15
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM SMARTPHONE DENGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh : FITRI VERAWATI FAJRI F 100 130 193 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

  • Upload
    vungoc

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM

SMARTPHONE DENGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :

FITRI VERAWATI FAJRI

F 100 130 193

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh
Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh
Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh
Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

1

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM

SMARTPHONE DENGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA

ABSTRAK

Perkembangan teknologi smartphone yang semakin pesat mempermudah

segala aktivitas manusia dan membuat individu khususnya mahasiswa merasa

cemas bila jauh dari smartphone atau disebut juga nomophobia. Nomophobia

adalah suatu situasi terkait kecemasan yang dikarenakan ponsel, internet, atau

perangkat komputer berada jauh dari jangkauan pemiliknya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan telepon genggam

smartphone dengan nomophobia pada mahasiswa. Sampel penelitian berjumlah

91 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan

teknik penentuan sampel menggunakan accidental sampling. Metode

pengumpulan data menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan alat ukur

skala yaitu skala penggunaan smartphone dan nomophobia. Teknik analisis data

menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson. Berdasarkan

hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,626 dan taraf

signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), artinya ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara penggunaan smartphone dengan nomophobia. Tingkat

penggunaan smartphone dan nomophobia pada subjek termasuk dalam kategori

tinggi. Sumbangan efektif penggunaan smartphone terhadap nomophobia sebesar

39,2%.

Kata kunci: kecemasan, nomophobia, penggunaan smartphone

ABSTRACT

The rapid development of smartphone technology make all human

activities more easier and make the people especially college students feel

anxious if far away from the smartphone or can be called nomophobia.

Nomophobia is an anxiety related situation because cell phones, internet, or

computer devices are far from their owner’s reach. The purpose of the research is

to know the relationship between smartphone using with nomophobia on students.

The samples were 91 collage students Faculty of Psychology Universitas

Muhammadiyah Surakarta with using accidental sampling technique sample. The

method used in this research is quantitative with measuring instruments of the

scale of smartphone using and the scale of nomophobia. Data analysis technique

used in this research is product moment correlation from Carl Pearson. Based on

the result of data analysis, the correlation coefficient value of 0,626 and

significance is 0,000 (p<0,05), there is very significant positive relation between

smartphone using and nomophobia. The level of smartphone using and

nomophobia on the subject included in the high category. Effective contribution

of smartphone using to nomophobia of 39,2%.

Keywords: anxiety, nomophobia, smartphone using

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

2

1. PENDAHULUAN

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi mempermudah

manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain bahkan dengan orang yang

berada di tempat jauh. Salah satu bentuk perkembangan teknologi ini adalah

smartphone. Kemudahan yang diberikan teknologi membuat penggunanya

menjadi ketergantungan. Sebuah organisasi riset di Inggris yang meneliti

pengguna smartphone yang mengalami kecemasan menemukan bahwa hampir

53% pengguna smartphone di Inggris cenderung mengalami cemas ketika

menghadapi jangkauan jaringan yang kurang, kehabisan baterai, dan ketika

kehilangan smartphone mereka (Bivin, Mathew, Thulasi & Philip, 2013).

Untuk mengukur ketakutan tersebut, sebuah studi 2015 mengembangkan

kuesioner nomophobia. Dalam studi ini, peneliti melaporkan bahwa ketika

smartphone anda tertinggal di rumah secara tidak langsung anda akan lebih

mudah merasakan kecemasan, detak jantung dan tekanan darah akan

meningkat saat anda sudah merasa bahwa smartphone adalah bagian

terpenting dari “hidup” anda (Pininta, 2016).

Nomophobia atau biasa dikenal dengan singkatan “No Mobile Phone

Phobia” atau penyakit tidak bisa jauh-jauh dari mobile phone merupakan suatu

penyakit ketergantungan yang dialami seorang individu terhadap mobile

phone, sehingga bisa mendatangkan kekhawatiran yang berlebihan jika mobile

phone nya tidak ada di dekatnya. Dalam kajian Psikologi, Nomophobia

dikategorikan sebagai phobia spesifik yang artinya phobia terhadap hal-hal

yang sifatnya spesifik dalam hal ini dicontohkan adalah mobile phone

(Hardianti, 2016). Menurut Yildirim (2014) nomophobia memiliki empat

aspek yaitu, ketidakmampuan berkomunikasi, kehilangan koneksi,

ketidakmampuan dalam mengakses informasi, dan kenyamanan yang

diberikan oleh smartphone. Faktor penyebab nomophobia (kecemasan jauh

dari handphone) diantaranya: faktor genetis, faktor sosial lingkungan, faktor

perilaku serta faktor kognitif dan emosional (Nevid, 2005).

Smartphone (telepon cerdas) adalah telepon genggam yang

mempunyai kemampuan tingkat tinggi bahkan terkadang mempunyai fungsi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

3

yang menyerupai computer. Smartphone menyediakan fitur yang berada di

atas dan diluar kemampuan sederhana untuk membuat panggilan telepon.

Selama bertahun-tahun, konsep ponsel pintar terus berkembang sebagai

perangkat tangan telah semakin canggih (Rahma, 2015). Menurut Putra (2015)

terdapat 3 aspek penggunaan smartphone adalah frekuensi, durasi dan

aktifitas. Faktor yang mempeengaruhi penggunaan smartphone adalah

keamanan, murah dan praktis, kebutuhan akan akses informasi, menunjang

interaksi sosial, orang tua, manajemen waktu dan koordinasi, menjaga privasi,

pencitraan, dan ketergantungan (Wardhana, 2015).

Berdasarkan survei yang dilakukan Secur Envoy (sebuah perusahaan

yang mengkhususkan diri dalam password digital) melakukan survei terhadap

1.000 orang di Inggris, menyimpulkan bahwa mahasiswa masa kini

mengalami nomophobia, yaitu perasaan cemas dan takut jika mereka tidak

bersama dengan ponselnya, panik ketika baterai ponsel habis, menyalakan

ponselnya sepanjang hari, selalu mengecek ponselnya secara terus-menerus

dan membawa ponselnya kemana saja termasuk ketika ke kamar mandi. Hasil

survei ini menunjukkan bahwa 66% responden mengaku tidak bisa hidup

tanpa ponselnya. Persentase ini semakin meningkat pada responden berusia 18

sampai 24 tahun, dimana responden di kelompok usia ini yang mengalami

nomophobia adalah sebanyak 77% (Ngafifi, 2014). Hal ini juga sesuai dengan

pernyataan Emelin, Alexander & Rasskazova (2013) bahwa psikologis remaja

merupakan slaah satu faktor utama remaja beresiko lebih tinggi untuk

mengalami kecanduan smartphone dibandingkan kelompok usia yang lebih

tua.

Penelitian yang dilakukan oleh Pavithra, Madhukumar & Mahadeva

(2015) dengan subjek penelitian dari 200 siswa yang terdiri dari 47,5%

perempuan dan 52,5% laki-laki. Sekitar 23% siswa merasa mereka kehilangan

konsentrasi dan menjadi stres ketika mereka jauh dari ponsel, 79 (39,5%)

siswa mengidap Nomophobic di penelitian ini dan 27% berada pada risiko

mengembangkan nomophobia. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mittal,

Rajasekar & Krishnagopal (2016). Mahasiswa gelisah ketika mereka tidak

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

4

dapat menghubungi orang yang diinginkan dan ketika mereka lupa membawa

ponsel (kegelisahan diamati secara signifikan di kalangan pengguna yang

sering menggunakan ponsel). 54% mahasiswa marah, karena masalah

software (29,3%), tidak tersedianya jaringan (23,4%), pesan menjengkelkan

dan panggilan (22,8%) dan 25% mahasiswa menerima panggilan saat

mengemudi.

Penggunaan smartphone yang berlebihan ini merupakan faktor

penyebab meningkatnya depresi, gangguan kecemasan, defisit perhatian,

gangguan bipolar, autisme, dan berbagai gangguan perilaku yang terjadi pada

anak (Kartika, 2014). Pengguna smartphone di Indonesia sebanyak 20%

masuk dalam kategori rakus data dimana konsumsi data mencapai 249 MB per

hari yang dilakukan oleh golongan ini. Dengan waktu utama di malam hari

(19.00-22.00), golongan ini rata-rata menghabiskan waktu untuk

menggunakan smartphone-nya sebanyak 126 menit per hari (Bohag, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 5 mahasiswa diperoleh data

bahwa 3 dari 5 orang mengaku jika smartphonenya selalu terkoneksi dengan

layanan data internet dan memiliki minimal 3 akun media sosial yang selalu

aktif setiap harinya sehingga mereka mengalami cemas ketika tidak

memgakses smartphonenya bahkan 3 diantaranya mengaku akan bergegas

mengisi daya baterai apabila smartphonenya lowbatt. Ketika ke kamar mandi

2 diantaranya membawa smartphone untuk mengisi kesepian dan untuk

browsing. Sebelum tidur dan bangun tidur 4 mahasiswa akan terlebih dahulu

mengecek smartphonenya seperti sosial media, bermain game, mendengarkan

musik atau hanya sekedar mengecek pesan masuk. Mereka juga mengaku

menggunakan smartphone sebanyak puluhan kali dalam sehari karena selalu

melihat informasi terbaru dari smartphonenya dan selalu membuka

smartphone ketika sedang waktu luang.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tersebut maka muncul

rumusan masalah dalam penelitian :”Apakah ada hubungan antara penggunaan

telepon genggam smartphone dengan nomophobia pada mahasiswa?”. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

5

telepon genggam smartphone dengan nomophobia pada mahasiswa,

mengetahui tingkat penggunaan smartphone pada mahasiswa, mengetahui

tingkat nomophobia pada mahasiswa dan mengetahui sumbangan efektif

penggunaan smartphone dengan nomophobia pada mahasiswa. Manfaat dari

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan

penting bagi masyarakat umum terutama mahasiswa agar dapat mengurangi

penggunaan smartphone sehingga tidak mengalami nomophobia serta

diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang Psikologi

tentang hubungan antara penggunaan telepon genggam smartphone dengan

nomophobia pada mahasiswa.

2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif.

Variabel bebas dalam penelitian adalah penggunaan smartphone dan variabel

tergantung adalah nomophobia. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa

fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta berjumlah 1047

mahasiswa. Sedangkan sampel yang di ambil dalam penelitian berjumlah 91

orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling. Alat

ukur skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala penggunaan

smartphone dan skala nomophobia. Rentang hasil validitas Penggunaan

Smartphone bergerak dari angka 0,67 sampai 0,83 dan rentang hasil validitas

nomophobia bergerak dari angka 0,67 sampai 0,83. Koefisien Alpha ( )

variabel penggunaan smartphone sebesar 0,690 dan koefisien Alpha ( )

variabel nmophobia sebesar 0,886. Teknik analisis data dalam penelitian

menggunakan teknik korelasi product moment.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian diperoleh korelasi 0,626 dengan taraf signifikansi

sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara penggunaan smartphone dengan nomophobia. Mahasiswa

yang memiliki penggunaan smartphone tinggi mempunyai nomophobia yang

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

6

tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki penggunaan

smartphone rendah. Hal ini karena smartphone telah memiliki posisi penting

dalam kehidupan penggunanya, dengan kemampuannya yang banyak,

smartphone memfasilitasi kemudahan berkomunikasi, membantu seseorang

tetap terhubung dimana saja, kapan saja, dan memberikan seseorang

kemudahan dalam mengakses informasi. Dengan demikian, seseorang telah

menjadi bergantung pada ponsel lebih dari sebelumnya, yang pada

akhirnya akan memperburuk kecemasan yang disebabkan oleh smartphone

(Yildirim, 2014). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Bivin dkk (2013)

bahwa smartphone menjadi salah satu masalah perilaku kecanduan

terbesar akan ketergantungan terhadap smartphone atau yang dikenal

dengan nomophobia. Semakin sering smartphone mendampingi penggunanya

dalam kehidupan sehari-hari maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan

yang dialami ketika mereka tidak memiliki akses terhadap smartphonenya.

Kecemasan itu timbul karena mereka tidak bisa melakukan panggilan,

mengirim pesan, browsing, atau melakukan kontak apapun dengan orang

lain (keluarga dan teman) lewat ponselnya bila tidak ada sinyal.

Penggunaan smartphone merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat nomophobia. Penggunaan smartphone tanpa kontrol

akan mendatangkan permasalahan sosial di lingkungan sekitarnya. Hal

tersebut akan membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sosialnya,

memicu timbulnya perasaan cemas dan kehilangan jika berjauhan dengan

smartphone (Choliz, 2012). Menurut King dkk (2013) mengemukakan bahwa

penderita dengan gangguan kecemasan mengeluh gugup, cemas, berkeringat

dan gemetar terhadap sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan untuk

memiliki perangkat tertentu dalam genggamannya seperti smartphone. Dalam

situasi tertentu, smartphone dirasa dapat membuat mereka lebih aman dan

nyaman karena dapat mengurangi kegugupan.

Tingkat penggunaan smartphone subjek dalam penelitian tergolong

tinggi dilihat dari Rerata Empirik (RE) sebesar 37,25 dan Rerata Hipotetik

(RH) sebesar 30. Berdasarkan hasil kategorisasi penggunaan smartphone

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

7

diketahui 45 mahasiswa (49,45%) dari 91 mahasiswa paling banyak

menunjukan tingkat penggunaan smartphone tinggi. Pengaruh penggunaan

smartphone yang tinggi disebabkan karena mahasiswa memenuhi aspek-aspek

penggunaan smartphone. Hal ini dibuktikan sesuai dengan pendapat bahwa

penggunaan smartphone dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu aktifitas,

frekuensi, dan durasi (Putra, 2015). Smartphone bagi sebagian mahasiswa

termasuk salah satu benda yang dituankan karena berteknologi canggih yang

menjadi kebutuhan pertama (primer). Dengan canggihnya fitur-fitur yang

tersedia pada smartphone seperti : akses internet, browsing, email, massenger

dan video call tentunya akan membantu kegiatan mahasiswa (Yildirim,2014).

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Park, Kim, Shon & Shim (2013)

bahwa kepopuleran smartphone di kalangan mahasiswa disebabkan oleh

fitur dan fungsi yang mereka tawarkan. Smartphone membuat semua

kegiatan sehari-hari terpadu untuk dilakukan karena seluruh kegiatan dapat

dilakukan dalam satu perangkat, seperti: melakukan panggilan, mengirim

pesan singkat, mengecek dan mengirim email, mengatur jadwal, selancar

di dunia maya, belanja, jejaring sosial, mencari informasi di internet,

permainan, hiburan dan yang lainnya.

Tingkat nomophobia subjek dalam penelitian tergolong tinggi dilihat

dari Rerata Empirik (RE) sebesar 74,14 dan Rerata Hipotetik (RH) sebesar 65.

Berdasarkan hasil kategorisasi penggunaan smartphone diketahui 43

mahasiswa (47,25%) dari 91 mahasiswa paling banyak menunjukan tingkat

penggunaan smartphone tinggi . Hal ini dibuktikan sesuai dengan pendapat

bahwa nomophobia dapat dilihat melalui empat aspek, yaitu ketidakmampuan

berkomunikasi, kehilangan koneksi, ketidakmampuan dalam mengakses

informasi, dan kenyamanan yang diberikan oleh smartphone.(Yildirim, 2014).

Kemunculan sosial media seperti facebook, Path, Twitter, Instagram, Line

dan media sosial lainnya menjadi salah satu faktor banyak orang

menggunakan smartphone. Efek dari Nomophobia saat ini bisa dilihat dari

semakin banyaknya orang menghabiskan waktu menatap layar ponsel

dibandingkan lawan bicaranya. Hal ini juga sesuai dengan penelitian tentang

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

8

Hubungan Smartphone Addiction dengan Kecenderungan Nomophobia pada

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang menunjukkan

bahwa sebanyak 76,4% responden tidak mengalami ketergantungann pada

smartphone dan 44,9% mengalami nomophobia pada tingkat sedang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara smartphone

addiction dengan kecenderungan nomophobia pada mahasiswa (Rossa, 2017).

Sumbangan efektif penggunaan smartphone dengan nomophobia

sebesar 39,2%. Maka masih terdapat 60,8% dipengaruhi faktor lain selain

faktor penggunaan smartphone yang mempengaruhi nomophobia. Faktor yang

mempengaruhi nomophobia selain penggunaan smartphone misalnya kontrol

diri. Kontrol diri yang baik akan menjauhkan seseorang dari kecanduan pada

smartphone, dan tentunya individu akan terhindar dari masalah kecemasan

bila berada jauh dari smartphone atau nomophobia (Asih, 2017). Kontrol diri

yang baik akan membuat individu mengatur penggunaan smartphonenya agar

sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan hubungan yang sangat

signifikan antara penggunaan telepon genggam smartphone dengan

nomophobia sehingga penggunaan smartphone memiliki pengaruh terhadap

nomophobia pada mahasiswa. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa hasil hipotesis yang diajukan dalam penelitian di terima.

4. PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) ada hubungan antara

penggunaan smartphone dengan nomophobia pada mahasiswa, 2) tingkat

penggunaan smartphone pada mahasiswa tergolong tinggi, 3) tingkat

nomophobia pada mahasiswa tergolong tinggi, 4) Sumbangan efektif

penggunaan smartphone terhadap nomophobia sebesar 39,2%, masih terdapat

60,8% di pengaruhi faktor lain selain faktor penggunaan smartphone seperti

misalnya kontrol diri dan kesepian.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

9

Saran yang diberikan peneliti kepada mahasiswa agar dalam

menggunakan smartphone harus lebih bijak dalam mengatur waktusehingga

tidak mengalami nomophobia dan gunakan smartphone untuk hal-hal positif

seperti mencari data atau materi mengenai perkuliahaan ataupun pengetahuan

lain. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat

meneliti faktor-faktor dari dari variabel nomophobia yang tidak diungkap

dalam penelitian ini antara lain kontrol diri dan kesepian.

DAFTAR PUSTAKA

Asih, A,T. (2017). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Kecemasan Jauh Dari

Smartphone (Nomophobia) pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang.

(Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Semarang

Bivin, J.B., Mathew, P.,Thulasi, P.C & Philip, J. (2013). Nomophobia – Do We

Really Need To Worry About?. Reviews of Progress Vol -1 , ISSUE –1, 1-5

Bohag, F.K. (2015, Desember 5). Terungkap, 5 Golongan Pengguna Smartphone

Indonesia. Kompas.com. Diunduh dari

http://tekno.kompas.com/read/2015/12/05/10180097/Terungkap.5.Golongan.

Pengguna.Smartphone.Indonesia

Choliz. (2012). Mobile-phone addiction in adolescence: The Test of Mobile

Phone Dependence (TMD). Progress in Health Sciences Vol. 2(1)

Emelin, V., Alexander, T & Rasskazova, E. (2013). Excessive Use of Internet,

Mobile Phones and Computers; the Role of Technology- related Changes in

Needs and Psychological Boundaries. Procedia- Social and Behavioral

Sciences 86. 530-535

Hardianti, F. (2016). Komunikasi Interpersonal Penderita Nomophobia dalam

Menjalin Hubungan Persahabatan (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi

di Universitas Riau). JOM FISIP Vol.3 No.2: 1–14

Kartika, U. (2014, Mei 12). 10 Alasan Anak Perlu Lepas dari Gadget.

Kompas.com. Diunduh dari

http://health.kompas.com/read/2014/05/12/1640161/10.Alasan.Anak.Perlu.Le

pas.dari.Gadget

King, A, L., Valenca, A. M., Silva, A. C., Baczynski, T., Carvalho, M. R., &

Nardi, A. E. (2013). Nomophobia: dependency on virtual environments or

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

10

social phobia ? Computers in Human Behavior, 29, 140-144.

Doi:10.1016/j.chb.2012.07.025

Mittal,A., Rajasekar, V,D & Krishnagopal, L. (2015) . Cell Phone Dependence

Among Medical Students and Its Implications- A Cross Sectional Study. Int J

Cur Res Rev, Vol 7, Issue 8, 7-13

Nevid, J,F. (2015). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga

Ngafifi, Muhammad. (2014). Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia

dalam Perspektif Sosial Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi

dan Aplikasi Volume 2, Nomor : 33-47

Park, N., Kim, Y. C., Shon, H. Y., & Shim, H. (2013). Factors influencing

smartphone use and dependency in South Korea. Computers in Human

Behavior, 29(4), 1763-1770.

Pavithra, MB., Madhukumar, S & TS, Mahadeva M. (2015). A Study on

Nomophobia – Mobile Phone Dependence, Among Students of a Medical

College in Bangalore. National Journal of Community Medicine, Volume 6,

Issue 2, 340-344

Pininta. (2016, Juni 20). 4 Tanda Ponsel Mulai Mengganggu Kinerja Syaraf.

Kompas.com. Diunduh dari

http://health.kompas.com/read/2016/06/20/183500023/4.Tanda.Ponsel.Mulai.

Mengganggu.Kinerja.Syaraf

Putra, M,D., (2015). Hubungan antara Penggunaan Smartphone dengan

Ketergantungan Berinteraksi di Dunia Maya (Studi Pada Mahasiswa

Pengguna Smartphone Jurusan Sosiologi Angkatan Tahun 2011-2014 FISIP

Universitas Lampung) (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas FISIP

Universitas Lampung, Lampung

Rahma, A. (2015). Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Aktifitas

Kehidupan Siswa (Studi Kasus MAN 1 Rengat Barat). Jom Fisip Vol. 2 No.

2

Rossa, E. (2016). Hubungan Smartphone Addiction dengan Kecenderungan

Nomophobia pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah

Kuala. (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Keperawatan Universitas

Syiah Kuala. Banda Aceh

Wardhana, H. (2015, Juni 24), Beragam Alasan Menggunakan Ponsel Dari

Keamanan Hingga Pencitraan, Kompasiana, Diunduh dari

http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/beragam-alasan-

menggunakan-ponsel-dari-keamanan-hingga-

pencitraan_552853b5f17e61913a8b45f9

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAMeprints.ums.ac.id/56457/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menggunakan teknik korelasi product moment. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh

11

Yildirim, Caglar, "Exploring the Dimensions of Nomophobia: Developing and

Validating a Questionnaire Using Mixed Methodsresearch" (2014). Graduate

Theses and Dissertations. Paper 14005