13
HPLC High Performance Liquid Chromatograpy (HPLC) High Performance Liquid Chromatography atau HPLC atau biasa juga disebut dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain: farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industri-industri makanan. Kegunaan umum HPLC antara lain: pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian (impurities); analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non- volatil); penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa- senyawa dalam jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri (Gandjar dan Rohman, 2008). Metode HPLC mempunyai kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sensitif. Dengan teknologi ini, kromatografi cair dapat menghasilkan pemisahan yang cepat dalam banyak hal, dengan keunggulan zat- zat yang tidak menguap atau tidak tahan panas dapat

HPLC1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HPLC1.docx

HPLC

High Performance Liquid Chromatograpy (HPLC)

High Performance Liquid Chromatography atau HPLC atau biasa juga disebut dengan

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik pemisahan yang diterima

secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah

bidang, antara lain: farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industri-industri

makanan. Kegunaan umum HPLC antara lain: pemisahan sejumlah senyawa organik,

anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian (impurities); analisis senyawa-

senyawa tidak mudah menguap (non-volatil); penentuan molekul-molekul netral, ionik,

maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa dalam

jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri

(Gandjar dan Rohman, 2008). Metode HPLC mempunyai kemajuan dalam teknologi kolom,

sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sensitif. Dengan teknologi ini, kromatografi

cair dapat menghasilkan pemisahan yang cepat dalam banyak hal, dengan keunggulan zat-zat

yang tidak menguap atau tidak tahan panas dapat dikromatografi tanpa penguraian atau tanpa

perlu membuat derivat yang dapat menguap (Depkes RI, 1995).

HPLC merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis

kualitatif maupun kuantitatif. Keterbatasan metode HPLC adalah untuk identifikasi senyawa,

kecuali jika HPLC dihubungkan dengan spektrofotometer massa (MS). Keterbatasan lainnya

adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh (Gandjar dan

Rohman, 2008).

Cara Kerja HPLC

Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh

perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi.

Page 2: HPLC1.docx

Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam.

Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok yaitu: (1) wadah

fase gerak, (2) sistem penghantaran fase gerak, (3) alat untuk memasukkan sampel, (4)

kolom, (5) detektor, (6) wadah penampung buangan fase gerak, (7) tabung penghubung, dan

(8) suatu komputer atau integrator atau perekam (Gandjar dan Rohman, 2008).

Mekanisme kromatografi terdiri atas 4 tipe yaitu adsorpsi, partisi, penukar ion, dan

eksklusi ukuran. Kromatografi adsorpsi didasarkan pada kondisi antara zat terlarut dan fase

diam padat. Umumnya eluen yang digunakan untuk kromatografi adsorpsi kurang polar dari

fase diam (fase normal). Kromatografi partisi melibatkan fase diam cair yang bercampur

dengan eluen. Sistem partisi dapat berupa fase normal (fase diam lebih polar daripada eluen)

atau kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada eluen). Kromatografi

penukar ion melibatkan fase diam padat dengan kelompok anionic atau kationik pada

permukaan zat yang terlarut. Kromatografi eksklusi ukuran melibatkan fase diam cair dengan

ukuran pori yang terkontrol. Pemisahan dilakukan berdasarkan ukuran molekul suatu zat,

dimana molekul berukuan besar akan mengalami elusi terlebih dahulu (Moffat dkk, 2011).

Wadah Fase Gerak pada HPLC

Wadah fase gerak harus bersih dan inert. Wadah pelarut kosong ataupun labu

laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat

menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum digunakan harus

dilakukan degassing (penghilangan gas) yang ada pada fase gerak, sebab adanya gas akan

berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan

mengacaukan analisis. Pada saat pembuatan pelarut untuk fase gerak, maka sangat dianjurkan

untuk menggunakan pelarut, bufer, dan reagen dengan kemurnian yang tinggi, dan lebih

terpilih lagi jika pelarut-pelarut yang akan digunakan untuk HPLC berderajat HPLC (HPLC

grade). Adanya pengotor dalam reagen dapat menyebabkan gangguan pada system

Page 3: HPLC1.docx

kromatografi. Adanya partikel yang kecil dapat terkumpul dalam kolom atau dalam tabung

yang sempit, sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau tabung

tersebut. Karenanya, fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk

menghindari partikel-partikel kecil ini (Gandjar dan Rohman, 2008).

Fase Gerak Pada HPLC

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang

secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini

ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-

komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar dari pada fase gerak),

kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase

terbalik (fase diam kurang polar dari pada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan

meningkatnya polaritas pelarut.

Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah

campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk

pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran

pelarut-pelarut hidrokarbon dengan  pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-

pelarut jenis alkohol (Gandjar dan Rohman, 2008).

Pompa pada HPLC

Pompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat

sebagaimana syarat wadah pelarut yakni : pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan yang

umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, Teflon, dan batu nilam. Pompa

yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu

mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit. Tujuan penggunaan pompa atau

sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak

Page 4: HPLC1.docx

berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan (Gandjar dan

Rohman, 2008).

Penyuntikan Sampel pada HPLC

Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fae gerak yang

mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari

tembaga tahan karat dan katup Teflon  yang dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop)

internal atau eksternal.

Pada saat pengisian sampel, sampel digelontor melewati keluk sampel dan

kelebihannya dikeluarkan ke pembuang. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase

gerak mengalir melewati keluk sampel dan menggelontor sampel ke kolom. Presisi

penyuntikan dengan keluk sampel ini dapat mencapai nilai RSD 0,1%. Penyuntik ini mudah

digunakan untuk otomatisasi dan sering digunakan untuk autosampler pada HPLC (Gandjar

dan Rohman, 2008).

Kolom pada HPLC

Ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom

mikrobor mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom konvensional

yakni:

a.       Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan kolom

konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100

µL/menit)

b.      Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika

digabung dengan spektrofotometer massa

c.       Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat, karenanya jenis kolom

ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel klinis.

Page 5: HPLC1.docx

Tabel Perbandingan antara kolom HPLC konvensional  dan kolom mikrobor (Kealey dan Haines,

2002)

Parameter Kolom Konvensional Kolom Mikrobor

Tabung kolom Stainless steel

Panjang 3, 10, 15, 20 dan

25 cm.

Diameter luar 0,25 inci

Diameter dalam 4,6 mm.

Stainless steel

Panjang 25 dan 50 cm

Diameter luar 0,25 inci

Diameter dalam 1 atau 2 mm

Fase diam Porous, silika ukuran

kecil, silika yang

dimodifikasi secara

kimiawi (bonded phase),

atau polimer-polimer

stiren/ divinil benzene.

Rata-rata diameter 3,5

atau 10 µm dengan

kisaran sempit.

Porous, silika ukuran kecil, silika

yang dimodifikasi secara kimiawi

(bonded phase), atau polimer-

polimer stiren/divinil benzene.

Rata-rata diameter partikel 3,5

atau 10 µm dengan kisaran ukuran

partikel yang sempit.

Tekanan

operasional

500-3000 psi

(35-215 bar)

1000-5000 psi

(70-350 bar)

Fase gerak Hidrokarbon + pelarut-

pelarut terklorinasi atau

alcohol untuk fase

normal. Untuk fase

terbalik (reversed phase)

digunakan metanol atau

Hidrokarbon + pelarut-pelarut

terklorinasi atau alkohol untuk

fase normal. Untuk fase terbalik

(reversed phase) digunakan

metanol atau asetonitril + air atau

buffer.

Page 6: HPLC1.docx

asetonitril + air atau

buffer.

Kecepatan alir: 1-3

mL/menit

Kecepatan alir: 10-100 µL/menit.

Modifikasi instrument

Sistem penghantaran pelarut yang

mampu memberikan control aliran

dibawah 10 µL/menit.

Katup injeksi sampel bervolume

kecil; sel detektor bervolume kecil

Kinerja Efisiensi meningkat

dengan berkurangnya

ukuran partikel fase

diam, akan tetapi umur

kolom dengan ukuran

partikel 3 µm lebih

pendek.

Sangat efisien dan sensitif, akan

tetapi lambat.

Konsumsi fase gerak hanya ¼ dari

kolom konvensional

Meskipun demikian, dalam prakteknya kolom mikrobor ini tidak setahan kolom konvensional

dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin (Gandjar dan Rohman, 2008).

Fase Diam pada HPLC

Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika

yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzene. Permukaan silika

adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH). Oktadesil silika

(ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu

memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau

rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika-silika

aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika yang tidak

Page 7: HPLC1.docx

dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi

disebabkan adanya kandungan air yang digunakan (Gandjar dan Rohman, 2008).

Tabel Berbagai fase diam silika dan alumina yang beredar di pasaran (Munson, 1981)

Jenis Nama

Diameter

ukuran partikel

(µm)

Bentuk

partikel

Luas

permukaan

(m2/g)00

Silika µ-Porasil 10 Tak teratur 300

Lichrosorb-Si-60 5,10 Tak teratur 500

Partisil 5,10,20 Tak teratur 400

Micro Pak Si 5,10 Tak teratur 400

Sil-X-1 13 ± 5 Tak teratur 400

Porasil C 37-75 Bundar 50-100

Vydac HS 5,10,15,20 Bundar 300

Hypersil 5-7 Bundar 200

Nucleosil 50 5,10 Bundar 500

Sorbax Sil 6-8 Bundar 300

Spherisorb 5,10 Bundar 220

Alumina Lichrosorb

ALOX

5,10 Tak teratur 70

Micro Pal AL 5,10,20 Tak teratur 70

Spherisorb AY 5,10,20 Bundar 95

Detektor HPLC

Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu : detektor universal (yang

mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif); dan

Page 8: HPLC1.docx

golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan

selektif.

Suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut (Gandjar dan Rohman, 2008):

a.       Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel

b.      Mempunyai sensitifitas yang tinggi

c.       Stabil dalam pengoperasiannya

d.      Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita.

e.       Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan  konsentrasi solute pada kisaran yang luas

(kisaran dinamis linier)

f.       Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak

Komputer, Integrator, atau Rekorder