Upload
heru-hunter
View
26
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hipertensi
Citation preview
Hubungan antara pengetahuan dengan gaya hidup dewasa (19-60 tahun)
terhadapa resiko hipertensi di puskesmas X Pontianak tahun 2013
A. Latar belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik
lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90
mmHg. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi
primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder
yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung,
dan gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala,
sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama
dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini
yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala( sidabutar dalam agnesia,
2012)
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang tidak menular sehingga
hipertensi dikenal sebagai silent killer, terbukti sering muncul tanpa gejala, berarti
gejala bukan merupakan tanda untuk diagnostik dini. Hipertensi ringan justru
sebagian besar jumlahnya dibandingkan stadium berat, dan harus diwaspadai
karena ternyata sebagian besar menyebabkan kematian dibandingkan kanker.
Meski terapi ringan akan banyak mengurangi risiko komplikasi kardiovaskuler,
termasuk kematian dini. Seseorang yang menderita hipertensi tidak mersakan
tanda dan gejala khusus, hanya tekanan darah yang terus-menerus meningkat
dalam waktu yang lama dan dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat
kematian. Peningkatan kasus hipertensi diperngaruhi berbagai faktor baik yang
dapat dikontrol maupun yang tidak dapat dikontrol. (Armilawaty, 2007).
Menurut, (Martha dalam roza , 2012) Hipertensi merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan negara maju.
Perubahan gaya hidup modern, sepert merokok, minuman alkohol, pola makan
yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas dapat memicu meningkatnya angka
kejadian penyakit hipertensi. Akibat dari perubahan gaya hidup tersebut, selain
hipertensi juga dapat menimbulkan penyakit-penakit lain misalnya pembuluh
darah dan jantung.
Menurut Dewi dalam Roza 2012, hipertensi sangat erat hubungannya
dengan gaya hidup. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau
kebiasaan seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada
kesehatan. Seseorang dikatakan sehat apabila menghindari kebiasaan yang buruk
seperti, meminum alkohol, merokok, dan pola makan yang tidak seimbang,
sedangkan kebiasaan yang baik seperti tidak merokok, tidak meminum alkohol,
mengatur pola makan dan meminum obat secara teratur.
Gaya hidup sangata erat kaitannya dengan pengetahuan, karena kurangnya
pengetahuan mengakibatkan gaya hidup seseornag yang tidak terkontrol sehingga
mengarah ke gaya hidup yang negatif dan pada akhirnya akan berdampak
kekesehatannya. Berdasarkan data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar
972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia menderita hipertensi, dengan
perbandingan 50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat
tiap tahunnya (Ardiansyah dalam Roza , 2012).
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2004,
prevalensi hipertensi di Indonesia sekitar 14% dengan kisaran 13,4-14,6%,
sedangkan pada tahun 2008 meningkat menjadi 16-18% (Kementerian Kesehatan
dalam Roza, 2012).