57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL 2012 PADA SISWA SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ATIKA PUSPITA HAPSARI G0009031 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL 2012

PADA SISWA SMA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ATIKA PUSPITA HAPSARI

G0009031

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 20 Juli 2012

Atika Puspita Hapsari

NIM G0009031

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Atika Puspita Hapsari, G0009031, 2012. Hubungan antara Kecerdasan Emosi

dengan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional 2012 pada Siswa SMA.

Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama kecemasan

dalam menghadapi Ujian Nasional. Kecemasan siswa yang terlewat tinggi dalam

menghadapi ujian akan menurunkan kinerja otak siswa dalam belajar. Jika

kecemasan itu sampai mengacaukan emosi, mengganggu tidur, menurunkan nafsu

makan, dan kebugaran tubuh, maka kemungkinan gagal ujian semakin besar.Jika

seseorang dapat mengenali, meregulasi, dan mengelola emosi yang muncul, maka

persoalan yang terjadi dalam kehidupannya dapat dengan lebih mudah

terselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

kecerdasan emosi dengan kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional 2012

pada siswa SMA.

Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan deskriptif

analitik yang dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Tanjung, Kabupaten

Brebes, tahun pelajaran 2011/2012. Digunakan teknik sampling secara purposive

sampling. Jumlah subyek penelitian sebanyak 287 siswa dan sebanyak 51 siswa

memenuhi kriteria ketentuan inklusi yang ditetapkan untuk dianalisis. Data diolah

dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows.

Hasil: Analisis uji korelasi Product Moment dari Pearson didapatkan hasil r = -

0,681 dan nilai signifikansi 0,000. Dengan demikian α<0,01 ; r = negatif,

Hipotesis diterima.

Simpulan: Terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan

kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional 2012 pada siswa SMA.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosi, Kecemasan, Ujian Nasional Siswa SMA

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Atika Puspita Hapsari, G0009031, 2012. The Relationship between Emotional

Quotient with Anxiety in the face of National Examination 2012 on High School

Students. Mini Thesis. Facultyof Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.

Background: Anxietycan be experiencedby the students, especially theanxietyin

the face ofthe NationalExam. Studentswithhigh anxietyin the examwill degradethe

performance ofthe brainin learning.Ifanxiety isto disturbemotions,interfere

insleep, decrease appetite, and decrease physical fitness, thepossibility offailing

the exam is greater. If someone canidentify, regulate, and managethe emotions,

the problems that occurin lifecan bemore easilyresolved. This studyaimed

todetermine the relationshipbetween emotional quotientwithanxietyin the face

ofthe National Examination2012 onhigh school students.

Methods: The research was crosssectional descriptive analytical approach

undertaken in the class XII students of SMA Negeri 1 Tanjung, Brebes, school

year 2011/2012. Purposive sampling technique used insampling. The number of

study subjects as much as 287 students, and as many as 5 students who meet the

inclusion criteria established provisions to be analyzed. Data were processed

using SPSS17.0 for Windows.

Ressults: Analysis of test from Pearson Product Moment Correlation results

obtained r = -0,681 and a significance value is 0.000. Thus α<0.01 ; r = negative,

the hypothesis is accepted.

Conclusion: There is a negative relationship between emotional quotient with

anxiety in the face of the National Examination 2012 in high school students.

Keywords: Emotional Quotient, Anxiety, National Examination of High School

Students

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan

Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional 2012 pada Siswa SMA.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di

Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam

penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui

bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Mardiatmi Susilohati, dr., Sp. KJ (K) selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, saran,dan petunjuk guna penyusunan skripsi ini.

4. Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp.Park., Ph.D selaku Pembimbing Pendamping

yang telah memberikan bimbingan dan saran.

5. Makmuroch, Dra., MS selaku selaku Penguji Utama yang telah memberikan

saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ratih Puspita Febrinasari, dr., M.Sc. selaku Penguji Pendamping yang telah

memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak, Ibu, Bunga, dan Mbak Endahyang selalu memberikan semangat dan

motivasiserta teman-teman angkatan 2009.

8. Bagian SMF Kedokteran Jiwa RSUD Dr. Moewardi Surakarta, para dosen

beserta segenap staf.

9. Tim skripsi, Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam

penyelesaian skripsi dan sebagai salah satu tempat mencari referensi.

10. Drs. Masrukhi, M.Pd. selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Tanjung Brebes, para guru dan

segenap staf beserta adik-adik kelas XII tahun ajaran 2011/2012.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun

sangat penulis harapkan. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, 20Juli 2012

Atika Puspita Hapsari

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1

B. Perumusan Masalah ............................................... 7

C. Tujuan Penelitian ................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI .................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka .................................................. 9

1. Kecerdasan Emosi ........................................... 9

2. Kecemasan ........................................................ 19

B. Kerangka Pemikiran ............................................. 27

C. Hipotesis .............................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 29

A. Jenis Penelitian ...................................................... 29

B. Lokasi Penelitian .................................................... 29

C. Subjek Penelitian ................................................... 29

D. Teknik Sampling .................................................... 30

E. Desain Penelitian ................................................... 31

F. Identifikasi Variabel Penelitian ............................ 31

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............. 32

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian ...................... 33

I. Cara Kerja ............................................................ 36

J. Teknik Analisis Data ............................................ 37

BAB IV HASILPENELITIAN .................................................... 38

A. Karakteristik Subjek Penelitian ............................ 38

B. Analisis Hasil ....................................................... 40

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB V PEMBAHASAN ......................................................... .. 42

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ......................................... .. 46

A. Simpulan .............................................................. .. 46

B. Saran .................................................................... .. 46

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... .. 48

LAMPIRAN ..................................................................................... .. 51

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sebaran Item Skala Inventori EQ ............................................ 35

Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kriteria Inklusi ........................ 39

Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Berdasarkan Skala L-MMPI ........................ 39

Tabel 4.3 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kriteria Eksklusi ..................... 40

Tabel 4.4 Deskripsi Statistika Hasil Penelitian ....................................... 40

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Data Pribadi dan Identitas Siswa

Lampiran 2 Kuesioner Skala L-MMPI

Lampiran 3 Skala Inventori EQ

Lampiran 4 Skala T-MAS

Lampiran 5 Daftar Hadir Penelitian

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Kuesioner EQ

Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Kuesioner T-MAS

Lampiran 8 Frekuensi Statistika dan Histogram

Lampiran 9 Analisis Data dengan Uji Korelasi Product Moment dari

Pearson Menggunakan SPSS 17.0 for Windows

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran UNS

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari

SMA Negeri 1 Tanjung Brebes

Lampiran 12 Foto Kegiatan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

suatu sekolah terjadi proses belajar mengajar yang kurang menyenangkan.

Salah satu bentuk kecemasan yang dialami siswa dalam suatu sekolah

adalah kecemasan menghadapi ujian. Hal ini dikarenakan dalam proses

belajar mengajar, siswa tidak dapat terlepas dari ujian sebagai bahan

evaluasi dari hasil belajar.

Turmudhi (2004) menyatakan bahwa kecemasan siswa yang

terlewat tinggi dalam menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS) ataupun

Ujian Akhir Semester (UAS) justru akan menurunkan kinerja otak siswa

dalam belajar. Daya ingat, daya konsentrasi, maupun daya kritis siswa

dalam belajar justru akan berantakan. Jika kecemasan itu sampai

mengacaukan emosi, mengganggu tidur, menurunkan nafsu makan, dan

menurunkan kebugaran tubuh, bukan saja kemungkinan gagal ujian justru

semakin besar, tetapi juga kemungkinan siswa mengalami gangguan

psikomatik dan problem dalam berinteraksi sosial.

Menurut Franken, tes atau ujian yang dilakukan sehari-hari di

sekolah juga dipersepsikan sebagai sesuatu yang mengancam dan persepsi

tersebut menghasilkan perasaan tertekan bahkan panik. Keadaan tertekan

dan panik akan menurunkan hasil-hasil belajar (Winarsunu, 2009).

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sieber menyatakan kecemasan dalam ujian merupakan faktor

penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi

psikologis seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, takut

gagal, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Pada tingkat kronis

dan akut, gejala kecemasan dapat berbentuk gangguan fisik (somatik),

seperti gangguan pada saluran pencernaan, sering buang air, gangguan

jantung, sesak di dada, gemetaran bahkan pingsan (Sudrajat, 2008).

Sedangkan Hasan (2007) menyatakan bahwa siswa mungkin

membayangkan tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi, sehingga

memicu kecemasannya yang tidak hanya soal yang sulit saja yang tidak

dapat dijawab, tetapi juga soal-soal yang mudah yang sebenarnya sudah

dikuasai. Wujud dari rasa cemas ini bermacam-macam, seperti jantung

berdebar lebih keras, keringat dingin, tangan gemetar, tidak bisa

berkonsentrasi, kesulitan dalam mengingat, gelisah, atau tidak bisa tidur

malam sebelum tes.

Sejak tahun 2003, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Ujian

Nasional sebagai salah satu standar kelulusan siswa SMA/Sederajat. Dari

tahun ke tahun, angka standar kelulusan yang ditetapkan oleh Pemerintah

pun semakin meningkat dan menjadi skor minimal yang harus dipenuhi

siswa sekolah di seluruh Indonesia agar dapat lulus dan melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI No. 59 tahun 2011, tanggal 16 Desember 2011

mengenai Ujian Nasional tahun pelajaran 2011/2012, Ujian Nasional (UN)

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional

pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi. Hasil UN tersebut akan digunakan sebagai

pemetaan mutu satuan pendidikan, seleksi masuk ke jenjang pendidikan

selanjutnya, penentuan kelulusan siswa, dan pertimbangan dalam

pembinaan serta pemberian bantuan kepada satuan pendidikan, dalam

rangka peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

Meskipun UN masih dalam ruang yang kontroversial, namun

kenyataannya harus tetap diikuti dan tetap berfungsi sebagai pertimbangan

yang dapat memutuskan seorang siswa bernasib baik (lulus) atau buruk

(tidak lulus). Siswa yang bernasib buruk konsekuensinya mengulang satu

tahun lagi untuk selanjutnya mengikuti UN tahun berikutnya atau

mengikuti paket C. Dalam situasi seperti ini, akan muncul perasaan

tertekan, kekhawatiran, dan ketakutan akan kegagalan dalam mengerjakan

UN. Tentu saja derajat kecemasan siswa berbeda-beda. Namun prinsipnya,

tinggi rendahnya kecemasan seorang siswa terhadap sesuatu ditentukan

oleh berat ringannya konsekuensi yang akan diterimanya jika mengalami

kegagalan. Kenyatan tidak lulus dan harus mengulangi kelas XII lagi jika

gagal ujian adalah konsekuensi yang sangat berat bagi siswa yang

berkecenderungan besar menimbulkan kecemasan (Winarsunu, 2009).

Penelitian Hill (1980) yang melibatkan 10.000 ribu siswa sekolah

dasar dan menengah di Amerika menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

yang mengikuti tes gagal menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

disebabkan oleh situasi dan suasana ujian yang membuat cemas.

Sebaliknya, para siswa ini memperlihatkan hasil yang lebih baik jika

berada pada kondisi yang lebih optimal, dalam arti unsur-unsur yang

membuat siswa berada di bawah tekanan dikurangi atau dihilangkan sama

sekali. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya para siswa tersebut menguasai

materi yang diujikan tapi gagal memperlihatkan kemampuannya yang

sebenarnya karena kecemasan yang dirasakan saat menghadapi Ujian

(Hasan, 2007).

Santrock menjelaskan bahwa beberapa siswa yang berhasil dalam

ujian adalah siswa-siswa yang memiliki taraf kecemasan yang moderat

atau sedang. Sedangkan siswa yang memiliki taraf kecemasan yang tinggi

berhubungan dengan rendahnya nilai ujian yang diperolehnya. Pada

penelitian meta-analitik mengenai kecemasan terhadap ujian yang

dilakukan Hembree ditemukan bahwa 1) siswa perempuan mengalami

kecemasan lebih tinggi dari pada yang laki-laki; 2) kecemasan terhadap

ujian secara langsung berhubungan dengan perasaan tidak suka terhadap

tes, ketakutan dalam mengikuti ujian, dan ketrampilan belajar yang tidak

efektif (Winarsunu, 2009).

Ujian Nasional merupakan salah satu proses belajar di sekolah

yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat

bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam ujian, seseorang harus

memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi

merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut

Binet dalam Winkel (1997) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk

menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan

penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan

diri secara kritis dan objektif.

Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering

ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara

dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai

kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang

relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya

relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu

sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang

menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang

mempengaruhi. Menurut Goleman (2000), kecerdasan intelektual (IQ)

hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah

sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, di antaranya adalah kecerdasan

emosi atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri

sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana

hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai

analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh

LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan

seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar, membangun

kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis,

dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja

(Goleman, 2002).

Kemunculan istilah kecerdasan emosi dalam pendidikan, bagi

sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan

tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya,

memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan

hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah

mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosi tidak kalah penting dengan IQ

(Goleman, 2002).

Menurut Goleman (2002), kecerdasan emosi adalah kemampuan

seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage

our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)

melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,

empati dan keterampilan sosial.

Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya

memiliki kecerdasan akademis tinggi, orang tersebut cenderung memiliki

rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik

diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan

kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf

kecerdasan emosinya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi

namun taraf kecerdasan emosinya rendah maka cenderung akan terlihat

sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, sering

merasa cemas, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan

kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stres. Kondisi

sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata

namun memiliki kecerdasan emosi yang tinggi.

Jika seseorang dapat mengenali, meregulasi, dan mengelola emosi

yang muncul, maka persoalan yang terjadi dalam kehidupannya dapat

dengan lebih mudah terselesaikan. Kemampuan untuk mengenali perasaan,

meraih, dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran,

memahami perasaan dan maknanya, serta mengendalikan perasaan secara

mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual

didefinisikan sebagai kecerdasan emosi (Salovey, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan

antara kecerdasan emosi dengan kecemasan dalan menghadapi Ujian

Nasional pada siswa SMA.

B. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian ini, yaitu: Adakah hubungan antara

kecerdasan emosi dengan kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional

2012 pada siswa SMA?

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

kecerdasan emosi dengan kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional

2012 pada siswa SMA.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Menambah wawasan psikiatri mengenai apakah ada hubungan

antara kecerdasan emosi dengan kecemasan

b. Memberikan tambahan informasi ada atau tidaknya hubungan

antara kecerdasan emosi dengan kecemasan

2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pembanding atau

pustaka bagi para peminat masalah yang berhubungan dengan

kecerdasan emosi dan kecemasan, atau sebagai bahan penelitian

selanjutnya.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kecerdasan Emosi

a. Pengertian Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang

berarti bergerak menjauh. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan

pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya

adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan

reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.

Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati

seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih

mendorong seseorang berperilaku menangis (Goleman, 2002).

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai

pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam

kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator

perilaku dalam arti meningkatkan, tetapi juga dapat mengganggu

perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1995).

Menurut Descrates, emosi terbagi atas : desire (hasrat),

hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran), love (cinta) dan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga

macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), rage (kemarahan), love

(cinta). Daniel Goleman (2002) mengemukakan beberapa macam

emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

1) Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

2) Kesedihan : pedih, sedih, muram, melankolis, mengasihi diri,

putus asa

3) Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut

sekali, waspada, tidak tenang, ngeri

4) Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang,

terhibur, bangga

5) Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan

hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih

6) Terkejut : terkesiap, terkejut

7) Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka

8) malu : malu hati, kesal

Menurut Mayer, orang cenderung menganut gaya-gaya

khas dalam menangani dan mengatasi emosinya, yaitu : sadar diri,

tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat

keadaan itu, maka penting bagi setiap individu memiliki

kecerdasan emosi agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak

menjadikan hidup yang dijalani menjadi sia-sia (Goleman, 2002).

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk

merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal

dari dalam maupun dari luar dirinya.

b. Perkembangan Emosi

Perkembangan emosi dikendalikan oleh proses pematangan

dan proses belajar. Perkembangan emosi sesuai dengan

pertumbuhan fisik dan psikis, semakin bertambahnya usia

seseorang diharapkan semakin mampu mengontrol emosi yaitu

adanya organisasi dan integrasi dari semua aspek emosi yang

merupakan bagian integral dari keseluruhan pribadi sehingga

mampu menyatakan emosi secara tepat dan wajar (Hurlock,

1999).

c. Pengertian Kecerdasan Emosi

Istilah “kecerdasan emosi” pertama kali dilontarkan pada

tahun 1990 oleh Psikolog Peter Salovey dari Harvard University

dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk

menerangkan kualitas-kualitas emosi yang tampaknya penting

bagi keberhasilan.

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosi atau

yang sering disebut EQ sebagai :

“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan

menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan.” (Shapiro, 1998).

Kecerdasan emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan,

tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu

peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak

sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosi.

Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau

keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara

dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata.

Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.

(Shapiro, 1998).

Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosi

diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi

Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai

serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam

mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000).

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind

(Goleman, 2000) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis

kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses

dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar

dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika,

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal.

Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan

pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai kecerdasan

emosi.

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari:

”kecerdasan antarpribadi yaitu kemampuan untuk memahami

orang lain, apa yang memotivasi dirinya, bagaimana dirinya

bekerja, bagaimana bekerja bahu-membahu dengan kecerdasan.

Sedangkan kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang

korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah

kemampuan membentuk suatu model diri-sendiri yang teliti dan

mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal

tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.”

(Goleman, 2002).

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti

kecerdasan antarpribadi itu mencakup “kemampuan untuk

membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati,

temperamen, motivasi, dan hasrat orang lain.” Dalam kecerdasan

antarpribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri,

kecerdasan mencantumkan “akses menuju perasaan-perasaan diri

seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan

tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”.

(Goleman, 2002).

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner

tersebut, Salovey (Goleman, 2002) memilih kecerdasan

interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan

sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosi pada diri

individu. Menurutnya, kecerdasan emosi adalah kemampuan

seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang

lain.

Menurut Goleman (2002), kecerdasan emosi adalah

kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan

inteligensi (to manage our emotional life with intelligence);

menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui

keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,

empati dan keterampilan sosial.

Menurut Mayer dan Caruso (2002), kecerdasan emosi

memiliki dua sisi penting dalam perkembangannya. Pada satu sisi

kecerdasan emosi melibatkan akal untuk memahami emosi, di sisi

lain melibatkan emosi itu sendiri untuk dapat mencapai sistem

intelektual dan menyempurnakan pemikiran kreatif serta berbagai

gagasan.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan

emosi adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri,

mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan

(kerjasama) dengan orang lain.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Goleman mengutip Salovey (2002) menempatkan

kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang

kecerdasan emosi yang dicetuskannya dan memperluas

kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :

1) Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu

kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu

terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan

emosi, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai

metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.

Menurut Mayer kesadaran diri adalah waspada terhadap

suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang

waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran

emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum

menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu

prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga

individu mudah menguasai emosi (Goleman, 2002).

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu

dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat

atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri

individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap

terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi.

Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau

lama akan mengoyak kestabilan orang (Goleman, 2002).

Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri-

sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang

menekan.

3) Memotivasi Diri Sendiri

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi

dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk

menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan

hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu

antusianisme, gairah, optimis, dan keyakinan diri.

4) Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut

juga empati. Menurut Goleman (2002) kemampuan seseorang

untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki

kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal

sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang

dibutuhkan orang lain sehingga dirinya lebih mampu

menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan

orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non

verbal lebih mampu menyesuiakan diri secara emosi, lebih

populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka (Goleman,

2002). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak

yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi

dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman,

2002). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga

memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka

pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui

emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai

kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

5) Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan

suatu keterampilan yang menunjang popularitas,

kepemimpinan dan keberhasilan antarpribadi (Goleman, 2002).

Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit

untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga

memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina

hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang

berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi

dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam

lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena

kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002).

e. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Salovey dan Mayer, kualitas emosi yang tercakup

dalam kecerdasan emosi (EQ) meliputi: empati, mengungkapkan

dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian,

kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan

memecahkan masalah antarpribadi, ketekunan, kesetiakawanan,

keramahan, dan sikap hormat (Saphiro, 1997). Sedangkan Reuver

Bar On membagi kecerdasan emosi ke dalam lima area atau

ranah, yaitu intrapribadi, antarpribadi, penyesuaian diri,

pengendalian stres, dan ranah suasana hati (optimisme dan

kebahagiaan) (Stein, 2002).

Senada dengan Reuven Bar On, Salovey membagi

kecerdasan emosi menjadi lima wilayah pula, yaitu : 1) mengenali

emosi diri, yakni suatu kemampuan memantau perasaan dari

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

waktu ke waktu; 2) mengelola emosi sehingga perasaan dapat

terungkap dengan tepat, ini merupakan sebuah kecakapan yang

tergantung pada kesadaran diri; 3) memotivasi diri sendiri,

kendali diri dari emosi, menahan diri terhadap kepuasan, dan

mengendalikan dorongan hati; 4) mengenali emosi orang lain,

misalnya empati yang merupakan keterampilan dalam bergaul

sangatlah bergantung pada kecerdasan emosi; dan 5) membina

hubungan yang sebagian besar merupakan keterampilan

mengelola emosi orang lain (Goleman, 2002).

2. Kecemasan

a. Definisi

Istilah kecemasan atau anxietas mulai diperbincangkan

pada permulaan abad ke-20. Kata dasar anxietas dalam bahasa Indo

Jerman adalah “angh” yang dalam bahasa Latin berhubungan

dengan kata “angustus, ango, angor, anxius, anxietas, angina.”

Kesemuanya mengandung arti “sempit” atau “konstriksi” (Idrus,

2006).

Kecemasan adalah status perasaan tidak menyenangkan

yang terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi

bahaya yang tidak riil atau yang tak terbayangkan, secara nyata

disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak diketahui. Penyerta

fisiologis berupa denyut jantung bertambah cepat, kecepatan

pernapasan tidak teratur, berkeringat, gemetar, lemas, dan lelah ;

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

penyerta psikologis meliputi perasaan-perasaan akan ada bahaya,

tidak berdaya, terancam, dan takut (Dorland, 2006).

Menurut Hutagalung (2007) kecemasan adalah perasaan

yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu,

dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai

dengan satu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang

akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat

berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat

berlebihan, sakit kepala, rasa ingin buang air kecil atau buang air

besar, perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak atau gelisah.

Pada manusia, kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah

yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan

gelisah atau resah), maupun respon fisiologis tertentu. Kecemasan

bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang

berorientasi pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan

adanya kekhawatiran karena tidak dapar memprediksi atau

mengontrol kejadian yang akan datang (Durland dan Barlow,

2007).

Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis

yang sama tetapi kecemasan tidak sama dengan ketakutan.

Penyebab kecemasan berasal dari dalam dan sumbernya sebagian

besar tidak diketahui sedangkan ketakutan merupakan respon

emosi terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dari luar yang dihadapi secara sadar. Kecemasan dianggap

patologis bilamana mengganggu fungsi sehari-hari, pencapaian

tujuan, dan kepuasan atau kesenangan yang wajar (Maramis, 2005).

Walaupun merupakan hal yang normal dialami, tetapi kecemasan

tidak boleh dibiarkan karena lama-kelamaan dapat menjadi

neurosa cemas melalui mekanisme yang diawali dengan kecemasan

akut, yang berkembang menjadi kecemasan menahun akibat represi

dan konflik yang tak disadari. Adanya stres pencetus dapat

menyebabkan penurunan daya tahan dan mekanisme untuk

mengatasinya sehingga mengakibatkan neurosa cemas (Maramis,

2005).

b. Epidemiologi

Beberapa kelompok yang mempunyai risiko mengalami

gangguan kecemasan adalah usia muda, wanita, mempunyai

masalah sosial, dan yang sebelumnya pernah mempunyai masalah

psikiatrik (House dan Stark, 2002).

Survai terkini di Amerika pada tahun 1996 melaporkan

bahwa 15-33% pasien yang datang berobat ke dokter nonpsikiater

merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut

minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan (Romadhon,

2002).

Beberapa tahun yang lalu, hasil penelitian yang pernah

dilakukan pada kelompok perempuan yang tinggal di rumah susun

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Klender Jakarta Timur, menunjukkan prevalensi gangguan anxietas

sebesar 9,8%. Penelitian lainnya yang dilakukan pada sejumlah

karyawan pada tingkat eksekutif di beberapa instansi pemerintah,

maupun instansi swasta di Jakarta, menunjukkan prevalensi fobia

sosial (satu di antara gangguan anxietas), sebesar 10-16%.

Penelitian yang dilakukan pada kelompok laki-laki dan perempuan

pada murid SMA di dua kawasan Jakarta yaitu Jakarta Selatan dan

Jakarta Utara, prevalensi anxietas sebesar 8-12% (Ibrahim, 2002).

Paparan di atas menunjukkan bahwa gangguan anxietas di

Indonesia terutama di Kota Jakarta, menunjukkan prevalensi yang

jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata umum (Ibrahim, 2002).

c. Etiologi

Menurut Trismiati (2004), sumber-sumber ancaman yang

dapat menimbulkan kecemasan bersifat lebih umum. Dapat berasal

dari berbagai kejadian dalam kehidupan atau dalam diri seseorang

itu sendiri.

Beberapa macam teori penyebab kecemasan yaitu :

1) Teori psikoanalitik: Freud menyatakan bahwa kecemasan

sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil

tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. Misalnya

dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka

terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya

gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain

misalnya konvensi.

2) Teori perilaku: teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan

adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli

lingkungan spesifik. Contoh: seseorang dapat belajar untuk

dapat memiliki respon kecemasan internal dengan meniru

respon kecemasan orang tuanya.

3) Teori eksistensial: konsep dan teori ini adalah bahwa seseorang

menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di

dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada

penerimaan tentang kenyataan/kematian seseorang yang tidak

dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap

kehampaan eksistensi tersebut.

4) Sistem saraf otonom: stimuli sistem saraf otonom

menyebabkan gejala tertentu. Sistem kardiovaskular: takikardi,

muskular nyeri kepala; gastrointestinal: diare.

5) Neurotransmiter: tiga neurotransmiter utama yang

berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada

binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu norepinefrin,

serotonin dan gamma-aminobutyric acid.

6) Penelitian genetika: penelitian ini mendapatkan hampir

separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita

gangguan.

7) Penelitian pencitraan otak: contohnya pada gangguan anxietas

didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis.

Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para

hipokampus (Hutagalung, 2007).

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Dalam kehidupan, siswa dipengaruhi oleh keluarganya.

Pada berbagai penelitian telah dikemukakan bahwa siswa yang

dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik akan

mengalami gangguan kepribadian yang menjadi kepribadian anti

sosial dan berperilaku menyimpang dibandingkan dengan siswa

yang dibesarkan dalam lingkungan harmonis (Hawari, 1997).

Kriteria keluarga yang tidak sehat menurut para ahli adalah:

1) Keluarga yang tidak utuh (broken home by death or

separation).

2) Kesibukan orang tua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan

orang tua dan anak di rumah.

3) Hubungan interpersonal antaranggota keluarga (ayah, ibu, dan

anak) yang tidak baik.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4) Jumlah saudara yang terlalu banyak menjadikan kasih sayang

orang tua tercurahkan semakin sedikit (Hawari, 1997).

Kualitas kesehatan siswa juga mempengaruhi timbulnya

kecemasan, antara lain :

1) Gaya hidup, misalnya merokok, olah raga, penggunaan

alkohol.

2) Status ekonomi sosial dimana terdapat hubungan yang positif

antara status ekonomi dan kesehatan mental.

3) Jenis kelamin, dimana wanita lebih sering mencari pelayanan

kesehatan daripada laki-laki.

4) Lingkungan, gangguan mental bisa timbul misalnya dari

masyarakat pinggiran kota yang berpindah ke kota (Kaplan dan

Saddock, 1997).

e. Manifestasi Klinis

Penderita tegang terus-menerus dan tidak mau santai,

pemikirannya penuh tentang kekhawatiran. Kadang-kadang

bicaranya cepat, tetapi terputus-putus. Pada pemeriksaan fisik

terdapat nadi yang sedikit lebih cepat. Gejala-gejala lain seperti

depresi, amarah, perasaan tidak mampu, dan gangguan

psikosomatik (Maramis, 2005).

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gangguan kecemasan menimbulkan sejumlah gejala pada:

1) Sistem urogenital dengan sering ingin kencing, atau bahkan

sulit kencing.

2) Sistem kardiovaskuler (jantung dan sistem pembuluh darah)

dengan gejala darah tinggi, keringat dingin, debaran jantung

berdetak lebih kencang, sakit kepala, kaki, dan tangan terasa

dingin.

3) Sistem gastrointestinal: diare, kembung, lambung terasa perih,

perasaan sebah. Kemungkinan dapat terjadi obstipasi.

4) Sistem respiratorius ditandai dengan gejala susah bernapas dan

hidung tersumbat.

5) Gangguan pada sistem muskuloskeletal dalam bentuk kejang-

kejang pada otot, gangguan pada sendi (mirip gejala rematik).

6) Gangguan psikologis dengan tanda-tanda akan pingsan, takut

sekali akan menjadi gila, dan takut mati. Gejala psikologis

lainnya berupa derealisasi (merasa apa yang di luar dirinya

berubah menjadi lain), serta dengan gejala depersonalisasi

(dirinya bukan dirinya).

7) Gangguan anxietas cenderung menimbulkan kebingungan,

disertai distorsi persepsi, gangguan orientasi (ruang dan

waktu). Distorsi yang semacam ini akan mengganggu

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kemampuan untuk memusatkan perhatian dan kemampuan

asosiatif (Ibrahim, 2002).

f. Diagnosis

Diagnosis kecemasan dapat ditegakkan berdasarkan gejala-

gejala yang muncul sesuai dengan kriteria Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi III atau dengan

menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA), The

Taylor Minnesota Anxiety Scale (TMAS), dan instrumen lainnya.

B. Kerangka Pemikiran

Tidak Mampu Mampu

Kecemasan

Tinggi

Kecemasan

Rendah

Memahami perasaan Mengenali emosi diri

Mengendalikan amarah Mengelola emosi

Mandiri Memotivasi diri sendiri

Menyesuaikan diri (Salovey – Goleman, 2002)

(Salovey & Mayer – Saphiro, 1997)

Mempertahankan sikap positif masa sulit

Bertahan meghadapi stress

Mengendalikan impuls

Optimisme

(Reuven Bar On – Stein, 2000)

Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Tanjung Brebes

Menghadapi Ujian Nasional

Kecerdasan

Emosi Rendah

Kecerdasan

Emosi Tinggi

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Hipotesis

Ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan

dalam menghadapi Ujian Nasional 2012 pada siswa SMA.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mempelajari hubungan

antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel terikat (efek) yang

diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurohman, 2004).

Dalam studi ini, variabel bebas dan terikat dinilai secara simultan pada

suatu saat. Jadi, tidak ada follow up pada studi ini (Pratiknya, 2001).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Brebes dengan

alasan :

1. SMA Negeri 1 Tanjung Brebes belum pernah menjadi sampel dalam

penelitian sejenis

2. Kemudahan akses dalam pengambilan data

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 1

Tanjung Brebes Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan kriteria sebagai

berikut :

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

1. Kriteria inklusi :

a. berjenis kelamin laki-laki atau perempuan

b. usia 17-20 tahun

c. masih mempunyai dua orang tua secara lengkap

d. tidak terjadi kecelakaan atau kematian anggota keluarga dalam

kurun waktu 3 bulan

e. jumlah saudara kandung tidak lebih dari 3 orang

f. tidak ada masalah ekonomi dalam keluarga

2. Kriteria eksklusi :

a. siswa memiliki skor L-MMPI ≥ 10

b. siswa dengan stressor psikososial yang tinggi/psikotik/depresi berat

c. siswa dengan cacat tubuh, penyakit fisik yang berat atau menahun

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Teknik

ini termasuk dalam non-probability sampling dimana pemilihan

subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan

karakteristik populasi (Taufiqurohman, 2004).

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menurut patokan umum atau rule of thumb, setiap penelitian yang

dianalisis dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal 30

sampel subjek penelitian (Murti, 2006).

E. Desain Penelitian

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : kecerdasan emosi

2. Variabel terikat : kecemasan

Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Tanjung Brebes

Purposive Sampling

Subjek Penelitian

Kecerdasan Emosi dengan Menggunakan Skala Inventori Kecerdasan Emosi

dan Kecemasan dengan Menggunakan Skala T-MAS

Analisis Korelasi Product Moment dari Pearson

Skor Skala

L-MMPI < 10

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Variabel luar

a. Terkendali : kelengkapan orang tua, penyakit menahun,

kecacatan tubuh, jumlah saudara kandung, masalah ekonomi

keluarga, dan kematian anggota keluarga.

b. Tidak terkendali : faktor genetik, gaya hidup, stressor

psikososial yang tinggi/psikotik/depresi berat.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan

untuk mengenali perasaan baik diri sendiri maupun orang lain dan

kemampuan mengendalikan perasaan dengan baik sehingga mampu

untuk melakukan hubungan sosial yang sehat dengan orang lain dan

mampu mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.

Nilai kecerdasan emosi diperoleh dari skor jawaban subjek pada skala

EQ. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh subjek maka semakin

tinggi kecerdasan emosi, demikian pula sebaliknya.

Skala kecerdasan emosi termasuk dalam skala interval.

2. Variabel Terikat

Kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan yang terdiri atas

respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang tidak riil

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

atau yang tak terbayangkan, secara nyata disebabkan oleh konflik

intrapsikis yang tidak diketahui.

Nilai kecemasan diukur dengan menggunakan skala TMAS, sebagai

cut off point yaitu:

a. cemas : bila skor TMAS ≥ 21

b. tidak cemas : bila skor TMAS < 21

Skala kecemasan termasuk dalam skala interval.

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Mengingat

pengukuran dalam penelitian ini adalah kuantitatif maka kuesioner yang

digunakan merupakan skala psikologi sehingga setiap respon terhadap

jawaban dapat diberi skor melalui proses penskalaan (scalling) (Saifuddin,

2003).

1. Kuesioner data pribadi dan identitas siswa

2. Skala L-MMPI

Kuesioner Lie Scale Minnesota Multiphasic Personality

Inventory (L-MMPI) merupakan skala validitas yang berfungsi utuk

mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau

ketidakjujuran subjek penelitian. Tes ini bertujuan untuk menguji

ketidakjujuran responden. Responden harus menjawab “ya” bila

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pernyataan tersebut sesuai dengan dirinya dan “tidak” bila sebaliknya.

Menurut Handi (2004), nilai batas skala adalah 10, sehingga jika

responden memiliki skor ≥ 10, maka data yang diukur dari responden

tersebut dinyatakan invalid dan tidak diolah/diikutkan dalam penelitian.

3. Skala Inventori Kecerdasan Emosi/Emotional Quotient (EQ)

Peneliti menggunakan Skala Inventori EQ yang telah digunakan

oleh Martina (2007) yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan

emosi menurut Salovey dan Mayer (2007), yaitu meliputi kemampuan

mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri-sendiri,

mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Skala ini telah

divalidasi oleh Martina (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

Hubungan antara Pola Attachment dengan Kecerdasan Emosi pada

Remaja dengan item valid sebanyak 40 item. Pada penelitian Martina

(2007) didapatkan koefisien korelasi validitas rxy = 0,507 dengan p <

0,05 dan koefisien reliabilitas r xx = 0,878.

Kuesioner ini terdiri dari dua macam pernyataan yaitu

pernyataan favourable dan unfavourable. Favourable adalah pernyataan

yang mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri adanya atribut yang

diukur. Item favourable sebanyak 20 pernyataan dan unfavourable

sebanyak 20 pernyataan. Adapun Blue print Skala Inventori EQ adalah

sebagai berikut:

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 3.1 Sebaran Item Skala Inventori EQ

Jenis Item Nomor Item Jumlah

Favourable

Unfavourable

1, 2, 3, 4, 5, 11, 12, 13, 14, 15, 21,

22, 23, 24, 25, 31, 32, 33, 34, 35

6, 7, 8, 9, 10, 16, 17, 18, 19, 20, 26,

27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 40

20

20

Total 40

Dalam alat ukur ini digunakan skala: Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor

untuk setiap subjek didasarkan atas sifat pernyataan dan alternatif

jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan yang bersifat favourable adalah

Sangat Setuju bernilai 4, Setuju bernilai 3, Tidak Setuju bernilai 2, dan

Sangat Tidak Setuju bernilai 1. Sedangkan untuk pernyataan yang

bersifat unfavourable adalah Sangat Setuju bernilai 1, Setuju bernilai 2,

Tidak Setuju bernilai 3, dan Sangat Tidak Setuju bernilai 4.

4. Skala T-MAS

Kuesioner Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) adalah

instrumen pengukuran kecemasan. T-MAS berisi 50 butir pernyataan,

dimana responden menjawab “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dirinya, dengan memberi tanda () pada kolom jawaban “ya” atau tanda

(X) pada kolom jawaban “tidak”. Kuesioner T-Mas terdiri atas 13

pernyataan unfavourable (pernyataan no. 3, 4, 8, 12, 15, 18, 20, 25, 29,

38, 43, 44, 50) dan 37 pernyataan favourable (pernyataan no. 1, 2, 5, 6,

7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33,

34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 49). Setiap jawaban dari

pernyataan favourable bernilai 1 untuk jawaban “ya” dan 0 untuk

jawaban “tidak”. Pada pernyataan unfavourable bernilai 1 untuk

jawaban “tidak” dan 0 untuk jawaban “ya”. Sebagai cut off point adalah

sebagai berikut:

a. Skor < 21 berarti tidak cemas

b. Skor ≥ 21 berarti cemas

Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran

tersebut. T-MAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi,

tetapi dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam

mengisinya (Azwar, 2007).

I. Cara Kerja

1. Responden mengisi kuesioner data pribadi dan identitas siswa.

2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI sehingga bisa dinilai

kejujurannya dalam mengisi kuesioner selanjutnya.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Responden dengan skor L-MMPI < 10 dan memenuhi kriteria inklusi

dijadikan sebagai subjek penelitian.

4. Responden mengisi kuesioner EQ dan T-MAS sehingga bisa diketahui

kecerdasan emosi dan tingkat kecemasannya.

5. Semua data primer dianalisis. Skor dari skala tiap variabel dilakukan

uji korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 17.0 for Windows.

J. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosi

dengan kecemasan, dilakukan analisis statistik dengan analisis korelasi

product moment dari Pearson. Analisis korelasi ini ditujukan untuk

menguji hubungan antara variabel yang sesuai dengan rancangan analisis.

Interpretasi hasil uji korelasi didasarkan pada nilai p. Terdapat korelasi

yang bermakna antara dua variabel yang diuji jika nilai p < 0,05 dan tidak

terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji jika nilai p

> 0,05. Teknik korelasi product moment dari Pearson digunakan dengan

alasan praktis dan variabel penelitian adalah dua variabel dengan skala

interval yang diukur pada subjek yang sama (Dahlan, 2011; Mawarni,

2002; Hartono, 2009; Riyanto, 2009).

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pengambilan data pada penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Tanjung

Kabupaten Brebes, dilakukan pada kelas XII IPA sebanyak 2 rombongan belajar

dan kelas XII IPS sebanyak 5 rombongan belajar. Jumlah responden atau subjek

penelitian sebanyak 287 siswa. Pelaksanaan pengambilan data yaitu pada hari

Selasa tanggal 10 April 2012, dilakukan satu minggu sebelum pelaksanakan Ujian

Nasional 2012. Waktu pelaksanaan yaiu dari pukul 08.30 s.d. pukul 11.30 dengan

dibantu oleh dua orang bapak Ibu guru pengajar SMA Negeri 1 Tanjung Brebes.

Pengambilan data meliputi: Kuesioner Biodata Responden yaitu data

identitas siswa dan data pribadi siswa, Kuesioner L-MMPI, Skala Inventori

Kecerdasan Emosi/EQ, dan Kuesioner T-MAS.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling setelah

memenuhi kriteria siswa kelas XII berjenis kelamin laki-laki atau perempuan,

berusia 17-20 tahun, masih mempunyai dua orang tua secara lengkap, tidak terjadi

kecelakaan atau kematian anggota keluarga dalam kurun waktu 3 bulan, jumlah

saudara kandung tidak lebih dari 3 orang, dan tidak ada masalah ekonomi dalam

keluarga.

Jumlah responden pada penelitian ini yaitu sebanyak 287 siswa dengan

rincian 93 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 194 siswa berjenis kelamin

perempuan.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

A. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Kriteria Inklusi

Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kriteria Inklusi

No Uraian Kriteria Frekuensi Persentase (%)

1 Usia responden 17-20 tahun 287 100

2 Masih mempunyai dua orang tua

secara lengkap

272 94,77

3 Tidak terjadi kecelakaan atau

kematian anggota keluarga dalam

kurun waktu 3 bulan

276 96,17

4 Jumlah saudara kandung tidak lebih

dari 3 orang

218 75,96

5 Tidak ada masalah ekonomi dalam

keluarga

183 63,76

2. Skala L-MMPI

Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Berdasarkan Skala L-MMPI

No Skala Frekuensi Persentase (%)

1 L-MMPI < 10 203 70,73

2 L-MMPI ≥ 10 84 29.27

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Kriteria Eksklusi

Tabel 4.3 Deskripsi Subjek Berdasarkan Kriteria Eksklusi

No Uraian kriteria Frekuensi Persentase (%)

1 Siswa memiliki skor L-MMPI ≥ 10 84 29,27

2 Siswa dengan stressor psikososial yang

tinggi/psikotik/depresi berat

15 5,23

3 Siswa dengan cacat tubuh atau penyakit

fisik yang berat dan menahun

23 8,01

B. Analisis Hasil

Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 1

Tanjung Brebes yaitu sebanyak 287 siswa, dimana yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 68 siswa dan yang memenuhi skor Skala Inventori L-

MMPI < 10 sebanyak 51 siswa. Jadi, jumlah data yang danalisis sebanyak

51 subjek penelitian. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 for

Windows.

Hasil Output Frekuensi Statistika disajikan dalam Lampiran 8.

1. Deskripsi Statistika Hasil Penelitian Masing-Masing Variabel

Tabel 4.4 Deskripsi Statistika Hasil Penelitian

No Variabel Frek. Rata-rata Std Deviasi Minim. Maks.

1 Kecerdasan

Emosi

51 117,31 9,02 97 135

2 Kecemasan 51 23,88 5,52 12 39

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Hasil Uji Korelasi Product Moment dari Pearson

Analisis uji korelasi Product Moment dari Pearson didapatkan hasil

r = - 0, 681 dan nilai signifikansi 0,000. Dengan demikian α < 0,01;

r = negatif, Hipotesis diterima.

Jadi, ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan

dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa SMA.

Hasil Output Analisis Korelasi disajikan dalam Lampiran 9.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil uji hipotesis dengan korelasi Product Moment dari Pearson

menunjukkan adanya hubungan negatif yang cukup kuat antara variabel nilai

kecerdasan emosi/Emosional Quotient (EQ) dan kecemasan, karena r = - 0, 681

dan nilai signifikan 0,000 (α < 0,01). Korelasi negatif dan signifikan (r mendekati

-1), menunjukkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Jadi, ada

hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan dalam menghadapi

Ujian Nasional pada siswa SMA, yaitu bahwa jika semakin tinggi kecerdasan

emosi maka tingkat kecemasan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah

kecerdasan emosinya semakin tinggi kecemasannya.

Emotional Quotient (EQ) dalam literatur berbahasa Indonesia disebut

sebagai Kecerdasan Emosi. Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere,

yang berarti bergerak menjauh. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran

yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan

untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

Istilah “kecerdasan emosi” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh

psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University

of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosi yang tampaknya

penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosi

atau yang sering disebut EQ sebagai :

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan

memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain,

memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing

pikiran dan tindakan ” (Shapiro, 1998).

Kecerdasan emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat

menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu, peranan lingkungan terutama

orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan

kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur

kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with

intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran

diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. (Goleman,

2002).

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi,

emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena

emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga

dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1995).

Kecemasan atau anxietas adalah status perasaan tidak menyenangkan yang

terdiri atas respon-respon patofisiologis terhadap antisipasi bahaya yang tidak riil

atau yang tak terbayangkan, secara nyata disebabkan oleh konflik intrapsikis yang

tidak diketahui. Penyerta fisiologis berupa denyut jantung bertambah cepat,

kecepatan pernapasan tidak teratur, berkeringat, gemetar, lemas, dan lelah ;

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

penyerta psikologis meliputi perasaan-perasaan akan ada bahaya, tidak berdaya,

terancam, dan takut (Dorland, 2006).

Perasaan cemas bisa jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif,

sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah atau resah), maupun respon

fisiologis tertentu. Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana

hati yang berorientasi pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan

adanya kekhawatiran karena tidak dapar memprediksi atau mengontrol kejadian

yang akan datang (Durland dan Barlow, 2007).

Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis yang sama tetapi

kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Penyebab kecemasan berasal dari dalam

dan sumbernya sebagian besar tidak diketahui sedangkan ketakutan merupakan

respon emosional terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya dari

luar yang dihadapi secara sadar. Kecemasan dianggap patologis bilamana

mengganggu fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan atau kesenangan

yang wajar (Maramis, 2005). Walaupun merupakan hal yang normal dialami,

tetapi kecemasan tidak boleh dibiarkan karena lama-kelamaan dapat menjadi

neurosa cemas melalui mekanisme yang diawali dengan kecemasan akut, yang

berkembang menjadi kecemasan menahun akibat represi dan konflik yang tak

disadari. Adanya stres pencetus dapat menyebabkan penurunan daya tahan dan

mekanisme untuk mengatasinya sehingga mengakibatkan neurosa cemas

(Maramis, 2005).

Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah diutarakan bahwa Siswa

SMA kelas XII dalam menghadapi Ujian Nasional yang tidak mampu memahami

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

perasaan, mengendalikan amarah, mandiri, mengenali dan mengelola emosi,

mempertahankan sikap positif masa sulit mengendalikan impuls yang berarti

Kecerdasan Emosi Rendah maka Kecemasan Tinggi sedangkan siswa SMA yang

Kecerdasan Emosinya tinggi mampu memahami perasaan, mengendalikan

amarah, mandiri, mengenali dan mengelola emosi, mempertahankan sikap positif

masa sulit mengendalikan impuls maka kecemasan rendah.

Hasil penelitian ini telah memperhitungkan variabel-variabel luar yang

mempengaruhi. Dari 287 subjek hanya 51 subjek yang memenuhi syarat untuk

diteliti, sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan dalam

menghadapi Ujian Nasional 2012 pada siswa SMA. Korelasi negatif yang

signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan pada 51 siswa SMA

Negeri 1 Tanjung Brebes dalam menghadapai Ujian Nasional tahun

pelajaran 2011/2012 dengan nilai koefisien korelasi r = - 0,681 dan nilai sig

= 0,000 , karena r = - 0, 681 mendekati -1 menunjukkan hubungan ini

cukup kuat. Jadi, semakin tinggi kecerdasan emosi maka tingkat kecemasan

semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka

semakin tinggi kecemasannya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran

penulis adalah sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat adanya keterbatasan

dalam penelitian ini, antara lain jumlah subjek penelitian hanya 51,

serta pengambilan data yang hanya dilakukan sekali dalam satu

waktu.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI .../Hubunga… · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PADA SISWA SMA G0009031 commit to user i HUBUNGAN ANTARA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan memperhatikan faktor-faktor

lain yang berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang.