58
HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DI PUSKESMAS PACET TAHUN 2018 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung WIDYA SAGITA VITALOKA NIM: CK.1.15.039 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Program Studi D III Kebidanan Bandung 2018

HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA

KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA

IBU BERSALIN DI PUSKESMAS PACET TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

WIDYA SAGITA VITALOKA

NIM: CK.1.15.039

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana

Program Studi D III Kebidanan

Bandung

2018

Page 2: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …
Page 3: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …
Page 4: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …
Page 5: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

ABSTRAK

Salah satu faktor penting dalam kesehatan yaitu pencegahan anemia pada ibu

hamil. Menurut WHO (Word Health Organization) tahun 2015 prevalensi anemia

di Indonesia sebesar 23%. Salah satu faktor langsung kejadian anemia kehamilan

yaitu konsumsi tablet Fe. Data kejadian anemia pada ibu hamil tahun 2017 di

Puskesmas Pacet sebesar 6.8%, dan data konsumsi tablet Fe masih dibawah target

90% yaitu sebesar 64%. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan

Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe Selama Kehamilan Terhadap Kejadian Anemia

Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Pacet Tahun 2018.

Desain penelitian menggunakan studi analitik korelasional dengan pendekatan

cross sectional. Populasi yaitu ibu bersalin sebanyak 211 orang. Sampel sebanyak

67 orang. Teknik sampel dengan simple random sampling. Analisa data yang

digunakan adalah analisis univariate dan analisis bivariate dengan menggunakan

uji chi square.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 56.7% ibu mengkonsumsi Tablet Fe

dengan sesuai, 17.9% ibu mengalami anemia kehamilan. Hasil uji chi square

diperoleh bahwa P value (0.014) < α (0,05) yang berarti ada hubungan antara

kesesuaian konsumsi tablet Fe terhadap kejadian anemia kehamilan.

Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan antara kesesuaian konsumsi tablet Fe

terhadap kejadian anemia kehamilan. Diharapkan agar petugas kesehatan

khususnya bidan lebih mengefektifkan komunikasi interpersonal melalui

konseling kesehatan kepada ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan

khususnya tentang mengkonsumsi tablet Fe dengan sesuai.

Kata Kunci : Kesesuaian Tablet Fe, Anemia

Kepustakaan : 27 buku (2010-2017)

Page 6: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur, penulis panjatkan

kekehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Karunia-

Nya, serta menganugrahkan kekuatan dan kesehatan lahir dan batin kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul:

“Hubungan Kesesuaian Konsumi Tablet Fe Selama Kehamilan Terhadap

Kejadian Anemia Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Pacet Tahun 2018”

Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Mulyana, S.H.,M.Pd., M.H.Kes selaku ketua Yayasan Adhiguna STIKes

Bhakti Kencana Bandung.

2. R. Siti Jundiah S.Kp., M.Kep, selaku ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.

3. Ibu Dewi Nurlaelasari., M.Keb, selaku ketua program studi D-3 Kebidanan

sekaligus pembimbing dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir yang telah

memberikan bimbingan dan nasehatnya.

4. Responden yang telah berkerja sama dan bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

5. Kedua orang tua serta keluarga semua yang tidak pernah lelah dalam

mendampingi dan memberikan motivasi pada penulis dengan penuh antusias

dan semangat.

Page 7: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

ii

6. Fransiska Rotua N.G dan Rita Artiyana yang telah berkenan dalam membantu

dan memperlancar kegiatan penyusunan Penelitian.

7. Teman-teman seangkatan yang selalu memberi semangat dalam penyusunan

penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak mungkin penyusun sebutkan satu-persatu, terima kasih

sebanyak-banyaknya atas bantuan moril maupun materilnya.

Dalam penyusunan Proposal Penelitian, penulis menyadari masih terdapat

banyak kekurangan, baik dalam segi penulisan maupun materi. Selanjutnya,

Proposal Penelitian ini dapat dikatakan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

kaarena itu, penulis mengharapkan pembaca berkenan memberikan saran dan

kritik yang bersifat membangun, yang dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran, sehingga dapat mendukung penyempurnaan penyusunan Proposal

Penelitian pada masa yang akan datang. Semoga Proposal Penelitian ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, April 2018

Penulis

Page 8: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... v

DAFTAR TABEL...................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8

2.1 Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe ........................................................... 8

2.2 Tingkat Kecukupan Zat Besi ................................................................. 11

2.3 Kehamilan ............................................................................................. 24

2.4 Anemia Pada Kehamilan ....................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 47

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 47

Page 9: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

iv

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 47

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 48

3.3.1 Populasi Penelitian ....................................................................... 48

3.3.2 Sampel Penelitian ......................................................................... 48

3.3.3 Kriteria Sampel.............................................................................. 49

3.3.4 Teknik pengambilan sempel .......................................................... 50

3.4 Teknik Pengambilan Data .................................................................... 50

3.5 Kerangka Penelitian .............................................................................. 50

3.6 Definisi Operasional ............................................................................. 54

3.7 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 55

3.8 Rancangan Pengolahan dan Analisa Data ............................................. 55

3.9 Prosedur Penelitian................................................................................ 58

3.10 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 59

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 59

4.1.1 Analisis univariat ...................................................................... 59

4.1.2 Analisis Bivariat ....................................................................... 60

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 68

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 68

5.2 Saran ...................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

v

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Hubungan Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe Selama

Kehamilan Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Bersalin Di

Puskesmas Pacet Tahun 2018 ................................................. 53

Page 11: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Konsumsi Tablet

Fe Selama Kehamilan Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas

Pacet Tahun 2018 ........................................................................ 59

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Selama Kehamilan

Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Pacet Tahun 2018 ................... 60

Tabel 4.3 Hubungan Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe Terhadap

Kejadian Anemia Selama Kehamila Pada Ibu

Bersalin Di Puskesmas Pacet Tahun 2018 .................................. 60

Page 12: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Pernyataan kesediaan menjadi responden

Lampiran II : Lembar Kuesioner

Lampiran III : Hasil Penelitian

Lmpiran IV : Data Responden

Lampiran V : Lembar Persyaratan Sidang

Lampiran VI : Lembar konsul

Lampiran VII : Lembar matrik

Lampiran VII : Surat kampus STIKes ( permohonan data dan penelitian)

Lampiran VIII : Surat balasan dari Kesbang

Lampiran IX : Riwayat hidup

Page 13: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan yaitu

meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

meningkatkan umur harapan hidup. Indikator kesehatan suatu Negara ditentukan

dengan perbandingan tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB). Indonesia di lingkungan ASEAN merupakan Negara

dengan angka tertinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan

kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih

bermutu (Kemenkes,2014).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012

menyebutkan bahwa AKI tercatat mengalami kenaikan yang signifikan yaitu

sebesar 359 per 1.00.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan survey pada tahun

2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target penurunan AKI secara global

menurut SDGs adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup

(Kemenkes,2015).

Salah satu faktor penting dalam kesehatan yaitu pencegahan anemia pada

ibu hamil. Menurut WHO (Word Health Organization) tahun 2015 prevalensi

anemia di Indonesia sebesar 23%, berdasarkan RISKESDAS (Riset Kesehatan

Dasar) 2013 frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia mencapai 37,1%,

yaitu dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proposi yang hampir

Page 14: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

2

sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Infodatin gizi

(2015) menyebutkan diperkirakan 41.8% ibu hamil di seluruh dunia menyebabkan

anemia (Kemenkes,2015).

Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya

sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia (Manuaba,2012). Anemia

hamil disebut ”Potensial danger of mother and child” (potensial membahayakan

ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua

pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan. Menurut WHO

(Word Health Organization) 41% kematian para ibu di negara yang sedang

berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Berbagai penyakit dapat

timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersia

uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum

maupun post partum. (Varney,2010)

Faktor penyebab anemia kehamilan dapat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu

faktor dasar (sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan, budaya), faktor tidak

langsung (ANC, paritas, umur, dan dukungan suami), dan faktor langsung (pola

konsumsi tablet Fe, penyakit infeksi seperti TBC, Perdarahan). Menurut WHO

40% kematian ibu berkaitan dengan anemia pada kehamilan disebabkan oleh

definiensi besi. Wanita hamil yang menderita anemia defisiensi besi didapatkan

terjadinya kematian janin (12-28%), kematian perinatal (30%), dan kematian

neonatal (7-10%). Zat besi pada kehamilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang janin. Simpanan besi yang tidak mencukupi sebelum kehamilan

Page 15: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

3

akibat asupan besi yang tidak adekuat dapat mengakibatkan terjadinya anemia

defisiensi besi dalam kehamilan Mengingat besarnya dampak buruk anemia

defisiensi besi pada wanita hamil dan janin, maka diperlukan perhatian cukup

terhadap masalah ini (WHO,2012).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 88 tahun 2014

menjelaskan program suplementasi tablet Fe untuk mengatasi kekurangan

konsumsi zat besi, yaitu pemerintah membuat program suplemen tambahan darah

kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Kemenkes,2015).

Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat, zat besi meningkat 2 kali lipat

dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah

meningkat 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk

hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga

memerlukan banyak zat besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi

biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang, tetapi dalam

keadaan hamil, suplai zat besi dari makan saja belum cukup sehingga dibutuhkan

suplemen berupa zat besi (Depkes,2014).

Suplemen tablet besi merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam

mengatasi anemia. Di Indonesia suplementasi zat besi sudah lama diberikan

secara rutin pada ibu hamil di tiap-tiap Puskesmas atau Posyandu, menggunakan

tablet yang mengandung 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1gr% per

bulan (Depkes,2014). Salah satu cara mengurangi angka anemia pada kehamilan

yaitu dengan patuh mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan. Kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi yaitu ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas

Page 16: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

4

kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi. Kesesuaian mengkonsumsi tablet

besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara

mengkonsumsi tablet besi, frekuensi tablet per hari. Suplementasi besi atau

pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan

menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan zat besi. Suplemen besi

merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat

yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat, sedangkan

ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang

lebih besar untuk terkena anemia (Afnita,2011).

Berdasarkan data dari Dinas Kabupaten Bandung pemberian tablet Fe

selama kehamilan masih di anggap belum sesuai dengan target 90% pemberian

tablet Fe kehamilan, hal ini dikarenakan data tahun 2017 dari 62 puskesmas yang

ada di Kabupaten Bandung prevalensi pemberian tablet Fe sekitar 69%, masih

dibawah target 90% pemberian Fe selama kehamilan, hal ini diperkuat oleh masih

banyaknya ibu hamil yang mengalami anemia selama kehamilannya akibat

kurangnya konsumsi tablet Fe. Angka kejadian anemia tahun 2017 terdapat 3

puskesmas yang dinilai memiliki angka tertinggi kejadian anemia yaitu di

Puskesmas Pacet 6.8% (19 ibu hamil dengan Hb < 11gr% dan 103 dengan Hb

<8gr%), Puskesmas Rancaekek 6.3% (17 ibu hamil dengan Hb < 11gr% dan 98

dengan Hb <8gr%), dan Puskesmas Panca 6% (11 ibu hamil dengan Hb < 11gr%

dan 94 dengan Hb <8gr%) (Dinkes Kab, Bandung,2017).

Puskesmas Pacet merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten

Bandung menaungi sebanyak 6 desa, yaitu Desa Maruyung, Desa Cikitu, Desa

Page 17: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

5

Mekarjaya, Desa Pangauban, Desa Cinangela, dan Desa Girimulya. Berdasarkan

data dari Puskesmas Pacet prevalensi pemberian tablet Fe kehamilan tahun 2016

sebesar 64%, dan tahun 2017 sebesar 70%, dibandingkan dengan Puskesmas

Rancaekek (74%), dan Puskesmas Panca (76%) pada tahun 2017 angka pemberian

tablet Fe di Puskesmas Pacet masih jauh dibawah target penyapaian 90%. Hasil

studi pendahuluan kepada 5 orang ibu hamil pada trimester III, 3 orang

diantaranya menyatakan kurang sesuai dalam mengkonsumsi tablet Fe selama

kehamilannya, alasannya ibu terkadang lupa untuk meminum tablet Fe, selain itu

terkadang ibu merasa mual setelah meminum tablet Fe, dan 2 orang ibu hamil

menyatakan sesuai dalam mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran bidan diminum

setiap 1 kali sehari diwaktu malam hari.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe Selama

Kehamilan Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Pacet

Tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe

Selama Kehamilan Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas

Pacet Tahun 2018?”.

Page 18: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Kesesuaian Konsumsi Tablet Fe Selama

Kehamilan Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas

Pacet Tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kesesuaian konsumsi tablet Fe selama kehamilan pada ibu

bersalin di Puskesmas Pacet tahun 2018.

2. Mengetahui kesesuaian konsumsi tablet Fe pada ibu bersalin semala

kehamilan di Puskesmas Pacet tahun 2018.

3. Mengetahui hubungan kesesuaian konsumsi tablet Fe selama

kehamilan terhadap kejadian anemia pada ibu bersalin di Puskesmas

Pacet tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai hubungan

kesesuaian konsumsi tablet Fe pada ibu hamil terhadap kejadian

anemia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

dalam meningkatkan pelayanan antenatal di Puskesmas Pacet.

Page 19: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

7

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa

dan pihak-pihak yang berkepentingan melakukan penelitian lebih

lanjut. Sehingga penelitian yang akan datang lebih baik lagi dan

melengkapi bacaan / kepustakaan.

3. Bagi Peneliti

Sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan serta sebagai

pembelajaran bagi peneliti dalam melakukan penelitian secara

sistematis dan ilmiah.

Page 20: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesesuaian Konsumsi Tablet Besi

2.1.1. Definisi

Kesesuaian atau kepatuhan mengkonsumsi tablet besi didefinisikan

perilaku ibu hamil yang mentaati semua petunjuk yang dianjurkan oleh petugas

kesehatan dalam mengkonsumsi tablet besi. Kepatuhan konsumsi tablet besi

diperoleh melalui perhitungan tablet yang tersisa. Ibu hamil dikategorikan patuh

apabila angka kepatuhannya mencapai 90%. Sebaliknya ibu hamil dikatakan tidak

patuh apabila angka kepatuhannya <90% (Rahmawati, 2012).

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Kesadaran merupakan faktor pendukung bagi ibu hamil untuk patuh

mengkonsumsi tablet besi secara baik (Indreswari,2010). Menurut Rahmawati dan

Subagio (2012), ada beberapa faktor yang mempunyai andil cukup besar dalam

mempengaruhi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, diantaranya adalah

pengetahuan, motivasi, sikap, pelayanan kesehatan, dan peran serta keluarga.

Selain itu efek samping juga berpengaruh besar terhadap kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet besi. Efek samping dari tablet besi antara lain

mengakibatkan nyeri lambungKonsumsi tablet besi sangat dipengaruhi kesadaran

dan kepatuhan ibu hamil., mual, muntah, konstipasi, dan diare (Indreswari dkk,

2010).

Page 21: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

9

Kepatuhan yang tinggi dalam mengkonsumsi tablet besi juga karena

motivasi untuk pencapaian kesehatan yang lebih baik setelah mengkonsumsi

tablet besi (Budiarni dan Subagio, 2012).

Menurut Notoatmodjo, 2010, beberapa teori lain yang telah dicoba untuk

mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet

besi, antara lain adalah perilaku ibu hamil, khususnya perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan, antara lain :

2.1.2.1. Teori Lawrence Green (1980)

Green dalam Notoatmodjo, mencoba menganalisis perilaku manusia

berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2

faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku

(non behavior causes).

Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :

1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan

sebagainya.

3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.

Page 22: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

10

2.1.2.2. Teori Snehandu B. Kar (1983)

Karena mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa

perilaku merupakan fungsi dari :

1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya (behavior itention).

2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

3. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (accesebility of information).

4. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil

tindakan atau keputusan (personal autonomy).

5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

2.1.2.3. Teori WHO (1984)

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku

tertentu adalah :

1. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang

terhadap objek (objek kesehatan).

1) Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain.

2) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.

Page 23: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

11

3) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang

paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi

orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan

kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung

pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada

pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu

tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

2. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,

maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

3. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga

dan sebagainya.

4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber- sumber

didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of

life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk

dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat

sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2011).

2.2. Tingkat Kecukupan Zat Besi

2.2.1. Fungsi Zat Besi

Menurut Almatsier, 2011, besi mempunyai beberapa fungsi esensial di

dalam tubuh antara lain:

Page 24: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

12

1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh.

2. Sebagai alat angkut elektron di dalam sel.

3. Sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.

2.2.2. Komposisi Zat Besi di Dalam Tubuh

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh

manusia dan hewan, yaitu 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Meskipun zat

besi ini terdapat luas dalam makanan, banyak penduduk dunia mengalami

kekurangan besi. Kekurangan besi berpengaruh terhadap produktivitas kerja,

penampilan kognitif, dan sistem kekebalan (Iswanto dkk., 2012).

2.2.3. Sumber Zat Besi

Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat

dalam hemoglobin dan mioglobin makanan hewani, dan besi-nonhem dalam

makanan nabati. Besi-hem hanya merupakan bagian kecil dari besi yang diperoleh

dari makanan (kurang lebih 5% dari besi total makanan), namun yang dapat

diabsorpsi dapat mencapai 25%, sedangkan nonhem hanya 5% (Almatsier, 2011).

Sumber besi yang baik adalah makanan hewani seperti daging, ayam, ikan,

telur. Sedangkan sumber besi yang berasal dari sayuran adalah serealia tumbuk,

kacang-kacangan , sayuran hijau dan buah. Disamping jumlah besi, perlu

diperhatikan juga ketersediaan biologik (bioavailability). Besi bersumber daging,

ayam, ikan mempunyai bioavailability yang tinggi (Arisman, 2010).

Page 25: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

13

2.2.4. Penyerapan Zat Besi

Menurut Almatsier, tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi.

Sebelum diabsorpsi, didalam lambung besi dibebaskan dari ikatan organik seperti

protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal

ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin

C yang terdapat dalam makanan.

Absorpsi terutama terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan

bantuan alat angkut protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein yang

membantu penyerapan besi, yaitu transferin dan feritin. Transferin protein yang

disintesis di dalam hati terdapat dalam dua bentuk. Transferin mukosa

mengangkut besi dari saluran cerna ke dalam sel mukosa dan memindahkan ke

transferin reseptor yang ada di dalam sel mukosa. Transferin mukosa kemudian

kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi lain, sedangkan reseptor

mengangkut besi melalui darah ke semua jaringan tubuh. Duo ion feri diikatkan

pada transferin untuk dibawa ke jaringan-jaringan tubuh. Banyaknya reseptor

transferin yang terdapat pada membrane sel bergantung pada kebutuhan tiap sel.

Kekurangan besi pertama dapat dilihat pada tingkat kejenuhan transferin

(Almatsier, 2011).

Menurut Almatsier, agar dapat diabsorpsi besi nonhem di dalam usus

halus harus berada dalam bentuk terlarut. Besi nonhem diionisasi oleh asam

lambung, direduksi menjadi bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut

seperti asam askorbat, gula dan asam amino yang mengandung sulfur. Pada

Susana pH 7 di dalan duodenum sebagian besar besi dalam bentuk feri akan

Page 26: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

14

mengendap, kecuali dalam keadaan terlarut. Besi fero lebih mudah larut pada pH

7, oleh karena itu mudah diabsorpsi. Taraf absorpsi besi diatur oleh mukosa

saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh.

Penyebaran besi dari sel mukosa ke sel-sel tubuh berlangsung lebih lambat

daripada penerimaannya dari saluran cerna., bergantung pada simpanan besi

dalam tubuh dan kandungan besi dalam makanan. Sebagian besar transferin darah

membawa besi ke sumsum tulang dan bagian tubuh lain. Di dalam sumsum tulang

besi digunakan untuk membuat hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah

merah. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Kelebihan besi

yang dapat mencapai 200-1500 mg disimpan sebagai protein feritin dan

hemosiderin di dalam hati (30%), sumsum tulang belakang (30%), dan selebihnya

di dalam limpa dan otot. Dari simpanan besi tersebut hingga 50 mg sehari dapat

dimobilisasi untuk keperluan tubuh seperti pembentukan hemoglobin. Feritin

yang bersirkulasi didalam darah mencerminkan simpanan besi di dalam tubuh

(Almatsier, 2011).

Menggunakan suplemen besi dosis tinggi untuk jangka waktu panjang atau

sering mendapat transfusi darah dapat menimbulkan penumpukan besi secara

berlebihan di dalam hati. Simpanan besi terutama dalam bentuk hemosiderin yang

tidak larut air dapat menimbulkan hemosiderosis (Briawan, 2013).

2.2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi

Menurut Almatsier, dalam keadaan defisiensi besi, absorpsi dapat

mencapai 50%. Beberapa faktor yang mempengaruhi absorpsi besi, yaitu :

Page 27: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

15

1. Bentuk besi

Besi hem dapat diserap 2 kali lipat daripada besi nonhem.

2. Asam organik

Asam organik seperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi non

hem dengan merubah bentuk feri menjadi bentuk fero.

3. Asam fitat

Asam fitat dan factor lain didalam serat serealia dan asam oksalat

didalam sayuran dapat menghambat penyerapan besi.

4. Tanin

Tanin merupakan polifenol dan terdapat didalam teh, kopi dan beberapa

jenis sayuran dan buah juga menghambat absorpsi besi dengan cara

mengikatnya.

5. Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.

6. Faktor intrinsik

Faktor intrinsik di dalam lambung membantu penyerapan besi diduga

karena hem mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B12.

7. Kebutuhan tubuh

Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.

Bila tubuh kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada masa

pertumbuhan, absorpsi besi non-hem dapat meningkat sampai sepuluh

kali, sedangkan besi-hem dua kali (Almatsier, 2011).

Page 28: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

16

2.2.6. Ekskresi Zat Besi

Sel darah merah rata-rata berumur kurang lebih 4 bulan. Sel-sel hati dan

limpa akan mengambilnya dari darah, memecahnya dan menyiapkan produk-

produk pemecahan tersebut untuk dikeluarkan dari tubuh atau didaur ulang. Zat

besi sebagian besar di daur ulang. Hati mengikatnya ke transferin darah, dan

mengangkutnya kembali ke sumsum tulang untuk digunakan kembali membuat

sel darah merah baru. Hanya sedikit besi yang dikeluarkan dari tubuh, terutama

melalui urin, keringat, dan kulit (Briawan, 2013).

2.2.7. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Menurut Manuaba, 2010, wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari

laki-laki karena terjadi menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc

setiap bulan, dan kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg. Disamping itu

kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah

merah serta membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Jika pada saat

persalinan cadangan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan menguras

persediaan zat besi dalam tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada

kehamilan berikutnya (Manuaba, 2010).

Angka kecukupan besi sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya

Nasional Pangan dan Gzi (2004) dapat dilihat pada tabel 2.1. Angka kecukupan

ini dihitung berdasarkan ketersediaan hayati (bioavailability) sebesar 15%. Zat

besi dalam makanan dapat berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati

2-3% dan sumber hewani dengan ketersediaan hayati 20-23%. Untuk

Page 29: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

17

meningkatkan ketersediaan hayati, zat besi yag berasal dari tumbuh-tumbuhan

dapat ditambahkan dengan vitamin C dan asam organik lainnya

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Zat Besi yang dianjurkan (per orang per hari).

Golongan Umur AKB (mg) Golongan Umur AKB (mg)

0 – 6 bl 0,5 Wanita :

7 – 11 bl 7 10 – 12 th 20

1 – 3 th 8 13 – 15 th 26

4 – 6 th 9 16 – 18 th 26

7 – 9 th 10 19 – 29 th 26

30 – 49 th 26

Pria : 50 – 64 th 12

10 – 12 th 13 ≥ 65 th 12

13 – 15 th 19

16 – 18 th 15 Hamil :

19 – 29 th 13 Trimester I + 0

30 – 49 th 13 Trimester II + 9

50 – 64 th 13 Trimester III + 13

≥ 65 th 13

Menyusui :

0 – 6 bl + 6

7 – 12 bl + 6

Sumber : Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2010.

Page 30: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

18

2.2.8. Akibat Kekurangan Zat Besi Pada Masa Kehamilan

Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses

kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya

terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat

besi lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan kadar hemoglobin

(Almatsier, 2011).

Ciri-ciri dan tanda tanda gejala anemia antara lain pucat, lemah, nafas

pendek, dan nafsu makan hilang. Menurut Manuaba (2010) anemia pada

kehamilan dapat berakibat buruk pada ibu dan janin yang dikandung. Bahaya

selama kehamilan adalah terjadi abortus, persalinan premature, hambatan tumbuh

kembang janin dalam kandungan, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi

kordis (Hb < 6 gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan

antepartum, dan ketuban pecah dini. Dampak anemia pada bayi yaitu, bayi lahir

sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, kematian bayi, serta meningkatnya

angka kesakitan bayi (Depkes RI, 2011).

2.2.9. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Zat Besi Pada Ibu

Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurang

zat besi pada ibu hamil menurut Depkes RI dalam Zulaekah (2010) adalah:

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan,

sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging,

selain itu perlu ditingkatkan juga makanan yang banyak mengandung

Page 31: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

19

vitamin C dan vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu

penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan hemoglobin.

2. Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat besi, asam folat,

vitamin A dan asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan

secara luas oleh kelompok sasaran.

3. Suplementasi besi folat secara rutin selama jangka waktu tertentu,

bertujuan untuk meningkatkan kadar Hb secara tepat. Dengan demikian

suplementasi zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan

penanggulangan kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

2.2.10. Suplementasi Zat Besi Pada Ibu Hamil

1. Pengertian Suplementasi Tablet Besi

Suplementasi tablet besi adalah pemberian zat besi folat yang

berbentuk tablet. Setiap tablet besi berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg

asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0,25 asam folat), yang diberikan

oleh pemerintah kepada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi

besi (Depkes RI,2011). Pemberian suplementasi tablet besi

menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin tubuh dalam

waktu relatif singkat. seperti anak balita, anak sekolah, dan pekerja.

Pemberian tablet besi ini diberikan oleh petugas kesehatan dengan cuma-

cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat

(Depkes RI,2011)

Page 32: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

20

2. Dosis dan Cara Pemberian Tablet besi pada ibu Hamil

Menurut Depkes tablet besi diberikan pada ibu hamil sesuai

dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :

1) Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa

pemeriksaan Hb, yaitu sehari 1 tablet berturut-turut selama minimal

90 hari pada masa kehamilan.

2) Dosis pengobatan diberikan pada sasaran yang Hbnya diatas ambang

batas yaitu bila kadar Hb < 11 gr% pemberian menjadi 3 tablet

sehari selama 90 hari.

Menurut ketentuan Depkes RI tablet besi diberikan pada sasaran melalui

sarana-sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta, antara lain :

puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, bidan desa, posyandu, rumah sakit

pemerintah/swasta, bidan/dokter praktek swasta, apotek/toko obat, dan pos obat

desa (Depkes RI,2011).

Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg.

Kebutuhan ini diperlukan untuk :

1. ± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.

2. ± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.

3. ± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin

maternal/sel darah merah.

4. ± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.

5. ± 200 mg lenyap ketika melahirkan

Page 33: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

21

Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan

sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi. Jika ibu

mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka diharapkan 6-8 mg zat besi dapat diabsropsi,

jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar

720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu. Besarnya angka kejadian anemia

ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan

trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama

kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan

pertumbuhan janin masih lambat.

Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh

wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk

memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen

lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 –

350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat

besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.

Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang

melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira-kira 14 ug per Kg

berat badan per hari atau hampir sarna dengan 0,9 mg zat besi pada laki-laki

dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari,

menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III.

Kebutuhan akan zat besi sangat menyolok kenaikannya. Dengan demikian

kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan

Page 34: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

22

saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan

bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain

agar supaya cukup.

Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000 mg, karena mutlak

dibutuhkan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian

dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan

adaptif persentase zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah atau

tidak ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit maka,

diperlukan suplemen preparat besi. Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan

dengan usia kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai

berikut :

1. Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.

2. Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115

mg.

3. Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel

darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

Besi dalam bentuk fero lebih mudah diabsorbsi maka preparat besi untuk

pemberian oral tersedia dalam berbagai bentuk berbagai garam fero seperti fero

sulfat, fero glukonat, dan fero fumarat. Ketiga preparat ini umumnya efektif dan

tidak mahal. Di Indonesia, pil besi yang umum digunakan dalam suplementasi zat

besi adalah ferrosus sulfat, senyawa ini tergolong murah dan dapat diabsorbsi

Page 35: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

23

sampai 20%. Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau

Nafero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak

1 gr% bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan

50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia. Dosis zat besi yang paling tepat

untuk mencegah anemia ibu masih belum jelas, tetapi untuk menentukan dosis

terendah dari zat besi untuk pencegahan defisiensi besi dan anemia defisiensi besi

pada kehamilan telah dilakukan penelitian pada wanita Denmark, suplemen 40 mg

zat besi ferrous / hari dari 18 minggu kehamilan tampaknya cukup untuk

mencegah defisiensi zat besi pada 90% perempuan dan anemia kekurangan zat

besi pada setidaknya 95% dari perempuan selama kehamilan dan postpartum.

Prevalensi anemia defisiensi besi pada 39 minggu kehamilan secara

signifikan lebih tinggi pada kelompok 20 mg (10%) dibanding kelompok 40 mg

(4,5%), kelompok 60 mg (0%), dan kelompok 80 mg (1,5%) (p = 0,02). Pada 32

minggu kehamilan, berarti Hb pada kelompok 20 mg lebih rendah dibanding

kelompok 80 mg. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam status besi (feritin,

sTfR, dan Hb) antara kelompok 40, 60, dan 80 mg. Postpartum, kelompok 20 mg

memiliki feritin serum rata-rata secara signifikan lebih rendah dibanding

kelompok 40, 60 dan 80 mg (Depkes,2014).

Page 36: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

24

2.3 Kehamilan

2.3.1 Konsep Dasar Kehamilan

Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim

seorang wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya

dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual

pada masa ovulasi atau masa subur dan sperma pria pasangannya akan membuahi

sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan

menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40

minggu dalam rahim dalam kehamilan normal (Sari, 2013).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil

normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Dibagi menjadi 3 bagian ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan triwulan

pertama (sebelum 14 minggu), kehamilan triwulan kedua 14-28 minggu,

kehamilan triwulan ketiga 28-36 minggu atau sesudah 36 minggu.

2.3.2 Perubahan fisiologis pada ibu hamil

1. Rahim atau uterus Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30

gram

2. Vagina (liang senggama) Vagina dan vulva akan mengalami

peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga

tampak makin merah dan kebirubiruan.

3. Ovarium Dengan terjadinya pengertian kehamilan, indung telur yang

mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya

Page 37: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

25

sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur pengertian

kehamilan 16 minggu.

4. Payudara Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin

tampak, areola payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), puting

susu makin menonjol.

5. Sirkulasi darah Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah (volume

darah) meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah

sekitar 20%.

6. Berat badan ibu hamil bertambah Berat badan ibu hamil akan

bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi

kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Manuaba,2010).

2.3.3 Perubahan psikologis

1. Perubahan psikologis trimester I

Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan

progesterone pengertian kehamilan akan meningkat dan ini akan

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,

lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Pada trimester

pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih

meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang

terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan 8 seksama,

karena perutnya masih kecil, pengertian kehamilan merupakan rahasia

Page 38: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

26

seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain atau

dirahasiakannya .

2. Perubahan psikologis trimester II

Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih

tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah

menerima pengertian kehamilannya dan mulai dapat menggunakan

energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula

ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan

kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu

yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti

yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan

meningkatnya libido.

3. Perubahan psikologis trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasakan takut akan

rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan

bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.

Page 39: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

27

2.3.4 Kebutuhan Ibu Hamil

Trimester I :

1. Diet dalam pengertian kehamilan Ibu dianjurkan untuk makan

makanan yang mudah dicerna dan makan makanan yang bergizi untuk

menghindari adanya rasa mual dan muntah begitu pula nafsu makan

yang menurun. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas sehari.

2. Pergerakan dan gerakan badan Ibu hamil boleh mengerjakan

pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan terlalu lelah sehingga harus di

selingi dengan istirahat. Istirahat yang dibutuhkan ibu 8 jam pada

malam hari dan 1 jam pada siang hari.

3. Personal Hygiene Ibu dianjurkan untuk untuk menjaga kebersihan

badan untuk mengurangi kemungkinan infeksi, kebersihan gigi dan

ganti pakaian minimal 2 x sehari.

4. Seksual Pada umumnya diperbolehkan pada masa pengertian

kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir pengertian

kehamilan, sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan

sakit dan perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, ibu

dianjurkan untuk menunda sampai dengan 16 minggu karena pada

waktu itu plasenta telah terbentuk.

5. Ibu diberi imunisasi TT1 dan TT2

Page 40: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

28

Trimester II :

1. Pakaian Menganjurkan ibu untuk mengenakan pakaian yang nyaman

digunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan

keringat. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau

sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada

pinggang.

2. Nutrisi Kebutuhan energi pada pengertian kehamilan trimester I

memerlukan 100 kkal/hari dan selanjutnya pada trimester II dan III,

tambahan energi yang dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari,

atau sama dengan mengkonsumsi tambahan 100gr daging ayam atau

minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan sekitar

500gr/minggu. Kebutuhan makan ibu hamil dengan berat badan

normal per hari.

Trimester III :

1). Mempersilahkan kelahiran dan kemungkinan darurat

1. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk

mempersiapkan rencana kelahiran termasuk mengidentifikasi 10

penolong dan tempat persalinan, serta perencanaan tabungan

untuk mempersiapkan biaya persalinan.

2. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat untuk

mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk:

3. Mengidentifikasi kemana harus pergi dan dan transportasi.

Page 41: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

29

4. Mempersiapkan donor darah.

5. Mengadakan persiapan financial.

6. Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat

keputusan pertama tidak ada ditempat.

2). Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan

1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur.

2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada servik.

3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar dan pembukaan telah

ada.

2.3.5 Asuhan Kehamilan

Tujuan dari pemeriksaan pengertian kehamilan yang disebut dengan Ante

Natal Care (ANC) tersebut adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif

bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,

mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan

kelahiran dan memberikan pendidikan. Standar pelayanan antenatal ada 14 T

yaitu:

1. Timbang berat badan ( T1)

1) Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum

hamil dihitung dari trimester I sampai trimester II yang berkisar

Page 42: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

30

antara 9-13,5 kg. penimbangan berat badan mulai terimester III

bertujusn untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu,

yaitu tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg tiap minggu.

2) Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi

faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan.

2. Ukur Tekanan darah (T2) Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan

sistolik meningkat 30 mmHg atau tekanan distolik > 15 mmHg yang

diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.

3. Nilai status gizi (T3) Nilai status gizi ibu dilihat dari peningkatan barat

badan ibu dan kecukupan istirahat ibu, serta dilihat dari LILA ibu

(Mandriwati, 2008).

4. Ukur (Tinggi) fundus uteri (T4) Tujuan pemerikasaan TFU

mengunakan tehnik Mc.Donald adalah menentukan umur kehamilan

berdasarkan umur kehamilan brdasarkan minggu, dan hasilnya bias

dibandingkan dengan hasil anamnesis dari pertama haid terakhir dan

kapan gerakan janin mulai dirasakan dalam cm yang normal harus sama

dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan

HPHT.

5. Presentasi kepala dan DJJ (T5) Dilakukanya pemeriksaan DJJ yaitu

untuk mengetahui apakah bayi dalm keadaan sehat, bunyi jantungnya

teratur dan frekuensinya berkisar antara 120- 160 kali / menit. Kalau

bunyi jantung kurang dari 120 kali/menit.

6. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap (T6)

Page 43: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

31

Imunisasi Interval Lama

Perlindungan

%

Perlindungan

TT1 Pada kunjungan

antenatal

- -

TT2 4 minggu setelah TT1

3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2

5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3

10 tahun 99

Sumber: Saifudin,2011

7. Pemberian Tablet zat besi (T7) Pemberian Tablet zat besiminimum 90

tablet selama kehamilan.

8. Tes terhadap penyakit menular seksual (T8) Pemeriksaan terhadap

penyakit menular seksual sangat penting karena dapat membahayakan

perkembangan janin bahkan kematian janin. Test laboratorium rutin

(HB dan Protein), dilakukan pemeriksaan darah ibu hamil, yaitu untuk

mengetahui Hb ibu hamil apakah ibu anemis atau tidak, sedangkan

dilakukanya pemeriksaan urine pada ibu hamil yaitu untuk mengetahui

apakah urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala

pre-eklamsi.

Page 44: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

32

9. Tata laksana kasus (T9) Untuk mendeteksi apakah terdapat kegawat

daruratan pada ibu hamil serta merencanakan penetalaksanaan kegawat

daruratan tersebut (Saifudin, 2011).

10. Temu wicara koseling (T10) Temu wicara atau konseling sangat

diperlukan karena dapat menjalin tertatalaksana asuhan yang bai selama

kehamilan bahkan berlanjut pada asuhan intranatal, postnatal dan

asuhan pada bayi baru lahir. Konseling yang perlu diberikan selama

hamil meliputi : konseling mengenai kebutuhan nutrisi ibu hamil,

senam ibu hamil, persiapan persalinan, tanda bahaya hamil.

11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)

12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)

13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)

14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat

dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7T (Prawiroharjo,2010).

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama pengertian

kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada

trimester III (Saifuddin, 2011).

Page 45: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

33

2.4 Anemia pada kehamilan

2.4.1 Pengertian Anemia

Anemia oleh orang awam dikenal sebagai kurang darah. Anemia adalah

dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Anemia berbeda

dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya

kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga

menyebabkan kurangnya aliran dara yang sampai ke otak dan bagian tubuh

lainnya (Depkes RI,2011)

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau

konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunan transportasi

oksigen dari paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadidan

biasanya disebabkan oleh defisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah

sebelumnya atau masukan besi yang tidak adekuat. Meskipun anemia sendiri

jarang menciptakan krisis kedaruratan akut selama kehamilan, namun pada

hakekatnya setiap masalah kedaruratan dapat di perberat oleh anemia yang telah

ada. Pada kehamilan 36 minggu, volume darah ibu meningkat rata-rata 40 %

sampai 50 % diatas keadaan tidak hamil. Walaupun eritropoesis diperkuat dan

volume eritrosit meningkat, namun lebi banyak plasma ditambahkan kedalam

sirkulasi ibu. Akibanya, konsentrasi hemoglobin maupun hematokrit menurun

selama kehamilan.

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)

dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi

fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh tubuh (Tarwoto,2011).

Page 46: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

34

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin

dibawah 11g% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5g% pada trimester II.

Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan

akibat peningkatan jumlah sel darah merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel

darah merah di dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya seimbang dengan peningkatan

volume plasma. Ketidak seimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan

kadar Hemoglobin (Varney,2010).

Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia

pada kehamilan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai kesejahteraan

social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia. Anemia hamil disebut “potensial danger to mather and

child” anemia (potensial membahayakan ibu dan anak). Karena itulah anemia

memerlukan perhatian serius dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan pada masa yang akan datang (Manuaba,2010).

2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Anemia pada Kehamilan

Penyebab anemia pada ibu hamil menurut Saefudin meliputi infeksi

kronik, penyakit hati dan thalasemia. Royadi juga menyebutkan bahwa penyebab

anemia meliputi kurang gizi atau malnutrisi, kehilangan darah banyak seperti

persalinan yang lalu, haid dan lain-lain serta penyakit-penyakit kronik seperti :

TBC, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain (Saifudin,2011). Anggarini

menyebutkan bahwa faktor penyebab anemia oleh faktor langsung dan faktor

tidak langsung. Faktor langsung terdiri dari infeksi kronik, penyakit hati, kurang

Page 47: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

35

gizi/malnutrisi, tablet Fe, peyakit kronik (TBC), dan suku bangsa. Faktor tidak

langsung terdiri dari pendidikan, sikap, lingkungan, dan keluarga

(Anggraeni,2012). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi anemia menurut

Arisman (2012) adalah :

1. Faktor dasar

a) Sosial ekonomi

Menurut Istiarti (2010) menyatakan bahwa perilaku seseorang dibidang

kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi. Sekitar 2/3

wanita hamil di negara maju yaitu hanya 14%.

b) Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal

dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku

petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya (Istiarti,

2000). Kebutuhan ibu hamil akan zat besi (Fe) meningkat 0,8 mg sehari

pada trimester I dan meningkat tajam selama trimester III yaitu 6,3 mg

sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui

makanan apalagi didukung dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang

terhadap peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil sehingga

menyebabkan mudah terjadinya anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil

(Arisman, 2012).

c) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan

penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang

Page 48: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

36

berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila

pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan

tercukupi, sehingga kemungkinan besar bisa terhindar dari masalah

anemia. Tablet besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu

sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan

tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama

kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti wanita

hamil hasus diberi pendidikan yang tepat misalnya bahaya yang mungkin

terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu

penyebab anemia adalah defisiensi zat besi (Arisman,2012)

d) Budaya

Faktor sosial budaya setempat juga berpengaruh pada terjadinya anemia.

Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak berdasarkan

kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga,

serta pantangan-pantangan yang harus diikuti oleh kelompok khusus

misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas merupakan kebiasaan-kebiasaan adat-

istiadat dan perilaku masyarakat yang menghambat terciptanya pola

hidup sehat dimasyarakat.

2. Faktor tidak langsung

a) Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia

defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi

Page 49: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

37

parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani

pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu akan lebih dini

terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia pada ibu hamil jarang sekali

menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan timbul setelah anemia sudah

ke tahap yang lanjut (Arisman, 2012).

b) Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu

hidup diluar rahim. Paritas > 3 merupakan faktor terjadinya anemia. Hal

ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat

gizi tubuh ibu (Arisman, 2012).

c) Umur

Ibu hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak atau belum siap untuk

memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin.

Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antar janin dan ibunya

sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan

hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil diatas 35

tahun lebih cenderung mengalami anemia, hal ini disebabkan karena

pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi

(Arisman, 2012).

d) Dukungan Suami

Dukungan suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung

jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang

diberikan oleh suami pada ibu untuk mengkonsumsi tablet besi semakin

Page 50: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

38

tinggi pula keinginan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi.

3. Faktor Langsung

a) Pola konsumsi tablet besi (Fe)

Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi

dalam makanan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk

pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200- 300%. Perkiraan

besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari

jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg

sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian

50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah

sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak

ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu,

suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang

bergizi baik (Arisman, 2012). Survey Depkes terhadap program

kesehatan ibu menemukan baru sekitar 14% wanita hamil memperoleh

tablet besi sebanyak lebih kurang 90 tablet (jumlah yang seharusnya

didapat selama hamil, 90 tablet); sementara 26% tidak sama sekali.

Wanita hamil yang berusia <20 tahun atau >35 tahun, paritas tinggi, dan

berpendidikan rendah, umumnya tidak pernah mengenal tablet Fe selama

hamil. Konsumsi tablet Fe dikategorikan menjadi baik (konsumsi tablet

Fe lebih dari atau sama dengan 90 tablet) dan kurang (konsumsi tablet Fe

kurang dari 90 tablet (Arisman, 2012).

Page 51: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

39

b) Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga penyebab

terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya peningkatan

penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit.

c) Perdarahan

Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi keluar

dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro, 2010).

2.4.3 Gejala Anemia Saat Kehamilan

1. Gejala anemia pada ibu hamil antara lain kulit, bibir, dan kuku akan

terlihat pucat.

2. Kepala terasa pusing yang disebabkan kurangnya oksigen yang dapat

dibawa ke seluruh jaringan tubuh

3. Merasakan sesak nafas saat melakukan kegiatan sehari-hari karena

kurangnya oksigen dalam tubuh

4. Mudah terasa lelah, disebabkan kurangnya asupan gizi yang

mengakibatkan turunnya kekebalan pada tubuh.

5. Detak jantung yang cepat dan berdebar tidak beraturan yang disebabkan

kekurangan oksigen dalam tubuh.

6. Merasa muar dan rambut mudah rontok

Page 52: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

40

2.4.4 Cara Mencegah Anemia Pada Kehamilan

1. Mengkonsumsi suplemen zat besi, suplemen asam folat dan asupan

suplemen vitamin B2

2. Konsultasikan pada dokter mengenai porsi makanan yang dapat

dikonsumsi selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia seperti

daging, sayuran, telur, dan buah-buahan.

3. Lakukan pemeriksaan darah untuk melihat hemoglobin dan kadar

hemaktokrit sehingga dapat diketahui pada ibu mengenai anemia

sehingga dapat melakukan penanganan (Saifudin,2011)

4. Konsumsi makanan yang mengandung gizi dan nutrisi yang seimbang

yang tidak hanya baik kondisi ibu hamil itu sendiri, namun dapat

melindungi janin atau bayi kecacatan fisik atau lahir premature.

5. Konsumsi makanan dan buah yang mampu meningkatkan penyerapan zat

besi dengan banyak konsumsi vitamin C seimbang yang mudah di dapat

dari buah jeruk, strawberry, brokoli, pepaya, dan buah sumber vitamin C

lainnya.

6. Kurangi konsumsi teh atau minuman yang mengandung kafein.

2.4.5 Resiko Anemia Pada Kehamilan

1. Melahirkan bayi premature

2. Melahirkan bayi yang menderita gangguan tabung darah

3. Mengalami depresi setelah melahirkan

Page 53: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

41

4. Membutuhkan transfuse darah jika kehilangan darah yang banyak selama

persalinan (Anggraeni,2012)

2.4.6 Jenis Anemia Pada Ibu Hamil

1. Anemia Defisiensi Vitamin B12

Vitamin b12 berfungsi bagi tubuh dalam pembentukan sel darah

merah. Ketika sedang hamil, seorang wanita tidak mendapatkan asupan

vitamin B12 yang cukup dari makanan dan tubuhnya tidak dapat

memproduksi sel darah merah yang sehat dalam jumlah banyak. Ibu hamil

yang mengalami anemia defisiensi vitamin B12 harus mengkonsumsi

daging, susu dan telur agar memperoleh vitamin B12.

2. Anemia defisiensi zat besi

Anemia ini disebabkan kurangnya kandungan zat besi dalam tubuh

untuk menghasilkan hemoglobin dalam jumlah yang cukup, kemudian

akan menyebabkan darah tidak dapat membawa o9ksigen yang cukup ke

seluruh tubuh jaringan tubuh.

3. Anemia defisiensi folat

Jenis anemia ini merupakan jenis anemia pada ibu hamil yang

disebabkan kurangnya vitamin B dalam tubuh yang berfungsi untuk

menghasilkan sel-sel baru termasuk sel darah merah yang sehat sehingga

selama kehamilan sang ibu membutuhkan folat tambahan.

Page 54: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

42

2.4.7 Efek anemia pada ibu hamil

1. Bahaya pada trimester I

Pada trimester I anemia dapat menyebabkan terjadinya missed

abortion, kelainan congenital, abortus atau keguguran.

2. Bahaya pada trimester II

Anmia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan

ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia

intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan

dekompensasi kordis hingga kematian ibu.

3. Bahaya pada trimester III

Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer,

sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-

tindakan karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan

perlu tindakan operatif

Efek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan samapai

berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6 g/dl, maka dapat timbul

komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar hemoglobin

serendah itu dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat

menyebabkan gagal jantung pada ibu.

Selain itu anemia pada ibu hamil juga menyebabkan hambatan

pada pertumbuhan janin naik sel tubuh maupun sel otak, abortus, lamanya

waktu partus karena kurang daya dorong rahim, perdarahan post partum,

rentan infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hb

Page 55: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

43

kurang dari 4g% Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock

bahkan kematian ibu saat persalinan, meskipun tak disertai pendarahan,

kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi pada usia sangat muda

serta cacat bawaan, dan anemia pada bayi yang dilahirkan

(Mansjoer,2011).

2.4.8 Klasifikasi

Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan merupakan

kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Pemeriksaan

darah minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III

(Dep.Kes RI,2010)

Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2010):

1. Anemia defiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia akibat

kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang

masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsopsi,

gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi yang

keluar dari badan, misal pada perdarahan.

2. Anemia megaloblastik

Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik,

jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat kaitanya dengan

defisiensi makanan.

Page 56: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

44

3. Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang

mampu membuat sel – sel darah baru.

4. Anemia hemolitik

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung

lebih cepat dari pada pembuatannya.

Klasifikasi menurut (Manuaba,2010)

1. Tidak Anemia : Hb 11 gr%

2. Anemia ringan : Hb 9 – 10 gr %

3. Anemia sedang : Hb 7 – 8 gr %

4. Anemia berat : Hb < 7 gr %

2.4.9 Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin

1) pengaruh anemia terhadap kehamilan :

1. bahaya selama kehamilan :

1) dapat terjadi abortus

2) persalinan prematuritas

3) hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

4) mudah terjadi infeksi

5) ancaman dekontaminasi kondis (Hb < 6 gr% )

6) mola hidatidosa

7) hiperemesis gravidarum

8) perdarahan antepartum

Page 57: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

45

9) ketuban pecah dini

2. bahaya saat persalinan :

1) gangguan his kekuatan mengedan

2) kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus

terlantar

3) kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan

sering memerlukan tindakan operasi

4) kala uri dapat di ikuti retensio plasenta dan perdarahan post

partum karena atonia uteri

5) kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan

atonia uteri

3. pada kala nifas :

1) terjadi sub involusi uteri menimbulkan perdarahan post partum

2) memudahkan infeksi puerperium

3) pengeluaran ASI berkurang

4) terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan

5) anemia kala nifas

6) mudah terjadi infeksi mamae

2) bahaya terhadap janin

1) abortus

2) terjadi kematian intrauterine

3) persalinan prematuritas tinggi

4) berat badan lahir rendah

Page 58: HUBUNGAN KESESUAIAN KONSUMSI TABLET Fe SELAMA …

46

5) kelahiran dengan anemia

6) dapat terjadi cacat bawaan

7) bayi mudah mendapat infeksi samapi kematian perinatal

8) inteligensia rendah (Cuningham,2013).