28
Subjek Hukum 1. Manusia (orang) 2. Badan Hukum Subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang bersifat perdata sebagai akibat hukum dari hubungan hukum antara orang/ badan hukum dengan orang/ badan hukum lain di bidang perdata Hukum Perorangan

Hukum Perorangan

  • Upload
    iden

  • View
    161

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hukum Perorangan. Subjek Hukum Manusia (orang) Badan Hukum Subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang bersifat perdata sebagai akibat hukum dari hubungan hukum antara orang/ badan hukum dengan orang/ badan hukum lain di bidang perdata. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Hukum Perorangan

Subjek Hukum1. Manusia (orang)2. Badan Hukum

Subjek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang bersifat perdata sebagai akibat hukum dari hubungan hukum antara orang/ badan hukum dengan orang/ badan hukum lain di bidang perdata

Hukum Perorangan

Page 2: Hukum Perorangan

Sebagai manusia, hak dan kewajiban tersebut tidak berpengaruh/ bergantung pada golongan-agama-kewarganegaraan-kaya-miskin-pejabat, dll.

Manusia menjadi subjek hukum sejak dilahirkan s/d mati/ meninggalnya manusia tersebut kecuali Pasal 2 BW yang menyebutkan bahwa ‘ manusia dalam kandungan dianggap hidup guna kepentingan anak tersebut’

Pasal 3 BW mengatakan bahwa selama dia hidup maka tiada suatu hukum apapun yang mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan segala hak keperdataan

Page 3: Hukum Perorangan

Akan tetapi ada beberapa hal yang membatasi hak keperdataan seseorang antara lain;1. Warga negara asing tidak boleh memiliki hak milik

atas tanah2. Larangan pemilikan tanah pertamina oleh petani

diluar kecuali tempat tinggal/ letak tanahnya3. Bahwa pegawai balai lelang dilarang untuk

membeli barang dari suatu perkara4. Kekuasaan orang tua atau wali dapat dicabut

dengan keputusan pengadilan bila ia sempat melalaikan kewajibannya’Orang yang menurut Undang-undang dinyatakan tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum, yaitu:

Page 4: Hukum Perorangan

a. Orang dibawah umur/ belum dewasa

b. Orang dibawah pengampuan/curatelle

c. Orang dibawah perwalian

d. Pasal 47 ayat (1), Pasal 50 ayat (1) UU perkawinan

e. Orang yang dinyatakan Pailit

Orang yang cakap melakukan perbuatan hukum (rechtsbekwaamheids) tidak selalu berwenang melakukan perbuatan hukum (Rechtsbevoegheid)

Page 5: Hukum Perorangan

Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum

Pengertian

badan hukum adalah pendukung hak dan kewajiban yang tidak berjiwa sebagai lawan pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa, yakni manusia, oleh karena tidak berjiwa maka badan hukum tidak dapat dan tidak mungkin berkecimpung dilapangan keluarga seperti mengadakan perkawinan, melahirkan anak, dan lain sebagainya.

Page 6: Hukum Perorangan

Unsur-unsur badan hukum1. Adanya harta kekayaan yang terpisah2. Mempunyai tujuan tertentu3. Mempunyai kepentingan sendiri4. Ada organisasi yang teratur

Page 7: Hukum Perorangan

Ad.1 Adanya kekayaan yang terpisah Harta kekayaan ini diperoleh dari para anggota

maupun dari perbuatan pemisahan yang dilakukan seseorang/ partikelir/ pemerintah untuk suatu tujuan tertentu.

Harta kekayaan ini meskipun berasal dari pemasukan angggota-anggotanya, namun terpisah dengan harta kekayaan pribadi anggota-anggotanya itu.

Perbuatan pribadi anggota-anggotanya tidak mengikat harta kekayaan tersebut, sebaliknya perbuatan badan hukum yang diwakili pengurusnya tidak mengikat harta kekayaan anggota-anggotanya.

Page 8: Hukum Perorangan

Ad. 2 Mempunyai tujuan tertentu Tujuan tertentu ini dapat berupa tujuan yang idiil

maupun tujuan yang komersil yang merupakan tujuan tersendiri daripada badan hukum. Jadi bukan tujuan untuk kepentingan satu atau beberapa orang anggotanya.

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan sendiri oleh badan hukum dengan diwakili oleh organnya dan tujuan yang hendak dicapai itu lazimnya dirumuskan dengan jelas dalam anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan.

Page 9: Hukum Perorangan

Ad. 3 Mempunyai kepentingan sendiri Dalam mencapai tujuannya, badan hukum mempunyai

kepentingan sendiri yang dilindungi oleh hukum. Kepentingan-kepentingan tersebut merupakan hak-hak

subyektif sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa hukum. Oleh karena itu badan hukum memiliki kepentingan

sendiri, dan dapat menuntut serta mempertahankannya terhadap pihak ketiga dalam pergaulan hukumnya

Page 10: Hukum Perorangan

Ad. 4 Ada organisasi yang teratur Badan hukum adalah suatu konstruksi yuridis. Karena itu

sebagai subyek hukum disamping manusia badan hukum hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan organnya

Pada akhirnya yang menentukan suatu badan hukum/ perkumpulan/ perhimpunan sebagai badan hukum atau tidak, adalah hukum positif, yakni badan hukum yang berlaku pada suatu daerah / negara tertentu, pada waktu tertentu dan pada masyarakat tertentu.

Page 11: Hukum Perorangan

Teori-teori badan hukum1. Teori fictie dari von savigny2. Teori harta kekayaan bertujuan (doel vermogen)3. Teori organ dari otto van gierke4. Teori propriete collective5. Teori kenyataan yuridis (juridische realiteitsleer)

Page 12: Hukum Perorangan

Ad. 1 Teori Fictie Menurut teori ini badan hukum itu semata-mata

buatan negara saja. Badan hukum hanyalah fiksi yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada , tetapi orang menghidupkannya dalam bayangan sebagai subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia

Page 13: Hukum Perorangan

Ad. 2 Teori Harta kekayaan bertujuan Menurut teori ini hanya manusia saja yang dapat

menjadi subjek hukum. Namun kata teori ini, ada kekayaan (vermogen) yang bukan harta kekayaan seseorang, tetapi kekayaan itu terikat tujuan tertentu. Kekayaan yang tidak ada yang mempunyainya dan yang terikat kepada tujuan tertentu inilah yang diberi nama badan hukum

Page 14: Hukum Perorangan

Ad. 3 Teori Organ dari otto van Gierke Badan hukum menurut teori ini bukan abstrak

(fiksi) dan bukan kekayaan (hak) yang tidak bersubyek, tetapi badan hukum adalah suatu organisasi yang riil, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan alat-alat yang ada padanya (anggota dan pengurusnya) seperti manusia biasa yang mempunyai panca indera dan sebagainya

Page 15: Hukum Perorangan

Ad. 4 Teori propriete collective Teori ini diajarkan oleh planiol dan mollenngraff.

Menurut teori ini hak dan kewajiban badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-sama. Kekayaan badan hukum adalah kepunyaan bersama semua anggotanya. Orang-orang yang berhimpun tersebut membentuk suatu pribadi yang dinamakan badan hukum

Page 16: Hukum Perorangan

Ad. 5 Teori kenyataan yuridis Dikatakan bahwa badan hukum itu merupakan

suatu realiteit, konkrit, riil walaupun tidak bisa diraba, bukan hayal, tetapi kenyataan yuridis. Teori yang dikemukakan oleh Mejers ini menekankan bahwa hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai bidang hukum saja

Page 17: Hukum Perorangan

Meskipun teori-teori tentang badan hukum tersebut berbeda-beda dalam memahami hakikat badan hukum, namun teori-teori itu sependapat bahwa badan hukum dapat ikut berkecimpung dalam pergaulan hukum di masyarakat, meskipun dengan beberapa pengecualian

Page 18: Hukum Perorangan

Badan hukum sebagai subyek hukumArtinya sebagai pendukung hak dan kewajiban

Konsekuensi sebagai subjek hukum Dapat melakukan perbuatan hukum Dapat melakukan perbuatan melawan hukum

Perbuatan badan hukum Dilakukan oleh organnya Perbuatan hukum organ dalam batas wewenangnya

tidak mengikat organnya secara pribadi tetapi mengikat badan hukum

Dari badan hukum organ ini merupakan unsur yang penting dari organisasi badan hukum itu.

Page 19: Hukum Perorangan

Bagaimana badan hukum itu berbuat dan apa saja yang harus diperbuatnya serta apa yang tidak boleh diperbuatnya telah ditentukan dalam anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan maupun dalam peraturan-peraturan lainnya.

Tindakan organ badan hukum yang melampaui batas-batas yang telah ditentukan, tidak menjadi tanggung jawab badan hukum, tetapi menjadi tanggung jawab pribadi organ yang bertindak melampaui batas itu, terkecuali tindakan itu menguntungkan badan hukum, atau organ yang lebih tinggi kedudukannya kemudian menyetujui tindakan itu. Dan persetujuan organ yang kedudukannya lebih tinggi ini harus masih dalam batas-batas kompetensinya. Sesuai dengan Pasal 1656 BW.

Page 20: Hukum Perorangan

Pasal 45 KUHDagang menyatakan Tanggung jawab para pengurus selain tidak lebih dari

pada untuk menunaikan tugas yang diberikan kepada mereka dengan sebaik-baiknya; merekapun karena segala perikatan dari perseorangan dengan diri sendiri tidak terikat kepada pihak ketiga.

Sementara itu apabila melanggar sesuatu ketentuan dalam akta, atau tenang perubahan yang kemudian yang diadakannya mengenai syarat-syarat pendirian maka atas kerugian yang karenannya telah diderita oleh pihak ketiga, mereka itupun masing-masing dengan diri sendiri bertanggung jawab untuk seluruhnya.

Page 21: Hukum Perorangan

Tanggung Jawab hukum Badan hukum Tanggung Jawab perdata Tanggung jawab pidana

Jenis Badan hukum Badan hukum publik Badan hukum privat

Di Indonesia kriteria yang dipakai untuk menentukan sesuatu badan hukum termasuk badn hukum publik atau termasuk badan hukum privat ada dua macam:1. Berdasarkan terjadinya, yakni badan hukum privat

didirikan oleh perseorangan, sedangkan badan hukum publik didirikan oleh negara/ pemerintah

Page 22: Hukum Perorangan

2. Berdasarkan lapangan kerjanya, yakni apakah lapangan pekerjaannya itu untuk kepentingan umum atau tidak. Apabila lapangan perkerjaannya itu untuk kepentingan umum maka badan hukum tersebut merupakan badan hukum publik, kalau lapangan pekerjaannya untuk kepentingan perseorangan maka badan hukum tersebut masuk kedalam badan hukum privat

Badan hukum Publik misalnya: Negara RI Daerah Tk I Daerah Tk II /Kotamadya Bank-bank Negara ;Bank Indonesia

Page 23: Hukum Perorangan

Badan hukum privat misalnya: Perseroan Terbatas (PT) Koperasi Perkapalan Yayasan Dan lain-lain

Page 24: Hukum Perorangan

Badan hukum menurut pendiriannya (Pasal 1653 BW) Didirikan oleh kekuasaaan umum (Openbaar atau

Gezog) Diakui oleh kekuasaan umum Didirikan dengan masksud tertentu asal tidak

bertentangan dengan UU dan kesusilaan Badan hukum dilihat dari segi wujudnya

1. Kooperasi (Corporatie) adalah gabungan (kumpulan) orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-sama sebagai suatu subyek hukum tersendiri. Karena itu korporasi ini merupakan badan hukum yang beranggota, akan tetapi mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban sendiri yang terpisah dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban para anggotanya, Misalnya; PT (NV), perkumpulan asuransi, perkapalan

Page 25: Hukum Perorangan

2. Yayasan, (stichting) adalah harta kekayaan uang ditersendirikan untuk tujuan tertentu. Jadi pada yayasan tidak ada anggota, yang ada hanyalah pengurusnya

Batasan antara yayasan dan korporasi tidak tegas, oleh karena itu timbul beberapa ajaran untuk membedakan korporasi dengan yayasan sebagai berikut:

Page 26: Hukum Perorangan

Korporasi Yayasan

Pada Korporasi para anggotanya bersama-sama mempunyai kekayaan dan bermacam-macam kepentingan yang berwujud dalam badan hukum itu

Pada yayasan kepentingan yayasan tidak terlekat pada anggotanya, karena yayasan tidak mempunyai anggota

Dalam korporasi para anggota bersama-sama merupakan organ yang memegang kekuasaaan yang tertinggi

sedangkan dalam yayasan yang memegang kekuasaan tertinggiAdalah pengurusnya.

Yang menentukan maksud dan tujuan adalah para anggotanya

Yang menentukan maksud dan tujuannya ditetapkan oleh orang-orang yang mendirikan yang selanjutnya berdiri diluar badan tersebut

Titik berat pada kekuasaannya dan kerjanya

Titik berat pada suatu kekayaan yang ditujukan untuk mencapai suatu maksud tertentu

Page 27: Hukum Perorangan

Peraturan tentang badan hukum BW tidak mengatur secara lengkap dan sempurna

tentang badan hukum. Dalam BW hanya termuat pada Buku III Titel IX Pasal

1653 s/d 1665 dengan istilah ‘van zedelijke lichamen’ yang dipandang sebagai perjanjian

Oleh karena itu lalu diatur dalam buku III tentang perikatan. Hal ini menimbulkan keberatan para ahli karena badan hukum adalah persoon, maka seharusnya dimasukan kedalam Buku I tentang orang.

Peraturan lain tentang badan hukum ini antara lain; 1. Stb. 1870 No. 64 tentang pengakuan badan hukum2. Stb 1927 No. 156 tentang gereja dan organisasi-

organisasi agama

Page 28: Hukum Perorangan

3. Stb. 1939 No. 570 jo. 717 tentang badan hukum Indonesia

4. Undang-undang No 12 tahun 1967 tentang koperasi

5. Kitab Undang-undang hukum Dagang

6. Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT, sekara sudah ada yang terbaru yaitu Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT

7. Undang-undang No. 28 tahun 2004 tentang Yayasan

8. Dan lain sebagainya