Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASIBELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA 3 SISWA
KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR
(SKRIPSI)
Oleh
RISKI ANDRI NUGROHO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DANMOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA 3
SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR
Oleh
RISKI ANDRI NUGROHO
Masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang belum maksimal.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubunganyang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar, antaramotivasi belajar terhadap hasil belajar, dan antara lingkungan belajar di sekolahdan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar. Populasiberjumlah 42 siswa yang semuanya dijadikan sampel penelitian. Jenis penelitianex-postfacto korelasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner danstudi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah korelasi product momentdan multiple correlation. Berdasarkan analisis yang dilakukan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkunganbelajar di sekolah terhadap hasil belajar tema 3 ditunjukkan dengan koefisienkorelasi sebesar 0,405 berada pada taraf “Rendah”, terdapat hubungan yangsignifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar tema 3 ditunjukkandengan koefisien korelasi sebesar 0,411 berada pada taraf “Sedang”, dan terdapathubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dan motivasibelajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SDNegeri 1 Metro Timur ditunjukkan dengan kofisien kolerasi sebesar 0,428 beradapada taraf “Sedang”.
Kata kunci: hasil belajar, lingkungan, motivasi.
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA 3 SISWA
KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR
Oleh
RISKI ANDRI NUGROHO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan di Desa Kibang Kecamatan Metro
Kibang Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 2
September 1996. Peneliti merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sahril dengan
Ibu Nung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2
Kuripan Kecamatan Kotaagung Kabupaten
Tanggamus lulus pada tahun 2008.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 1 Kotaagung Kecamatan
Kotaagung Kabupaten Tanggamus lulus pada tahun 2011. Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Kotaagung Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus
lulus pada tahun 2014. Tahun 2014 peneliti terdaftar sebagai Mahasiswa S-1
PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung
melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.(Al-Quran surah Asy-Syarh ayat 6)
Orang yang berkata jujur akan mendapat tiga perkara yaitukepercayaan, cinta dan rasa hormat.
(Ali Bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah Swt. berikansehingga karya ini dapat terselesaikan. Karya tulis ini
kupersembahkan untuk:
Abah Sahril dan Emak NungYang senantiasa mendidik, memberi kasih sayang yang tulus, bekerja keras demi
kebahagiaan anak-anaknya, dan selalu mendoakan kebaikan dankesuksesanku, selalu berjuang tak kenal lelah, dan
memberikan motivasi dan dukungan tiada tara.Terima kasih Abah dan Emak.
Adik-adikku tersayang Adik Saripuddin dan Adik Reza Kurniawanserta Umehku terbaik Umeh Rotamah
Yang selalu memberikan dukungan dan bantuan untuk karyaku, menjadi penyemangatdan memotivasiku untuk terus bergerak agar menjadi permata di dasar samudra.
Terimakasih Adik dan Umeh.
Almamater Tercinta “Universitas Lampung”
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Tema 3 SD Negeri 1 Metro Timur”, sebagai syarat meraih
gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Peneliti menyadari belum sempurnanya pada skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini
tidak lepas dari bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh sebab itu
peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD FKIP
Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan mendukung peneliti
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memfasilitasi, mendukung, dan mengarahkan peneliti
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Penguji Utama yang telah memberikan
saran dan masukan serta gagasan yang luar biasa untuk penyempurnaan
skripsi ini.
7. Ibu Dra. Sulistiasih, M. Pd., Ketua Tim Penguji yang senantiasa meluangkan
waktunya memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan kritik serta bantuan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Ibu Dra. Nelly Astuti, M. Pd., Sekretaris Tim Penguji yang senantiasa
meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan arahan serta saran yang
luar biasa selama proses penyelesaian skripsi ini.
9. Ibu Dr. Sowiyah, M. Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
mendukung peneliti menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak/Ibu Dosen dan Staf karyawan S1 PGSD Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah membantu mengarahkan sampai skripsi ini selesai.
11. Ibu Siti Aisyah, S.Pd., Kepala SD Negeri 1 Metro Timur yang telah
memberikan izin dan membantu peneliti selama penyusunan skripsi ini.
12. Bapak Harnanto, A.Ma., Guru kelas IV A yang telah banyak memberikan
bantuan dan saran kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
13. Ibu Dewi Retnawati, S.Pd., Guru kelas IV B yang telah banyak memberikan
bantuan dan saran kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
14. Bapak dan Ibu Guru serta staf SD Negeri 1 Metro Timur yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
15. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur yang telah berpartisipasi aktif
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
16. Uwo Binti Mulyani yang selalu menemani dan menguatkan disaat susah
maupun senang.
17. Sahabat-sahabatku, Dimas Dwi Saputra, Mareta Evi Della, Maulida Raufika,
Nadya Indah Kinanti, terima kasih karena kalian telah memberikan motivasi
dan semangat di kala susah maupun senang.
18. Teman seperjuangan, Heni Setiowati, Henisa Rosulawati, Hidia Aromi, Leli
Kartika, Maya Wulandari, Murdo Pratikto, Novian Trio Nugroho, Nur Asiah,
Nurul Khotimah, Nys. Marta Trida, Oky Prayogi, Puspita Anggraini, Renita
Ulva Alvina, Restu Adi Santoso, Rizki Nurkhalifah, Rohmalena,
Septaningsih, Septiyana, Setianingsih, terima kasih karena kalian telah
memberikan motivasi dan semangat serta memberikan kebahagiaan dan
keceriaan selama ini.
19. Tim Hore 3, Bella Dina Pramudita, Imelda Astika Yani, Nurkhalifah, Putu
Rahayu Cahyani, Restu Fitriyaningsih, Muhammad Rifai, Shefa Muawana,
Sheifa Sabilli, Sulistyawati, Yosi Puspita Ariyani, terima kasih karena kalian
telah membantu dalam melaksanakan seminar.
20. Teman sekosan, Wayan Widastre, Derios Wardianto, Rahmat Iswoyo, Kukuh
Bintoro, Rendi Nurdagidsu, Andri Nugroho, terima kasih karena kalian telah
memberikan motivasi dan semangat serta memberikan kekonyolan dan
keceriaan selama ini.
21. Rekan-rekan S1 PGSD Kampus B angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, terima kasih atas bantuan, dukungan, nasihat, motivasi, dan
doanya selama ini.
22. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Metro, Mei 2018Peneliti,
Riski Andri NugrohoNPM 1413053113
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 6D. Rumusan Masalah ................................................................................. 6E. Tujuan Masalah ..................................................................................... 7F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7G. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................... 8
II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 9A. Belajar dan Pembelajaran...................................................................... 9B. Hasil Belajar .......................................................................................... 11C. Pembelajaran Tematik ........................................................................... 12
1. Pengertian Pembelajaran Tematik...................................................... 122. Karakteristik Pembelajaran Tematik.................................................. 13
D. Lingkungan Belajar di Sekolah ............................................................. 14E. Motivasi Belajar.................................................................................... 16F. Penelitian yang Relevan........................................................................ 20G. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian............................................. 22H. Hipotesis................................................................................................ 26
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 27A. Jenis Penelitian....................................................................................... 27B. Prosedur Penelitian................................................................................. 27C. Setting Penelitian .................................................................................... 28D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 29E. Variabel Penelitian.................................................................................. 30
xiv
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................................ 31G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 32H. Uji Coba Instrumen ................................................................................. 35I. Uji Prasyarat Instrumen ........................................................................... 36J. Hasil Uji Prasyarat Instrumen.................................................................. 38K. Teknik Analisis Data............................................................................... 41
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 46A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian........................................................ 46B. Deskripsi Data Variabel Penelitian ........................................................ 48C. Hasil Analisis Data ................................................................................. 53D. Pembahasan............................................................................................ 58E. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 61
V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 64A. Simpulan ................................................................................................ 64B. Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67LAMPIRAN....................................................................................................... 69
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai tengah semester ganjil IPS siswa kelas V SD Negeri 1Metro Timur tahun pelajaran 2017/2018 ....................................................... 5
2. Data jumlah peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur ..................... 29
3. Skor jawaban angket lingkungan belajar di sekolah ...................................... 32
4. Kisi-kisi kuesioner (angket) lingkungan belajar di sekolah........................... 33
5. Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar ................................................ 34
6. Kriteria interpretasi koefisien korelasi (r) ...................................................... 37
7. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen angket lingkungan belajardi sekolah ....................................................................................................... 39
8. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar ...... 41
9. Fasilitas sekolah SD Negeri 1 Metro Timur .................................................. 47
10. Daftar nama guru dan karyawan SD Negeri 1 Metro Timur ........................ 48
11. Data variabel Y, X1, dan X2 ........................................................................... 49
12. Distribusi frekuensi variabel X1 .................................................................... 50
13. Distribusi frekuensi variabel X2 .................................................................... 51
14. Distribusi frekuensi variabel Y ..................................................................... 52
15. Peringkat hubungan antara variabel bebas dan terikat .................................. 57
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma penelitian....................................................................................... 25
2. Histogram distribusi frekuensi variabel X1 ..................................................... 50
3. Histogram distribusi frekuensi variabel X2 ..................................................... 52
4. Histogram distribusi frekuensi variabel Y ...................................................... 53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumen Surat-surat ...................................................................................... 69
2. Instrumen Pengumpul Data............................................................................. 76
3. Perhitungan Uji Coba Instrumen..................................................................... 91
4. Data Variabel X dan Variabel Y .....................................................................100
5. Perhitungan Uji Prasyarat Analisis Data.........................................................106
6. Tabel-tabel Statistik ........................................................................................132
7. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ...................................................................137
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang
cerdas, terampil, kreatif, berbudi pekerti luhur dan memiliki ide cemerlang
sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Sederhananya
pendidikan sering diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan sekitarnya. Pendidikan mengacu pada perkembangan kognitif,
afektif, dan psikomotor yang berarti menghendaki adanya keseimbangan
antara pengembangan intelektual, kepribadian maupun keterampilan siswa.
Hal inilah yang menyebabkan pendidikan juga dipandang sebagai salah satu
aspek yang memiliki peranan pokok dalam mempersiapkan sekaligus
membentuk karakter bangsa.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 tentang PendidikanNasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan undang-undang tersebut berarti pendidikan memiliki peranan
yang sangat penting dalam pengembangan potensi peserta didik. Adanya
undang-undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi prioritas
2
utama bagi seluruh komponen bangsa. Sekolah sebagai institusi pendidikan
pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan anak didik menghadapi
kehidupan masa depan, dengan cara mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Usaha tersebut akan menjadi optimal jika sekolah sebagai pusat
belajar formal bagi siswa, mengembangkan proses pembelajaran dengan baik
beserta seluruh aspek yang mempengaruhinya seperti sarana dan prasarana,
situasi kondusif dan faktor-faktor lainnya.
Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan upaya untuk memperoleh
kemampuan yang nantinya akan menjadi bekal ke jenjang yang lebih tinggi.
Piaget dalam Budiningsih (2004: 38) berpendapat bahwa anak dalam usia 7-
11 tahun berada pada perkembangan kemampuan intelektual pada tingkat
konkret operasional. Siswa memandang dunia sebagai keseluruhan yang utuh
tidak terpisah-pisah. Hal ini sejalan dengan pembelajaran tematik yang
merupakan suatu proses untuk memadukan materi ajar dalam mata pelajaran
atau antarmata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak.
Menurut Slameto (2010: 64) faktor sekolah yang mempengaruhi belajar
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Dalyono (2005:
55-60) mengemukakan bahwa berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar
disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar
yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.
3
Faktor internal (kesehatan, intelegansi, minat dan motivasi, cara belajar).
Faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan sekitar).
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor sekolah. Selain itu
relasi siswa dengan siswa, siswa dengan guru juga berpengaruh karena
apabila siswa menyukai gurunya maka siswanya juga menyukai pelajarannya
sehingga menumbuhkan minat anak dalam pembelajaran.
Keberhasilan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut
Djaali (2009: 98) faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal
dari dalam diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya. Faktor yang
berasal dari dalam diri siswa meliputi kesehatan, intelegensi, minat, motivasi,
dan cara belajar, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi
keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang belajar adalah
motivasi. Sardiman (2016: 75) menjelaskan bahwa motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan
arah sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi inilah yang
akan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Selanjutnya, peran dari motivasi adalah menumbuhkan gairah, merasa
senang, semangat, dan mempunyai banyak energi untuk belajar. Oleh karena
itu, apabila siswa belajar dengan motivasi tinggi, maka akan belajar dengan
4
sungguh-sungguh, senang, dan semangat untuk mencapai tujuan belajar yang
tinggi. Akan tetapi, belum semua siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi,
jika siswa belajar dengan motivasi rendah, maka akan belajar dengan
perasaan malas dan tidak bersemangat, sehingga tujuan belajar yang dicapai
kurang maksimal.
Hasil belajar yang rendah bukan hanya karena kemampuan siswa yang
kurang, tetapi karena kurangnya motivasi belajar. Sardiman (2016: 85)
mengemukakan bahwa seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi,
boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Setiap siswa memiliki motivasi
belajar yang berbeda, ada yang tinggi dan rendah.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar
siswa harus selalu ditumbuhkan karena kegagalan dalam belajar tidak hanya
disebabkan oleh pihak siswa, tetapi mungkin dari guru yang tidak berhasil
menumbuhkan motivasi pada siswa agar semangat belajar. Seorang guru
dituntut agar mampu berperan sebagai motivator yang sangat berperan
penting dalam meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar
siswa. Selain itu, guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan
materi, misalnya dengan menggunakan metode pengajaran yang beragam.
Hasil observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan peneliti sebanyak 3
kali pada tanggal 3 dan 5 Oktober 2017 diketahui bahwa SD Negeri 1 Metro
Timur kelas II, III, V, VI menggunakan kurikulum 2006, sedangkan kelas I
dan IV sudah menggunakan kurikulum 2013. Selanjutnya pembelajaran
masih berpusat pada guru. Saat pembelajaran berlangsung siswa kurang
5
dalam pemahaman konsep pembelajaran materi yang disampaikan oleh
pendidik. Pada saat proses pembelajaran berlangsung terdengar suara bising
dari luar maupun dalam sekolah yang mengganggu konsentrasi siswa.
Kebersihan dan kerapian di dalam kelas juga belum maksimal. Selanjutnya
peneliti mendapati indikasi bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri
1 Metro Timur masih rendah. Hal ini dapat terlihat ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung banyak siswa yang gaduh di kelas, sering
izin keluar masuk kelas, kurang tekun belajar, dan siswa tidak bersungguh-
sungguh dalam belajar. Hal ini dibuktikan dari data persentase ketuntasan
siswa kelas IV A dan IV B nilai tengah semester ganjil tahun pelajaran
2017/2018.
Tabel 1. Nilai tengah semester ganjil siswa kelas IV SD Negeri 1 MetroTimur tahun pelajaran 2017/2018.
No KKMHasil Belajar
Siswa Keterangan PresentaseIV A IV B
1 <75 10 12 22 Belum Tuntas 52 %2 >75 11 9 20 Tuntas 48 %
Jumlah 21 21 42 100%Sumber: Dokumen administrasi sekolah kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk mengetahui seberapa jauh
hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar, maka penelitian ini mengambil judul
“Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Tema 3 Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Lingkungan belajar di sekolah yang kurang baik..
2. Terdapat siswa yang membuat gaduh di dalam kelas.
3. Terdapat siswa yang tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.
4. Kurangnya motivasi belajar siswa.
5. Hasil belajar siswa yang belum memuaskan, dilihat dari banyaknya siswa
yang belum tuntas, yaitu mencapai 52% atau 22 dari 42 siswa dengan
KKM sebesar 75.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini
dibatasi pada.
1. Lingkungan belajar di sekolah (X1).
2. Motivasi belajar (X2).
3. Hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan
sebelumnya, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.
1. Sejauh manakah hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di
sekolah terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro
Timur?
7
2. Sejauh manakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur?
3. Sejauh manakah hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di
sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar
tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di
sekolah terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro
Timur.
2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di
sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar
tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
F. Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan proses penelitian, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi.
1. Siswa
Membantu siswa dalam memahami dan menguasai lingkungan belajar di
sekolah dan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
8
2. Pendidik
Memberikan informasi kepada pendidik untuk meningkatkan lingkungan
belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
3. Sekolah
Dapat menjadi acuan untuk mengoptimalkan lingkungan belajar di sekolah
untuk pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran di SD Negeri 1 Metro Timur.
4. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan antara
lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi.
1. Jenis penelitian adalah ex-postfacto korelasi.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Negeri 1 Metro Timur dengan
jumlah 42 siswa.
3. Objek dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar di sekolah dan
motivasi belajar serta hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1
Metro Timur.
4. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Timur semester genap
tahun pelajaran 2017/2018.
9
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia dan berlaku
seumur hidup. Belajar juga merupakan suatu proses dari perkembangan
hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang, semua aktivitas
dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil belajar. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah suatu proses, karena itu belajar berlangsung
secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk
mencapai suatu tujuan.
Slameto (2010: 2) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Menurut Khuluqo (2017: 1) belajar
adalah suatu aktivitas dimana terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa
untuk mencapai hasil yang optimal.
Susanto (2013: 4) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu aktivitasyang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untukmemperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan barusehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku
10
yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalambertindak.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan secara keseluruhan. Baik perubahan
secara kognitif, kecakapan atau tingkah laku, dan perubahan itu terjadi
karena pengalaman, latihan, dan interaksi dengan lingkungannya. Hal
tersebut terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil
yang optimal.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan pendidik atau
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Khuluqo (2017: 52)
menjelaskan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada siswa. Menurut Karwono dan
Mularsih (2012: 20) pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh
faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar.
Gagne dalam Karwono dan Mularsih (2012: 21-22) menjelaskan bahwa
pembelajaran sebagai perangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang sifatnya
internal.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pendidik maupun faktor
eksternal lainnya. Pembelajaran yang terancang dengan baik akan
11
mendukung terjadinya proses belajar pada diri siswa, sehingga siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
B. Hasil Belajar
Bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan belajar adalah
hasil belajar. Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah perubahan
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
apektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Suprijono (2015: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah polaperbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasilbelajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salahsatu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajarandikatagorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas, tidakdilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Hasil belajar pada dasarnya menekankan pada tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotor. Menurut Benjamin S. Bloom dalam
Sudjana (2009: 22-23) menjelaskan bahwa hasil belajar terbagi menjadi tiga
ranah yaitu:
1) ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiridari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis, sintesis, dan evaluasi; 2) ranah afektif, berkenaan dengan sikapyang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) ranah psikomotorik,berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilangerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Tiga ranah yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik merupakan ranah yang dapat dilakukan
oleh siswa. Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh siswa melalui kegiatan
belajar mengajar. Pada penelitian ini yang diukur adalah ranah kognitif saja
12
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai materi
pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang mencakup tiga ranah
atau aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tiga ranah tersebut yaitu
ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan dari belum tahu
menjadi tahu, dari belum bisa menjadi bisa, dari belum paham menjadi
paham. Ranah afektif berkaitan dengan sikap seseorang, minat, dan nilai,
sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
kemampuan motorik dan syaraf.
C. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang menggabungkan
beberapa materi pelajaran dan menyajikannya ke dalam sebuah tema atau
topik. Suryosubroto (2009: 133) menyatakan bahwa pembelajaran
tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang
mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik
pembahasan.
Sutirjo dan Mamik dalam Suryosubroto (2009: 133) mengemukakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajar,
serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Pembelajaran
tematik dilakukan untuk mengupayakan suatu perbaikan kualitas
13
pendidikan. Pembelajaran tematik juga menekankan pada keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
Trianto dalam Hardiyanto (2014: 32) menjelaskan bahwa pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna pada siswa. Melalui pembelajaran tematik, siswa
dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang
telah dipelajarinya. Dengan demikian siswa terlatih untuk menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik),
bermakna, autentik, dan aktif.
Beberapa pendapat ahli di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
megintegrasikan aspek pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap, serta
pemikiran dalam sebuah materi pelajaran menggunakan tema atau topik.
Melalui pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki beberapa karakteristik. Majid (2014: 89) mengemukakan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut.
14
a. Berpusat pada siswa.b. Memberikan pengalaman langsung.c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.e. Bersifat fleksibel.f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Karakteristik pembelajaran tematik, menurut Tim Pengembang PGSD
dalam Dismawan (2014 : 19) yaitu sebagai berikut.
a. Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatiandalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapabidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek,memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antarskemata yangdimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya akan memberikandampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
c. Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahamisecara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
d. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar padapendekatan diskoveri inkuiri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,hingga proses evaluasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik yaitu (1) pembelajaran berpusat pada
siswa; (2) memberikan siswa pengalaman langsung; (3) pembelajaran
yang terpadu; (4) bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik juga
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip
yang ingin dipelajari.
D. Lingkungan Belajar di Sekolah
Lingkungan merupakan suatu tempat dimana terjadi proses interaksi antara
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Lingkungan merupakan
tempat seseorang berinteraksi baik dengan orang di sekitarnya maupun
dengan alam.
15
Menurut Karwono dan Mularsih (2010: 22) lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di luar diri individu. Munib (2004: 76) menyatakan, secara umum
lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Menurut Suryabrata (2006: 233) lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar individu dimana dalam keseluruhan
tingkah lakunya individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya, baik
disadari maupun tidak disadari, langsung maupun tidak langsung.
Uraian di atas menunjukkan bahwa lingkungan belajar adalah suatu tempat
atau keadaan yang mempengaruhi perubahan tingkah laku manusia.
Perubahan yang diakibatkan lingkungan merupakan aktivitas antara manusia
dan lingkungannya. sehingga terjadi proses dari tidak tahu menjadi tahu,
tidak mengerti menjadi mengerti. Semakin kuat pengaruh lingkungan
tersebut, maka perubahan yang terjadi pada subjek belajar akan semakin
tinggi.
Lingkungan belajar atau lingkungan pendidikan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lingkungan belajar di sekolah. Menurut Hamalik (2004:
195) lingkungan belajar di sekolah adalah kondisi yang ada di dalam sekolah
yang memiliki makna dan pengaruh tertentu pada siswa. Menurut Khuluqo
(2017: 41-44) menyatakan bahwa lingkungan belajar di sekolah meliputi (1)
lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, sumber-sumber
belajar, dan media belajar; (2) lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa
16
dengan teman-temannya dan siswa dengan gurunya. Walgito (2004: 155)
mengemukakan apabila berbicara tentang lingkungan belajar di sekolah,
maka akan membahas tentang masalah yang berhubungan dengan tempat,
alat-alat belajar, suasana, waktu, dan pergaulan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
lingkungan belajar di sekolah adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat
membentuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang untuk melakukan
kegiatan belajar. Kondisi lingkungan sekolah dan hubungan antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang baik akan menciptakan
kenyamanan bagi siswa dalam belajar sehingga akan lebih mudah untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal. Indikator yang peneliti gunakan dari
lingkungan belajar di sekolah adalah (1) tempat; (2) alat-alat belajar;
(3) suasana; (4) waktu; dan (5) pergaulan.
E. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu stimulus yang mengandung keinginan yang
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu. Djaali (2009: 101) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi
fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu
tujuan (kebutuhan). Sardiman (2011: 102) menyatakan bahwa motivasi
berpangkal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai daya
17
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Mc. Donald dalam Djamarah (2011:148) menyatakan bahwamotivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorangyang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untukmencapai tujuan. Motivasi juga bisa berbentuk usaha-usaha yangdapat menyebabkan seseorang tergerak untuk melakukan sesuatukarena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau memperolehkepuasan dengan perbuatannya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi
adalah segala dorongan yang ada pada diri seseorang. Dorongan tersebut
untuk melakukan aktivitas demi tercapainya suatu tujuan yang
dikehendakinya.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat diperlukan dalam proses belajar seseorang. Uno
(2013: 23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, dengan indikator atau unsur yang mendukung. Sardiman (2011 :75)
menjelaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
dari dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
Koeswara dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 80) mengartikanmotivasi belajar sebagai kekuatan mental yang mendorong terjadinyabelajar. Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian,kemauan atau cita-cita. Adanya keinginan atau cita-cita, maka siswaakan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Siswaakan memperhatikan penjelasan dari guru dan ikut berpartisipasi
18
aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan faktor kuncidalam pembelajaran dan prestasi siswa di semua jenjang sekolah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah dorongan internal maupun eksternal yang
menimbulkan keinginan belajar pada seorang siswa untuk melakukan
sesuatu. Supaya tumbuh keinginan atau cita-cita sehingga siswa akan
bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.
3. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi sangat penting bagi siswa dalam proses pencapain tujuan belajar
yang diharapkan.
Sardiman (2011: 85) menjelaskan fungsi-fungsi motivasi, yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak ataumotor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakanmotor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendakdicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah darikegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatanyang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan, denganmenyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagitujuan tersebut.
Djamarah (2011: 157) mengungkapkan fungsi-fungsi motivasi di
antaranya adalah sebagai berikut.
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhisikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan.Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didikini merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yangkemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan.Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi manaperbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yangdiabaikan.
19
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
fungsi motivasi dalam kegiatan belajar adalah sebagai penggerak,
penyeleksi perbuatan, dan mengarahkan kegiatan dalam belajar. Motivasi
juga berfungsi sebagai pendorong mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya siswa andil dalam pembelajaran.
4. Indikator Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa–siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan indikator–indikator yang mendukung.
Sardiman (2016: 83) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi
belajar dapat diciri-cirikan sebagai berikut.
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalamwaktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa).Tidakmemerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untukorang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadaptindak kriminal, amoral, dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri.5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).6) Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan
sesuatu).7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Uno (2013 : 23) mengklasifikasikan indikator-indikator motivasi belajar
sebagai berikut.
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.4) Adanya penghargaan dalam belajar.
20
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, indikator yang peneliti gunakan dari motivasi
belajar adalah (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, sub indikator
meliputi kemauan untuk bertanya apabila belum paham, memperhatikan
penjelasan guru, rajin belajar secara mandiri, konsentrasi dalam mengikuti
proses pembelajaran, dan teliti; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar, sub indikator meliputi kemauan untuk belajar, tanggung jawab
dengan tugas yang diberikan, dan kesadaran akan pentingnya pengetahuan;
(3) adanya harapan dan cita-cita di masa depan, sub indikator meliputi
keinginan untuk berprestasi dan melaporkan hasil belajar kepada orang
tua.
F. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang
dikemukakan. Penelitian yang relevan ini adalah.
1. Nugroho (2015)
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Sapen Tahun Pelajaran
2015/2016”. Berdasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah Sapen tahun pelajaran
2015/2016.
21
Persamaan antara penelitian Nugroho dengan penelitian yang peneliti
laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu lingkungan belajar.
Perbedaannya terletak pada variabel terikat, peneliti menggunakan hasil
belajar, tempat penelitiannya di SD Negeri 1 Metro Timur, subjek
penelitiannya siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur, dan waktu
pelaksanaannya pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Adapun
Nugroho menggunakan prestasi belajar, tempat penelitiannya di SD
Muhammadiyah Sapen, subjek penelitiannya siswa kelas V SD
Muhammadiyah Sapen, dan waktu penelitiannya pada semester ganjil
tahun akademik 2015/2016. Mengingat persamaan dan perbedaan yang
telah diuraikan di atas, maka penelitian Nugroho dapat menjadi acuan
dalam penelitian yang peneliti laksanakan.
2. Firdantia (2016)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar IPS dan PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ungaran Tahun
Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan penelitiannya terdapat hubungan yang
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
dan PKn siswa kelas V semester 1 S SD Negeri 1 Ungaran tahun
pelajaran 2015/2016.
Persamaan antara penelitian Firdantia dengan penelitian yang peneliti
laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu motivasi belajar.
Perbedaannya terletak pada variabel terikat, peneliti menggunakan hasil
belajar, tempat penelitiannya di SD Negeri 1 Metro Timur, subjek
22
penelitiannya siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur, dan waktu
pelaksanaannya pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Adapun
Penelitian Firdantia menggunakan prestasi belajar, tempat penelitiannya
di SD Negeri 1 Ungaran, dan waktu pelaksanaannya pada tahun pelajaran
2015/2016. Mengingat persamaan dan perbedaan yang telah diuraikan di
atas, maka penelitian Firdantia dapat menjadi acuan dalam penelitian
yang peneliti laksanakan.
G. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
1. Kerangka Pikir
Kerangka pikir digunakan untuk membantu peneliti dalam memusatkan
penelitiannya serta untuk memahami hubungan antarvariabel tertentu yang
dipilih peneliti. Kerangka pikir menurut Sekaran dalam Sugiyono (2010:
91) merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Intinya kerangka pikir memudahkan peneliti untuk
mengidentifikasi hubungan antara kedua variabel.
Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antarvariabel yang akan diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan
antarvariabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam Penelitian
ini adalah lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar, sedangkan
variabel terikatnya adalah hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
akan menjelaskan keterkaitan antarvariabel dalam penelitian ini.
23
a. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Sekolah dengan HasilBelajar Siswa
Lingkungan belajar di sekolah merupakan tempat belajar bagi siswa dan
teman-temannya untuk menerima ilmu pengetahuan dari gurunya
dengan tujuan agar menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan
mempunyai tingkah laku yang baik. Lingkungan belajar di sekolah
meliputi keadaan sarana dan prasarana, sumber belajar media belajar,
hubungan siswa dengan temannya, siswa dengan guru. Fasilitas-fasilitas
sekolah memegang peranan penting bagi keberhasilan belajar siswanya.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus mampu mendukung
kegiatan belajar mengajar dengan baik. Lingkungan sekolah yang
mendukung akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan lebih
optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi sesuai
dengan yang diharapkan oleh semua pihak, baik oleh siswa maupun
guru. Penelitian ini akan memfokuskan pada hasil belajar tema 3 siswa
kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
b. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa
Guru sebagai seorang pendidik yang pasti mengharapkan keberhasilan
dalam proses pembelajaran, terutama keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Akan tetapi pada
kenyataannya, keinginan tersebut belum dapat tercapai karena banyak
faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa maupun luar
diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa salah satunya yaitu
motivasi belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
24
dari dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada
kegitan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi
adalah pendorong bagi setiap siswa dalam melakukan aktivitas atau
kebiasaan-kebiasaan belajarnya. Motivasi belajar yang tinggi akan
memberi dukungan yang positif terhadap pencapaian prestasi belajar.
Semangat belajar yang tinggi akan membuat siswa secara mandiri dapat
mencari sumber belajar sebanyak-banyaknya.
c. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Sekolah dan MotivasiBelajar Siswa dengan Hasil Belajar Siswa
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus mampu mendukung
kegiatan belajar mengajar dengan baik. Lingkungan sekolah yang
mendukung akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan lebih
optimal sehingga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi sesuai
dengan yang diharapkan oleh semua pihak, baik oleh siswa maupun
guru.
Motivasi belajar merupakan unsur yang penting sebagai daya penggerak
siswa yang menimbulkan keinginan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi siswa
yang tinggi akan mendukung siswa untuk belajar dengan baik. Apabila
siswa belajar dengan sungguh-sungguh tentunya hal ini akan
25
memberikan dampak yang positif bagi siswa untuk berprestasi di
sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini
adalah, “Jika lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa
baik maka akan berpengaruh pada baiknya hasil belajar siswa. Begitu
pula jika lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar siswa
kurang baik maka akan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
kurang baik juga”.
2. Paradigma Penelitian
Sugiyono (2010: 66) paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai
pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti
yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang
digunakan.
Berdasarkan penjabaran dan kerangka pikir di atas, maka paradigma
penelitian ini sebagai berikut.
Gambar 1. Paradigma penelitian
rx1x2y
rx2y
rx1y
X1Y
X2
26
Keterangan:X1 = Lingkungan belajar di sekolahX2 = Motivasi belajarY = Hasil belajar→ = Hubungan
H. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di
atas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah
dengan hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah
dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar tema 3
siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
27
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah ex-postfacto korelasi. Jenis penelitian ini dilakukan
ketika ingin mengetahui tentang kuat atau lemahnya hubungan antara dua
atau lebih variable. Arikunto (2013: 4) menjelaskan bahwa penelitian
korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,
tambahan atau menipulasi terhadap data yang sudah ada. Menurut Sukardi
(2016: 166) penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan
tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar di sekolah dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro
Timur.
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian. Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Memilih subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
Subjek uji coba instrumen angket yaitu 30 orang siswa kelas IV SD Negeri
10 Metro Timur yang tidak termasuk dalam sampel penelitian.
28
2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data berupa angket.
3. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji coba instrumen.
4. Menaganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui apakah
instrumen yang telah dibuat valid dan reliabel.
5. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket kepada
sampel penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa
penulis menggunakan studi dokumentasi yang dilihat pada dokumen hasil
ujian semester tema 3 dari pendidik kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
6. Menghitung kedua data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan dan
tingkat keterkaitan antara lingkungan belajar di sekolah dengan hasil
belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.
7. Interpretasi hasil penghitungan data.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Timur yang
beralamatkan di Jl. Jend. A. Yani No. 86, Kelurahan Iring Mulyo,
Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penyusunan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018
selama 7 bulan, dari bulan Oktober 2017 sampai April 2018. Kegiatan
penelitian dimulai dari tahap perencanaan sampai penggandaan dan
pengiriman hasil.
29
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilaksanakan adalah siswa kelas IV SD Negeri 1
Metro Timur tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 42 siswa.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang di tetapkan oleh penulis untuk di pelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur. Data jumlah siswa yang menjadi
populasi dalam penelitian ini, berdasarkan strata hasil belajar (tuntas dan
belum tuntas).
Tabel 2. Data jumlah siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur tahunajaran 2017/2018
No KelasJenis kelamin
Jumlah siswaL P
1. IV A 9 12 212. IV B 13 8 21
Jumlah 22 20 42Sumber: Dokumen administrasi sekolah kelas IV SD Negeri 1 Metro
Timur.
2. Sampel Penelitian
Arikunto (2010: 71) menyatakan bahwa jika populasi kurang dari 100
lebih baik diambil sebagai penelitian populasi. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.
Sugiyono (2010: 124) menjelaskan bahwa sampling jenuh adalah
penentuan sample apabila semua anggota populasi digunakan sebagai
30
sample dengan tujuan penulis ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur dengan jumlah 42 siswa.
E. Variabel Penelitian
Sebuah penelitian tentulah harus memiliki variabel, baik berupa variabel
bebas maupun variabel terikat. Sugiyono (2010: 60) menyatakan bahwa
variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independen) (Sugiyono,
2016: 61). Penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan
satu variabel terikat. Berikut uraian ketiga variabel tersebut.
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian yang akan dilakasanakan adalah
lingkungan belajar di sekolah (X1) dan motivasi belajar (X2).
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah hasil
belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur (Y).
31
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel menjelaskan variabel-variabel yang telah diteliti
agar dalam proses penelitian bisa berjalan sesuai dengan rencana. Untuk
memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
mendefinisikan objek penelitian, maka variabel yang diuji dalam penelitian
yang telah dilaksanakan perlu dioperasionalkan. Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah.
1. Lingkungan Belajar di Sekolah (X1)
Lingkungan belajar di sekolah adalah suatu keadaan atau kondisi yang
dapat membentuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar. Selanjutnya untuk mengetahui lingkungan
belajar di sekolah dalam penelitian ini dilakukan pengukuran dengan
indikator (1) tempat belajar, (2) alat-alat untuk belajar, (3) suasana belajar,
(4) waktu belajar, dan (5) pergaulan (Walgito, 2004: 155).
2. Motivasi Belajar (X2)
Motivasi belajar adalah daya penggerak atau dorongan internal maupun
eksternal yang memberikan arah pada seorang siswa untuk melakukan
suatu perubahan dalam belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
mencapai hasil belajar yang optimal, dengan indikator (1) adanya hasrat
dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
dan (3) adanya harapan dan cita–cita di masa depan (Uno, 2013: 23).
Data lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar didapat dari
selebaran angket dengan menggunakan skala Likert tanpa pilihan jawaban
netral. Adapun untuk pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah.
32
Tabel 3. Skor penilaian jawaban angket
Bentuk Pilihan Jawaban SkorSelalu 4Sering 3Jarang 2
Tidak pernah 1Adopsi: Kasmadi dan Nia (2014: 76)
Keterangan: kriteria interpretasi skorAngka 76%-100% = selaluAngka 51%-75% = seringAngka 26%-50% = jarangAngka 0%-25% = tidak pernahAdopsi: Kasmadi dan Nia (2014: 76)
3. Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah bentuk nyata setelah siswa melakukan kegiatan
belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai ujian
semester ganjil tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur tahun
2017/2018.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi sebagai metode ilmiah biasa diartikan dengan metode
pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara
langsung di lapangan serta pencatatan sistematik fenomena-fenomena
yang diselidiki. Menurut Hadi dalam Sugiyono (2010: 203) observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
33
berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dalam penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi
tentang lokasi penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Timur.
2. Kuesioner (angket)
Sugiyono (2010: 199) menyatakan bahwa angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai
lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar.
Kuesioner (angket) ini dibuat dengan jenis angket tertutup dan
menggunakan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban
tanpa jawaban netral, ini dimaksud untuk menghindari kecenderungan
responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.
Penyusunan angket lingkungan belajar di sekolah mengacu pada aspek-
aspek lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar yang masing-
masing terdiri dari 30 item pertanyaan, berikut perinciannya.
Tabel 4. Kisi-kisi kuesioner (angket) lingkungan belajar di sekolah
No Indikator SubIndikator
Nomor Angket NomorJadiDiajukan Dipakai
1. Tempat belajar
Kenyamanandan
kebersihan1,2,3 1,2 1,2
Penerangan 4,5,6 5,6 3,4
2. Alat-alat belajar
Peralatan danperlengkapan
7,8,9 8,9 5,6
Sumberbelajar
10,11,12 10,11 7,8
3. Suasana belajarKebisingan
di dalam13,14,15 13,14,15 9,10,11
34
lingkunganbelajar
Kebisingandi luar
lingkunganbelajar
16,17,18 17 12
4.Waktu belajar
Waktumasuk
istirahat danpulangsekolah
19,20,21 19,20 13,14
Waktubelajar
22,23,24 23,24 15,16
5. Pergaulan siswa
Hubungansiswa dengan
siswa25,26,27 25,27 17,18
Hubungansiswa dengan
pendidik28,29,30 29,30 19,20
Adopsi: Walgito (2004: 155)
Tabel 5. Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar
No. Indikator Sub IndikatorNomor Angket Nomor
JadiDiajukan Dipakai
1.
Adanyahasrat dankeinginanberhasil
Kemauan untukbertanya apabila belum
paham1, 2 3 ,4 1,3 1,2
Memperhatikanpenjelasan guru
5, 6 5,6 3,4
Rajin belajar secaramandiri
7, 8, 9 7,8 5,6
Konsentrasi dalammengikuti proses
pembelajaran10, 11 11 7
Teliti 12, 13 12,13 8,9
2.
Adanyadorongan
dankebutuhan dalambelajar
Kemauan untuk belajar14, 15,16, 17
16,17 10,11
Tanggung jawab dengantugas yang diberikan
18, 19,20, 21
19,20,21 12,13,14
Kesadaran akanpentingnya pengetahuan
22, 23,24, 25
23,24 15,16
3.Adanyaharapan
Keinginan untukberprestasi
26, 27, 2827,28 17,18
35
dan cita-cita masa
depan
Melaporkan hasil belajarkepada orang tua
29, 30 30 19,20
Adopsi: Uno (2013: 23)
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah bentuk nyata setelah siswa melakukan kegiatan
belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai ujian
semester ganjil tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur (lampiran
4 hlm. 105).
4. Studi Dokumentasi
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar
siswa tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya
dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen. Data
tentang hasil belajar siswa dalam penelitian ini, yaitu melalui dokumen
nilai ujian semester ganjil tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro
Timur.
H. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data objek
penelitian dari sampel, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen harus
dilakukan terlebih dahulu. Instrumen penelitian yang dimaksud adalah skala
kecerdasan emosional siswa. Instrumen tersebut diujikan pada seluruh
anggota populasi, karena penelitian ini menggunakan total sampling.
Responden yang ditentukan dalam uji validitas dan reliabilitas instrumen
adalah 30 siswa kelas IV SD Negeri 10 Metro Timur. Peneliti memilih SD
36
Negeri 10 Metro Timur dikarenakan SD tersebut memiliki strata yang sama
dengan SD Negeri 1 Metro Timur yang dijadikan sampel penelitian, yaitu
tingkatan kelas, kurikulum, dan akreditasi A.
I. Uji Prasyarat Instrumen
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan dan pengembangan uji
persyaratan instrumen adalah masalah validitas. Menurut Sugiyono (2016:
173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini hanya terdapat satu instrumen
pengumpulan data yang berbeda yaitu kuesioner. Sehingga diperlukan teknik
analisis uji persyaratan instrumen, yakni sebagai berikut.
1. Uji Validitas Instrumen
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Pengujian validitas
instrumen menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang
dikemukakan oleh Pearson dalam Riduwan (2009: 99) dengan rumus
sebagai berikut.
꞊∑ − (∑ )(∑ ){ − ( ) } . { − ( ) }
Keterangan:rxy = Koefisien antara variabel X dan YN = Jumlah sampelX = Skor itemY = skor total
Distribusi/tabel r (lampiran 6 hlm. 133) untuk α =0,05
Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid, sebaliknya
Jika rhitung < rtabel berarti tidak valid atau drop out
37
Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat hubungan rxy yaitu dengan
memberikan interpretasi secara sederhana terhadap indeks kolerasi “r”
digunakan pedoman sebagai berikut.
Tabel 6. Kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)
Koefisien korelasi r Kriteria validitas0,91 – 1,00 Sangat tinggi0,71 – 0,90 Tinggi0,41 – 0,70 Sedang0,21 – 0,40 Rendah0,01 – 0,20 Sangat rendah
Adopsi: Masidjo (2007: 243)
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang valid belum tentu reliabel. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari
harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Kasmadi dan Nia
(2014: 79) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat
digunakan rumus Korelasi Alpha Cronbach, yaitu:
= − . −Keterangan :r11 = Reliabilitas instrumenΣσ = Varians skor tiap-tiap itemσtotal = Varian totaln = Banyaknya soal
Untuk mencari varians skor tiap-tiap item (σi) digunakan rumus:
= ∑ − (∑ )
38
Keterangan:σi = Varians skor tiap-tiap item∑Xi = Jumlah item Xi
N = Jumlah responden
Selanjutnya untuk mencari varians total (σtotal) dengan rumus:
= ∑ − (∑ )Keterangan:Σtotal = Varians total∑Xtotal = Jumlah X totalN = Jumlah responden
Hasil perhitungan dari rumus Korelasi Alpha Cronbach (r11)
dikonsultasikan dengan nilai tabel r (lampiran 6 hlm. 133) Product
Moment dengan dk= n - 1, dan α sebesar 5% atau 0,05, maka kaidah
keputusannya sebagai berikut:
Jika r11 > rtabel berarti reliabel, sedangkan
Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel
J. Hasil Uji Prasyarat Instrumen
Pelaksanaan uji coba instrumen angket, pada hari Senin tanggal 27 Januari
2018. Responden uji coba instrumen adalah 30 orang siswa kelas IV SD
Negeri 10 Metro Timur Kecamatan Metro Timur yang bukan merupakan
sampel penelitian
a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Angket) LingkunganBelajar di Sekolah (X1)
Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen lingkungan belajar di
sekolah (Lampiran 3 hlm. 92) terdapat 21 item pernyataan yang valid dari
30 item pernyataan yang diajukan oleh peneliti, sedangkan item
39
pernyataan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak 20
item pernyataan, hal tersebut didasari pada item dengan koofisien korelasi
tertinggi di setiap indikator yang ingin diketahui oleh peneliti.
Berdasarkan uji coba validitas instrumen lingkungan belajar di sekolah,
diketahui bahwa instrumen lingkungan belajar di sekolah yang akan
peneliti gunakan yakni item pernyataan no; 1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14,
15, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 27, 29, 30. Namun, item–item tersebut belum
tentu reliabel, oleh sebab itu perlu diuji reliabiltas. Hasil uji reliabilitas
instrumen lingkungan belajar di sekolah (Lampiran 3 hlm. 96) didapati
bahwa koofesien korelasi (r11) sebesar 0,885, sedangkan rtabel yaitu
sebesar 0,367. Hal ini berarti r11 > rtabel dengan interpretasi bahwa
instrumen reliabel.
Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas, berikut peneliti sajikan dalam
bentuk tabel.
Tabel 7. Hasil uji validitas dan reliabilitas intrumen angket lingkunganbelajar di sekolah
No Item Uji Validitas Uji ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status
1 1 0,448 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel2 2 0,439 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel3 0,239 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji4 0,273 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji5 3 0,580 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel6 4 0,538 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel7 0,017 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji8 5 0,461 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel9 6 0,583 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel
10 7 0,445 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel11 8 0,615 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel12 0,054 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji13 9 0,554 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel14 10 0,432 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel15 11 0,616 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel16 0,178 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji
40
17 12 0,141 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel18 0,324 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji19 13 0,636 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel20 14 0,456 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel21 0,302 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji22 0,208 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji23 15 0,557 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel24 16 0,416 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel25 17 0,582 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel26 0,362 0,361 Valid - - Tdk diuji27 18 0,572 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel28 0,334 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji29 19 0,574 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel30 20 0,429 0,361 Valid 0,858 0,367 Reliabel
Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 27 Januari2018
b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Angket) MotivasiBelajar (X2)
Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen motivasi belajar (Lampiran
3 hlm. 94) terdapat 20 item pernyataan yang valid dari 30 item pernyataan
yang diajukan oleh peneliti dan semua item pernyataan digunakan oleh
peneliti. Berdasarkan uji coba validitas instrumen motivasi belajar,
diketahui bahwa instrumen motivasi belajar yang akan peneliti gunakan
yakni item pernyataan no; 1, 3, 5, 6, 7 ,8, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21,
23, 24, 25, 27, 28, 30. Namun, item–item tersebut belum tentu reliabel,
oleh sebab itu perlu diuji reliabiltas. Hasil uji reliabilitas instrumen
motivasi belajar (Lampiran 3 hlm. 98) didapati bahwa koofesien korelasi
(r11) sebesar 0,832, sedangkan rtabel yaitu sebesar 0,367. Hal ini berarti r11
> rtabel dengan interpretasi bahwa instrumen reliabel.
Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas, berikut peneliti sajikan dalam
bentuk tabel.
41
Tabel 8. Hasil uji validitas dan reliabilitas intrumen angket motivasibelajar
No Item Uji Validitas Uji ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status
1 1 0,423 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel2 0,152 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji3 2 0,473 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel4 0,214 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji5 3 0,452 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel6 4 0,429 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel7 5 0,503 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel8 6 0,388 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel9 0,176 0,361 Tdak Valid - - Tdk diuji
10 0,027 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji11 7 0,582 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel12 8 0,535 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel13 9 0,442 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel14 0,142 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji15 0,269 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji16 10 0,473 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel17 11 0,473 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel18 0,114 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji19 12 0,557 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel20 13 0,548 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel21 14 0,467 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel22 0,007 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji23 15 0,449 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel24 16 0,595 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel25 17 0,541 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel26 0,113 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji27 18 0,520 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel28 19 0,422 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel29 0,128 0,361 Tidak Valid - - Tdk diuji30 20 0,376 0,361 Valid 0,832 0,367 Reliabel
Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 27 Januari2018
K. Teknik Analisis Data
Data yang didapat dari penelitian sebelum diuji hipotesis untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
haruslah diuji prasyaratan analisis data. Berikut uji prasyaratan analisis data
dan uji hipotesis.
42
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa cara yang
digunakan untuk menguji normalitas data diantaranya dengan Uji
Kertas Peluang Normal, Uji Chi Kuadrat (X2), dan Uji Liliefors. uji
normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Uji Chi
Kuadrat (X2).
Rumus utama pada metode Uji Chi Kuadrat (X2) seperti yang
diungkapkan Riduwan (2009: 124) adalah:
= ( − )Keterangan:X2
hitung = Nilai Chi Kuadrat hitungfo = Frekuensi hasil pengamatanfe = Frekuensi yang diharapkank = Banyaknya kelas interval
Selanjutnya membandingkan χ2hitung dengan nilai χ2tabel untuk α =
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1, maka dikonsultasikan pada
tabel Chi Kuadrat (lampiran 6 hlm. 134) dengan kaidah keputusan
sebagai berikut.
Jika χ2hitung < χ2tabel, artinya distribusi data normal, dan
Jika χ2hitung > χ2tabel, artinya distribusi data tidak normal.
43
b. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki
hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan sebagai
prasayarat dalam analisis korelasi ataupun regresi linear. Rumus utama
pada Uji Linearitas yaitu dengan Uji-F, seperti yang diungkapkan
Riduwan (2009: 124) sebagai berikut.
=Keterangan:Fhitung = Nilai Uji F hitungRJKTC = Rata-rata Jumlah Tuna CocokRJKE = Rata-rata Jumlah Kuadrat Error
Selanjutnya menentukan Ftabel dengan langkah seperti yang
diungkapkan Sugiyono (2010: 274) yaitu dk pembilang (k – 2) dan dk
penyebut (n – k). Hasil nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
(lampiran 5 hlm. 117), dan selanjutnya ditentukan sesuai dengan kaidah
keputusan:
Jika Fhitung < Ftabel, artinya data berpola linier, dan
Jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.
2. Uji Hipotesis
Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk mencari
makna hubungan antara variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi
tersebut diuji dengan rumus Korelasi Product Moment yang diungkapkan
Pearson dalam Riduwan (2009: 138) sebagai berikut.
44
꞊∑ − (∑ )(∑ ){ − ( ) } . { − ( ) }
Keterangan:rxy = Koefisien (r) antara variabel X dan YN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y
Pengujian hipotesis ketiga yaitu hubungan lingkungan belajar di sekolah
(X1) dan motivasi belajar(X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar
(Y) digunakan rumus kolerasi ganda (multiple correlation) yang
diungkapkan Sugiyono (2010: 266) sebagai berikut.
=
Keterangan:RyX1X2 = Kolerasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama ................ .dengan variabel YRyx1 = Kolerasi product moment antara X1 dan YRyx2 = Kolerasi product moment antara X2 dan YRx1x2 = Kolerasi product moment antara X1 dan X2
Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1 < r < +1), apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna;
r = 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti korelasi sangat kuat. Arti
harga r akan dikonsultasikan dengan tabel 6 kriteria interpretasi koefisien
korelasi nilai r.
Rumus selanjutnya adalah untuk mencari besar kecilnya kontribusi
variable X terhadap variabel Y dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2009: 139):
45
= × %Keterangan :KD = Koefisien diterminanr = Nilai koefisien korelasi
Pengujian lanjutan, jika terdapat hubungan antara variabel X1, X2, dan
variabel Y maka untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan
hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y akan diuji dengan Uji
Signifikansi atau Uji-F dengan rumus:
Fh =// ( )
Keterangan:R : koefisien korelasi gandak : jumlah variabel independentn : jumlah anggota sampel
Selanjutnya dikonsultasikan ke F tabel (lampiran 6 hlm. 136) dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang
ditetapkan 0,05, dengan keputusan:
Jika Fhitung > Ftabel, Terdapat hubungan yang signifikan atau
hipotesis penelitian diterima, sedangkan
Jika Fhitung < Ftabel, Tidak terdapat hubungan yang signifikan
atau hipotesis penelitian ditolak.
64
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan lingkungan
belajar di sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar tema 3 siswa
kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah
terhadap hasil belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur
ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,405 berada pada taraf
“Rendah”.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil
belajar tema 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur ditunjukkan dengan
koefisien korelasi sebesar 0,411 berada pada taraf “Sedang”.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar di sekolah
dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar tema 3
siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur ditunjukkan dengan koefisien
kolerasi sebesar 0,428 berada pada taraf “Sedang”.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran
kepada pihak-pihak terkait. Berikut rekomendasi peneliti.
65
1. Siswa
Siswa dapat menciptakan suasana yang nyaman dan tenang dalam kelas
agar memperoleh hasil belajar yang optimal, dikarenakan lingkungan belajar
di sekolah mempengaruhi hasil belajar yang cukup besar. Siswa juga harus
meningkatkan motivasi belajar, terutama motivasi dari dalam dirinya,
dengan demikian siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik,
dikarenakan motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar yang cukup besar.
2. Guru
Guru dapat memanfaatkan lingkungan belajar di sekolah semakin kondusif
agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal. Guru harus mampu
memahami potensi yang dimiliki oleh siswa agar dapat berkembang dengan
baik dan optimal. Guru juga harus mampu menumbuhkan motivasi belajar
kepada siswa, dengan motivasi yang tinggi maka siswa akan dapat
memperoleh hasil belajar yang baik.
3. Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, sekolah harus menyadari bahwa lingkungan
belajar memiliki hubungan terhadap hasil belajar siswa. Sekolah harus
mampu memanfaatkan lingkungan belajar di sekolah yang baik untuk
menciptakan hasil belajar siswa yang lebih baik. Sekolah juga diharapkan
dapat menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga siswa dapat dengan senang hati dan
memiliki keinginan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses
pembelajaran.
66
4. Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti lanjutan, peneliti merekomendasikan agar peneliti lanjutan
dapat meneliti faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar. Di antaranya
kompetensi pedagogik guru, disiplin belajar, kebiasaan belajar, minat
belajar, dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Dengan demikian hasil penelitian akan lebih bervariasi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Dismawan, F.M. 2014. Model Project Based Learning untuk MeningkatkanAktivitas dan Hasil Belajar. Unila. Bandar Lampung.
Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Firdantia, Novia. 2016. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi BelajarIPS dan PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran2015/2016.Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.http://eprints.uny.ac.id/8624/. diakses tanggal 15 Oktober 2017 pukul19.00 WIB.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hardiyanto, Rimbawati Hesti. 2014. Penerapan Kontekstual dalam PembelajaranTematik Siswa Kelas IVA SD Negeri 05 Metro Timur Tahun Pelajaran2014. Unila. Bandar Lampung.
Ikapi. 2013. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Fokusmedia. Bandung.
Karwono, Heni Mularsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran serta PemanfaatanSumber Belajar. PT. Pajagrafindo Persada. Depok.
Kasmadi, Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.Alfabeta. Bandung.
Khuluqo, Ihsana El. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
68
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.
Munib, Ahmad, 2004. Pengengantar Ilmu Pendidikan. UPT MKK UNNES.Semarang.
Nugroho, Bachtiar. 2015. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap PrestasiBelajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Sapen Tahun Ajaran2015/2016. Skripsi Negeri Yogyakarta. Tidak dipublikasikan(http://jogjapress.com) diakses tanggal 14 Oktober 2017 pukul 19.00 WIB.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. PT. Rineka Cipta.Jakarta.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengaja. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R dan D. Alfabeta. Bandung.
Sukardi, Moh. 2016. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. PT. Indeks.Jakarta.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (edisirevisi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Megajar di Sekolah. PT. Rineka Cipta.Jakarta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Pramedia Group. Jakarta.
Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. PT Bumi Aksara.Jakarta.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset. Yogyakarta.