Upload
ardian-witjaksono
View
560
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
iv
Judul : Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecildan Menengah (UMKM)
ABSTRAK
Peranan usaha kecil menengah, terutama sejak krisis ekonomi dapatdipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional,baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional maupun penyerapantenaga kerja, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala. Salahsatu kendala yang dihadapi adalah dalam hal permodalan. Bagi usaha kecilmenengah, kredit dirasa cukup penting meningkatkan kebutuhan untukpembiayaan modal kerja diperlukan guna menjalankan usaha dan meningkatkanakumulasi pemupukan modal mereka. Untuk mengatasi masalah tersebutpemerintah meluncurkan program pembiayaan bagi UMKM dan koperasi, yaituKredit Usaha Rakyat (KUR). Melalui program bantuan Kredit Usaha Rakyat(KUR) yang telah diberikan pemerintah, diharapkan dengan program ini parapelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki semangat untukmengembangkan usahanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkatEfektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatandan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di KelurahanPenatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur. Efektivitas kegiatan diukur darivariabel input, proses, dan output. Variabel input meliputi: ketepatan program,sosialisasi oleh pemerintah/petugas, tujuan KUR. Variabel proses meliputi:ketepatan penggunaan program, pemantauan dari pemerintah/petugas, responpemerintah/petugas. Variabel output meliputi: pendapatan UMKM danKesempatan Kerja. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode kuantitatif/matematika sederhana. Data yang digunakan adalah dataprimer dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mendapatkan bantuanprogram Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak 292 orang dan sampel yangdiambil sebanyak 75 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program bantuan Kredit UsahaRakyat di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur dikatakancukup efektif yaitu sebesar 78,5 persen dan berdampak positif terhadappeningkatan pendapatan dan kesempatan kerja UMKM sehingga disarankankepada pemerintah tetap menjalankan program bantuan KUR tersebut, akan tetapidilakukan pendataan ulang untuk UMKM yang akan menerima ataupun yangsudah menerima KUR agar tidak terjadi penyalahgunaan manfaat dan tujuandiberikannya KUR.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga
mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam kerangka ini
maka pembangunan nasional untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam semua
proses pembangunan (Bappeda Bali, 2011). Pembangunan mengandung makna
yang luas sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup perubahan-
perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan lembaga-
lembaga nasional maupun lokal dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi,
pengurangan kesenjangan,dan pemberantasan kemiskinan (Todaro,2000).
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Pembangunan nasional yang mencakup seluruh aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah.
Tujuan pembangunan tersebut harus diperjuangkan mengingat selama ini
pembangunan diidentikkan dengan industrialisasi sehingga sering kali kurang
memperhatikan aspek pemerataan (Gilarso, 1992).
Perwujudan tujuan masyarakat yang adil dan makmur dapat berupa
penciptaan lapangan kerja, pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan stabilitas nasional.
Perwujudan tersebut sempat terhambat dengan adanya krisis ekonomi yang
melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997. Pada saat krisis ekonomi,
2
kondisi perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan, hal ini ditunjukkan
dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, banyaknya bank-bank yang
dilikuidasi, di sektor riil banyak usaha-usaha besar yang gulung tikar (Sugiyono,
2003).
Kondisi yang berbeda terjadi pada usaha kecil menengah, dimana usaha
kecil menengah tetap tegar pada saat krisis ekonomi melanda, dan memberikan
kontribusi yang besar. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah terbukti
mampu menampung 99,45 persen dari total tenaga kerja atau 73,24 juta tenaga
kerja (Marimbo, 2008). Peranan usaha kecil menengah, terutama sejak krisis
ekonomi dapat dipandang sebagai katup pengaman dalam proses pemulihan
ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional
maupun penyerapan tenaga kerja. (Suryadharma Ali, 2008) menyatakan bahwa
usaha kecil menengah merupakan benteng pertahanan ekonomi nasional sehingga
bila sektor tersebut diabaikan sama artinya tidak menjaga benteng pertahanan
Indonesia.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peranan serta
kelembagaan usaha kecil menengah dalam perekonomian nasional, maka
pemberdayaan tersebut perlu dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Dunia Usaha, dan Masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan
berkesinambungan. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah
mengesahkan UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Undang-undang ini disusun dengan maksud untuk memberdayakan usaha mikro
kecil dan menengah.
3
Kebijakan pemerintah dewasa ini telah cukup menunjukkan keberpihakan
pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Banyak upaya dan langkah-
langkah pemerintah menyangkut pemberdayaan pada UMKM, pemerintah
mempunyai komitmen yang tinggi untuk membantu UMKM baik menyangkut
peningkatan SDM, permodalan maupun akses pasar.
Melihat persoalan yang dihadapi UMKM, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono meluncurkan kredit bagi UMKM dan Koperasi dengan pola
penjaminan oleh Presiden RI tanggal 5 November 2007 di lantai 21 gedung kantor
pusat BRI dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR). Peluncuran KUR
merupakan upaya pemerintah dalam mendorong perbankan penyaluran kredit
pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi.
Kebijakan pemerintah di dalam pengembangan Pemerintah Daerah atau
otonomi daerah membuat UMKM lebih diperhatikan oleh pemerintah daerahnya,
karena salah satu syarat utama untuk menjadi otonomi adalah bahwa daerah yang
bersangkutan harus mempunyai pendapatan daerah yang cukup untuk membiayai
roda perekonomian. Ini berarti perlu kegiatan-kegiatan atau lembaga-lembaga
ekonomi lokal, termasuk UMKM yang akan memberikan kontribusi pada
pendapatan daerah. Jadi peran UMKM di daerah tidak saja sebagai salah satu
instrumen kebijakan pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan pendapatan
atau pembangunan antar wilayah, melainkan juga sebagai alat pengembangan
otonomi daerah.
Dalam kaitan penelitian ini, perlu diketahui banyaknya UMKM yang ada di
kota Denpasar. Dari 4.132 perusahaan/usaha di kota Denpasar sebanyak 114 unit
4
adalah usaha kecil, sebanyak 960 unit adalah usaha sedang, sebanyak 14 unit
adalah usaha besar dan sebanyak 3.044 adalah usaha kerajinan seperti yang tersaji
dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Banyaknya Perusahaan Industri Menurut Kecamatan danJenisnya Tahun 2010 (Unit)
KecamatanJumlah Unit Usaha (unit) Total Unit Usaha
(dalam unit)Kecil Sedang Besar Kerajinan
Denpasar Timur 24 348 7 1.178 1.557
Denpasar Barat 32 213 5 1.098 1.348
Denpasar Selatan 43 265 2 432 742
Denpasar Utara 15 134 - 336 485Total 114 960 14 3.044 4.132
Sumber: BPS Kota Denpasar, 2011 (data diolah)
Kecamatan Denpasar Timur memiliki 11 Kelurahan yang tersebar di
dalamnya, dan di masing-masing kelurahan tersebut terdapat persebaran jumlah
UMKM yang bervariasi. Pada Tabel 1.2 disajikan jumlah UMKM di Kecamatan
Denpasar Timur di tiap Kelurahan.
5
Tabel 1.2 Banyaknya Perusahaan/Usaha Industri Menurut Kelurahan danJumlah Tenaga Kerja di Kecamatan Denpasar Timur KeadaanAkhir Tahun 2010.
No Kelurahan Unit Usaha(dalam unit)
Jumlah TenagaKerja
1 Penatih Dangin Puri 306 5082 Penatih 110 5793 Kesiman Kertalangu 317 1.1824 Kesiman Petilan 98 3775 Sumerta 81 3606 Kesiman 183 3587 Sumerta Kelod 128 3408 Sumerta Kaja 98 3299 Sumerta Kauh 34 305
10 Dangin Puri 106 98111 Dangin Puri Kelod 96 251
Kecamatan Denpasar Timur 1557 5.570Sumber: BPS Kota Denpasar, 2011 (data diolah)
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah UMKM di masing-masing Kelurahan
berbeda-beda. Jumlah UMKM secara keseluruhan berjumlah 1557 unit.
Kelurahan yang paling banyak terdapat UMKM adalah Kelurahan Kesiman
Kertalangu sebanyak 317 unit, sedangkan yang paling sedikit terdapat UMKM
adalah Kelurahan Sumerta Kauh sebanyak 34 unit. Dilihat dari penyerapan tenaga
kerjanya, Kelurahan Kesiman Kertalangu menyerap tenaga kerja terbanyak
sebesar 1182 orang, diikuti Kelurahan Dangin Puri sebesar 981 orang, Penatih
sebesar 579 orang, Penatih Dangin Puri sebesar 508, Kesiman Petilan sebesar 377
orang, Sumerta sebesar 360, Kesiman sebesar 358 orang, Sumerta Kelod sebesar
340 orang, Sumerta Kaja sebesar 329 orang, Sumerta Kauh sebesar 305 orang.
6
Sementara Kelurahan Dangin Puri Kelod menyerap tenaga kerja terkecil sebesar
251 orang.
Walaupun usaha kecil menengah telah menunjukkan peranannya dalam
perekonomian nasional namun masih menghadapi berbagai hambatan dan
kendala. Salah satu kendala yang dihadapi adalah dalam hal permodalan. Bagi
usaha kecil dan menengah, kredit dirasa cukup penting meningkatkan kebutuhan
untuk pembiayaan modal kerja diperlukan guna menjalankan usaha dan
meningkatkan akumulasi pemupukan modal mereka. Untuk mengatasi masalah
tersebut pemerintah meluncurkan program pembiayaan bagi UMKM dan
koperasi, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). Melalui program bantuan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) yang telah diberikan pemerintah, diharapkan dengan
program ini para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki
semangat untuk mengembangkan usahanya.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah fasilitas penjaminan kredit dari
pemerintah melalui PT. Askindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha. KUR
ini merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat di akses oleh UMKM terutama
yang memiliki usaha yang layak namun belum bankable. Maksudnya adalah
usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk
mengembalikan. Adapun Bank Pelaksana yang menyalurkan KUR salah satunya
adalah Bank BRI.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mampu menjangkau seluruh kecamatan di
Indonesia, sangat terkenal dengan micro banking dan telah memperoleh
penghargaan baik nasional maupun internasional. Kontribusi micro banking
7
terhadap kinerja BRI sangat besar (Athesa dkk, 2006 : 20). Ini kemungkinan
faktor yang menyebabkan BRI menjadi salah satu bank yang dipercaya
pemerintah dalam melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kupedes.
Pada Tabel 1.3 disajikan data Perkembangan Realisasi Penyaluran Kredit Usaha
Rakyat (KUR) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dari bulan Januari –
Desember 2009.
Tabel 1.3 Perkembangan Realisasi dan Jumlah Debitur Program KURKupedes PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit WRSupratman per Triwulan I (TW I) 2010 s/d Triwulan I (TW I)2011 di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan DenpasarTimur.
No. Bulan Realisasi KUR(Rupiah)
Realisasi JumlahDebitur (orang)
1 Per 31 Maret 2010 100.000.000 20TW I 2010 100.000.000 20
2 Per 31 April 2010 253.000.000 513 Per 31 Mei 2010 275.000.000 564 Per 30 Juni 2010 134.500.000 28
TW II 2010 662.500.000 1355 Per 31 Juli 2010 155.000.000 336 Per 30 Agustus 2010 60.000.000 127 Per 30 September 2010 68.000.000 14
TW III 2010 283.000.000 598 Per 31 Oktober 2010 111.000.000 239 Per 30 November 2010 69.000.000 1410 Per 31 November 2010 101.500.000 22
TW IV 2010 281.500.000 5911 Per 31 Januari 2011 25.000.000 512 Per 28 Februari 2011 60.000.000 1213 Per 31 Maret 2011 10.000.000 2
TW I 2011 95.000.000 19Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit WR Supratman, 2010
dan 2011
8
Tabel 1.3 menunjukkan perkembangan KUR tahun 2010 dan 2011 di BRI
Unit WR Supratman mengalami fluktuasi dengan total Kredit Usaha Rakyat
sebesar Rp 1.422.000.000. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat tertinggi terjadi
pada TW II 2010 sebesar Rp. 622.500.000 dan perkembangan Kredit Rakyat
terendah terjadi pada TW I 2011 sebesar Rp. 95.000.000. Berdasarkan data
tersebut jumlah UMKM yang menerima Kredit Usaha Rakyat tahun 2010 dan
2011 di BRI Unit WR Supratman mengalami Fluktuasidengan total UMKM
penerimaan tertinggi pada TW II tahun 2010 sebanyak 135 orang dan jumlah
penerimaan terendah pada TW I 2011.
Menyadari akan begitu besarnya peranan UMKM dalam perekonomian
nasional dan daerah khususnya Kelurahan Penatih Dangin Puri, sudah sewajarnya
mendapatkan perhatian yang lebih besar terhadap eksistensi UMKM terlebih lagi
dalam penguatan ekonomi kerakyatan di Provinsi Bali. Dengan demikian
diharapkan agar pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat meningkatkan
pendapatan pelaku usaha. Manfaat lainnya, diharapkan produksi usaha meningkat,
dan kesempatan kerja juga semakin luas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi pokok permasalahannya dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimana efektivitas program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilihat
dari input, proses, dan output pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur?
9
2) Bagaimana dampak program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap
peningkatan pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur?
3) Bagaimana dampak program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap
kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan
Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah tersebut yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah:
1) Untuk mengetahui tingkat efektivitas program bantuan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin
Puri Kecamatan Denpasar Timur.
2) Untuk mengetahui dampak program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
terhadap peningkatan pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
3) Untuk mengetahui dampak program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
terhadap kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan
menjadi kegunaan teoritis dan praktis.
10
1) Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat serta memperkaya ragam
penelitian dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
bagi mahasiswa, sehingga dapat membandingkan teori-teori dengan
kenyataan di lapangan, khususnya tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM).
2) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi
kepada pemerintah dan pihak berkepentingan dalam mengambil kebijakan
yang berkaitan dengan bidang ekonomi, khususnya mengenai efektivitas
bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap pendapatan dan kesempatan
kerja UMKM di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar
Timur.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini penulis membaginya
menjadi lima bab secara rinci dan sistematis dari masing-masing bab sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan
Merupakan bagian yang berisikan tentang latar belakang, pokok
permasalahan, tujuan, kegunaan penelitian dan sistematika
penulisan
11
Bab II : Tinjauan Pustaka
Menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan pokok
permasalahan yaitu tentang konsep efektivitas, konsep kredit,
konsep Kredit Usaha Rakyat, konsep UMKM, peran UMKM
dalam pembangunan ekonomi Indonesia, konsep tenaga kerja,
konsep pendapatan, hasil penelitian sebelumnya dan hipotesis.
Bab III : Metodologi Penelitian
Bagian ini memuat tentang lokasi penelitian, obyek penelitian,
identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan
sumber data, koperasi dan sampel, teknik sampling, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini memuat tentang gambaran umum daerah penelitian
yaitu: Kelurahan Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar
Timur dan deskripsi hasil penelitian serta pembahasan dari hasil
penelitian.
Bab V : Simpulan dan Saran
Bagian ini berisikan tentang simpulan dari hasil penelitian dan
saran-saran penelitian.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Konsep Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran dari kualitas output dan berhubungan derajat
keberhasilan suatu operasi pada sektor publik. Menurut Deva dkk (1989 : 279)
efektivitas adalah hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus keuangan
daerah sedemikian rupa, sehingga memungkinkan program dapat direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemerintah dengan biaya yang serendah-
rendahnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Efektivitas mengandung pengertian kesesuaian antara output dengan tujuan
yang ditetapkan (Subagyo, 2000:23), artinya efektivitas mencerminkan
keberhasilan kinerja aparat dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan.
Efektivitas merupakan ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Apabila suatu organisasi telah mencapai tujuannya,maka organisasi
tersebut dikatakan telah berjalan secara efektif (Mardiasmo 2000:134). Efektivitas
kegiatan diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu kegiatan untuk mewujudkan
hasil yang diinginkan.
2.1.2 Konsep Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
13
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU Perbankan nomor 10
tahun 1998 dalam Kasmir, 2007 : 92). Menurut Gilarso (1992 : 246) kredit adalah
pemberian uang, barang atau jasa kepada pihak lain, tanpa menerima imbalan
(pembayaran) langsung atau bersamaan tetapi dengan percaya bahwa pihak yang
menerima uang atau barang tersebut akan mengembalikan atau melunasi
hutangnya sesuai jangka waktu tertentu. Menurut Undang-undang no. 14 Tahun
1967 Pasal 1c, mengenai pokok-pokok perbankan, kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain. Dalam hal mana, pihak
peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga yang telah ditentukan.
Menurut Kasmir (2007 : 94), unsur-unsur yang terkandung dalam
pemberian suatu fasilitas kredit yaitu.
1) Kepercayaan
Kepercayaan dari si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikannya (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu
di masa yang akan datang.
2) Kesepakatan
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing
pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
14
3) Jangka waktu
Suatu masa yang memisahkan antara pemberi kredit dengan penerima kredit
yang mana dana tersebut akan diterima pada masa yang akan datang. Jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, biasa
berbentuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
4) Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian kredit.
Suatu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang
memisahkan antara pemberi kredit dengan penerima kredit yang akan
diterima kemudian hari. Semakin lama jangka waktu pemberian kredit,
maka semakin besar tingkat resikonya. Dengan adanya resiko dalam
pemberian kredit, maka dapat menimbulkan jaminan dalam pemberian
kredit.
5) Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan nama bunga.
Pendapat (Kasmir, 2007 : 95) tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari
misi pendirian suatu bank. Adapun tujuan utama pemberian kredit yaitu.
1) Mencari keuntungan
Tujuannnya untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
15
2) Membantu usaha nasabah
Tujuannya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3) Membantu pemerintah
Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Kemudian disamping tujuan tersebut, suatu fasilitas kredit
memiliki fungsi sebagai berikut:
(1) Untuk meningkatkan daya guna uang.
(2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
(3) Untuk meningkatkan daya guna barang.
(4) Meningkatkan peredaran barang.
(5) Sebagai alat stabilitas ekonomi.
(6) Untuk meningkatkan kegairahan usaha.
(7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.
(8) Untuk meningkatkan hubungan internasional.
Jenis-jenis kredit menurut (Kasmir, 2007 : 99) yang diberikan oleh bank
dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1) Dilihat dari segi kegunaan
(1) Kredit investasi yaitu kredit ini diberikan untuk keperluan
perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau
keperluan rehabilitasi.
16
(2) Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya, seperti bahan baku
dan pembayaran gaji pegawai.
2) Dilihat dari segi tujuan kredit
(1) Kredit produktif, yaitu kredit ini digunakan untuk melancarkan
usaha atau produksi, misalnya sebagai modal kerja maupun
investasi.
(2) Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup atau konsumsi pribadi.
(3) Kredit perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk
perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut.
3) Dilihat dari segi jangka waktu
(1) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun
atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja.
(2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3
tahun, biasanya untuk investasi.
17
(3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.
Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau
lebih.
4) Dilihat dari segi jaminan
(1) Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut
dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan
orang.
(2) Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha
dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama
ini.
5) Dilihat dari segi sektor usaha
Terdiri dari kredit pertanian, kredit peternakan, kredit industri, kredit
pertambangan, kredit pendidikan, kredit profesi, kredit perumahan, dan
sektor-sektor lainnya.
6) Dilihat dari segi pihak yang memberikan kredit
(1) Kredit Penjual adalah kredit yang diberikan kepada pembeli dengan
membayar belakangan setelah barang tersebut diterima.
(2) Kredit Pembeli menaruh kredit kepada penjual, tetapi barang
diterima sesudah beberapa waktu seperti uang muka.
18
(3) Kredit Bank adalah kredit yang disediakan oleh bank, baik itu
digunakan untuk modal kerja, investasi maupun untuk yang
lainnya.
(4) Kredit Pemerintah adalah kredit yang diberikan oleh pemerintah
kepada pemborong, seperti pembuatan jalan.
(5) Kredit Luar Negeri adalah kredit yang diberikan oleh luar negeri
untuk pemerintah atau lembaga dalam rangka perdagangan
internasional.
Kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa
jaminan sangat membahayakan posisi bank, mengingat jika nasabah mengalami
suatu kemaetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang
disalurkan. Sebaliknya, dengan jaminan kredit relatif lebih aman mengingat setiap
kredit macet akan dapat di tutupi oleh jaminan tersebut. Adapun jaminan yang
dapat dijadikan kredit oleh calon debitur, (Kasmir, 2007 : 102) adalah sebagai
berikut.
(1) Dengan Jaminan
(1) Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan
seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin/peralatan,
barang dagangan, kebun/tanah, dan lainnya.
(2) Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan
surat-surat yang dijadikan jaminan seperti sertifikat saham, sertifikat
obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, dan lainnya.
19
(3) Jaminan orang yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila
kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah
yang menanggung resikonya.
(2) Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan berarti bahwa kredit yang di berikan bukan
dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang
memang benar-benar bonafid atau professional, sehingga kemungkinan
kredit tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya
dengan penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan
untuk pengusaha ekonomi lemah.
Dalam pemberian kredit oleh bank, perlu dilakukan melalui
prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria penilaian yang harus
dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 4C. Adapun penjelasan untuk
analisis dengan 4C kredit, (Kasmir, 2007 : 104) adalah sebagai berikut:
“Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan
kredit benar-benar dipercaya”
(1) Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga
diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-
ketentuan pemerintah.
20
(2) Capital
Penggunaan modal ditinjau dari laporan keuangannya melalui
pengukuran seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan lainnya.
Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada
sekarang ini.
(3) Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan serta harus diteliti keabsahannya.
(4) Conditian
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan
politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-
masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.
2.1.3 Konsep Kredit Usaha Rakyat
1) Landasan Hukum dan Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kupedes
Landasan hukum dan kebijakan KUR Kupedes, menurut Divisi Bisnis
Mikro KP BRI terdiri dari:
(1) Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 Tanggal 8 juni 2007 tentang
Kebijakan Percepat Pengembangan Sektor Riil Dan Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
(2) Nota Kesepahaman Bersama (MOU) Tanggal 9 Oktober 2007 tentang
Penjaminan Kredit/Pembiayaan UMKM dan Koperasi oleh:
21
a. Pemerintah : Departemen Keuangan, Departemen Pertanian,
Departemen Kehutanan, Departemen Kelautan dan Perikanan,
Departemen Perindustrian, Kementrian Negara Koperasi dan UKM
RI.
b. Perusahaan Penjamin : Perum Sarana Pengembangan Usaha, PT
Askindo.
c. Perbankan : Bank BRI, Mandiri, BNI, BTN, Bukopin dan Bank
Syariah Mandiri.
(3) Peluncuran kredit bagi UMKM dan Koperasi dengan pola pinjaminan
oleh Presiden RI Tanggal 5 Nopember 2007 di lantai 21 gedung Kantor
Pusat BRI dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR).
(4) Perjanjian Kerjasama (PKS) BRI dengan PT Askrindo No. B.550-
DIR/PRG/10/2007 Nomor: PPK/PKS/20/X/2007 Tanggal 11 Oktober
2007 tentang Penjaminan Kredit.
(5) Perjanjian Kerjasama (PKS) BRI dengan Perum Sarana Pengembangan
Usaha No. B.596-DIR/PRG/11/2007 Nomor: 32/SARANA/XI/2007
Tanggal 1 Nopember 2007 tentang Pinjaman Kredit.
(6) Surat Divisi ADK No. B. 2481-ADK/PJB/11/2007 Tanggal 16
Nopember 2007 tentang Rayonosasi Unit Kerja Pelaksana Penjaminan
Kredit UMKM.
(7) Surat Edaran No. B.4-DIR/ADK/1/2008 Tanggal 21 Januari 2008
tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR).
22
(8) Surat Edaran No.8-DIR/ADK/2/2008 Tanggal 20 Februari 2008 tentang
KUR Kepedes.
(9) Surat Divisi ADK No. B.189-ADK/KBP/02/2008 Tanggal 28 Februari
2008 tentang Buku Besar dan Sub Buku Besar KUR Kupedes STU.
(10)Surat Divisi JBM No. B.120-JBM/IJM/02/2008 Tanggal 29 Februari
2008 tentang Petunjuk Setting Parameter KUR Kupedes.
2) Tujuan Program Penjaminan Kredit
(1) Mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM dan
Koperasi.
(2) Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM dan
Koperasi kepada lembaga keuangan.
(3) Dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja.
3) Ketentuan Umum KUR Kupedes
Ketentuan-ketentuan Umum KUR Kupedes, menurut Divisi Bisnis Mikro
KP BRI antara lain.
(1) Batasan plafond untuk pelayanan KUR Kupedes ditetapkan sampai
dengan Rp. 5000.000,00.
(2) KUR Kupedes diberikan untuk usaha produktif seluruh sektor usaha,
kecuali kepala Golongan Berpenghasilan Tetap (Golbertap).
(3) Besarnya coverage penjaminan maksimal 70% dari plafond kredit.
(4) KUR Kupedes dapat diberikan untuk keperluan modal kerja dan atau
investasi dengan jangka waktu maksimal 3 tahun (36 bulan).
23
(5) Tidak diikutsertakan dalam asuransi jiwa kredit karena sudah ter-cover
dengan penjaminan kredit.
(6) Suku bunga KUR Kupedes adalah sebesar 1,125% per bulan tanpa hak
PBTW (Pengembalian Bunga Tepat Waktu).
(7) Biaya administrasi dan provisi kredit tidak di pungut.
(8) Denda/penalti tidak dikenakan atas tunggakan pokok dan atau bunga.
(9) Agunan utama untuk pelayanan KUR Kupedes adalah usaha yang
dibiayai dan penyediaan agunan tambahan tidak diwajibkan.
(10) Pola angsuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun apabila
debitur menghendaki angsuran secara harian, mingguan atau sesuai hari
pasaran atau lainnya, angsuran debitur tetap dapat diterima. Jumlah
angsuran tersebut harus tetap memenuhi angsuran per bulan yang telah
ditetapkan.
(11) Pelayanan KUR Kupedes harus tetap didasarkan pada prinsip kehati-
hatian dan asas-asas pemberian kredit yang sehat, yaitu berdasarkan
pada kelayakan usaha dan kemampuan calon debitur.
2.1.4 Konsep Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
1) Pengertian Usaha Mikro
Sesuai dengan PBI Nomor : 7/39/PBI 2005 tanggal 18 Oktober 2005, yang
dimaksud dengan usaha mikro adalah suatu usaha produktif milik keluarga atau
perseorangan WNI (Warga Negara Indonesia), secara individu atau tergabung
dalam koperasi dan memiliki hasil penjualan secara individu paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.
24
Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh usaha mikro yaitu.
(1) Usaha dijalankan oleh anggota keluarganya, sehingga tidak ada
pemisahan rumah tangga dan bisnis.
(2) Skala usaha relatif kecil, dan umumnya tidak ada pencatatan tentang
kegiatan bisnis.
(3) Sumber dana bersifat lokal, padat karya dan menggunakan teknologi
yang sederhana.
(4) Tidak adanya lisensi bisnis (informal) dan informasi terbatas (credit
history).
(5) Bersifat multi Income Activities.
(6) Nilai asset (agunan) relatif rendah (unmar ketable).
2) Pengertian Usaha Kecil
Sesuai dengan PBI Nomor : 7/39/PBI 2005 tanggal 18 Oktober 2005 yang
dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 dan tidak
termasuk tanah dan bangunan tinggal usaha, atau memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
(2) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah, atau usaha besar.
(3) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
25
Menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor : 26/1/UKK tanggal 29 Mei
1993 perihal kredit usaha kecil (Pandji Anoraga 1997 : 45) yang dimaksud dengan
usaha kecil adalah usaha yang memiliki total asset maksimum Rp. 600.000.000,00
(enam ratus juta rupiah), sedangkan berdasarkan undang-undang Nomor : 9 tahun
1995, usaha kecila adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti
kepemilikikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang
dimaksud ini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.
Menurut Panji Anoraga (1997 : 46) sektor usaha kecil memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Sistem pembukuan yang relatif sederhana cenderung tidak mengikuti kaidah
administrasi pembukuan.
2) Margin usaha yang cenderung tipis, mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
3) Modal terbatas.
4) Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas.
5) Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk
mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
6) Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta divesifikasi pasar sangat
terbatas.
7) Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,
mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk memperoleh
26
laba di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi
standar dan harus transparan.
Karakteristik yang dimiliki Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
menyiratkan adanya kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap
timbulnya masalah, terutama yang berkaitan dengan pendanaan yang tampak
sangat sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas. Kelemahan usaha kecil ini
adalah investasi awal dapat saja mengalami kerugian, beberapa resiko diluar
kendali wirausahawan seperti: perubahan mode, peraturan pemerintah, persaingan
dan masalah tenaga kerja dapat menghambat bisnis, dan beberapa jenis juga
cenderung menghasilkan pendapatan yang cenderung tidak teratur, sehingga
pemilik modal mungkin tidak memperoleh laba/profit.
Bagi pengembangan usaha kecil, masalah modal merupakan kendala besar
yang dihadapi. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan usaha kecil untuk
mendapatkan biaya sebagai modal dasar, maupun untuk langkah-langkah
pengembangan usahanya, yaitu melalui kredit perbankan. Pinjaman lembaga
keuangan buka bank, modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba
milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hibah dan jenis-jenis pembiayaan
lainnya.
Pada umumnya, pembiayaan yang berasal dari kredit perbankan dirasakan
oleh usaha kecil sangat memberatkan, terutama karena tingkat bunga yang cukup
tinggi. Dilain pihak mengingat di sektor usaha kecil memiliki skala usaha yang
juga kecil, dengan tingkat pendapatan yang sering kali tidak teratur. Pihak bank
sering kali merasa was-was, apabila pinjaman yang diberikan tidak mampu
27
dikembalikan oleh usaha kecil, oleh karena itu diciptakan instrumen pembayaran
yang sesuai dengan karakteristik usaha kecil, yaitu modal ventura.
Modal ventura merupakan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan, pasangan usaha dengan beberapa
tujuan, antara lain untuk mengembangkan perusahaan, yang pada tahap awal
mengalami kesulitan modal membantu perusahaan yang berada pada tahap
pengembangan, dan membantu perusahaan yang ada dalam tahap kemunduran
usaha. Akan tetapi, walaupun usaha kecil banyak memanfaatkan modal ventura
dan pinjaman kredit dari perbankan, masih banyak digunakan oleh pemilik usaha
kecil.
3) Pengertian Usaha Menengah
Sesuai dengan PBI Nomor : 7/39/2005 tanggal 18 Oktober 2005, yang
dimaksud UMKM adalah usaha dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Memiliki kekayaan lebih dari Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah), tidak termasuk dengan tanah dan bangunan tempat usaha.
(2) Milik Warga Negara Indonesia (WNI).
(3) Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau berfiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan usaha besar.
(4) Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum
atau badan usaha yang berbadan hukum.
28
2.1.5 Peran UMKM Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian Bapedda Provinsi Bali, kebijakan ekonomi
kedepan harus didesain kearah penguatan UMKM, sehingga mampu menekan
jumlah pengangguran dan angka kemiskinan. Pemerintah perlu melakukan
promosi besar untuk mengarahkan masyarakat bahwa wiraswasta mempunyai
kedudukan sama dan menjadi pegawai negeri, memberikan pelatihan pemasaran,
bagaimana UMKM bisa mengakses pasar internasional. UMKM dapat dikatakan
sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, sebab sekitar 80 juta lebih
orang Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa UMKM mampu meningkatkan
pembangunan ekonomi Indonesia.
Pembangunan UMKM yang progresif dimungkinkan karena berbagai faktor yaitu.
1) Sebagian besar UMKM mengandalkan bahan baku lokal untuk
mengembangkan usahanya.
2) Tidak memerlukan sumber daya manusia yang terlatih.
3) Perkembangan teknologi yang bersifat spesifik lokasi akam membantu
meningkatkan efisiensi daya saing.
4) Fluktuasi nilai tukar dolar Amerika terhadap Rupiah tidak mempengaruhi
proses produksi karena bahan baku lokal.
Dengan adanya pembangunan UMKM yang progresif diharapkan UMKM sangat
berperan di dalam perekonomian Indonesia yang didasarkan atas realitas, antara
lain:
29
1) UMKM merupakan sektor ekonomi yang telah tebbbrbukti tangguh dan
menyangga terakhir dan menyelamatkan perekonomian Indonesia dari
kebangkrutan.
2) Sektor UMKM sangat kuat di dalam menghadapi dampak krisis ekonomi
yang berkepanjangan yang belum pulih.
3) Jenis usaha yang tidak berbadan hukum ini akan menjadi motor penggerak
pembangunan ekonomi tradisional maupun regional.
2.1.6 Konsep Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu indikator perekonomian yang dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah, indikator
tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (BPS Provinsi Bali, 2003 : 3), (Payaman
Simanjuntak) tenaga kerja menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003 adalah
tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja, guna menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jadi pengertian tenaga kerja menurut ketentuan ini
meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun diluar hubungan kerja,
dengan alat produksi utamanya dalam proses produksi adalah tenaganya sendiri
baik tenaga fisik maupun pikiran.
Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja. Dalam literature biasanya
penduduk berusia 15 sampai 64 tahun dan tenaga kerja juga dapat didefinisikan
sebagi jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka, dan jika
mereka mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Mantra, 2003 : 94).
30
Menurut Simanjuntak (2001 : 3) tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Untuk lebih jelasnya hal tersebut dapat dijelaskan di bawah
ini.
1) Angkatan Kerja
Menurut BPS angkatan kerja dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
(1) Menganggur, yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha
mencari pekerjaan.
(2) Setengah menganggur, yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan dalam
bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktifitas kerja dan pendapatan.
Setengah menganggur dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Setengah pengangguran kentara, yaitu mereka yang bekerja kurang
dari 35 jam seminggu.
b. Setengah menganggur tidak kentara, yaitu mereka yang
produktifitas kerja dan pendapatannya rendah.
(3) Bekerja penuh, yaitu mereka yang bekerja produktif dan bekerja dalam
40 jam per minggu.
2) Bukan Angkatan Kerja
Adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari
pekerjaan. Jadi mereka ini adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya tidak terlibat, atau tidak berusaha untuk terlibat, dalam
kegiatan produktif, yaitu memproduksi barang dan jasa.
31
3) Konsep Bekerja
Adalah mereka yang dalam seminggu yang lalu melakukan pekerjaan
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan atau untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sedangkan pengertian
bekerja adalah apabila bekerja paling sedikit satu jam selama seminggu
yang lalu (secara terus-menerus).
Digunakan batasan seminggu yang lalu maksudnya untuk mempermudah
ingatan responden dalam hal kegiatan yang mereka lakukan dalam
hubungan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan batasan
satu jam dalam seminggu diterapkan untuk memperoleh karakteristik yang
lebih luas seperti untuk mengetahui besarnya yang bekerja penuh dan yang
bekerja tidak penuh berdasarkan jumlah jam kerja selama seminggu.
4) Pengangguran
Adalah mereka yang berusia 15 tahun keatas yang tidak bekerja namun
sedang mencari pekerjaan dan mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam
kerja normal yang mau atau masih mencari pekerjaan.
2.1.6.1 Kualitas Tenaga Kerja
Upaya pemerintah Provinsi Bali dalam meningkatkan kompetensi tenaga
kerja untuk mendukung investasi untuk menghadapi persaingan terhadap
kesempatan kerja yang terbatas, maka dituntut tenaga kerja yang terampil, ahli,
dan kompeten. Kelemahan dalam penyiapan tenaga kerja berkualitas sebagaimana
tuntutan dunia usaha dan bisnis dalam era persaingan global ini terletak pada
belum optimalnya pelaksanaan hubungan antara lembaga pendidikan formal
32
dengan dunia usaha. Begitu juga lembaga-lembaga pendidikan non formal dan
balai-balai kerja masih banyak menghadapi kendala dalam meningkatkan kualitas
pelatihan karena keterbatasan sarana dan prasarana. Upaya pemerintah Provinsi
Bali dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja untuk mendorong investasi di
Bali adalah:
1) Meningkatkan kompetensi tenaga kerja, utamanya melalui penyempurnaan
penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja.
2) Menata dan menyempurnakan hubungan industrial yang mencerminkan asas
keadilan dan kondusif bagi peningkatan produktivitas dan inovasi.
3) Menyempurnakan program pendukung psar dengan mendorong
terbentuknya inovasi pasar kerja dan penyelenggaraan berbagai bursa kerja.
2.1.7 Konsep Pendapatan
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik
faktor-faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-
masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk
sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal,
serta keahlian termasuk para enterprenuer akan memperoleh balas jasa dalam
bentuk laba (Sukirno, 2004).
Menurut Sunuharyo (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja,
pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan
tenaga kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja
disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour income). Dalam
kenyataannya membedakan antara tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga
33
kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu
umumnya terjadi atas kerja sama dengan faktor produksi lain. Oleh karenanya
dalam perhitungan pendapatan dipergunakan beberapa pendekatan tergantung
pada lapangan pekerjannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa
upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi
yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat
keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani,
pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (production approach).
Dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja telah
terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Dwi Prima (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Kredit Tanpa
Anggunan (KTA) Dalam Peningkatan Volume Produksi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kota Denpasar” menyimpulkan dari ketiga variabel
tersebut, baik variabel input, proses dan output, maka kesimpulan yang didapat
mengatakan bahwa Program Pemberian Kredit Tanpa Anggunan (KTA) Terhadap
Peningkatan Volume Produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Kota Denpasar adalah kurang efektif, yaitu dengan nilai pencapaian sasaran
sebesar 68,67 persen.
Sepiantini (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Program
Bantuan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Peningkatan Pendapatan dan Kesempatan
34
Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Desa/Kelurahan Dalung Kecamatan
Kuta Utara”. Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa program bantuan Kredit
Usaha Rakyat di Desa/Kelurahan Dalung Kecamatan Kuta Utara di katakan cukup
efektif yaitu sebesar 75,5 persen dan dampak positif terhadap peningkatan
pendapatan dan kesempatan kerja UMKM.
Zesmaertha (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Jumlah
Kredit dan Upah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Keciln dan
Menengah (UMKM) Di Kabupaten Klungkung Tahun 2005”. Dalam penelitian
ini menyimpulkan bahwa jumlah kredit dan upah tenaga kerja secara simultan
berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung sebesar
72,4 persen sisanya 27,6 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Jumlah kredit
secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten
Klungkung dan variabel upah tenaga kerja secara parsial berpengaruh nyata
terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Klungkung.
Edy Putra (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Program
Pemberian Bantuan Dana Bergulir pada UMKM di Kabupaten Badung”
menyimpulkan dari ketiga variabel tersebut, baik variabel input, proses, dan
output, maka kesimpulan yang didapat mengatakan bahwa Program Bantuan Dana
Bergulir pada UMKM di Kabupaten Badung adalah kurang efektif yaitu dengan
nilai pencapaian sasaran sebesar 68,91 persen.
Agus Anugerah Wisaputra (2010) dalam skripsinya yang berjudul
“Efektivitas Kredit Usaha Mandiri (KUM) Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu
(KUAT) Subak Guama dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Padi Sawah di
35
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan”. menyimpulkan dari ketiga variabel
tersebut, baik variabel input, proses, dan output, maka kesimpulan yang didapat
mengatakan bahwa Program Pemberian Pinjaman KUM untuk Petani Padi Sawah
di Kecamatan Marga adalah efektif yaitu dengan nilai pencapaian sasaran sebesar
92,14 persen.
Persamaan penelitian sekarang dan ketiga penelitian sebelumnya adalah
sama-sama meneliti mengenai UMKM Kredit. Untuk penelitian Zesmaertha
terdapat kesamaan menganalisis kredit dan pendapatan UMKM, sedangkan
perbedaanya kesempatan kerja, waktu dan lokasi penelitian. Untuk penelitian Edy
Putra dan Dwi Prima, persamaannya dengan penelitian sekarang adalah meneliti
mengenai efektivitas kredit UMKM, sedangkan perbedaannya terletak pada
program kredit dan lokasi penelitian. Untuk Penelitian Agus Anugerah Wisaputra
terdapat kesamaan menganalisis kredit dan tingkat pendapatan, sedangkan
perbedaannya terletak pada program kredit dan lokasi penelitian.
2.3 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan,
maka dapat diajukan rumusan hipotesis sebagai berikut:
1) Program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak positif terhadap
peningkatan pendapatan UMKM di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur.
2) Program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak positif terhadap
kesempatan kerja UMKM di Kelurahan Penatih dangin Puri
KecamatanDenpasar Timur.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan
Denpasar Timur, dipilihnya Penatih Dangin Puri karena Penatih Dangin Puri
memberikan kontribusi yang cukup besar untuk perekonomian Denpasar terutama
di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengahnya. Selain itu penyerapan tenaga
kerjanya cukup besar diantara kelurahan yang lainnya di Kecamatan Denpasar
Timur.
3.2 Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), pendapatan dan
Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan
Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
1) Variabel Input yang terdiri dari:
(1) Tingkat ketepatan sasaran.
(2) Sosialisasi oleh petugas.
(3) Tujuan program pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR).
37
2) Variabel Proses terdiri dari:
(1) Ketepatan penggunaan KUR.
(2) Pemantauan dari petugas.
(3) Respon dari petugas.
3) Variabel Output yang terdiri dari:
(1) Pendapatan UMKM setelah menerima KUR.
(2) Kesempatan kerja setelah menerima KUR.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini diperlukan definisi operasional variabel agar tidak
menimbulkan interpretasi yang keliru, yaitu sebagai berikut:
1) Input
(1) Tingkat ketepatan sasaran adalah ketepatan bantuan pemberian Kredit
Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan pemerintah kepada UMKM di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan denpasar Timur.
(2) Sosialisasi oleh petugas mengenai Kredit Usaha Rakyat adalah untuk
mengetahui efektif tidaknya pelaksanaan program pemberian Kredit
Usaha Rakyat.
(3) Tujuan program pemberian Kredit Usaha Rakyat adalah agar UMKM di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpsar Timur mengetahui
secara jelas tujuan dilaksanakannya program ini.
2) Proses
(1) Ketepatan penggunaan Kredit Usaha Rakyat adalah tepat tidaknya
pemanfaatan dana yang diberikan sesuai dengan tujuan pemerintah
38
(2) Pemantauan dari petugas adalah pemantauan yang dilakukan untuk
mengetahui sampai sejauh mana Kredit Usaha Rakyat mampu
membantu meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja UMKM di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
(3) Respon dari petugas terhadap keluhan-keluhan responden adalah
respon, tanggapan atau solusi yang diberikan oleh petugas kepada para
UMKM di Kelurahan Penatih Dangin Puri yang menerima KUR, di
dalam mencari atau memecahkan suatu masalah atau kendala yang
dimiliki oleh UMKM tersebut.
3) Output
(1) Pendapatan UMKM setelah menerima KUR adalah pendapatan yang
dihasilkan oleh para UMKM penerima KUR di Kelurahan Penatih
Dangin Puri setelah menerima dan menggunakan KUR sebagai kredit
penambahan modal di dalam menjalankan usahanya. Pendekatan yang
digunakan dalam proses output adalah pendekatan ilmiah dimana untuk
mengetahui kebenaran di dalam pendekatan ilmiah ini adalah kebenaran
yang ditemukan melalui proses ilmiah (Rahyuda : 2004 : 4). Kebenaran
ilmiah dapat di terima karena.
a). Adanya Koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya
yang dianggap benar.
b). Adanya Koresponden, suatu pernyataan dianggap benar, jika materi
pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut
berhubungan dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
39
c). Sifat Pragmatis, pernyataan dipercaya benar karena pernyataan
tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis.
(2) Kesempatan kerja setelah menerima KUR adalah kesempatan peluang
kerja yang dimiliki oleh UMKM penerima KUR di Kelurahan Penatih
Dangin Puri dalam menambah atau memperluas lapangan pekerjaan
usahanya, guna menyerap tenaga kerja.
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data Menurut Sifatnya
1) Data Kuantitatif
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka-angka dan dapat di hitung dengan satuan hitung
(Sugiono, 2002 : 13). Data yang digunakan adalah jumlah kredit usaha
rakyat yang diberikan oleh pihak bank dan jumlah pendapatan dan
kesempatan kerja UMKM.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa penjelasan-penjelasan atau uraian-
uraian. Dalam penelitian ini data kualitatif yang digunakan adalah pengisian
kuesioner dari para responden.
3.5.2 Jenis Data Menurut Sumbernya
1) Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumbernya
baik berupa lisan maupun tulisan. Data primer dalam penelitian ini adalah
jawaban responden mengenai efektivitas program pemberian bantuan Kredit
40
Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan
kerja di Kelurahan Penatih dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yang
dikumpulkan dan diolah pihak-pihak terkait berupa data UMKM yang
menerima pinjaman bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
3.6 Teknik Penentuan Sampel
Mohamad Nazir (2008 : 110), mengatakan sampel adalah bagian dari
populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki. Populasi adalah kumpulan dari
seluruh elemen (unit dan individu) sejenis dan dapat dibedakan berdasarkan obyek
penelitian.
Metode penentuan sampel pada penelitian ini adalah secara acak. Ukuran
sampel yang digunakan sebagai responden ditentukan berdasarkan ukuran
populasi. Responden penelitian ini adalah UMKM di Kelurahan Penatih Dangin
Puri Kecamatan Denpasar Timur yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Menurut (Sugiono, 2003 : 73), bila populasi besar dan tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dalam populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu maka dapat digunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Semua memiliki keseragaman yang sama, yaitu merupakan pelaku UMKM
yang menerima Kredit Usaha Rakyat, dengan menggunakan metode
Proportionate Random Sampling dari 292 populasi UMKM yang terdapat di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur hanya diambil 75
sampel sebagai responden karena sudah dianggap mampu mewakili keseluruhan
responden.
41
Ukuran sampel yang digunakan dalam menganalisis efektivitas program
bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dengan menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut:
n N1 Ne 2 ..................................................................................................(1)
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran populasi
e : Nilai Kritis
Ukuran populasi (N) dalam penelitian ini adalah 292 unit usaha dan nilai
kritis = 0,10 (10 persen). Dengan demikian jumlah sampel yang diambil adalah
sebagai berikut :
n N1 Ne 2
n 292
1 292(0,1)2
n 2923,92
n 74,48
n 75
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah sebanyak 74,48
sampel, sehingga dibulatkan menjadi 75 sampel. Selanjutnya pengambilan jumlah
sampel penelitian di masing-masing kelurahan ditentukan dengan menggunakan
Proportionate Random Sampling.
42
1) Kelurahan Penatih Dangin Puri = 40/292 x 75 = 10
2) Kelurahan Penatih = 16/292 x 75 = 4
3) Kelurahan Kesiman Kertalangu = 53/292 x 75 = 13
4) Kelurahan Kesiman Petilan = 30/292 x 75 = 8
5) Kelurahan Kesiman = 39/292 x 75 = 10
6) Kelurahan Sumerta = 20/292 x 75 = 5
7) Kelurahan Sumerta Kelod = 15/292 x 75 = 4
8) Kelurahan Sumerta Kaja = 22/292 x 75 = 6
9) Kelurahan Sumerta Kauh = 28/292 x 75 = 7
10)Kelurahan Dangin Puri = 12/292 x 75 = 3
11)Kelurahan dangin Puri Kelod = 19/292 x 75 = 5
Jumlah Sampel = 75
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode berikut:
1) Wawancara yaitu proses memperoleh data dengan cara tatap muka langsung
dengan menggunakan pertanyaan yang telah diucapkan sebelumnya. Hal-
hal yang ditanyakan meliputi : 1) nama responden, alamat responden, umur,
jenis kelamin, pendidikan, agama, status kewarganegaraan, status dalam
rumah tangga, 2) nama usaha, alamat usaha, lama usaha, jenis barang usaha
yang diproduksi, jumlah pegawai, omzet dalam sebulan, cara penjualan,
sumber bahan baku, sumber modal, jumlah kredit usaha rakyat yang
diperoleh.
43
2) Satuan dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berasal dari dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan rumusan masalah. Data yang
dikumpulkan melalui metode ini adalah: banyaknya perusahaan industri
menurut kecamatan, banyaknya perusahaan/usaha industri menurut
kelurahan dan jumlah tenaga kerja di kecamatan denpasartimur,
perkembangan realisasi dan jumlah debitur program KUR Kupedes PT.
Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Unit WR Supratman per Triwulan I
(TW I) 2010 s/d Triwulan I (TW I) 2011 di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur.
3.8 Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis efektivitas program bantuan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) terhadap pendapatan dan kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar
Timur, dipergunakan metode statistik sederhana yaitu:
Efektivita s RealisasiTarget
x100% ..........................................................................(2)
Keterangan :
Realisasi : Jumlah kegiatan yang telah dilaksanakan
Target : Seluruh responden UMKM yang mendapatkan KUR
Koefisien efektivitas bernilai kurang dari 40 persen maka pemberian
bantuan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM dikatakan sangat
tidak efektif, sedangkan apabila koefisien efektivitas bernilai 40-59,99 persen
berarti tidak efektif, koefisien efektivitas bernilai 60-79,99 persen berarti cukup
44
efektif dan jika koefisien efektivitas bernilai diatas 79,99 persen maka pemberian
bantuan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM sangat efektif
(Subagyo : 2000).
Untuk menganalisis dampak pemberian bantuan program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan UMKM dilakukan pengujian
statistik sederhana. Dalam uji statistik akan diuji mengenai ada tidaknya
peningkatan pendapatan keluarga sebelum atau sesudah menerima KUR. Selisih
atau beda nilai karakteristik sebelum atau sesudah observasi akan digunakan nilai
t observasi. Langkah-langkah dalam uji statistik sebagai berikut.
1) Menentukan Hipotesis
H0 : d = 0 ; program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak
berdampak terhadap peningkatan pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin
Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Hi : d > 0 ; program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak
positif terhadap peningkatan pendapatan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur.
2) menentukan uji nyata (uji t) statistik. Nata Wirawan (2002 : 204)
t0 d
Sd /..................................................................................................(3)
n
45
Keterangan:
d = Nilai rata-rata beda produksi pengamatan berpasangan
Sd = Simpangan baku beda pengamatan berpasangan
S d = (di d )2
(n 1)d di
n
di = Beda pengamatan pasangan yang ke-i
df v (n 1)
Tabel t yang digunakan adalah uji satu arah sisi kanan dengan level of signifikan
sebesar 5 persen dan derajat bebas n-1. Terlihat pada Gambar 3.1
Daerahpenerimaan H0
Daerah penolakan H0
0 tα, (n-1) t
Sumber : Nata Wirawan (2002 : 179)
Gambar 3.1 Karakteristik Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 denganUji t Terhadap Pendapatan Sebelum dan Sesudah Bantuan KUR
Bila t hitung lebih kecil daripada t tabel maka Ho diterima, artinya rata-rata
karakteristik sebelum dan sesudah adalah sama atau tidak ada perbedaan
pendapatan sebelum dan sesudah adanya program bantuan Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Sebaliknya apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak,
46
artinya rata-rata karakteristik sesudah adanya bantuan program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) lebih besar dibandingkan sebelum adanya bantuan program Kredit
Usaha Rakyat (KUR).
Menganalisis dampak pemberian bantuan program Kredit Usaha Rakyat
(KUR) terhadap kesempatan kerja UMKM dilakukan pengujian dengan cara yang
sama dengan analisis dampak pemberian bantuan program Kredit Usaha Rakyat
(KUR) terhadap pendapatan yaitu dengan statistik sederhana. Dalam uji statistik
akan diuji mengenai ada tidaknya peningkatan kesempatan kerja keluarga sebelum
atau sesudah menerima KUR. Selisih atau beda nilai karakteristik sebelum dan
sesudah observasi akan digunakan nilai t observasi. Langkah-langkah dalam uji
statistik sebagai berikut:
1) Menentukan Hipotesis
Ho : d = 0 ; program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak berdampak
terhadap kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan
Denpasar Timur.
Hi : d > 0 ; program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak
positif terhadap kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur.
2) Menentukan uji nyata (uji t) statistik, Nata Wirawan (2002:204)
t0 d
Sd / n
47
Keterangan:
d = Nilai rata-rata beda produksi pengamatan berpasangan
Sd = Simpangan baku beda pengamatan berpasangan
S d = (di d )2
(n 1)d di
n
di = Beda pengamatan pasangan yang ke-i
df v (n 1)
Tabel t yang digunakan adalah uji satu arah sisi kanan dengan level of signifikan
sebesar 5 persen dan derajat bebas n-1. Terlihat pada Gambar 3.2
Daerahpenerimaan H0
Daerah penolakan H0
0 tα, (n-1) t
Sumber: Nata Wirawan (2002 : 179)
Gambar 3.2 Karakteristik Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 denganUji t Terhadap Kesempatan Kerja Sebelum dan SesudahBantuan KUR
Bila t hitung lebih kecil daripada t tabel maka Ho diterima, artinya rata-rata
karakteristik sebelum dan sesudah adalah sama atau tidak ada perbedaan
kesempatan kerja sebelum dan sesudah adanya pemberian program bantuan Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Sebaliknya apabila t hitung lebih besar daripada t tabel
48
maka Ho ditolak, artinya rata-rata karakteristik sesudah adanya pemberian
program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan kesempatan
kerja lebih besar dibandingkan sebelum adanya pemberian program bantuan
Kredit usaha Rakyat (KUR).
49
BAB IV PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kelurahan Penatih Dangin Puri adalah merupakan hasil pemekaran dari
Desa Penatih (sekarang Kelurahan Penatih) berdasarkan surat keputusan Gubernur
Kepala Daearah N0. 57 Tahun 1982, tertanggal 1 Juni 1982 tentang kelurahan
persiapan. Kelurahan Penatih Dangin Puri terdiri dari tiga kepala dusun dengan
sembilan Banjar Adat, satu Banjar Suka Duka Palagiri. Dengan luas wilayah 320
Ha terdiri dari tujuh dusun dan masing-masing mewilayahi beberapa Banjar yaitu:
1) Dusun Pohmanis
(1) Banjar Pohmanis
(2) Kelompok perumahan nuansa penatih
2) Dusun Taman
(1) Banjar Taman
3) Dusun Laplap Kauh
(1) Banjar Laplap Sengguan
(2) Banjar Laplap Kauh
4) Dusun Laplap Tengah
(1) Banjar Laplap Tengah
(2) Banjar Laplap Arya
50
5) Dusun Gunung
(1) Banjar Gunung
(2) Banjar Buaji
(3) Kelompok Skat Hyat
6) Dusun Bekul
(1) Banjar Bekul
(2) Banjar Palagiri
(3) Kelompok Banjar Kertapala
7) Dusun Mertasari
(1) Banjar Mertasari
Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah pertanian dan
peternakan. Pertanian dan peternakan di kelurahan ini terorganisir dalam lembaga
pertanian dan peternakan yang disebut kelompok tani dan kelompok ternak, yang
melingkupi dalam beberapa dusun yang ada di Kelurahan Penatih Dangin Puri.
Kelurahan Penatih dangin Puri, selain terkenal dengan potensi pertanian dan
peternakannya, ternyata masih banyak memendam potensi lain yang dapat
dikembangkan. Potensi lain tersebut yang masih dapat digali itu terutama pada
bidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
51
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Luas wilayah, Rumah Tangga,Penduduk dan kepadatan penduduk di Kelurahan Penatih DanginPuri 2010.
No. Dusun Luas WilayahKm2 Rumah
TanggaKepadatanPenduduk
Kepadatan perKm2
1 Pohmanis 0,46 261 817 1.7762 Taman 0,75 513 1.282 1.7093 Laplap Kauh 0,39 129 570 1.4624 Laplap Tengah 0,46 274 755 1.6415 Gunung 0,32 124 530 1.6566 Bekul 0,34 125 564 1.6597 Mertasari 0,48 265 876 1.825
Penatih Dangin Puri 3,20 1.691 5.394 1.686Sumber: BPS Provinsi Bali dan Kantor Kelurahan Penatih Dangin Puri, 2011
Jumlah penduduk Penatih Dangin Puri pada akhir tahun 2010 adalah sebesar
5.394 jiwa. Tabel 4.1 dilihat dari persebaran penduduk antar dusun, terlihat
penduduk Dusun Taman paling banyak yaitu 1.282 jiwa, sedangkan Dusun
Gunung merupakan Dusun dengan jumlah penduduk yang paling sedikit yaitu
sebesar 530 jiwa. Dilihat dari kepadatan penduduk per Km2 antar dusun, terlihat
kepadatan penduduk per Km2 yaitu Dusun Mertasari paling besar yaitu 1.825
Km2, sedangkan Dusun Laplap Kauh merupakan Dusun dengan kepadatan
penduduk per Km2 paling kecil sebesar 1.462 Km2.
Berikut ini adalah tabel karakteristik demografi distribusi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin, seperti terlihat pada Tabel 4.2
52
Tabel 4.2 Karakteristik Demografi Distribusi Penduduk Menurut Umur danJenis Kelamin di Kelurahan Penatih Dangin Puri Tahun 2010
Kelompok UmurJenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
0 - 4 182 202 3855 - 9 287 176 340
10 - 14 134 156 23915 - 19 123 237 45520 - 24 389 259 64825 - 29 256 186 44230 - 34 180 177 36635 - 39 139 143 28240 - 44 176 195 39845 - 49 190 190 37650 - 54 189 232 36555 - 59 340 209 39860 - 64 299 218 370
65 + 145 254 382Jumlah 2.560 2.834 5.394
Sumber : BPS Provinsi Bali dan Kantor Kelurahan Penatih Dangin Puri, 2011
Tabel 4.2 menunjukkan jumlah penduduk Kelurahan Penatih dangin Puri
pada akhir tahun 2010 adalah sebesar 5.394 jiwa, dimana penduduk laki – laki
sebesar 2.560 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.834 jiwa. Jumlah
penduduk usia 20 – 24 merupakan jumlah penduduk yang paling banyak yaitu
penduduk laki – laki sebesar 389 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 259 jiwa.
Sedangkan penduduk usia 35 – 39 merupakan jumlah penduduk paling sedikit
yaitu sebesar 282 jiwa.
53
Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kelurahan Penatih Dangin PuriTahun 2000 – 2010
No DusunKelurahan Penatih Dangin Puri
LPP (%)Jumlah SP 2000 Jumlah SP 2010
1 Pohmanis 524 817 4,542 Taman 643 1282 7,143 Laplap Kauh 495 570 1,424 Laplap Tengah 474 755 4,765 Gunung 526 530 0,086 Bekul 478 564 0,167 Mertasari 530 876 5,15
Jumlah 3.670 5.394 3,93Sumber : BPS Provinsi Bali (data diolah), Tahun 2000 – 2010
Tabel 4.3 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk di kelurahan Penatih
Dangin Puri, dimana laju pertumbuhan penduduk paling tinggi terdapat pada
Dusun Taman yaitu sebesar 7,14 persen, sedangkan Dusun Gunung merupakan
laju pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu sebesar 0,08 persen. Laju
pertumbuhan penduduk tertinggi kedua pada Dusun Mertasari sebesar 5,15
persen, Laju pertumbuhan penduduk tertinggi ketiga pada Dusun Laplap Tengah
sebesar 4,76 persen, Laju pertumbuhan penduduk tertinggi keempat pada Dusun
Pohmanis sebesar 4,54 persen, Laju pertumbuhan penduduk tertinggi kelima pada
Dusun Laplap Kauh sebesar 1,42 persen, dan Laju pertumbuhan penduduk
tertinggi keenam pada Dusun Bekul sebesar 0,16 persen.
4.2 Identifikasi Responden
4.2.1 Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Penatih Dangin
Puri, maka dapat diketahui gambaran tentang identifikasi responden. Umur
54
responden yang bergelut di bidang usaha dapat menunjang kegiatan usaha di
dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas. Semakin tinggi tingkat
umur pelaku usaha, maka semakin matang pemikirannya untuk meningkatkan
kualitas produk.
Tabel 4.4 Jumlah Responden Menurut Umur pada UMKM di KelurahanPenatih Dangin Puri
Umur(Tahun)
Jumlah RespondenOrang %
20-29 18 24,0030-39 30 40,0040-49 16 21,3350-59 11 14,67
Jumlah 75 100,00Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.4 menunjukkan, bahwa dari 75 responden yang diteliti jumlah
responden yang paling banyak berumur antara 30-39 tahun yaitu sebanyak 30
orang atau 40 persen. Responden yang berumur 20-29 tahun yaitu sebanyak 18
orang atau 24 persen, responden yang berumur 40-49 tahun yaitu sebanyak 16
orang atau 21 persen, sedangkan responden yang paling sedikit berumur 50-59
tahun yaitu sebanyak 11 orang tau 15 persen.
4.2.2 Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin berkaitan dengan kemampuan pelaku usaha dalam
menjalankan pekerjaan. Tabel 4.5 mengenai Distribusi Responden Menurut jenis
Kelamin pada UMKM di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar
Timur, adalah didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu 41 orang, sedangkan
55
jenis kelamin perempuan yaitu 34 orang. Gambaran tentang jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin pada UMKM diKelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur
Jenis KelaminJumlah Responden
Orang %Laki-laki 41 54,67
Perempuan 34 45,33Jumlah 75 100
Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
4.2.3 Pendidikan Responden
Pendidikan merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta
menentukan wawasan seseorang di dalam melakukan kegiatan baik yang bersifat
sosial maupun ekonomi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
orang tersebut cenderung memiliki pola pikir yang lebih baik di dalam upaya
meningkatkan taraf hidupnya. Dibawah ini tersaji tingkat pendidikan responden
dan terlihat dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan pada UMKM diKelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Tingkat PendidikanJumlah Responden
orang %SD 4 5,33
SMP 17 22,67SMA 43 57,33
Sarjana 11 14,67Jumlah 75 100
Sumber : Data Diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.6 menunjukkan, bahwa tingkat pendidikan responden penerima
program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagia besar adalah tingkat
56
pendidikan SMA yaitu sebanyak 43 responden atau 57,33 persen dari total
responden. Tingkat pendidikan SMP sebanyak 17 responden atau 22,67 persen
dan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 11 responden atau 14,67 perse, yang
paling sedikit jumlahnya adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 4 orang
atau 5,33 persen.
4.2.4 Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Pendapatan UMKM merupakan besarnya produksi dari barang dan jasa
yang dihasilkan. Pendapatan UMKM merupakan hasil penjualan selama sebulan
dari hasil produksi barang dan jasa pelaku usaha.
Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran 3, menunjukkan bahwa
pendapatan UMKM terbesar di peroleh pada jenis produk kopi bubuk dan produk
kripik ikan yaitu sebesar Rp. 8.000.000,-. Pendapatan terendah terdapat pada jenis
produk kue dan kacang-kacangan yaitu masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,-
dan distribusi pendapatan sebelum dan sesudah mendapat program bantuan KUR.
Besar kecilnya pendapatan UMKM tergantung pada jenis produk yang
dihasilkan, hal ini disebabkan karena produk tersebut banyak diminati,
memilikiciri yang khas atau rasa yang enak, sehingga konsumen lebih tertarik
untuk membelinya.
4.2.5 Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kesempatan kerja UMKM merupakan banyaknya tenaga kerja yang diserap
atau digunakan oleh pelaku UMKM dalam menghasilkan produk barang dan jasa.
Bagi pelaku UMKM tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk kelancaran usaha.
Apabila usaha mengalami peningkatan pendapatan akibatnya permintaan barang
57
dan jasa pelaku usaha akan meningkat, sehingga untuk mencapai produksi yang
maksimal membutuhkan penambahan tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja
pelaku usaha sangat membantu mengurangi pengangguran walaupun dengan
jumlah yang kecil.
Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran 3, menunjukkan bahwa
tenaga kerja yang terbesar terdapat pada usaha produk kopi yaitu sebanyak 11
orang. Tenaga kerja yang terendah terdapat pada usaha makanan yaitu sebanyak 2
orang dan pada lampiran 5 menunjukkan distribusi kesempatan kerja sebelum dan
sesudah Program Bantuan KUR.
4.3 Analisis Hasil Penelitian
Untuk menganalisis Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Terdapat Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur,
dilakukan melalui daftar pertanyaan atau kuisioner dan wawancara langsung
terhadap responden pelaku UMKM. Responden pada penelitian ini terdiri dari
54,67 persen responden laki-laki, dan 45,33 persen responden perempuan. Tingkat
pendidikan tamat SD 5,33 persen, tamat SMP 22,67, tamat SMA 57,33 persen,
dan Sarjana 14,67 persen, seperti data yang terlihat pada Tabel 4.6.
Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap
Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur, diperoleh hasil
sebagai berikut.
58
1) Variabel Input
Variabel input terdiri dari tingkat ketepatan sasaran program. Sasaran
program pemberian Kredit Usaha Rakyat terhadap peningkatan pendapatan dan
kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan
Penatih dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur diarahkan benar-benar kepada
masyarakat yang bekerja pada sektor UMKM. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
4.7.
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terkait Dengan KetepatanSasaran Pemberian Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatandan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) di Kelurahan Penatih dangin Puri KecamatanDenpasar Timur.
Ketepatan SasaranJumlah Responden
Orang %Tepat sasaran 75 100Tidak Tepat Sasaran - -Jumlah 75 100
Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.7 menunjukkan, bahwa dari 75 responden yang menerima bantuan
Kredit Usaha Rakyat, terdapat sebanyak 75 orang atau sebesar 100 persen yang
tepat pada sasaran. Responden yang tepat sasaran adalah responden yang
memiliki dan membuka usaha UMKM, dan yang benar-benar mendapatkan dan
menggunakan Kredit Usaha Rakyat sebagai penambah modal usahanya, sehingga
mampu meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja di dalam menjalankan
usahanya.
Dalam rangka pemberian program bantuan Kredit Usaha Rakyat, perlu
adanya sosialisasi atau penjelasan dari pemerintah atau petugas yang
59
bersangkutan mengenai pengertian dan tujuan yang ingin dicapai dari pemberian
bantuan Kredit Usaha Rakyat, yang mana belum diberikan bantuan Kredit Usaha
Rakyat, masyarakat yang membuka dan memiliki Usaha Mikro Kecil dan
Menengah harus diberikan penjelasan mengenai persyaratan atau prosedur untuk
mendapatkan Kredit Usaha Rakyat. Hal ini dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terkait dengan ada tidaknyaSosialisasi dari Pemerintah atau Petugas kepada Usaha MikroKecil dan Menengah (UMKM) yang Menerima Kredit UsahaRakyat (KUR) di Kelurahan Penatih Dangin Puri KecamatanDenpasar Timur.
Ada Tidaknya Sosialisasi dariPemerintah atau Petugas
Jumlah RespondenOrang %
Ada 70 93,33
Tidak 5 6,67
Jumlah 75 100Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.8 menunjukkan, bahwa dari 75 responden, yaitu sebanyak 70
responden atau sebesar 93,33 persen di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur yang mendapatkan sosialisasi dari pemerintah dan
petugas mengenai Kredit Usaha Rakyat, sedangkan yang tidak mendapatkan
penjelasan dari pemerintah atau petugas mengenai Kredit Usaha Rakyat adalah
sebanyak 5 responden atau sebesar 6,67 persen. Responden penerima bantuan
Kredit Usaha Rakyat yang tidak menerima sosialisasi dari pemerintah atau
petugas setempat, disebabkan karena ada beberapa responden pemilik UMKM
yang pada saat pemberian sosialisasi tidak hadir. Sosialisasi sebetulnya diberikan
pada saat rapat dimasing-masing banjar, yang mana sebelumnya ada
60
pemberitahuan untuk rapat tersebut. Hal ini sebagai wujud transparansi dalam
pemberian pinjaman Kredit Usaha Rakyat.
Dengan adanya sosialisasi dari pemerintah atau petugas, maka pemilik
UMKM mengetahui tujuan dari diberikannya program bantuan Kredit Usaha
Rakyat untuk pemilik UMKM yang memerlukan bantuan kredit ini. Program
bantuan Kredit Usaha Rakyat ini, bertujuan untuk mempercepat pengembangan
sektor riil dan pemberdayaan UMKM dan Koperasi, meningkatkan akses
pembiayaan dan mengembangan UMKM dan koperasi kepada lembaga keuangan
dan dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja. Untuk itu pemilik UMKM yang ingin mendapatkan Kredit
Usaha Rakyat diharapkan dapat mengetahui jelas tujuan diberikan program
bantuan Kredit Usaha Rakyat ini. Pada Tabel 4.9 memperlihatkan jawaban
responden terkait dengan pengetahuan terhadap tujuan pemberian program
bantuan Kredit Usaha Rakyat.
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terkait Dengan PengetahuanMereka Terhadap Tujuan Program Bantuan Kredit UsahaRakyat Kepada UMKM di Kelurahan Penatih Dangin PuriKecamatan Denpasar Timur.
Pengetahuan Responden TentangTujuan Diberikannya KUR
Jumlah RespondenOrang %
Tahu 60 80
Tidak Tahu 15 20
Jumlah 75 100Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.9 menunjukkan, bahwa dari 75 responden, maka responden yang
mengetahui secara jelas tujuan diberikannya program bantuan Kredit Usaha
Rakyat adalah sebanyak 60 responden atau sebesar 80 persen, sedangkan
61
responden yang tidak mengetahui mengenai tujuan diberikannya peogram bantuan
Kredit Usaha Rakyat adalah sebanyak 15 responden atau sebesar 20 persen.
2) Variabel Proses
Sesuai dengan tujuan program yang telah ditetapkan dalam meningkatkan
pendapatan dan kesempatan kerja UMKM di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur, maka haruslah disesuaikan dengan prinsip pokok
yang menjadi pedoman. Prinsip tersebut adalah dengan diberikan program
bantuan Kredit Usaha Rakyat kepada UMKM yang memerlukan bantuan
pinjaman kredit ini, dengan mengajukan permohonan kredit kepada Bank BRI,
dan Bank BRI menganalisis kelayakan kredit UMKM sesuai dengan ketentuan
perkreditan Bank.
Kredit Usaha Rakyat yang telah lolos dari analisis kelayakan kredit oleh
Bank BRI, belum tentu digunakan dengan sesuai dan benar oleh UMKM yang
telah mendapatkan kredit tersebut. Untuk itu, maka kita dapat melihat efektif
tidaknya pemberian Kredit Usaha Rakyat kepada UMKM di Kelurahan Penatih
dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur, apabila dilihat dari sudut ketepatan
pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat tersebut, dapat dilihat dari sudut ketepatan
pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat tersebut, dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat diKelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Pemanfaatan KURJumlah Responden
Orang %Tepat 69 92
Tidak Tepat 6 8Jumlah 75 100
Sumber : data diolah dari hasil penelitian, 2011
62
Tabel 4.10 menunjukkan, bahwa dari 75 responden, maka responden yang
tepat dalam pemanfaatan program bantuan Kredit Usaha Rakyat dalam
meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja UMKM, adalah sebanyak 69
orang responden atau sebesar 92 persen. Sebanyak 6 responden atau sebesar 8
persen yang tidak tepat di dalam pemanfaatannya. Tidak tepatnya pemanfaatan
program bantuan Kredit Usaha Rakyat ini sebabkan karena mereka kurang
mengerti akan tujuan diberikannya program bantuan Kredit Usaha rakyat ini.
Mereka menggunakan program bantuan Kredit Usaha Rakyat tersebut tidak sesuai
dengan harapan yang diinginkan pemerintah yang pada kenyataannnya terdapat 6
orang responden yang menggunakan program bantuan KUR tersebut untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak berkaitan dengan peningkatan
pendapatan dan kesempatan kerja usahanya, seperti: untuk modal membiayai
sekolah anak dan membayar hutang.
Selama program bantuan Kredit Usaha Rakyat ini diberikan, perlu adanya
pemantauan dari pemerintah atau petugas agar kelemahan dan keberhasilan dari
program bantuan Kredit Usaha Rakyat di lapangan dapat diketahui. Sehingga
kalau ada permasalah dalam pemberian dan penggunaan program bantuan Kredit
Usaha Rakyat dapat dipecahkan dengan baik. Untuk dapat melihat apakah ada
pemantauan dari pemerintah atau petugas selama program bantuan Kredit Usaha
Rakyat berlangsung dapat dilihat pada Tabel 4.11
63
.
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terkait Dengan ada TidaknyaPemantauan dari Pemerintah atau Petugas Selama ProgramBantuan KUR Diberikan Kepada UMKM di Kelurahan PenatihDangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Pemantauan dari Pemerintahatau Petugas
Jumlah RespondenOrang %
Ada 37 49,33
Tidak 38 50,67
Jumlah 75 100Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.11 menunjukkan, bahwa dari 75 responden selama program bantuan
Kredit Usaha Rakyat diberikan langsung sebanyak 37 responden atau 49,33
persen, mengatakan bahwa selama ini ada pemantauan dari pemerintah atau
petugas terkait dengan program bantuan Kredit Usaha Rakyat. Sedangkan
sebanyak 38 responden atau 50,67 persen mengatakan bahwa tidak ada
pemantauan dari pemerintah atau petugas.
Dari beberapa informasi dan keterangan responden, mengatakan bahwa
walaupun mereka mendapatkan pemantauan oleh pemerintah maupun petugas
yang bersangkutan, itupun tidak rutin mereka mendapatkan pemantyauan. Tidak
tercapainya pemantauan dari pemerintah maupun petugas yang bersangkutan
kepada responden, karena disebabkan beberapa faktor yaitu : pada saat ada
pemantauan, usaha yang akan dilakukan pemantauan sedang tutup atau tidak
beroperasi, sehingga petugas yang bersangkutan kesulitan untuk menemukan
lokasi tempat usaha tersebut, karena usaha tersebut tidak memiliki tempat yang
permanen atau UMKM informal.
64
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Jawaban Responden Terkait Dengan AdaTidaknya Tanggapan dari Pemerintah/Petugas terhadap KeluhanUMKM yang Menerima Program Bantuan Kredit Usaha Rakyatdi Kelurahan Penatih dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Respon dari Pemerintah atau Petugasterhadap Keluhan Penerimaan Program
Bantuan KUR
Jumlah Responden
Orang %
Ada 30 40Tidak 45 60Jumlah 75 100
Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.12 menunjukkan, bahwa dari 75 responden yang menerima program
bantuan Kredit Usaha Rakyat sebanyak 30 orang atau 40 persen mengatakan
selama ini ada tanggapan dari pemerintah atau petugas mengenai keluhan-keluhan
yang berkaitan terhadap program bantuan Kredit Usaha Rakyat. Sebayak 45
responden atau sebesar 60 persen mengatakan tidak ada tanggapan dari
pemerintah atau petugas terhadap pemberian program bantuan Kredit Usaha
Rakyat.
3) Variabel Output
Sesuai dengan tujuan program yang telah ditetapkan, program bantuan
Kredit Usaha Rakyat bertujuan untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan
pemberdayaan UMKM, meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangan
UMKM, penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan
kerja. Efektif tidaknya program pemberian Kredit Usaha Rakyat dilihat dari
variabel outputnya yang terdiri dari tingkat pendapatan dan kesempatan kerja
UMKM sebelum dan sesudah menerima program bantuan Kredit Usaha Rakyat,
apakah ada perubahan atau tidak. Untuk itu dapat dilihat pada Tabel 4.13.
65
Tabel 4.13Distribusi Jawaban Responden Terkait dengan TingkatPendapatan UMKM Sebelum dan Sesudah Menerima ProgramBantuan Kredit Usaha Rakyat di Kelurahan Penatih Dangin PuriKecamatan Denpasar Timur.
KlasifikasiPendapatan
(Rupiah)
Sebelum Sesudah
Jumlah Responden Persen (%) Jumlah Responden Persen (%)
< 1 juta 4 6,14 0 01 - < 2 juta 29 30,21 28 28,192 - < 3 juta 9 15,53 9 15,663 - < 4 juta 10 15,66 5 6,634 - < 5 juta 14 18,45 9 15,665 - < 6 juta 5 6,63 12 16,256 - < 7 juta 3 4,84 5 6,637 - < 8 juta 1 2,54 4 6,14
8 juta > 0 0 3 4,84Jumlah 75 100 75 100
Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.13 menunjukkan, bahwa dari 75 responden yang menerima program
bantuan Kredit Usaha Rakyat, sebanyak 5 responden yang berpenghasilan 5 juta
sampai kurang dari 6 juta atau sebesar 6,63 persen meningkat menjadi 12
responden atau sebesar 16,25 persen yang menyatakan bahwa pendapatan usaha
mereka telah meningkat, setelah mendapatkan program bantuan Kredit Usaha
Rakyat. Sebanyak 3 responden yang berpenghasilan 6 juta sampai kurang dari 7
juta atau sebesar 4,84 persen meningkat menjadi 5 responden atau sebesar 6,63
persen yang menyatakan bahwa pendapatan usaha mereka telah meningkat,
sebelum atau sesudah mendapatkan program bantuan Kredit Usaha Rakyat. Pada
Tabel 4.13 terlihat bahwa responden yang menerima program bantuan Kredit
Usaha Rakyat tidak ada yang berpendapatan bahwa pendapatan usaha mereka
malah menurun setelah mendapatkan program bantuan KUR. Dilihat dari tingkat
66
pendapatan usaha yang telah meningkat setelah mendapatkan program bantuan
Kredit Usaha Rakyat, pelaku usaha mensyukuri adanya program bantuan ini,
karena dapat membantu mengurangi kesulitan mereka di dalam mencari kredit
usaha yang mudah dan tanpa jaminan/agunan. Untuk melihat kondisi kesempatan
kerja oleh pemilik UMKM sebelum dan sesudah mendapatkan program bantuan
Kredit Usaha Rakyat, dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Terkait Dengan KesempatanKerja UMKM Setelah Menerima Program Bantuan KUR diKelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Jumlah Tenaga Kerjayang diresap (Orang)
Sebelum SesudahJumlah
Responden Persen (%) JumlahResponden Persen (%)
1 - 2 42 53,71 23 27,353 - 4 19 24 28 30,095 - 6 9 15,66 13 17,787 - 8 5 6,63 7 13,43
9 - 10 0 0 3 6,8111 > 0 0 1 4,54
Jumlah 75 100 75 100Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
Tabel 4.14 menunjukkan, bahwa dari 75 responden yang mendapatkan
program bantuan Kredit Usaha Rakyat, dimana sebanyak 28 responden atau
sebesar 30,09 persen yang mengatakan bahwa kondisi pada usaha yang mereka
miliki dan tekuni setelah menerima program bantuan KUR mengalami
peningkatan terhadap kesempatan kerja. Persepsi setiap orang berbeda-beda
mengenai besarnya nilai peningkatan kesempatan kerja yang mereka miliki, itu
tergantung dari besar kecilnya modal yang dipinjamkan, jenis usaha serta besar
kecilnya skala usaha masing-masing. Peningkatan kesempatan kerja yang paling
besar terjadi pada jenis usaha yang memproduksi barang-barang untuk kebutuhan
67
sehari-hari, misalnya : seperti usaha yang memproduksi bahan pangan. Sebanyak
15 responden atau sebesar 20 persen yang mengatakan bahwa mereka tidak dapat
melihat dan merasakan dari dampak yang signifikan, terhadap kesempatan kerja
oleh program bantuan KUR tersebut. Namun pada penelitian ini yang terlihat pada
Tabel 4.14 ternyata tidak ada responden yang berpendapat bahwa setelah mereka
menerima program bantuan KUR terjadi penurunan terhadap kesempatan kerja
yang mereka jalani tersebut.
4.3.1 Perhitungan Kumulatif Efektivitas Program Bantuan Kredit UsahaRakyat (KUR) Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja UsahaMikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih DanginPuri Kecamatan Denpasar Timur.
Variabel input meliputi: ketepatan sasaran, sosialisasi oleh petugas, tujuan
program pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR). Variabel proses meliputi :
ketepatan penggunaan KUR, pemantauan dari petugas dan respon dari petugas
terhadap keluhan penerima program bantuan KUR, sedangkan variabel output
meliputi : tingkat pendapatan UMKM setelah menerima program bantuan KUR
dan kesempatan kerja UMKM setelah menerima program bantuan KUR, apakah
ada perubahan atau tidak. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa Efektivitas
Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kurang efektif (lampiran 4).
Jika dilihat dari variabel input, maka pemberian program bantuan KUR
efektif, namun dilihat dari variabel proses, pemberian program bantuan KUR
kurang efektif, kemudian dilihat dari variabel output, pemberian program bantuan
KUR cukup efektif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.15.
68
Kurang efektifnya pemberian program bantuan Kredit Usaha Rakyat kepada
UMKM di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur
disebabkan karena masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dari
ketiga variabel yang mengukur efektivitas KUR. Kelemahan atau kekurangan
tersebut antara lain : masih terdapat tanggapan dari responden yang belum dapat
melihat dampak positif dari program bantuan ini terhadap peningkatan pendapatan
dan kesempatan kerja ada usaha yang mereka tekuni.
Selain itu faktor lain yang menyebabkan pemberian program bantuan KUR
ini berjalan kurang efektif adalah karena terdapat beberapa responden yang tidak
tepat memanfaatkan program bantuan KUR, kurang memahami tujuan dari
pemberian program bantuan KUR dan kurang mendapatkan sosialisasi dari
pemerintah/petugas yang bersangkutan. Pada Tabel 4.15 terlihat ketidak efektifan
pemberian program bantuan Kredit Usaha Rakyat.
69
Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Realisasi Kumulatif Efektivitas ProgramBantuan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatan danKesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)di kelurahan Penatih dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Variabel Target Realisasi KeteranganKinerja
Input1. Ketepatan sasaran2. Sosialisasi oleh pemerintah/petugas3. Tujuan KUR
Proses1. Ketepatan Penggunaan program bantuan
KUR2. Pemantauan dari pemerintah/petugas3. Respon pemerintah/petugas terhadap
keluhan responden
Output1. Pendapatan UMKM setelah menerima
program bantuan KUR2. Kesempatan Kerja setelah menerima
program bantuan KUR
757575
75
7575
75
75
757060
69
3730
70
60
Efektif
KurangEfektif
CukupEfektif
Realisasi Kumulatif CukupEfektif
Sumber : Data diolah dari hasil penelitian, 2011
4.3.2 Analisis uji pertama peningkatan pendapatan pada UMKM setelahmenerima program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di KelurahanPenatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Hipotesis pertama menyatakan Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar
Timur, selanjutnya akan diuji dengan uji beda rata-rata data berpasangan (uji t)
untuk mengetahui kebenarannya, dengan tahap-tahap pengujian sebagai berikut.
70
1) Rumusan Hipotesis
H0 : µd = 0, yang berarti program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak
berdampak terhadap peningkatan pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
H1 : µd > 0, yang berarti program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Menentukan taraf nyata, α = 5 persen = 0,05
2) Menentukan statistik uji dan daerah kritis
a. Statistik uji, t0 d
Sd n
b. Daerah kritis α = 5 persen, df = n-1 = 74. Nilai t tabel = 1,67
Jadi daerah kritisnya adalah sebelah kanan t = 1,67
Daerah
Penerimaan H0
Daerah Penolakan H0
0 1,67 t
Gambar 4.1 Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Nol TerhadapPendapatan UMKM
71
3) Menghitung nilai statistik uji, t0 (pada lampiran 7)
t0 d
Sd / n
887,33631,40 / 75
20,66
4) Simpulan
Oleh karena nilai thitung yaitu 20,66 > nilai ttabel yaitu 1,67 maka H0 ditolak
sebaliknya H1 diterima yang berarti bahwa program bantuan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar
Timur berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur.
4.3.3 Analisis uji kedua peningkatan kesempatan kerja pada UMKM setelahmenerima program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di KelurahanPenatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
Hipotesis kedua menyatakan Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdampak positif terhadap kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur,
selanjutnya akan diuji dengan uji beda rata-rata data berpasangan (uji t) untuk
mengetahui kebenarannya, dengan tahap-tahap pengujian sebagai berikut.
1) Merumuskan hipotesis
H0 : µd = 0, yang berarti program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
tidak berdampak terhadap kesempatan kerja Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
72
H1 : µd > 0, yang berarti program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdampak positif terhadap kesempatan kerja Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
2) Menentukan taraf nyata, α = 5 persen = 0,05
1.Menentukan statistik uji dan daerah kritis
(1) Statistik uji, t0 d
Sd / n
(2) Daerah kritis α = 5 persen, df = n-1 = 74. Nilai t tabel = 1,67.
Jadi daerah kritisnya adalah daerah sebelah kanan t = 1,67.
Daerah Penolakan H0
Daerah
Penerimaan H0
t0 1,67
Gambar 4.2 Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Nol TerhadapKesempatan Kerja UMKM
3) Menghitung nilai statistik uji, t0 (pada Lampiran 7)
t0 d
Sd /
1,03n 0,71/ 75
12,56
73
4) Simpulan
Oleh karena t hitung yaitu sebesar 12,56 > nilai t tabel yaitu 1,67 maka H0
ditolak sebaliknya H1 diterima yang berarti bahwa program Bantuan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) berdampak positif terhadap kesempatan kerja Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur.
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab IV, selanjutnya ditarik simpulan
hasil penelitian sebagai berikut :
1) Efektivitas pada penelitian ini diukur dan dilihat pada tiga variabel, yaitu
variabel input, proses dan output. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
program bantuan Kredit Usaha Rakyat di Kelurahan Penatih Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur dikatakan cukup efektif yaitu sebesar 78,5
persen dan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan
kesempatan kerja UMKM.
2) Program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak positif terhadap
peningkatan pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
3) Program bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdampak positif terhadap
kesempatan kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan
Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
75
5.2 Saran - saran
Berdasarkan simpulan diatas selanjutnya dikemukakan saran-saran sebagai
berikut.
1) Untuk dapat meningkatkan program bantuan Kredit Usaha Rakyat,
sebaiknya pemerintah melalui bank-bank yang telah ditunjuk pemerintah
tetap menjalankan program tersebut. Akan tetapi, dilakukan pendataan
ulang untuk UMKM yang akan menerima ataupun yang sudah menerima
Kredit Usaha Rakyat agar tidak terjadi penyalahgunaan manfaat dan tujuan
diberikannya Kredit Usaha Rakyat.
2) Kepada pemerintah dan petugas bank yang bersangkutan dengan program
ini, diharapkan lebih memperhatikan keluhan-keluhan dari masyarakat
penerima Kredit Usaha Rakyat. Hal ini di sebabkan apabila para UMKM
tidak mendapatkan respon dari pemerintah atau petugas, maka para pemilik
usaha tersebut akan kesulitan di dalam menjalankan usahanya sebab tidak
dapat menggunakan KUR tersebut untuk mencapai sasaran utama, yaitu
peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja sesuai dengan harapan
pemerintah dan tujuan dari penelitian ini.
76
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2010. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, danMekanisme Pengujian, Denpasar.
Asnur, Daniel. 2010. Penyusunan Instrumen Dan Pembangunan Sistem InformasiData Dasar Koperasi Dan UKM Terpilih. Jurnal. 2010, Vol. 5, No. 119 –144.
Athesa. 2006. Program Bantuan Mikro Banking dari Bank BRI. Jakarta
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2011. Denpasar Timur Dalam Angka Tahun2010. Denpasar.
Bappeda Bali. 2011. Denpasar Timur Dalam Angka Tahun 2010. Denpasar
Dani, Irwan. 2006. Pengkajian Produk Unggulan dalam Meningkatkan EksporUKM dan Pengembangan Ekonomi Lokal. Jurnal. 2006, Vol. 1, No. 113 –123.
Darsana, Ida Bagus. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar.Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Deva. (Masri Maris, Penerjemah) 1989. Keuangan pemerintah Daerah diIndonesia. Universitas Indonesia. Jakarta.
Doss, Chely R. 2002. Analyzing Technology Adoption Using Microstudies :Limitations, Challenges and Opportunities For Improvement. WorldEconomics Academics Research Development.
Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Kanisius. Yogyakarta.
Gopar, Achmad H. 2010. Analisis Biaya Transaksi Pada Kredit Usaha Rakyat.Jurnal. 2010, Vol. 5, No. 74 – 98.
Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Hasan, Ishak. 2010. Analisis Daya Dukung UMKM dan Koperasi BerbasisAgrobisnis Pasca Konflik Aceh dan Dalam Menghadapi ACFTA. Jurnal.2010, Vol. 5, No. 145 – 174.
Hidayat, Wisnu Adi. 2007. Analisis Kredit Macet Usaha Mikro Kecil danMenengah di Sentra Konveksi Ulujami Pemalang. Jurnal. 2007, Vol. 2, No.1 – 78.
Idris, Indra. 2010. Kajian Dampak Kredit Usaha Rakyat (KUR). Jurnal. 2010,Vol. 5, No. 49 -73.
77
Idris, Indra dan Sri Lestari. 2009. Kajian Efektifitas Model Promosi PemasaranProduk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Jurnal. 2010, Vol. 4, No.116 – 139.
Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Keijiro Otsuka, Takashi Yamano. 2001. Introduction To The Special Issue On TheRole Of Nonfarm Income In Poverty Reduction : Evidence From Asia andEast Africa. World Economics Academics Research Development.
Mantra, I.B. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Manurung, Romulus. 1996. Dampak Kredit Bank Perkreditan Rakyat DalamMeningkatkan Perekonomian Pedesaan (studi kasus di wilayah Jawa Barat,Jawa Timur dan Bali). Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter.
Mardiasmo. 2000. Pengelolaan Keuangan Daerah yang Berorientasi padaKepentingan Publik. Andi Offset. Yogyakarta.
Marimbo. 2008. Ayo ke Bank dapatkan Kredit UMKM. PT Ela MediaKomputindo. Jakarta.
Murjana Yasa, I Gusti Wayan. 1993. Jam Kerja, Pendapatan dan PengeluaranPekerja Migran di Daerah Wisata Kuta Bali. Tesis S-2. Program PascaSarjana UGM.
Nata Wirawan. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik Ekonomi 2. Keraras Emas.Denpasar.
Nazir, Moh. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oemar, Mohammad. 2006. Kajian Faktor-faktor yang MempengaruhiPerkembangan Usaha UKM di Provinsi Sumatra Utara. Jurnal. 2006, Vol.1, No. 1 – 12.
Panggabean, Riana. 2010. Kajian Pengembangan UMKM di Sentra Klaster RotanKabupaten Cierebon. Jurnal. 2010, Vol. 5, No. 99 – 118.
Panji Anoraga. 1997. Uang dan Perbankan. Rineka Cipta. Jakarta.
Prima, Dwi. 2009. Efektivitas Kredit Tanpa Anggunan (KTA) Dalam PeningkatanVolume Produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di KotaDenpasar. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.
78
Putra, Edy. 2009. Efektivitas Program Pemberian Bantuan Dana Bergulir padaUMKM di Kabupaten Badung. Skripsi. Fakultas Ekonomi UniversitasUdayana. Denpasar.
Robert, N. 2006. Ekonomics Analysis of the Spatial Integration of PlantainMarkets in Cameroon : how Equilibrium Between Supply and DemandAffect Food Supply. African Economics Research Consortium (AERC).
Sepiantini, Ni Komang. 2010. Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha RakyatTerhadap Peningkatan Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha MikroKecil dan Menengah di Desa/Kelurahan Dalung Kecamatan Kuta Utara.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.
Simanjuntak, Payaman, J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.FEUI. Jakarta.
Subagyo, Ahmad Wito. 2000. Efektivitas Program Penanggulangan MasyarakatPedesaan. UGM. Yogyakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Sunuharyo, Bambang. 1982. “Pendapatan dan Pengeluaran Rumah TanggaPegawai Golongan Rendah di Perumnas Klender”, dalam MulyantoSumardidan Han Dieter-Evers. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. RajawaliPress. Jakarta.
Suryadharma, Ali. 2008. “Menkop: Indonesia Bangkrut Kalau UMKMdiabaikan”. Antara News, Senin 22 Desember.http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3272084.pdf.
Sutojo, Siswanto. 1995. Analisis Kredit Bank Umum: Konsep dan Teknik. PustakaBinaman Pressindo. Jakarta.
, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kupedes. Handout. Devisi Bisnis Mikro KPBRI. Jakarta.
Suyana Utama, Made. 2007. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Sastra Utama.Denpasar.
, 2008. Pengantar Ekonometrika. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.Denpasar.
Syarif, Teuku dan Budhiningsih, Etty. 2009. Kajian Kontribusi Kredit BantuanPerkuatan Dalam Mendukung Permodalan UMKM. Jurnal. 2009, Vol. 4,No. 62 – 87.
1
Syarif, Teuku. 2009. Kajian Pengembangan Formalisasi UMKM. Jurnal. 2009, Vol. 4,No. 18 – 36.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia ketiga. Jilid I. Edisi ketujuh.Jakarta : Erlangga.
Yoseva, dan Teuku Syarif. 2010. Kajian Kemanfaatan Bantuan Perkuatan Untuk UsahaMikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah (UMKM). Jurnal. 2010, Vol. 5, No. 30– 48.
2
Kuesioner Penelitian
Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pendapatan dan
Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
No.
I a. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Alamat Responden :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan :
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
6. Agama :
a. Hindu
b. Islam
c. Kristen Protestan
d. Kristen Khatolik
e. Budha
7. Status Kewarganegaraan
a. WNI
b. WNA
8. Status Dalam Rumah Tangga
a. Kepala Keluarga
b. Anggota Keluarga
3
II a. Karakteristik Indikator
1. Nama Usaha :
2. Alamat Usaha :
3. Lama Usaha :
4. Jenis Barang Usaha yang di Produksi :
5. Jumlah Pegawai :
6. Omzet dalam sebulan :
7. Cara Penjualan :
8. Sumber bahan baku :
9. Sumber modal :
a. Modal Sendiri : .........................%
b. Pinjaman : .........................%
c. Joint
a) Modal sendiri : .........................%
b) Partner : .........................%
10. Jumlah Kredit Usaha Rakyat yang diperoleh : Rp......................
III a. Input
1. Usaha yang anda jalankan, termasuk ke dalam jenis usaha UMKM?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah sebelum diberikan kredit usaha rakyat, Bapak/Ibu/Saudara diberikan
sosialisasi tata cara pemberian kredit?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui secara jelas tujuan diberikannya pinjaman
Kredit Usaha Rakyat dari pemerintah/petugas yang bersangkutan?
a. Tahu
b. Tidak Tahu
4
III c. Proses
1. Kredit Usaha Rakyat yang Bapak/Ibu/Saudara terima, apakah seluruhnya digunakan
untuk modal tambahan usaha, atau ada digunakan untuk modal diluar usaha yang anda
miliki?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah setelah Bapak/Ibu/Saudara menerima Kredit Usaha Rakyat, terdapat kegiatan
monitoring oleh petugas pemberian kredit?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah selama Bapak/Ibu/Saudara menggunakan Kredit Usaha Rakyat pernah
mendapat pembinaan dari petugas kredit yang bersangkutan?
a. Ya
b. Tidak
III c. Output/Dampak Program Kredit Usaha Rakyat
1. Menurut Bapak/Ibu/Saudara bagaimanakah pendapatan usaha anda setelah menerima
dan menggunakan Kredit Usaha Rakyat?
a. Menurun
b. Tetap
c. Meningkat
IV. Pendapatan dan Kesempatan Kerja
1. Pendapatan Bapak/Ibu/Saudara sebelum menerima Kredit Usaha Rakyat :
Rp..................
2. Pendapatan Bapak/Ibu/Saudara setelah menerima Kredit Usaha Rakyat :
Rp.................
3. Kesempatan kerja pada usaha yang Bapak/Ibu/Saudara miliki sebelum menerima
Kredit Usaha Rakyat :................
4. Kesempatan kerja pada usaha yang Bapak/Ibu/Saudara miliki setelah menerima
Kredit Usaha Rakyat :.......
5
Lampiran 2
Rekapitulasi Data Pokok Responden Menurut Alamat, Umur, Jenis Kelamin,dan Pendidikan.
No Nama Responden Alamat Umur JenisKelamin Pendidikan
1 I Nyoman Regug Jl. Siulan 55 Laki-Laki SMP
2 I Gusti Ayu Citarasih Jl. Siulan 39 Perempuan SMA3 I Nyoman Oka Sudarsana Jl. Siulan 34 Laki-Laki SMA4 Siti Muarifah Jl. Siulan 34 Perempuan SMP5 I Gusti Ayu Yuliadi Jl. Siulan 33 Perempuan SMA6 Ahmadi Jl. Siulan 45 Laki-Laki SMA7 Sutondo Jl. Siulan 55 Laki-Laki SMA8 I Putu Widiana Jl. Siulan 57 Laki-Laki SMP9 Maria E.CH Manubalu Jl. Siulan 54 Perempuan SMA10 Lisdaningsih Jl. Siulan 35 Perempuan SMA11 I G AA Mirah Dyah Wintari Jl. Siulan 29 Perempuan Sarjana12 Putu Nursiati Jl. Siulan 45 Perempuan SMP13 I Dewa Gede Winata Jl. Siulan 55 Laki-Laki SMP14 I Gusti Ngurah Putra Tenaya Jl. Siulan 45 Laki-Laki Sarjana15 Simon Nur Cahyo Jl. Siulan 37 Laki-Laki SMA16 Farida Abu Yusuf Jl. Siulan 43 Perempuan SMA17 Ayu Alit Putri Jl. Siulan 45 Perempuan SMP18 Usman Atapuka Jl. Siulan 33 Laki-Laki SMA19 I Dewa Gede Ardana Jl. Siulan 31 Laki-Laki SMA20 Bagus Darmawan Jl. Siulan 34 Laki-Laki Sarjana21 Hartono Jl. Siulan 44 Laki-Laki SD22 I Made Matius Jl. Siulan 37 Laki-Laki SMP23 I Made Sudiawan Jl. Siulan 36 Laki-Laki Sarjana24 Wayan Hermanto Jl. Siulan 45 Laki-Laki SMA25 Ni Nyoman Wangi Jl. Siulan 35 Perempuan SMA26 I Gusti Ngurah Rai Budiasa Jl. Siulan 36 Laki-Laki SMA27 I Komang Alit Arimbawa Jl. Siulan 34 Laki-Laki SMP
28 I Gusti Ngurah BagusTrisena Jl. Siulan 33 Laki-Laki Sarjana
29 Susatyo Wiwoho Jl. Siulan 46 Laki-Laki SMA30 I Made Wijaya Jl. Siulan 39 Laki-Laki SMA31 I G A Nyoman Indrawati Jl. Siulan 28 Perempuan SMP32 I Gusti Ngurah Agung Oka Jl. Siulan 27 Laki-Laki Sarjana
6
Lanjutan Lampiran 2
No Nama Responden Alamat Umur Jenis Kelamin Pendidikan
33 Made Wisma Arta Jl. Siulan 30 Laki-Laki SMA
34 Ni Luh Putu Krisna Jl. Siulan 42 Perempuan SMA
35 Ni Ketut Resini Jl. Siulan 29 Perempuan SMP
36 I wayan Gede Sukadana Jl. Siulan 30 Laki-Laki Sarjana
37 Kadek Sutyana P. Jl. Siulan 28 Laki-Laki SMA
38 Ni Ketut Sutini Jl. Siulan 44 Perempuan SMP
39 Ketut Wati Jl. Siulan 53 Perempuan SMA
40 Ni Luh Putu Novi Jl. Siulan 26 Perempuan SD
41 I Wayan Mardiana Jl. Siulan 28 Laki-Laki SMA
42 Kadek Asrini Jl. Siulan 27 Perempuan SMA
43 Ketut Simpen Jl. Siulan 34 Perempuan SMP
44 Nyoman Murnata A. Jl. Siulan 32 Laki-Laki SMA
45 Ni Made Supadmi Jl. Siulan 24 Perempuan SMA
46 Wayan Sujana Jl. Siulan 38 Laki-Laki SMP
47 Kadek Cliariani Jl. Siulan 23 Perempuan Sarjana
48 Wayan Denges Jl. Siulan 40 Laki-Laki SMA
49 I Ketut Sudarta Jl. Siulan 58 Laki-Laki SMA
50 Dewa Gede Semara P. Jl. Siulan 28 Laki-Laki SD
51 I Wayan Dharma Jl. Siulan 22 Laki-Laki SMP
52 Agus Setiawan Jl. Siulan 25 Laki-Laki SMA
53 Ni Luh Kurniawati Jl. Siulan 25 Perempuan SMP
54 Made Putra Jaya Jl. Siulan 32 Laki-Laki SMA
55 Nyoman Dharma Jl. Siulan 35 Laki-Laki SMA
56 Ni Nyoman Arti Jl. Siulan 41 Perempuan SMA
57 Nengah Metri Jl. Siulan 26 Perempuan SMP
58 Ni Putu Suwandewi Jl. Siulan 42 Perempuan SMA
59 Made Sudana Jl. Siulan 55 Laki-Laki SMA
60 I Nyoman Tira Jl. Siulan 35 Laki-Laki SMA
61 Ni Ketut Arawati Jl. Siulan 24 Perempuan SMA
62 Ayubudi Dianawati Jl. Siulan 32 Perempuan SMP
63 Ni Wayan Sutini Jl. Siulan 20 Perempuan SMA
64 Ni Wayan Astuti Jl. Siulan 41 Perempuan SMA
7
Lanjutan Lampiran 2
No Nama Responden Alamat Umur Jenis Kelamin Pendidikan
65 Ni Wayan Nori Jl. Siulan 40 Perempuan SMA
66 Ni Wayan Nartini Jl. Siulan 31 Perempuan Sarjana
67 I Made Suarjaya Jl. Siulan 36 Laki-Laki SMA
68 Ni Luh Armini Jl. Siulan 34 Perempuan SMA
69 I Made Kariasa Jl. Siulan 29 Laki-Laki Sarjana
70 Lale Dwiwarni Jl. Siulan 40 Perempuan SMA
71 I Wayan Sukasih Jl. Siulan 45 Laki-Laki SMA
72 Made Asta Wijaya Jl. Siulan 42 Laki-Laki SMA
73 Ni Ketut Rediani Jl. Siulan 33 Perempuan SMA
74 Tekky Djuwanti Jl. Siulan 30 Perempuan Sarjana
75 Siti Mardayanti Jl. Siulan 46 Perempuan SMASumber : data Primer (data diolah dari hasil penelitian)
8
Lampiran 3
Pendapatan dan tenaga kerja pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
No Nama Usaha Nama ProdukPendapatanper bulan
(Ribuan Rp)
JumlahTenagaKerja
(orang)1 Dede Krupuk Usus Ayam 3500 62 Mita Krupuk Babi 7000 103 Kue Ririn Roti 1500 34 Rizal Bakery Roti Selai 4500 35 Candi Bali Kopi Bubuk 8000 116 Swandewi Tempe 5000 47 Ratu Kencana Kacang-kacangan 1250 28 Sri Kripik 1350 39 Faris Kripik Ikan 8000 210 Panca Kencana Bumbu rajang bali 1000 311 Sari Luwih Telor Asin 5500 512 Chiko Noni Pakaian Jadi 4500 213 Depot Air Minum Amerta Minuman ringan 5000 514 Tanwing Air mineral 1500 215 Pisang Goreng Pisang goreng 1200 316 Farida Roti Roti bolu 1000 217 Putri Pakaian Jadi 1500 218 Rezha Colletion Pakaian Jadi 5000 319 Tresna Pakaian Jadi 2500 620 Anindya Collection Pakaian Jadi 6500 1021 Hartono Tempe 7000 522 Matius Krupuk Beras 1500 323 Sudiawan Bumbu rajang bali 4500 224 Hermanto Tempe 4500 725 Sekar Wangi Kartu nama 1250 226 Prima Karya Roti 5500 927 Arimbawa Cell Pulsa 4500 828 Tri Sena Pakaian Jadi 1500 329 Wiwoho Tempe 2500 2
9
Lanjutan Lampiran 3
30 Wijaya Kartu nama 1000 531 Indrawati Aneka kue 1700 532 Kusuma Floris Bunga kering 5000 233 Persada Kotak dupa 2500 334 Krisna Roti pisang 6500 535 Rini Roti sosis 1500 336 Sukadana Krupuk Usus Ayam 4500 337 Sutyana Krupuk ikan 1250 238 Sutini Ayam Potong 6000 739 Wati Banten 5500 340 Novi Collection Pakaian Jadi 1000 241 Mardina Es kelapa muda 4500 342 Asrini Krupuk tempe 1500 243 Simpen Collection Pakaian Jadi 6000 744 Sumber Jaya Aneka plastik 1500 245 Supadmi Jajan Bali 1000 246 Sujana Roti Selai 1500 347 Bu Ani Krupuk Usus Ayam 3000 548 Srinadi Jajan Gipang 2500 349 Sudarta Krupuk Belut 6500 650 Semara Krupuk Nangka 7000 851 Dharma Cell Pulsa 1500 252 Ayu Bakery Kue Kering 4500 553 Bu Wati Warung Makan 1250 354 Jaya Semat 1250 255 Dharma Service Service Komputer 5500 456 Arti Laundry Laundry 3000 257 Metri Sembako 2000 258 Suwandewi Collection Pakaian Jadi 1000 359 Sudana Cell Pulsa 1500 260 Tira Kacang Telur 1500 361 Arawati Krupuk Beras 5000 462 Dian Collection Pakaian Jadi 2500 363 Jaya Bangunan Bahan Bangunan 8000 764 Pisang Goreng Pisang goreng 5000 5
10
Lanjutan Lampiran 3
65 Nori Sembako 5000 566 Nartini Ayam Potong 7500 567 Suarjaya Bumbu rajang bali 3000 468 Armini Collection Pakaian Jadi 4500 369 Kariasa Cell Pulsa 5000 570 Dwi Krupuk tempe 2000 271 Asih Krupuk Usus Ayam 2500 372 Asta Bakery Kue Kering 2500 373 Redi Collection Pakaian Jadi 3000 374 Tekky Bakery Roti bolu 1000 275 Yanti Kacang Telur 1000 3
Sumber : data Primer (data diolah dari hasil penelitian)
11
Lampiran 4.
Perhitungan Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja (UMKM) di Kelurahan
Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
I. Variabel Input
1. Ketepatan Sasaran Penerimaan KUR
Efektivita s Program Realisasi
Targetx100%
Efektivita
Efektivita
s Program
s Program
75
x100%75
100
2. Sosialisasi dari Pemerintah/petugas
Efektivita s Program RealisasiTarget
x100%
Efektivita
Efektivita
s Program
s Program
70
x100%75
93,33
3. Tujuan pemberian program bantuan KUR
Efektivita s Program RealisasiTarget
x100%
Efektivita
Efektivita
s Program
s Program
60
x100%75
80
Jadi, rasio efektivitas variabel input adalah sebagai berikut :
Variabel Input 75 70 60
x100%75 x 3
205225
x100%
91,1
12
II. Variabel Proses
1. Ketepatan Penggunaan Program Bantuan KUR
Efektivita s Program Realisasi
Targetx100%
Efektivita s Program 69
x100%75
Efektivita s Program 92
2. Pemantauan dari pemerintah/petugas
Efektivita s Program RealisasiTarget
x100%
Efektivita s Program 3775
x100%
Efektivita s Program 49 ,33
3. Respon dari Pemerintah/petugas terhadap keluhan responden
Efektivita s Program RealisasiTarget
x100%
Efektivita
Efektivita
s Program
s Program
30
x100%75
40
Jadi, rasio efektivitas variabel proses adalah sebagai berikut :
Efektivita s Program 69 37 30
x100%75x3
136225
x100%
60,44
13
III. Variabel Output
1. Pendapatan UMKM setelah menerima program bantuan KUR
Efektivita s Program RealisasiTarget
x100%
Efektivita s Program 70
x100%75
Efektivita s Program 93,33
2. Kesempatan Kerja setelah menerima program bantuan KUR
Efektivita s Program Realisasi
Targetx100%
Efektivita s Program 6075
x100%
Efektivita s Program 80
Jadi, rasio efektivitas variabel output adalah sebagai berikut :
VariabelOutput 70 60
x100%75x2
130150
x100%
86,66
Perhitungan Kumulatif Efektivitas Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Terhadap Pendapatan dan Kesempatan Kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Adalah :
Efektivita s Program RealisasiTarget
x100%
75 70 60 69 37 30 70 60
x100%75x8
78,5
Sumber : data Primer (data diolah dari hasil penelitian)
14
Lampiran 5
Pendapatan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebelum danSesudah Memperoleh Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
No Nama Usaha Sebelum(Ribuan Rp)
Sesudah(Ribuan Rp) di
_ 2
d i - d
1 Dede 2500 3500 1000 12694.5289
2 Mita 5000 7000 2000 1238034.5293 Kue Ririn 1000 1500 500 150024.52894 Rizal Bakery 3500 4500 1000 12694.52895 Candi Bali 5000 8000 3000 4463374.52896 Swandewi 4000 5000 1000 12694.52897 Ratu Kencana 1000 1250 250 406189.52898 Sri 1000 1350 350 288723.52899 Faris 6000 8000 2000 1238034.52910 Panca Kencana 1000 1000 0 787354.528911 Sari Luwih 4500 5500 1000 12694.528912 Chiko Noni 3000 4500 1500 375364.528913 Depot Air Minum Amerta 3000 5000 2000 1238034.52914 Tanwing 1000 1500 500 150024.528915 Pisang Goreng 1000 1200 200 472422.528916 Farida Roti 1000 1000 0 787354.528917 Putri 1000 1500 500 150024.528918 Rezha Colletion 4500 5000 500 150024.529019 Tresna 1500 2500 1000 12694.528920 Anindya Collection 4000 6500 2500 2600704.52921 Hartono 6000 7000 1000 12694.528922 Matius 1000 1500 500 150024.528923 Sudiawan 3000 4500 1500 375364.528924 Hermanto 3500 4500 1000 12694.528925 Sekar Wangi 1000 1250 250 406189.528926 Prima Karya 4000 5500 1500 375364.528927 Arimbawa Cell 3000 4500 1500 375364.528928 Tri Sena 1000 1500 500 150024.5289
15
Lanjutan Lampiran 5
29 Wiwoho 1500 2500 1000 12694.528930 Wijaya 1000 1000 0 787354.528931 Indrawati 1500 1700 200 472422.528932 Kusuma Floris 4000 5000 1000 12694.528933 Persada 2000 2500 500 150034.534 Krisna 5000 6500 1500 375364.535 Rini 1000 1500 500 150024.536 Sukadana 3000 4500 1500 375364.537 Sutyana 1000 1250 250 406189.538 Sutini 4500 6000 1500 375364.539 Wati 4000 5500 1500 375364.540 Novi Collection 1000 1000 0 787354.541 Mardina 3000 4500 1500 375364.542 Asrini 1000 1500 500 150024.543 Simpen Collection 4000 6000 2000 123803544 Sumber Jaya 1000 1500 500 150024.545 Supadmi 800 1000 200 472422.546 Sujana 1000 1500 500 150024.547 Bu Ani 2000 3000 1000 12694.5348 Srinadi 2000 2500 500 150024.549 Sudarta 5000 6500 1500 375364.550 Semara 5000 7000 2000 123803551 Dharma Cell 1200 1500 300 344956.552 Ayu Bakery 3000 4500 1500 375364.553 Bu Wati 1250 1250 0 787354.554 Jaya 1000 1250 250 406189.555 Dharma Service 4500 5500 1000 12694.5356 Arti Laundry 2000 3000 1000 12694.5357 Metri 1500 2000 500 150024.558 Suwandewi Collection 700 1000 300 344956.559 Sudana Cell 1000 1500 500 150024.560 Tira 1000 1500 500 150024.5
16
Lanjutan61 Arawati 4000 5000 1000 12694.5362 Dian Collection 2000 2500 500 150024.563 Jaya Bangunan 7000 8000 1000 12694.5364 Pisang Goreng 4000 5000 1000 12694.5365 Nori 4500 5000 500 150024.566 Nartini 6000 7500 1500 375364.567 Suarjaya 2000 3000 1000 12694.5368 Armini Collection 3500 4500 1000 12694.5369 Kariasa Cell 4000 5000 1000 12694.5370 Dwi 1000 2000 1000 12694.5371 Asih 2000 2500 500 150024.572 Asta Bakery 1500 2500 1000 12694.5373 Redi Collection 2000 3000 1000 12694.5374 Tekky Bakery 800 1000 200 472422.575 Yanti 700 1000 300 344956.5
Sumber : data Primer (data diolah dari hasil penelitian)
17
Lampiran 6
Kesempatan Kerja pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)Sebelum dan Sesudah Memperoleh Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) di Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur.
No. Nama Usaha Sebelum Sesudah di _
2
d - d
1 Dede 5 6 1 0.00092 Mita 8 10 2 0.94093 Kue Ririn 2 2 0 1.06094 Rizal Bakery 2 3 1 0.00095 Candi Bali 8 11 3 3.88096 Swandewi 3 4 1 0.00097 Ratu Kencana 1 2 0 1.06098 Sri 2 3 1 0.00099 Faris 1 2 1 0.000910 Panca Kencana 3 3 0 1.060911 Sari Luwih 4 5 1 0.000912 Chiko Noni 1 2 1 0.000913 Depot Air Minum Amerta 3 5 2 0.940914 Tanwing 1 2 1 0.000915 Pisang Goreng 2 3 1 0.000916 Farida Roti 1 2 1 0.000917 Putri 1 2 1 0.000918 Rezha Colletion 2 3 1 0.000919 Tresna 5 6 1 0.000920 Anindya Collection 7 10 3 3.880921 Hartono 4 5 1 0.000922 Matius 2 3 1 0.000923 Sudiawan 1 2 1 0.000924 Hermanto 6 7 1 0.000925 Sekar Wangi 2 2 0 1.060926 Prima Karya 7 9 2 0.940927 Arimbawa Cell 6 8 2 0.940928 Tri Sena 3 3 0 1.0609
18
Lanjutan Lampiran 6
29 Wiwoho 1 2 1 0.000930 Wijaya 5 5 0 1.060931 Indrawati 3 5 2 0.940932 Kusuma Floris 1 2 1 0.000933 Persada 3 3 0 1.060934 Krisna 4 5 1 0.000935 Rini 3 3 0 1.060936 Sukadana 2 3 1 0.000937 Sutyana 2 2 0 1.060938 Sutini 5 7 2 0.940939 Wati 1 3 2 0.940940 Novi Collection 2 2 0 1.060941 Mardina 2 3 1 0.000942 Asrini 2 2 0 1.060943 Simpen Collection 5 7 2 0.940944 Sumber Jaya 1 2 1 0.000945 Supadmi 1 2 1 0.000946 Sujana 2 3 1 0.000947 Bu Ani 2 5 3 3.880948 Srinadi 1 3 2 0.940949 Sudarta 4 6 2 0.940950 Semara 6 8 2 0.940951 Dharma Cell 2 2 0 1.060952 Ayu Bakery 4 5 1 0.000953 Bu Wati 3 3 0 1.060954 Jaya 1 2 1 0.000955 Dharma Service 3 4 1 0.000956 Arti Laundry 1 2 1 0.000957 Metri 2 2 0 1.060958 Suwandewi Collection 2 3 1 0.000959 Sudana Cell 2 2 0 1.060960 Tira 2 3 1 0.0009
19
Lanjutan61 Arawati 3 4 1 0.000962 Dian Collection 2 3 1 0.000963 Jaya Bangunan 6 7 1 0.000964 Pisang Goreng 4 5 1 0.000965 Nori 4 5 1 0.000966 Nartini 7 8 1 0.000967 Suarjaya 3 4 1 0.000968 Armini Collection 2 3 1 0.000969 Kariasa Cell 4 5 1 0.000970 Dwi 1 2 1 0.000971 Asih 2 3 1 0.000972 Asta Bakery 2 3 1 0.000973 Redi Collection 2 3 1 0.000974 Tekky Bakery 1 2 1 0.000975 Yanti 2 3 1 0.0009
Sumber : data Primer (data diolah dari hasil penelitian)
20
d
Lampiran 7
Perhitungan Dampak Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur
1. Perhitungan Dampak Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur terhadap
Peningkatan Pendapatan.
Statistik uji untuk pengujian beda rata-rata berpasangan adalah:
t0
_
dSd / n
Menghitung nilai statistik uji:
d di
66.550 887,33
n 75
S2
(di - d)2
n -1
29.500.466,6774
398.655
Sd Sd 2 631,40
t 0
_
dSd / n
Maka,
t 0
_
dSd /
887,33
n 631,40 / 75 20,66
2. Perhitungan Dampak Program Bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di
Kelurahan Penatih Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur terhadap
peningkatan kesempatan kerja.
21
d
Statistik uji untuk pengujian beda rata-rata berpasangan adalah:
t 0
_
dSd / n
Menghitung nilai statistik uji:
d di
77 1,03
n 75
S2
(di - d)2
n -1
37,9574 0,51
Sd Sd 2 0,71
t 0
_
dSd / n
Maka,
t 0
_
dSd /
1,03
n 0,71/ 75 12,56
Sumber : data Primer (data diolah dari hasil penelitian)
22
Lampiran 8
Tabel Distribusi t
df = vα
0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005123456789
1011121314151617181920212223242526272829304060
120∞
1,0000,8160,7650,7410,7270,7180,7110,7060,7050,7000,6970,6950,6940,6920,6910,6900,6890,6880,6880,6870,6860,6860,6850,6850,6840,6840,6840,6830,6830,6830,6810,6790,6770,674
1,3761,0610,9780,9410,9200,9060,8960,8890,8830,8790,8760,8750,8700,8680,8660,8650,8630,8620,8610,8600,8590,8580,8580,8570,8560,8560,8550,8550,8540,8540,8510,8480,8450,842
1,9631,3861,2501,1901,1561,1341,1191,1081,1001,0931,0881,0831,0791,0761,0741,0711,0691,0671,0661,0641,0631,0611,0601,0591,0581,0581,0571,0561,0551,0551,0501,0461,0411,036
3,0781,8861,6381,5331,4761,4401,4151,3971,3831,3721,3631,3561,3501,3451,3411,3371,3331,3301,3281,3251,3231,3211,3191,3181,3161,3151,4141,3131,3111,3101,3031,2961,2891,282
6,3142,9202,3532,1322,0151,9431,8951,8601,8331,8121,7961,7821,7711,7611,7531,7461,7401,7341,7291,7251,7211,7171,7141,7111,7081,7061,7031,7011,6991,6971,6841,6711,6581,645
12,7064,3033,8122,7762,5712,4472,3652,3062,2622,2282,2012,1792,1602,1452,1312,1202,1102,1012,0932,0862,0802,0742,0692,0642,0602,0562,0522,0812,0452,0422,0212,0001,9801,960
31,8126,9654,5413,7473,3653,1432,9982,8962,8212,7642,7182,6812,6502,6242,6022,5832,5672,5522,5392,5282,5182,5082,5002,4922,4852,4792,4732,4672,4622,4572,4232,3902,3582,326
63,6579,9255,8414,6024,0323,7073,4993,3553,2503,1093,1063,0553,0122,9772,9472,9212,8982,8782,8612,8452,8312,8192,8072,7972,7872,7792,7712,7632,7562,7502,7042,6602,6172,576
Sumber : Nata Wirawan (2002 : 321)