63
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, salah satu caranya adalah dengan pembuatan ikan asin (Suhartini dan Hidayat, 2005).Ikan yang telah mati cepat sekali membusuk. Dibandingkan dengan daging sapi, buah ataupun sayuran, daging ikan lebih cepat mengalami proses kemunduran mutu (proses pembusukan). Hal ini disebabkan oleh aktivitas mikroba (jasad renik) yang terdapat dalam seluruh lapisan daging ikan, terutama bagian insang, isi perut, dan kulit (lendir). Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan

repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi

masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami

proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan

masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air

dalam tubuh ikan, salah satu caranya adalah dengan pembuatan ikan asin (Suhartini

dan Hidayat, 2005).Ikan yang telah mati cepat sekali membusuk. Dibandingkan

dengan daging sapi, buah ataupun sayuran, daging ikan lebih cepat mengalami proses

kemunduran mutu (proses pembusukan). Hal ini disebabkan oleh aktivitas mikroba

(jasad renik) yang terdapat dalam seluruh lapisan daging ikan, terutama bagian

insang, isi perut, dan kulit (lendir).

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang

diawetkan dengan menambahkan garam.Dengan metode pengawetan ini daging ikan

yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk

jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.Ikan sebagai

bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino

essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,

dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen (Adawyah,

2007).

Page 2: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

2

Ikan kering merupakan hasil proses penggaraman dan pengeringan. Ikan ini

mempunyai kadar air rendah karena penyerapan oleh garam dan penguapan oleh

panas. Rasa dagingnya asin, tetapi dapat pula dibuat rasa tawar. Beberapa jenis ikan

yang biasa diawetkan menjadi ikan kering adalah ikan kakap, tenggiri, tongkol,

kembung, layang, ten, petek, mujair, dll.Daerah Istimewa Aceh dikenal sebagai

produsen utama ikan kering yang disebut ikan kayu.Bahan bakunya ialah ikan

tongkol.Jenis ikan awet ini dapat disimpan selama beberapa bulan bahkan beberapa

tahun (Adawyah, 2007).

Ikan asin sampai saat ini tetap banyak diminati oleh semua lapisan

masyarakat.Bahkan jenis ikan asin ini termasuk komoditas ekspor yang diminati

konsumen di negara-negara maju.Salah satu negara yang dikenal sebagai penghasil

dan produsen ikan asin terbesar di dunia adalah Thailand. Produksinya dipasarkan ke

Amerika dan beberapa Negara Eropa lainnya (Adawyah, 2007).

Desa Langkak Kecamatan Kuala Pesisir merupakan bagian pasar tradisional

yang menjadi salah satu lokasi perdagangan berbagai jenis ikan asin khususnya ikan

kakap asin dari berbagai daerah yang ada di Nagan Raya maupun dari daerah lain.

Usaha penjualan ikan kakap asin di Desa Langkah sudah berjalan sejak lama,

namun pemiliknya sendiri mengakui masih memiliki beberapa kekurangan, bahkan

dalam aspek financial.

Analisis pendapatan usahapada umumnya digunakan untuk mengevaluasi

kegiatan suatu usaha perikanan dalam satu tahun. Tujuannya adalah membantu

pengelola usaha perikanan mengetahui usaha yang dijalankan masih

Page 3: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

3

menguntungkan atau sebaliknya (Suratiyah, 2006). Dalam pengembangan usaha,

pendapatan menjadi sangat penting sebagai tolak ukur keberhasilan suatu usaha,

sehingga dalam pelaksanaannya perlu adanya pengelolaan keuangan yang baik.

sehingga tercapai tujuan usaha. Berdasarkan permasalahan dan uraian di atas, maka

penulis akan melakukan penelitian tentang Analisis pendapatan Usaha Ikan kakap

Asin di Desa Langkah Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah usaha pengolahan dan pemasaran ikan kakap asin dapat memperoleh

keuntungan yang layak dan bagaimana prospek dan tingkat keuntungan yang

diperoleh ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui analisis usaha pemasaran pengolahan ikan asin di Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk mengetahui sistem tataniaga ikan kaka asin dan tingkat pendapatan di

Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Page 4: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

4

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan informasi tentang analisis usaha pemasaran pengelola ikan asin

dalam rangka peningkatan usaha dan pendapatan.

2. Mengetahui perbandingan harga ikan kakap asin dengan ikan kakap basah

3. Sebagai sumber referensi bagi masyarakat Langkak

Page 5: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Asin

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang

diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini

daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu

kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup

rapat.Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung

asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya

mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh

konsumen (Adawyah, 2007).

Sejauh ini, pembangunan perikanan yang dilakukan telah menunjukkan hasil

yang nyata dan positif terhadap pembangunan nasional.Kontribusi sektor perikanan

dan kelautan terhadap PDB Nasional mencapai sekitar 12,4%. Bahkan industri

perikanan menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja secara langsung (Dahuri, 2004).

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan

dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan

yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk

jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus ditutup rapat.Selain itu

daging ikan yang diasinkan akan bertahan lebih lama dan terhindar dari kerusakan

fisik akibat infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik perusak lainnya

(Afrianto,1989).

Page 6: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

6

Ikan juga merupakan komoditas yang sangat mudah busuk(highlyperishable

)dibandingkan dengan produk daging sapi, buah atau pun sayuran (Djarijah1995,

Santoso1998). Menurut Huss (1994) ikan yang berada pada tingkat postmortem

makan memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Perubahan sensor (sensory changes) adalah perubahan yang dapat

dirasakan oleh pancai ndera, yaitu penampakan, aroma/bau/, tekstur dan rasa.

2) Perubahan penghancuran diri (autolytic sensory) adalah perubahan yang

terjadi akibat mencerna/memecahkan sendiri (self digestion) dengan adanya

bakteri dan enzim.

3) Perubahan secara bakteri (bacteriological changes) adalah perubahan

yang terjadi akibat berubahnya jenis dan jumlah bakteri.

4) Hidrolisis dan oksidadi lemak (Lipid oxidation and hydrolysis) adalah

perubahan yang terjadi akibat adanya dua macam reaksi terhadap lemak, yaitu

oksidasi dan hidrolisis

Pembusukan pada ikan terjadi karena beberapa kelemahan dari ikan (Santoso

1998), yaitu:

1) Tubuh ikan mengandung kadar air tinggi (80%) dan pH tubuh

mendekati netral, sehingga memudahkan tumbuhnya bakteri pembusuk.

2) Daging ikan mengundang asam lemak tak jenuh berkadar tinggi, yang sifatnya

mudah mengalami proses oksidasi sehingga seringkali menimbulkan bau

tengik.

Page 7: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

IKAN

IKAN ASIN

PEMILIHAN PEMBERSIHAN PENGGARAMAN

PENCUCIANPENJEMURAN

7

3) Jaringan ikat pada daging ikan sangat sedikit sehingga cepat menjadi

lunak dan mikroorganisme cepat berkembang.

Proses pembusukan pada ikan tidak mungkin dihindari , tetapi hanya bisa

dihambat. Salah satu caranya adalah dengan menekan pertumbuhan mikroba-

mikroba pembusuk yang dapat ditekan dengan membuat kondisi lingkungan yang

tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Salah satunya adalah dengan penambahan

garam atau penggaraman (Huss 1994; Djarijah 1995 Salah satu produk hasil

pengolahan dengan cara penggaraman yang telah dikenal adalah ikan asin. Ikan asin

atau disebut juga ikan kering, merupakan hasil proses penggaraman dan

pengeringan (Huss 1994). Adapun proses pembuatan ikan asin menurut Santoso

(1998), digambarkan pada bagan alir sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Alur Pembuatan Ikan Asin

2.1.1 Penggaraman

Penggaraman merupakan bentuk pengawetan kuno yang masih banyak

digunakan hingga sekarang. Secara umum terdapat dua cara yang digunakan yaitu

Page 8: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

8

penggaraman kering dan penggaraman basah. Penggaraman kering dimana garam yang

dihamburkan antara lapisan ikan yang telah diambil isi perutnya dan

dibersihkan.Penggaraman basah (wet atau pickle curing), dimana ikan yang telah

diambil isi perutnya dan dibersihkan diletakkan dalam tong berisi larutan yang terdiri

dari garam dan cairan ikan. Proses ini diselesaikan kira-kira dalam 20 hari (Buckle et

al, 1985).

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan

dengan menambahkan banyak garam.Dengan metode pengawetan ini daging

ikanyang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan disuhukan untuk

jangka waktu berbulan-bulan,walaupun biasanya harus ditutup rapat.

Ada beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat maupun ikan

laut.Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau di rendam

dalam larutan garam pekat.Ikan-ikan yang besar biasanya dibelah atau dipotong lebih

dulu agar garam mudah meresap kedalam daging, perbedaan kepekatan dan tekanan

osmosis menyebabkan kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging

ikan keluar dar itubuhnya.Sementara itu partikel garam meresap masuk kedalam

daging ikan. Proses ini berlangsung hingga tercapai impas konsentrasi garam di

luar dan didalam daging(Buckle et al, 1985).

Konsentrasi garamyang tinggi dan menyusutnya cairan sel aka

nmenghentikan proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam

Page 9: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

9

daging ikan. Setelah itu, ikan-ikan dijemur dan difermentasi untuk meningkatkan

keawetannya(Buckle et al, 1985).

1. Konsentari Garam

Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses

masuknya garam kedalam daging ikan. Akan lebih baik apabila

digunakan garam kristal untuk mengasinkan.

2. Jenis Garam

Garam dapur murni (NaCI 95%) lebih mudah di serap dan

menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat

mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan

lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak ikan.

3. Ketebalan Daging Ikan

Semakin tebal daging ikan, proses pengasinan daging akan

menbutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih banyak,

sehingga ikan-ikan besar biasanya di belah-belah, dikeping atau di iris tipis

sebelum diasinkan.

4. Kesegaran Daging Ikan

Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan tubuh

yang mudah keluar, sehingga proses pengasinan lebih cepat. Namun juga

garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin

dan kaku.

Page 10: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

IKAN SEGAR PENYIANGAN PENCUCIAN

PENGGARAMANPENGERINGAN

PENGEPAKAN PENYIMPANAN

10

5. Suhu Daging Ikan

Semakin tinggi suhu daging ikan semakin cepat garam masuk kedalam

tubuh ikan karena itu dibutuhkan proses penjemuran untuk mempercepat

proses pengasinan.

Penggaraman yang masih tradisional hanya dikerjakan dengan cara

menaburkan kristal-kristal garam pada permukaan ikan atau menyikatnya dengan

larutan garam atau campuran antara Kristal garam dan larutan garam. Pada

penggaraman yang sudah maju, digunakan alat-alat yang dapat memasukkan larutan

garam ke dalam daging ikan (Buckle et al, 1985).

Setelah penggaraman selesai dikerjakan, ikan lalu dijemur atau dikeringkan

dengan cara mekanis. Pengeringan hanya bertujuan mengurangi sedikit kadar air,

supaya produk ikan asin tidak Nampak berair.Bila pengeringan dianggap cukup, lalu

dipak dan dapat dijualkan ke pasar-pasar.

Gambar 2. Skema Penggaraman Ikan

Page 11: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

11

Menurut Astawan dan M. Astawan (1989) menyatakan bahwa, langkah

penggaraman pada ikan asin pada prinsipnya bersifat menarik air dari jaringan daging

ikan sehingga protein daging ikan akan mengumpal dan sel daging pun mengerut.

Penggaraman juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk tetapi

dengan kadar garam tingkat tinggi. Dengan langkah pengeringan berikutnya, maka

kadar air ikan yang digarami tersebut akan berkurang dan membentuk keadaan yang

tidak memungkinkan mikroorganisme pengganggu untuk tumbuh.

Oleh sebab itu, jumlah garam yang ditambahkan sebaiknya diperhitungkan

benar supaya tidak terlalu tinggi, sehingga ikan asin dapat dikonsumsi lebih banyak

sebagai sumber protein dalam usaha peningkatan konsumsi protein penduduk.Jumlah

penambahan garam sangat tergantung pada kesegaran ikan, besar kecilnya ikan serta

lama pengawetan ikan.Sedangkan mutu ikan asin, selain ditentukan oleh jumlah

garam yang ditambahkan, juga oleh tingkat kemurnian garam yang digunakan

(Buckle et al, 1985).

Ikan asin dapat bertahan dalam kondisi baik selama 2-3 bulan pada suhu

dibawah 10 0C.Pada suhu diatas 15 0C kerusakan terjadi agak cepat. Ikan asin dapat

stabil karena tiga factor yaitu :

1. Kerja langsung dari sodium khorida pada jenis-jenis organism pembusuk

protein (putrefractive).

2. Penghilangan oksigen dari jaringan yang mencegah pertumbuhan

mikroorganisme.

Page 12: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

12

3. Gangguan sodium khlorida terhadap kegiatan enzim proteolitik dalam daging

(Buckle et al, 1985).

2.2. Biologi dan Morfologi Ikan Kakap (Lutjanus Sp)

Klasifikasi ikan Kakap (Lutjanus Sp) menurut Saanin (1968 dan 1984) adalah

sebagai berikut:

Filum : Chordata

Sub filum  : Vertebrata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Divisi : Perciformes

Family : Lutjanidae

Spesies :Lutjanus Sp

Gambar 3. Ikan Kakap(Lutjanus Sp) (Saanin, 1984)

Page 13: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

13

Ikan Kakap (Lutjanus Sp) memiliki ciri khusus sirip dada yang pendek,

membundar dan sepanjang hidung (Saanin, 1984). Badannya memanjang, kokoh,

moncong di bawah lubang hidung dengan alur horizontal, rahang atas dan rahang

bawah hamper sama. Rahang atas tidak bersisik, selaput sirip punggung dan sirip

dubur tanpa sisik. Terdapat lingkar gigi pada kedua rahang, memiliki gigi taring yang

terdapat di depan. Maxilla tanpa sisik dan memanjang vertical melalui garis tepi yang

licin. Lengkungan insang pertama berkisar 7-11 buah melekat pada bagian atas dan

pada otot bagian bawah 11-15 buah dengan total kisaran 18-26 buah. Sirip punggung

keras dan sirip punggung lemah bersambung tetapi terdapat sedikit lekukan yang

tidak terlalu dalam. Sirip ekor bercabang dua berbentuk forked (bercagak).

Sirip punggung dengan jari-jari keras berkisar 10-2 buah, jari-jari sirip

punggung lemah berkisar 6-10 buah, sirip dada berkisar 15-17 buah dan garis rusuk

(linea lateralis) berjumlah 50-53 buah. Badan berwarna hijau gelap atau biru abu-abu,

sirip-siripnya kuning atau ungu (Allen, 1993)A.virencens hidup menyendiri atau

soliter.Makanannya berupa ikan-ikan kecil, udang, kepiting, plankton dan

chepalapoda. Ikan ini tersebar pada daerah Indo Pasifik yang meliputi Afrika Timur,

Kepulauan Hawai, utara Jepang, selatan Australia, dan Afrika Selatan (Allen, 1993).

Myers (1999) dalam Haight (2005) menyatakan bahwa,ikan kakap di Hawai

mendiami perairan pada kedalaman 3-180 meter pada substrat yang keras dengan

struktur yang kompleks. Haight (1989)dalamHaight (2005) menyatakan bahwa,

sebagian besar CPUE untuk ikan kakap di Hawai terjadi pada kedalaman 50-100 m

sedangkan di perairan barat Indonesia melalui servey kapal-kapal penelitian Bawal

Page 14: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

14

Putih 2 dan Jurong pada tahun 1974-1979, sebagian besar ikan kakap tertangkap pada

kedalaman 20-100 m (Pauly, 1980).

2.3. Analisa Usaha

Menurut Tjakrawilaksana (1985), pendapatan dalam ilmu ekonomi dapat

diartikan sebagai hasil uang atau keuntungan material yang timbul dari pemakaian

kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas. Pendapatan usaha dapat diartikan

sebagai suatu bentuk imbalan untuk jasa petani dan keluarganya dan modal

(kekayaan) yang dimilikinya.Sedangkan menurut Soeharjo, A dan Patong, D

(1973) menyebutkan bahwa analisa pendapatan memiliki kegunaan bagi petani

maupun bagi pemilikfaktor produksi, yaitu menggambarkan keadaan sekarang

suatu kegiatan usaha serta menggambarkan keadaan yang akan datang dari

perencanaan atau tindakan.

Penerimaan usaha lebih lanjut diterangkan oleh Soekartawi (2002),

merupakan perkalian antara produksi dengan harga jual sedangkan biaya

usaha adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usaha dan

pendapatan usaha adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran.

Menurut Hernanto (1988), klasifikasi biaya penting dalam membandingkan

pendapatan untuk mengetahui kebenaran jumlah biaya yang tertera pada

penyataan pendapatan (income statement). Ada empat kategori atau pengelompokkan

biaya, yaitu :

1. Biaya tetap (fixed costs); dimaksudkan biaya yang penggunaannya tidak habis

dalam satu masa produksi. Tergolong dalam kelompok biaya ini antara lain :

Page 15: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

15

pajak tanah, pajak air, penyusutan alat dan bangunan pertanian, pemeliharaan

kerbau, pemeliharaan pompa air, traktor dan lain sebagainya. Tenaga kerja keluarga

dapat dikelompokkan pada biaya tetap bila tidak ada biaya imbangan dalam

penggunaannya atau tidak adanya penawaran untuk itu terutama untuk usahatani

maupun diluar usahatani.

2. Biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variable costs). Besar kecilnya sangat

tergantung kepada biaya skala produksi. Tergolong dalam kelompok ini antara

lain : biaya untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit, buruh atau

tenaga kerja upahan, biaya panen, biaya pengolahan tanah baik yang berupa

kontrak maupun upah harian dan sewa tanah.

Pembagian biaya atas dasar biaya tunai (cash) dan tidak tunai (non cash), adalah juga

penting. Petani biasanya langka biaya tunai, terutama sebelum tanam atau masa

pengolahan tanah, dalam keadaan ini terpaksa mencari pinjaman untuk dapat

menanam tanaman pilihannya.

3. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa pajak air dan pajak

tanah.Sedangkan untuk biaya variabel antara lain berupa biaya untuk pemakaian

bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga luar keluarga.

4. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) meliputi biaya tetap, biaya untuk tenaga

keluarga. Sedangkan termasuk biaya variabel antara lain biaya panen dan pengolahan

tanah dari keluarga dan jumlah pupuk kandang yang dipakai.

Page 16: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

16

Dalam pembiayaan juga dikenal biaya langsung dan biaya tidak langsung. Yang

dimaksud dengan biaya langsung adalah biaya langsung digunakan dalam proses

produksi (actual costs) sedangkan biaya tidak langsung (imputet costs) seperti

halnya biaya penyusutan dan lain sebagainya.

2.3.1 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)

Menurut Soekartawi (2002), R/C ratio merupakan perbandingan (nisbah)

antara penerimaan dan biaya. Selain itu pendapat lain yang menyatakan bahwa,

pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi. Oleh

karena itu, analisa pendapatan selalu diikuti dengan pengukuran efisiensi. Salah satu

ukuran efisiensi adalah penerimaan untuk rupiah yang dikeluarkan (Revenue Cost

Ratio atau R/C Ratio). Analisis ini digunakan untuk mengetahui keuntungan

relatif usahatani berdasarkan keuntungan finansial. R/C Ratio menunjukkan

besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu-satuan biaya.

ApabilaR/C Ratio > 1 berarti penerimaan yang diperoleh lebih besar dari unit biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut. Sedangkan R/C Ratio <

1 menunjukkan bahwa tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari

penerimaan yang diperoleh.

2.3.2 Biaya Usaha

Menurut Mulyadi (2002), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang

diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemiingkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu.

MenurutMunawir (2012) defmisi biaya sebagai berikut: "Biaya adalah nilaikas

Page 17: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

17

atau serata kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang

diperkirakan akan memberikan manfaat saat kini atau masa depan pada organisasi

atau pengorbanan yang terjadi dalam rangka untuk memperoleh suatu barang dan jasa

yang bermanfaat".

Biaya adalah kas dan setara has yang dikorbankan untuk memproduksi atau

memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau

keuntungan dimasa mendatang.Sedangkan menurut Horngren yang diterjemahkan

oleh Desi Andriani (2005) Biaya sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

(Sacrifaid) atau dilepaskan (Forgone) untuk mencapai tujuan tertentu.

3.2.3 Pendapatan Usaha

Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan

Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan

adalahpenghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau

disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen. royalti dan sewa (Kasmir

dan Jakfar, 2007).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007), ada dua konsep tentang pendapatanyaitu:

1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai hasil dari

kegiatan operas! penisahaan.

2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan

jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya.

Page 18: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

18

2.4. Pemasaran Ikan

Konsep inti pemasaran, yang meliputi: kebutuhan (needs), keinginan

(wants)dan permintaan (demands); produk (barang, jasa, dan gagasan); nilai, biaya,

dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar; serta pemasar

dan prospek (Simamora, 2001).

1. Kebutuhan

Menurut teori Maslow kebutuhan manusia dapat diuraikan mulai dari tingkat

dasar yaitu kebutuhan akan makanan, tempat berlindung, keamanan, hak

milik, dan harga diri (aktualisasi diri). Kebutuhan makanan bisa bersumber

dari tumbuhan seperti biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan, bersumber dari

hewan seperti susu, daging, telur, dan ikan.

Kebutuhan buah-buahan bisa berupa buah segar atau buah yang diolah.

Analisis kebutuhan sapi dapat dilakukan dengan mencari data primer dan data

sekunder. Data primer dapat dilakukan dengan menganalisa jumlah sapi yang

dipotong di suatu daerah/wilayah dalam kurun waktu tertentu. Misalnya rata-

rata sapi yang dipotong tiap hari. Bisa juga dilakukan dengan menghitung

tingkat konsumsi daging sapi dan hasil olahannya. Secara kualitatif bisa

dianalisa tingkat kesukaan suatu masyarakat terhadap konsumsi daging sapi.

Data sekunder bisa dicari lewat data pada dinas peternakan, perdagangan, dan

dinas yang relevan. Berdasarkan analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa

adanya kebutuhan konsumen terhadap produk sapi potong, dari sini nanti kita

akan tentukan berapa besar kita akan memenuhi kebutuhan tersebut.

Page 19: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

19

2. Keinginan

Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Keinginan

akan suatu kebutuhan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti sosial, ekonomi, 

budaya,  dan selera. Misalnya orang Eropa untuk memenuhi kebutuhan

makannya menginginkan roti/kentang sedangkan orang Indonesia

menginginkan nasi. Contoh lain : orang Jawa Barat lebih suka mengkonsumsi

daging sapi dibanding daging kerbau dll.

3. Permintaan

Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh

kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan manusia biasanya

tidak terbatas, sedangkan kemampuan untuk membelinya terbatas. Keinginan

akan berubah menjadi permintaan jika masyarakat mampu membelinya.

Permintaan produk sapi potong relatif sedikit karena harga mahal dan daya

beli konsumen terbatas.

4. Pasar,  Pemasar,  dan Pembeli

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan tertentu

yang sama, yang mungkin bersedia melaksanakan pertukaran untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Pemasar adalah seseorang

yang mencari satu atau lebih calon pembeli. Calon pembeli adalah seseorang

yang diidentifikasi oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan

mampu melakukan pertukaran nilai.

Page 20: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

20

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016 di Desa

Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian (Sumber Google Maps)

3.2. Metode

3.2.1 Data Primer

Metode yang digunakan adalah metode survei dan observasi lapangan. Data

yang dikumpulkan dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur yang antara

lain mencakup cara penangkapan ikan kakap, cara pembelian ikan kakap, cara

pengasinan dan penjualan.

Page 21: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

21

3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu, data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang

terkait dengan penelitian ini.data tersebut adalah keadaan umum daerah penelitian,

keadaan perekonomian, keadaan penduduk dan data berhubungan dengan tujuan

penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mendata pengamatan langsung terhadap obyek

yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah

yang akan diteliti.

b. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan

wawancara langsung kepada responden berdasarkan daftar pertanyaan

(kuisioner) yang telah dipersiapkan sebelumnya.

c. Pencacatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari instansi atau

lembaga yang ada hubungan dengan penelitian ini.

3.4 . Analisa DataData yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk

mengetahui kelayakan usaha (aspek ekonomi) ikan kakap asin maka dilakukan analisaBiaya

Page 22: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

22

Total (Total Cost),Penerimaan Total (Total Revenue), Keuntungan (Profit), Revanue

Cost Ratio (RCR)Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.4.1. Biaya Total (Total Cost)

TC=TF+TV

Dimana: TC = Total CostTF =Biaya Tetap TV = Biaya Variabel

3.4.2. Penerimaan Total (Total Revenue)

TR=P x Q

Dimana: TR = Total Revenue P = Price Q = Quantitas

3.4.3. Keuntungan (Profit)

π=TR−TC

Di mana :π = ProfitTR = Total RevenueTC = Total Cost

3.4.4. Revanue Cost Ratio (RCR)

RCR=Pendapatan Kotor usahaTotal Biaya Produksi

Keputusan :RCR < 1, usahatani tersebut tidak layak diusahakan.RCR > 1, usahatani layak diusahakanRCR = 1, impas, usahatani tidak mengalami keuntungan atau kerugian

Page 23: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

23

3.5 Definisi Operationala. Sumber Ikan

Sumber ikan pada penelitian ini berasal dari Tempat Pelelangan Ikan Desa

Langkak Kuala Pesisir. Ikan yang sudah mati cepat sekali membusuk, yang

kemudian diolah menjadi produk olahan ikan asin, yang kemudian diperjual

belikan kepada konsumen.

b. KonsumenKonsumen terhadap ikan asin dating dari berbagai daerah guna membeli ikan

asin sesuai minat dan niat terhadap produk olahan. Produk olahan banyak

mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu

nilai biologis mencapai 90% dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah

dicerna oleh konsumen (Adawya, 2008).

c. HargaHarga menjadi pokok pemasaran dimana pihak konsumen dan penjual

melakukan interaksi penjualan agar produk olahan laku dan terbeli oleh

konsumen. Harga satuan produk olahan berfariassi sesuai ikan asin yang

diperjualkan pada tempat pelelangan ikan tersebut.

d. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang diterima oleh suatu pengolah produk, banyak

dari penjualan dan jasa pelanggan, yang merupakan jumlah uang yang diterima

setelah dikurangi pengeluaran.

e. Keuntungan

Keuntungan merupakan suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari hasil pendapatan

yang telah dipotong dari rugi dan modal pembuatan suatu produk olahan tersendiri.

Page 24: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL4.1.1.Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Desa Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten

Nagan Raya. Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda

empat maupun roda dua selama lebih kurang 50 menit dari kota Meulaboh. Lokasi

Penelitian tepatnya berada di Desa Langkak. Perkampungan ini seperti umumnya

wilayah kuala pesisir di Kabupaten Nagan Raya mempunyai tipe pantai yang landai

dan berlumpur berpasir. Lumpur ini merupakan bawaan dari sungai yang

mengakibatkan tingginya sedimentasi pada muara sungai.Mata pencaharian

masyarakat Desa Langkak umumnya sebagai nelayan tangkap, dengan alat

tangkap yang dominant dioperasikan adalah jala, pancing dan bubu.

4.1.2. Identitas Responden

Identitas responden merupakan gambaran secara umum mengenai latar

belakang responden. Responden dalam penelitian ini adalah produsen ikan asin yang

masih aktif dalam menjalankan usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Nagan

Raya. Identitas responden yang dikaji dalam penelitian ini meliputi umur, lama

pendidikan, dan jumlah anggota keluarga. Rata-rata responden di Desa Langkak tidak

memiliki tingkat kependidikan yang tinggi.

Page 25: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

25

Tabel 1. Karakteristik Responden.

No Nama Umur Pendidikan Jumlah Keluarga1 Rustan, T 45 SD 42 Muslem 40 SD 43 Samsuar 45 SMP 5RATA-RATA 43 4

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui umur rata-rata responden adalah 43 tahun,

yang tergolong usia produktif sehingga produktivitas kerja masih cukup tinggi. Hal

itu berkaitan dengan kemampuan fisik dalam melakukan kegiatan pengolahan ikan

asin sehinnga diharapkan dengan produktivitas kerja yang masih tinggi dapat

mengembangkan usaha pengolahan ikan asin.

Sebagian besar produsen ikan asin di Desa Langkak pernah menempuh

pendidikan formal. Rata-rata lama pendidikan yang ditempuh produsen adalah ± 7

tahun, artinya rata-rata produsen ikan asin telah menempuh pendidikan hingga tingkat

SMP atau lulus SD. Tingkat pendidikan yang ditempuh sebenarnya tidak memberikan

pengaruh yang cukup besar pada usaha pengolahan ikan asin karena walaupun

produsen ikan asin hanya memiliki tingkat pendidikan yang rendah tetapi jika

memiliki pengalaman usaha yang baik dapat berpengaruh pada kelangsungan usaha

pengolahan ikan asin.

Rata-rata jumlah keluarga produsen ikan asin sebanyak 4 orang. Hal ini

berkaitan dengan ketersediaan tenaga kerja keluarga yang akan digunakan dalam

usaha pengolahan ikan asin. Rata-rata jummlah anggota keluarga yang aktif dalam

produksi sebanyak 1 orang. Anggota keluarga yang ikut aktif dalam produksi adalah

Page 26: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

26

suami dan/atau istri. Suami berperan dalam membantu proses penjemuran ikan asin,

sedangkan istri berperan dalam membantu proses pembelahan, pencucian dan

pengemasan. Namun, terkadang hanya suami yang ikut aktif dalam produksi atau istri

saja yang aktif karena istri hanya sebagai ibu rumah tangga atau suami yang

berprofesi sebagai nelayan.

4.1.3. Modal Usaha

Modal memiliki peranan yang penting dalam menjalankan suatu usaha, seperti

usaha pengolahan ikan asin juga memerlukan modal. Modal yang digunakan dapat

berasal dari pribadi dan pinjaman.Sumber modal yang didapati oleh responden untuk

membuka usaha ikan asin melalui penjualan ikan yang segar sebelum proses

pembuatan ikan asin di lakukan.

4.1.3.1. Biaya Tetap

Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah

biaya yang jumlahnya tidak bergantung pada perubahan jumlah produksi, misalna

biaya penyusutan peralatan. Biaya tetap dalam usaha pengolah ikan asin di

Kabupaten Nagan Raya meliputi biaya tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan dan

bunga modal investasi. Total biaya modal : Rp. 2.100.000 s.d Rp. 4.200.000. Untuk

tabel biaya tetap dapat dilihat pada tabel 2, 3 dan 4 dibawah ini :

Page 27: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

27

Tabel 2 : Biaya Tetap Responden Rustan.

No Nama Alat Satuan Jumlah Harga

(Rp) Total harga (Rp)

1 Piber buah 1 200,000 200,000

2 Timbangan besar unit 1 450,000 450,000

3 Timbangan kecil unit 1 100,000 100,000

4 Ember besar unit 1 60,000 60,000

5 Raga rotan set 1 200,000 200,000

6 Ancak/arnet unit 1 600,000 600,000

7 Gayung unit 2 20,000 40,000

8 Kerokan sisik unit 1 10,000 10,000

9 Pisau buah 2 50,000 100,000

10 Keranjang unit 6 20,000 120,000

11 Piber sedang unit 1 400,000 400,000

Total 2,370,000Sumber : Data Primer

Tabel 3 : Biaya Tetap Responden Samsuar

No Nama alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Total harga (Rp)

1 Piber buah 5 200,000 1,000,000

2 Timbangan besar1 unit 1 450,000 450,000

3 Timbangan kecil 1 unit 1 100,000 100,000

4 Timba unit 2 15,000 30,000

5 Arnet/ancak unit 2 50000 100,000

Page 28: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

28

50,000

6 Gayung unit 4 10,000 40,000

7 Kerokan sisik unit 4 40,000 160,000

8 Pisau buah 3 35,000 105,000

9 Raga rotan set 2 300,000 600,000

10 Ember besar buah 4 50,000 200,000

11 Keranjang unit 2 25,000 50,000

Total 2,835,000Sumber : Data Primer

Tabel 4 : Biaya Tetap Responden Muslem

No Nama alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Total harga (Rp)

1 Piber buah 5 600,000 3,000,000

2 Timbangan besar1 unit 1 450,000 450,000

3 Timbangan kecil 1 unit 1 100,000 100,000

4 Timba unit 2 30,000 60,000

5 Arnet/ancak unit 2 100,000 200,000

6 Gayung unit 4 10,000 40,000

7 Kerokan sisik unit 4 10,000 40,000

8 Pisau buah 3 35,000 105,000

9 Ember kecil buah 4 20,000 80,000

10 Keranjang unit 2 15,000 30,000

Total 4,105,000Sumber : Data Primer

Page 29: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

29

4.1.3.2. Biaya Tidak tetap

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen ikan asin

yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah produksi ikan asin yang

dihasilkan. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan transportasi. Besarnya biaya

tidak tetap adalah Rp 2.000.000 sampai dengan Rp. 2.600.000. Untuk data biaya tidak

tetap dapat di lihat pada tabel 5, 6, dan 7 dibawah ini :

Tabel 5 : Biaya Tidak Tetap Responden Rustan, T

No Nama BarangSatuan Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp)

1 Ikan segar Kg 80 20,000 1,600,0002 Garam Kg 40 25,00 100,000

Total 1.700.000Sumber : Data Primer

Tabel 6 : Biaya Tidak Tetap Responden Samsuar

No Nama Barang Satuan Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp)1 Ikan Segar Kg 70 20,000 1,400,0002 Garam Kg 35 25,00 87,500

Total 1,475,000Sumber : Data Primer.

Tabel 7. Biaya Tidak Tetap Responden Muslem

No Nama Barang Satuan Jumlah Harga (Rp) Total Harga (Rp)1 Ikan Segar Kg 60 20,000 1,200,0002 Garam Kg 35 25,00 87,500

Total 1,287,500Sumber : Data Primer

Page 30: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

30

Biaya tidak tetap terdiri dari pembelian ikan dan garam sedang biaya lain

seperti upah kerja tidak di cantumkan karena tidak di masukkan dalam biaya produksi

kerena yang bekerja adalah anggota keluarga sendiri dan usaha ini dapat dikatan

usaha bersekala rumah tangga. Dari ketiga responden menghabiskan garam 50% dari

jumlah ikan yang di asinkan dimana hal ini sudah merupakan standar produksi yang

berlanggsung sejak lama.

4.1.6.Biaya Total (Total Cost)

Total biaya peroduksi merupakanpenjumlahan biaya tetap perproduksi tambah

modal kerja. Hasil biaya total dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 8. Biaya Total Usaha Ikan Kakap Asin

No Nama Biaya Tetap Biaya Tidak Tetap Biaya Total

1 Rustan, T Rp 257,083 Rp 1,7000,00 Rp 1,957,083

2 Samsuar Rp 125,476 Rp 1,487,500 Rp 1,612,976

3 Muslem Rp 133,536 Rp 1,287,500 Rp 1,421,036

Sumber : Data Primer

Pendapatan biaya total pada tabel 8 membuktikan bahwa, total biaya yang

tertinggi terdapat pada responden pertama Rustan, T dengan jumlah biaya total

Rp.1,957,083, dan yang terendah terdapat pada titik responden ketiga dengan jumlah

biaya total Rp. 1,421,036, atas nama Muslem.

4.1.7.Penerimaan Total (Total Revenue)

Penerimaan total adalah total biaya yang diterima setiap tahunnya, hasil

bulannan di kumpulkan dan setiap bulannya di hitung akan laba dan rugi nya, untuk

mengetahui angka penerimaan total selama perbulannya. Angka penerimaan total bisa

di lihat di tabel 3 dibawah ini :

Page 31: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

31

Tabel 9. Penerimaan Total Usaha Ikan kakap Asin

No Nama Responden Jumlah Satuan Harga (Rp) Total Harga (Rp)

1 Rustam 48 Kg 60,000 2,880,0002 Samsuar 42 Kg 60,000 2,520,0003 Muslim 36 Kg 60,000 2,160,000

Sumber : Data Primer

Dari tabel 9 diatas angka penerimaan total tertinggi terdapat pada pada

responden satu, dengan jumlah perproduksi Rp. 2,880,000. Setiap pembelian ikan

kakap asin setiap bulannya responden Rustan mendapatkan penerimaan total sebesar

Rp. 30,456,261 /tahun.

4.1.8.Keuntungan (Profit)

Keuntungan adakah selisih dari hasil penjualan, dimana angka keuntungan

dilihat dari pemotongan modal dan biaya pembuatan, dan biaya tenaga kerja. Angka

keuntungan bisa dilihat dibawah ini :

Tabel 10.Tingkat Keuntungan Usaha Responden

No Nama Penerimaan (Rp) Total Biaya Keuntungan1 Rustan, T 2,880,000 Rp 1,957,083 Rp 922,9172 Samsuar 2,520,000 Rp 1,612,976 Rp 907,0243 Muslem 2,160,000 Rp 1,421,036 Rp 738,964

Sumber: Data Primer

Dari tabel 10 diatas bisa dilihat bahwa angka keuntungan terdapat pada titik

koordinat kedua atas nama Rustan, T dengan perolehan keuntungan sebesar Rp.

922,917 per satu kali produksi. Ada pun dalam satu bulan, responden dapat

memproduksi sebanyak tiga kali produksi dan dalan satu tahun waktu efektif

Page 32: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

32

produksi sebanyak sebelas bulan. Dengan demikian tingkat pendapatan selama satu

tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Tingkat Pendapatan Usaha Responden Dalam Satu Tahun Dalam Rupiah

No NamaPendapatan/

Produksi Jumlah produksiPendapatan Dalan

Satu Tahun1 Rustan, T 922,917 33 Rp 30,456,2612 Samsuar 907,024 33 Rp 29,931,7923 Muslem 738,964 33 Rp 24,385,812

Dari tabel di atas diperoleh pendapatan tertinggi responden satu sebesar Rp.

30,456,261, produksi diikuti responden dua sebesar Rp. 29,931,792 dan diikti

responden tiga sebesar Rp. 24,385,812. Hasil ini merupakan perolehan dari analisa

prodiksi kegiatan dalan satu minggu satu kali produksi, yang dalan satu bulan

terdapat tiga kali proses produksi. Dimana berdasarkan hasil wawancara, responden

bekerja efektif dalam satu tahun adalah sebelas bulan, sehingga diperoleh pendapatan

untuk satu tahun sebagaimana pada tabel 11, dengan jumlah 33 kali produksi.

4.1.9.Revenue Cost Ratio (RCR)

Angka Revenue Cost Ratio (RCR) pengolahan usaha ikan asin di Desa Langkak

bisa dilihat di tabel 12 dibawah ini :

Tabel 12. Revanue Cost Ratio (RCR)

No Nama Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) RCR

1 Rustan, T 2,880,000 Rp 1,957,083 1,472 Samsuar 2,520,000 Rp 1,612,976 1,563 Muslem 2,160,000 Rp 1,421,036 1,52

Sumber: Data Primer

Page 33: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

33

Dari hasil Tabel 12 diatas diperoleh hasil, dimana ketiga responden layak

untuk diusahakan, yang ditunjukkan oleh perolehan angka RCR melebihi angka 1

yang artinya usaha tersebut berkembang dan tidak ada penurunan sehingga usaha ikan

asin tersebut layak untuk dikembangkan. Tingkat RCR pengelohan ikan asin Desa

Langkak layak di usahakan, akan tetapi untuk menuju angka RCR yang tinggi penjual

harus memiliki modal yang lebih besar dan angka penjualan yang sesuai dengan

harga pasaran. Hasil RCR Responden masing-masing 1,47 responden T. Rustan, 1,56

responden Samsuar dan 1,52 responden Muslem. Hal ini menunjukkan nilai

keberhasilan responden Samsuar lebih baikl dibandingkan nilai-nilai dari responden

lainnya, maka untuk memenuhi angka RCR yang lebih maksimal penjual dapat

memperbanyak modal dan menekan biaya operasional.

4.2. PEMBAHASAN

Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang

diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Sehingga bahan awetan ikan asin

menjadi salah satu produk yang populer dan digemari oleh banyak orang khususnya

di Indonesia. Namun yang banyak dilakukan oleh kebanyakan industryrumahan

pembuatan ikan asin relatif sederhana dan tidak dengan perhitungan secara ilmiah.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap proses pengasinan ikan dalam satu 1 Kg ikan

akan mendapatkan kekurangan penyedian ikan sebesar 2 ons, dikarenakan pada saat

ikan masih segar akan melalui proses pembuatan dimana ikan tersebut akan di buang

sisik kulit dan isi dalam ikan, namun jumlah berat ikan akan semakin berkurang dan

terjadi penurunan hasil pembuatan ikan asin tersebut.

Page 34: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

34

Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama

dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua, yaitu metode pengeringan

secara alami dan metode pengeringan buatan / mekanis).Metode pengeringan secara

alami adalah suatu proses pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan media

angin dan sinar matahari. Dalam pengeringan alam, ikan dijemur diatas rak-rak yang

dipasang miring (+15o) kearah datangnya angin dan diletakkan ditempat terbuka

supaya terkena sinar matahari dan hembusan angin secara langsung. Keunggulan

pengeringan alami adalah proses sangat sederhana, murah dan tidak memerlukan

peralatan khusus sehingga gampang dilakukan oleh semua orang. Pada proses

pengeringan ini, angin berfungsi untuk memindahkan uap air yang terlepas dari ikan,

dari atas ikan ke tempat lain sehingga penguapan berlangsung lebih cepat.

Tanpa adanya pergerakan udara, misalnya jika penjemuran ditempat tertutup

(tanpa adanya hembusan angin), pengeringan akan berjalan lambat. Selain tiupan

angin, pengeringan alami juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari pada saat

penjemuran berlangsung. Makin tinggi intensitasnya maka proses pengeringan akan

semakin cepat berlangsung begitupun sebaliknya.Oleh karena itu, proses pengeringan

alami sering terhambat pada saat musim penghujan karena intensitas cahaya matahari

sangat kurang. Karena lambatnya pengeringan, proses pembusukan kemungkinan

tetap berlangsung selama proses pengeringan.

Pada metode pengeringan secara mekanis, ikan disusun diatas rak-rak

penyimpanan didalam ruangan tertutup yang dilengkapi dengan beberapa lubang

ventilasi. Kedalam ruangan tersebut, ditiupkan hawa panas yang dihasilkan dari

Page 35: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

35

elemen pemanas listrik. Hawa panas ditiupkan dengan sebuah kipas angin atau

blower supaya mengalir ke arah rak-rak ikan. angin yang membawa uap air dari

tubuh ikan akan keluar dari lubang-lubang ventilasi. Pengeringan mekanis memiliki

beberapa keunggulan sebagai berikut :

1. Ketinggian suhu, kelembaban dan kecepatan udara mudah diatur

2. Sanitasi dan higiene lebih mudah dikendalikan

3. Tidak memerlukan tempat yang luas

4. Waktu pengeringan menjadi lebih teratur (tidak terpengaruh oleh adanya musim

hujan

Penggaraman adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

mengawetkan produk hasil perikanan dengan menggunakan garam. Garam yang

digunakan adalah jenis garam dapur (NaCl), baik berupa kristal maupun

larutan.Penggaraman adalah suatu rangkaian proses pengawetan ikan dengan cara

mencampurkan garam dengan ikan baik dalam bentuk kristal maupun larutan garam.

Garam yang dicampurkan dengan ikan akan menyerap kandungan air dalam tubuh

ikan sehingga kegiatan metabolsme bakteri didalam tubuh ikan akan dapat dihambat

atau dihentikan. Untuk menghasilkan produk penggaraman yang baik maka harus

memperhatikan hal-hal sebagai : pemilihan bahan baku, garam, wadah/alat/tempat

yang digunakan, serta memprhatikan aspek sanitasi dan higiene. Tahapan proses

penggaraman terdiri dari : persiapan peralatan, pemilihan bahan baku, penyortiran,

pencucian, penirisan, dan penggaraman.Metode penggaraman dapat diklasifikasikan

Page 36: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

36

menjadi 3 macam yaitu dry salting (penggaraman kering), wet salting (penggaraman

basah) dan kench salting (penggaraman kering tanpa wadah).

Penggaraman/pengasinan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

A. Persiapan

Penyediaan bahan baku.

Ikan yang akan diproses sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis, tingkat

kesegaran dan ukuran ikannya. Hal ini dilakukan untuk penyeragaman

penetrasi garam pada saat penggaramanberlangsung.

Sediakan garam sebanyak 10 – 35 % dari berat total ikan yang akan diproses,

tergantung tingkat keasinan yang diinginkan. Sebaiknya, gunakan garam

murni (NaCl 99%) agar ikan asin berkualitas baik

B. Penyediaan peralatan

Siapkan wadah bak kedap air yang terbuat dari semen, kayu, fiber atau plastik.

Bila proses penggaraman menggunakan metode kench salting, wadah bak

penggaraman tidak diperlukan- Siapkan penutup bak sesuai ukuran bak

dilengkapi dengan pemberat untuk membantu agar semua ikan terendam

dalam larutan garam.

Pisai atau golok yang tajam untuk membersihkan dan menyiangi ikan

Timbangan untuk menimbang ikan yang telah dibersihkan serta jumlah garam

yang dibutuhkan

Page 37: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

37

Keranjang plastik atau bambu untuk mengangkut ikan sebelum dan setelah

proses penggaraman

Tempat penjemuran atau para-para yang tingginya kurang lebih 1 meter diatas

permukaan tanah. Sebaiknya para-para dibuat miring 15 derajat ke arah

datangnya angin untuk mempercepat proses pengeringan.

C. Penanganan dan penyiangan

Untuk mempermudah proses penanganan, tempatkan ikan diwadah terpisah

sesuai ukuran, jenis dan tingkat kesegaran

Pada ikan berukuran besar, perlu dilakukan penyiangan dengan membuang isi

perut, insang dan sisik. Kemudian tubuh ikan dibelah menjadi dua sepanjang

garis punggung kearah perut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses

penggaraman

Pada ikan yang berukuran sedang, cukup dibersihkan insang, sisik dan isi

perut.Bagian badan tidak perlu dibelah.

ada ikan kecil seperti teri atau petek, cukup dicuci dengan air bersih saja, tidak

perlu disiangi.

Proses pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir, agar ikan benar-

benar bersih

Tiriskan ikan yang telah dicuci bersih dalam wadah keranjang plastik atau

bambu yang telah disediakan. Pada proses penirisan ini, ikan disusun rapi

dengan perut menghadap ke bawah agar tidak ada air yang menggenang

dirongga perutnya.

Page 38: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

38

Setelah ikan agak kering, timbanglah ikan agar dapat mengetahui jumlah

garam yang diperlukan dalam proses penggaraman

D. Tahapan Proses Penggaraman

1) Metode dry salting

Kemudian ditiriskan dan selanjutnya ikan dijemur dengan disusun diatas para-

para yang sudah disiapkan- Sediakan kristal garam sesuai dengan jumlah ikan yang

akan diproses. Untuk ikan besar sediakan garam 20 – 30 % dari berat ikan, ikan

ukuran sedang 15 – 20 % sedangkan ikan berukuran cukup 5 %. Gunakan garam

murni agar hasil olahannyaberkualitas baik.

Taburkan garam ke dasar bak setebal 1 – 5 cm tergantung jumlah ikan yang

diolah. Lapisan ini berfungsi sebagai alas ikan pada saatproses penggaraman.

Susunlah ikan dengan rapi diatas lapisan garam tadi. Usahakan bagian perut ikan

menghadap kebawah. Diatas lapisan ikan yang sudah tersusun, taburkan kembali

garam secukupnya. Lakukan itusampai semua ikan tertampung didalam wadah, setiap

lapisan ikan selalu diselingi oleh lapisan garam. Pada lapisan atas

ditebarkangaram setebal 5 cm agar tidak dihinggapi lalat.Tutuplah bak atau wadah

dengan papan yang telah diberi pemberat agar proses penggaraman dapat berlangsung

dengan baik.

Ikan dengan tingkat keasinan tertentu dapat diperoleh sebagai hasil akhir

proses penggaraman.Selesainya proses penggaraman ditandai dengan adanya

perubahan tekstur, daging ikan menjadi kencang dan padat. Lamanya penggaraman

Page 39: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

39

tergantung jenis, ukuran dan tingkat kesegaran ikan. Walau demikian, umumnya

proses penggaraman dapat berlangsung 1 – 3 hari untuk ikan ukuran besar, 12 – 24

jam untuk ikan ukuran sedang dan 6 – 12 jam untuk ikan ukuran kecil,langkah

selanjutnya, ikan diangkat dari tempat penggaraman. Ikan dicuci dan dibersihkan dari

kotoran yang menempel.

Page 40: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Usaha pengolahan dan pemasaran ikan kakap asin di Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya, merupakan usaha keluarga

dimana usahanya dilakukan oleh anggota keluarga.

2. Tingkat pendapatan usaha ikan asin selama setahun diperoleh masing-masing

responden satu adalah sebesar Rp. 30,456,261 Responden dua Rp. 29,931,792

dan Responden tiga Rp. 24,385,812 .

5.2. SARAN

1. Diharapkan kepada pemerintah Nagan Raya dapat membantu usaha

pengolahan ikan asin di Desa Langkak, dalam bentuk pembinaan guna untuk

peningkatan produksi dan kualitas hasil olahan ikan kakap asin

2. Untuk meningkatkan pendapatan yang lebih baik, diharapkan responden dapat

meningkatkan kualitas produk, melalui peningkatan mutu olahan, pengepakan

dan pemasaran hasil.

Page 41: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

41

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, rabiatul. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Edisi Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Afrianto E dan E. Liviawati.1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Allen, NJ., Meyer PJ. And Smith CA. 1993. “Commitment to Organizations and Occupations : Extension and Test of a Three-Component Conceptualization”, Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4.

Astawan, M.W., dan Astawan, M. 1989. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna. Akademika Pressindo : Jakarta

Buckle, K.A., et.all, 1985. Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Press, hal 31, 92, 93, dan 96.

Bidayani, E. 2007. Analisa Usaha Budidaya Ikan Patin (Pangasius pangasius) Dan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Hasil Subtitusi Pelet Dengan Usus Ayam Di Kolong Bekas Penambangan Timah. Akuatik Jurnal Sumber Perairan. Vol. 1 No. 1 April 2007. ISSN : 1978-1652.

Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta

Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan. 1992. Budidaya Kakap Putih.  Jakarta

Djarijah, A.B. 1995. Ikan Asin. Penerbit Kanisius, Yogyakarta ISBN 979-497-496-X. 56 hlm.

Hernanto, F. 1988. Ilmu Usahatani. Jakarta. Penebar Swadaya.

Huss H.H. 1994. Assurance aof Sea Food Quality. FAO Fisheries Technical Paper. 334.Rome. M-40 ISBN 92-5-103446-X, 169 pp.

Juaningsih, I. 2016. Analisis Usaha Pengolahan Tradisional Ikan Kering Di Desa Jangkar Kabupaten Situbondo. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan. Vol 7, No. 1, Tahun 2016. ISSN:2086-386 E-ISSN: 2503-2283

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management “Buying Behavior”. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Kowarin, E. Tambani, G.O. Steelma, V.R. 2014. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Di Desa Warukapas

Page 42: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1385/1/BAB I-V.docx · Web viewGaram rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat

42

Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Akulturasi : Vol. 2. No. 1 April 2014. ISSN : 2337-4195.

Kusuma, P.T.W.W dan Nur, K.I.M. 2014. Analisa Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha ProduksiKomoditas Lokal: Mie Berbasis Jagung. Jurnal Agritech, Vol. 34, No. 2, Mei 2014.

Pauly D. 1980.A Selection of A Simple Methods for the Assesment of the Tropical Fish Stocks. FAO Fish. Circ. FIRM/C 729. Rome : 54

Rahardi, F, R. Kristiawati dan Nazaruddin. 1999. Agribisnis Perikanan. PT. Penebar Swadaya, Bogor. 63 hlm.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta.

Santoso, H.B. 1998. Ikan Asin. Penerbit Kanisius Yogyakarta.ISBN 979-672-262-3. 30 hlm

Saihani, A. 2012. Analisis Finansial Usahatani Padi Ciherang Pada Sistem Tanam Jajar Legowo Di Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Ziraa’ah, Vo. 33 No. 1, Tahun 2012 Hal. 22-27. ISSN 1412-1468

Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Yang Efektif dan Profitable. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soeharjo dan Dahlan Potong, 1973. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogor : Departemen Sosial Ekonomi Pertanian IPB

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta : UI Press.

Suhartini. S dan Hidayat. 2005. Olahan Ikan Segar. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana.

Supriya dan Ruswantoro. 2011. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva Benih Kakap Merah Lutjanus argentimaculathus.

Tjakrawilaksana A. 1985. Usahatani. Jurusan Sosial-Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.