Upload
phamthuy
View
223
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
INOVASI PEMBELAJARANMakalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7 :
Abdul Rakhman (06101011035)
Jesi Pebralia (06101011004)
Septri Rahayu (06101011019)
Nurul Yulianti (06101011033)
Dosen Pengasuh :
1. Drs. Amirudin Andi2. Dra. Zuraida Asmuni
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahrmat dan karunia yang diberikan kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Inovasi Pembelajaran” ini tepat pada waktunya.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah guru dituntut untuk kreatif
dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman, materi mudah dimengerti
peserta didik, tidak membosankan, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan adanya
inovasi-inovasi baru agar menarik minat belajar peserta didik, dalam kesempatan
ini kami membahas tentang Quantum Learing dan e-Learning.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, secara khusus
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1) Bapak Drs. Amirudin Andi dan Ibu Dra. Zuraida Asmuni selaku dosen
pengasuh mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
2) Seluruh sahabat-sahabat kami, keluarga besar Bugafis 2010 yang selalu
memberikan dukungan serta semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Kami berharap dengan adanya makalah ini akan bermanfaat bagi
kita semua.
Indralaya, Oktober 2011
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Quantum Learning....................................................................................... 3
2.2 e-Learning.................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun
2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (2005: 65-66).
Upaya pembaharuan pendidikan diselenggarakan untuk pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya, sebagai pribadi yang integral, produktif, kreatif
dan memiliki sikap kepemimpinan dan berwawasan keilmuan sebagai warga
negara yang bertanggung-jawab. Indikator ini akan terwujud apabila diiringi
dengan upaya peningkatan mutu dan relevansi sumber daya manusia (SDM)
melalui proses pada berbagai jenjang pendidikan.
Di kalangan umum, terutama siswa sekolah dasar, menengah dan
perguruan tinggi , belajar tidak pernah menjadi hal yang menyenangkan bagi
mereka, belajar dipandang sebagai musuh yang patut dijauhi. Oleh karena itu
diperlukan adanya suatu terobosan baru dalam dunia pendidikan yang dapat
meningkatkan minat siswa untuk belajar.Terobosan baru tersebut dapat berupa
inovasi-inovasi dalam pembelajaran.Inovasi dalam pembelajaran dapat berupa
metode quantum learning dan e-learning. Untuk itulah, dalam makalah ini
kami akan mengupas materi yang berisikan quatum learning dan e-learning.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah munculnya Quantum learning?
b. Apa pengertian Quantum learning?
4
c. Apa tujuan dan manfaat pembelajaran Quantum learning?
d. Apa karakteristik Quantum learning?
e. Bagaimana strategi pembelajaran quantum learning?
f. Apa perbedaan Quantum learning dan Quantum teaching?
g. Apa pengertian e–learning ?
h. Apa fungsi pembelajaran e-learning ?
i. Bagaimana penyelenggaraan e-learning?
C. Tujuan
a. Mengetahui sejarah dari quantum learning.
b. Mengetahui pengertian quantum learning.
c. Mengetahui tujuan dan manfaat dari quantum learning.
d. Mengetahui karakteristik dari quantum learning.
e. Mengetahui strategi pembelajaran dari quantum learning.
f. Mengetahui perbedaan dari quantum larning dan quantum teaching.
g. Mengetahui pengertian dari e-learning.
h. Mengetahui fungsi e-learning.
i. Mengethui bagaimana penyelenggraan e-learning.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Quantum Learning
1. Sejarah Quantum Learning
Tokoh utama di balik pembelajaran kuantum adalah Bobbi DePorter,
seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis properti dan
keuangan, dan setelah semua bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang
pembelajaran.Dialah perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran
kuantum.Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan
gagasan pembelajaran kuantum di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran
yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika
Serikat.SuperCamp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum,
sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada hal-ihwal pembelajaran
guna pengembanga potensi diri manusia. Dengan dibantu oleh teman-
temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark
Reardon, dan Sarah Singer-Nourie, DePorter secara terprogram dan terencana
mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kuantum kepada para remaja
di SuperCamp selama tahun-tahun awal dasawarsa 1980-an.
Dia belajar dari Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik
berkebangsaan bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya
sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia “.prinsipnya adalah bahwa
Sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail
apapun dapat ,memberikan sugesti positif ataupun negatif. Istilah lain dari
suggestology adalah accelerated learning ( pemercepatan belajar).
Demikianlah, metode pembelajaran kuantum merambah berbagai
tempat dan bidang kegiatan manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah
(parenting), lingkungan bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan
6
lingkungan kelas (sekolah).Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya
pembelajaran kuantum merupakan falsafah dan metodologi pembelajaran yang
bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
Falsafah dan metodologi pembelajaran kuantum yang telah dikembangkan,
dimatangkan, dan diujicobakan tersebut selanjutnya dirumuskan,
dikemukakan, dan dituliskan secara utuh dan lengkap dalam buku Quantum
Learning.
2. Pengertian Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh
proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu untuk melakukan eksperimen yang
disebutnya suggestology (suggestopedia).
Quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya.”Mereka mengamsalkan kekuatan energi
sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip
rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi
tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”.
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak
mengatur informasi.Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku
dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru.
Aspek dalam Quantum Learning
Aspek-aspek Quantum Learning
Penjelasan
Lingkungan belajar Suasana belajar di rumah dan lingkungan sekolah seperti, tenang, bersih, pencahayaan, iringan music, dan sebagainya
7
Sikap positif terhadap kegagalan
Memandang kegagalan sebagai keberhasilan yang tertunda
Gaya belajar Cara untuk mempelajari segala informasi baru, bagaimana menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut
Teknik mencatat Mencatat berbagai kejadian atau hasil yang diperoleh dalam proses belajar
Teknik menulis Mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman kepada orang lain ke dalam bentuk tulisan
Kekuatan ingatan Menyimpan apapun dan hanya mengingat apa yang di perlukan dan yang mempunyai arti dalam hidup
Kekuatan membaca Membaca dengan cepat, yaitu dengan memehami, memilah, dan menyimpan segala jenis informasi
Berpikir kreatif Selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin memcoba, berpetualang, serta intuitif
Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu.
3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Quantum Learning
Ø Tujuan Pembelajaran Quantum Learning:
1. Tumbuhnya emosi positif,
2. kekuatan otak
3. keberhasilan
4. kehormatan diri
Ø Manfaat Pembelajaran Quantum Learning:
1. Sikap Positif
2. Motivasi
3. Belajar Aktif
4. Membangun dan Mempertahankan lingkungan positif
5. Kepercayaan diri
6. Sukses
4. Karakteristik Pembelajaran Quantum Learning
8
• Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika
kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
• Pembelajaran kuantum berupaya memadukan [mengintegrasikan],
menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku
pembelajar dengan lingkungan [fisik dan mental] sebagai konteks
pembelajaran.
• Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
• Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
•Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
• Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran
5. Strategi Pembelajaran Quantum Learning
Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin
penting dalarn pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan
dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort akan
dapat digantikan dengan learning with fun. Apalagi dalam pembelajaran orang
dewasa, learning with effort menjadi hal yang cukup menyulitkan untuk
dilaksanakan karena berbagai faktor pembatas, seperti kemauan berusaha,
mudah bosan dll. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak
membosankan menjadi pilihan para guru/fasilitator. Jika situasi belajar seperti
ini tidak tercipta, paling tidak multimedia dapat membuat belajar lebih efektif
menurut pendapat beberapa pengajar.
Sedangkan Strategi pembelajaran yang lain, Seperti:
• Teori otak kanan/kiri
• Teori otak triune (3 in 1)
• Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik)
9
• Teori kecerdasan ganda
• Pendidikan holistik (menyeluruh)
• Belajar berdasarkan pengalaman
• Belajar dengan symbol
• Simulasi/permainan
6. Perbedaan Quantum Learning dan Quantum Teaching
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model
pembelajaran yang sama-sama dikemas Boby DePorter yang diilhami dari
konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat.
1. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada
di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep
TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,
dan Rayakan.
2. Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat
menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara
cepat, menyenangkan, dan berkesan.Pola Quantum Teaching terangkum
dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku
Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning
diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar.
2.2. E- learning
1. Pengertian E-Learning
Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai e-learning,
seperti yang dipaparkan oleh Thomson, Ganxglass, dan Simon (dalam
Siahaan, 2004) bahwa e-learning merupakan suatu pengalaman belajar
10
yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh e-learning
(pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya
menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya
(database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau
bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau
berkolaborasi secara (secara langsung/synchronous dan secara tidak
langsung/asynchronous). E-learning merupakan bentuk
pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informasi , misalnya internet,
video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara
langsung dan tidak langsung). Kegiatan e-learning termasuk dalam model
pembelajaran individual. Menurut Loftus (2001) dalam Siahaan (2004)
kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan
kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik
memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun
takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara
fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar,
meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya.
Profil peserta e-learning adalah seseorang yang :
(1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki
komitmen untuk belajar secara bersungguh-sungguh karena tanggung
jawab belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri
(2) senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi
pengembangan diri terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan
(3)mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah
konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan
materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional
setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusan sehingga mengambil
11
beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa
tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan.
C. Fungsi Pembelajaran Elektronik (e-learning)
Menurut Siahaan (2004), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik
terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) :
1.Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan
bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun
sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.
2.Komplemen (pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi
pengayaan atau remedial.Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila
kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi
pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dikembangkan untuk mereka.Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat
penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan
sebagai program remedial, apabila peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami
materi pelajaran yang disajikan di kelas.
3.Substitusi (pengganti) Dikatakan sebagai substitusi apabila e-learning
dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan
model-model kegiatan pembelajaran.
12
Ada 3 (tiga) alternatif model yang dapat dipilih, yakni :
(1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
(2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
(3) sepenuhnya melalui internet.
D. Penyelenggaraan E-Learning
Pembelajaran elektronik (e-learning) telah dimulai pada tahun 1970-an. Kegiatan
belajar yang bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-learning? Apakah
seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan
melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari internet dapat
dikatakan telah melakukan e-learning? Ilustrasi berikut merupakan kegiatan e-
learning (dalam Siahaan, 2004) :Ada seseorang yang membawa laptop ke sebuah
tempat. Dia melakukan akses terhadap berbagai materi program pelatihan yang
tersedia. Tidak ada layanan bantuan belajar dari tutor maupun dukungan layanan
belajar bentuk lainnya. Dalam konteks ini, apakah orang tersebut dapat dikatakan
telah melaksanakan e-learning?Jawabnya adalah TIDAK.Mengapa? Karena yang
bersangkutan di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya tidak
memperoleh layanan bantuan belajar dari tutor maupun layanan bantuan belajar
lainnya. Bagaimana kalau yang bersangkutan mempunyai telepon genggam
kemudian menghubungi seorang tutor?Apakah dalam konteks ini dapat dikatakan
bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan e-learning? Jawabnya YA.Dari
ilustrasi di atas, setidaknya dapat ditarik 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan
kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu :
a.kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (misalnya
penggunaan internet)
b.tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta
didik, misalnya CD-Room, atau bahan cetak.
c.tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta didik apabila
mengalami kesulitan.
13
Di samping ketiga persyaratan tersebut masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya :
(a) lembaga yang menyelenggarakan/ mengelola kegiatan e-learning.
(b)sikap positif dari peserta didik dan pendidik/tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet.
(c) rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap
peserta didik.
(d) sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik.
(e) mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Ada beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-learning dewasa ini, antara
lain :
a. harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi
diperlakukan sebagai barang mewah).
b.Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat
dan kapasitas penyimpanan data semakin besar.
c.Memperluas akses atau jaringan komunikasi.
d.Memperpendekjarah dan mempermudah komunikas.
e.Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
E. Manfaat e-Learning Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur (interactivity enhancement).
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities).
Menghemat waktu proses belajar mengajar
Mengurangi biaya perjalanan
14
Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku)
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
F. Elemen e-Learning
1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar /
transfer knowledge :
Tujuan dan sasaran
Silabus
Metode pengajaran
Jadwal
Exercise
Jadwal Ujian
Daftar referensi atau bahan bacaan
2. Kemudahan akses ke sumber referensi
Diktat
Bahan presentasi
Contoh ujian yang lalu
FAQ (frequently asked questions)
Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
Situs-situs bermanfaaat
Artikel-artikel dalam jurnal online
3. Komunikasi dalam ruangan
Forum diskusi online
Mailing list diskusi
Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan
jadwal,informasi tugas dan deadline-nya)
15
4. Penilaian
Kuis, Latihan
Tugas, Ujian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran
kuantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi pembelajaran yang
umum yang dapat diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis, lingkungan
rumah, lingkungan perusahanan, maupun di dalam lingkungan sekolah
(pengajaran). Secara konseptual, falsafah dan metodologi pembelajaran
kuantum membawa angin segar bagi dunia pembelajaran di Indonesia sebab
karakteristik, prinsip-prinsip, dan pandangan-pandangannya jauh lebih
menyegarkan daripada falsafah dan metodologi pembelajaran yang sudah ada
(yang dominan watak behavioristis dan rasionalisme Cartesiannya). Meskipun
demikian, secara nyata, keterandalan dan kebaikan falsafah dan metodologi
pembelajaran kuantum ini masih perlu diuji dan dikaji lebih lanjut. Lebih-
lebih kemungkinan penerapannya dalam lingkungan Indonesia baik
lingkungan rumah, lingkungan perusahaan, lingkungan bisnis maupun
lingkungan kelas/sekolah (baca: pengajaran). Khusus penerapannya di
lingkungan kelas menuntut perubahan pola berpikir para pelaksana
pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, dan struktur organisasi
sekolah dan struktur pembelajaran.Jika perubahan-perubahan tersebut dapat
dilakukan niscaya pembelajaran kuantum dapat dilaksanakan dengan hasil
yang optimal.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi
serta desakan kompetisi global, e-learning saat ini dirasakan tidak saja sebagai
16
media alternatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar tetapi telah
diposisikan sebagai alat dalam mencapai pembentukan kompetitif yang global.
Perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah pengguna
internet terus meningkat, jumlah institusi penyelenggara e-learning dan
peserta didik yang mengikutinya juga bertambah.
B. Saran-saran
Demikian makalah ini, kami sadar bahwasanya makalah ini jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami menerima kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ke depan.
17
DAFTAR PUSTAKA
De Porter, Bobbi. 2009. Quantum Learning. Bandung:KAIFA
Purbo, Onno W. 2003. E-Learning dan Pendidikan.Artikel Dalam Cakrawala
Pendidikan Universitas Terbuka.
Siahaan, Sudirman. 2004. E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah
Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran.Sumber dari internet.
Simamora, Lamhot S.P. 2003. E-Learning : Konsep dan Perkembangan teknologi
Yang Mendukungnya. Artikel dalam Cakrawala Pendidikan Universitas Terbuka.
18