9
IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam Reservoir Rekah Alam Berproduksi Gas di Blok Gundih, Indonesia Asep Kurnia Permadi, Institut Teknologi Bandung Cecep Briantoro, PT. Pertamina EP (PPGJ) Andri Luthfi Lukman Hakim, Institut Teknologi Bandung Abstrak Blok Gundih berlokasi di Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari tiga lapangan/struktur dengan kedalaman dan fluid contacts yang berbeda. Reservoir terbentuk dari batuan rekah alam dan berproduksi wet-gas. Ketiga struktur tersebut masing-masing dinamakan RBT, KTB, dan KDL. Lapangan ini diperkirakan dapat memproduksi gas sebanyak 50 mmscfd selama 10 tahun. Namun, mekanisme pendorongan air yang kuat dan tekanan awal reservoir yang tinggi mengakibatkan air terproduksi cukup besar sedangkan fasilitas permukaan untuk menangani air terproduksi tersebut dianggap tidak praktis dan berbiaya besar. Salah satu jalan keluar adalah meinjeksikan kembali air tersebut ke dalam aquifer Struktur RBT melalui salah satu sumurnya. Suatu studi injeksi air menggunakan simulator telah dilakukan sebagai bagian dari perencanaan lapangan. Tujuan utama studi ini adalah mengkaji pengaruh injeksi air tersebut pada kinerja produksi gas. Studi dilakukan dengan mengkaji berbagai kemungkinan melalui uji sensitivitas yang mengacu pada beberapa kriteria termasuk rencana pemboran dan penjadwalan produksi. Hasil studi menunjukkan bahwa: 1) injeksi air ke dalam aquifer Struktur RBT tidak memberikan pengaruh pada laju produksi gas yang diinginkan sepanjang laju injeksi tidak melebihi 15.000 bwpd, 2) suatu skenario produksi tertentu harus dilakukan untuk Struktur KTB termasuk pemilihan interval perforasi dan keperluan sumur buffer apabila produksi gas dari Struktur KDL tidak memenuhi target, 3) Target produksi dari Struktur KDL tidak dapat dicapai. Akibatnya, Struktur KDL memerlukan sumur tambahan. Sumur ini ternyata malah mengurangi produksi air dari struktur tersebut. Pendahuluan Blok Gundih terletak di Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 15 Km sebelah Barat Daya Kota Cepu dan 125 kilometer dari Power Plant Tambak Lorok (Gambar 1). Ada tiga struktur yang menghasilkan gas di blok ini yaitu KTB, RBT, dan KDL. Reservoir pada ketiga struktur tersebut berada pada lapisan/formasi Kujung dengan kedalaman berkisar antara 2700 - 3500 m TVD. Berdasarkan kedalaman, secara berurutan dari bawah ke atas adalah Struktur KDL, RBT dan KTB, (Gambar 2). Kedalaman kontak antara gas dan air yang digunakan pada Studi POD sebelumnya 1 adalah dalam kategori best estimate, yaitu: KDL 3579.5 m TVD, RBT 3131 m TVD, dan KTB 2910 m TVD. Berdasarkan studi tersebut, ketiga struktur akan memasok gas sebesar 50 mmscfd selama 10 tahun. Namur, terkait masalah confidentiality, data in-place dan cadangan ketiga struktur tidak dapat penulis sampaikan dalam makalah ini. Jenis reservoir pada ketiga struktur di Blok Gundih adalah reservoir gas dan ada pembentukan kondensat di permukaan sehingga dapat digolongkan menjadi wet gas reservoir. Komposisi utama adalah metana disertai gas CO 2 dan H 2 S dalam kadar yang cukup tinggi. Mekanisme pendorongan pada ketiga reservoir tersebut diperkirakan water drive dengan tekanan reservoir mula-mula berkisar pada 4000 psia sehingga berpotensi untuk memproduksikan air dengan jumlah cukup besar. Penanganan terhadap produksi air telah dilakukan menggunakan water treating facilities untuk selanjutnya treated water dibuang ke lingkungan. Namun, penanganan tersebut suatu saat menjadi tidak praktis jika produksi air menjadi sangat tinggi. Alternatif penanganan lain yang diusulkan adalah dengan menginjeksikan kembali air ke aquifer formasi Kujung. Berkenaan itu, maka diperlukan studi terhadap rencana kegiatan injeksi air dimaksud untuk mendapatkan gambaran dampaknya terhadap produksi gas dalam jangka waktu tertentu. Tujuan makalah/studi ini adalah: • Melakukan simulasi reservoir Struktur RBT dengan injeksi air melalui sumur RBT-3 yang telah dibor pada tahun 2005. RBT-3 merupakan sumur deliniasi, terletak pada tepi struktur, dan diinterpretasikan dekat dengan GWC. • Melakukan simulasi reservoir Struktur KTB bila jadwal rencana produksi sumur KTB-3 dimajukan ke tahun pertama POD. Sumur KTB-6 diproduksikan sebagai buffer untuk menggantikan salah satu sumur yang tidak dapat berproduksi di kemudian hari. • Melakukan simulasi reservoir Struktur KDL apabila hanya menggunakan satu sumur produksi (KDL-1) dengan target laju produksi gas sebesar 11 mmscfd selama 12 tahun dan abandonment pressure 450 psi. IATMI 08-029 1

IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

  • Upload
    vodang

  • View
    237

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

IATMI 08-029

Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam Reservoir Rekah Alam Berproduksi Gas di Blok Gundih, Indonesia

Asep Kurnia Permadi, Institut Teknologi Bandung

Cecep Briantoro, PT. Pertamina EP (PPGJ) Andri Luthfi Lukman Hakim, Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Blok Gundih berlokasi di Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari tiga lapangan/struktur dengan kedalaman dan fluid contacts yang berbeda. Reservoir terbentuk dari batuan rekah alam dan berproduksi wet-gas. Ketiga struktur tersebut masing-masing dinamakan RBT, KTB, dan KDL. Lapangan ini diperkirakan dapat memproduksi gas sebanyak 50 mmscfd selama 10 tahun. Namun, mekanisme pendorongan air yang kuat dan tekanan awal reservoir yang tinggi mengakibatkan air terproduksi cukup besar sedangkan fasilitas permukaan untuk menangani air terproduksi tersebut dianggap tidak praktis dan berbiaya besar. Salah satu jalan keluar adalah meinjeksikan kembali air tersebut ke dalam aquifer Struktur RBT melalui salah satu sumurnya.

Suatu studi injeksi air menggunakan simulator telah dilakukan sebagai bagian dari perencanaan lapangan. Tujuan utama studi ini adalah mengkaji pengaruh injeksi air tersebut pada kinerja produksi gas. Studi dilakukan dengan mengkaji berbagai kemungkinan melalui uji sensitivitas yang mengacu pada beberapa kriteria termasuk rencana pemboran dan penjadwalan produksi.

Hasil studi menunjukkan bahwa: 1) injeksi air ke dalam aquifer Struktur RBT tidak memberikan pengaruh pada laju produksi gas yang diinginkan sepanjang laju injeksi tidak melebihi 15.000 bwpd, 2) suatu skenario produksi tertentu harus dilakukan untuk Struktur KTB termasuk pemilihan interval perforasi dan keperluan sumur buffer apabila produksi gas dari Struktur KDL tidak memenuhi target, 3) Target produksi dari Struktur KDL tidak dapat dicapai. Akibatnya, Struktur KDL memerlukan sumur tambahan. Sumur ini ternyata malah mengurangi produksi air dari struktur tersebut. Pendahuluan

Blok Gundih terletak di Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 15 Km sebelah Barat Daya Kota Cepu dan 125 kilometer dari Power Plant Tambak Lorok (Gambar 1). Ada tiga struktur yang menghasilkan gas di blok ini yaitu KTB, RBT, dan KDL. Reservoir pada ketiga struktur tersebut berada pada lapisan/formasi Kujung dengan kedalaman berkisar antara 2700 - 3500 m TVD. Berdasarkan kedalaman, secara berurutan dari bawah ke atas adalah Struktur

KDL, RBT dan KTB, (Gambar 2). Kedalaman kontak antara gas dan air yang digunakan pada Studi POD sebelumnya1 adalah dalam kategori best estimate, yaitu: KDL 3579.5 m TVD, RBT 3131 m TVD, dan KTB 2910 m TVD. Berdasarkan studi tersebut, ketiga struktur akan memasok gas sebesar 50 mmscfd selama 10 tahun. Namur, terkait masalah confidentiality, data in-place dan cadangan ketiga struktur tidak dapat penulis sampaikan dalam makalah ini.

Jenis reservoir pada ketiga struktur di Blok Gundih adalah reservoir gas dan ada pembentukan kondensat di permukaan sehingga dapat digolongkan menjadi wet gas reservoir. Komposisi utama adalah metana disertai gas CO2 dan H2S dalam kadar yang cukup tinggi. Mekanisme pendorongan pada ketiga reservoir tersebut diperkirakan water drive dengan tekanan reservoir mula-mula berkisar pada 4000 psia sehingga berpotensi untuk memproduksikan air dengan jumlah cukup besar.

Penanganan terhadap produksi air telah dilakukan menggunakan water treating facilities untuk selanjutnya treated water dibuang ke lingkungan. Namun, penanganan tersebut suatu saat menjadi tidak praktis jika produksi air menjadi sangat tinggi. Alternatif penanganan lain yang diusulkan adalah dengan menginjeksikan kembali air ke aquifer formasi Kujung. Berkenaan itu, maka diperlukan studi terhadap rencana kegiatan injeksi air dimaksud untuk mendapatkan gambaran dampaknya terhadap produksi gas dalam jangka waktu tertentu. Tujuan makalah/studi ini adalah: • Melakukan simulasi reservoir Struktur RBT dengan

injeksi air melalui sumur RBT-3 yang telah dibor pada tahun 2005. RBT-3 merupakan sumur deliniasi, terletak pada tepi struktur, dan diinterpretasikan dekat dengan GWC.

• Melakukan simulasi reservoir Struktur KTB bila jadwal rencana produksi sumur KTB-3 dimajukan ke tahun pertama POD. Sumur KTB-6 diproduksikan sebagai buffer untuk menggantikan salah satu sumur yang tidak dapat berproduksi di kemudian hari.

• Melakukan simulasi reservoir Struktur KDL apabila hanya menggunakan satu sumur produksi (KDL-1) dengan target laju produksi gas sebesar 11 mmscfd selama 12 tahun dan abandonment pressure 450 psi.

IATMI 08-029 1

Page 2: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

Apabila produksi gas yang diharapkan dari sumur KDL-1 tidak mencukupi, maka akan dilakukan pemboran sumur KDL-2.

Metode dan Model Studi

Simulasi dilaksanakan dengan garis besar langkah kerja sebagai berikut: • Reinstall dan recheck model yang telah dikembangkan

sebelumnya. • Lakukan revisi yang diperlukan pada model tersebut

termasuk grid refining pada arah vertikal. • Lakukan kembali inisialisasi dan penyelarasan model. • Run model dan lakukan prediksi kinerja sebagai base

case. • Buat berbagai skenario pengembangan. • Run model dan lakukan prediksi kinerja untuk setiap

scenario yang dibuat. • Lakukan uji sensitivitas terhadap rekahan dan laju

produksi. • Lakukan analisis terhadap keluaran simulator secara

keseluruhan.

Berikut adalah model yang digunakan untuk semua struktur. • 3D black oil simulation model • Dual porosity • Sistem wet gas dengan vaporized oil untuk

memodelkan proses produksi kondensat yang hanya terproduksi di permukaan. Konsekuensi dari model ini adalah bahwa profil produksi kondensat akan mirip dengan prodil produksi gas.

• Orthogonal corner-point geometry • Sistem gas–air. Sedangkan GWC, dimensi model, dan ukuran grid untuk masing-masing struktur adalah sebagai berikut: Untuk Struktur RBT: • Kedalaman GWC:

- Perkiraan terendah: -3035 m TVDss (berdasarkan Sumur RBT-1A, DST#1)

- Perkiraan terbaik: -3131 m TVDss (berdasarkan Sumur RBT-2, DST#1)

• Dimensi grid: 25 x 40 x 22; lihat Gambar 3. • Ukuran grid lateral: (300 x 300 ft) Untuk Struktur KTB: • Kedalaman GWC: -2910 m TVDss • Dimensi grid: 40 x 50 x 12; lihat Gambar 4. • Ukuran grid lateral: (300 x 300 ft) Untuk Struktur KDL: • Kedalaman GWC: -3579.5 m TVDss • Dimensi grid: 30 x 40 x 12; lihat Gambar 5. • Ukuran grid lateral: (300 x 300 ft)

Black oil digunakan dalam pemodelan mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir Blok Gundih merupakan gas basah (wet gas) dan tidak ada pembentukan kondensat di dalam reservoir melainkan

hanya di permukaan sehingga tidak diperlukan model komposisi. Sistem grid secara vertikal dilakukan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendapatkan prediksi yang lebih baik terhadap produksi gas dan pergerakan air menuju sumur produksi; lihat Gambar 6, 7, dan 8, masing-masing untuk ketiga struktur dimaksud pada gambar. Prediksi yang akurat tersebut sangat penting untuk perencanaan produksi dan perencanaan peralatan permukaan serta estimasi volume air yang akan di re-injeksi. Begitu pula sistem grid di bagian bawah Struktur RBT dibuat cukup kecil untuk keperluan analisis injeksi air. Semuanya dilakukan melalui studi sensitivitas grid dan ukuran aquifer. Batas bawah model Struktur RBT disesuaikan dengan kedalaman akhir sumur RBT-3. Gambar 9 memperlihatkan distribusi porositas dari puncak reservoir sampai batas bawah formasi Kujung yang di-overlay dengan log porositas. Jarak antara puncak formasi dan batas bawah formasi Kujung pada struktur RBT mencapai 1300 ft.

Injeksi air dilakukan pada kedalaman 3429 m TVD sa

kenario dan Keluaran Simulator ry matching,

model d

truktur RBT: besar untuk Struktur RBT. Skenario 1

elanjutnya untuk Skenario 2 dibuat 4 (empat) sub-

kenario 2-1

mpai dengan kedalaman akhir sumur RBT-3. Sumur tersebut merupakan sumur deliniasi yang dibor pada tahun 2005 dan diperkirakan berada di pinggiran struktur RBT atau dekat dengan zona air. Dengan demikian dapat diperkirakan juga bahwa produksi gas dari sumur tersebut tidak terlalu besar dan sebaliknya berpotensi memproduksi air dalam jumlah yang besar. Gradien rekah pada kedalaman 3492 m adalah 0.622 psi/ft dan tekanan rekah pada kedalaman tersebut adalah 6993 psi. Oleh karena itu, tekanan bawah sumur saat injeksi dikondisikan untuk tidak melebihi harga tekanan rekah tersebut. S

Setelah proses inisialisasi dan histoi-run menggunakan beberapa skenario. Berikut

adalah skenario yang dikembangkan. SAda 2 skenarioapabila tidak dilakukan injeksi air dan Skenario 2 apabila dilakukan injeksi air. Injeksi air tersebut dilakukan pada bagian bawah perforasi Sumur RBT-3 dengan air injeksi berasal dari total produksi air ketiga struktur (Struktur KTB, RBT, dan KDL). Dalam kasus ini seluruh rekahan dibuat berhubungan dengan zona produktif. Sskenario sebagai berikut: S

= 6993 psi

ngan produksi air dari

si Struktur KTB untuk kasus ini diambil

BHP maksimum WHP maksimum = 0 psi Laju injeksi air disesuaikan deketiga struktur Jadwal produkdari POD sebelumnya1 dan dalam tulisan ini disebut dengan jadwal produksi lama, yaitu Sumur KTB-1 dan KTB-2 diproduksikan pada tahun pertama, KTB-5

IATMI 08-029 2

Page 3: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

ditahun ketiga, KTB-4 di tahun kelima dan KTB-3 ditahun ketujuh. Skenario 2-2

Skenario B-1 tetapi menggunakan jadwal

kenario 2-3

Sama denganproduksi KTB yang berbeda (disebut jadwal produksi baru, yaitu Sumur KTB-1, KTB-2 KTB-4, dan KTB-5 diproduksikan pada tahun pertama dan sumur KTB-3 pada tahun kelima). S

dibuat untuk menganalisis pengaruh laju

BHP maks

kenario 2-4

Skenario ini injeksi. Dengan menggunakan BHP dan WHP maksimum masing sebesar 6993 psi dan 0 psi, laju injeksi dibuat bervariasi yaitu 1000, 2500, 5000, 10.000, 15.000, dan 20.000 bwpd. imum dihitung dengan menggunakan Persamaan Hubber dan Willis sehingga diperoleh gradien rekah sebesar 0.622 psi/ft. S

n di reservoir RBT dapat menjadi

Hasil prediksi simulasi untuk masing-masing skenari

truktur KTB: untuk Struktur KTB. Skenario 1 dan 2

Hasil prediksi simulasi untuk masing-masing skenario

truktur KDL: roduksi untuk Struktur KDL, yaitu:

ar 11

2. DL-2)

Hasil prediksi simulasi untuk masing-masing

skenario

nalisis dan Kesimpulan yang dapat penulis

sampaik

truktur RBT: g dilakukan pada lapisan bawah Struktur

• jukan bahwa

• ur ekstra untuk

• kondisi rekahan

t

pangan KTB dapat dipenuhi dengan

Keberadaan rekahajalan bagi air untuk lebih cepat mencapai sumur produksi. Skenario ini dibuat untuk menganalisis pengaruh konektivitas rekahan. Dengan menggunakan BHP dan WHP maksimum yang sama dengan Skenario 2-3 dan laju injeksi air 20,000 bwpd, intensitas koneksi rekahan terhadap zona produktif dibuat bervariasi sebesar 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%.

o di atas ditunjukkan pada Gambar 10 sampai Gambar 16. Gambar 10 dan Gambar 11 masing-masing prediksi produksi gas dan air untuk Skenario 1 dan 2. Sedangkan Gambar 12 menunjukkan laju produksi gas sumuran untuk kedua skenario yang sama. Gambar 13 dan Gambar 14 adalah masing-masing hasil prediksi simulator untuk produksi gas dan air pada berbagai harga laju injeksi (Skenario 2-3). Sedangkan Gambar 15 dan Gambar 16 adalah masing-masing produksi gas dan air pada berbagai harga konektivitas rekahan (Skenario 2-4). Uji sensitivitas konektivitas rekahan ini penting untuk melihat besaran produksi air apabila dilakukan injeksi karena besaran konektivitas rekahan tidak diketahui. SAda 3 skenarioterkait dengan jadwal produksi lama (POD sebelumnya) dan jadwal produksi baru, seperti telah disebutkan pada studi kasus Struktur RBT di atas. Satu skenario lagi terkait dengan penggunaan sumur buffer. Skenario ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran performa produksi sumur KTB-6 yang akan dijadikan sebagai sumur buffer. Ada dua skenario sumur buffer yang dilakukan, yaitu apabila sumur buffer menggantikan salah satu sumur KTB yang tidak dapat berproduksi dan apabila sumur buffer menggantikan sumur KDL-2 apabila sumur yang terakhir ini tidak jadi dibor.

di atas ditunjukkan pada Gambar 17 dan Gambar 18 adalah masing-masing hasil prediksi produksi gas dan air untuk Struktur KTB pada kedua skenario produksi (Skenario 1 menggunakan jadwal POD sebelumnya1 dan Skenario 2 menggunakan jadwal produksi baru. Gambar 19 dan Gambar 20 adalah masing-masing untuk produksi gas dan air di Struktur KTB apabila menggunakan sumur buffer (Skenario 3). SAda 2 skenario p1. Produksi gas dengan satu sumur (KDL-1) sebes

mmscf/day yang ditargetkan selama 12 tahun. Produksi gas dengan dua sumur (KDL-1 dan Kjika target produksi gas tidak dapat dipenuhi oleh satu sumur produksi (KDL-1), sumur KDL-2 diaktifkan pada tahun kelima.

di atas ditunjukkan pada Gambar 21 dan Gambar 22 adalah masing-masing untuk produksi gas dan air pada kedua skenario. Sedangkan Gambar 23 sampai Gambar 26 menunjukkan produksi sumuran gas dan air untuk kedua skenario. A

Berikut adalah analisisan sehubungan dengan keluaran simulator

seperti tersebut di atas. S• Injeksi air yan

RBT menggunakan total produksi air Area Gundih tidak mengganggu produksi gas di RBT. Analisis sensitivitas laju injeksi air menunproduksi gas di RBT terganggu pada saat laju injeksi air mencapai 15,000 bwpd atau lebih. Tidak diperlukan tekanan kepala summelakukan injeksi air ke RBT pada laju injeksi sampai dengan 20,000 bwpd (WHP = 0 psi). Pada point 1 -3 di atas, terjadi padaterhubung 100% dengan zona produktif. Analisis sensitivitas intensitas hubungan rekahan ke zona produktif dengan melakukan injeksi air tetap sebesar 20,000 bwpd menunjukan bahwa intensitas konektivitas rekahan ke zona produktif tidak memberikan perbedan efek yang besar terhadap produksi gas.

ruktur KTB: S• Target produksi la

kelima sumur produksinya (KTB-1 s/d KTB-5). • Perubahan jadwal produksi sumur KTB-C (5), KTB-D

(4) s/d KTB-F (3) berpengaruh terhadap produksi air lapangan, memperlambat dan mengurangi produksi air bila dibandingkan dengan hasil perkiraan menggunakan jadwal sebelumnya (menurut POD sebelumnya1) .

IATMI 08-029 3

Page 4: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

• Sumur KTB-E (6) dapat menggantikan produksi sumur-sumur KTB yang mati, kecuali sumur KTB-C (5).

• Sumur KTB-6 (buffer) dapt menggantikan produksi Sumur KDL-2 jika sumur tersebut mati ataupun tidak dibor.

Struktur KDL: • Sumur KDL-1 mampu memproduksikan gas sebesar

11 mmscf/d selama 11 tahun atau kurang 1 tahun dari target produksi lapangan Kedunglusi selama 12 tahun.

• Sumur KDL-2 diperlukan supaya target produksi gas dari Lapangan Kedunglusi tercapai.

• Sumur KDL-2 dibor pada tahun kelima dari peramalan produksi.

Permasalahan mendasar yang dialami penulis

dalam studi ini adalah terkait dengan material balance. Telah disebutkan bahwa seluruh produksi air yang dihasilkan oleh ketiga struktur diinjeksikan kembali ke aquifer body Struktur RBT melalui Sumur RBT-3. Dalam proses demikian, simulator tidak bisa memodelkan produksi dan injeksi sekaligus dalam satu model run. Dalam studi ini, produksi air disimulasikan terlebih dahulu kemudian air terproduksi tersebut dijumlahkan dan lalu run model dengan perlakuan injeksi (lihat Gambar 27). Hal ini tentu tidak tepat mengingat setiap proses injeksi tentu akan berpengaruh terhadap performance produksi (termasuk produksi air). Namun karena proses yang demikian, bagaimana sebenarnya pengaruh tersebut tidak dapat disimpulkan secara benar dalam studi ini.

Gambar 283 menunjukkan model konseptual

material balance dalam proses simulasi yang kami lakukan. Injeksi air ke dalam Struktur RBT (source) seharusnya dihitung secara simultan dengan produksi (keluaran) karena injeksi air tersebut berpengaruh pada kinerja produksi air; setidaknya produksi air dari Struktur RBT karena tekanan di aquifer Struktur RBT terpengaruh oleh proses injeksi. Oleh karena itu, hasil-hasil dan kesimpulan dari studi sekarang ini dapat berbeda dengan studi lanjutan apabila dalam studi lanjutan tersebut konsep material balance ini dilakukan. Ringkasan Hasil dan Penutup Studi simulasi ketiga struktur (RBT, KTB, dan KDL) yang berada di wilayah Blok Gundih telah selesai dilakukan. Hasil studi menunjukkan bahwa pada umumnya target total produksi gas sebesar 50 mmscfd tidak terganggu dengan dilakukannya injeksi ke aquifer body Struktur RBT melalui Sumur RBT-3. Namun demikian, produksi gas di Struktur RBT akan terganggu apabila laju injeksi air melebihi 15,000 bwpd. Kedalaman titik injeksi merupakan faktor utama keadaan yang favorable ini. Selanjutnya, terkait pemodelan simulasi yang terpisah (walaupun dengan cara parallel computing), material balance produksi dan injeksi air (prinsip source and sink) kemungkinan tidak akurat atau bahkan tidak benar.

Daftar Singkatan BHP = Bottomhole pressure DST = Drill Stem Test GWC = Gas-water contact POD = Plan of Development TVD = True Vertical Depth TVDss = True Vertical Depth sub-sea WHP = Well head pressure Daftar Pustaka 1. Dokumen Rencana Pengembangan (POD) Struktur

KTB, RBT, dan KDL Blok Gundih, PT. Pertamina EP, 2006.

2. LAPI ITB: Studi Simulasi Water Injection Formasi Kujung Area Gundih, Laporan Akhir, 2007.

3. Permadi, A.K.: Diktat Teknik Reservoir I, Departemen Teknik Perminyakan ITB, 2004.

4. Craft, B.C., Hawkins, M.: Applied Petroleum Reservoir Engineering, Revised by Terry, R.E., Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ (1991)

IATMI 08-029 4

Page 5: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

Gambar 1: Peta Lokasi Lapangan KTB, RBT, dan KDL.

Gambar 2: Peta Struktur Formasi Kujung.

 Gambar 3: Model 3D Struktur RBT.

 Gambar 4: Model 3D Struktur KTB.

 Gambar 5: Model 3D Struktur KDL.

RBT-3

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,0007,0008,000

9,00010,000

11,00012,000

13,00014,000

15,00016,000

7,00

08,

000

9,00

010

,000

11,0

0012

,000

13,0

0014

,000

15,0

00

Grid Top (ft) 2007-01-01 J layer: 12

File: RBT-Noinjeksi.daUser: AndriDate: 12/14/2007

Scale: 1:20153Z/X: 1.00:1Axis Units: f t

0.00 1285.00 2570.00 f eet

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km9,526

9,918

10,310

10,702

11,094

11,486

11,878

12,270

12,661

13,053

13,445

 Gambar 6: X-Section Model Struktur RBT.

IATMI 08-029 5

Page 6: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

KTB-2

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000

9,00

010

,000

11,0

0012

,000

8,0009,000

10,00011,000

12,000

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 mile

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km

File: KTB 38mm whpUser: AndriDate: 11/14/2007

Scale: 1:24174Z/X: 2.00:1Axis Units: ft

9,062

9,296

9,530

9,764

9,998

10,232

10,466

10,699

10,933

11,167

11,401

Grid Top (ft) 2007-01-01 J layer: 38

Gambar 7: X-Section Model Struktur KTB.

KDL-1

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000

11,0

0012

,000

11,00012,000

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 mile

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km

File: KDL 11mm 45User: AndriDate: 11/13/2007

Scale: 1:22594Z/Y: 4.00:1Axis Units: ft

11,111

11,295

11,479

11,663

11,847

12,031

12,215

12,400

12,584

12,768

12,952

Grid Top (ft) 2007-01-01 I layer: 29

 Gambar 8: X-Section Model Struktur KDL.

Gambar 9: Porositas Matrix Model Reservoir Struktur RBT.

 Gambar 10: Produksi Gas Struktur RBT – Dengan dan Tanpa Injeksi.

 Gambar 11: Produksi Air Struktur RBT – Dengan dan Tanpa Injeksi.

 Gambar 12: Produksi Sumuran Gas Struktur RBT – Dengan dan Tanpa Injeksi.

RBT-3

4,000 5,000 6,000

4,000 5,000 6,000

10,0

0011

,000

12,0

00

10,00011,000

12,000

0.00 435.00 870.00 feet

0.00 135.00 270.00 meters

File: RBT-Noinjeksi.datUser: AndriDate: 11/24/2007Scale: 1:6788Z/X: 1.00:1Axis Units: ft

0.015

0.037

0.059

0.082

0.104

0.126

0.148

0.170

0.192

0.214

0.236

Porosity 2007-01-01 J layer: 12

RBT-3

4,000 5,000 6,000

4,000 5,000 6,000

10,0

0011

,000

12,0

00

10,00011,000

12,000

Grid Top (ft) 2007-01-01 J layer: 12

0.00 435.00 870.00 feet

0.00 135.00 270.00 meters

File: RBT-Noinjeksi.datUser: AndriDate: 11/24/2007 Porosity vs depth

10000

10200

10400

10600

10800

11000

11200

11400

11600

0 0.1 0.2 0.3 0.4

Porosity

Dep

th, f

t

Scale: 1:6788Z/X: 1.00:1Axis Units: ft

Log Model12,000

11,753

11,505

11,010

11,258

10,763

10,516

9,774

10,021

10,268

9,526

IATMI 08-029 6

Page 7: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

 Gambar 13 : Produksi Gas Struktur RBT – Sensitivitas Laju Injeksi Air

Gambar 14: Produksi Air RBT Sesitivitas Laju Injeksi Air

 Gambar 15: Produksi Gas RBT Sesitivitas Rekahan

Gambar 16: Produksi Air RBT Sesitivitas Rekahan

  Gambar 17: Produksi Gas KTB Skenario Produksi 1 & 2.

 

Gambar 18: Produksi Air KTB Skenario Produksi 1 & 2.

 

IATMI 08-029 7

Page 8: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

 Gambar 19: Produksi Gas KTB Skenario 3 (Buffer)  

 Gambar 20: Produksi Air KTB Skenario 3 (Buffer)  

 Gambar 21: Produksi Gas KDL Skenario 1 dan 2

 Gambar 22: Produksi Air KDL Skenario 1 dan 2

Gambar 23: Produksi Gas Sumur KDL-1 Skenario 1

 Gambar 24: Produksi Air Sumur KDL-1 Skenario 1

IATMI 08-029 8

Page 9: IATMI 08-029 Simulasi Injeksi Air Terproduksi ke Dalam ... · PDF filedalam makalah ini. ... mengingat data komposisi fluida yang menunjukkan bahwa gas yang terkandung dalam reservoir

Gambar 25: Produksi Gas Sumur KDL-1 dan KDL-2 Skenario 2.

Gambar 26: Produksi Air Sumur KDL-1 dan KDL-2 Skenario 2.

Gambar 27: Laju Alir Produksi dan Injeksi Air Blok Gundih.

Masuk Keluar Akumulasi

Source Sink

Injeksi Air Diabaikan

Gambar 28: Konsep Material Balance.

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

Feb-07 Feb-10 Feb-13 Feb-16 Feb-19 Feb-22 Feb-25

Laju

Air

(bbl

/day

)

Produksi AirInjeksi Air

IATMI 08-029 9