Upload
ayu-rinjani
View
74
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 1/25
16
BAB II
KONSEP BELAJAR BERMAKNA DAVID AUSUBEL
A. Biografi
Nama lengkap Dr. Ausubel adalah David Paul Ausubel, seorang tokoh ahli
psikologi kognitif yang dilahirkan di New York pada tahun 1981 ia tumbuh dan
besar serta menamatkan pendidikan dasarnya di Brooklyn New York. Kemudian
kuliah di universitas Pennsylvania, mengambil Pre. Medical course dan
psikologi. Pada tahun 1944, setelah lulus dari sekolah medis di universitas
Middlesex, ia menyelesaikan magang di Rumah Sakit Gouveneur (salah satu
departemen Rumah Sakit di New York City) yang terletak di dataran rendah
bagian Timur Manhattan, termasuk little Italy dan Chinatown.30
Tugas militernya di mulai kemudian bersama US Public Health Service
(layanan kesehatan masyarakat Amerika Serikat). Dia ditugaskan di UNRRA
(United Nation Relief And Rehabilitation Administration), di Stut tgart, Jerman
sebagai tenaga yang memberikan pelayanan medis pada orang-orang terlantar
setelah perang dunia ke-II. Kemudian tiga tempat perawatan gangguan jiwa :
dengan US Public Health Service di Kentucky, Buffalo Psychiatric Center dan
Bronx Psychiatric Center . Dengan bantuan GI Bill, dia memperoleh gelar PH.D
dalam bidang psikologi perkembangan dari universitas Columbia. Serangkaian
30FIP UNY, Inisiasi PKN , (Februari, 2008), http://Fip.uny.ac.id/pjj/wp.content/uploadsd
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 2/25
17
Gelar Profesor psikologi di beberapa sekolah pendidikan : universitas Illionis,
Universitas Toronto dan Universitas Eropa di Berne, Universitas Salesian di
Roma, dan Universitas Pelatihan Pegawai di Munich. Pada 1957-1958 dia
memperoleh dana penelitian Fulbright untuk melakukan studi banding motivasi
kerja orang-orang Maoris dengan orang-orang Eropa.
Pada tahun 1973 dia pensiun dari kehidupan akademis untuk bekerja penuh
dalam praktek psikiater (mengatasi gangguan jiwa). Ketertarikan utamanya pada
bidang psikiater meliputi : psikopatologi umum, perkembangan Ego,
ketergantungan obat-obatan, psikiater forensik. Dr. Ausubel juga sering menulis
buku panduan dalam psikologi perkembangan dan pendidikan, serta buku-buku
khusus tentang topik-topik ketergantungan obat-obatan, psikopatologi,
perkembangan Ego, dan lebih dari 150 artikel dalam jurnal-jurnal psikologi dan
psikiater.
Pada tahun 1976 dia menerima penghargaan Thorndike dari persatuan
psikolog Amerika, untuk kontribusinya dalam bidang psikologi pendidikan. Dan
pada tahun 1994 dia benar-benar pensiun dari kehidupan profesionalnya dan
menghabiskan semua waktunya pada usia 75 tahun untuk menulis. Empat buku
telah dihasilkan. 31
Sebagai salah satu tokoh ahli psikologi kognitif David Ausubel
mengembangkan teori psikologi kognitif merupakan salah satu cabang dari
psikologi umum dan mencakup studi ilmiah tentang gejala-gejala kehidupan
31http://www.david Ausubel.org
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 3/25
18
mental sejauh berkaitan dengan cara manusia berpikir dalam memperoleh
pengetahuan, mengolah kesan-kesan yang masuk melalui indra, pemecahan
masalah, menggali ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan mental mencakup gejala kognitif, efektif,
konatif pada taraf tertentu, yaitu psikomatis yang tidak dapat dipisahkan secara
tegas satu sama lain. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali
dasar gejala khas kognitif, tetapi juga dari efektif (penafsiran dan pertimbangan
yang menyertai reaksi perasaan), konatif (keputusan kehendak). Ilmu kognitif
menjelaskan bidang penelitian psikologi yang mengurusi proses kognitif seperti
perasaan, pengingatan, penalaran, pemutusan dan pemecahan masalah, serta
menghindari adanya tumpang-tindih ilmu pengetahuan yang tertarik dalam proses
tersebut seperti filisofi.32
Belajar menurut pandangan teori ini merupakan suatu proses yang sifatnya
internal, tidak dapat diamati secara langsung. Suatu perubahan dalam kemampuan
individu respons terhadap situasi-situasi tertentu. Perubahan pada perilaku yang
nampak merupakan refleksi dari perubahan yang sifatnya internal tadi. 33
Sehingga Ausubel menekankan pada aspek pengelolaan (organizer ) yang
memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Teori belajar bermakna Ausubel di
mana informasi baru di asimilasikan dalam pengertian yang dimiliki siswa
32Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 63
33Nana Syaodih S., Landasan..., 156
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 4/25
19
merupakan teori yang sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme, 34 yang
beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia.
35
Filsafat
konstruktivisme dalam proses belajar digunakan pertama kali oleh piaget seorang
pakar psikologi kognitif yang banyak memberikan kontribusi bagi pengkajian
perkembangan psikologi kognitif.36 Oleh karena itu piaget banyak mempengaruhi
pemikiran-pemikiran Ausubel dalam psikologi kognitif dan konstruktivisme
proses belajar.
B. Karya-Karyanya
Sebagai salah satu tokoh ahli psikologi dan psikiater David P. Ausubel
menulis banyak buku dan sejumlah artikel baik tentang psikologi perkembangan
dan pendidikan maupun buku-buku tentang topik-topik ketergantungan obat-
obatan, psikopatologi, perkembangan ego dan lain-lain. Berikut ini adalah buku-
buku karya David Ausubel, antara lain:
1. Ego Development and the Personality Disorders. Orlando, FL: Grune &
Stratton, 1952.
2. Theory and Problems of Adolescent Development. Orlando, FL: Grune &
Stratton, 1954. (German edition, 1968). (Portuguese edition. In press.) (2nd
edition, 1977.) (Italian edition, 1968,) (2nd German edition, 1981).
34Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius,1997),54
35 Ibid ., 28
36Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani
Quraisy, 2004), 37
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 5/25
20
3. Alcohol and Narcotic Drugs. Teachers' Manual (with W. B. Spalding).
Springfield: Office of Superintendent of Public instruction, State of Illinois,
1957.
4. Theory and Problems of Child Development. Orlando, FL: Grune & Stratton,
1958. Revised edition (with E. V. Sullivan), 1970. (German edition, 1974.)
(3rd edition, 1980).
5. Drug Addiction: Physiological, Psychological, and Sociological Aspects. New
York: Random House, 1958.
6. The Fern and the Tikli An American View of New Zealand National
Character, Social Attitudes and Race Relations. Sydney, Australia: Angus &
Robertson, 1960. Reissued by Holt, Rinehart & Winston (New York), 1965,
and Christopher House (N. Quincy, MA), 1977.
7.
Maori Youth. A Psychoethnological Study of Cultural Deprivation.
Wellington, New Zealand: Price, Milburn, 1961. Reissued by HoIt, Rinehart
& Winston (New York), 1965. Reissued by Christopher House (N. Quincy,
MA), 1977.
8. The Psychology of Meaningful Verbal Learning. Orlando, FL: Grune &
Stratton,1963.(Italianedition,1966.)
Readings in the Psychology of Cognition. (Co-editor with R. C. Anderson.)
New York: Holt, Rinehart & Winston, 1965.
9. Learning Theory and Classroom Practice. Toronto: The Ontario Institute for
Studies in Education, 1967.
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 6/25
21
10. Educational Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Rinehart &
Winston, 1968. (German edition, 1974.) (2nd edition, 1978.) (Spanish edition,
1977.) (2nd German edition, 1980.) (Italian edition, 1978.) (Portuguese
edition, 1980.) (Romanian edition, 1981.) (2nd Spanish edition, 1982).
11. School Learning: An Introduction to Educational Psychology. (With Floyd C.
Robinson.) New York: Holt, Rinehart & Winston, 1969. (British edition,
1971.) (Japanese edition, with A. Yoshida, 1984.) (Australian edition, 1972.)
(Romanian edition, 1973).
12. Reading. In School Learning. New York: Holt, Rinehart & Winston, 1969.
(British edition, 1970.) (Australian edition, 1971).
13. Psychology in Teacher Preparation. (With John Herbert.) Toronto: The
Ontario Institute for Studies in Education, 1969.
14. Ego Psychology and Mental Disorder. New York: Grune & Stratton, 1977.
15. What Every Well-Informed Person Should Know About Drug Addiction.
Chicago: Nelson-Hail, 1980.
16. Der Erwerb und dam Behalten von Wissen. Beltz Verlag Weinbein, West
Germany. (The Acquisition and Retention of Knowledge.) (Written in, not
translated into, German. Subsequently withdrawn from publication.)
17. Ego Development and Psychopathology. New Brunswick, NJ, Transaction
Publishers (Rutgers University), 1996.
18. The Acquisition and Retention of Knowledge. Dordrecht, The Netherlands,
Kluwer Academic Publishers 2000
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 7/25
22
19. Death and the Human Condition. iUniverse, 2002,
20. Theory and Problems of Adolescent Development, 3rd edition iUniverse.
2002.37
C. Teori Belajar Bermakna David Ausubel
Belajar menurut Ausubel adalah proses internal yang tidak dapat diamati
secara langsung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah
laku dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan dalam tingkah laku hanyalah
suatu reflek dari perubahan internal (berbeda dengan aliran behaviorisme, aliran
kognitif mempelajari aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung
seperti, pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreativitas, harapan dan pikiran).38
Bermakna menurut Ausubel merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah
diketahui siswa.
Pandangan Ausubel agak berlawanan dengan Burner yang beranggapan
bahwa belajar dengan menemukan sendiri (discovery learning) adalah sesuai
dengan hakikat manusia sebagai seorang yang mencari-cari secara aktif dan
menghasilkan pengetahuan serta pemahaman yang sungguh-sungguh bermakna.
37http://www.david ausubel.org
38M. Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Terapan, (Yogyakarta:
YPFE, 1990), 121-122
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 8/25
23
Sedang menurut Ausubel kebanyakan orang belajar terutama dengan menerima
dari orang lain (reception learning).
39
Kedua pandangan tersebut sangat mirip yakni sebuah konstruksi
pengetahuan baru yang sesungguhnya bergantung pada sistem pembelajaran yang
bermakna.40 Hanya saja discovery learning Burner menonjolkan corak berpikir
induktif sedangkan reception learning Ausubel menonjolkan corak berpikir
deduktif. Sebagai konsekuensinya, Ausubel mencanangkan mengajar yang
disebutkan “mengajar dengan menguraikan” (expository teaching).41
Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausubel adalah bekerja untuk
mencari hukum belajar yang bermakna, berikut ini konsep belajar bermakna
David Ausubel.
1. Pengertian belajar bermakna
Menurut Ausubel ada dua jenis belajar : (1) Belajar bermakna
(meaningful learning) dan (2) Belajar menghafal (rote learning). Belajar
bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan
dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang
belajar.42 Sedang Noeng Muhadjir mengatakan bahwa belajar bermakna yang
dimaksud Ausubel adalah dimilikinya kesiapan belajar karena telah
memahami hakiki substansial dan hakiki kebutuhan individual dari apa yang
39WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 404
40Alfi Laila, Cognitive Approach to Teaching Theory David Ausubel, (Makalah Tugas Mata
Kuliah “Teori dan Psikologi Belajar”, PPS UNY, 2007), 241
WS. Winkel, Psikologi…, 40642
Paul Suparno, Filsafat…, 53-54
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 9/25
24
sedang dan akan dipelajari. 43 Sedangkan belajar menghafal adalah siswa
berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang
dibaca tanpa makna.44
Sebagai ahli psikologi pendidikan Ausubel menaruh perhatian besar
pada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan
pada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa (meaningful verbal
learning). Kebermaknaan diartikan sebagai kombinasi dari informasi verbal,
konsep, kaidah dan prinsip, bila ditinjau bersama-sama. Oleh karena itu
belajar dengan prestasi hafalan saja tidak dianggap sebagai belajar
bermakna.45
Maka, menurut Ausubel supaya proses belajar siswa menghasilkan
sesuatu yang bermakna, tidak harus siswa menemukan sendiri semuanya.
Malah, ada bahaya bahwa siswa yang kurang mahir dalam hal ini akan banyak
menebak dan mencoba-coba saja, tanpa menemukan sesuatu yang sungguh
berarti baginya. Seandainya siswa sudah seorang ahli dalam mengadakan
penelitian demi untuk menemukan kebenaran baru, bahaya itu tidak ada;
tetapi siswa bukan ahli, maka bahaya itu ada.
Di lain pihak Ausubel mengakui bahwa pengetahuan dan pemahaman
yang baru harus diintegrasikan ke dalam kerangka kognitif yang sudah
43Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Rake Serasin,
2003), 8944
Nana Syaodih, Landasan…, 18845
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), 404
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 10/25
25
dimiliki oleh siswa; jadi mirip dengan Bruner tentang bangunan mental yang
terstruktur. Karena itu, Ausubel tidak memandang belajar dengan menghafal
saja sebagai hasil belajar yang bermakna, karena hasil itu tidak dikaitkan
dengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara hierarkis apalagi
diintegrasikan kedalamnya.46
Ia juga berpendapat bahwa pemerolehan informasi merupakan tujuan
pembelajaran yang penting dan dalam hal-hal tertentu dapat mengarahkan
guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. 47 Dalam hal ini guru
bertanggung jawab untuk mengorganisasikan dan mempresentasikan apa yang
perlu dipelajari oleh siswa, sedangkan peran siswa di sini adalah menguasai
yang disampaikan gurunya.
Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) yang
dikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari peserta
didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu
sehingga peserta didik itu mampu mengaitkan informasi barunya dengan
struktur kognitif yang dimilikinya.48
Belajar seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna,
materi yang dipelajari di asimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan
yang telah dipunyai sebelumnya. Untuk itu diperlukan dua persyaratan :
46WS. Winkel, Psikologi…, 405
47B. Joyce dan Marsha Weil, Model of Teaching, (Boston: Ally and Bacon Publisher, 1980),
2nd
edition, 7648
Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Depdikbud Dikti P2LPTK, 1988)
36
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 11/25
26
a. Materi yang secara potensial bermakna dan dipilih oleh guru dan harus
sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu peserta
didik.
b. Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna, faktor motivasional
memegang peranan penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak akan
mengasimilasikan materi baru tersebut apabila mereka tidak mempunyai
keinginan dan pengetahuan bagaimana melakukannya. Sehingga hal ini
perlu diatur oleh guru, agar materi tidak dipelajari secara hafalan. 49
Berdasarkan uraian di atas maka, belajar bermakna menurut Ausubel
adalah suatu proses belajar di mana peserta didik dapat menghubungkan
informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan agar
pembelajaran bermakna di perlukan 2 hal yakni pilihan materi yang bermakna
sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi
belajar yang bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi.
Dengan demikian kunci keberhasilan belajar terletak pada
kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.
Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan
(discovery learning) lebih bermakna daripada kegiatan belajar penerimaan
(reception learning). Sehingga dengan ceramahpun asalkan informasinya
49Teoti Soekamto dan Udin Saparudin WP, Teori-teori belajar dan model-model
pembelajaran, (Jakarta: P2T UT Dirjen PT. Dikbud, 1997), 25
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 12/25
27
bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistematis akan dihasilkan
belajar yang baik.
2. Prinsip-prinsip belajar bermakna
David Ausubel mengemukakan lima prinsip utama yang harus
diperhatikan di dalam proses belajar, yakni:50
a. Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman terhadap
pola-pola ide yang telah lalu yang telah dimiliki dalam hal ini terdapat 2
macam subsumption yakni: 51 Subsumption Derivatife; sejenis subtansi
yang berlangsung ketika materi baru dapat diketahui, dan corelatif
subsumption dimana sebuah tipe pembelajaran yang berlangsung ketika
informasi baru memerlukan penjelasan karena sebelumnya belum
diketahui.
b. Organizer , yaitu usaha mengintegrasikan pengalaman lalu dengan
pengalaman baru sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. Dengan
prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang diperoleh bukan
merupakan sederetan pengalaman yang satu dengan yang lainnya hanya
berangkai-rangkai saja yang mudah lepas dan hilang kembali.
50A. Tabrani Rasyan, et. al., Pendekatan Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1994), 8851
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
25
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 13/25
28
c. Progressive differentiation, dimaksudkan bahwa di dalam belajar, suatu
keseluruhan secara utuh harus lebih dulu muncul sebelum sampai kepada
sesuatu yang lebih spesifik.
d. Konsolidasi , dimaksudkan bahwa suatu pelajaran harus lebih dulu
dikuasai sebelum sampai kepada pelajaran berikutnya bila pelajaran
tersebut menjadi dasar untuk pelajaran selanjutnya.
e. Integrative reconciliation, yaitu bahwa ide atau pelajaran baru yang
dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide pelajaran yang telah dipelajari
lebih dulu.
Dari kelima prinsip-prinsip belajar bermakna David Ausubel tersebut
dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip tersebut mengarahkan kepada
pengelolahan informasi dalam struktur kognitif siswa, agar siswa dapat
merelevansikan pengetahuan (informasi) baru dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya sehingga dapat dihasilkan belajar yang bermakna yang
kemudian dapat diaplikasikan di dalam kehidupan si pembelajar.
3. Langkah langkah pembelajaran menurut Ausubel
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna Ausubel di atas dapat diterapkan
dalam proses belajar mengajar melalui langkah- langkah pembelajaran sebagai
berikut :52
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
52C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 50-51
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 14/25
29
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi,
gaya belajar, dan sebagainya).
c. Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan
mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.
d. Mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik dari
materi tersebut.53
e. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus
dikuasai peserta didik.54
f. Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk advance
organizer yang akan dipelajari siswa.
g. Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam
bentuk nyata/konkret.
h.
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
4. Prosedur pengembangan belajar bermakna melalui advance organizer
Berlandaskan konsep belajar bermakna di atas, Ausubel menyatakan
bahwa faktor tunggal yang sangat penting dalam proses pembelajaran adalah
apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah
dipelajarinya.
55
Karena menurut Ausubel mengajar adalah upaya
53http://tepeUNY.wordpress.com.Teori belajar bermakna, (April, 23.2008)
54 Ibid.
55Oktaviyanto, Pembelajaran Model Advance Organizer , (March, 13, 2008),
http://PKab.wordpress.com
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 15/25
30
menstrukturkan apa yang dipelajari. 56 Apa yang telah dipelajari siswa dapat
dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan
informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah
dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun fakta yang sering terjadi
siswa tidak mampu melakukannya. Dalam keadaan seperti inilah sangat
diperlukan alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru
dengan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Alat penghubung yang
dimaksud oleh Ausubel dalam teori belajar bermaknanya adalah advance
organizer .57
a. Definisi Advance Organizer
Advance organizer diartikan secara beragam secara etimologis yakni:
pengatur kemajuan (belajar) di dalam bukunya Hamzah B. Uno, di dalam
buku Muhammad E. Bell Gredler (Terj. Munandir) diartikan sebagai
organisasi, sedangkan secara terminologi advance organizer adalah:
1) Sebuah statemen perkenalan yang menghubungkan antara skema yang
sudah dimiliki oleh siswa dengan informasi baru yang akan
dipelajari. 58
56Noeng Muhadjir, Teori Pendidikan, 89
57Oktaviyanto, Model Pembelajaran Advance Organizer
58Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz
Media, 2007), 131
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 16/25
31
2) Penyajian singkat informasi visual atau verbal yang tidak mengandung
isi atau bahan tertentu dari materi baru yang akan dipelajari. Advance
organizer menyatakan konsep-konsep pokok yang merupakan payung
bagi bahan baru. 59
3) Menguraikan garis besar struktur/materi baru dikaitkan dengan yang
sudah diketahui mengawali uraian rinci materi baru. 60
4) Konsep atau informasi umum yang mewadahi (mencakup) semua isi
pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.61
5) Pernyataan umum yang memperkenalkan bagian-bagian utama yang
tercakup dalam urutan pengajaran, ia berfungsi sebagai kerangka
konseptual bagi pengetahuan berikutnya yang lebih rinci dan abstrak. 62
Dari berbagai definisi di atas jelaslah bahwa pengertian advance
organizer secara etimologi berbeda sesuai dengan pemahaman penulis
atau penerjemahnya, akan tetapi definisi secara terminologi mempunyai
makna yang sama yakni sebuah kerangka konseptual yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran yang menyajikan bagian-bagian utama atau
konsep-konsep pokok yang tercakup dalam urutan pengajaran dan
59Margaret E.B. Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Terj. Munandir), (Jakarta: Rajawali,
1991), 26960
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan , 8961
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), 1262
I Nyoman Sudana Degeng, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, (Jakarta: Depdik Dikti
P2LPTK, 1989), 134-135
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 17/25
32
membawa stabilitas serta kejelasan akan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya, sehingga berfungsi sebagai jembatan.
Lebih jelasnya Ausubel mengatakan bahwa advance organizer
mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari, dan menolong
mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat
digunakan dalam menanamkan pengetahuan baru. 63
b. Fungsi dan tujuan Advance Organizer
Advance organizer mempunyai tiga tujuan sebagai berikut :64
1) Memberi arahan bagi siswa untuk mengetahui apa yang terpenting dari
materi yang akan dipelajarinya;
2) Meng highlight diantara hubungan-hubungan yang akan dipelajari;
3) Dan memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang diperoleh/
dipelajari;
Sedangkan manfaatnya adalah:65
1) Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar
yang akan dipelajari oleh siswa;
2) Dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara apa
yang sedang dipelajari siswa “saat ini” dengan apa yang “akan”
dipelajari siswa, sedemikian rupa sehingga;
63Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar , (Jakarta: Depdikbud), Dirjen Dikti P2LPTK, 1984),
14464
Baharuddin dan Esa Nur, Teori Belajar..., 13165
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru..., 12
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 18/25
33
3) Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih
mudah.
Joyce dan Weil juga mengungkapkan bahwa advance organizer
berfungsi untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengaitkan
pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah
dimiliki oleh siswa.66
Oleh karena itu pengetahuan guru terhadap isi pelajaran atau materi
harus sangat baik. Dengan demikian, seorang guru akan mampu
menemukan dan menyampaikan secara baik kepada siswa, informasi yang
menurut Ausubel sangat abstrak, umum dan inklusif yang mewadahi apa
yang akan diajarkan. Selain itu guru juga dituntut memiliki logika berpikir
yang baik, Karena tanpa itu guru akan kesulitan memilah-milah materi
pelajaran, merumuskannya dalam rumusan yang singkat dan padat, serta
mengurutkan materi demi materi ke dalam struktur urutan yang logis dan
mudah dipahami.
c. Jenis atau tipe Advance Organizer
Dalam hal ini terdapat dua tipe advance organizer , yaitu: 67
Expository dan Comparative. Expository Organizer adalah tipe advance
organizer yang membantu siswa memberikan kerangka berpikir untuk
materi yang belum dikenal. Sedangkan Comparative Organizer adalah
66I Nyoman S. Degeng, Ilmu Pengajaran... , 134
67Margaret E.B. Gredler, Belajar..., 270
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 19/25
34
tipe advance organizer yang dirancang untuk memadukan konsep baru
dengan didasarkan pada adanya kesamaan konsep dalam struktur kognitif
mereka. Selain itu comparative organizer juga dapat digunakan untuk
membedakan antara konsep baru dan konsep lama yang telah ada untuk
menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan konsep
diantara mereka. Misalnya, seorang anak yang lebih dahulu mengenal
cicak akan menganggap buaya adalah cicak berukuran besar, padahal
keduanya adalah binatang yang berbeda.68
d. Karakteristik Advance Organizer
Terdapat empat karakteristik advance organizer , yaitu:69
1) Advance Organizer adalah perkenalan materi pelajaran.
2) Merelevansikan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
3) Advance Organizer merupakan konsep generik tingkat tinggi yang
dipresentasikan sebelum pelajaran dimulai ke dalam konsep-konsep
yang lebih spesifik.
4) Advance Organizer membuat hubungan Explicit antara pengetahuan
utama dengan pelajaran yang disajikan.
Dalam advance organizer guru mengajak siswa untuk mengingat
kembali pengalaman lalu atau membantu siswa memahami
68B. Joyce dan Marsha Weil, Models of..., 82-83
69Alfi Laila, Cognitive Approach..., 2
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 20/25
35
pengalaman sebelumnya dengan menyajikan atau mendiskusikan
konsep-konsep pokok yang telah diterima sebelumnya.
Penggunaan pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang
penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna
di dalam kelas. Model pembelajaran Advance Organizer dapat
menggunakan media peta konsep dalam aplikasinya.70
Joyce dan Weil menguraikan tentang unsur-unsur dalam model
pembelajaran advance organizer sebagai berikut:71
1) Sintak
Pada model Advance Organizer terdapat tiga tahap kegiatan
yaitu: penyajian Advance Organizer , penyajian materi pembelajaran
dan penguatan struktur kognitif siswa.
Tahap penyajian Advance Organizer terdiri atas tiga aktivitas
yang meliputi (1) menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) menyajikan
Advance Organizer ; (3) mendorong kesadaran akan pengetahuan yang
relevan. Penyampaian tujuan pembelajaran merupakan salah satu cara
untuk menarik perhatian siswa dan mengorientasikan siswa pada
tujuan pembelajaran pada hari itu, kedua hal ini diperlukan untuk
mewujudkan tercapainya pembelajaran bermakna. Penyampaian
tujuan pembelajaran juga dapat membantu guru dalam merencanakan
70Trianto, Model-model..., 157
71B. Joyce dan Weil, Model of..., 84-88
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 21/25
36
pembelajaran. Sedangkan dalam menyajikan Advance Organizer
haruslah secara eksplisit agar siswa terarah dan dapat melihat urutan
logis materi serta bagaimana kaitan materi dengan Advance Organizer .
Sebuah Advance Organizer tidak harus panjang tetapi Advance
Organizer haruslah mudah diterima, mudah dipahami dan
berhubungan dengan materi baru.
Pada tahap kedua terdapat empat aktivitas yang harus dilakukan
guru yaitu (1) menyajikan teori secara jelas; (2) menarik perhatian
siswa; (3) memberikan contoh; (4) memberikan latihan dan motivasi.
Tahap ketiga yaitu tahap memperkuat struktur kognitif siswa
meliputi: (1) meningkatkan integrative reconsiliation; (2)
meningkatkan belajar aktif; (3) meningkatkan pendekatan kritis pada
materi pembelajaran; (4) merangkum materi pembelajaran.
Seperti yang telah dipaparkan bahwa Advance Organizer
digunakan sebagai jembatan yang menghubungkan struktur kognitif
yang lalu dan materi yang baru, maka Joyce dan Weil memberikan
cara untuk meningkatkan integrative reconsiliation atau memadukan
materi baru dengan struktur kognitif yaitu dengan cara: (1)
mengingatkan siswa pada ide-ide (gambaran umum); (2) meminta
siswa meningkatkan pemahaman pada hal-hal penting dari materi baru;
(3) mengulangi definisi-definisi utama; (4) membedakan beberapa
aspek penting materi; (5) meminta siswa menguraikan materi
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 22/25
37
pembelajaran yang mendukung konsep/pernyataan yang digunakan
sebagai Advance Organizer .
Sedangkan untuk meningkatkan belajar aktif dapat ditempuh
dengan cara (1) meminta siswa untuk menjelaskan hubungan antara
materi baru dengan pengetahuan awal; (2) meminta siswa untuk
memberikan contoh-contoh lain dari konsep materi yang baru; (3)
meminta siswa untuk menyampaikan hal-hal penting dalam materi
yang baru dengan menggunakan kata-kata sendiri; (4) meminta siswa
untuk mengulang dan menjelaskan kembali materi; (5) meminta siswa
untuk menghubungkan materi baru dengan materi lain, pengalaman
dan pengetahuan.
Pendekatan kritis pada materi pembelajaran dapat ditingkatkan
dengan cara (1) meminta siswa untuk mengenal asumsi-asumsi dan
simpulan dalam materi; (2) meminta siswa untuk menguji asumsi-
asumsi tersebut; (3) menemukan perbedaan-perbedaan dalam
menggunakan asumsi-asumsi tersebut.
Pembelajaran ini akhirnya ditutup dengan merangkum materi
pembelajaran. Dalam suatu pembelajaran siswa mungkin merasa
kurang jelas terhadap materi pembelajaran, maka disinilah peran guru
untuk menjawab dan memberikan informasi tambahan, mengulang-
ulang informasi atau mengaplikasikannya pada contoh-contoh baru.
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 23/25
38
2) Sistem baru
Pada model pembelajaran Advance Organizer guru memegang
kontrol terhadap struktur pembelajaran. Hal ini diperlukan dalam
upaya menghubungkan materi pembelajaran dengan Advance
Organizer dan membantu siswa untuk membedakan antara materi baru
dengan materi terdahulu. Keberhasilan penguasaan materi ini
bergantung pada kekritisan dan keinginan siswa untuk memadukan
atau mengintegrasikan materi serta bagaimana guru menyajikan
Advance Organizer . Sistem sosial ini terlihat sangat mencolok dalam
tahap III dengan situasi belajar yang lebih ideal karena lebih bersifat
interaktif dengan banyaknya siswa yang berinisiatif untuk bertanya.
3) Prinsip reaksi
Pada model pembelajaran Advance Organizer guru
memperlihatkan responnya terhadap reaksi siswa yang diarahkan
melalui pencapaian tujuan untuk mengklasifikasikan makna materi
baru, mendiferensiasikan dan menyelaraskan dengan pengetahuan
yang ada, lalu secara pribadi dikaitkan dengan pengetahuan siswa
untuk meningkatkan pendekatan kritis terhadap pengetahuan. Idealnya
siswa akan memulai pertanyaan mereka sendiri sebagai respon
terhadap informasi yang mereka peroleh.
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 24/25
39
4) Sistem pendukung
Sarana pendukung yang diperlukan Advance Organizer adalah
materi yang terorganisasi dengan baik yaitu materi yang saling
berhubungan dengan materi terdahulu. Keefektifan Advance Organizer
tergantung pada suatu hubungan integral yang tepat antara konsep-
konsep yang diorganisasikan dan isi. Model ini memberikan petunjuk
untuk mere-organisasikan materi pembelajaran.
5) Dampak instruksional
Dampak instruksional dari model ini yaitu ide/gagasan yang
pernah dipelajari digunakan sebagai organizer dan dipresentasikan
secara jelas seperti halnya dalam mempresentasikan materi pelajaran.
Sehingga siswa mampu menggunakan struktur kognitif mereka untuk
menunjang materi baru.
6) Dampak pengiring
Dampak model ini secara tidak langsung siswa memperoleh
kemampuan untuk belajar dari membaca, perkuliahan dan media lain
yang digunakan dalam penyajian pembelajaran. Hal ini akan
membangkitkan kesadaran akan pengetahuan yang relevan dan sikap
kritis dalam belajar.
Dari uraian di atas maka teori belajar Ausubel dengan menggunakan
expository teaching (direct instruction) yakni pembelajaran langsung
memberikan gambaran pada pembelajaran yang berpusat pada guru seperti,
5/12/2018 Hubptain Gdl Haniatusso 7777 5 Babii - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hubptain-gdl-haniatusso-7777-5-babii 25/25
40
ceramah, penjelasan, dan penugasan. Pendekatan konstruktif yang
berpusat pada siswa, hal ini dapat dilihat pada guru mencoba memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengkonstruk makna mereka sendiri. Untuk
itu guru mempersiapkan pembelajaran terlebih dahulu secara sistematis.
Advance Organizer sebagai model pembelajaran yang digunakan Ausubel
untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna, yaitu dikaitkannya
pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang
akan dipelajari.
Salah satu tujuan pendidikan yang terpenting adalah memperkuat
siswa dengan cara memberikan pengetahuan, keterampilan, dan rasa
percaya diri kepada mereka. Kadang-kadang apa yang tidak diketahui oleh
siswa atau suatu pemahaman yang keliru dari apa yang mereka ketahui
mempengaruhi proses belajar dan pemahaman mereka. Oleh karena itu
diperlukan sebuah pembelajaran yang menekankan pada pentingnya
keterkaitan pemahaman antar materi maupun intern materi, sebagaimana
konsep belajar bermakna Ausubel dan prosedur pengembangannya
melalui advance organizer .