -10,0139 = -27,014, berlawanan arah jarum jam
Pipa CD : Q = 35 -10,0139 = 24,986, searah jarum jam
Pipa AD : Q = -33 -10,0139 = - 43,323 ,berlawanan arah jarum jam
I II
52 cfs
22 cfsK=6104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CD
K=2
27,014
5,01471,691
32,309
37,559
43,323
24,986
HITUNGAN PENDEKATAN II
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 71.691 -5139.661 143.383 AB 6 5.014 150.837 60.167
FE 2 32.309 2087.687 129.234 BC 2 27.014 -1459.506 108.056ED 5 37.559 7053.231 375.586 CD 4 24.986 2497.214 199.889AD 3.5 43.323 6568.939 303.258 AD 3.5 43.323 -6568.939 303.258
Jumlah 10570.196 951.460 Jumlah -5380.393 671.369
∆Q1 = 10570,196/ 951,460 = 11,109 koreksi -11,109
∆Q2 = -5380,393/671,369 = -8,014 koreksi 8,014
Koreksi Jaringan 1
Pipa AF : Q = -71,691- 11,109 = -82,801, berlawanan arah jarum jam
Pipa FE : Q = 32,309 -11,109 = 21,199, searah jarum jam
Pipa ED : Q = 37,559 -11,109 = 26,449, searah jarum jam
Pipa AD : Q = 43,323 -11,109 = 32,213, searah jarum jam
Korekai Jaring 2
Pipa AB : Q = 5.014 + 8.014 = 13,028, searah arah jarum jam
Pipa BC : Q = -27,014 + 8,014 = -19,000, berlawanan arah jarum jam
Pipa CD : Q = 24,986 + 8,014 = 33,000, searah jarum jam
Pipa AD : Q = -32,213 + 8,014 = -24.199, berlawanan arah jarum jam
I II
52 cfs
22 cfsK=6104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CDK
=2
19
13,02882,801
21,199
26,449
24,199
33
HITUNGAN PENDEKATAN III
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 82.801 6855.985 165.602 AB 6 13.028 1018.372 156.336
FE 2 21.199 -898.806 84.797 BC 2 19.000 -721.990 75.999ED 5 26.449 -3497.781 264.491 CD 4 33.000 4356.033 264.001AD 3.5 24.199 -2049.571 169.393 AD 3.5 24.199 -2049.571 169.393
Jumlah 409.827 684.283 Jumlah 2602.845 665.729
∆Q1 = 409,827 / 684,283 = 0,599 koreksi -0,599
∆Q2 = 2602,845 / 665,729 = 3,910 koreksi -3,910
Koreksi Jaringan 1
Pipa AF : Q = -82,801- 0,599 = -83,400, berlawanan arah jarum jam
Pipa FE : Q = 21,199 - 0,599 = 20,600, searah jarum jam
Pipa ED : Q = 26,449 - 0,599 = 25,850, searah jarum jam
Pipa AD : Q = 24,199 - 0,599 = 23,600, searah jarum jam
Korekai Jaring ,2
Pipa AB : Q = 13,028 - 3,910 = 9,118, berlawanan arah jarum jam
Pipa BC : Q = -19 - 3,910 = -22,910, berlawanan arah jarum jam
Pipa CD : Q = 33 - 3,910 = 29,090 searah jarum jam
Pipa AD : Q = -23.600 – 3,910 = -27,510,berlawanan arah jarum jam
I II
52 cfs
22 cfsK=6104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CD
K=
2
22,910
9,11883,4
20,6
25,85
27,510
29,09
HITUNGAN PENDEKATAN IV
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 83.400 -6955.525 166.800 AB 6 9.118 498.853 109.419
FE 2 20.600 848.737 82.401 BC 2 22.910 -1049.703 91.639ED 5 25.850 3341.167 258.502 CD 4 29.090 3384.997 232.723AD 3.5 27.510 2648.771 192.569 AD 3.5 27.510 -2648.771 192.569
Jumlah -116.849 700.271 Jumlah 185.376 626.349
∆Q1 = -116,849 / 700,271 = -0,167 koreksi -0,167
∆Q2 = 185,376 / 626,349 = 0,296 koreksi -0,296
Koreksi Jaringan 1
Pipa AF : Q = -83,400 +0,167 = -83,233, berlawanan arah jarum jam
Pipa FE : Q = 20,600 + 0,167 = 20,767, searah jarum jam
Pipa ED : Q = 25,850 +0,167 =26,017, searah jarum jam
Pipa AD : Q = 27,510 +0,167 = 27,677 searah jarum jam
Korekai Jaring 2
Pipa AB : Q = 9,118 - 0,296 = 8,822, searah jarum jam
Pipa BC : Q = -22,910 – 0,296 = -23,206, berlawanan arah jarum jam
Pipa CD : Q = 29,090 - 0,296 = 28,794, searah jarum jam
Pipa AD : Q = -27,677- 0,296 = -27,973, berlawanan arah jarum jam
I II
52 cfs
22 cfsK=6104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CD
K=
2
23,206
8,82283,233
20,767
26,017
27,973
28,794
HITUNGAN PENDEKATAN V
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 83.233 -6927.720 166.466 AB 6 8.822 466.995 105.867
FE 2 20.767 862.543 83.068 BC 2 23.206 -1077.000 92.822ED 5 26.017 3384.441 260.171 CD 4 28.794 3316.470 230.355AD 3.5 27.973 2738.647 195.809 AD 3.5 27.973 -2738.647 195.809
Jumlah 57.910 705.514 Jumlah -32.181 624.854
∆Q1 = 57,910/705,514 = 0,082 koreksi -0.082
∆Q2 = 32,181/624,854 = -0,052 koreksi 0.052
Koreksi Jaringan 1
Pipa AF : Q = -83,233 - 0,082 = -83,31,5, berlawanan arah jarum jam
Pipa FE : Q = 20,767 - 0,082 =20,685, searah jarum jam
Pipa ED : Q = 26,017 - 0,082 = 25.935, searah jarum jam
Pipa AD : Q = 27,973 -0,082 = 27,891, searah jarum jam
Korekai Jaring 2
Pipa AB : Q = 8,822 + 0,052 = 8,874, searah arah jarum jam
Pipa BC : Q = -23,206 + 0.052 = -23,154, berlawanan arah jarum jam
Pipa CD : Q = 28,794 + 0,052 = 28,846, searah jarum jam
Pipa AD : Q = -27,891+0,052= -27,839, berlawanan arah jarum jam
I II
52 cfs
22 cfsK=6104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CD
K=
2
23,154
8,87483,315
20,685
25,935
27,839
28,826
HITUNGAN PENDEKATAN VI
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 83.315 -6941.391 166.630 AB 6 8.874 472.463 106.485
FE 2 20.685 855.738 82.740 BC 2 23.154 -1072.224 92.616ED 5 25.935 3363.119 259.350 CD 4 28.846 3328.344 230.767AD 3.5 27.839 2712.552 194.874 AD 3.5 27.839 -2712.552 194.874
Jumlah -9.982 703.594 Jumlah 16.031 624.743
∆Q1 = -9,982/703,594 = -0,014 koreksi -0,014
∆Q2 = 16,031/624,743 = -0,026 koreksi 0,026
Koreksi Jaringan 1
Pipa AF : Q = -83,315 + 0,014 = -83,301, berlawanan arah jarum jam
Pipa FE :Q =20,685 + 0,014 = 20,699, searah jarum jam
Pipa ED : Q = 25,935 + 0,014 = 25.949, searah jarum jam
Pipa AD : Q = 27,839 +0,014 = 27,853, searah jarum jam
Korekai Jaring 2
Pipa AB : Q = 8,874 -0,026 = 8,848, searah arah jarum jam
Pipa BC : Q = -23,154 -0,026 = -23,180, berlawanan arah jarum jam
Pipa CD : Q = 28,846 - 0,026 = 28,820, searah jarum jam
Pipa AD : Q = -27,853 – 0,026 = -27,879, berlawanan arah jarum jam
I II
52 cfs
22 cfsK=6104 cfs
5,25 cfs
30,75 cfs
K=4
110 cfs
E
F
A B
CD
K=
2
23,180
8,84883,301
20,699
25,949
27,879
28,820
HITUNGAN PENDEKATAN VII
Pipa K Q KQ^2 2KQ Pipa K Q KQ^2 2KQ
AF 1 83.301 -6939.027 166.602 AB 6 8.848 469.735 106.177
FE 2 20.699 856.912 82.797 BC 2 23.180 -1074.602 92.719ED 5 25.949 3366.799 259.492 CD 4 28.820 3322.425 230.562AD 3.5 27.879 2720.323 195.153 AD 3.5 27.879 -2720.323 195.153
Jumlah 5.007 704.043 Jumlah -2.765 624.611
∆Q1 = 5,007 / 704,043 = 0,007 koreksi -0.007
∆Q2 = -2,765 / 624,611= -0.004 oreksi 0,004
∆Q1&∆Q2 sudah cukup kecil sehingga debit masing-masing pipa di anggap sudah benar