Upload
yongky-pratama-restoe-boemi
View
25
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
PENERAPAN HUKUM PASCAL
Disusun Oleh :
Shofiuddin (B42120449)
Yongki Adi Pratama Putra (B42120491)
Yoecca Nasocha Ditya Rasha (B42120623)
Dwi Pinaring Huda (B42120626)
Muhammad Ruslan (B42120673)
Dosen Pembimbing :
Aditya Wahyu Pratama, ST, MT.
Golongan A / Kelompok IV
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
OKTOBER 2013
3MF - TET
A4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata
Latin yang berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu,
diantaranya adalah fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak,
kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara materi dan energi.
Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai
salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama
teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi
informasi, elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan
penguasaan fisika yang cukup mendalam.
Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya
manusia yang handal dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan
sekitar melalui pengembangan keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial,
dan kegiatan teknologi. Kompetensi rumpun sains salah satunya adalah
mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida.
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup
zat cair dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir.
Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa
digolongkan dalam fluida. Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada
contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat
cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir
dari satu tempat ke tempat yang lain.
Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan
hidraustatis. Dalam fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan
dengan konsep tekanan hidraustatis, salah satunya adalah hukum Pascal. Hukum
Pascal diambil dari nama penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang
berasal dari Perancis.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum
Pascal. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan
penerapannya dalam kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
d. Bagaimanakah prinsip tekanan dan mengukur tekanan pada konsep hukum
pascal?
e. Bagaimanakah cara menguji hukum pascal dalam terapan tekanan fluida?
1.3 Maksud dan Tujuan
a. Mahasiswa dapat memahami prinsip tekanan dan mengukur tekanan pada
konsep hukum pascal.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara menguji hukum pascal dalam terapan
tekanan fluida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Hukum Pascal dan Rumus Hukumnya
Hukum Pascal adalah keterkaitan antara tekanan yang disebabkan oleh zat
cair dalam ruang tertutup. Bunyi Hukum Pascal adalah : Tekanan yang
ditimbulkan zat cair didalam ruang tertutup diteruskan secara merata ke segala
arah. Contohnya, alat semprot obat nyamuk, ketika kita dorong untuk
disemprotkan maka air yang keluar dari lubang penyemprot akan sama besar dan
sama kuat. Hal ini menunjukkan bahwa air menekan secara merata ke segala arah.
1.2 Pemanfaatan Hukum Pascal
Gambar 1. Ilustrasi penerapan hukum pascal
Pemanfaatan Hukum Pascal yang sangat penting dan berguna sekali adalah
dalam hal "memanfaatkan gaya yang kecil menghasilkan gaya yang besar
contohnya adalah pompa hidrolik. Pompa ini memiliki 2 buah tabung yang luas
penampang tabungnya antar keduanya berbeda. Pada tabung kecil dikerjakan
dengan gaya F1. Tekanan yang dihasilkan pada cairan adalah p =F1/ A1 dengan A1
adalah luas penampang dari tabung yang kecil. Tekanan sebesar ini kemudian
diteruskan ke permukaan cairan dalam tabung yang besar. Gaya yang bekerja
pada permukaan cairan dalam tabung besar adalah
F1
A1
=F2
A2
Melihat rumus diatas, maka gaya F2 pada tabung besar dapat diusahakan sebesar
mungkin dengan perbandingan A2/A1. Dengan kata lain, luas penampang A2 harus
berkali-kali lipat luas penampang A1.
1.3 Penggunaan Hukum Pascal pada Berbagai Peralatan
a. Jembatan Angkat
Penggunaan jembatan angkat ini bisa kita lihat pada bengkel dan tempat
pencucian mobil. Dengan diangkatnya mobil maka akan mempermudah perbaikan
maupun pembersihan mobil bagian bawah. Didalam reservoir atau bak
penampungan cairan jembatan angkat diisi dengan minyak. Diatasnya permukaan
minyak terdapat udara yang dimampatkan atau dipadatkan sehingga mempunyai
tekanan yang tinggi. Ketika jembatan angkat ini dipergunakan, maka udara yang
mampat ini akan meneruskan tekanan kebagian bawah penghisap yang
selanjutnya akan mengangkat mobil yang diletakkan diatasnya. Dengan cara
seperti ini maka akan dengan mudah mengangkat beban mobil yang berat menjadi
mudah dilakukan.
b. Dongkrak Hidrolik
Alat ini merupakan alat wajib yang harus tersedia didalam mobil karena
akan sangat membantu kita untuk mengganti ban mobil kita ketika bocor. Ketika
dongkrak ditekan atau diungkit, maka penghisap kecil akan menekan cairan yang
berada di reservoir. Cairan ini akan meneruskan tekanan ke penghisap besar
sehingga akan mendorong benda yang ada diatasnya.
c. Kempa Hidrolik
Benda lain yang mempergunakan prinsip dasar Hukum Pascal adalah,
Kempa Hidrolik yang biasanya digunakan untuk memeras buah untuk diambil
airnya, memadatkan kertas dan lain-lain. Digunakan juga pada Dental Chair atau
kursi periksa gigi, pompa ban, elevator atau tangga berjalan untuk menaikkan
barang atau orang ke pesawat dan lain-lain.
d. Rem Hidrolik
Cara Kerja Rem Hidrolik Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik
yang berisi cairan berupa minyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston
penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang
memegang peranan penting dimana konsep dan sterukturnya telah didesain
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hukum pascal, dengan tujuan
menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak
terlalu dalam.
Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dumaksud adalah dengan
mendesain agar pipa pada pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung
dengen piston cakram. Saat pedal rem diinjak pedal yang terhubung dengan
booster rem akan mendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang
berada pada pipa akan mendapatkan tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal
akan diteruskan ke segala arah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa
yang terhubung dengan piston cakram.
Karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedal
maka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskan ke
piston cakram yang terhubung dengan kanvas rem dengan jauh lebih besar
sehingga gaya untuk mencengkram cakram akan lebih besar pula. Cakram yang
besinggungan dengan kanvas rem akan menghasilkan gaya gesek, dan gaya gesek
adalah gaya yang bernilai negative maka dari itu cakram yang ikut berputar
bersama roda semakin lama perputarannya akan semakin pelan, dan inilah yang
disebut dengan proses pengereman. Selain itu karena diameter dari cakram yang
lebih lebar juga ikut membantu proses pengereman. Hal itulah yang menyebabkan
system kerja rem cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional (rem
tromol).
f. Kursi Dokter Gigi
Kursi dokter gigi termasuk salah satu alat yang memanfaatkan hukum
pascal. Cara kerjanya mirip dengan dongkrak hidrolik. Ketika pedal/tuas tertekan
atau diinjak oleh dokter gigi tekanan fluida dalam bejana berhubungan akan
diteruskan pada kursi pasien sehingga kursi mendapat gaya ke atas. Bayangkan
bahwa tuas injak dan kursi pasien terhubung oleh suatu bejana berhubungan, tuas
injak merupakan tabung kecil dan kursi pasien tabung besar. Ketika dokter
memberikan gaya pada maka tuas injak maka fluida pada tabung kecil akan
mendapat tekanan dan tekanan yang sama besar akan diteruskan pada tabung
besar.
Dari hubungan di atas dapat dilihat bahwa pada tabung kecil (permukaan
kecil), gaya kecil dan untuk tabung besar (permukaan besar) gaya besar. Nah
dengan memanfaatkan hubungan ini dokter gigi cukup memberikan gaya yang
kecil pada tuas injak dan akan menimbulkan gaya yang cukup besar pada kursi
pasien yang membuat kursi pasien naik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk praktikum adalah:
a. Dokrak hidrolik 2 buah
b. Penggaris
c. Roll meter
d. Jangka Sorong
e. Busur derajat
3.1.2 Bahan
Pada praktikum kali ini bahan yang diperlukan tidak ada karena beban yang akan
diangkat oleh dongkrak hidrolik telah ditentukan besar bebannya yaitu 2 Ton.
3.2 Langkah Kerja
a. Perhatikanlah dan pahami intruksi yang diberikan oleh teknisi laboraturium
agar dapat mengurangi kesalahan dan kerusakan saat praktikum.
b. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
c. Ukur panjang lengan horizontal(Y3) dan vertikal(Y2) dongkrak dengan
menggunakan penggaris dan roll meter.
d. Ukur diameter pipa besi(D2) aliran fluida pada dongkrak yang berada dekat
lengan beban dan pipa besi(D1) yang terletak dibawah tuas penekan.
e. Ukur panjang lengan tuas dengan terlebih dahulu diposisikan terangkat ke
atas dengan pengukuran pada panjang lengan horizontalnya terhadap
kemiringan tuas. Panjang lengan tuas yang diukur ada 2 yaitu lengan
reaksi(X1) dan lengan kuasa(X2).
f. Ukur besar sudut(α) ketika tuas diangkat maksimal keatas.
g. Catat seluruh nilai-nilai yang telah diukur dan analisislah datanya sehingga
akan muncul gaya minimal yang dibutuhkan untuk mengangkat beban seberat
2 Ton.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Gambar 2. Dongkrak Hidrolik
4.1.1 Percobaan pertama
a. Data Awal
Bahan : Dongkrak hidrolik warna hitam
m F3(m.g) Y3 Y2 D2 D1 X2 X1 α
2000 Kg19600 N 0,18 m 0,05 m 0,0201 m 0,0113 m 0,32 m 0,04 m
55
°
b. Perhitungan
M 2=M 3
F2. Y 2=F3 . Y 3
F2=F3 .Y 3
Y 2
F2=19600 N . 0,18 m
0,05 m
F2=70560 N
F1
A1
=F2
A2
F1
π .14
.(D1)2=
F2
π .14
.(D1)2
F1
(0,0113 m)2=70560 N
(0,02 01m)2
F1=22300.9 5N
Setelah nilai F1 diketahui, maka perhitungan dilanjutkan dengan menghitung
berapa gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 2 Ton dengan terlebih
dahulu menghitung nilai gaya-gaya yang bekerja pada tuas.
Gambar 3. Arah gaya pada tuas dongkrak pertama
Tahap selanjutnya gaya kuasa akan diperoleh pada perhitungan dibawah ini:
4.1.2 Percobaan kedua
a. Data Awal
Bahan : Dongkrak hidrolik warna merah
m F3(m.g) Y3 Y2 D2 D1 X2 X1 α
2000 Kg 19600 N 0,16 m 0,08 m 0,022 m 0,011 m 0,365 m 0,035 m70
°
b. Perhitungan
M 2=M 3
F2. Y 2=F3 . Y 3
F2=F3 .Y 3
Y 2
F2=19600 N . 0,16 m
0,08 m
F2=39200 N
F1
A1
=F2
A2
F1
π .14
.(D1)2=
F2
π .14
.(D1)2
FR=F1 . cos∝
FR=22300.95 N . cos55 °
FR=22300.95 N . 0 , 57
FR=7627.37 N
M K=M R
FK . X2=F R. X1
FK=FR . X1
X 2
FK=7627.37 N . 0,0 4 m0 , 32 m
FK=953.42 N
F1
(0,011 m)2 =39200 N
(0,022 m)2
F1=9800 N
Setelah nilai F1 diketahui, maka perhitungan dilanjutkan dengan menghitung
berapa gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 2 Ton dengan terlebih
dahulu menghitung nilai gaya-gaya yang bekerja pada tuas.
Gambar 4. Arah gaya pada tuas dongkrak kedua
Tahap selanjutnya gaya kuasa akan diperoleh pada perhitungan dibawah ini:
4.2 Pembahasan
Prinsip kerja dongkrak hidrolik merupakan penerapan dari hukum
pascal yang berbunyi “Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”. Dongkrak hidrolik
terdiri dari dua tabung yang berhubungan dan memiliki diameter yang
berbeda ukurannya. Diameter tabung pendorong(D2) memiliki diameter
yang lebih kecil daripada tabung pengangkat beban(D1) dan setiap tabung
tersebut berisikan cairan oli.
Pada dongkrak hidrolik memiliki tahapan-tahapan dalam proses
kerjanya, tahapan-tahapan kerja pada dongkrak hidrolik terdiri dari 3
tahap. Tahap pertama yaitu kerja sistem momen gaya pada tuas, pada saat
tuas diangkat dan kemudian ditekan, maka momen yang diberikan oleh
pengguna dongkrak(FK.X2) akan diteruskan dengan momen yang sama
FR=F1 . cos∝
FR=9800 N .cos 70°
FR=9800 N .0,34
FR=3332 N
M K=M R
FK . X2=F R. X1
FK=FR . X1
X 2
FK=3332 N . 0,035 m0,365 m
FK=319.51N
besar terhadap tuas yang berada pada tumpuan tabung penekan sehingga
momen dari tuas penekan((FR.X1) untuk menekan tabung sama besar
dengan momen yang diberikan pengguna, meskipun gaya yang diberikan
pengguna(FK) menghasilkan gaya yang lebih besar pada gaya penekan
tuas(FR) untuk menekan tabung penekan.
M K=M R
FK . X2=F R. X1
Tuas penekan memiliki kemiringan(α) terhadap tabung yang akan ditekan
sehingga gaya yang diberikan untuk menekan tabung(F1) memiliki persamaan
rumus F1=FR
cos∝ . Persamaan rumus tersebut menghasilkan nilai gaya F1 yang
lebih besar daripada nilai gaya FR sehingga fungsi tuas didesain miring terhadap
tabung agar gaya yang diberikan pengguna(FK) dapat diperbesar untuk menekan
tabung penekan dengan tetap memiliki nilai momen yang sama besar antara
pengguna dan tuas penekan.
Tahap kedua adalah tahap yang menerapkan prinsip hukum pascal,
pada tahap ini gaya yang diberikan oleh tabung penekan(F1) yang memiliki
diameter kecil(A1) memberikan tekanan pada tabung yang memiliki
diameter lebih besar(A2) dengan tekanan yang merata kesegala arah.
Sehingga tekanan antara tabung kecil dan besar memiliki tekanan yang
sama. Gaya yang diberikan oleh tabung pertama diteruskan menuju tabung
yang lebih besar dengan gaya yang lebih besar oleh cairan oli dalam
tabung tertutup. Penyebab gaya pada tabung kedua(F2) memiliki gaya yang
lebih besar diakibatkan karena diameter tabung kedua lebih besar dan
tekanan pada tabung yang lebih kecil diteruskan kesegala arah dengan
sama besar.
F1
A1
=F2
A2
Selanjutnya pada tahap ketiga, gaya yang dihasilkan oleh tabung
kedua(F2) diteruskan untuk meggerakan tuas pengangkat beban, sehingga
beban terangkat. Prinsip pengangkatan beban menggunakan prinsip
persamaan momen pada tuas pengangkat beban sama seperti pada prinsip
tahap pertama. Beban dapat terangkat keatas karena nilai gaya pendorong
dari F2 lebih besar dibandingkan gaya pada beban(F3) dan nilai momen
dari tabung kedua(M2) memiliki nilai momen yang sama besar dengan
nilai momen beban terhadap tuas pengangkat(M3).
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dongkrak hidrolik merupakan alat yang menerapkan hukum pascal
dalam pengaplikasiannya. Sistem kerjanya terdapat 3 tahap yaitu
a. Tahap pertama yaitu penciptaan gaya oleh pengguna yang diteruskan dengan
konsep persamaan momen pada tuas penekan tabung penekan cairan
b. Tahap kedua merupakan tahap penerapan hukum pascal. Gaya yang yang
diperoleh dari tahap pertama diteruskan oleh cairan oli menuju tabung besar
dengan hasil gaya yang lebih besar. Perubahan gaya menjadi lebih besar
disebabkan tekanan yang diberikan oleh penekan diteruskan dengan tekanan
yang merata kesegala arah dan diakibatkan pula karena diameter tabung
kedua lebih besar.
c. Tahap ketiga sama dengan prinsip tahap pertama. Pada tahap ini gaya yang
dihasilkan oleh tahap kedua diteruskan untuk mengangkat tuas pengangkat
beban. Beban dapat terangkat keatas karena nilai gaya pendorong dari tabung
besar lebih besar dibandingkan gaya pada beban dan nilai momennya sama
besar.
Jadi, prinsip-prinsip pada dongkrak hidrolik sangat jelas dapat
meringankan kerja manusia untuk melakukan aktifitasnya dalam membetulkan
ban mobil atau pekerjaan teknis lainnya karena dengan gaya yang kecil dapat
mengangkat beban yang berat. Dalam praktikum kali ini beban yang akan
diangkat adalah 2 ton dengan gaya 19600 N, dengan melakukan perhitungan
maka gaya yang dibutuhkan hanya953.42 N(Dongkrak hitam) dan 319.51 N
(Dongkrak merah)
4.2 Saran
Pengidentifikasian alat sebelum memulai praktikum sangat perlu
dilakukan agar proses praktikum dapat berjalan dengan lancar sehingga teori yang
dipraktekan dapat semakin mudah dipahami.